You are on page 1of 8

ISSN 1978 - 1059

Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2013, 8(2): 151158

PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN


DI KANTIN ZEA MAYS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(Food Service and the Customer Satisfaction in the Cafetaria Zea Mays
at Bogor Agricultural University )

Arnati Wulansari1*, Budi Setiawan1, dan Tiurma Sinaga1

1
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

ABSTRACT

This research aimed was to know food service and level of customer satisfaction in the Zea Mays cafetaria
at Bogor Agricultural University. Case study and descriptive analysis were applied in this study. Sampling
method of purposive sampling was carried out and number of subjects used was 95 people. The food service
in the Zea Mays cafetaria consists of planning, purchasing, receiving, storing, processing, and distributing.
The result of analysis based on Importance Performance Analysis showed that the most important attribute
was the security and hygiene product and the highest performance levels was the cleanliness of dining room.
More than fifty percent subjects was concerned against nutrient content of the menu (50.5%). Based on the
Customer Satisfaction Index the satisfaction value was 69.3 (satisfied). There was a correlation between job
and education level with quality of the product and between income with nutrient content (p<0.05).

Keywords: customer, food service, satisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan makanan dan tingkat kepuasan konsumen di
Kantin Zea Mays Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif
dan studi kasus. Metode penarikan subjek dilakukan secara purposive dan sebanyak 95 subjek digunakan
dalam penelitian ini. Penyelenggaraan makanan di Kantin Zea Mays terdiri dari perencanaan, pembelian,
penerimaan, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian. Berdasarkan hasil analisis Importance Performance
Analysis (IPA) diketahui bahwa atribut yang dirasakan paling penting adalah keamanan dan kebersihan produk
sedangkan atribut tingkat kinerja yang paling tinggi skornya adalah kebersihan tempat makan. Lebih dari
separuh subjek masih memerhatikan kandungan gizi menu (50.5%). Berdasarkan Customer Satisfaction Index
(CSI) diperoleh nilai kepuasan sebesar 69.3 (puas). Terdapat hubungan antara pekerjaan dan tingkat pendidikan
dengan penilaian atribut mutu produk dan antara pendapatan dengan penilaian terhadap atribut kandungan
gizi menu (p<0.05).

Kata kunci: kepuasan, konsumen, penyelenggaraan makanan

Korespondensi: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor,
*

Bogor 16680. Email: arnatiwulansari@rocketmail.com

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 151


Wulansari dkk.

