You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.

1, Maret 2007

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KOMPRES METRONIDAZOL DAN NaCl 0.9%


TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK
DI RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Supriyatin , Saryono , Lutfatul Latifah 2


1Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
2Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Diabetic wound needs continous nursing intervention, therefore healing process can
effectively achieved There are some solutions used to care diabetic wound such as NaCL 0.9%,
metronidazole, bee honey however until now there is no study shows effectiveness of those
solutions. This study aims to compare effectiveness of Metronidazole and NaCL 0.9% to diabetic
wound healing which include its wound dimension, odor, secretion, and granulation growth.
This comparative study used Qusi Experimental Method and Non Equivalent Control Group
Design. Population was patiens cared in Kenanga and Teratai (Surgical Medical Ward) In-patient
Department, Margono Soekarjo General Hospital Purwokerto. This study recruited 20 people as
sample from July to September 2006 based on order of admission, odd numbers, were given
metronidazole compress and even numbers were given NaCL 0.9% compress on their wound
management. Prior to statistical test, data had been comprehensively tested and had fulfilled normal
distribution requirements with Leve'n test then "t" test 2n non-correlated and Chi-square were applied
Statistical test shows that there was no difference between effectiveness of Metronidazole
and NaCL 0.9% use. There was no difference for wound dimension reduction. Towards its
granulation growth, on NaCL 0.9% was 2 respondents (20%) meanwhile on Metronidazole cared
wound showed 60% out of 5 patients. On wound secretion reduction, 4 respondents cared with NaCL
0.9% still had "much" secretion and the remaining 16 respondents cared with both solutions had
"relative much". Its effect to diabetic wound specific odor could be smelled from 1 meter distance
(less odor) was 7 patients (70%) cared with NaCL 0.9% and 3 people used Metronidazole. For no
odor had 8 respondents 7 people among them treated with Metronidazole.
In conclusion for wound odor and wound secretion indicators show that wound treated with
Metronidazole have a better performance than those cared with NaCL 0.9% although it is not
statistically significant. On the other hand wound dimension and granulation growth for wound
managed by both solutions have simply minor change.

Keywords: Compress effectiveness, Metronidazole, NaCL 0.9%, Diabetic Wound.

PENDAHULUAN tindakan perawatan yang intensif karena sifat


Luka diabetik merupakan faktor yang sekresinya, baunya, jaringan nekrosis dan
menyebabkan masalah biopsikososial spiritual penyulit lain. Biaya perawatan yang di
dan ekonomi sampai kematian karena sepsis. butuhkan relatif besar, karena terkait dengan
Secara sosial, seorang penderita luka diabetik hari rawat dan bahan habis pakai yang di
akan dikucilkan oleh orang lain karena butuhkan.
pengaruh kotor dan bau yang di timbulkan. Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr
Bagi tim kesehatan luka diabetik memerlukan Margono Soekarjo Purwokerto (RSMS) dalam

