You are on page 1of 7

UJI TOKSISITAS DAN SIFAT ALELOPATI EKSTRAK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica)

TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI PADI (Oryza sativa)

TOXICITY TEST AND ALLELOPATHY TEST OF ALANG-ALANG (Imperata cylindrica)


EXTRACT ON RICE SEED (Oryza sativa)

Triani Kurniati1,*, Daniel1, Sudrajat2


1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman
Jalan Barong Tongkok, Kampus Gn. Kelua, Samarinda 75123
2
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman
Jalan Barong Tongkok, Kampus Gn. Kelua, Samarinda 75123
*E-mail: trikurniati3@gmail.com

Received: 02 June 2017, Accepted: 05 March 2018

ABSTRACT

This study aims to determine the toxicity and alelopathic properties of alang-alang (Imperata cylindrica) extract on
the germination of rice seed (Oryza sativa). Dried samples root of Imperata root from Kutai Lama was macerated
using ethanol and fractionation solvent using n-hexane and ethyl acetate solvent. The samples were determined for
phytochemical and toxicity tests using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method. The fraction showing the
lowest LC50 values was then tested for allelopathy and analyzed by GC-MS. The results of the phytochemical
screening test exhibited the presence of alkaloids, triterpenoids and phenols. Result of toxicity test with BSLT
(Brini Shrimp Lethality Test) method showed that ethanol fraction had highest toxicity on shrimp larvae with LC 50
value of 647.5364 ppm. Test of allelopathic compounds from alang-alang (Imperata cylindrica) extract conducted
on rice seed (Oryza sativa) has a significant effect on germination of rice seeds. Analysis of chemical compound
content in the ethanol fraction of alang-alang root resulted in two peak component of the compound in mass spectra
indicated from GC-MS result that is phenol and tetradecamethylcycloheptasiloxane.

Keywords: Alang-alang (Imperata cylindrica), Phytochemistry, Toxicity and Allelopathy Properties of Rice Seeds

PENDAHULUAN adanya amensalisme ini yaitu dapat menghambat


Padi merupakan salah satu hasil pertanian yang penyerapan hara, menghambat pembelahan sel-sel
merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat akar tumbuhan, memengaruhi perbesaran sel
Indonesia. Hampir diseluruh wilayah negara tumbuhan, menghambat respirasi akar, menghambat
Indonesia menjadi sentra produksi tanaman padi. sintesis protein, menurunkan daya permeabilitas
Menurut data dari Departemen Pertanian (2007), membran pada sel tumbuhan serta menghambat
produktivitas padi sawah di Indonesia berkisar 4,8-6 aktivitas enzim [3].
ton/ha, sedangkan produktivitas padi gogo masih Beberapa jenis senyawa alelopati yang cukup
berkisar 1-2 ton/ha. Melihat hasil produktivitas potensial antara lain berasal dari ekstrak tumbuhan
tersebut, padi gogo memiliki produktivitas yang alang-alang (Imperata cylindrica), akasia (Acacia
masih sangat rendah. Permasalahan yang ditemukan mangium), jagung (Zea mays) dan pinus (Pinus
dalam pertanaman padi gogo diantaranya adanya merkussi). Salah satu masalah rendahnya
fase-fase kritis padi, seperti fase awal pertumbuhan, produktivitas padi gogo yaitu pada awal pertumbuhan
primordia bunga hingga munculnya bunga dan (perkecambahan) yang biasanya disebabkan oleh
pengisian biji [1]. tanaman invasif (alang-alang) yang mengandung
Amensalisme adalah interaksi antara dua atau senyawa alelopati sehingga memberikan pengaruh
lebih spesies yang berakibat salah satu pihak nyata terhadap hasil panen. Di kalangan masyarakat
dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh umum, alang-alang merupakan sejenis tanaman liar
yaitu tidak rugi dan tidak untung oleh adanya pengganggu yang merusak keadaan tanah dan
asosiasi. Tipe interaksi amensalisme ini diberi sebagai sumber utama timbulnya bahaya kebakaran
lambang (-, 0). Pada kebanyakan kasus, organisme pada tanaman budidaya dan hutan. Selain itu alang-
yang dirugikan disebabkan oleh bahan kimia yang alang dapat tumbuh menjadi tanaman baru lebih
dikenal sebagai allelopathy [2]. Kerugian dengan cepat dari tanaman budidaya, sehingga ekstrak alang-
54 54
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 54-60

