Professional Documents
Culture Documents
18 April 2017
TUGAS:
Pelajari teori tentang sel Injury
Cutting
Hair-pulling (trichotillomania)
Head-banging
Bone-breaking
Most who engage in self-injury act alone rather than in groups. They also
attempt to hide their behavior.
Adolescent females
Individuals who lack skills to express their emotions and lack a good
social support network
Being a means to control and manage pain - unlike the pain experienced
through physical or sexual abuse or trauma.
Asking for help in an indirect way or drawing attention to the need for
help.
normal kidney
2. Diagnosa kelainan di bawah ini adalah: Perlemakan pada sel-sel hati (liver)
a. Cari gambaran klinis hati normal dan hati yang mengalami perlemakan
(fatty change).
b. Cari gambaran histologik sel hati normal dan Perlemakan yang terjadi
pada hati. Berikan keterangan lengkap di daerah yang mengalami
kelainan
c. Gambarkan sel-sel hati yang mengalami kelainan pada sediaan D3
Berikan keterangan lengkap
d. Sebut lokasi fatty change yang dapat terjadi pada rongga mulut
e. Bagaimana sifat kelainan tsb?
f. Sebutkan pulasan khusus yang digunakan untuk mendeteksi adanya
lemak dalam jaringan
kulit normal
kulit amyloidosis
b. Gambarkan kulit yang mengalami kelainan pada sediaan D6
Berikan keterangan lengkap
c. Sebut lokasi amyloidosis yang dapat terjadi di rongga mulut
Ginjal terkena pada 90% pasien baik amiloidosis primer maupun sekunder. Fibril-
fibril pada amiloidosis primer terdiri dari bagian rantai ringan monoclonal (juga
disebut amiloidosis rantai ringan atau amiloidosis AL). amiloidosis primer
berkaitan dengan myeloma multiple dan rantai ringan berasal dari ploriferasi
monoclonal limfosit B atau sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin
abnormal. Gagal ginjal progresif biasanya terjadi pada amiloidosis primer. Angka
rata-rata kelangsungan hidup pasien nieloma multiple sangat buruk hingga kurang
dari 1 tahun. Penyebab utama kematian adalah gagal jantung, gagal ginjal, infeksi,
dan myeloma yang progresif. Pengobatan amiloidosis primer tidak memuaskan,
walaupun kerugian dari deposit amiloid dengan penggunaan terapi steroid yang
intensif dan agen sitotoksik (melfalan) telah dijelaskan.
Amiloidosis sekunder (juga disebut amiloidosis reaktif atau didapat [AA]) paling
sering muncul sebagai komplikasi penyakit peradangan kronik. Penyakit yang
menyebabkan amiloidosis sekunder jenis ini adalah arthritis rematoid,
tuberculosis, bronkiektasis, penyakit Crohn, osteomielitis kronik, dan ulkus
dekubitus. AA juga dapat berkaitan dengan demam mediteranian heredofamilial,
yaitu suatu gangguan dominan autosomal. Dalam amiloidosis sekunder, precursor
amiloid adalah reaktan fase akut bersirkulasi yang dikenal sebagai amiloid A
serum (SAA), yang dihasilkan secara berlebihan dalam hepar. SAA yang
berlebihan akan diambil oleh monosit atau makrofag; SAA akan dipecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil (disebut protein AA) yang nantinya akan tertimbun
dalam jaringan. Amiloidosis sekunder dapat menyebabkan gagal ginjal stadium
akhir (ESRF), khususnya pada pasien yang memiliki kadar SAA terus-menerus
tinggi. Amiloid dapat tertimbun dalam pembuluh darah ginjal, tubulus, dan
glomerulus (menghasilkan nodul-nodul menyerupai glomerulosklerosis diabetik).
Biasanya, diagniosis klinis tidak ditegakkan sampai penyakit menjadi berat.
Kisaran protein pada nefrotik (>3,5 g/hari) dan edema merupakan tanda yang
sering. Keberhasilan pengobatan menggunakan kolkisin yang didasari oleh
penyakit inflamasi, kadang-kadang dapat menyebabkan resolusi atau perbaikan
proteinuria dan penimbunan amiloid. Pasien yang berkembang menjadi ESRF
dapat diobati dengan dialysis atau transplantasi ginjal.
Jenis amiloid yang tersusun oleh mikroglobulin-2 merupakan ciri khas pada
pasien yang melakukan dialysis dalam waktu yang lama. Mikroglobulin- 2 adalah
suatu protein berberat molekul kecil yang normalnya diekskresikan dalam urine
namun didialisis dengan buruk sehingga tertimbun pada darah pasien ESRD.
Protein ini kemudian terdeposit pada tulang, sendi, dan struktur periartikular
bahu, leher, tangan, pergelangan tangan, dan tempat lain yang menyebabkan nyeri
dan pembatasan gerak. Sebagian besar pasien yang melakukan dialysis lebih dari
10 tahun akan mengalami amiloidosis. Gambaran yang timbul meliputi kista
tulang, fraktur patologis, arthritis, dan sindrom terowongan karpal akibat
penumpukan amiloid pada pergelangan tangan yang terperangkap dalam nervus
medianus. Gejala dapat berkurang dengan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)
atau dicegah dengan transplantasi ginjal secepatnya.
