You are on page 1of 15

requirement Drowning objects , float , hovering:

Drowning objects
a. The density of the object is greater than the density of the fluid;
b. Heavy objects larger than Archimedes force;
c. All objects in the fluid splashed;
d. Object pressing on the bottom of the vessel.

Terms of Floating Objects:


a. The density of the object is smaller than the density of the fluid;

hovering:

The density of the object is equal to the density of the fluid;

All objects immersed in a fluid so that the volume of the submerged object equal to
the volume of the whole;

When the object is at bottom of the vessel, objects do not press on the bottom of
the vessel.

Explain the working principle of Archimedes law trial


Explain what is meant by the upward force
trial
Provide a description of different state of things when floating, floating, and sinking

Measurement results is the estimated value of the measurand. Because it is only an


estimate so any measurements always contain errors. Measurement error (error) is
the difference in measurement results with expected results. So that measurement
errors can be minimized it is necessary to know the cause of the error in the
measurement. Cause of measurement error (errors) are as follows:

error use of measuring instruments

Error in copying the data


3. Misread the scale
4. Rounding errors (round-off error)

Error determines the level of accuracy

How to overcome the error is as follows:


1. Replace measuring instruments

Rewrite the data


improve rounding errors (round-off error)

Determine the level of accuracy again

A measurement is always accompanied by uncertainty. Some causes of these


uncertainties, among others, the Smallest Scale Value (NST), calibration error, zero
error, error spring, parallax error, measurement parameter fluctuations, and
environmental factors influencing the measurement results, and because of things
like this measurement impaired. It is thus very difficult to obtain the true value of a
quantity through measurement

it can be concluded that the balance sheet ohauss 310 grams is two-armed and
equipped with a rotating scale Nonius scale. therefore this balance more thoroughly
than in 2610 and 311 grams.

Micrometer has a measurement accuracy .. This tool can be used to measure objects that
are relatively small and thin, eg pencil diameter, the diameter of the wire / power
cable, thick cardboard, thick piece of paper to the diameter of a hair.

NST (smallest unit value) is the value of a scale that can not be subdivided
contained in any
measuring instruments
precision measuring tools dependent on NST owned by the

ruler has a measurement accuracy up to

float force the upward push / thrust up that appear/ emerging when objects included
into a liquid or gas. Buoyancy direction opposite to the direction of gravity. The
magnitude of the buoyant force is equal to weight of liquid displaced.

If the object is inserted into the liquid partially or completely will get an upward
force weight of the fluid displaced by the object. "
as big as

upward force
the volume of the submerged object
the density of liquid
acceleration of gravity

This law is not a fundamental law as can be derived from Newton's law as well .
- When a force equal to the gravity archimedes W then the resultant force = 0 and
objects
drift .
- If FA > W then the object will be pushed upward drift
- If FA < W then the object will be pushed down and sink
If the fluid density is smaller than the beam density so that the beam is in
equilibrium , the volume of liquid displaced should be smaller than the volume
balok.Artinya not entirely submerged in the liquid , in other words floating objects .
In order for the objects floating liquid volume displaced must be equal to the
volume of fluid rapatmassa beam and equal to the object's mass meeting meeting .
If the density of objects larger than the fluid density , then the object will undergo
gayatotal down which is not equal to zero . It means that objects will fall sink .
Based on the Law of Archimedes , an object immersed in a fluid will experience
duagaya , the force of gravity or gravity ( W ) and the upward force ( Fa ) of the
liquid .

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari
hukum newton juga.

- Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan
benda

melayang .

- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang

- Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam

Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok
berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil
dari pada volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan
dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat
cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapatmassa cairan
sama dengan rapat rapat massa benda.

Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan
mengalami gayatotal ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan
jatuh tenggelam.

Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair
akan mengalami duagaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke
atas (Fa) dari zat cair itu.
PRINSIP ARCHIMEDES
Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada
timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu
di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil
karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan
ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa
lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau
benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena
adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang
kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di
dalam air terasa lebih ringan.

