You are on page 1of 5

HUBUNGAN INFESTASI CACING YANG DITULARKAN MELALUI

TANAH DAN EOSINOFILIA PADA SISWA SD GMIM BUHA


MANADO

1
Yeti Teresia Matei
2
Novie Rampengan
2
Sarah M. Warouw

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: yeti.matei@yahoo.com

Abstract: Infestation of soil transmitted helminth is often found among communities in


developing countries. This helminthic infestation can affect nutritional state, physical growth,
mental, cognition, and intellectual deterioration in children. Increased eosinophils
(eosinophilia) is often associated with diseases caused by worms and allergy. This study
aimed to determine the links between investastion of soil transmitted helminth and esinophilia
among students in SD GMIM Buha Manado. This was a prospective observational study with
a cross-sectional approach. According to exclusive and inclusive criteria, 80 samples were
obtained. Data were analyzed by using the Fisher Exact and Phy correlation coefficient
analysis. The resluts showed that 17.5 % students were infected by Ascaris lumbricoides,
meanwhile Trichuris trichiura and hookworm were not evident. The corelation test showed
that there was a significant relationship between infestation of soil transmitted helminth and
eosinophilia with a P-value = 0.001. Conclusion: There was a high significant relationship
between infestation of soil transmitted helminth and eosinophilia among students of SD
GMIM Buha Manado. The most frequent found was Ascaris lumbricoides and its infestation
was marked by eosinophilia.
Keywords: Soil transmitted helminth, eosinophilia, students of SD GMIM Buha Manado.

Abstrak: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah banyak ditemukan pada masyarakat
di negara berkembang. Infestasi cacing bisa berdampak terhadap gizi, pertumbuhan fisik,
mental, kognitif, dan kemunduran intelektual pada anak. Peningkatan eosinofil sering
dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan oleh cacing dan alergi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia
pada siswa SD GMIM Buha Manado. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif
observasional dengan pendekatan potong lintang.cross sectional. Berdasarkan kriteria
eksklusi dan inklusi diperoleh 80 sampel. Analisis korelasi yang digunakan ialah uji Fisher
Exact dan analisis koefisien korelasi Phi. Hasil penelitian memperlihatkan 17,5% siswa
terinfestasi cacing Ascaris lumbricoides, sedangkan Trichuris trichiura dan cacing tambang
tidak ditemukan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat
bermakna antara infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia dengan P =
0,001. Simpulan: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara infestasi cacing yang
ditularkan melalui tanah dan eosinofilia Cacing yang paling banyak menginfestasi siswa SD
GMIM Buha Manado ialah Ascaris lumbricoides. Adanya infestasi Ascaris lumbricoides
ditandai dengan peningkatan eosinofil.
Kata Kunci: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah, eosinofilia, siswa SD GMIM
Buha Manado.

