Professional Documents
Culture Documents
Treatment
[ ARTIKEL REVIEW ]
CORNEAL ULCERS
TREATMENT
Yusi
Farida
Faculty of Medicine, Universitas
Lampung
Abstra
ct
Extensive corneal ulcers require precise handling and fast for the prevention of the onset of
complications such as descementocele, perforation, endophthalmitis and blindness. Corneal
ulcers that heal will cause cloudiness of the cornea and leading the second cause of
blindness in Indonesia. The purpose of eradication treatment of corneal ulcers are
eradication of the corneal ulcer, suppress infammatory reactions so as not to aggravate the
destruction of the cornea, accelerate healing epithelial defects, predominate the
complications and improve visual acuity. This can be done by giving appropriate and
prompt treatment according to culture and sensitivity test results causing
microorganisms. Prognosis of corneal ulcers depends on the severity and rapid than get help,
the type of microorganism causes and the presence or absence of complications arising.
Management of corneal ulcers are not limited to providing antimicrobial, but the general
state of repair as well as measures to ease the symptoms and eliminate the cause. Some of
the causes of corneal ulcers include foreign bodies and contact lenses.
Abstra
k
Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah
perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti descementocele, perforasi,
endoftalmitis, bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan
kornea dan merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia. Tujuan penatalaksanaan
ulkus kornea adalah eradikasi penyebab dari ulkus kornea, menekan reaksi peradangan
sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat penyembuhan defek
epitel, mengatasi komplikasi serta memperbaiki tajam penglihatan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian terapi yang tepat dan cepat sesuai dengan kultur serta hasil
uji sensitivitas mikroorganisme penyebab. Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya,
dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Penatalaksanaan ulkus kornea tidak terbatas pada
pemberian anti mikroba, melainkan perbaikan keadaan umum, serta tindakan-tindakan untuk
memperingan gejala dan menghilangkan penyebab. Beberapa penyebab ulkus kornea antara
lain adalah benda asing dan lensa kontak.
...
Korespondensi: Yusi Farida |
yusifaridaaa@yahoo.co.id
Pendahuluan kolagenase yang dibentuk oleh
Ulkus kornea merupakan sel epitel baru dan sel radang.
diskontinuitas atau hilangnya Gejala dari ulkus kornea yaitu
sebagian permukaan kornea nyeri, berair, fotofobia,
akibat kematian jaringan blefarospasme, dan biasanya
kornea. Terbentuknya ulkus disertai riwayat trauma pada
kornea diakibatkan oleh adanya mata. Ulkus kornea yang luas
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari
2015 | 119
Yusi F | Corneal Ulcers
Treatment
memerlukan penanganan yang timbulnya komplikasi seperti
tepat dan cepat untuk descementocele, perforasi,
mencegah perluasan ulkus endoftal- mitis, bahkan
dan kebutaan. Ulkus kornea yang
sembuh akan menimbulkan
jaringan parut kornea dan
merupakan penyebab kebutaan
1
nomor dua di Indonesia.
Tujuan penatalaksanaan
ulkus kornea adalah eradikasi
penyebab dari ulkus kornea,
menekan reaksi peradangan
sehingga tidak memper- berat
destruksi pada kornea,
mempercepat penyembuhan
defek
DISK
USI
Kornea adalah
jarin gant ransparan
ya n g u ku r a n n ya s e b a n
- d i n g d e n g a n kr i s t a l
s e b u a h j a m t a n g a n ke
ci l . K o r n e a i n i d i s i s i p
ka n ke s kl e r a di l i m b u s ,
l e n g ku n g m e -
l i n g ka r pada
persambungan disebut sulkus
skelaris. Kornea dewasa rata-
rata mempunyai tebal 0,54 mm
di tengah, sekitar 0,65 di tepi,
dan diameternya sekitar 11,5
Sumber nutrisi kornea maka proses infiltrasi dan
adalah pembuluh-pembuluh vaskularisasi dari limbus baru
darah limbus, aquous humour akan terjadi 48 jam kemudian.
dan air mata. Kornea superfisial Badan kornea, wandering cell
juga mendapat oksigen dan sel-sel lain yang terdapat
sebagian besar dari atmosfir. dalam stroma kornea, segera
Transparansi kornea bekerja sebagai makrofag,
dipertahankan oleh strukturnya kemudian disusul dengan
seragam, avaskularitasnya dan dilatasi pembuluh darah yang
2
deturgensinya. terdapat di limbus dan tampak
sebagai injeksi perikornea.