Baca jg disini http://drdigambiro.blogspot.co.id/2015/05/tumor-rongga-
mulut.html
DEFINISI
Amiloidosis adalah suatu penyakit dimana amiloid (suatu protein yang tidak biasa, yang dalam keadaan normal
tidak ditemukan dalam tubuh), terkumpul dalam berbagai jaringan.
1. Amiloidosis primer.
Penyebabnya tidak diketahui. Penyakit ini dihubungkan dengan kelainan sel plasma.
2. Amiloidosis sekunder.
Amiloidosis terjadi sekunder terhadap penyakit lain seperti tuberkulosis, artritis rematoid, demam Mediterranian
familial atau ileitis granulomatosa.
3. Amiloidosis herediter.
Mengenai saraf dan organ tertentu. Terjadi pada orang-orang dari Portugal, Swedia, Jepang dan banyak
negara lainnya.
Bentuk lain dari amiloidosis berhubungan dengan penuaan normal dan terutama mengenai jantung.
PENYEBAB
Penyebab menumpuknya amiloid biasanya tidak diketahui. Amiloidosis bisa merupakan respon terhadap
berbagai penyakit yang menyebabkan infeksi atau peradangan menetap. Bentuk amiloidosis lainnya
berhubungan dengan penyakit Alzheimer.
GEJALA
Penumpukan sejumlah besar amiloid dapat mengganggu fungsi normal berbagai organ. Gejala amiloidosis
tergantung kepada lokasi penimbunan amiloid. Banyak penderita hanya menunjukkan sedikit gejala,
sedangkan penderita lainnya memiliki gejala yang bisa berakibat fatal. Pada amiloidosis primer, amiloid
terkumpul di jantung, paru-paru, kulit, lidah, kelenjar tiroid, usus, hati, ginjal dan pembuluh darah.
Penumpukan ini bisa menyebabkan:
- gagal jantung
- denyut jantung yang tidak teratur
- kesulitan bernafas
- penebalan lidah
- hipoaktivitas kelenjar tiroid
- berkurangnya kemampuan menyerap makanan
- gagal hati
- gagal ginjal
- mudah memar atau perdarahan abnormal lainnya karena efeknya terhadap proses pembekuan darah.
Bila mengenai jantung, dapat terjadi kematian karena gagal jantung berat atau denyut jantung yang tidak
teratur. Pada amiloidosis sekunder, amiloid cenderung tertimbun di hati, limpa, ginjal, kelenjar adrenal dan
kelenjar getah bening. Hati dan limpa membesar dan teraba berbatas tegas dan kenyal. Organ lain dan
pembuluh darah dapat terkena, walaupun jantung jarang sekali terlibat.
DIAGNOSA
Amiloidosis kadang-kadang sulit dikenali karena penyakit ini menimbulkan banyak gejala. Diduga suatu
amiloidosis jika terjadi kegagalan beberapa organ atau jika penderita mudah mengalami perdarahan tanpa
penyebab yang jelas. Bila ditemukan kelainan saraf perifer yang diturunkan dalam suatu keluarga, maka diduga
suatu amiloidosis bentuk hererditer.
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah lemak perut yang diambil
dengan jarum yang dimasukkan di sekitar pusar. Atau bisa diambil jaringan untuk biopsi dari kulit, dubur, gusi,
ginjal atau hati. Dengan teknik pewarnaan khusus, maka amiloid akan tampak di bawah mikroskop.
PENGOBATAN
Amiloidosis tidak selalu membutuhkan pengobatan. Bila penyebabnya adalah penyakit lain, pengobatan
terhadap penyakit tersebut biasanya akan memperlambat atau bahkan menghilangkan amiloidosis. Amiloidosis
yang disebabkan oleh mieloma multipel memiliki prognosis yang buruk; penderita dengan kedua penyakit ini
akan meninggal dalam 1-2 tahun.
Pengobatan untuk amiloidosis tidak selalu berhasil. Penderita mungkin akan merasa lebih baik bila
mengkonsumsi prednison dan melfalan, kadang-kadang dengan kolkisin. Kolkisin sendiri bisa membantu
meringankan amiloidosis yang dipacu oleh demam Mediterranien familial. Penumpukan amiloid (tumor amiloid)
di bagian tubuh tertentu kadang dapat diangkat melalui pembedahan. Penderita yang ginjalnya rusak karena
amiloidosis bisa menjalani pencangkokan ginjal. Penderita yang memiliki masalah dengan jantung, bisa
menjalani pencangkokan jantung. Tetapi organ yang dicangkokkan, nantinya juga akan terkena penumpukan
amiloid.
Pada bentuk herediter, kelainan karena penumpukan amiloid terjadi di hati, karena itu untuk menghentikan
perkembangan penyakitnya, beberapa penderita menjalani pencangkokan hati.
d. Bagaimana sifat kelainan tsb? Coba cek jwb yg atas
e. Sebutkan pulasan khusus untuk melihat endapan amilum pada
jaringan