You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3): 24 - 31

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Uji aktivitas antibakteri ekstrak herbal terhadap


bakteri Escherichia coli
Nurina Rahmawati, Edhy Sudjarwo dan Eko Widodo

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang 65145 Jawa Timur

Nurie_chrysalis@yahoo.com

ABSTRACT : Several herbs have been evaluated as feed additive for chicken, namely
tumeric, white tumeric, javanese ginger and black ginger. The purpose of the research
was to examine antibacterial activity (inhibition diameter zone and minimum inhibition
concentration test) on several herbs extract toward Escherichia coli. In the experiment,
there were 6 treatments namely aquadest 100% (A0), antibiotic tetracycline (A1),
tumeric extract (A2), white tumeric extract (A3), javanese ginger extract (A4) and black
ginger extract (A5) in response to inhibit Escherichia coli. Variables measured were
inhibition diameter zone and minimum inhibition concentration test against challenge
on Escherichia coli. The experiment was arranged in one way nested ANOVA based on
completely randomized design and if there were different effects among variables it
would be WHVWHG E\ 'XQFDQ¶V PXOWLSOH UDQJH WHVW 7KH UHVXOW VKRZHG WKDW WKH XVH RI
turmeric extract gave highly significant inhibition diameter zone for Escherichia coli
(P<0,01), further test indicated that as low as 50% (w/v) concentration of turmeric
extract was enable to show as minimum concentration of inhibition against Escherichia
coli. The conclusion of this research was among the herbs, selected turmeric extract
showed the highest inhibition diameter zone if challance against Escherichia coli with
minimum inhibition concentration of 50% (w/v).

Keywords : herbs extract, Escherichia coli, inhibition

PENDAHULUAN Kunyit mengandung senyawa aktif yaitu


Indonesia merupakan negara kurkumin yang berperan sebagai
yang terkenal dengan hasil pertanian antitumor, antibakteri dan antioksidan
dan tanaman herbal. Sumber daya alam (Joe, 2004). Kurkumin berwarna kuning
yang dimiliki telah memberikan alami dan termasuk kelompok senyawa
manfaat dalam kehidupan sehari-hari polifenol yang dapat menyebabkan
disamping sebagai bahan makanan juga denaturasi protein dan merusak
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. membran sel (Pandiangan, 2000).
Penelitian mengenai tanaman ± tanaman Kunyit putih merupakan tanaman herbal
herbal yang memiliki aktivitas yang potensial dan banyak diteliti untuk
antibakteri telah dilakukan untuk pengobatan kanker (Wijayanti, dkk.,
mengurangi efek samping penggunaan 2011). Temulawak memiliki khasiat
bahan kimia dalam produk hasil sebagai antiinflamasi, antioksidan dan
pertanian dan peternakan. Tanaman antitumor. Kurkumin yang terdapat
herbal tersebut diantaranya kunyit, dalam rimpang temulawak efektif
kunyit putih, temulawak dan temuireng. sebagai antibakteri Escherichia coli