Patofsiologi Selanjutnya terjadi infiltrasi dari
sel-sel mononuklear, sel plasma,
Kornea merupakan bagian leukosit polimorfonuklear (PMN)
anterior dari mata, yang harus yang mengakibatkan timbulnya
dilalui cahaya dalam perjalanan infiltrat, yang tampak sebagai
pembentukan bayangan di bercak berwarna kelabu, keruh
retina. Perubahan dalam bentuk dengan batas-batas tak jelas
dan kejernihan kornea dan permukaan tidak licin,
mengganggu pembentukan kemudian dapat terjadi
bayangan yang baik di retina. kerusakan
Oleh karenanya, kelainan epitel dan timbullah ulkus
5,6
sekecil apapun di kornea, kornea.
dapat menimbulkan gangguan
penglihatan.
4 Etiologi
Kornea bagian mata yang
avaskuler, bila terjadi infeksi 1. Infeksi
a. Infeksi Bakteri: P. idoxiuridine, anestesi
aeraginosa, Streptococcus topikal, immunosupresif);
pneumonia dan spesies f. Kelainan dari membran
Moraxella merupakan basal, misalnya karena
penyebab paling sering. trauma;
9
Sebuah penelitian terbaru g. Pajanan (exposur) ;
menyebutkan bahwa telah h. Neurotropik.
ditemukan Acinetobacter
junii sebagai salah satu
penyebab ulkus
7
kornea.
Penyebab ulkus kornea
38,85%
disebabkan oleh
8
bakteri.
b. Infeksi Jamur:
disebabkan oleh Candida,
Fusarium, Aspergilus,
Cephalosporium dan
spesies mikosis fungoides.
Penyebab ulkus kornea
40,65% disebabkan oleh
8
jamur.
c. Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus
herpes simplex cukup
sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti
oleh vesikel-vesikel kecil
dilapisan epitel yang bila
pecah akan menimbulkan
ulkus.
d. Acanthamoeba
Infeksi kornea oleh
Acantha- moeba sering
terjadi pada pengguna
lensa kontak lunak. Infeksi
juga biasanya ditemukan
pada bukan pemakai lensa
kontak yang terpapar air
yang tercemar.
2. Noninfeksi
a. Bahan kimia, bersifat
asam atau basa
tergantung pH;
b. Radiasi atau suhu;
c. Sindrom Sjorgen;
d. Defisiensi vitamin A;
e. Obat-obatan
(kortikosteroid,
3. Sistem Imun (Reaksi Lesi pada ulkus ini
Hipersensi- tivitas). dimulai dari daerah
sentral kornea yang
Klasifikasi dapat menyebar ke
samping dan ke dalam
Berdasarkan lokasi, dikenal kornea. Gambaran
ada 2 bentuk ulkus kornea, berupa ulkus yang
2
yaitu : berwarna abu-abu
1. Ulkus kornea sentral. dengan kotoran yang
A. Ulkus kornea dikeluarkan berwarna
bakterialis a. kehijauan. Kadang-
Ulkus Streptokokus kadang bentuk ulkus ini
Khas sebagai ulkus yang seperti cincin. Dalam
menjalar dari tepi ke bilik mata depan dapat
arah tengah kornea terlihat hipopion yang
(serpinginous). Ulkus banyak. Secara
bewarna kuning keabu- histopatologi, khas pada
abuan berbentuk cakram ulkus ini ditemukan
dengan tepi ulkus yang sel neutrofil yang
10 10
menggaung. dominan.
b. Ulkus Stafilokokus d. Ulkus Pneumokokus
Pada awalnya berupa Terlihat sebagai bentuk
ulkus yang bewarna ulkus kornea sentral
putik kekuning- an yang dalam. Tepi ulkus
disertai infiltrat berbatas akan terlihat menyebar
tegas tepat dibawah ke arah satu jurusan
defek epitel. sehingga memberikan
c. Ulkus Pseudomonas gambar- an karakteristik
yang disebut
ulkus serpen. Ulkus subepitel dan stroma.
terlihat dengan infiltrasi Dendrit herpes zoster
sel yang penuh dan berwarna abu- abu kotor.