11
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

perawatan luka diabetik menggunakan larutan oleh asisten peneliti serta mendapat supervisi
yang belum standar, ada yang menggunakan dari peneliti sendiri.
NaCl, madu lebah, dan Metronidazol. Analisa data dilakukan secara bertahap dan
Keperawatan RSMS sebagai profesi mandiri melalui proses komputerisasi, dengan
harus mempunyai standarisasi perawatan luka membandingkan pengaruh rata-rata
diabetik yang berdasar pada hasil penelitian. pemberian kompres Metronidazol dan NaCl
Penelitian ini akan meneliti keefektifan 0,9 % terhadap luas luka, sekresi luka, bau
penggunaan kompres Metronidazol dengan luka dan granulasi pada proses penyembuhan
NaCl 0.9 % terhadap pertumbuhan granulasi luka diabetik, diolah secara statistik dengan
pada luka diabetik. Hipotesis penelitian adalah menggunakan uji t-test separated varians.
terdapat perbedaan yang signifikan antara
kefektifan kompres metronidazol dan NaCl HASIL DAN BAHASAN
0,9% terhadap proses penyembuhan luka Penelitian yang dilaksanakan di RSUD
diabet. Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto ini
mendapatkan hasil-hasil penelitian sebagai
METODE PENELITIAN berikut :
Penelitian ini adalah penelitian
komparatif yang membandingkan keefektifan Karakteristik Responden
Metronidazol dan NaCl 0.9 % terhadap Karakteristik responden dalam
penyembuhan luka diabetik. Desain yang di penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur,
gunakan adalah quasi eksperimental dengan pendidikan, pekerjaan, indek masa tubuh.
pendekatan nonequivalent control group Dari checklist didapatkan hasil : umur
design, dimana ada satu kelompok pasien di responden menunjukkan rata-rata umur 54,9
berikan perlakuan dan mempunyai kelompok tahun, umur terendah 50 tahun dan tertua 64
kontrol, tetapi tidak sepenuhnya berfungsi tahun, yang berarti memang terkena resiko
untuk mengontrol variabel-veriabel luar yang penyakit degeneratif salah satunya diabetik.
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pendidikan responden pada penelitian ini
Populasi yang diteliti adalah pasien dengan menunjukkan dari 20 responden
ulkus diabet di Ruang Kenanga dan T eratai berpendidikan SD dan SMP yang 10
Instalasi Rawat Inap RSUD Prof Dr Margono responden. Jenis pekerjaan menunjukkan 11
Soekarjo Purwokerto. Sampel penelitian orang responden sebagai buruh atau 55 %
adalah seluruh pasien dengan ulkus diabetik dan yang paling sedikit swasta sebanyak 5 %
di ruang perawatan tersebut selama masa atau 1 orang.
penelitian. Jenis pekerjaan bukan merupakan
Kelompok perlakuan yang diberikan faktor langsung terhadap kasus luka diabetik,
perawatan dengan metronidazol dan namun secara epidemiologi menjadi faktor
kelompok kontrol menggunakan NaCl 0,9 %, resiko terjadinya proses luka, dari hasil
berdasarkan urutan kedatangan pasien, yaitu penelitian terlihat dari 20 responden jenis
nomor urut ganjil diberikan kompres pekerjaannya sebelas orang buruh atau 55 %
Metronidazol dan nomor urut genap diberikan dan petani delapan orang atau 40 %. Secara
kompres Nacl 0.9 %. teoritis timbulnya luka pada kaki disebabkan
Instrumen penelitian menggunakan karena sensitifitas syaraf perifer yang
lembar observasi (check list) yang digunakan berkurang, munculnya fisura atau
untuk mengetahui keadaan luka, bau luka, pembentukan kalus (Tamara,1995) hal ini
sekresi luka dan granulasi yang dilakukan diperparah jika penderita jarang memeriksa

