You are on page 1of 7

Jurnal Kimia Mulawarman Volume15Nomor1November2017 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)
SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI

THE PHYTOCHEMICAL TEST AND TOXICITY TEST LEAVES GAMAL (Gliricidia


sepium) EXTRACT AS A BOTANICAL INSECTICIDE

Ajeng Kartini*, Daniel Tarigandan Chairul Saleh


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman, Samarinda
*
Corresponding Author : ajengkartini170@gmail.com

Submit : 08 Maret 2017 Accepted : 06 November 2017

ABSTRACT

Research on phytochemical test and toxicity tests of leaf extract of Gliricidia (Gliricidia sepium) as
an insecticide plant have been conducted.. Gliricidia leaves macerated dried samples using ethanol and
fractionated using a solvent n-hexane and ethyl acetate. Phytochemical test showed that it contains alkaloids,
steroids, triterpenoids, phenolic and flavonoid in total extract. N-hexane fraction containing steroids,
triterpenoids and the phenolic. Ethyl acetate fraction containing steroids, triterpenoids, flavonoids, phenolic
and saponin. Toxicity test method Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) showed that the ethyl acetate fraction
had the highest toxicity on shrimp larvae with LC50 values of 49.29 ppm. TestActivity as an insecticide plant
conducted in animal infestation of rice (Sitophylusorizae Leach) Value LC50 is determined using a regression
line between log concentration and probit mortality, the LC50 obtained is 2.831%. Analysis of the content of
chemical compounds in the ethyl acetate fraction from the leaves of Gliricidia produces 9 peak component
compounds at mass spectra are shown from the results of GC-MS with 2 peaks compound dominant that
serves as an insecticide plant them 2-(3H)-Benzofuranone, 3-methyl and dl-Limonene.

Keywords : Gamal (Gliricidia sepium), Phytochemicals,Toxicity,Botanical Insecticide

PENDAHULUAN lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan


Beras merupakan makanan pokok yang ternak karena residunya mudah hilang. Salah satu
dikonsumsi masyarakat Indonesia. Permasalahan tanaman yang dapat digunakan sebagai
utama yang dapat mengakibatkan penurunan insektisida nabati adalah daun gamal (Gliricidia
kualitas beras dipenyimpanan hasil pertanian sepium), karena daun dan kulit batang sejak lama
yaitu adanya serangan hama. Hama utama yang sudah dikenal sebagai racun tikus dipusat
menyerang beras didalam penyimpanan yaitu Amerika dan esktrak gamal juga bersifat anti
kutu beras (Sitophylus orizae Leach). Serangga jamur [2].
Sitophylus oryzae Leach menyebabkan butiran Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan
beras menjadi berlobang kecil-kecil serta mudah penelitian ini untuk mengetahui tentang senyawa
pecah sehingga kualitasnya rendah. Dimana metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak
hama kutu beras dapat menyerang setiap waktu. total daun gamal (Gliricidia sepium), fraksi
Kehadiran hama kutu beras ini perlu etanol, fraksi n-Heksan, dan fraksi etil asetat.
dikendalikan dengan tepat, agar kualitas dan Kemudian dari hasil tersebut dilakukan uji
kuantitas beras dalam simpanan tidak menurun. toksisitas terhadap larva udang dengan metode
Salah satu cara pengendalian yaitu dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) untuk
menggunakan bahan tanaman sebagai insektisida mengetahui pada fraksi mana yang paling efektif
nabati [1]. tingkat toksisitasnya. Ekstrak paling toksik
Insektisida nabati berasal dari tanaman dilanjutkan dengan uji karakterisasi GC-MS
yang berupa bahan alami yang memenuhi untuk mengetahui kandungan kimia pada fraksi
beberapa kreteria seperti: aman, murah, mudah yang paling aktif, dan dilakukan pengujian untuk
diterapkan dan efektif membunuh hama. Bahan mengetahui efektifitasnya terhadap mortalitas
dari tanaman ini juga mudah terurai hama Kutu beras (Sitophylus oryzae Leach)
(Biodegradable) sehingga tidak mencemari

