You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGUJIAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) SEBAGAI ZAT PENOLAK


ALAMI BAGI KECOA JERMAN (Blatella germanica) DEWASA DI
LABORATORIUM

Ika Dina Amin1, Retno Hestiningsih2, Sri Yuliawati2


1.
Mahasiswa Peminatan Entomologi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
2.
Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.

ABSTRACT

The use of synthetic insecticides already caused resistance, pest resurgence and
ecosystem disruption. Alternative way is using Kaffir lime leaves (Citrus hystrix), it
can be used as a natural insecticides as its contain repellent that useful to repel
cockroach. Blatella germanica is a cockroach spesies we usually see in our
neighbourhood, so that we have to control this cockroach. The purpose of this
research is to measure the ability of young kaffir lime leaves with the old one.
This research use the experimental research method in laboratory with complete
random research design. Sample of this research are 280 mature Blatella
germanica age 1,5-4 months old which has complete body structure. This
research use 3 typhes of stages and 9 times repetitions. We could say that kaffir
lime leaves is effective as repellent if it has protection power level more than
80%. According to the research there is a result of an effective dosage of kaffir
lime leaves as a repellent is 5 grams of old or young leaves with 81,8%, the
protection ability of old kaffir lime leaves bigger than the young leaves bigger and
the ability to repel Blatella germanica for three days so that kaffir lime leaves can
be used as a natural repellent to repel Blatella germanica. The use of kaffir lime
leaves can be socialized by related instution and the community can grow kaffir
lime around their neighbourhood as a cockroach repellent.

Keywords : Cockroach, Blattella germanica, Kaffir lime leaves, Repellent

PENDAHULUAN

Blatella germanica adalah ditemukan pula di kamar mandi.3


salah satu hama yang dapat Kecoa juga dapat memindahkan
berperan sebagai vektor penyakit beberapa mikroorganisme pathogen
yang paling umum ditemukan di antara lain Streptococcus, dan
tempat tinggal di seluruh dunia dan Salmonella, sehingga mereka
dianggap sebagai pengganggu berperan menyebarkan penyakit
kesehatan karena kedekatannya disentri, diare, cholera, virus
dengan manusia dan umumnya hepatitis A, dan polio pada anak-
berkembang biak dan mencari anak.4
makan di daerah yang kotor.1 Jenis
Kecoa ini paling sering ditemukan di Mengingat kerugian dan
lingkungan permukiman.2 Kecoa ini dampak dari segi kesehatan yang
suka hidup di dapur tetapi bisa ditimbulkan oleh kecoa, maka

127
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diperlukan suatu upaya untuk sebagai zat penolak alami bagi