24
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

dengan konsentrasi 100% dalam uji antibakteri Mueller Hinton Agar


Kadar Hambat Minimum (KHM) (MHA).
(Ananggia dan Murnah, 2007).
Rimpang temuireng merupakan salah Metode
satu tanaman tradisional yang sering Metode penelitian adalah
digunakan untuk menambah nafsu metode laboratorium dengan
makan dan memacu pertumbuhan menggunakan rancangan acak lengkap
(Puspitawati, 2006). Temuireng yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4
memiliki aktivitas antibakteri terhadap ulangan sebagai berikut :
Bacillus subtilis, Staphylococcus A0 : Akuades
epidermidis. Escherichia coli dan A1 : Antibiotik (tetrachlor)
Pseudomonas aeruginosa (Hastuti dan A2 : Ekstrak kunyit
Widodo, 2012). A3 : Ekstrak kunyit putih
Berdasarkan latar belakang A4 : Ekstrak temulawak
diatas diperlukan penelitian lebih lanjut A5 : Ekstrak temuireng
mengenai aktivitas antibakteri dari
tanaman herbal tersebut terhadap Prosedur uji diameter zona hambat
bakteri dalam tubuh ternak. Escherichia Persiapan bahan dimulai dengan
coli merupakan bakteri terbanyak yang menyiapkan ekstrak herbal (kunyit,
terdapat di saluran pencernaan ternak kunyit putih, temulawak dan
terutama unggas dengan jumlah 104 ± temuireng). Prosedur selanjutnya ialah
105 CFU/ml (Spring, 1997). E. coli sterilisasi alat dan media MHA. Alat
merupakan salah satu bakteri penyebab dan media yang digunakan uji
infeksi dalam saluran pencernaan. Pada antibakteri disterilisasi menggunakan
beberapa kasus, e. coli adalah bakteri autoklaf dengan suhu 121 ºC dalam
yang paling banyak menimbulkan waktu 30 menit. Selanjutnya uji
infeksi saluran cerna. Tingginya angka diameter zona hambat bakteri
kejadian ini disebabkan karena keadaan Escherichia coli dilakukan
higienis makanan, minuman dan air menggunakan metode difusi sumur
yang dikonsumsi kurang baik, serta agar. Langkah berikutnya adalah
dipengaruhi oleh higienis lingkungan mengikuti prosedur kerja uji diameter
sekitar (Octaviani, 2007). zona hambat dan dilanjutkan dengan uji
KHM.
MATERI DAN METODE
Prosedur uji KHM
Materi Langkah-langkah uji KHM
Materi yang digunakan dalam adalah:
penelitian terdiri dari peralatan dan 1. Menyiapkan larutan ekstrak
sebanyak 1 g kemudian
bahan. Peralatan yang digunakan ialah
diencerkan dengan aquades 10 ml
peralatan uji antibakteri seperti cawan
dan ditambahkan larutan tween 80
petri, tabung reaksi, erlenmeyer,
VHEDQ\DN / (b/v).
inkubator, timbangan ohaus, mikropipet 2. Menyiapkan tabung reaksi
1 ml, autoklaf, waterbath dan magnetic sebanyak 7 tabung terdiri dari 6
stirrer. Bahan yang digunakan adalah tabung untuk perlakuan dan 1
akuades, ekstrak kunyit, kunyit putih, tabung untuk kontrol.
temulawak, temuireng, bakteri 3. Tabung reaksi 1 diisi 1 ml bakteri
Escherichia coli dan media uji uji dengan konsentrasi
106bakteri/ml tanpa pencampuran

25
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

dengan ekstrak herbal. Tabung ini cawan petri ± 22 ml dan


sebagai kontrol bakteri (original dibiarkan sampai padat.
inoculum). - mengambil inokulan pada
4. Memasukkan media NB sebanyak tabung
1 ml kedalam tabung 2 sampai - menggoreskan pada cawan
dengan 7. Kemudian larutan petri.
ekstrak dimasukkan pada tabung - menginkubasikan pada suhu
2 dan 3 sebanyak 1 ml. 37° C selama 18-24 jam.
5. Pada tabung 3 dicampur hingga - mengamati pertumbuhan
rata, kemudian dipindahkan bakteri untuk hasil KHM
sebanyak 1 ml kedalam tabung 4
dan diencerkan secara berseri
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai tabung ke-7.
6. Pada tabung ke-7 setelah
tercampur rata, larutan dibuang
Pengaruh ekstrak herbal terhadap
sebanyak 1 ml. zona hambat bakteri Escherichia coli
7. Pada tabung 3 - 7 ditambahkan Ekstrak herbal merupakan
bakteri sebanyak 1 ml dari 108 nutrisi yang diberikan kepada ternak
bakteri/ml yang diencerkan 100 yang berasal dari bahan ± bahan alami
kali sehingga konsentrasinya dan berfungsi meningkatkan
menjadi 106 bakteri/ml. penampilan produksi dan kesehatan
Selanjutnya dilakukan pengence- ternak. Ekstrak herbal yang digunakan
ran dengan konsentrasi K(+) dalam penelitian ialah kunyit, kunyit
100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25% putih, temulawak dan temuireng.
dan 3,125% . Keempat bahan ini digunakan karena
8. Seluruh tabung reaksi tersebut memiliki zat aktif berupa kurkumin
dinkubasi dalam inkubator pada yang berfungsi sebagai antibakteri.
suhu 37°C selama 18-24 jam. Antibakteri merupakan senyawa kimia
Kemudian dilakukan pengamatan khas yang dihasilkan oleh organisme
keseluruhan tabung terhadap hidup dalam konsentrasi rendah serta
kejernihan tabung dengan melihat dapat menghambat proses penting
kontrol positif dan negatif. didalam suatu mikroorganisme
9. Mengambil tabung yang (Siswandono dan Soekardjo 1995 dalam
memperlihatkan kejernihan dan Paramitasari, 2009). Hasil penelitian
ditanam dengan metode streak pengaruh ekstrak herbal terhadap zona
plate. Prosedur yang dilakukan hambat bakteri Escherichia coli dapat
ialah : dilihat pada Gambar 1.
- Memasukkan media NA
yang telah dimasak kedalam