Keterangan gambar :
Fpegas = gaya pegas, w = gaya berat batu, F 1 = gaya yang diberikan fluida pada
bagian atas batu, F2 = gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu, Fapung =
gaya apung.
Fapung merupakan gaya total yang diberikan fluida pada batu (Fapung = F 2 - F1). Arah
gaya apung (Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah
batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu (F 1).
Hal ini dikarenakan tekanan fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan
fluida pada bagian atas batu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang
dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada
ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Dirimu mungkin sulit mengangkat
sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat
dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida
pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan
pada Fluida, tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat
cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke
dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas
benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah
benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas
benda. (perhatikan gambar di bawah).

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada
dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak
pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda
memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h 2 >
h1).
Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h 2 adalah :

Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h 1 adalah :

F2 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda, F 1 = gaya yang
diberikan oleh fluida pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda. Selisih antara
F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh fluida pada benda, yang kita kenal
dengan istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :

Keterangan :
Karena

(ingat kembali persamaan massa jenis!)


Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita
tulis menjadi :

mFg = wF = berat fluida yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang
tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada
benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan
dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volume
benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, penulis menggunakan ilustrasi
di mana semua bagian benda tercelup dalam fluida (air). Jika dinyatakan dalam gambar
maka akan tampak sebagai berikut :

Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian


benda yang tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume
bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan
bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini
adalah buah karya Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan
lebih dikenal dengan julukan Prinsip Archimedes. Prinsip Archimedes menyatakan
bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas
(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Kita bisa membuktikan prinsip Archimedes dengan melakukan percobaan
sederhana berikut. Masukan air ke dalam sebuah wadah (ember dll). Usahakan sampai
meluap sehingga ember tersebut benar-benar penuh terisi air. Setelah itu, silahkan
masukan sebuah benda ke dalam air. Setelah benda dimasukan ke dalam air, maka
sebagian air akan tumpah. Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup
dalam air tersebut. Jika seluruh bagian benda tercelup dalam air, maka volume air yang
tumpah = volume benda tersebut. Tapi jika benda hanya tercelup sebagian, maka
volume air yang tumpah = volume dari bagian benda yang tercelup dalam air.
Besarnya gaya apung yang diberikan oleh air pada benda = berat air yang
tumpah (berat air yang tumpah = w = m x g = massa jenis air x volume air yang
tumpah x percepatan gravitasi). Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup
dalam air.
Secara sistematis, hukum archimedes dapat ditulis sebagai berikut :
FA = a Va g
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
a = massa jenis zat cair (kg/m3)
Va = volume zat cair yang terdesak (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Archimedes' principle
When we weigh the stone in the water, stone weight measured on spring scales to
be smaller than when we weigh the stone in the air (not in the water). Rock mass
measured at smaller scales because the buoyant force that presses the stone to the
top. The same effect will be felt when we lift any objects in the water. Stone or any
object will feel lighter when picked up in the water. This does not mean that some
stones or objects lost so weight is lifted into smaller rocks, but because of the
buoyant force. Upward buoyant force direction, the direction of the lift force alias
that we provide on the stone so that the stone or any object that raised the water
feels lighter.

aption :
Fpegas = spring force , gravity w = stone , F1 = force exerted on the top of the rock
fluid , F2 = force exerted on the fluid under a rock , Fapung = buoyant force .
Fapung a given total fluid force on the stone ( Fapung = F2 - F1 ) . Direction of the
buoyant force ( Fapung ) up , because the force exerted on the fluid under a rock
( F2 ) is greater than the force exerted on the top of the rock fluid ( F1 ) . This is
because the fluid pressure at the bottom is greater than the fluid pressure at the top
of the stone .
In everyday life , we will find that the object is inserted into a fluid such as water ,
for example, has a smaller weight than when the object is not in the fluid . Love
may be difficult lifting a stone from the ground but the same stone easily lifted from
the bottom of the pool . This is because the buoyancy force as previously
described . Buoyant force is due to the difference in fluid pressure at different
depths . As explained on the subject of Pressure on Fluid , fluid pressure increases
with depth . The more the fluid (liquid ) , the greater the fluid pressure . When an
object is inserted into the fluid , there is a pressure difference between the fluid at
the top of the object and the fluid at the bottom of the object . Fluid which is located
on the bottom of the objects have a greater pressure than the fluid that is in the top
of the object . ( see the picture below ) .

in the image above, it appears an object floating in the water. Fluid is beneath the
object has a greater pressure than the fluid which is located on the top of the
object. This is because the fluid is under the object has a depth that is greater than
the fluid above the object (h2> h1).
The amount of fluid pressure on kedalamana h2 is:

The amount of fluid pressure on kedalamana h1 is :


F2 = force exerted by the fluid on the bottom of the object , F1 = force exerted by
the fluid on the top of the object , A = surface area of objects . The difference
between F2 and F1 is the net force on an object is given by the fluid , which we are
familiar with the term buoyancy . The magnitude of the buoyant force is :
File : Archimedes - e.jpg

Description :
File : Archimedes - f.jpg
because
File : Archimedes - g.jpg

( remember back in the density equation ! )


Then the equation that states the amount of buoyant force ( Fapung ) above we can
write to :
File : Archimedes - H.jpg
mfg = WF = weight of fluid which has the same volume as the volume of the
submerged object .
Based on the above equation , we can say that the buoyant force on an object
equals the weight of the fluid displaced . Remember that the purpose of the
displaced fluid here is the volume of fluid equal to the volume of the object
immersed in a fluid . In the picture above , the author uses illustrations where all the
parts of objects immersed in a fluid ( water ) . If stated in the picture it would
appear as follows :
If the object is inserted into the fluid , floating , in which the part is only partially
submerged objects , the volume of displaced fluid is the volume of the submerged
part of object in the fluid . No matter what objects and how these objects form ,
everything will experience the same thing . It is the fruit of the work of Archimedes (
287-212 BC ) that is now passed on to us and is better known by the nickname "
Archimedes Principle " . Archimedes principle states that :
When an object wholly or partially immersed in a liquid , the liquid will provide an
upward force ( buoyant force ) on the object , where the magnitude of the upward
force ( buoyancy ) equal to the weight of the displaced fluid .
We can prove the Archimedes principle by doing the following simple experiment .
Put water into a container ( bucket , etc. ) . Keep up the overflow so that buckets
filled completely full of water . After that , please enter an object into the water .
Once the objects entered into the water , then some water will spill . Volume =
volume of water spilling over the submerged objects in the water . If all parts of the
body immersed in water , the volume of water that spilled = the volume of the
object. But if the object is only partially submerged , then volume = volume of
water that spilled from the objects immersed in water . The amount of buoyancy
provided by the water on the object = weight of water is spilled ( spilled water
weight = w = mxg = density of water x volume of water that spilled x acceleration
of gravity ) . Volume = volume of water spilling over the submerged objects in the
water .
Systematically , archimedes law can be written as follows :
Va g FA = a
FA = upward lifting force on the object ( N )
a = density of liquid ( kg/m3 )
Va = volume of liquid is pressed ( m3 )
g = acceleration of gravity ( m/s2 )

A.2 KEADAAN BENDA


Tiga keadaan benda di dalam zat cair :
Melayang
b, rata-rata = f
w = Fa
Keterangan
b = massa jenis benda
f = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung
Tenggelam
b, rata-rata > f
w > Fa
Keterangan
b = massa jenis benda
f = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung

Terapung
b, rata-rata < f
w = Fa
Keterangan
b = massa jenis benda
f = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung
A.2 EVENT OBJECTS
Three state of objects in the liquid:
drift
b, mean = f
w = Fa
information
b = density of objects
f = density of the fluid
w = weight of the object
Fa = force Buoyancy

sink
b, the average> f
w> Fa
information
b = density of objects
f = density of the fluid
w = weight of the object
Fa = force Buoyancy

float
b, the average <f
w = Fa
information
b = density of objects
f = density of the fluid
w = weight of the object
Fa = force Buoyancy

Gaya Apung

Gaya apung adalah gaya dorong ke atas yang mucul bila benda dimasukan ke dalam zat cair atau
gas. Arah gaya apung berlawanan dengan arah gravitasi. Besarnya gaya apung adalah sebesar
berat zat cair yang dipindahkan. Karena prinsip ini dikemukakan oleh archimedes maka diberi
nama Hukum Archimedes.

Dapat diketahui bahwa kenaikan temperaturnya tidak tetap karena dipengaruhi oleh
berbagai hal seperti kecepatan angin

It can be seen that the increase in temperature is not fixed because it is influenced
by several factors such as wind speed

Pada tempat dilakukannya percobaan At the place where the trial

hukum ini menjelaskan tentang gaya apung, berikut ini adalah, syarat benda tenggelam,
terapung dan melayang :

Syarat Benda Tenggelam, Terapung


dan Melayang

SYARAT BENDA TENGGELAM, TERAPUNG DAN MELAYANG:


1. Syarat Benda Tenggelam
a. Massa jenis benda lebih besar di bandingkan massa jenis fluida;
b. Berat benda lebih besar dibandingkan gaya Archimedes;
c. Semua benda tercebur di dalam fluida;
d. Benda menekan pada dasar bejana.