PENDAHULUAN purposive dengan mempertimbangkan lokasi yang


merupakan kantin yang bersifat non komersial dan
Banyaknya industri jasa makanan dan gizi berorientasi pada pelayanan, kemudahan perizinan,
yang berkembang menyebabkan adanya persaingan dan populasi yang memenuhi kriteria penelitian.
untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (kon-
sumen) agar memperoleh kepuasan, termasuk da- Jumlah dan Cara Pengambilan Subjek
lam hal melakukan penyelenggaraan makanan baik Sistem pengambilan subjek ditetapkan secara
komersial maupun non komersial. Penyelenggaraan purposive. Subjek yang digunakan dalam penelitian
makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari pe- ini adalah 95 orang dengan kriteria subjek meru-
rencanaan menu sampai dengan pendistribusian ma- pakan konsumen yang pernah mengunjungi atau
kanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian mengonsumsi menu makanan dan minuman di kan-
status kesehatan yang optimal melalui pemberian tin Zea Mays dengan frekuensi lebih dari empat kali
makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pen- kunjungan dan bersedia mengisi kuesioner dengan
catatan, pelaporan, dan evaluasi (Depkes 2013). lengkap.
Salah satu contoh penyelenggaraan makanan insti-
tusi adalah kantin universitas (kampus). Menurut Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Palacio dan Theis (2009) tujuan utama penyeleng- Jenis data yang dikumpulkan yaitu data
garaan makanan adalah menyajikan makanan agar primer dan data sekunder. Data primer ini meliputi
konsumen merasa puas. karakteristik subjek, penyelenggaraan makanan
Semakin banyaknya pembeli yang rasional, yang diterapkan, higiene dan sanitasi kantin, dan
suatu perusahaan hanya dapat menang dengan men- tingkat kepuasan konsumen kantin. Data sekunder
ciptakan dan memberikan nilai yang unggul. Selain meliputi data gambaran umum mengenai kantin Zea
itu, perusahaan harus mampu meningkatkan nilai Mays IPB. Data tersebut diperoleh dengan kuesioner,
dari produk, jasa, dan mengetahui tingkat kepuasan wawancara, dan pengamatan langsung.
pelanggannya (Sukardi & Chandrawatisma 2008). Pe-
mahaman atas kepuasan pelanggan dapat memenuhi Pengolahan dan Analisis Data
harapan konsumen. Kepuasan pelanggan sangat me- Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
mengaruhi keputusan untuk melakukan suatu pem- adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia.
belian kembali suatu produk (Oktaviani & Suryana Analisis deskriptif digunakan untuk menggambar-
2005). Menurut Tjahyadi (2006) kepuasan konsumen kan karakteristik subjek, penyelenggaraan makanan
merupakan titik awal tumbuhnya loyalitas pelang- yang diterapkan kantin, higiene dan sanitasi kan-
gan sehingga penting untuk mengetahui penilaian tin, dan tingkat kepuasan konsumen. Higiene dan
terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan uraian sanitasi kantin dinilai berdasarkan penilaian laik
tersebut dapat menunjukkan bahwa pentingnya pe- higiene dan sanitasi berdasarkan Keputusan Menteri
nyelenggaraan makanan yang diterapkan oleh suatu Kesehatan RI Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.
institusi yang dapat memuaskan konsumen baik dari Data tingkat kepuasan dianalisis dengan
segi kualitas maupun kuantitasnya. menggunakan metode IPA dan CSI. Pengukuran me-
Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidenti- tode IPA dilakukan pada 16 macam atribut dimana
fikasi penyelenggaraan makanan di kantin Zea Mays atribut tersebut dijabarkan di dalam diagram karte-
IPB; 2) mengidentifikasi karakteristik subjek; 3) sius. Sumbu X merupakan nilai rataan tingkat kinerja
mengidentifikasi tingkat kepentingan dan tingkat dan sumbu Y merupakan nilai rataan kepentingan.
kinerja pelayanan terhadap atribut mutu produk, Kedua sumbu tersebut membentuk dua garis tegak
mutu pelayanan, dan atribut kandungan gizi menu; lurus yang saling berpotongan pada koordinat titik
4) mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen de- (3.5;4.4) yang membagi diagram tersebut menjadi
ngan Importance Performance Analysis (IPA) dan empat kuadran.
Customer Satisfaction Index (CSI); dan 5) mengana- Untuk mengetahui secara jelas penempatan
lisis hubungan karakteristik subjek terhadap atribut 16 atribut yang telah dianalisis, maka keseluruhan
mutu produk, mutu pelayanan, dan kandungan gizi atribut tersebut dikelompokkan dalam 4 kuadran.
menu. Posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran
tersebut dijadikan alat bantu dalam memberikan
METODE alternatif strategi untuk meningkatkan kepuasan
konsumen.
Desain, Tempat, dan Waktu Analisis inferensia digunakan untuk melihat
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif hubungan antar variabel. Hubungan antara karak-
dan studi kasus untuk menilai tingkat kepuasan kon- teristik subjek terhadap penilaian mutu produk,
sumen. Pengumpulan data dilaksanakan di kantin mutu pelayanan, dan atribut kandungan gizi menu
Zea Mays Institut Pertanian Bogor selama bulan April dianalisis dengan uji korelasi Spearman sebagai uji
hingga Mei 2013. Pemilihan tempat dilakukan secara signifikansi dengan mencari nilai p-value (p<0.05).