651
652 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 651-655

Infestasi cacing merupakan salah satu Trichuris trichiura (77,78%), kemudian


penyakit yang paling umum tersebar dan Ascaris lumbricoides (22,22%).6
menjangkiti masyarakat di seluruh dunia. Beberapa studi telah menunjukkan
Rendahnya mutu sanitasi menjadi penye- hubungan eosinofilia dengan infestasi
babnya.1 Infestasi cacing bisa berdampak cacing. Peningkatan eosinofil sering dikait-
terhadap gizi, pertumbuhan fisik, mental, kan dengan penyakit yang disebabkan oleh
kognitif, dan kemunduran intelektual pada cacing dan alergi.7 Eosinofilia merupakan
anak-anak.2 penanda umum adanya infestasi cacing dan
Infestasi cacing yang disebabkan oleh telah lama diduga bahwa sel tersebut
cacing yang ditularkan melalui tanah atau sitotoksik dan diperlukan pada destruksi
soil transmitted helminth (STH) banyak patogen multisel yang berukuran besar.8
ditemukan pada masyarakat di negara Terdapat 2-5% eosinofil dalam sel darah
berkembang. Empat spesies STH yang putih orang sehat yang tidak alergi.9 Di
paling sering ditemukan pada anak-anak Amerika, pemeriksaan eosinofil dilakukan
yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoi- untuk mengidentifikasi infestasi cacing
des), cacing cambuk (Trichuris trichiura) pada pengungsi anak-anak.10 Studi di
dan cacing tambang (Necator americanus Filipina menunjukkan bahwa 58% siswa
dan Ancylostoma duodenale). Soil dengan eosinofilia, 65% telah didiagnosis
transmitted helminth adalah nematoda yang adanya infestasi STH, dimana siswa yang
dalam siklus hidupnya untuk mencapai terinfestasi lebih dari satu jenis cacing
stadium infektif memerlukan tanah dengan memiliki eosinofil yang lebih tinggi diban-
kondisi tertentu.3 ding siswa yang terinfestasi satu jenis
Di seluruh dunia terdapat sekitar 300 cacing.7 Di Manado, penelitian mengenai
juta penduduk dengan infestasi cacing yang hubungan infestasi cacing dengan eosino-
berat dan sekitar 150.000 kematian terjadi filia masih kurang diteliti.
setiap tahun akibat infestasi STH.2 Infestasi Berdasarkan latar belakang di atas,
cacing yang diakibatkan oleh STH meru- penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pakan salah satu penyakit yang masih untuk mengetahui hubungan infestasi
menjadi masalah kesehatan di Indonesia. cacing yang ditularkan melalui tanah dan
Dari hasil survei tahun 2008 yang dilaku- eosinofilia pada siswa SD. Sekolah Dasar
kan pada siswa sekolah dasar di 8 provinsi GMIM Buha merupakan lokasi yang dipilih
di Indonesia, infestasi STH mempunyai untuk dilakukan penelitian ini. Pertimbang-
nilai yang cukup tinggi yaitu antara 2,7- an pemilihan lokasi ini karena sekolah ini
60,7%. Prevalensi infestasi cacing di pro- berada dekat dengan wilayah tempat
vinsi Nanggroe Aceh Darussalam 59,2%, pembuangan sampah dimana kebersihan
Sumatra Barat 10,1%, Banten 60,7%, Jawa lingkungannya buruk dan bisa mendukung
Barat 6,7%, Kalimantan Barat 26,2%, siklus hidup STH.
Kalimantan Tengah 5,3%, Sulawesi Utara
2,7%, dan Nusa Tenggara Timur 27,7%.4
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai infestasi cacing
telah dilakukan dibeberapa sekolah dasar di Penelitian ini menggunakan metode
Manado. Penelitian pada siswa SD di prospektif observasional analitik dengan
Kecamatan Tuminting menemukan 43,6% pendekatan potong lintang. Penelitian
siswa yang terinfestasi STH. Distribusi dilakukan di SD GMIM Buha Manado dan
jenis infestasi cacing pada penelitian Laboratorium Klinik Manado selama bulan
tersebut memperlihatkan bahwa infestasi November 2012. Kriteria inklusi yaitu
tunggal 41,9% dan infestasi campuran terdapat persetujuan dari orang tua untuk
20,5%.5 Di SD GMIM Lahai Roy mengikuti penelitian dengan menanda-
Malalayang didapatkan 11,25%, dengan tangani informed consent dan siswa yang
prevalensi spesies cacing terbanyak terambil sampel feses dan darahnya.
Matei, Rampengan, Warouw; Hubungan Infestasi Cacing yang Ditularkan... 653

Kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa infestasi
kooperatif saat dilakukannya pemeriksaan, STH paling banyak disebabkan oleh
serta siswa yang menderita penyakit alergi Ascaris lumbricoides, sedangkan spesies
dan penyakit kulit. lain tidak ditemukan.
Populasi berjumlah 175 siswa.
Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi Tabel 2. Eosinofilia pada infestasi cacing yang
diperoleh sampel sebanyak 80. Sampel ditularkan melalui tanah
dinyatakan terinfestasi bila pada peme- Eosinofilia Tidak
riksaan feses ditemukan telur atau cacing Infestasi
eosinofilia N (%)
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura STH
N (%) N (%)
dan cacing tambang (Necator americanus Positif 13 (92,9%) 1 (7,1%) 14
dan Ancylostoma duodenale). Eosinofilia (100%)
didefinisikan sebagai keberadaan >500 Negatif 66 (100%) 0 (0%) 66
eosinofil/L darah atau dalam hitung sel (100%)
darah putih (WBC) terdapat >7% eosinofil N (%) 67 (83,8%) 13 (16,2%) 80
dari total leukosit.11,12 Siswa yang tidak (100%)
terinfestasi STH diasumsikan tidak
memiliki eosinofilia. Sampel feses diperik-
sa dengan teknik pewarnaan eosin. Analisis Hasil pemeriksaan eosinofil mem-
korelasi dengan menggunakan uji Fisher perlihatkan siswa yang terinfestasi STH
Exact dan analisis koefisien korelasi Phi. sebagian besar mengalami eosinofilia.

HASIL PENELITIAN Tabel 3. Hubungan antara infestasi STH dan


Jumlah seluruh siswa SD GMIM Buha kejadian eosinofilia pada uji Fisher Exact
175 siswa. Berdasarkan kriteria inklusi dan Eosinofilia
eksklusi didapatkan 80 siswa yang menjadi Infestasi STH Tidak Ada Jumlah
sampel. Siswa yang menjadi sampel Negatif 66 0 66
berusia 6-13 tahun. Dari jumlah sampel Positif 1 13 14
yang diperiksa terdapat 58,8% (47 siswa)
berjenis kelamin perempuan dan 41% (33 Jumlah 13 67 80
siswa) berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan penilaian status gizi, terdapat
83,8% (67 siswa) status gizi normal, 3,8% Berdasarkan uji Fisher Exact diper-
(3 siswa) status gizi kurang, 1,3% (1 siswa) oleh nilai P < 0,001. Berdasarkan analisis
status gizi buruk, 8,8% (7 siswa) status gizi koefisien korelasi Phi diperoleh r = -0,956
lebih, dan 2,5% (2 siswa) status gizi dengan P < 0,001. Ini berarti terdapat
obesitas. hubungan yang sangat bermakna antara
infestasi cacing dan kejadian eosinofilia (P
< 0,001).
Hasil Pemeriksaan

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Feses Dari 80 BAHASAN


Sampel yang Diperiksa Dari hasil pemeriksaan feses yang
Infestasi STH N (%) dilakukan pada 80 siswa ditemukan 14
Tidak terinfestasi 66 (82,5%) siswa (17,5%) terinfestasi STH. Dari 14
Terinfestasi Ascaris 14 (17,5%) siswa yang terinfestasi STH, semuanya
lumbricoides disebabkan oleh cacing Ascaris
Terinfestasi Trichuris trichiura - lumbricoides. Hasil ini sama dengan
Terinfestasi cacing tambang - penelitian oleh Thomas Gaghana (2012)
N (%) 80 (100%) pada anak-anak komunitas Dinding di
654 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 651-655