berwarna kekuning- b. Ulkus kornea Herpes
11
kuningan. Penyeba- ran Simplex
ulkus sangat cepat dan Biasanya gejala dini
sering terlihat ulkus yang dimulai dengan tanda
menggaung dan di injeksi siliar yang kuat
daerah ini terdapat disertai terdapatnya
banyak kuman. suatu dataran sel di
e. Ulkus Neisseria permukaan epitel kornea
gonorrhoeae Ulkus disusul dengan bentuk
kornea yang terjadi dendrit atau bintang
karena Neisseria infiltrasi. Bentuk dendrit
gonorrhoeae dan herpes simplex kecil,
merupakan salah satu ulseratif, jelas diwarnai
dari penyakit menular dengan fluoresein.
seksual. Gonore bisa
menyebabkan perforasi D. Ulkus kornea
kornea dan Acanthamoeba
kerusakan yang sangat Awal dirasakan sakit yang
berarti pada struktur tidak sebanding dengan
mata yang lebih dalam. temuan kliniknya,
kemerahan dan fotofobia.
B. Ulkus kornea fungi Tanda klinik khas adalah
Pada permukaan lesi ulkus kornea indolen,
terlihat bercak putih cincin stroma, dan infiltrat
dengan warna keabu- perineural.
abuan yang agak kering.
Tepi lesi berbatas tegas
irregular, feathery edge
dan terlihat penyebaran
seperti bulu di bagian
epitel yang baik. Terlihat
suatu daerah tempat asal
penyebaran di bagian
sentral sehingga terdapat 2
Diagnosis
Diagnosis dapat
ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan oftalmologis
dengan menggunakan lampu
celah serta pemeriksaan
laboratorium. Anamnesis
pasien penting pada penyakit
kornea, sering dapat
diungkapkan adanya riwayat
trauma, benda asing, abrasi,
adanya riwayat penyakit kornea
yang bermanfaat, misalnya
keratitis akibat infeksi virus
herpes simplek yang sering
kambuh. Hendaknya ditanyakan
pula riwayat pemakaian obat
topikal oleh pasien seperti
kortikosteroid yang merupakan
giemsa atau KOH). yang lebih baik daripada
Karena gambaran klinis penanaman langsung pada
tidak dapat digunakan untuk medium isolasi. Medium yang
membuat diagnosis etiologik digunakan adalah medium pelat
secara spesifik, diperlukan agar darah, media coklat,
pemeriksaan mikrobiologik, medium Sabaraud untuk jamur
sebelum diberikan pengobatan dan Thioglycolat. Selain itu
empirik dengan antibiotika. dibuat preparat untuk
Pengambilan spesimen harus pengecatan gram. Hasil
dari tempat ulkusnya, dengan pewarnaan gram dapat
membersihkan jaringan memberikan informasi
nekrotik terlebih dahulu; morfologik tentang kuman
dilakukan secara aseptik penyebab yaitu termasuk
menggunakan spatula Kimura, kuman gram (+) atau Gram (-)
lidi kapas steril, kertas saring dan dapat digunakan sebagai
atau Kalsium alginate swab. dasar pemilihan antibiotika
Pemakaian media penyubur BHI awal sebagai pengobatan
2
(Brain Heart Infusion Broth) empirik.
akan memberikan hasil positif
Komplikasi Antibiotik yang sesuai
dengan kuman
Komplikasi yang paling sering penyebabnya atau
timbul berupa: yang
1. Kebutaan parsial atau
komplit karena endoftalmitis;
2. Prolaps iris;
3. Sikatrik kornea;
4. Katarak;
5. Glaukoma sekunder.
Penatalaksanaan
Dengan lumpuhnya M.
siliaris mata tidak
mempunyai daya akomodsi
sehingga mata dalam
keadaan istirahat. Dengan
lumpuhnya M. konstriktor
pupil, terjadi midriasis
sehinggga sinekia posterior
yang ada dapat terle- pas
dan dapat mencegah
pembentukan sinekia
posterior
yang
12
baru.
b. Skopolamin sebagai
midriatika. c. Analgetik.
Untuk menghilangkan
rasa sakit,
dapat diberikan tetes
pantokain, atau tetrakain
tetapi jangan sering-sering.
Gambar 2.
18
Keratoplasti