Gambar 1. Hasil uji diameter zona hambat

26
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

Berdasarkan Gambar 1 dapat bening di sekitar lubang. Jika semakin


dijelaskan bahwa diameter zona hambat luas zona bening maka semakin besar
terluas adalah antibiotik tetrachlor suatu bahan dalam menghambat
(tetrasiklin + eritromisin) dan ekstrak pertumbuhan bakteri. Nilai diameter
herbal yang terbaik adalah kunyit. zona hambat dapat dilihat pada Tabel 1.
Diamater zona hambat terlihat dari zona
Tabel 1. Pengaruh ekstrak herbal terhadap diameter zona hambat bakteri Escherichia
coli
Perlakuan Diameter zona hambat (mm)
A0 0±0a
A1 10,97±0,03f
A2 5,64±0,25e
A3 2,01±0,01b
A4 3,94±0,01d
A5 3,1±0,01c
Keterangan : Notasi yang berbeda (a, b, c, d, e dan f) pada kolom yang sama
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
Tabel 1 menunjukkan bahwa level memberikan pengaruh sangat
ekstrak herbal kunyit memiliki diameter nyata (P<0,01) terhadap diameter zona
zona hambat tertinggi dibandingkan hambat bakteri Escherichia coli. Hasil
dengan ektrak kunyit putih, temulawak 8ML -DUDN %HUJDQGD 'XQFDQ¶V GLNHWDKXL
dan temuireng. Hal ini menandakan bahwa diameter zona hambat ekstrak
bahwa aktivitas antibakteri kunyit herbal tertinggi ditunjukkan pada
paling tinggi dibandingkan ekstrak perlakuan A1 (10,97±0,03 mm) dan
herbal lain meskipun nilainya masih terendah A0 (0±0 mm).
rendah dibandingkan antibiotik. Uji Menurut hasil penelitian ekstrak
diameter zona hambat dilakukan dengan herbal yang efektif dalam menghambat
metode difusi sumuran yaitu membuat bakteri Escherichia coli ialah kunyit
lubang pada media Muller Hinton Agar yaitu sebesar 5,64±0,25 mm. Menurut
yang sudah padat dan diinokulasi Davis and Stout (1971), diameter zona
dengan bakteri Escherichia coli. bening antara 0±5 mm mempunyai daya
Kemudian lubang diinjeksikan dengan hambat sedang. Hal ini dikarenakan
ekstrak herbal yang diuji. Setelah kunyit memiliki senyawa aktif
dilakukan inkubasi, pertumbuhan kurkumin yang mempunyai aktivitas
bakteri diamati untuk melihat ada antibakteri berspektrum luas yaitu
tidaknya daerah hambatan di sekeliling antibakteri yang aktif terhadap berbagai
lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007). jenis bakteri gram positif dan gram
Davis and Stout (1971) menyatakan negatif, antivirus, dan penginduksi
diameter zona bening 10±20 mm apoptosis sel (antitumor) (Bermawie,
memiliki daya hambat kuat, diameter 2006). Hal ini menunjukkan bahwa
zona bening 5±10 mm mempunyai daya kunyit memiliki potensi yang tinggi
hambat sedang dan diameter zona sebagai pengganti antibiotik. Cikrici et
bening <5 mm memiliki daya hambat al., (2008) menambahkan bahwa
lemah. aktivitas antibakteri kurkumin dapat
Hasil penelitian menunjukkan menghambat pertumbuhan Escherichia
bahwa ekstrak herbal dalam berbagai coli penyebab penyakit diare akut.