152 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013


Penyelenggaraan Makanan di Kantin Zea Mays

HASIL DAN PEMBAHASAN al. 2012). Untuk penyajian dilakukan berdasarkan


bar masing-masing, seperti pada table dhote menu
Penyelenggaraan Makanan dihidangkan langsung pada buffet dan untuk ala
Perencanaan. Penyelenggaraan makanan carte menu serta minuman dibuat dan dihidangkan
yang dilakukan di Kantin Zea Mays tidak dimulai saat konsumen memesan makanan dan minuman.
dengan perencanaan menu sehingga siklus menu Berdasarkan hasil penilaian penyelenggaraan
tidak ada. Namun kantin tetap menyelenggarakan makanan dengan menggunakan KEPMENKES nomor
perencanaan anggaran. Nurdianty et al. (2012) me- 1098/Menkes/SK/VII/2003 yang terdiri dari 33 varia-
nyatakan bahwa dalam tahap perencanaan penye- bel yaitu lokasi, bangunan, pembagian ruang, lan-
lenggaraan makanan, perlu dilakukan perencanaan tai, dinding, ventilasi, pencahayaan/penerangan,
menu dan perencanaan anggaran agar menghasilkan atap, langit-langit, pintu, air bersih, pembuangan
output yang maksimal bagi konsumen dan penye- air limbah, toilet, tempat sampah, tempat cuci ta-
lenggara. ngan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci
Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan yang terdiri bahan makanan, loker pekerja, peralatan pencegah
dari pembelian, penerimaan, penyimpanan, peng- masuknya serangga dan tikus, dapur, ruang makan,
olahan, dan penyajian. Pembelian bahan makanan gudang bahan makanan, bahan makanan, makanan
oleh pihak kantin dilakukan di pasar tradisional jadi, proses pengolahan, penyimpanan bahan ma-
setiap satu minggu sekali untuk membeli sayur- kanan, ruang makan, cara penyajian, ketentuan
sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbu, serta lauk peralatan, pengetahuan/sertifikat higiene sanitasi
nabati dan untuk pembelian lauk hewani yaitu da- makanan, pakaian kerja, pemeriksaan kesehatan,
ging sapi, ikan, ayam, dan lauk hewani lainnya dipe- dan higiene individu. Setelah dilakukan penilaian
san kepada rekanan yang telah dipercaya oleh pihak terhadap higiene dan sanitasi diperoleh skor 802.
kantin dan dilakukan setiap 23 hari sekali. Total skor sebesar 802 berada dalam kisaran skor
Penerimaan bahan makanan dilakukan pada 801900. Artinya Kantin Zea Mays secara umum laik
pagi hari (pukul 06.00 WIB) namun tidak dilaku- higiene dan sanitasi dengan tingkat mutu B berdasar-
kan penimbangan ulang untuk menyesuaikan berat kan KEPMENKES Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.
bahan makanan yang tersedia dengan berat bahan
makanan yang dipesan. Menurut Kwon et al. (2012) Karakteristik Subjek
penerimaan bahan makanan dalam penyelengga- Usia. Karakteristik usia dibagi ke dalam em-