Kimia FMIPA Unmul 53


AjengKartini UjiFitokimia
Kimia FMIPA UNMUL

dalam kondisi laboratorium sebagai insektisida Fraksinasi


nabati. Ekstrak total etanol daun gamal
Dari hasil penelitian ini diharapkan ekstrak difraksinasi berdasarkan perbedaan kepolaran
daun gamal dapat dijadikan salah satu tumbuhan pelarut-pelarut organik. Sejumlah ekstrak total
yang berfungsi sebagai insektisida nabati, daun gamal ditambahkan etanol dan difraksinasi
sehingga akan menambah nilai guna dari dengan n-heksan didalam corong pisah sehingga
tumbuhan tersebut. Sekaligus dapat memecahkan diperoleh 2 fraksi yaitu fraksi etanol dan fraksi n-
permasalahan dibidang pertanian khususnya pada heksan. Dilakukan penambahan n-heksan
hasil panen beras. berulang kali hingga diperoleh fraksi n-heksan
yang jernih. Fraksi n-heksan kemudian
METODOLOGI PENELITIAN dipekatkan dengan menggunakan rotary
Alat evaporator dan disebut sebagai ekstrak fraksi n-
Adapun alat yang digunakan dalam heksan.
penelitian ini antara lain Erlenmeyer, corong Fraksi etanol kemudian difraksinasi
kaca, gelas kimia, gelas ukur, neraca analitik, dengan penambahan etil asetat. Fraksinasi
seperangkat alat Buchi rotary evaporator, dilakukan secara berulang hingga diperoleh
desikator, corong pisah, tabung reaksi, rak tabung ekstrak etil asetat yang jernih. Fraksi etil asetat
kemudian dipekatkan menggunakan rotary
reaksi, labu ukur, plat mikro, Tube Lamp (TL),
evaporator dan disebut sebagai fraksi etil asetat.
pipet tetes, pipet mikro, hot plate, gunting, batang
pengaduk, cawan petri, magnetik stirer ,spatula, Uji Fitokimia
jarum, gelas plastik, , tiang statif, gas Uji Alkaloid
kromatografi massa spektrometri (GC-MS). Uji Alkaloid dilakukan dengan preaksi
Dragendorff (Kalium tetraiodobismutat).
Bahan
Sejumlah ekstrak total dan masing-masing fraksi
Adapun bahan yang digunakan dalam
dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Larutan
penelitian ini antara lain daun gamal, etanol, n-
ekstrak sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan
heksan, etil asetat, aquades, kloroform amoniak,
dengan 5 tetes asam sulfat 2 N dan didiamkan
dietil eter, asam sulfat (H2SO4), CH3COOH
beberapa saat. Larutan kemudian ditambahkan
glasial, preaksi dragendrof (Bi (NO3)2.5H2O,
dengan 3 tetes preaksi dragendorff. Adanya
HNO3, FeCl3, asam klorida, kalium dan serbuk
alkaloid ditunjukan dengan terbentuknya endapan
magnesium (Mg), aluminium foil, kertas saring,
jingga sampai merah coklat pada pereaksi
telur udang (Artemia salina Leach), kutu beras
dragendroff [3].
dan beras.
Uji Saponin ( Uji Forth)
Sejumlah ekstrak total dan masing-masing
PROSEDUR PENELITIAN
fraksi dilarutkan dalam 2 mL aquades kemudian
Persiapan Sampel
dikocok kuat tabung reaksi, jika timbul busa
Sampel daun gamal yang terkumpul
ditambah 1 tetes HCl pekat. Ekstrak positif
dibersihkan dari kotoran yang menempel dan
mengandung saponin apabila terdapat busa
dikeringanginkan pada suhu ruangan sampai
dengan ketinggin 1-3 cm bertahan selama 15
sampel benar-benar kering, sampel yang telah
menit [4].
kering dipotong menjadi kecil dan dihaluskan .
Uji Steroid dan Triterpenoid/ Uji Libermann-
burchard
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder
Uji steroid dan triterpenoid dilakukan
Ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari
dengan perekasi Lieberman Burchard (Asam
sampel kering daun gamal dilakukan dengan cara
asetat glasial dan asam sulfat pekat 10:1)
maserasi. Sampel kering yang telah dihaluskan
sejumlah ekstrak total dan masing-masing fraksi
direndam dalam pelarut etanol selama beberapa
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Larutan
hari dalam suhu ruang. Maserasi dilakukan secara
ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan dengan 10
berulang-ulang hingga larutan ekstrak tidak
tetes asam asetat glasial. Larutan dikocok
berwarna lagi. Ekstrak yang diperoleh kemudian
perlahan dan dibiarkan selama beberapa menit
disaring dan diuapkan pelarutnya dengan
kemudian ditambahkan dengan 2-3 tetes asam
menggunakan rotary evaporator sehingga
sulfat pekat. adanya Steroid memberikan warna
diperoleh ekstrak total etanol daun gamal.
biru atau hijau, sedangkan untuk triterpenoid
memberikan warna merah atau ungu.

