You are on page 1of 11

USULAN PENELITIAN

Judul Penelitian :Anti-Inflammatory Activity of ethanol ekstrak of 3 Ayurvedic plantsof


Emblica officinalis, Anthracephalus cadamba, Cyperus rotundus and Withania somnifera
using LPS induced method

Nama / NPM :Sanjiv Menon / 260110142011


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

1.1 Latar Belakang Penelitian


ABSTRACT

Inflammation is a body response against pathogen and injuries, in the form of reactions that
occurs due to wound, tissue injuries, such as burns and infection. Besides that, it is also a body
defence towards irritation that takes place on skin, and it works to trigger and repair injured cells,
provide barriers to prevent the spread of infection and removal of dead cells. Disorders such as
arthritis, osteoarthritis, multiple sclerosis and many others happen due to this. NSAIDs are
currently given to overcome this problem. Unfortunately, these types of drugs gives a negative
effect because it causes increase risk in blood clot, which eventually results in strokes and heart
attack. It has been found that Ayurveda plants, a science of long life, which can be used to
overcome chronic diseases. Therefore, studies are carried out on various Ayurveda plants which
could give anti-inflammatory effect. In this review journal, four types of Ayurveda plants, which
are Emblica officinalis, Anthracephalus cadamba, Cyperus rotundus and Withania somnifera that
has effects on anti-inflammatory will be discussed. It can be seen that Emblica officinalis and
Cyperus rotundus has an effect on LPS induced production of nitric oxide (NO).

Keywords : anti-inflammatory, infection, NSAIDs, Ayurveda

ABSTRAK

Peradangan adalah respons tubuh terhadap pathogen dan kecederaan, dalam bentuk reaksi yang
terjadi akibat luka, kecederaan jaringan, seperti luka bakar dan infeksi. Peradangan adalah
pertahanan tubuh terhadap iritasi yang terjadi pada kulit, dan bekerja untuk memicu dan
memperbaiki sel-sel yang terluka, memberikan hambatan untuk mencegah penyebaran infeksi
dan penyingkiran sel-sel nekrosis. Gangguan seperti arthiritis, osteoarthritis, multiple schlerosis,
dan gangguan-gangguan lain terjadi karena ini. NSAIDs diberikan untuk mengatasi masalah ini.
Malangnya, obatan ini akan mengakibatkan risiko penggumpalan darah dan akan menyebabkan
sakit jantung. Telah ditemukan beberapa zaman dahulu bahawa tanaman Ayurveda bisa
mengobati penyakit kronis. Oleh karena itu, dilakukan studi pada tanaman Ayurveda tertentu
yang bisa memberikan efek anti-inflamasi. Dalam review jurnal ini, empat jenis tanaman
Ayurveda, yaitu Emblica officinalis, Anthracephalus cadamba, Cyperus rotundus and Withania
somnifera yang memiliki efek anti-inflamasi akan dibahaskan. Hal ini dapat dilihat bahwa
Emblica officinalis dan Cyperus rotundus memiliki efek pada produksi LPS- induced nitrat
oksida ( NO ) .

Kata Kunci : anti-inflamasi , infeksi, NSAIDs, Ayurveda


Bab I
Pendahuluan

Peradangan atau inflamasi adalah respon tubuh terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh
berbagai agen berbahaya seperti luka fisik, infeksi atau luka. Ini adalah respon imun penting
yang memungkinkan tubuh untuk menahan luka dan memelihara jaringan homeostasis dalam
kondisi berbahaya, yang dapat mengancam tuan rumah. rangsangan berbahaya bagi tubuh dapat
memicu respon inflamasi. Menurut, makrofag yang memproduksi nitric oxide (NO),
prostaglandin dan sitokin seperti tumor necrosis factor (TNF-) yang dapat menyebabkan
penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis, aterosklerosis, asam urat, penyakit jantung, dan
jenis-jenis gangguan ketika terlalu diproduksi. Peradangan juga disebabkan oleh pelepasan
mediator kimia dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Gejala peradangan yang seperti
pembengkakan, nyeri, kemerahan dan hilangnya fungsi yang terjadi karena pelebaran
vessels.darah Pelebaran pembuluh darah dapat menyebabkan peningkatan suplai darah dan dari
peningkatan ruang intraseluler yang akan menghasilkan pergerakan leukosit. Berdasarkan,
mediator kimia zat yang dilepaskan sebagai protein plasma, atau yang keluar dari makrofag,
yang mencakup platelet, neutrofil yang mengikat reseptor target khusus pada sel dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, meningkatkan neutrofil chemotaxis, merangsang
kontraksi otot polos, menginduksi rasa sakit, dan memediasi kerusakan oksidatif. Ini adalah add
on oleh yang memberi contoh mediator kimia seperti prostaglandin, oksida nitrat, leukotrien,
histamines dan serotonin. Ada dua kondisi peradangan; peradangan akut dan peradangan kronis.
Seperti umum diketahui, peradangan akut adalah durasi pendek yang merupakan respon tubuh
yang cepat. Ini mungkin merupakan respon awal tubuh terhadap rangsangan berbahaya. Gerakan
peningkatan plasma 3 dan leukosit ke dalam jaringan yang terluka diamati. Menurut, sel mast
yang sarat dengan mediator dari respon inflamasi.