27
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

Proses penghambatan kurkumin sitoplasma yang mengakibatkan


terhadap aktivitas bakteri Escherichia kebocoran intraseluler sehingga
coli dengan cara menghambat aktivitas menyebabkan lisis sel, denaturasi
enzim siklooksigenase-2 (cox-2) yang protein dan menghambat ikatan ATP
mengubah asam arakhidonat menjadi ase pada membran sel. Selain itu, cara
prostaglandin yang menyebabkan yang digunakan adalah dengan
timbulnya rasa sakit. Kurkumin menginaktivasi enzim. Mekanisme
merupakan senyawa fenolik yang juga tersebut menunjukkan kerja enzim akan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri menganggu dalam mempertahankan
dengan cara mendenaturasi dan merusak kelangsungan aktivitas mikroba
membran sel sehingga proses sehingga mengakibatkan enzim akan
metabolisme sel akan terganggu. memerlukan energi dalam jumlah besar
Menurut Pelczar dan Chan untuk mempertahankan kelangsungan
(1988), perbedaan ketebalan dinding sel aktivitasnya. Akibatnya energi yang
bakteri non patogen dan patogen dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi
berpengaruh terhadap rekasi yang berkurang dan aktivitas mikroba
disebabkan oleh senyawa fenolik. menjadi terhambat. Pertumbuhan
Dinding sel bakteri non patogen akan bakteri akan terhenti jika kondisi
mengalami dehidrasi sehingga pori±pori tersebut berlangsung secara terus
akan mengecil. Hal ini menyebabkan menerus. Khunaifi (2010) menyatakan
daya rembes dinding sel dan fungsi bahwa didalam sel terdapat enzim dan
membran menurun, sedangkan pada protein yang membantu kelangsungan
bakteri patogen lipid akan terekstrasi proses-proses metabolisme. Beberapa
dari dinding sel sehingga pori ± pori zat kimia telah diketahui dapat
mengembang. Hal ini menyebabkan mengganggu reaksi biokimia seperti
daya rembes sel dan fungsi membran logam-logam berat, golongan tembaga,
meningkat oleh penyerapan yang tidak perak dan air raksa. Senyawa logam
terkontrol sehingga merusak komponen berat lainnya umumnya efektif sebagai
dinding selnya. bahan antimikroba pada konsentrasi
Menurut Soeparno (1998) dalam yang relatif rendah. Logam±logam
Paramitasari (2009), gangguan tersebut akan mengikat gugus enzim
pembentukan dinding sel disebabkan sulfihidril yang berakibat terhadap
oleh akumulasi komponen lipofilat pada perubahan protein yang terbentuk.
dinding atau membran sel sehingga Penghambatan ini dapat mengakibatkan
menyebabkan perubahan komposisi terganggunya metabolisme sel.
dinding sel. Akumulasi tersebut terjadi Meskipun demikian, diameter
karena senyawa antimikroba zona hambat kunyit lebih rendah
dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. dibandingkan dengan zona hambat
Pada konsentrasi rendah molekul- antibiotik yaitu 10,97±0,03 mm. Hal ini
molekul fenol yang terdapat pada karena antibiotik berasal dari
minyak thyme kebanyakan berbentuk mikroorganisme atau zat yang
tak terdisosiasi, lebih hidrofobik, dapat dihasilkan secara sintesis kimia.
mengikat daerah hidrofobik membran Mujiasih (2001) menyatakan bahwa
protein dan dapat melarut baik pada fase antibiotik berasal dari zat sama yang
lipid dari membran bakteri. Reaksi sebagian atau seluruhnya dibuat dengan
dengan membran sel terjadi karena cara sintesis kimia dimana dengan
komponen bioaktif dapat menganggu konsentrasi rendah mampu menghambat
dan mempengaruhi integrasi membran bahkan membunuh mikroorganisme.