alang dapat menghambat pertumbuhan tanaman berdasarkan perbedaan kepolaran masing-masing


semusim [4]. pelarut organik (non polar, semi polar dan polar).
Dari uraian tersebut, maka dilakukan Ekstrak total ditambahkan etanol kemudian
penelitian untuk mengetahui senyawa metabolit difraksinasi dengan n-heksana. Diambil fraksi n-
sekunder yang terdapat didalam akar alang-alang, heksana kemudian dipekatkan dengan rotary
kemudian pada ekstrak yang paling aktif dilakukan evaporator dan hasilnya disebut sebagai ekstrak
uji toksisitas larva udang dengan metode Brine fraksi n-heksana. Ditambahkan pelarut berulang kali
Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang sampai fraksi tidak berwarna lagi (bening).
dan uji toksisitas terhadap pertumbuhan biji padi. Berikutnya, fraksi etanol difraksinasi kembali
Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa yang dengan etil asetat sehingga diperoleh fraksi etil asetat
diperoleh menggunakan GC-MS. Sehingga nantinya kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator dan
petani dapat mengetahui jenis padi yang tahan hasilnya disebut ekstrak fraksi etil asetat. Fraksi yang
terhadap senyawa alelopati yang terdapat pada telah dihasilkan ditambahkan pelarut berulang kali
tumbuhan alang-alang agar dapat meningkatkan hasil sampai fraksi tidak berwarna lagi (bening) untuk
produksi padi gogo. selanjutnya dilakukan uji fitokimia, uji toksisitas
dengan metode BSLT.
METODOLOGI PENELITIAN
Alat Uji alkaloid
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Ekstrak total, fraksi n-heksana dan etil asetat
adalah cangkul, pisau, gunting, tempat plastik, wadah akar tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
gelas, botol maserasi, corong kaca, beaker glass, dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Kemudian
rotary evaporator, labu ukur, gelas ukur, Erlenmeyer, ditambahkan dengan beberapa tetes H2SO4 2N dan
neraca analitik, spatula, batang pengaduk, tabung dikocok. Lalu ditambahkan dengan pereaksi
reaksi, lampu TL, plat mikro, biji padi, dan kapas. Dragendorff (campuran Bi(NO3)2.5H2O dalam
larutan nitrat dan larutan KI) dan diamati. Uji positif
Bahan alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini jingga sampai merah coklat [5].
adalah akar alang-alang, etanol 96%, aquadest, etil
asetat, heksana, HCl pekat, HCl 2N, larutan FeCl3 Uji flavonoid
1%, serbuk Mg, H2SO4 pekat, H2SO4 2N, pereaksi Uji flavonoid dilakukan dengan metode
Dragendorff, kertas saring, kertas label, tisu, kantong Wilstater. Sejumlah ekstrak kasar dan masing-masing
plastik, aluminium foil, cawan petri, dan pipet tetes. fraksi dilarutkan dalam pelarut yang sesuai kemudian
ditambahkan dengan sedikit serbuk Mg dan beberapa
Prosedur Penelitian tetes HCl pekat. Adanya flavonoid memberikan
Persiapan sampel warna jingga, merah hingga merah tua [6].
Sampel akar dari tanaman alang-alang
(Imperata cylindrica) dikumpulkan dalam sebuah Uji saponin
plastik, dibersihkan dari kotoran dengan air yang Ekstrak total, fraksi n-heksana dan etil asetat
mengalir, kemudian dikeringanginkan selama akar tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
beberapa minggu pada suhu ruang dan dipotong- ditambah air panas, dikocok kuat, jika timbul busa
potong hingga berukuran ± 1cm. ditambahkan 1 tetes HCl pekat. Uji positif saponin
jika timbul busa dengan ketinggian 1-3 cm yang
Ekstraksi bertahan selama 15 menit [5].
Sampel akar dari tanaman alang-alang
(Imperata cylindrica) yang sudah dipotong-potong Uji steroid dan triterpenoid
ditimbang dan diekstraksi secara maserasi dengan Uji steroid dan triterpenoid dilakukan dengan
menggunakan pelarut etanol 96%. Kemudian filtrat pereaksi Liebermann-Burchard (asam asetat glasial
disaring dan dipekatkan dengan menggunakan rotary dan H2SO4 pekat). Sejumlah ekstrak kasar dan
evaporator pada suhu 30-40ºC (Harborne, 1987) masing-masing fraksi dilarutkan dalam pelarut yang
sehingga menghasilkan ekstrak total pekat. Ekstraksi sesuai dan ditambahkan pereaksi Liebermann-
dilakukan berulang kali hingga larutan tidak Burchard. Larutan dikocok perlahan dan didiamkan
berwarna lagi. selama beberapa menit. Adanya triterpenoid
memberikan warna merah jingga atau ungu [7]
Fraksinasi sedangkan steroid memberikan warna biru hingga
Ekstrak total yang dihasilkan difraksinasi kehijauan [8]