Ini respon inflamasi menstimulasi pelepasan TNF-. mediator kimia, seperti histamin dan
bradikinin adalah turunan dari asam arakidonat. Di sisi lain, peradangan kronis adalah kondisi
klinis yang umum dan rheumatoid arthritis adalah disorder. autoimun kronis Berdasarkan
penelaahan, menyebutkan bahwa nitrat oksida (NO) sebagai mediator inflamasi dan modulasi
biosintesis NO yang menghasilkan perbaikan peradangan akut, radang saat ini dirawat oleh
NSAID. Namun, penggunaan obat ini menyebabkan reaksi yang merugikan parah dan toksisitas,
termasuk risiko pasien yang diobati dengan pengubah respon biologis, seperti tumor necrosis
factor alpha dan memblokir agen. Oleh karena itu, para peneliti telah melakukan penelitian pada
banyak tanaman Ayurveda tahu efeknya pada anti inflamasi. Tanaman obat memainkan peran
penting dalam pengembangan berbagai agen terapi. Ada banyak tanaman Ayurveda dengan
potensi anti-inflamasi.

Ayurveda sudah ada semenjak 2000 tahun yang lalu. Ayurveda adalah ilmu pengetahuan tentang
hidup yang berasal dari kata sangsekerta Ayur dan Veda. Ayur berarti hidup dan Veda yang berati
pengetahuan. Ayurveda berasal dari Negeri India, namun sekarang menyebar ke seluruh Asia dan
negara barat. Sekarang ini Ayurveda dipraktekkan oleh negara-negara yang berkembang seperti
Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa dan negara lainnya. Pengobatan Ayurveda berkembang
pesat karena terbukti aman dan efektif. Ramuan obat Ayurveda yang tersedia biasanya berasal
dari bahan tanaman, binatang dan bahan dari mineral-mineral. Bahan-bahan yang berasal dari
tanaman seperti yang disebutkan dalam pengobatan tradisional (Usadha) Bali dikenal dengan
pengobatan Taru Pramana. Taru berarti tanaman dan pramana yang berarti berkhasiat obat.
Masyarakat Bali sudah terbiasa memakai tanaman Taru Premana sebagai obat tradisional oleh
para Pengusada atau Balian (Healer). Tanaman Taru Premana ini bermanfaat memberikan
perlindungan yang terbaik bagi tubuh melawan penyakit, sehingga sangat baik dipakai setiap hari
dan sudah menjadikan bagian dari pola hidup sehat. Bahkan, tidak jarang masyarakat
memakaiannya saling berdampingan dengan obat modern, hanya saja waktu minumnya
diberikan jarak sekitar 2 jam sebelum meminum obat modern. Biasanya obat yang berasal dari
tanaman Taru Premana ini dipakai dalam proses mempercepat pemulihan kesehatan. Herbal Taru
Premana ini dibuat berupa ekstrak dari tumbuh-tumbuhan atau sari pati dari air tanaman tersebut
diolah diberikan pengeras berupa gula tebu atau gula merah menjadi herbal berupa minuman
instan, atau digodok untuk diminum air godokannya atau diolah berupa sari pati tanaman,
dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam kemasan berupa kapsul.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat di identifikasi masalah penelitian yaitu
mengetahui aktivitas anti inflammatory tanaman Ayurveda Emblica officinalis, Anthracephalus
cadamba, Cyperus rotundus and Withania somnifera

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas anti inflammatory
tanaman Ayurveda Emblica officinalis, Anthracephalus cadamba, Cyperus rotundus and Withania
somnifera

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai ada aktiviatas
anti inflammatory dalam tanaman Ayurveda dan ini dijadikan sebagai anjuran kepada masyarakat
khususnya mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalamj
aringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon
utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi
(misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut
meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi. Terjadilah pembengkakan. Kemudian
terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat
tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan
pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia
(histamin, bradikinin,serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang
berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar
dari penyebaran infeksi.

Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena
mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan,
bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler,
meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala
panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara
lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PA

Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang
kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.

Antara Contoh Obat -obat yang tergolong AINS,

1. Asam mefenamat dan Meklofenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgetika dan anti-inflamasi, asam mefenamat kurang
efektif dibandingkan dengan aspirin. Meklofenamat digunakan sebagai obat anti-inflamasi pada
reumatoid dan osteoartritis. Asam mefenamat dan meklofenamat merupakan golongan antranilat.
Asam mefenamat terikat kuat pada pada protein plasma. Dengan demikian interaksi dengan oabt
antikoagulan harus diperhatikan.