Pasar Bersehati Manado yang mendapatkan Aggarwal B et al. yang menemukan adanya
bahwa anak yang terinfestasi STH semua- eosinofilia pada studi kasus anak usia 18
nya disebabkan oleh cacing Ascaris lumbri- bulan.21
coides.13 Penelitian lainnya, antara lain oleh Berdasarkan uji Fisher Exact dan
Mardiana dan Djarismawati (2008) pada analisis koefisien korelasi Phi, diketahui
siswa SD Wajib Belajar Pengentasan adanya hubungan yang sangat bermakna
Kemiskinan Daerah Kumuh di wilayah antara infestasi cacing yang ditularkan
DKI Jakarta; Wiguna DY (2008) pada melalui tanah dan kejadian eosinofilia.
siswa SDN 03 Kecamatan Pringapus; Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
Dachi RA (2005) pada siswa SD dilakukan oleh Sumagasay JB dan Emverda
NO.174593 Hatoguan di Kecamatan Palipi; FM pada siswa Sekolah Menengah Pertama
dan Ekpenyong et al. (2008), mendapat- di Sekolah Adat Filipina yang menyatakan
kan hasil infestasi STH paling banyak bahwa terdapat korelasi sedang antara
disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.14-17 infestasi STH dengan eosinofilia.7 Menurut
Berbeda dengan hasil penelitian oleh peneliti, adanya perbedaan hasil ini terjadi
Astri Maharani P (2005) pada siswa SDN karena perbedaan prosedur penelitian.
Karang Mulyo 02, Kecamatan Pegadon Prosedur penelitian pada penelitian tersebut
Kabupaten Kendal, dimana ditemukan diawali dengan pemeriksaan eosinofil ke-
infestasi terbanyak disebabkan oleh cacing mudian dilakukan pemeriksaan feses pada
tambang (Necator americanus dan siswa yang terdapat eosinofilia sedangkan
Ancylostoma duodenale).18 Hal ini terjadi pada penelitian ini pemeriksaan eosinofil
karena tempat penelitian tersebut berada di dilakukan pada siswa yang terinfestasi
sekitar daerah perkebunan dan persawahan STH. Adanya eosinofilia pada siswa yang
yang biasanya memiliki struktur tanah pasir ada infestasi STH merupakan respon imun
yang gembur, tercampur humus, dan tubuh terhadap cacing.9
terlindung dari sinar matahari yang mendu- Kelemahan pada penelitian ini yaitu
kung siklus hidup cacing tambang. Berbeda tidak dilakukan penelitian mengenai peri-
dengan daerah Buha yang memiliki struktur laku dan kebiasaan siswa yang bisa me-
tanah liat yang mendukung siklus hidup mengaruhi insiden infestasi cacing. Selain
cacing Ascaris lumbricoides dan mungkin itu, pada siswa yang tidak terinfestasi ca-
daerah ini sudah endemi dengan infestasi cing tidak dilakukan pemeriksaan eosinofil
Ascaris lumbricoides. Di daerah endemi dan diasumsikan memiliki eosinofil normal.
dengan insiden Ascaris lumbricoides yang
tinggi, terjadi penularan secara terus
SIMPULAN
menerus.19
Pada siswa yang terinfestasi STH Infestasi cacing yang ditularkan
dilakukan pemeriksaan darah untuk menge- melalui tanah paling sering disebabkan oleh
tahui jumlah eosinofil. Hasil pemeriksaan Ascaris lumbricoides. Terdapat hubungan
jumlah eosinofil pada 14 siswa yang yang sangat bermakna antara infestasi
terinfestasi STH menunjukkan 13 siswa cacing yang ditularkan melalui tanah dan
(92,9%) terdapat eosinofilia dan hanya 1 eosinofilia.
siswa yang memiliki jumlah eosinofil
normal. Dari hasil penelitian ini dapat UCAPAN TERIMA KASIH
diketahui bahwa sebagian besar infestasi
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
STH dapat menyebabkan eosinofilia. Hasil
para penguji skripsi dan semua pihak baik
ini sesuai dengan hasil penelitian yang
secara langsung maupun tidak langsung
dilakukan oleh Satti Abdulrahim dan Annas
telah menimbulkan ide pada penulis.
Hamdoun (2011) yang mendapatkan hasil
adanya eosinofilia pada anak yang ter-
DAFTAR PUSTAKA
infestasi cacing Ascaris lumbricoides.20
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian 1. Zulkoni HA. Parasitologi untuk kepe-
Matei, Rampengan, Warouw; Hubungan Infestasi Cacing yang Ditularkan... 655