54 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume15Nomor1November2017 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

Uji Flavonoid berikut: baris I = 1000 ppm, baris II = 500 ppm,


Uji Flavonoid dilakukan dengan metode baris III = 250 ppm, baris IV = 125 ppm, baris V
wilstater. Sejumlah ekstrak total dan masing- = 62,5 ppm, baris VI = 31,2 ppm, baris VII =
masing fraksi dilarutkan dengan pelarut yang 15,6 ppm, baris VIII = 7,8 ppm.
sesuai. Larutan ekstrak sebanyak 1 mL kemudian Selanjutnya kedalam larutan sampel pada
ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 3 tetes HCL plat uji dan larutan kontrol pada plat kontrol
pekat. Uji positif ditunjukan dengan terbentuknya ditambahkan 100 μL air laut yang mengandung
warna merah, kuning atau jingga 8-15 larva udang dan dibiarkan selama 24 jam.
Uji Fenolik Jumlah larva udang yang mati dan hidup pada
Sejumlah ekstrak total dilarutkan dan setiap baris plat uji dihitung setelah 24 jam dan
masing-masing fraksi dilarutkan dalam pelarut nilai LC50 ditentukan dengan uji probit
yang sesuai. Larutan ekstrak sebanyak 1 mL menggunakan SAS (Statistical Analisis System).
ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3 1% . Ekstrak
positif menghasilkan warna hijau , merah, ungu, Analisis Senyawa Ekstrak Daun Gamal
biru atau hitam pekat. dengan GC-MS
Sampel ekstrak daun gamal fraksi etil
Uji toksisitas Larva Udang Metode BSLT asetat dianalisis dengan Kromatografi Gas-
(Brine Shrimp Lethality Test) spektrometri massa untuk mengetahui kandungan
Pengujian toksisitas dilakukan terhadap kimia yang terdapat pada sampel.
ekstrak n-Heksan, etil asetat dan ekstrak kasar
etanol. Pengujian Ekstrak Daun Gamal terhadap
Penetasan telur Artemia salina Leach kutu beras (Sitophylus Oryzae Leach)
Sebuah kompartemen yang terdiri dari dua Penyiapan Bioindikator
bagian yang dipisahkan dengan sekat berlubang Terlebih dahulu disiapkan kutu beras yang
disiapkan untuk pembiakan larva udang. akan digunakan, kutu beras didapatkan dari
Sebanyak 10 mg telur udang Artemia salina tempat penyimpanan beras yang sudah berkutu
Leach ditambahkan 100 mL air laut yang telah kemudian dilakukan pemilihan kutu beras secara
disaring dan dimasukan ke dalam kompartemen visual untuk kutu beras yang diujikan.
yang gelap sedangkan kompertemen lainnya Uji Mortalitas kutu beras
diberi pencahayaan lampu teflon agar menetas Ekstrak daun gamal fraksi etil asetat dibuat
sempurna. Setelah 48 jam telur udang menetas beberapa konsentrasi yaitu 1,5%, 2%, 2,5% dan
dan siap diuji cobakan [5]. 3%. Ditimbang masing-masing beras (makanan
Pembuatan Larutan Sampel 1000 ppm kutu beras) seberat ± 25 gram, beras direndam
Sebanyak 1 mg sampel dilarutkan dalam pada masing-masing konsentrasi ekstrak ± 10
100 μL DMSO dan diencerkan dengan 900 μL air menit kemudian dikering anginkan pada suhu
laut sehingga diperoleh konsentrasi 1000 ppm. ruang. Sebagai kontrol digunakan beras yang
Pembuatan Larutan Kontrol tidak diberi ekstrak tetapi hanya diberi aquadest
Larutan kontrol dibuat sama dengan (perlakuan dengan konsentrasi (0%), kemudian
prosedur diatas tanpa menggunakan sampel. beras yang telah mengandung ekstrak tersebut
Prosedur Uji Metode Meyer dimasukan kedalam bejana uji lalu dimasukan 10
Sebuah 2 buah plat mikro standar ekor kutu beras. Bejana uji yang telah berisi kutu
disiapkan masing-masing untuk plat uji dan plat beras ditutup dengan aluminium lalu ditusuk-
kontrol. Baris I dan II masing-masing 3 kolom tusuk dengan jarum agar udara dapat masuk.
dimasukan 100 μL sampel 1000 ppm pada plat Setiap konsentrasi perlakuan dilakukan
uji dan 100 μL larutan kontrol pada plat kontrol. pengulangan masing-masing tiga kali.
Larutan baris II pada plat uji diencerkan dengan Parameter yang diamati adalah jumlah
100 μL air laut dan diaduk. Kemudian dipipet kutu yang mati selama 72 jam pada masing-
kembali 100 μL larutan baris II dan dimasukan masing unit perlakuan dan dihitung jumlah
kedalam baris III. Larutan baris III diencerkan akumulatifnya.Data mortalitas kutu beras selama
kembali dengan 100 μL air laut sambil diaduk 72 jam ditulis ke dalam tabel pengamatan,
dan dimasukan kedalam baris selanjutnya. sedangkan hasil isolasi diuraikan secara
Seterusnya dilakukan hal yang sama sampai baris deskriptif. Nilai dugaan 50% konsentrasi (LC50)
terakhir sehingga diperoleh konsentrasi larutan ditentukan dengan menggunakan persamaan garis
pada masing-masing baris plat uji sebagai