55
Uji fenolik 2. Pertambahan tinggi tanaman (cm) diukur mulai
Ekstrak total, fraksi n-heksana dan etil asetat dari pangkal batang hingga ujung daun terpanjang.
akar tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
ditambahkan pelarut yang sesuai dan larutan besi Penentuan senyawa kimia
(III) klorida (FeCl3) 1% beberapa tetes. Uji positif Penentuan senyawa kimia menggunakan
fenolik memberikan warna hijau, merah, ungu, biru Spektrofotometri Massa- Kromatografi Gas (GC-MS)
atau hitam yang kuat [5]. untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat
pada sampel uji.
Uji toksisitas akut (metode Meyer)
Sebanyak 2 buah plat mikro standar disiapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing untuk plat uji dan plat kontrol. Ke
dalam baris I dan II masing-masing 3 kolom Tabel 1. Berat ekstrak fraksi n-heksana, etil asetat
dimasukkan 100 µL sampel 1000 ppm pada plat uji dan etanol air akar tanaman alang-alang
dan 100 µL larutan kontrol pada plat kontrol. Larutan (Imperata cylindrica)
baris I pada plat uji diencerkan dengan 100 µL air Jenis Ekstrak
Berat
Rendemen (%)
laut dan diaduk. Kemudian dipipet kembali 100 µL (gram)
Ekstrak fraksi
larutan baris II dan dimasukkan ke dalam baris III. n-heksana
- -
Larutan baris III diencerkan kembali dengan 100 µL Ekstrak fraksi
24,5635 36,9093
air laut sambil diaduk dan dimasukkan ke dalam baris etil asetat
selanjutnya. Seterusnya dilakukan hal yang sama Ekstrak fraksi
39,8236 59,5951
sampai baris terakhir sehingga diperoleh konsentrasi etanol-air
larutan pada masing-masing baris plat uji sebagai
berikut: baris I = 1000 ppm, baris II = 500 ppm, baris Tabel 2. Kandungan senyawa metabolit sekunder
III = 250 ppm, baris IV = 125 ppm, baris V = 62,5 ekstrak total dan fraksi akar tanaman alang-
ppm, baris VI = 31,2 ppm, baris VII = 15,6 ppm dan alang (Imperata cylindrica)
Jenis ekstrak
baris VIII = 7,8 ppm.
Jenis Ekstrak Ekstrak Ekatrak
Selanjutnya ke dalam larutan sampel pada plat Senyawa
Ekstrak
fraksi n- fraksi etil fraksi
uji dan larutan kontrol pada plat kontrol ditambahkan total
heksana asetat etanol-air
100 µL air laut yang mengandung 8–15 larva udang Alkaloid + - - +
dan dibiarkan selama 24 jam. Jumlah larva udang Triterpenoid + - + +
yang mati dan hidup pada setiap baris plat uji Steroid - - - -
dihitung setelah 24 jam dan nilai LC50 ditentukan Saponin - - - -
dengan uji probit menggunakan SAS (Statistical Fenolik + - + +
Analisis System). Flavonoid - - - -
Keterangan: + Ada, - tidak ada
Uji senyawa alelopati terhadap biji padi
Tabel 3. Nilai LC50 ekstrak total dan fraksi akar
Dimasukkan 3 biji padi ke dalam cawan petri
tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
yang akan diberi perlakuan, yaitu: Jenis Ekstrak LC50 (ppm)
K0 : konsentrasi 0% Ekstrak total 1284,8396
K1 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 25% Ekstrak fraksi n-heksana -
K2 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 50% Ekstrak fraksi etil asetat 907,0786
K3 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 75% Ekstrak fraksi etanol 647,5364
K4 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 100%
B1 : jenis biji padi A Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada
B2 : jenis biji padi B konsentrasi tersebut, ekstrak sampel akar alang-alang
B3 : jenis biji padi C mampu membunuh larva udang sampai 50%
populasi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
Pengamatan uji alelopati ekstrak fraksi etanol memiliki bioaktivitas paling
Pengamatan dilakukan setiap hari selama 10 tinggi terhadap larva udang yang ditunjukkan dengan
hari berturut-turut setelah masa semai yang meliputi: nilai LC50 paling kecil yaitu 647,5364 ppm dimana
1. Persentase hidup (persen) dihitung mulai hari ke-1 nilai ini menunjukkan bahwa pada fraksi etanol
sampai hari ke-10 pengamatan. Persentase hidup mampu membunuh larva udang hingga 50%
menggunakan rumus (1). populasi. Semakin kecil nilai LC50 (Lethal
Concentration 50%) dari suatu sampel maka semakin
(1) tinggi toksisitasnya.

