HUBUNGAN ANTARA PERILAKU TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT KECACINGAN
DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA SD DI KELURAHAN BENGKOL
KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Preliana Mustafa 1 , Henry Palandeng 2 ,Benedictus.S.Lampus 3
Bidang Minat Kesling Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRACT
Background: Prevalence of Worms in Indonesia in general is still very high at 60% - 80%. The high prevalence of this worm disease can have an impact on public health, especially children's nutritional status in infancy. School-age children is a community group that is expected to grow into a human resource potential in the future so keep in mind and be prepared to be grown both physically and intellectually. The purpose of this study was to analyze whether there is a relationship between the behavior of elementary students worm disease prevention Bengkol with worm infestation. Metodhs: This research is analytic survey with a cross-sectional study design. The research was conducted in SD and SD ADVENT GMIM Bengkol, in April-May 2013. The population in this study were all students in grade IV, V, and VI in the Village Elementary School District Bengkol Mapanget Manado City totaling 89 people. The number of samples is 80 people who are determined based on inclusion and exclusion criteria. Results: The results show the percentage of worm infestation of 11.25% (44.44% Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura 22.22%, and 33.33% Hookworm). From statistical test results obtained hubunganun value of 1.000 for the knowledge variable (p> 0.05), the attitude of 1.000 (P >0.05), and the action of 0.470 (p> 0.05). Conclusion: Based on the results of this study concluded that there was no correlation between knowledge with worm infestation, there is no relationship between attitudes to worm infestation and there is no relationship between the actions of the infestation warm. Keywords: attitude, infestation warms, student at elementary school
ABSTRAK Latar belakang: Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, yaitu 60% - 80%. Tingginya prevalensi penyakit cacing ini dapat memberikan dampak pada kesehatan masyarakat terutama status gizi anak dalam masa pertumbuhannya. Anak usia sekolah merupakan golongan masyarakat yang diharapkan dapat tumbuh menjadi sumber daya manusia yang potensial di masa yang akan datang sehingga perlu diperhatikan dan disiapkan untuk dapat tumbuh sempurna baik fisik maupun intelektualnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara perilaku pencegahan penyakit kecacingan Siswa SD Bengkol dengan infestasi cacing. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol, pada bulan April - Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado yang berjumlah 89 orang. Jumlah sampel adalah 80 orang yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian: menunjukkan presentase infestasi cacing sebesar 11,25% (Ascaris lumbricoides 44,44%, Trichuris trichiura 22,22%, dan Hookworm 33,33%). Dari hasil uji stastistik didapatkan nilai hubunganun untuk variabel pengetahuan sebesar 1,000 (p>0,05), sikap sebesar 1,000 (p>0,05), dan tindakan sebesar 0,470 (p>0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan infestasi cacing, tidak terdapat hubungan antara sikap dengan infestasi cacing dan tidak terdapat hubungan antara tindakan dengan infestasi cacing. Kata Kunci: Perilaku, Infestasi Cacing, Siswa Sekolah Dasar
PENDAHULUAN Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, yaitu 60% - 80%. Hal ini terjadi dikarenakan Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biaknya cacing (Depkes, 2006). ). Infeksi cacing usus merupakan infeksi kronik yang paling banyak menyerang anak balita dan anak usia sekolah dasar. Infeksi cacing usus ditularkan melalui tanah yang tercemar telur cacing, tempat tinggal yang tidak saniter dan cara hidup tidak bersih merupakan masalah kesehatan masyarakat, di pedesaan dan di daerah kumuh perkotaan di Indonesia ( Mardiana, 2008). Faktor faktor yang menyebabkan masih tingginya infeksi cacing adalah rendahnya tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih sehat) seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidak di WC yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses yang mengandung telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih (Winita, 2012). Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Perilaku ini menyangkut pengetahuan akan pentingnya higiene perorangan, sikap dalam menanggapi penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam menghadapi suatu penyakit atau permasalahan kesehatan lainnya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Manado kasus kecacingan di Kota Manado pada tahun 2012 sebanyak 102 kasus dan kasus terbanyak yang ditemukan adalah di wilayah kerja Puskesmas Bengkol yaitu 32 kasus. Berdasarkan latar belakang maka dirumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat hubungan antara perilaku tentang pencegahan penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD di kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado.
METODE PENELITAN Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional (studi potong lintang).
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado, pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD GMIM yang berjumlah 44 siswa dan seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD ADVENT yang berjumlah 45 siswa di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado dengan jumlah keseluruhan sebanyak 89 siswa. Dengan kriteria: a) Kriteria Inklusi: Siswa kelas IV, V dan VI SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol Kota Manado, dapat berkomunikasi dengan baik, siswa yang bersedia menjadi responden, mendapatkan izin dari orang tua, b) Kriteria Eksklusi: Siswa yang minum obat cacing dalam waktu 6 bulan terakhir, tidak bersedia menjadi responden. Sampel yang diambil berjumlah 80 orang dengan menggunakan total sampling.
Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku tentang pencegahan penyakit kecacingan, yang akan diukur yaitu : pengetahuan siswa SD Bengkol tentang pencegahan penyakit kecacingan, sikap siswa SD Bengkol tentang pencegahan penyakit kecacingan dan tindakan siswa SD Bengkol tentang pencegahan penyakit kecacingan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah infestasi cacing.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Kuesioner, dan pemeriksaan Laboratorium, Laboratorium yang digunakan adalah Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20, data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan menggunakan uji Fishers Exact untuk mengetahui hubungan antara perilaku tentang pencegahan penyakit kecacingan dengan infestasi cacing.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tabel Silang Pengetahuan Tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Penget ahuan Cacingan Total p Value Positif Negatif n % N % N % Tidak Baik 1 1,25 7 8,7 8 10 1.000 Baik 8 10 64 80 72 90 Total 9 11,2 71 88,7 80 100
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan infestasi cacing positif terdistribusi pada kategori pengetahuan tidak baik 1(1,25%) responden dan 8(10%) berpengetahuan baik, sedangkan responden yang negatif cacingan terdistribusi pada kategori pengetahuan yang tidak baik sebanyak 7(8,7%) responden dan 64(80%) responden yang berpengetahuan baik.
Tabel 2. Tabel Silang Sikap Tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Sikap Cacingan Total p Value Positif Negatif n % N % N % Tidak Baik 1 1,25 10 12,5 11 13,8 1,000 Baik 8 10 61 76,2 69 86,2 Total 9 11,2 71 88,7 80 100
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan infestasi cacing positif terdistribusi pada kategori sikap yang tidak baik yaitu 1(1,25%) responden dan 8(10%) responden sikap baik, sedangkan responden yang negatif cacingan terdistribusi pada kategori sikap yang tidak baik sebanyak 10(12,5%) responden dan 61(76,2%) responden yang bersikap baik.
Tabel 3. Tabel Silang Tindakan Tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Tindak an Cacingan Total p Value Positif Negatif n % N % N % Tidak Baik 2 2,5 29 36,2 31 38,7 0,470 Baik 7 8,7 42 52,5 49 61,2 Total 9 11,2 71 88,7 80 100
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan infestasi cacing positif terdistribusi pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 2(2,5%) responden dan 7(8,75%) responden tindakannya baik, sedangkan responden yang negatif cacingan terdistribusi pada kategori tindakan yang tidak baik sebanyak 29(36,25%) responden dan 42(52,5%) responden tindakannya baik.
Hubungan Pengetahuan tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Dari hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan Fisher exact dengan bantuan program SPSS version 20 for Windows menghasilkan nilai probabilitas sebesar 1.000 (P>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0
diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD Bengkol. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Dondokambey (2011) tentang hubungan antara pengetahuan tentang penyakit cacingan dengan infestasi cacing pada siswa di SD Kristen Solagrita Tongkain, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang penyakit cacingan dengan infestasi cacing (P>0,05).
Hubungan Sikap tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Dari hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan Fisher exact memperoleh hasil yaitu antara sikap dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 1,000 (P>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0
diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan infestasi cacing pada siswa SD Bengkol. Dari 80 orang siswa yang mempunyai sikap yang baik sebanyak 69(86,2%) responden dan 11(13,8%) responden mempunyai sikap tidak baik dengan infestasi cacing negatif, sedangkan responden yang positif cacingan terdapat pada kategori sikap yang baik sebanyak 8(10%) responden dan 1(1,25%) responden yang bersikap tidak baik. Ini berarti bahwa pada umumnya responden yang mempunyai sikap yang baik atau respons yang positif belum tentu dapat mewujudkan hal-hal yang direspons tersebut menjadi suatu tindakan nyata dan hal ini dibuktikan dengan jumlah responden yang mempunyai sikap yang baik, lebih banyak positif terinfeksi cacing daripada responden yang mempunyai sikap yang tidak baik yaitu hanya 1,25 % responden.
Penelitian yang dilakukan oleh Samad (2009) tentang hubungan infeksi dengan pencemaran tanah oleh telur cacing yang ditularkan melalui tanah dan perilaku anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung didapat hasil yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian cacingan (P>0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Salbilah (2008) tentang hubungan karakteristik siswa dan sanitasi lingkungan dengan infeksi cacinggan sekolah dasar di Kecamatan Medan Beawan, hasil penelitian menunjukkan prevalensi rate infeksi cacingan sebesar 53,8% tidak ada hubungan antara sikap dengan infeksi kecacingan (P>0,05).