2. Syarat Benda Terapung :


a. Massa jenis benda lebih kecil dibandingkan massa jenis fluida;

3. Syarat Benda Melayang :


a. Massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida;
b. Berat benda sama dengan gaya Archimedes;
c. Semua benda tercelup dalam fluida sehingga volume benda yang tercelup sama
dengan volume benda seluruhnya;
d. Pada saat benda tepat pada dasar bejana, benda tidak menekan pada dasar bejana.

Jelaskan prinsip kerja percobaan hokum Archimedes

Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya ke atas

Berikan penjelasan perbedaan keadaan benda ketika terapung,melayang , dan


tenggelam

Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat
cair yang dipindahkannya. Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu
fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang
dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :
FA = p.V.g
Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton
juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda
melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada dalam
keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume
telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda
mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan
volume telur dan rapatmassa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika
rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan
mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh
tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair
itu.

enggelam

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih
besar dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan tenggelam karena
massa
jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1-2 sendok dan diaduk
secara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar
daripada
massa jenis air.

Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama
dengan gaya ke atas (FA) atau benda tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 2 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur akan berada
pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur.
Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air.
Terapung

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil
dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
Pada saat air diberi 3-4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur itu akan
terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena
semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.

Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur. Karena hanya merupakan
taksiran maka setiap hasil pengukuran selalu mengandung kesalahan. Kesalahan
pengukuran (error) adalah perbedaan hasil pengukuran dengan hasil yang di
harapkan. Agar kesalahan pengukuran dapat di minimalisir maka perlu diketahui
penyebab kesalahan dalam pengukuran. Penyebab kesalahan pengukuran (error)
adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan pemakaian alat ukur
2. Kekeliruan dalam menyalin data
3. Salah membaca skala
4. Kesalahan pembulatan (round-off error)
5. Salah menentukan tingkat ketelitian
Cara mengatasi error adalah sebagai berikut :
1. Mengganti alat ukur
2. Menyalin kembali data
3. Mengulangi membaca skala
4. Memperbaiki kesalahan pembulatan (round-off error)
5. Menentukan kembali tingkat ketelitian
Dengan demikian, sebelum mengatasi error, intinya adalah membuat hasil
pengukuran tetap berada dalam batas-batas yang dapat diterima (toleransi).
Sebelum melakukan toleransi suatu pengukuran, tentukan terlebih dahulu salah
mutlak. Sebelum menentukan salah mutlak tentukan terlebih dahulu satuan
pengukuran terkecil dari hasil pengukuran
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan
karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami gangguan. Dengan demikian
sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran.

Dari hasil pengukuran massa beban menggunakan neraca ohauss 2610 ,


neraca ohaus 311 ,neraca ohaus 310 dan neraca pegas tersebut dapat
disimpulkan bahwa Neraca ohauss 310 gram adalah neraca yang berlengan
dua dan dilengkapi dengan skala berputar sebagai skala nonius . oleh karena
itu neraca ini jauh lebih teliti dari neraca 2610 dan 311 gram.

Setelah melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar ,


jangka sorong dan micrometer sekrup terhadap objek yang
sama dapat disimpulkan bahwa Mikrometer sekrup atau disebut
juga Mikrometer adalah alat ukur yang lebih teliti dari jangka sorong
dan mistar karena Mikrometer memiliki ketelitian ukur 0,01 mm . Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur benda-benda yang tergolong kecil
dan tipis, misalnya diameter pensil, diameter kawat/ kabel listrik,
tebal karton, tebal sehelai kertas hingga diameter rambut.

NST ( nilai satuan terkecil ) adalah nilai skala yang tidak dapat
dibagi lagi yang terdapat pada setiap alat ukur . ketelitian alat
ukur bergantung pada NST yang dimiliki oleh alat ukur
tersebut

NST dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm artinya mistar dikatakan


mempunyai ketelitian pengukuran sampai dengan 0,1 cm atau 1 mm.

You might also like