56 56
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 54-60

Pada ekstrak total nilai LC50 diperoleh sebesar Hambatan perkecambahan juga dapat
1284,8396 ppm dan pada ekstrak fraksi etil asetat disebabkan oleh gangguan proses mitosis pada
diperoleh nilai sebesar 907,0786 ppm yang berarti lembaga (embrio) [13] senyawa fenol dan derivatnya
bioaktivitas dari ekstrak total dan ekstrak fraksi etil seperti kumarin, asam kumarat dan asam benzoat
asetat lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak akan mempengaruhi beberapa proses penting seperti
fraksi etanol. Hal ini dimungkinkan karena pembelahan sel, penyerapan mineral, keseimbangan
kurangnya kerja sama yang sinergis antara metabolit air, respirasi, fotosintesis, sintesis protein, klorofil
sekunder yang terkandung didalamnya. dan fitohormon. Mekanisme gangguan mitosis oleh
Walaupun toksisitas ekstrak fraksi etil asetat senyawa fenol disebabkan karena fenol berdifusi atau
kurang dari toksisitas ekstrak fraksi etanol, namun meresap kedalam kulit atau cangkang biji padi
berdasarkan studi yang dilakukan [9] senyawa kimia kemudian merusak benang-benang spindle (benang
dikatakan berpotensi aktif apabila mempunyai nilai protein yang membentuk tabung tubulus yang
LC50 kurang dari 1000 ppm. Dengan demikian dapat muncul menghubungkan steroid yang satu dengan
dikatakan ekstrak fraksi etil asetat berpotensi aktif yang lain) pada bakal tunas padi saat metafase [14].
karena nilai LC50 yang dihasilkan kurang dari 1000
ppm.

Tabel 4. Persentase berkecambah


Persentase berkecambah
Jenis Biji Konsentrasi penambahan ekstrak
Padi alang-alang
0% 25% 50% 75% 100%
Mikonggo 100 0 0 0 0
Ciherang 100 0 0 0 0
Cibogo 100 0 0 0 0