mengendalikan kecoa. Umumnya kecoa jerman (Blatella germanica)
pengendalian yang dilakukan saat ini dewasa dan daya tolak daun jeruk
menggunakan insektisida sintetik purut bagi kecoa Blatella germanica.
karena lebih mudah didapat, dan
hasilnya efektif, serta cepat. Namun,
insektisida sintetik ini kebanyakan BAHAN DAN METODE
menimbulkan dampak merugikan
bagi manusia berupa keracunan, Penelitian dilakukan di
kerusakan ekosistem, pencemaran laboratorium terpadu Fakultas
lingkungan, dan resistensi hama Kesehatan Masyarakat UNDIP
sasaran.5,6 Oleh karena itu, perlu Kecoa Blatella germanica yang
ditemukan cara lain yang lebih aman digunakan dalam pengujian diambil
untuk mengendalikan kecoa tanpa dari populasi kecoa yang tertangkap
menggunakan insektisida sintetik. di salah satu foodcourt di kota
Salah satu solusi yang dapat Semarang dan selanjutnya di rearing
dipertimbangkan adalah meng- di laboratorium terpadu Fakultas
gunakan zat penolak (repellent) Kesehatan Masyarakat Universitas
berbahan baku alami yang diperoleh Diponegoro sampai siap digunakan.
dari tumbuh-tumbuhan, misalnya Kecoa Blatella germanica yang
penggunaan tanaman. digunakan untuk pengujian adalah
kecoa yang telah berumur 1,5-4
Senyawa tumbuhan yang bulan dan memiliki alat tubuh
diduga berfungsi sebagai insektisida lengkap. Jumlah sampel kecoa
diantaranya golongan sianida, Blatella germanica dalam penelitian
saponin, tannin, flavonoid, alkalioid, ini adalah 280 untuk uji pendahuluan
steroid, dan minyak atsiri.7,8 Diantara dan uji lanjutan. Sebelum digunakan
berbagai tanaman obat yang dalam pengujian kecoa Blatella
digunakan sebagai insektisida, daun germanica dipisahkan dan
jeruk purut (Citrus hystrix) adalah dipuasakan selama 12 jam namun
salah satunya. Daun Jeruk Purut tetap diberi minum.
(Citrus hystrix) mengandung Daun jeruk purut yang
alkaloid, saponin, flavonoida, digunakan diambil langsung dari
polifenol, dan minyak atsiri. pohonnya untuk menjaga kesegaran
Senyawa-senyawa ini bekerja daun. Kemudian daun jeruk purut
sebagai racun pada larva nyamuk muda dan tua dipisahkan kemudian
baik sebagai racun kontak maupun dicuci dan dikeringkan dengan
racun perut.7 Menurut Anggraeni angin. Selanjutnya daun jeruk purut
(2010) daun Jeruk purut telah di blender selama satu menit untuk
digunakan untuk pengusir kutu pada mendapatkan potongan daun jeruk
ternak dengan meletakkan daunnya purut yang homogen. Potongan
di kandang, dan ekstraknya dapat daun jeruk purut kemudian diujikan
digunakan untuk mencegah bersama umpan makanan kecoa
serangan nyamuk Aedes sp. yang selama ini digunakan dalam
sebesar 90,88%.9 pemeliharaan yaitu proplen.
Pengujian dilakukan dengan
Berdasarkan uraian di atas, botol uji yang terbuat dari botol
peneliti tertarik untuk mengadakan plastic berukuran 1500ml dan 330ml
penelitian dengan tujuan untuk yang disusun seperti gambar berikut:
mengukur kemampuan daun jeruk
purut (Citrus hystrix) muda dan tua

128
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

daun jeruk purut baik muda maupun


tua masing-masing 1 gram, 2 gram,
3 gram, 4 gram dan 5 gram tanpa
pengulangan. Perilaku kecoa dalam
menjauhi umpan yang diberi daun
jeruk purut diamati selama 72 jam
setiap pukul 20.00 serta dilakukan
pencatatan keadaan ruangan
pengujian yaitu suhu, kelembaban
udara dan pencahayaan.
Gambar 1 botol pengujian10 Repelen dikatan efektif bagi
Daun jeruk purut muda dan kecoa apabila memiliki daya tolak
tua masing-masing dimasukkan ke diatas 80% (>80%).11 Pengujian
dalam botol di bagian A2, kemudian pendahuluan dilakukan tanpa
dimasukkan umpan ke dalam bagian pengulangan. Dari pengujian
A2 dan A1. 10 ekor kecoa Blatella pendahuluan akan didapatkan dosis
germanica dimasukkan ke dalam daun jeruk purut yang efektif untuk
tiap botol melalui bagian B sebagai diaplikasikan dengan analisis probit
tempat awal peletakkan kecoa. dan perhitungan sebagai berikut:
Pengujian pendahuluan dilakukan
tanpa pengulangan dengan dosis

kecoa yang menjauhi daun jeruk purut


% Daya tolak= 100%
kecoa
Hasil yang didapatkan untuk dosis daya tolak didapatkan dosis yang
yang efektif kemudian dilanjutkan efektif adalah 5 gram untuk daun
dengan uji lanjutan dengan jeruk purut tua dan muda. Kemudian
pengulangan sebanyak 9 kali yang hasil uju pendahuluan ini digunakan
didapatkan dari rumus replikasi dalam uji lanjutan. Setiap dilakukan
federer. monitoring pukul 20.00 selama 72
jam dilakukan pencatatan keadaan
HASIL DAN PEMBAHASAN ruangan pengujian yang akan
disajikan dalam tabel 1 berikut:
Berdasarkan analisis probit
dan penghitungan dengan rumus

Tabel 1. Keadaan Suhu, Kelembaban Udara, Dan Pencahayaan Dalam


Laboratorium
Tanggal Waktu Suhu (oC) Kelembaban (%) Pencahayaan (Lx)
21-08-2015 20.00 28 75 5
22-08-2015 20.00 27 73 5
23-08-2015 20.00 29 76 5
Rata-rata 28 74,7 5