rawatan, kesehatan masyarakat dan teknik Nothdurft HD, Von Sonnenburg F,


lingkungan. Yogyakarta: Nuha Medika, Loscher T. Diagnostic significance of
2011; p.64. blood eosinophilia in returning travelers.
2. Supriastuti. Infeksi soil-transmitted Clin Infect Dis. 2002; 34(3):40-11.
helminth: ascariasis, trichuriasis, dan 12. Nutman TB. Evaluation and differential
cacing tambang. Universa Medicina. 2006; diagnosis of marked, persistent
25(2):85. eosinophilia. Immunol Allergy Clin North
3. Sumanto D. Faktor resiko infeksi cacing Am [serial online]. 2007 Aug [cited 2012
tambang pada anak sekolah [Tesis]. Aug 16]; 27(3):[1]. Available from:
Program studi magister epidemiologi URL:www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC
pasca sarjana: Universitas Diponegoro; 099246/pdf/nihms-32037.pdf.
2010. 13. Gaghana TCAP. Profil penyakit infeksi
4. Profil Pengendalian Penyakit dan cacing yang ditularkan melalui tanah pada
Penyehatan Lingkungan tahun 2008 anak-anak Komunitas Dinding di Pasar
[homepage on the Internet]. 2008 [cited Bersehati Manado. Universitas Sam
2012 Aug 10]. Available from: Ratulangi Manado 2012.
www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/ 14. Mardiana, Djarismawati. Prevalensi
PROFILPP&PL_2008.pdf. cacing usus pada murid sekolah dasar
5. Rengkuan S. Perbandingan efektifitas wajib belajar pelayanan gerakan terpadu
albendasol dengan pirantel pamoat pada pengentasan kemiskinan daerah kumuh di
pengobatan infeksi cacing usus yang wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi
ditularkan melalui tanah pada anak SD Kesehatan. 2008;7(2):769-774.
kelas 1 di Kecamatan Tuminting Manado 15. Wiguna DY. Hubungan antara status
[Tesis]. Program Pendidikan Dokter sosial ekonomi dengan infeksi soil
Spesialis Ilmu Kesehatan Anak: Fakultas transmitted helminths di SDN 03 Keca-
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi matan Pringapus kabupaten Semarang.
Manado; 2004. Universitas Diponegoro Semarang 2008.
6. Lalandos JL, Kareri DGR. Prevalensi 16. Dachi RA. Hubungan perilaku anak
infeksi cacing usus yang ditularkan sekolah dasar NO.174593 Hatoguan
melalui tanah pada siswa SD GMIM terhadap infeksi cacing perut di
Lahay Roy Malalayang. MKM. 2008; Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
3(2):86-91. tahun 2005. Jurnal Mutiara kesehatan
7. Sumagaysay JB, Emverda FM. indonesia. 2005;1(2):38-40.
Eosinophilia and incidence of soil- 17. Ekpenyong, Asuquo E, Eyo, Effiong J.
transmited helminthic infection of Prevalence of intestinal helminth infection
secondary students of an indigenous among schooling children in tropical semi
school. Asian Journal of Health. 2011; urban communities. ARI. 2008;5(1);806.
1(1):17282. 18. Maharani A. Infeksi nematoda usus pada
8. Male D, Brostoff J, Roth DB, Roitt I. siswa Sekolah Dasar Negri (SDN) Karang
Immunology, 7th ed. New York: Elsevier, Mulyo 02, Kecamatan Pangadon, Kabu-
2006; p.288-90. paten Kendal. Jurnal Kedokteran Yarsi.
9. Baratawidjaja KG, Rengganis I. 2005;13(1):24-32.
Imunologi dasar. Edisi VIII. Jakarta: Balai 19. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK,
Penerbit FKUI, 2009; p.78-446. Sungkar S. Parasitologi kedokteran. Edisi
10. Dawson HEE, Greenberg SL, IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2009; p.
Domachowske, Olson BG. Eosinophilia 5-24.
and the seroprevelence of scistosomiasis 20. Satti SA, Hamdoun A. Ascaris Lumbri-
and strongyloidasis in newly arrived coides in a 13-year old child. Sudan J
pediatris Refugees: an examination of Paediatr. 2011; 11(1):68.
centeters for disease control and pre- 21. Aggarwal B, Sharma M, Singh T. Acute
vention screening guidelines [Abstract]. J eosinophilic pneomonia due to round
Pediatr. 2010; 156(6):1016-8. worm infestation. Indian J Pediatric. 2008;
11. Schulte C, Krebs B, Jelienek T, 75:296-7.

You might also like