12
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

kebersihan kaki, hasil penelitian menunjukkan orang dengan obesitas cenderung mengalami
90 % penderita luka ada pada tungkai bawah, diabetik, hal ini terjadi karena terjadi
hal ini sangat jelas ada kaitannya dengan penurunan sensitivitas terhadap insulin
jenis pekerjaan dimana sebanyak 19 orang (resistensi insulin) atau akibat penurunan
(90%) buruh dan petani yang memberikan produksi insulin. Keterbatasan kemampuan
resiko kurang terawatnya tungkai bawah. sel beta pulau langerhans memproduksi
Hasil pemeriksaan kadar gula darah insulin secara kuantitas maupun kualitasnya
menunjukan distribusi yang beragam, tertinggi mengakibatkan peningkatan gula darah pada
297 gr% dan terendah 153 gr%, dengan golongan orang dengan obesitas. Rata-rata
rerata sebesar 184,3 gr%. Kadar albumin IMT responden 20,5 yang termasuk kategori
menunjukkan persebaran yang bervariatif, normal dalam klasifikasi menurut Supariasa
berkisar antara 2,98 g/dL sampai 3,05 g/dL dkk,(2000). Dengan IMT normal dimungkinkan
adapun hanya satu yang kadar albumin 3,95 adanya keseimbangan antara insulin yang
g/dL dengan rata-rata kandungan albumin diproduksi dengan jumlah gula darah yang
sebesar 3,05 g/dL. Indeks massa tubuh beredar. Gula darah yang normal akan
responden menunjukkan rata-rata 20,5 yang merupakan suasana kondusif bagi viskositas
termasuk kategori normal. Lokasi lesi darah, perfusi oksigen dan nutrisi serta
responden terbanyak pada daerah tungkai imunitas ke dalam sel otot, hati dan lemak.
bawah sebanyak 18 responden atau 90 % Keadaan ini akan mendukung proses
dari 20 responden. penyembuhan luka yang bisa dibuktikan
Berdasarkan usia, rerata usia dengan tumbuhnya granulasi dan epithelisasi
responden 54,9 tahun sudah termasuk usia luka.
degeneratif, sehingga akan memicu potensi
diabetik pada responden yang bersangkutan, Karakteristik luka
hal ini disebabkan karena kelenturan jaringan Gambaran tentang luas luka
dan kepekaan syaraf perifer semakin menunjukkan setelah tujuh hari perawatan
berkurang, sehingga kondisi ini akan sebanyak 12 orang mempunyai luas luka
memudahkan luka diabetik (Suzanne, 2002; antara 50 150 mm, dari 12 orang, 5 orang
De Jong, 2001). dirawat dengan NaCl 0,9 % dan tujuh orang
Responden yang gula darahnya cukup responden dirawat dengan Metronidazol,
tinggi, lebih besar dari 140 mg/100 ml akan sedangkan untuk yang mempunyai luas luka
memperbesar resiko terjadinya infeksi luka paling kecil yaitu antara 10 - <50 mm
pada kaki, hal ini disebabkan karena sebanyak 6 orang, sebesar 66,7% atau empat
neuropati, penyakit vaskuler perifer, dan orang dirawat dengan NaCl 0,9% sedangkan
penurunan daya imunitas, penurunan daya 2 orang dirawat dengan Metronidazol.
imunitas ini akan mengganggu kemampuan Pada gambaran sekresi terlihat yang
leukosit untuk menghancurkan bakteri, masih banyak yaitu empat orang dirawat
sehingga luka yang timbul pada penderita dengan dengan NaCl 0.9% sedangkan yang
diabetik cenderung mengalami prognosis sekresinya agak banyak sejumlah 16
yang jelek bila tidak ditangani dengan baik. responden terdiri atas 10 orang
(Stuart, 2004) (62.5%)dirawat dengan Metronidazol dan 6
Produksi insulin akan distimulasi oleh orang (37.5% dirawat dengan NaCl 0.9%.
peningkatan kadar gula darah. Indeks massa Gambaran bau luka paling banyak
tubuh juga merupakan salah satu faktor yang menimbulkan efek pada luka agak bau,
berpengaruh terhadap munculnya diabetik, dimana bau yang dapat tercium dari jarak 1