raan makanan dilakukan untuk memastikan bahwa pat kategori, yaitu usia <20 tahun, 2030 tahun,
pangan diterima dalam keadaan segar dan aman 3140 tahun dan 41 tahun. Lebih dari sebagian
sehingga bahan pangan dapat dipindahkan ke tem- subjek pada kantin Zea Mays berusia 2030 tahun
pat yang tepat sesuai dengan karakteristik bahan (71.6%). Pada penelitian Yulianti dan Widyawati
pangan tersebut. Tempat penyimpanan bahan ma- (2005) dengan subjek konsumen kantin menyatakan
kanan dilakukan pada lemari es dan chiller yang da- bahwa sebagian besar subjek yang sering mengun-
pat otomatis suhunya sesuai dengan bahan pangan jungi kantin adalah pada rentang usia 2030 tahun.
yang disimpan. Kantin Zea Mays menerapkan prinsip Hal ini dikarenakan lokasi kantin yang terletak di
FIFO (First In First Out) dengan tujuan agar bahan kampus sehingga rata-rata konsumen yang berkun-
makanan yang telah lama disimpan dapat digunakan jung adalah mahasiswa dengan rentang usia 2030
terlebih dahulu (Nurdianty et al.2012). tahun.
Kegiatan pengolahan dilakukan pada pagi hari Jenis kelamin. Lebih dari setengah sub-
(pukul 06.00 WIB). Pada saat pengolahan, penja- jek pada kantin Zea Mays berjenis kelamin wanita
mah makanan tidak menggunakan masker, penutup (58.9%). Hal ini sesuai dengan data jumlah maha-
kepala, dan sarung tangan. Namun pada saat peng- siswa IPB secara keseluruhan menyatakan bahwa
olahan, penjamah makanan selalu mencuci tangan proporsi jumlah mahasiswi (60.2%) lebih besar dari-
sebelum melakukan pengolahan terhadap bahan pada proporsi mahasiswa (39.8%). Lebih banyak ma-
makanan yang akan diolah. Menurut Damayanthi hasiswi yang memilih kantin sebagai tempat makan
et al. (2008) tingkat pencemaran bakteri dan mi- paling nyaman untuk memuaskan kebutuhan biolo-
kroba tinggi terhadap alat makan maupun makanan gis dan berkumpul bersama teman-teman (Yuliawati
yang disajikan secara terbuka. Maka dari itu diper- & Widyawati 2005).
lukan peningkatan perilaku higiene bagi penjamah Asal daerah. Hasil penelitian menunjukkan
makanan. Salah satu cara dalam melakukan peri- bahwa lebih dari setengah subjek pada kantin Zea
laku higiene bagi penjamah makanan yaitu dengan Mays berasal dari pulau Jawa (52.6%). Hal ini dika-
mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas peng- renakan kampus IPB berada di wilayah pulau Jawa
olahan makanan. Namun penjamah makanan harus khususnya Jawa Barat sehingga banyak mahasiswa
memiliki pengetahuan mengenai perilaku higiene yang berasal dari daerah tersebut. Menurut peneli-
yang baik. Hal ini dikarenakan untuk menghindari tian Saufika et al. (2012) dengan subjek adalah ma-
adanya kontaminasi terhadap makanan (Benhura et hasiswa IPB dengan persentase terbesar berasal dari