Dalam tabel 1 rata-rata keadaan permukiman yang biasanya


suhu dalam ruangan pengujian disenangi oleh kecoa Blatella
selama tiga hari adalah 28OC. Hal ini germanica adalah 250C sampai
tidak mempengaruhi perilaku kecoa dengan 320C.12 Sedangkan rata-rata
dalam mendekati umpan yang diberi kelembaban udara dalam ruangan
daun jeruk purut karena suhu pengujian selama tiga hari waktu

129
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pengujian adalah 74,7% yang masih kemampuan waktu daya tolak daun
sesuai dengan kelembaban udara jeruk purut terhadap kecoa Blatella
yang disenangi sebagai tempat germanica lebih besar pada daun
hidup kecoa Blatella germanica yaitu jeruk purut tua. Hal ini sesuai
>70%.13 Untuk rata-rata keadaan dengan penelitian Meita Mahardianti
pencahayaan dalam ruangan (2014), dimana aplikasi daun salam
pengujian selama tiga hari waktu pada kecoa Periplaneta Americana
pengujian adalah 5 Lx. lebih efektif dengan daun salam tua
dibandingkan dengan daun salam
Berdasarkan hasil uji lanjutan muda.10 Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa efektivitas daun Safaatul Munawaroh (2010) juga
jeruk purut tua untuk semua didapatkan hasil bahwa kandungan
pengulangan pada hari pertama minyak atsiri dalam daun jeruk purut
adalah 81,1%, sedangkan pada hari tua lebih banyak dibandingkan
kedua terjadi peningkatan yaitu dalam daun jeruk purut muda.14
84,4% dan pada hari terakhir atau
hari ketiga terjadi penurunan yaitu Minyak atsiri yang dihasilkan
sebesar 77,8% sehingga rata-rata dari daun jeruk purut (Citrus hystix)
efektifitas aplikasi daun jeruk purut dari daun yang sudah tua dan muda
tua bagi kecoa Blatella germanica menunjukkan perbedaan yang cukup
adalah 81,8%. Sedangkan besar baik sifat fisika, kimia maupun
efektivitas daun jeruk purut muda komposisi kimia yang terkandung di
untuk semua pengulangan pada hari dalamnya. Selama proses pelayuan
pertama adalah 75,6%, untuk pada dan pengeringan dimana dalam
kedua terjadi peningkatan yaitu pengujian hanya dikeringkan dengan
83,3% dan pada hari ketiga terjadi angin sampai kering, membrane sel
penurunan yaitu 76,6% sehingga berangsur-angsur akan pecah dan
rata-rata efektifitas aplikasi daun cairan bebas melakukan pentrasi
jeruk purut muda bagi kecoa Blatella dari satu sel ke sel yang lain
germanica adalah 78,5%. sehingga membentuk senyawa yang
mudah menguap. Dalam daun jeruk
Selanjutnya data dianalisis purut tua membrane sel sudah
dengan analisis Tukey HSD untuk matang dimana tidak terjadi proses
melihat kemampuan daya tolak daun penguapan yang besar sehingga
jeruk purut muda dan tua per hari. kandungan minyak atsiri masih
Kemampuan daun jeruk purut muda banyak sedangkan hal ini terjadi
pada hari pertama adalah 2.375. sebaliknya pada daun jeruk purut
Kemudian mulai menurun pada hari (Citrus hystix) muda dimana
kedua yaitu 4.25 dan semakin membrane sel masih terlalu muda
menurun pada hari ketiga yaitu 4.5. sehingga kemampuannya untuk
Sedangkan untuk daun jeruk purut melakukan penetrasi kurang dan
tua kemampuan daun jeruk purut kandungan minyak atsirinya masih
pada hari pertama adalah 2.625, sedikit sehingga kemampuannya
untuk hari kedua dan ketiga masih untuk menolak kecoa Blatella
sama yaitu 3.0 dimana kemampuan germanica kurang efektif
daun jeruk purut tua belum menurun dibandingkan dengan daun jeruk
dengan cepat. Hal ini berbeda purut tua.15
dengan kemampuan daun jeruk
purut muda dimana terjadi Daun jeruk purut (Citrus
penurunan yang sangat cepat, hystrix) dapat digunakan sebagai
sehingga dapat disimpulkan bahwa penolak kecoa Blatella germanica,