28
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

Pengaruh ekstrak kunyit terhadap menunjukkan bahwa ekstrak kunyit (K)


kadar hambat minimum bakteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli Escherichia coli (Gambar 2).
Hasil penelitian mengenai Penghambatan ini terdapat pada
pengaruh penggunaan ekstrak kunyit konsentrasi 50-100%.
terhadap KHM bakteri Escherichia coli

Gambar 2. Hasil uji KHM

Gambar 2 menunjukkan bahwa terhadap bakteri Escherichia coli.


semakin tinggi konsentrasi ekstrak Gambar tersebut diperjelas dengan data
maka semakin tinggi pula daya hambat hasil penelitian pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh penggunaan kunyit terhadap kadar hambat minimum bakteri


Escherichia coli
Konsentrasi Ulangan
kunyit I II III IV CFU/Plate
50% - - - - 2,7 x 107
60% - - - - 2,3 x 106
70% - - - - 2,2 x 106
80% - - - - 1,4 x 105
90% - - - - 9,3 x 104
100% - - - - 4,6 x 103
Keterangan :
+ : keruh (tidak menghambat)
- : jernih (menghambat)

Pada uji diameter zona hambat Kemudian masing ± masing konsentrasi


diketahui bahwa kunyit memiliki ditambahkan bakteri Escherichia coli
diameter zona hambat tertinggi yaitu dalam media nutrient broth. Perlakuan
5,64±0,25 mm terhadap bakteri tersebut akan diinkubasi dan diamati
Escherichia coli. Uji KHM bertujuan ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri
untuk mengetahui konsentrasi minimal yang ditandai dengan terjadinya
suatu bahan yang dapat digunakan untuk kekeruhan. Pratiwi (2008) menyatakan
menghambat pertumbuhan bakteri bahwa larutan uji senyawa antibakteri
Escherichia coli seperti yang tercantum pada kadar terkecil yang terlihat jernih
pada Tabel 2. Penghambatan aktivitas tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji
bakteri Escherichia coli dilakukan dengan ditetapkan sebagai KHM atau Minimal
metode dilusi tabung yaitu senyawa Inhibitory Concentration (MIC).
antibakteri diencerkan hingga diperoleh Berdasarkan hasil penelitian pada
beberapa macam konsentrasi. Tabel 2, ekstrak kunyit dapat

29
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

menghambat aktivitas bakteri Warta penelitian dan pengem-


Escherichia coli dengan konsentrasi bangan pertanian 28: 6-8.
minimum 50% dan konsentrasi tertinggi Cikrici, S., E. Mozioglu, H. Yilmaz.
100%. Pandiangan (2000) menyatakan 2008. Biological activity of
bahwa ekstrak kunyit pada konsentrasi curcuminoids from Curcuma
50% mampu menghambat aktivitas longa. J Nat Prod 2:19-24.
bakteri Escherichia coli. Hal ini Davis, W. W. dan T. R. Stout. 1971.
dikarenakan semakin tinggi konsentrasi Disc plate methods of
suatu zat antibakteri semakin tinggi microbiological antibiotic assay.
daya antibakterinya. Pandiangan (2000) Microbiology 22: 659-665.
menyatakan bakteri akan terbunuh lebih Hastuti, D. K. A. K dan S. Widodo.
cepat apabila konsentrasi zat antibakteri 2012. Komposisi kimia ekstrak
lebih tinggi. Kurkumin pada kunyit etanol petrolium eter dan
mempunyai aktivitas antibakteri aktivitas antibakteri rimpang
berspektrum luas yaitu antibakteri yang temuireng (Curcuma
aktif terhadap berbagai jenis bakteri aeruginosa) dari Indonesia.
gram positif dan gram negatif, antivirus http://repository.library.Uksw.ed
dan penginduksi apoptosis sel u/bitstream/handle/123456789/3
(antitumor) (Bermawie, 2006). Pada 065/PROS_Dewi%20KAKH2c
konsentrasi 50% jumlah bakteri %20Slamet%20W_Komposisi%
Escherichia coli mengalami penurunan 20Ekstrak%20Petroleum_Full%
0,4 x 107 dan pada konsentrasi 20text.pdf?sequence=2Diakses
minimum 50% zat aktif dapat 30 Oktober 2013.
menghambat pertumbuhan bakteri Joe. 2004. Senyawa kimia yang terdapat
Escherichia coli. Sedangkan pada pada rempah±rempah.
konsentrasi 100% jumlah bakteri Universitas Indonesia Press.
Escherichia coli menurun sebanyak 1,5 Jakarta.
x 104. Khunaifi, M. 2010. Uji aktivitas
antibakteri daun binahong
KESIMPULAN terhadap bakteri Staphyococcus
Ekstrak kunyit memiliki aureus dan Pseudomonas
diameter zona hambat tertinggi aeruginosa. Skripsi. Fakultas
dibandingkan ekstrak kunyit putih, Sanis dan Teknologi. Univer-
temulawak dan temuireng yaitu 5,64 sitas Islam Negeri Maulana
mm dengan kadar hambat minimum Malik Ibrahim. Malang.
50%. Kusmayati dan N. W. R. Agustini.
2007. Uji aktivitas senyawa
DAFTAR PUSTAKA antibakteri dari mikroalga
Ananggia S. A. dan Murnah. 2007. (Porphyridium cruentum).
Profil kromatogram dan aktivitas http://biodiversitas.
antibakterial ekstrak etanol mipa.uns.ac.id/D/D0801/D0801
rimpang temulawak terhadap 10.pdf. Diakses tanggal 20
pertumbuhan Escherichia coli in Nopember 2012.
vitro. http://eprints.undip. ac.id/ Mujiasih. 2001. Performan ayam broiler
22669/1/Sarlin.pdf. Diakses yang diberi antibiotik zinc
tanggal 25 Agustus 2013. bacitracin, probiotik Bacillus sp
Bermawie, N. 2006. Mengatasi demam dan berbagai level
berdarah dengan tanaman obat. Saccaromyces cereviceae dalam