Kimia FMIPA Unmul 55


AjengKartini UjiFitokimia
Kimia FMIPA UNMUL

regresi antara log konsentrasi dan probit Keterangan :


kematian (probit analisis). (+) = mengandung senyawa metabolit sekunder
(-) = tidak mengandung senyawa metabolit
sekunder

Uji Toksisitas (BSLT)


HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan dengan Analisis
Hasil Ekstraksi probit SAS terhadap ekstrak kasar Etanol, Fraksi
Sampel yang digunakan pada penelitian ini n-heksan, fraksi etil asetat daun gamal (Gliricidia
adalah daun gamal (Gliricidia sepium). sepium) diperoleh LC50 (Lethal Concentration
Tumbuhan ini diperoleh dari Handil Kecamatan 50%), diperlihatkan pada tabel 3.
Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartenegara dan
telah dideterminasi di Laboratorium Sistematika Tabel 3. Nilai LC50 Uji Mortalitas Larva Udang
dan Anatomi Tumbuhan FMIPA. Adapun berat pada Ekstrak Kasar Etanol, Ekstrak
ekstrak dan masing-masing fraksi disajikan fraksi n-heksan dan Ektrak Fraksi Etil
dalam tabel berikut ini: asetat daun gamal (Gliricidia sepium).
LC50
No Jenis Ekstrak
Tabel 1. Ekstrak Hasil Ekstraksi Daun Gamal. (ppm)
Massa 1
Jenis Ekstrak Ekstrak kasar Etanol 61,31
(Gram)
Ekstrak kasar Etanol 50,25 Ekstrak Pekat Fraksi n-
2 66,48
heksana
Ekstrak Pekat Fraksi n-
7, 80 Ekstrak Pekat Fraksi etil
heksana 3 49,29
asetat
Ekstrak Pekat Fraksi etil
17,54
asetat
Berdasarkan data diatas menunjukan
bahwa ekstrak fraksi etil asetat memiliki
Skrining Fitokimia
bioaktivitas paling tinggi terhadap larva udang,
Berdasarkan hasil uji fitokimia terhadap
yang ditunjukan dengan nilai LC50 yang paling
ekstrak kasar etanol, ekstrak fraksi n-heksana dan
kecil yaitu 49,29 ppm. Nilai ini menunjukan
ekstrak fraksi etil asetat dari daun gamal
bahwa pada konsentrasi tersebut, ekstrak sampel
(Gliricidia sepium) terlihat kandungan metabolit
mampu membunuh larva udang sampai 50 %
sekundernya seperti yang ditunjukkan pada Tabel
populasi.
2.
Analisis GC-MS Fraksi Etil Asetat Daun
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia dari Ekstrak Kasar
Gamal