130
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hal ini disebabkan oleh senyawa tidak disukai serangga. Komponen


metabolit sekunder yang diproduksi ini dikenal sebagai senyawa
oleh tumbuhan untuk digunakan metabolit sekunder penolak
sebagai alat pertahanan diri dari serangga. Kandungan linalool yang
serangan luar atau predator. Daun terdapat pada daun jeruk purut
jeruk purut (Citrus hystrix) memiliki dapat digunakan sebagai bahan
efek farmakologis sebagai antiseptic penolak serangga (repellent).
dan anti oksidan yang sangat Geraniol bersifat sebagai racun
tinggi.16 Penelitian yang dilakukan lambung yang menyebabkan
oleh Unzila Rahmi et al. melaporkan keracunan.20
bahwa ekstrak daun jeruk purut
sangat banyak mengandung Daya Proteksi dari daun jeruk
senyawa metabolic sekunder. purut tua dan muda masing-masing
Senyawa ini bertindak aktif dalam bersifat fluktuatif. Daya Proteksi
aktivitas antioksidan dan anti Daun jeruk purut sebagai zat
bakteri.17 Hasil analisis fitokimia penolak alami bagi kecoa Blatella
daun jeruk purut (Citrus hystrix), germanica dapat bertahan selama 3
terkandung senyawa metabolit hari. Kemampuan daun jeruk purut
sekunder antara lain, polifenol, mengalami peningkatan dalam
flavonoid, saponin, minyak atsiri, dan menolak kecoa Blatella germanica
alkaloid.7 dibandingkan dengan hari pertama,
dan mengalami penurunan efektifitas
Kemungkinan alkaloid yang kemampuan apabila dibandingkan
terdapat pada daun jeruk purut ini dengan hari ketiga baik pada daun
berperan sebagai repelen nyamuk. jeruk purut tua maupun muda . Hal
Harbone menyebutkan senyawa ini terjadi karena pada hari kedua
alkaloid dapat bersifat sebagai kemampuan daun jeruk purut dalam
penghalau serangga dan memiliki melepaskan minyak atsiri dari
aktivitas antibakteri terhadap membrane sel meningkat
pertumbuhan Salmonella dibandingkan hari pertama dimana
typhimurium.18,19 Selain adanya aroma yang dihasilkan dari minyak
alkaloid dalam jeruk purut (Citrus atsiri telah menyebar dalam botol
hystrix), tanaman ini merupakan pengujian sehingga lebih efektif.
tanaman penghasil minyak atsiri. Namun, pada hari ketiga dimana
kondisi daun yang telah layu
Minyak atsiri mempunyai menyebabkan kemampuannya
aktivitas antibakteri dengan merusak dalam melepaskan aroma dari
dinding sel dan menghambat minyak atsiri berkurang sehingga
pertumbuhan serta mematikan efektivitasnya dalam menolak kecoa
bakteri dengan mengganggu Blatella germanica menjadi
terbentuknya dinding sel. Umumnya berkurang.7 Hal ini terjadi baik pada
minyak atsiri inilah yang digunakan daun jeruk purut tua maupun muda.
sebagai pengusir serangga karena
bau dan aroma yang dihasilkannya. KESIMPULAN
Daun jeruk purut mengandung
minyak atsiri, terdiri dari 81,49% 1. Daun jeruk purut dapat
Sitronelal, 8,22% Sitronelol, 3,69% digunakan sebagai penolak
Linalol, 0,31% Geraniol, dan 6,29% alami bagi kecoa Blatella
komponen lain.14 Linalol merupakan germanica dewasa.
senyawa kimiawi tanaman yang 2. Daun jeruk purut tua lebih efektif
memiliki bau menyengat dan sangat dibandingkan daun jeruk purut