Hubungan Tindakan tentang Penyakit Kecacingan dengan Infestasi Cacing Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan perhitungan Fisher exact memperoleh hasil yaitu antara tindakan tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 0,470 (P>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0
diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara Tindakan dengan infestasi cacing pada siswa SD Bengkol. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ottay (2010) tentang hubungan antara perilaku pemulung dengan kejadian penyakit cacingan di tempat pembuangan akhir sampah sumompo kota manado yang mendapatkan hasil yang sama yaitu tidak ada hubungan antara tindakan dengan kejadian cacingan di TPA Kota Manado. Penelitian yang dilakukan oleh Pawestri (2009) tentang hubungan antara pengetahuan sikap dan perilaku dengan kejadian cacingan pada siswa SDN Karang 1, Wedi, Klaten, Jawa tengah di dapat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku siswa dengan kejadian cacingan.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD GMIM dan SD ADVENT Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Proporsi kejadian cacingan pada anak SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol sebanyak 9 responden (11,25%) 2. Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang pencegahan penyakit cacingan dengan infestasi cacing pada anak usia sekolah dasar di SD Bengkol. 3. Tidak ada hubungan antara sikap tentang pencegahan penyakit cacingan dengan infestasi cacing pada anak usia sekolah dasar di SD Bengkol 4. Tidak ada hubungan antara tindakan tentang pencegahan penyakit cacingan dengan infestasi cacing pada anak usia sekolah dasar di SD Bengkol Saran 1. Perlu ditingkatkan lagi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, untuk pencegahan penyakit cacingan, seperti mencuci tangan sebelum makan, memakai alas kaki ketika bermain dan beraktifitas 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang infestasi cacing dengan jumlah sampel yang lebih besar ditambah dengan faktor-faktor lainya yang berpengaruh terhadap infestasi cacing.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2006. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/MENKES/SK/VI/2006 tentang Pedoman Pengendalian Cacingan. (Online), http://www.hukor.Depkes.go.id/up_pro d_kepmenkes/KMK.20No.2042420ttg PedomanPengendalianCacingan.pdf. (diakses tanggal 9 April 2013).
Dondokambey. H, 2011. Hubungan Antara Perilaku Tentang Penyakit Cacingan Dengan Infestasi Cacing Di SD Kristen Solgrita Tongkaina. Skripsi
Lalandos. J. L, Kareri. D. G. R, 2008. Prevalensi Infeksi Cacing Usus yang Ditularkan Melalui Tanah Pada siswa SD GMIM Lahay Roy Malalayang. MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008, (online), http://mediakesehatanmasyarakat.files.wor dpress.com/2012/06/artikel-4.pdf (diakses tanggal 29 Februari 2013)
Mardiana, Djarismawati. 2008. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan TerpaduPengentasan Kemiskinan daerah kumuh Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 7 No. 2 Agustus 2008 : 769-774, (online)( diakses tanggal 2 April 2013)
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta
Ottay, RI. 2010. Hubungan antara PerilakuPemulung debgab Kejadian Penyakit Cacingan di TPA Sampah Sumompo Kota Manado. Jurnal Biomedik Vol. 2 No. 1 Maret 2010. (online)http://ejournal.unsrat.ac.id/inde x.php/biomedik/article/view/841/659 ( siakses tanggal 2 Mei 2013 )
Pawesri. G. S, 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Dengan Kejadian Cacingan Pada Siswa SDN Karang I, Wedi, Klaten, Jawa Tengah. (online) http://repository.uii.ac.id/710/SK/I/000 /000/000417/uiiskripsihubunganpenget ahuan-05711024-GALUHPAWESTRI- 3814943656-abstract.pdf (diakses tanggal 15 mei 2013).
Salbiah, 2008. Hubungan Karakterstik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Medan Belawan. (online)http://repository.usu.ac.id/bitstr eam/123456789/6776/1/057023018.pdf
Samad, H. 2009. Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh telur cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung. Tesis, Medan, Universitas Sumatra Utara (online ) http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/6238/1/09E01347.pdf, (diakses 17 mei 2013) Zukhriadi, R 2008. Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga. Tesis. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/6822/1/08E00343.pdf (diakses tanggal 9 April 2013).
Winita. R, Mulyanti, dan Astuti. H, 2012, Upaya Pemberantasan Kecacingan Di Sekolah Dasar, Makara, Kesehatan, vol. 16, no. 2, Desember 2012 (online) journal.ui.ac.id/index.php/health/article/do wnload/1631/1361
Epidemiology and Determinants of Soil-Transmitted Helminthiases Among Selected Primary School Children in Tuguegarao City, Cagayan, Philippines: A Cross-Sectional Study
Summary: Surrounded by Idiots: The Four Types of Human Behavior and How to Effectively Communicate with Each in Business (and in Life) by Thomas Erikson: Key Takeaways, Summary & Analysis