Etanol, Ekstrak Pekat Fraksi n-heksana
Analisa senyawa pada fraksi etil asetat
dan Ekstrak Pekat Fraksi Etil Asetat
daun gamal menggunakan GC-MS dilakukan
daun gamal (Gliricidia sepium)
untuk mengetahui komposisi dan berat molekul
Jenis Ekstrak dari fraksi etil asetat tersebut, diperoleh informasi
Ekstrak komponen senyawa kimia pada fraksi etil asetat
Jenis Ekstrak Ekstrak
Fraksi daun gamal sebanyak 9 senyawa, dari 9 senyawa
Senyawa Kasar Fraksi n-
Etil tersebut terdapat 2 senyawa dominan yang
Etanol Heksan mempunyai aktivitas sebagai Insektisida nabati
Asetat
menurut literatur yaitu 2(3H)-Benzofuranone, 3-
Alkaloid + - - metil (CAS) dan dl-limonena dengan masing-
masing persen area sebesar 43,035 % dan 16,33%
Saponin - - +
dapat dilihat pada Tabel 4.
Steroid - + +
Tabel 4. Hasil Analisis GC-MS Fraksi Etil
Triterpenoid + + + Asetat Daun Gamal
Waktu %
Peak NamaSenyawa
Flavonoid + - + Retensi total
Fenolik + + +

56 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume15Nomor1November2017 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

Asam propanoat,
1 2,550 16,33 etil ester (CAS)
metil laurat
2 4,353 0,544
3 4,466 2,629 Xylene
Benzene, 1,3-
4 4,841 0,897
dimetil
5 7,079 19,895 dl-limonena
6 8,193 6,028 linalool L
7 10,327 3,819 z-cintral
8 10,745 6,823 z-cintral
2 (3H)
9 12,408 43,035 Benzofuranone, 3
metil (CAS)
Gambar 3. Spektrum massa 2(3H)-
Benzofuranone, 3-metil
Berikut adalah hasil spectra massa analisa GC-
MS dari fraksi etil asetat daun gamal (Gliricidia
Pola fragmentasi dari senyawa 2(3H)-
sepium)
Benzofuranone, 3-metil (CAS) dapat
digambarkan sebagai berikut:

O O
O
+e - c= o
O O
(28)

CH3 CH3
CH3

2(3H)-Benzofuranone, 3-methyl (CAS) m/z= 120


m/z= 148

Gambar 4. Pola Fragmentasi senyawa 2(3H)-


Gambar 1. Spektrum Massa dari fraksi etil Benzofuranone, 3-metil (CAS)
asetat daun gamal (Gliricidia
sepium) Spektra Massa berikutnya adalah spektrum
massa dl-Limonena yang memiliki waktu retensi
sebesar 7.079 dan presentase sebesar 19.895%.
Senyawa dl-Limonena memiliki berat molekul
136 dengan rumus C10H16.