Tabel 4 menunjukkan persentase berkecambah Gambar 1. Persentase berkecambah


uji alelopati dari ekstrak akar alang-alang [10].
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa
Alang-alang merupakan tanaman yang tergolong
persentase terbaik berkecambah berada pada
sebagai spesies asing invasif (invasive alien
konsentrasi 0%. Pada konsentrasi 0% yaitu
species/IAS). Tumbuhan invasif merupakan tanaman
memberikan 100% air pada media tanam tanpa
yang tumbuh dan menyebar ke daerah di luar habitat
penambahan ekstrak akar alang-alang yang diterima
aslinya [11]. Ada beberapa mekanisme yang
oleh biji padi sehingga mempercepat perkecambahan
dilakukan tumbuhan invasif untuk memengaruhi
biji padi. Sedangkan pada variasi konsentrasi 25%,
komunitas alami, diantaranya melalui kompetisi
50%, 75% dan 100% tidak ada biji padi yang
sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan
berkecambah, hal ini menandakan ekstrak akar alang-
proses dalam suatu ekosistem. [11] melakukan
alang bersifat toksik terhadap biji padi sehingga
investigasi terhadap satu mekanisme potensial yang
memiliki persentase yang sama.
dilakukan tumbuhan invasif yang dapat
membahayakan spesies alami yaitu alelopati. Pada Tabel 5. Pertambahan tinggi tanaman
semua perlakuan mulai dari hari ke-1 sampai dengan Rata-rata
hari ke-10 dapat dilihat bahwasannya semua jenis biji Konsentrasi
Ragam
Kombinasi
Tinggi
padi tidak berkecambah pada seluruh variasi Biji Padi Tanaman
konsentrasi. Hal ini merupakan fenomena umum (mm)
B1 K0B1 22,000
yang ditunjukkan saat suatu organisme mengalami K0 B2 K0B2 13,433
stress atau sebagai respon atas hadirnya bahan toksik. B3 K0B3 18,667
Hambatan perkecambahan ini diduga disebabkan B1 K1B1 
oleh adanya senyawa alelopati yang berdifusi ke K1 B2 K1B2 
dalam biji padi. Senyawa alelopati yang dapat B3 K1B3 
B1 K2B1 
menyebabkan penghambatan derminasi biji padi,
K2 B2 K2B2 
antara lain senyawa fenol yang memiliki daya B3 K2B3 
alelopati yang kuat [12]. Perkecambahan dimulai B1 K3B1 
setelah masuknya air yang akan menstimulasi K3 B2 K3B2 
aktivitas hormon dan enzim-enzim derminasi. B3 K3B3 
Masuknya senyawa fenol akan berakibat merusak B1 K4B1 
daya katalitik enzim derminasi terutama yang K4 B2 K4B2 
berkaitan dengan perombakan karbohidrat. B3 K4B3 

57
Gambar 3. Spektrum massa analisa GC dari ekstrak
Gambar 2. Pertambahan tinggi tanaman akar alang-alang (Imperata cylindrica)
fraksi etanol
Dari grafik pertambahan tinggi tanaman
(gambar 2) terlihat pada konsentrasi 25%, 50%, 75% Gambar 3 merupakan spektrum massa
dan 100% ekstrak akar alang-alang biji padi tidak senyawa fraksi etanol yang dianalisa menggunakan
memiliki pertambahan tinggi tanaman. Hal ini GC-MS untuk menentukan komposisi, berat molekul
disebabkan oleh tidak adanya perkecambahan dan struktur dari fraksi etanol yang merupakan
sehingga tidak terjadi pertambahan tinggi tanaman senyawa organik yang cukup volatil. Terdapat dua
pada konsentrasi tersebut yang menandakan esktrak senyawa didalam ekstrak fraksi etanol ini yaitu fenol
alang-alang ini bersifat toksik pada jenis padi yang dan tetradecamethylcycloheptasiloxane.
ada.

Gambar 4. Hasil kromatogram MS senyawa fenol

Gambar 4 merupakan spektrum massa rumus molekul C6H6O dan presentase 42,83%.
senyawa fenol dengan waktu retensi (R. Time) Fragmentasi senyawa fenol disajikan pada gambar 5.
sebesar 7,045 min, memiliki berat molekul 94 dengan