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 153


Wulansari dkk.

Pulau Jawa. Subjek pada penelitian ini berasal dari memiliki pendapatan 1 <2 Juta rupiah (33.7%). Hal
beragam daerah yang juga memiliki beragam selera ini dikarenakan sebagian besar subjek adalah maha-
terhadap atribut tertentu yang berhubungan dengan siswa yang masih dibiayai oleh orang tua sehingga
mutu produk yaitu selera konsumen terhadap menu mereka masih belum memiliki pendapatan tetap per
yang disajikan tentu berbeda menurut penilaian bulannya.
konsumen dengan asal daerah yang berbeda. Status pernikahan. Lebih dari setengah sub-
Pendidikan. Karakteristik pendidikan subjek jek pada kantin Zea Mays belum menikah (68.4%).
dibagi ke dalam enam kategori yaitu SD, SLTP, SLTA, Dikarenakan sebagian besar pengunjung kantin Zea
diploma, sarjana, dan pascasarjana. Hasil menun- Mays adalah mahasiswa yang belum menikah dan
jukkan sebagian besar subjek pada kantin Zea Mays waktunya banyak dihabiskan di kampus sehingga
adalah sarjana (50.5%). Hal ini dikarenakan sebagian memilih makan di kantin kampus.
besar pengunjung berlatar belakang pendidikan
sarjana adalah mahasiswa yang sedang melakukan Tingkat Kepentingan Mutu Produk, Mutu Pelayanan,
studi pascasarjana dan kantin ini berada pada ling- dan Atribut Kandungan Gizi Menu
kungan kampus yang sebagian besar konsumen ada- Tingkat kepentingan konsumen terhadap mutu
lah mahasiswa. Disamping itu juga, hal ini berkaitan produk, mutu pelayanan, dan kandungan gizi menu
dengan lokasi kantin yang berada pada lingkungan disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan
akademisi sehingga konsumen yang berkunjung se- bahwa atribut yang paling penting (dengan skor ter-
bagian besar adalah akademisi. tinggi yaitu 457) dirasakan adalah keamanan dan ke-
Pekerjaan. Karakteristik pekerjaan subjek bersihan dari makanan dan minuman yang disajikan.
dibagi ke dalam tujuh kategori, yaitu mahasiswa, Hal ini berhubungan dengan keamanan pangan, apa-
asisten dosen, auditor, dosen, peneliti, pegawai bila keamanan pangan pada tempat makan tersebut
swasta, dan wiraswasta. Kategori mahasiswa dibe- buruk maka akan menimbulkan penyakit tertentu
dakan menjadi mahasiswa S1, S2, dan S3. Hasil seperti diare, sakit perut, dan lain-lain. Selain itu,
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek adalah sebagian besar pengunjung kantin adalah mahasiswa
mahasiswa (65.3%). Hal ini disebabkan oleh lokasi atau akademisi, maka hal yang menjadi pertimbang-
kantin yang terletak di lingkungan akademisi se- an dalam pemilihan tempat makan adalah kebersih-
hingga sebagian besar konsumen yang berkunjung an dan keamanan dari makanan dan minuman yang
ke kantin adalah mahasiswa yang ruangan kuliahnya akan dikonsumsi. Sementara itu atribut dengan rata-
berdekatan dengan letak kantin. rata paling rendah (dengan skor terendah yaitu 373)
Pendapatan. Karakteristik pendapatan sub- adalah atribut ukuran dan bentuk potongan produk
jek per bulan dibagi ke dalam lima kategori yaitu yang disajikan. Berdasarkan penilaian konsumen,
pendapatan <1 juta rupiah, 1 <2 juta rupiah, 2 <3 ukuran dan bentuk potongan hidangan produk tidak
juta rupiah, 3 <4 juta rupiah dan 4 juta rupiah. terlalu menjadi hal dasar dalam pemilihan tempat
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar subjek makan. Menurut subjek, atribut ukuran dan bentuk

Tabel 1. Tingkat Kepentingan Konsumen pada Masing-masing Atribut


No Pertanyaan Tingkat Kepentingan Keterangan
1 Cita rasa makanan dan minuman yang disajikan 437 Sangat penting
2 Kesesuaian harga makanan dan minuman 416 Sangat penting
3 Keamanan dan kebersihan dari makanan dan minuman yang disajikan 457 Sangat penting
4 Kesesuaian menu dengan selera 417 Sangat penting
5 Variasi menu yang ditawarkan 408 Sangat penting
6 Kesesuaian porsi makanan/minuman 392 Penting
7 Ukuran dan bentuk potongan hidangan makanan 373 Penting
8 Kecepatan tanggapan pramusaji terhadap keluhan pelanggan 416 Sangat penting
9 Tersedianya makanan dan minuman yang tertera pada daftar menu 405 Sangat penting
10 Fasilitas (sanitary kit) 420 Sangat penting
11 Penataan eskterior dan interior ruangan 379 Penting
12 Keramahan pelayanan 438 Sangat penting
13 Suasana kantin 427 Sangat penting
14 Kebersihan ruangan dan tempat makan 449 Sangat penting
15 Kemudahan proses pembayaran 391 Penting
16 Mengetahui kandungan gizi menu bagi konsumen 389 Penting