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia, diare sampai diare
berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung. Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali
250-500 mg sehari. Sedangakan dosis meklofenamat untuk terapi penyakit sendi adalah 240-400
mg sehari. Karena efek toksisnya di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan kepada anak
dibawah 14 tahun dan ibu hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari.

2. Diklofenak

Diklofenak merupakan derivat asam fenilasetat. Absorpsi obat ini melalui saluran cerna
berlangsung lengkap dan cepat. Obat ini terikat pada protein plasma 99% dan mengalami efek
metabolisma lintas pertama (first-pass) sebesar 40-50%. Walaupun waktu paruh singkat 1-3 jam,
dilklofenakl diakumulasi di cairan sinoval yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih
panjang dari waktu paruh obat tersebut.

Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala sama seperti semua
AINS, pemakaian obat ini harus berhati-hati pada pasien tukak lambung. Pemakaian selama
kehamilan tidak dianjurkan. Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dua atau tiga dosis.

3. Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan pertama kali dibanyak negara.
Obat ini bersifat analgesik dengan daya efek anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek
analgesiknya sama seperti aspirin, sedangkan efek anti-inflamasinya terlihat pada dosis 1200-
2400 mg sehari. Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma
dicapai dicapai setelah 1-2 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma, ekskresinya
berlangsung cepat dan lengkap.

Pemberian bersama warfarin harus waspada dan pada obat anti hipertensi karena dapat
mengurangi efek antihipertensi, efek ini mungkin akibat hambatan biosintesis prostaglandin
ginjal. Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin. Ibuprofen
tidak dianjurkan diminum wanita hamil dan menyusui. Ibuprofen dijual sebagai obat generik
bebas dibeberapa negara yaitu inggris dan amerika karena tidak menimbulkan efek samping
serius pada dosis analgesik dan relatif lama dikenal.

4. Fenbufen

Berbeda dengan AINS lainnya, fenbufen merupakan suatu pro-drug. Jadi fenbufen bersifat
inaktif dan metabolit aktifnya adalah asam 4-bifenil-asetat. Zat ini memiliki waktu paruh 10 jam
sehingga cukup diberikan 1-2 kali sehari. Absorpsi obat melalui lambung dan kadar puncak
metabolit aktif dicapai dalam 7.5 jam. Efek samping obat ini sama seperti AINS lainnya,
pemakaian pada pasien tukak lambung harus berhati-hati. Pada gangguan ginjal dosis harus
dikurangi. Dosis untuk reumatik sendi adalah 2 kali 300 mg sehari dan dosis pemeliharaan 1 kali
600 mg sebelum tidur.

5 Piroksikam dan Meloksikam


Piroksikam merupakan salah satu AINS dengan struktur baru yaitu oksikam, derivat asam enolat.
Waktu paruh dalam plasma 45 jam sehingga diberikan sekali sehari. Absorpsi berlangsung cepat
di lambung, terikat 99% pada protein plasma. Frekuensi kejadian efek samping dengan
piroksikam mencapai 11-46% dan 4-12%. Efek samping adalah gangguan saluran cerna, dan
efek lainnya adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema kulit. Piroksikam tidak dianjurkan
pada wanita hamil, pasien tukak lambung dan yang sedang minum antikoagulan. Dosis 10-20 mg
sehari.

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat)
atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat
terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama.

Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika
menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus
tinggal di rumah sakit lebih lama daripada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian
karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat
terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter,
sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan
penyakit atau usia.

Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan
efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan
yang sempit (indeksterapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat
sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama.

Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan


farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat, salah satu obat
dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme,
atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu) dimediasi oleh sitokrom P450
(CYP) . Farmakodinamik :Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat memodulasi efek
farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.
Kombinasi sinergis, efek farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2 obat, interaksi yang
menguntungkan: aminoglikosida+penisilin-Berbahaya: barbiturat+alkohol.

Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat, interaksi yang
menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang berbahaya:AZT+stavudine.

Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat, interaksi yang
menguntungkan: aspirin+acetaminophen, interaksi yang berbahaya: neutropenia dengan
AZT+gansiklovir.

Ayurveda, berasal dari India beberapa ribu tahun yang lalu. Istilah Ayurveda menggabungkan
kata-kata Sansekerta ayur (hidup) dan veda (ilmu pengetahuan atau pengetahuan). Jadi,
Ayurveda berarti ilmu kehidupan. Di Amerika Serikat, pengobatan ayurveda ini dianggap
sebagai jenis CAM dan keseluruhan sistem kedokteran. Seperti dengan sistem lain seperti itu,
didasarkan pada teori kesehatan dan penyakit dan pada cara untuk mencegah, mengelola, atau
mengobati masalah kesehatan.