OH O H O

H
H
H CO +
H
H

m/z 66

Gambar 5. Fragmentasi senyawa fenol

58 58
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 54-60

Gambar 6. Hasil kromatogram MS senyawa tetradecamethylcycloheptasiloxane

Gambar 6 merupakan spektrum massa DAFTAR PUSTAKA


senyawa tetradecamethylcycloheptasiloxane dengan [1] Purnomo dan Heni P. 2007. Budidaya 8 Jenis
waktu retensi (R. Time) sebesar 29.379 min, berat Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penerba
molekul 518 dan presentase 57,17%. Swadaya.
Dari hasil kromatogram senyawa fenol dan [2] Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta:
tetradecamethylcycloheptasiloxane menurut literatur Bumi Aksara.
senyawa yang diperoleh bersifat toksik terhadap [3] Djafudin. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan
perkecambahan biji padi. Ismaini (2015) telah Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi fenol [4] Djazuli, M. 2011. Potensi Senyawa Alelopati
pada senyawa alelopati tumbuhan invasif (Clidemia Sebagai Herbisida Nabati Alternatif Pada
hirta) terhadap germinasi tumbuhan asli (Impatiens Budidaya Lada Organik. Jakarta: Semnas
platypetala) dan Einhelig (1995) juga memberikan Peshab IV.
informasi bahwa senyawa fenol yang terserap [5] Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Edisi
kedalam biji dapat menghambat metabolisme II. Penerjemah: Kosasih Padwawinata dan
perombakan endosperma dan dapat merusak daya Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB.
katalitik enzim germinasi [13, 15]. [6] Marliana, S.D, Suryanti, V dan Suyono. 2005.
Skrining Fotokimia dan Analisis Kromatografi
KESIMPULAN Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh (Secdium edule Jacq. Swartz) dalam ekstrak
kesimpulan golongan metabolit sekunder yang etanol. Biofarmasi Volume 3 NO. 1 Halaman
terkandung pada ekstrak total mengandung senyawa 26-31 FMIPA Universitas Sebelas Maret,
alkaloid, triterpenoid dan fenolik. Ekstrak fraksi etil Surakarta.
asetat mengandung senyawa triterpenoid dan [7] Sangi, M, M.R.J. Runtuwene, H.E.I.
fenolik.ekstrak fraksi etanol mengandung senyawa Simbala,V.M.A. Makang. 2008. Analisis
alkaloid, triterpenoid dan fenolik. Fitokimia Tumbuhan Obat di kabupaten
Hasil uji toksisitas akut (LC50) dengan metode Minahasa Utara. Chem. Prog, 1(1):47-53.
BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), menunjukkan [8] Jones, W.P and Kinghorn, A.D. 2006.
pada ekstrak total yaitu 1284,8396 ppm, pada ekstrak Extraction Of Plant Secondary Metabolites. In:
fraksi etil asetat yaitu 907,0786 ppm dan pada Sarker, S.D. Latif, Z and Gray, A.I. Natural
ekstrak fraksi etanol sebesar 647, 5364 ppm. Products Isolation Second Edition. New
Hasil uji senyawa alelopati terhadap Jersey: Humana Press.
perkecambahan dan pertambahan tinggi tanaman [9] Meyer, B.N, N.R. Ferrigni, J.E. Putman, L.B.
padi menunjukkan sifat alelopati yang tinggi. Jacobsen, D.E. Nichol and J.L. Melaughin.
Ditunjukkan pada biji padi mikonggo, ciherang dan 1982. Brine Shrimp: A Vonvenien General
cibogo memiliki persentase berkecambah 0% (tidak Bioassay For Avtive Plants Constituents.
berkecambah). Planta Medica No 45, Hal 31-34.
Hasil identifikasi dengan GC-MS terhadap [10] Tjitrosoedirdjo, S.S. 2005. Inventory Of The
ekstrak akar alang-alang fraksi etanol didapatkan 2 Invasif Alient Plant Spesies In Indonesia.
senyawa yaitu diduga senyawa fenol dan senyawa Biotropia 25: 60-73.
tetradecamethylcycloheptasiloxane. [11] Radosevich SR, Holt JS, Ghersa CM. 2007.
Ecology Off Weeds And Invasive Plants:
Relationship To Agriculture And Natural
Resources Management. New York: John
Wiley & Sons Inc.

59
[12] Putman, A.R dan S.C. Tang. 1986. The Science [14] Wattimena, G.A. 1987. Zat Pengatur Tumbuh.
of Allelopathy. Canada: John Wiley and Sons, Bogor: PAU Bioteknologi IPB.
Inc. [15] Ismaini, L. 2015. Pengaruh Tumbuhan Invasif
[13] Einhelig, F.A. 1995. Allelopathy: Current (Climedia hirta) terhadap Germinasi Biji
Status And Futuregoals. In: Inderjit, Dakhsini Tumbuhan Asli (Impatiens platypetala). Jurnal
KKM, Einhelig FA (Eds). Allelopathy, Volume 1 No.4 Halaman 834-837. Cianjur:
Organism, Processes And Applications. LIPI.
American Chemical Society: Wangsongton
DC.

60 60

You might also like