13
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

meter sebantak 10 orang; tujuh orang (70%) perawatan selama tujuh hari teradapat
dirawat dengan NaCl 0.9% dan tiga orang perubahan kategori pada dua orang (20%)
(30%) dirawat dengan Metronidazol. menjadi ada sedikit granulasi. Pada bau luka,
Sedangkan pada luka yang tidak bau tiga responden dengan sangat busuk sebelum
sebanyak delapan orang, tujuh orang (87.5%) perawatan menjadi dua responden (66.7%)
dirawat dengan Metronidazol. tidak berbau dan satu responden (33.3%)
Gambaran granulasi menunjukan agak busuk. Pada kategori busuk sebanyak 4
sebanyak 15 orang responden tidak orang setelah perawatan menjadi 3
menunjukan adanya perubahan granulasi. responden tidak berbau dan satu orang agak
Sedangkan ada sedikit granulasi dapat di lihat busuk. Pada kategori agak busuk berubah
pada 5 orang responden, 3 orang (60%) menjadi tidak berbau.
responden diantaranya di rawat dengan Melalui hasil uji statistik dengan t-test
Metronidazol. independen antara NaCl 0.9% dengan
Metronidazol pada perawatan luka diabetik
Efektifitas Tindakan Perawatan Luka selama satu minggu akan menghasilkan efek
Perawatan dengan NaCl 0.9 % yang sama. Hasil analisis dengan metode ini
Pada luas luka perawatan dengan tidak memenuhi syarat karena nilai
menggunakan NaCl 0.9% tidak menunjukan expectacynya melebihi 20 %, sehingga
perubahan. Pada sekresi terdapat perubahan kemudian selnya di gabung. Setelah digabung
kategori, dimana sebelum perawatan terdapat pun ternyata masih belum memenuhi syarat
tiga responden dengan sekresi sangat banyak maka dilakukan uji exact fisher, dan
menjadi dua responden dengan sekresi didapatkan hasil perawatan luka Diabetik
banyak dan satu responden agak banyak, dengan NaCl 0.9% pada kategori sekresi
sedangkan pada sekresi kategori banyak tidak memberikan hasil yang signifikan (P=0.011)
ada perubahan. Pada granulasi, awalnya tidak demikian juga pada perawatan luka diabetik
ada granulasi luka setelah perawatan tujuh dengan metronidazol pada kategori Bau (P =
hari terdapat 2 responden (20%) menjadi 0.003) dan pada kategori sekresi (P = 0.000).
sedikit granulasi. Pada bau, sebelum Metronidazol adalah senyawa nitro-
perawatan terdapat dua responden berbau imidazol yang memiliki spektrum anti protozoa
sangat busuk menjadi satu responden dan anti bakterialo yang luas (Tjay,2002),
menjadi busuk dan satu responden agak sedangkan NaCl tidak berperan sebagai
busuk. Bau agak busuk menjadi enam orang baktericida, tetapi hanya berperan dalam
responden terjadi perubahan kategori dua regulasi tekanan osmosis dan pada
orang (33.3%) menjadi tidak berbau dan pembentukan potensial listrik yang diperlukan
empat responden (66.7%) bau tidak berubah. bagi kontraksi otot dan penerusan impuls
saraf. Penyebab infeksi pada luka diabetik
Perawatan dengan Metronidazol biasanya multi bakterial yaitu gram positif,
Pada luas luka, perawatan dengan gram negative dan bakteri anaerob
Metronidazol tidak membuat perubahan. (Misnadiarly, 2006).
Pada sekresi luka, satu orang responden Jaringan nekrotik akan menjadi
dengan sekresi sangat banyak berubah medium bagi perkembangan bakteri, efeknya
menjadi agak banyak, sedangkan 9 terjadi dekomposisi medium sebagai akibat
responden dengan sekresi banyak menjadi aktifasi bakteri. Proses dekomposisi ini sangat
agak banyak. Pada granulasi, sebelum tergantung kandungan medium yang dijadikan
perawatan tidak ada granulasi dan setelah bahan makanan bakteri. Jaringan hidup