Gambar 2. Spektrum Massa dari fraksi etil


asetat daun gamal (Gliricidia
sepium)

Berikut adalah spektra massa 2 (3H)-


Benzofuranone, 3-metil- (CAS) yang memiliki Gambar 5. Spektrum massa dl-limonena
waktu retensi sebesar 12.408, presentase sebesar
43,035% memiliki berat molekul 148 dengan Pola fragmentasi dari senyawa dl-limonena dapat
rumus C9H8O2. digambarkan sebagai berikut: [6].

Kimia FMIPA Unmul 57


AjengKartini UjiFitokimia
Kimia FMIPA UNMUL

CH3 CH3
insektisida nabati. Penelitian yang telah
C C
HC - CH3 - CH2
C dilakukan mengisolasi dan mengidentifikasi
(15) (14) beberapa turunan senyawa benzofuran dari
CH3 H2C CH3
CH3
tanaman A.odorata memiliki toksisitas yang kuat
H2C CH3 H2C m/z = 107 H2C
d-Limonena m/z = 136 m/z = 121 terhadap larva spodoptera littoralis. Wibaldus
- CH2
CH3 (14)
menginformasikan senyawa dl-limonena dari
c

HC
C
minyak atsiri jeruk nipis menyebabkan mortalitas
CH3
rayap dan dapat merusak sistem syaraf pada
H2C
m/z = 93 rayap. Kedua literatur tersebut membuktikan
H2C CH3
m/z = 136 (15) - CH3
bahwa senyawa 2(3H)- Benzofuranone, 3-metil
(68) retro-Diels Alder c
dan dl-limonena berpotensi sebagai insektisida
CH3 CH2
C
nabati.
+ H2C
m/z = 80
CH CH2

CH2
H2C CH3
Hasil Uji Insektisida Nabati Ekstrak
m/z=68
EtilAsetat Daun Gamal Terhadap Kutu Beras
Insektisida nabati yang berasal dari ekstrak
fraksi etil asetat daun gamal. Hasil pengamatan
Gambar 6. Pola Fragmentasi senyawa dl
uji Insektisida nabati terhadap kutu beras pada
limonena
berbagai konsentrasi diperoleh data yang
ditunjukkan pada Tabel 5 berikut:
Senyawa 2(3H)- Benzofuranone, 3-metil
dan dl-limonena menurut literatur yang diperoleh
senyawa tersebut memiliki potensi sebagai

Tabel 5. Hasil Uji Mortalitas Kutu Beras


Jumlah Hewan Uji Persentase
Konsentrasi Jumlah yang Mati Rata-rata
No Mortalitas
(%) Hewan Uji Mortalitas
(%)
U1 U2 U3
1 Kontrol 10 0 0 0 0 0

2 1,5 10 1 2 2 1,66 16,6

3 2,0 10 4 3 3 3,33 33,3

4 2,5 10 4 5 5 4,66 46,6

5 3,0 10 7 6 8 7 70
Nilai konsentrasi ekstrak daun gamal fraksi y = 2,063x - 0,059
etil asetat dan mortalitas kutu beras pada Tabel 6 R² = 0,978
Probit Kematian (y)

5, konsentrasi diubah dalam bentuk Xi (log 5


(konsentrasi x 100) dan mortalitas kutu beras 4 probit kematian
dari setiap ulangan dalam bentuk skala probit 3
2
untuk melihat hasil LC50. Log konsentrasi 1 Linear (probit
diperoleh kurva hubungan konsentrasi ekstrak 0 kematian)
daun gamal fraksi etil asetat dengan probit -1 0 2 4
kematian kutu beras. Grafik tersebut dapat
dilihat pada Gambar 7. Log Konsentrasi (x)

Gambar 7. Persamaan Probit Kematian

Berdasarkan analisis regresi antara log


konsentrasi ekstrak dengan probit kematian
hewan uji diperoleh persamaan regresi linier Yi=
2.063x - 0.059 dengan nilai korelasi R² =

58 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume15Nomor1November2017 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