131
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

muda dengan daya tolak kepada masyarakat untuk


sebesar 81,8% menggunakan metode
3. Kemampuan daya tolak daun kebersihan lingkungan, dan
jeruk purut tua dapat bertahan beralih pada pemanfaatan
selama 3 hari dengan potensi alam sekitar untuk
kemampuan teringgi pada hari pengendalian vektor.
kedua. 3. Peneliti lain diharapkan dapat
menguji daya proteksi daun jeruk
SARAN purut dalam skala yang besar
apabila sudah diaplikasikan
1. Masyarakat dapat melakukan dalam ruangan yang luas di
perkembangbiakan tumbuhan masyarakat dan pengaruh daun
daun jeruk purut disekitar tempat jeruk purut terhadap jenis kecoa
tinggal yang dapat diaplikasikan lain serta melihat aktivitas kecoa
dalam upaya pengendalian yang telah diberi aplikasi daun
kecoa. jeruk purut setiap saat (jam).
2. Dalam upaya pengendalian
vektor instansi terkait perlu
memberikan pemberdayaan
DAFTAR PUSTAKA
6. Kementrian Kesehatan Republik
1. Kesumawati U. Sigit HS, Hama Indonesia. Peraturan Menteri
Permukiman Indonesia. Bogor: Kesehatan Republik Indonesia
Institut Pertanian Bogor; 2006. Nomor:374/MENKES/PER/III/20
2. Amalia H, Idham D. Sakti H. 10 Tentang Pengendalian
Preferensi Kecoa Amerika Vektor. Jakarta: 2010.
Periplaneta americana (L.) 7. Andrianto H., Subagyo Y.H.
(Blattaria: Blattidae) terhadap Efektivitas ekstrak daun jeruk
Berbagai Kombinasi purut. 6(1):1-6. 2014.
Umpan.2010: 7(2):67-77. 8. Kardinan A.. Pestisida Nabati,
3. Kementrian Kesehatan Republik Ramuan, Dan Aplikasinya.
Indonesia. Atlas Vektor Penyakit Jakarta: Penerbit Swadaya;
Di Indonesia Seri 1. Jakarta; 2000.
Kementrian Kesehatan Republik 9. Anggraeni I, Kementrian
Indonesia, 2011. Kehutanan. Pengenalan
4. College of agriculture Sciences Tumbuhan Penghasil Pestisida
U.S. Departement of Agriculture Nabati dan Pemanfaatannya
and Pennsylvania counties secara Tradisional.; 2010.
cooperating. German 10. Mahardianti M. Uji Daun Salam
cockroaches. Pennsylvania State (Syzygium polyanthum) sebagai
University. 2013. Zat Penolak Alami Bagi Kecoa
5. Widawati M. Sediaan Losion Amerika (Periplaneta americana)
Minyak Atsiri Piper betle L. Dewasa. 2014.
dengan Penambahan Minyak 11. Boewono D., Boesri H. Pedoman
Nilam sebagai Repelen Nyamuk Teknis Uji Insektisida 1st edition.
Aedes aegypti. Jurnal Litbang Balai Besar Penelitian dan
Pengendalian Penyakit Pengembangan Vektor dan
Bersumber Binatang. Reservoir penyakit
Banjarnegara:2014 Volume 10 12. Blattella germanica (Linnaeus,
:53-102. 1767) | Pest Insects of our
Cultural Heritage.

132
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

http://www.ensam.inra.fr/cbgp/in 17. Rahmi U, Manjang Y, Santoni A.


sectes-du- Profil Fitokimia Metabolit
patrimoine/?q=en/fiche- Sekunder Dan Uji Aktivitas
insecte/blattella-germanica. Antioksidan Tanaman Jeruk
Accessed May 4, 2015. Purut (Citrus histrix DC) Dan
13. Smith, Goerge V. Insects and Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm
Other Arthropods of Medical . f .)Merr).2013;2(2303):109-114.
Importance. British Museum, 18. Harbone JB. Metode Fitokimia
London; 1973. Penentuan cara Modern
14. Munawaroh S, Astuti P. Menganalisa Tumbuhan
Ekstraksi Minyak Daun Jeruk (Penerjemah: Kosasih,P.),
Purut (Citrus hystrix D . C .)
Terbitan Kedua, ITB,
Dengan Pelarut Etanol dan N-
Heksana ;2(1):73-78. 2010
Bandung,1987.
15. Khasanah U., Kajiwi, Rohila U., 19. Sunanti. Aktivitas Antibakteri
Meidiantoro Y. Pengaruh Ekstrak Tunggal Bawang
Perlakuan Pendahuluan Putih (Allium Sativum Linn.)
Terhadap Karakteristik Mutu Dan Rimpang Kunyit
Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Curcuma Domestica Val.)
(Citrus hystrix DC). Jurnal Terhadap Salmonella
Aplikasi Teknologi Pangan (4) Typhimurium. Bogor; 2007.
2015. 20. Abidatun I.M, Utami W.S,
16. Miftahendarwati. Efek Antibakteri Ameliana L. Efektivitas
Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Biolarvasida Minyak Daun Jeruk
hystrix) Terhadap Bakteri Purut (Citrus Hystrix) Terhadap
Streptococcus Mutans (in Vitro). Larva Instar III Nyamuk Aedes
Makasar; 2014. Aegypti. Jember; 2013.

133

You might also like