14
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

sangat banyak mengandung protein yang Pada responden penyakit vaskuler perifer
komposisi molekulnya ada ikatan sulfur penyembuhan luka mungkin tidak terjadi, hal
didalamnya, lepasnya sulfur menjadi ion ini diakibatkan karena penurunan kemampuan
bebas ini akan berikatan dengan unsur lain oksigen, nutrien serta antibiotik untuk
misal hidrogen sehingga menimbulkan bau, menjangkau jaringan yang cedera.
sekresi lainnya. Pada variabel luas luka tidak ada
Pemberian perawatan yang baik akan perubahan, hal ini disebabkan karena luka
memperlancar keluarnya bau dan sekresi, diabetik yang banyak mengandung sel
sehingga proses dekomposisi tidak nekrotik membutuhkan waktu untuk
terakumulasi secara maksimal, dengan meluruhkannya dan digantikan oleh sel-sel
demikian bau dan sekresi dapt dikurangi, baru termasuk granulasi. Terjadinya
pemberian kompres dengan metronidazol gangguan vaskuler perifer mengakibatkan
yang bersifat baktericide berdampak pada tidak terjaminnya oksigenasi dan nutrien serta
berkurangnya aktifitas bakteri, dengan faktor-faktor peradangan sehingga
demikian maka akan terjadi pengurangi memperlama fase inflamasi. Ketiadaan
proses dekomposisi medium yang pada persediaan monocytes dan jaringan
akhirnya bau dan sekresi akan berkurang. macrophages dapat berakibat pada lamanya
(Stuart,2004). Pada perawatan menggunakan proses penyembuhan. Keadaan ini juga
metronidazol topikal 0.75% pada luka diabetik dimungkinkan karena proses perawatan luka
dengan bau tidak sedap, mudah dilakukan yang kurang baik sehingga merusak jaringan
dan menyenangkan. Pemakaian obat topikal epitel yang terbentuk. Kemungkinan lainya
ini disebutkan juga tidak menimbulkan rasa adalah kurangnya cadangan sel-sel
nyeri atau rasa tidak enak. (Cathy Kalinski, pendukung proses penyembuhan. Pada
2005) penelitian ini ada perbedaan 16,6 % masih
Granulasi menunjukkan ada sedikit lebih baik metronidazol terkait dengan luas
perubahan, yaitu terjadi pada lima orang, dari luka disebabkan karena pengaruh anti bakteri
lima orang tersebut tiga orang dirawat dengan dari metronidazole yang akan mengurangi
metronidazol atau 60 %, sedangkan dua populasi bakteri pangganggu proses
orang dirawat dengan NaCl 0,9 %, berarti ada penyembuhan pada luka.
selisih 20 %. Formasi jaringan granulasi yang
merupakan jaringan berbentuk granule dan SIMPULAN DAN SARAN
berwarna pink yang terdiri atas kapiler darah Kesimpulan dari penelitian ini adalah
yang menembus badan luka pada luka orang secara deskriptif metronidazol lebih baik
normal di bentuk paling cepat 48 jam setelah dibandingkan dengan NaCl 0,9%, terutama
perlukaan. Terbentuknya formasi granulasi ini untuk perawatan luka diabetik pada indikator
membutuhkan jaminan vaskularisasi yang bau dan sekresi, walaupun secara statistik
baik sehingga ada jaminan bagi pengiriman tidak signifikan. Dampak perawatan untuk
oksigen dan nutrisi. luas luka dan granulasi tidak begitu
Hiperglikemi jangka panjang dapat mengalami perubahan secara berarti,
ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler sedangkan untuk bau dan sekresi terjadi
yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan peningkatan hasil yang lebih baik.
komplikasi neuropati (penyakit pada syaraf). Saran yang dapat peneliti berikan
Selain itu juga terdapat peningkatan insiden yaitu perlu ada penelitian lanjut dengan cara
penyakit makrovaskuler yang mencakup infark memperpanjang waktu perawatan selama dua
miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer. minggu (Cathy Kalinski, 2005), Perlu ada

15
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

penelitian untuk membandingkan antara Terdapat pada:


metronidazol dengan pencuci luka yang lain http://www.atadmin@bushneilfootclini
missal silver, seperti yang disarankan oleh c.com..
Colier (2004), sepanjang tidak melanggar Collier M. (2002), Management of Wound
kode etik yang ada di rumah sakit, Perlu Infections. (On-line). T erdapat pada:
dikembangkan penelitian mengenai http://www.worldwidewound.com/200
perawatan luka untuk mengembangkan 2/januari/collier/management-of-
standar perawatan luka yang lebih baik. wound-infections.html#.
Edwin B.. 2000. Kalkulus Analitik, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA CV Alfabeta.
Harding KG. (19 Januari 2002). Diabetic
ADAfoot. (12 Oktober 2005) Foot Wound Healing. Terdapat pada:
Complications. (On-line). T erdapat hardingkg@cf.ac.uk_BMJ,
pada http://www.ADAfoot- 2002;324;160-163.19Januari.
complications.com.. Intisari. (14 Oktober 2003). Merawat luka,
Ann Knowles (2002). Larva Therapy Diabetic. jangan dengan obat merah. terdapat
(On-line). Terdapat pada: pada :
http://www.worldwidewounds.com/200 http://www.depkes.go.id/intisari.2003
2/march/knowles/larva-therapy- Joseph T, Robert L, Garry CY . (2005).
diabetic-foot.html# Pharmacotherapy A pathophysiologic
Arjatmo T, Hendro U. (2002). Buku Ajar Approach, Medical Publishing
Penyakit Dalam, Jilid I, Jakarta : Gaya Division, New York.
Baru. Kalinski C., (2005), Efectiveness of a T opical
Both Worlds Pharmacy. (2004) Diabetic Containing Metrodinazole for Wound
Wound Healing. T erdapat pada: Odor and Exudate Control. Terdapat
http://www.bothworldsrx.com/doctors/ pada:
doctorsoffice.html. http://www.medscape.com/nurses/jour
Bushneil Foot Clinic. (12 Oktober 2005) nal.
Diabetik Foot Ulcer. (On-line).

16

You might also like