Pengobatan ayurveda bertujuan untuk mengintegrasikan dan menyeimbangkan tubuh, pikiran,


dan jiwa, dengan demikian, beberapa melihatnya sebagai keseimbangan ini diyakini
menyebabkan kebahagiaan dan kesehatan, dan membantu mencegah penyakit holistik..
Pengobatan ayurveda juga memperlakukan masalah spesifik kesehatan fisik dan mental. Sebuah
tujuan utama dari praktek ayurveda adalah membersihkan tubuh dari zat yang dapat
menyebabkan penyakit, sehingga membantu untuk membangun kembali harmoni dan
keseimbangan.

Tujuan dari pengobatan ayurveda adalah untuk mengintegrasikan dan menyeimbangkan tubuh,
pikiran, dan jiwa. Hal ini diyakini membantu mencegah penyakit dan mempromosikan
kesehatan. Pengobatan ayurveda menggunakan berbagai produk dan teknik untuk membersihkan
tubuh dan mengembalikan keseimbangan. Beberapa dari produk ini mungkin berbahaya jika
digunakan secara tidak benar atau tanpa arah seorang praktisi yang terlatih. misalnya, beberapa
herbal dapat menyebabkan efek samping atau berinteraksi dengan obat-obatan konvensional
Pengobatan ayurveda memiliki dasar kunci yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Konsep-konsep ini harus dilakukan dengan saling keterkaitan universal, konstitusi
tubuh (Prakriti), dan kekuatan hidup (doshas). Ide-ide tentang keterkaitan hubungan antara
manusia, kesehatan mereka, dan bentuk alam semesta dasar untuk bagaimana praktisi ayurveda
berpikir tentang masalah yang mempengaruhi kesehatan. Pengobatan Ayurveda menyatakan
bahwa:

Semua hal di alam semesta (baik yang hidup maupun tak hidup) yang bergabung
bersama-sama.
Setiap manusia mengandung unsur-unsur yang dapat ditemukan di alam semesta.
Kesehatan akan baik jika pikiran dan tubuh berada dalam harmoni, dan interaksi
seseorang dengan alam semesta adalah alam dan sehat.
Penyakit muncul ketika seseorang tidak selaras dengan alam semesta. Gangguan dapat
fisik, emosional, spiritual, atau kombinasi dari semuanya.

Emblica officinalis (Euphorbiaceae) Emblica officinalis, atau juga disebut sebagai amla
digunakan sebagai rasayana di India pengobatan Ayurveda tradisional. Pulp dari buah telah
digunakan dalam berbagai jenis pengobatan dan perawatan Ayurveda untuk penyakit. Hal ini
sangat bergizi dan bisa menjadi sumber vitamin C. Buah ini terbukti memiliki aktivitas
antioksidan, aktivitas antihyperlipidemic dan anti-diabetes. Anthracephalus cadamba
(Rubiaceae) Tanaman ini juga dikenal sebagai pohon Kadamba dan buahnya terjadi di kecil,
kapsul berdaging. Hal ini didistribusikan secara luas di India dan digunakan sebagai obat
tradisional untuk pengobatan demam, anemia, penyakit kulit, dan disentri. Studi ilmiah telah
menunjukkan bahwa hal itu dapat digunakan sebagai antimalaria, antimikroba dan juga
antioksidan. Cyperus rotundus (Cyperaceae) Cyperus rotundus dikenal sebagai nagarmotha
dalam pengobatan Ayurveda tradisional. Hal ini sebenarnya rumput lapangan yang dikenal di
semua negara Southern rumput kacang. Tanaman ini memiliki banyak kegunaan terapeutik.
Cyperus rotundus telah digunakan sebagai antimikroba, aktivitas antimutagenik, antioksidan
dan antiplatelet aktivitas.. Withania somnifera (Solanaceae) Tanaman ini digunakan sebagai
ashwandha, atau ginseng India dan banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda. kekuatannya
untuk meningkatkan energi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan longetivity
menjadikannya salah satu formulasi terkenal di tonics. Penelitian menunjukkan bahwa Withania
somnifera memiliki antitumor, cardioprotective dan Metode properties. antioksidan Dalam
ulasan ini, peneliti telah menggunakan sumber data seperti penelitian jurnal yang dikumpulkan
oleh peneliti. sumber pencarian data dilakukan dengan mesin pencari Google, publikasi dari
Hindawi, Taylor & Francis, Pubmed, NCBI, ResearchGate dan dengan kata kunci anti-inflamasi
dan tanaman Ayurveda. Selain jurnal-jurnal ini beberapa jurnal lainnya mengenai tanaman obat
telah berkumpul bersama dengan literatur untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan
konsep penelitian berdasarkan anti-inflamasi

You might also like