30
J. Ilmu-IlmuPeternakan 24 (3):24 - 31

ransumnya. http://repository. dari bakteri asam laktat sebagai


ipb.ac.id/bitstream/handle/12345 biopreservatif pada bakso daging
6789/13198/D01muj_abstract.pd sapi dengan penyimpanan
f?sequence=2. Diakses tanggal 3 dingin. Skripsi. Program Studi
September 2013. Teknologi Hasil Ternak.
Octaviani, R. 2007. Profil kromatogram Fakultas Peternakan. Institut
dan aktivitas antibakteri ekstrak Pertanian. Bogor.
etanol rimpang lempuyang gajah Soeparno. 1998. Ilmu dan teknologi
(Zingiber zerumbet) terhadap daging. Cetakan ke-5. Gajah
bakteri Escherichia coli in vitro. Mada University Press,
http:// eprints.undip.ac.id/22663 Yogyakarta. Dalam
/1/Rima.pdf. Diakses tanggal 20 Paramitasari, I. 2009. Aplikasi
Nopember 2012. substrat antimikroba dari bakteri
Pandiangan, M. 2000. Stabilitas asam laktat sebagai
antimikroba ekstrak temulawak biopreservatif pada bakso
terhadap mikroba patogen. http: daging sapi dengan
//www.scribd.com/doc/5185112 penyimpanan dingin. Skripsi.
0/Jurnal-Antimikroba-Ekstrak- Program Studi Teknologi Hasil
Temulawak-Terhadap-Bak teri- Ternak. Fakultas Peternakan.
Patogen. Diakses 30 Oktober Institut Pertanian. Bogor.
2013. Spring P. 1997. Understanding the
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1988. development of the avian
Dasar±dasar mikrobiologi. Ter- gastrointestinal microflora: An
jemahan Universitas Indonesia essential key for developing
Press. Jakarta. competitive exclusion products.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Proc. Alltech 11th Annual Asian
farmasi. Penerbit Erlangga. Pacific Lecture-Tour 149 ± 160.
Jakarta. Wijayanti, A. D., A. F. Maria dan S. N.
Puspitawati, H. 2006. Bolus serbuk Khasanah. 2011. Pengaruh
temu hitam untuk meningkatkan pemberian ekstrak kunyit putih
kualitas susu sapi perah. (Curcuna alba) terhadap nilai
http://www.LibUnair.Surabaya.n Hb (Hemoglobin), PCV (Packed
et. Diakses tanggal 8 Februari Cell Volume), jumlah dan
2012. diferensial leukosit tikus yang
Siswandono dan B. Soekardjo. 1995. terpapar asap sepeda motor.
Kimia Medical. Airlangga http://jurnal.ugm.ac.id/index.php
University Press. Surabaya. /jsv/article/viewFile/279/166.
Dalam Paramitasari, I. 2009. Diakses tanggal 2 November
Aplikasi substrat antimikroba 2013.

31

You might also like