0.978 pada garis regresinya menunjukan garis bahwa pada konsentrasi tersebut terjadi kematian
lurus, maka diperoleh nilai toksisitas LC50 sebanyak 50 % dari hewan uji selama 72 jam.
sebesar 2,831% diartikan bahwa pada konsentrasi Hasil identifikasi kandungan kimia dengan GC-
tersebut terjadi kematian sebanyak 50 % dari MS dari daun gamal fraksi etil asetat didapatkan
hewan uji selama 72 jam. 2 senyawa yang paling dominan yang berfungsi
Metode pengujian insektisida nabati sebagai insektisida nabati yaitu diduga senyawa 2
dilakukan dengan metode pencampuran (3H)- Benzofuranone, 3-metil- (CAS) dan dl-
makanan. Ekstrak fraksi etil asetat daun gamal Limonena.
dicampurkan dengan beras sebagai sumber
makanan Sitophylus orizae . Ekstrak daun gamal DAFTAR PUSTAKA
diduga bersifat racun perut dan racun pernapasan [1] Benny. 2016. Uji Dosis Tepung Buah Sirih
terhadap Sitophylus orizae, dimana pada Hutan (Piper aduncum L) Terhadap
seranggga yang telah diberi perlakukan ekstrak Mortalitas Hama Sitophilus oryzae L, Pada
daun gamal menunjukan gejala awal yaitu Beras Dipenyimpanan. Jorn Faperta Vol 3
serangga bergerak naik kealuminium foil penutup No 1 Februari 2016. Universitas Riau.
bejana uji. Hal ini membuktikan bahwa bahan [2] Nismah, Utami dan Pratami, D.G. 2011.
aktif dalam ekstrak daun gamal fraksi etil asetat Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak
mengganggu pernapasan serangga dengan adanya Serbuk Daun Gamal (Gliricidia sepium) dan
peningkatan CO2 melebihi konsentrasi O2 Uji Toksisitasnya Terhadap Hama Kutu
sehingga serangga bergerak mencari udara segar. Putih Pepaya (Paracoccus marginatus).
Konsentrasi O2 yang rendah menyebabkan Laporan Penelitian Fakultas MIPA,
spirakel serangga terus membuka dan Universitas Lampung.
menyebabkan kematian. Beberapa serangga uji [3] Robinson. 1995. Kandungan Kimia Organik
yang mati dalam posisi terbalik, hal ini karena Tumbuhan Tinggi. Bandung : Penerbit ITB.
terjatuh dari penutup dan tidak mampu [4] Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia:
membalikan tubuh keposisi kedaaan sebenarnya Penentuan Cara Modern Menganalisis
[7]. Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
[5] Kadarisman, I. 2000. “Isolasi dan
KESIMPULAN Indentifikasi Senyawa Kimia Bioaktif dari
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar
diketahui jenis metabolit sekunder yang Roxb)”. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA,
terkandung pada ekstrak kasar etanol Institut Pertanian Bogor.
mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, [6] Wibaldus. 2016. Bioaktivitas Minyak Atsiri
fenolik dan flavonoid; Ekstrak fraksi n-heksan Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
mengandung senyawa steroid, triterpenoid dan Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes sp.).
fenolik. Ekstrak fraksi etil asetat mengandung Program Studi Kimia Fakultas Matematika
senyawa steroid, triterpenoid, flavonoid, fenolik dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
dan saponin. Berdasarkan hasil uji LC50 Tanjung Pura.
mortalitas larva udang (BSLT) didapatkan nilai [7] Novizan. 2002. Membuat dan
LC50 pada ekstrak kasar etanol yaitu 61,31 ppm, Memanfaatkan Pestisida Ramah
pada fraksi n-heksan yaitu 66,48 ppm, pada Lingkungan. Jakarta: PT. Agromedia
freaksi etil asetat 49,29 ppm dimana fraksi etil Pustaka.
asetat memiliki toksisitas yang paling tinggi
Berdasarkan hasil uji toksisitas terhadap kutu
beras ekstrak fraksi etil asetat daun gamal
didapatkan nilai LC50 yaitu 2,831% diartikan

Kimia FMIPA Unmul 59

You might also like