154 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013


Penyelenggaraan Makanan di Kantin Zea Mays

potongan makanan maupun minuman yang disajikan mutu pelayanan dan kinerja berpengaruh terhadap
terkadang diabaikan oleh konsumen. Hal ini disebab- kepuasan pelanggan. Tingkat kinerja pelayanan
kan sebagian besar konsumen lebih mementingkan kantin terhadap mutu produk, mutu pelayanan, dan
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan biologis saja kandungan gizi menu disajikan pada Tabel 2.
di samping untuk menjaga kesehatan tubuh melalui Konsumen yang mengunjungi kantin memiliki
makanan dan minuman yang dikonsumsi. beragam profesi namun didominasi oleh civitas aka-
demika yang cukup perhatian terhadap kandungan
Tingkat Kinerja Kantin terhadap Mutu Produk, gizi menu. Sebagian besar subjek masih memerha-
Mutu Pelayanan, dan Atribut Kandungan Gizi tikan label kandungan gizi pada menu (50.5%). Sub-
Menu jek beranggapan bahwa hal ini dapat menjadi salah
Atribut yang paling dinyatakan sangat puas satu keunggulan dari kantin Zea Mays dan konsumen
(dengan skor tertinggi yaitu 389) adalah kebersihan mendapatkan pengetahuan mengenai kandungan gizi
tempat makan. Hal ini terlihat dari nilai rataan pada makanan dan minuman yang mereka konsum-
yang berada pada urutan tertinggi. Atribut ini juga si. Hanya 44.2% subjek menyatakan tidak perhatian
menjadi dasar bagi pengunjung dalam memilih atau tidak penting mengenai pelabelan kandungan
tempat makan yang tentunya tidak membahayakan gizi pada menu dan sisanya 5.3% subjek menjawab
(kotor). Sementara itu atribut yang dinilai tingkat tidak tahu. Selain itu juga dengan adanya kandung-
kinerjanya paling rendah (dengan skor terendah an gizi dapat memengaruhi mereka dalam memilih
yaitu 283) adalah atribut daftar menu produk yang menu sesuai dengan kebutuhan gizi.
tersedia. Dalam penelitian ini, subjek menyatakan
bahwa daftar menu makanan dan minuman yang Tingkat Kepuasan Konsumen
tersedia sehari-hari cukup penting untuk diterapkan IPA (Importance Performance Analysis).
dan ditampilkan. Apabila daftar menu tidak ada atau Gambar 1 menunjukkan hubungan tingkat kepen-
pada kantin ini banyak menu yang terdapat pada tingan masing-masing atribut penentu kepuasan
daftar menu namun tidak tersedia, hal ini membuat konsumen terhadap kinerjanya ke dalam diagram
konsumen kebingungan dalam memilih jenis menu kartesius. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam
untuk dikonsumsi terlebih lagi untuk pengunjung kuadran A merupakan atribut-atribut yang dianggap
yang baru pertama kali mengunjungi kantin tersebut. sangat penting oleh konsumen, tetapi pihak kantin
Dalam menilai tingkat kinerja pelayanan, konsumen belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan
membandingkan antara harapan yang diinginkan konsumen. Atribut pada kuadran ini harus menda-
konsumen terhadap pelaksanaan atau kinerja aktual patkan perhatian (prioritas utama dalam perbaikan)
yang dilakukan terhadap masing-masing atribut- agar tingkat kepuasan konsumen bisa meningkat.
atribut yang diuji (Musanto 2004). Menurut Limbong Menurut hasil penelitian Elu (2005) keputusan untuk
et al. (2010), faktor yang berpengaruh dominan melakukan tindakan perbaikan yang sistematis
terhadap kepuasan pelanggan adalah kinerja, tetapi merupakan payung yang dapat menentukan dalam

Tabel 2. Tingkat Kinerja Konsumen pada Masing-masing Atribut


No Pertanyaan Tingkat Kinerja Keterangan
1 Cita rasa makanan dan minuman yang disajikan 327 Puas
2 Kesesuaian harga makanan dan minuman 312 Cukup puas
3 Keamanan dan kebersihan dari makanan dan minuman yang disajikan 375 Puas
4 Kesesuaian menu dengan selera 321 Cukup puas
5 Variasi menu yang ditawarkan 299 Cukup puas
6 Kesesuaian porsi makanan/minuman 324 Cukup puas
7 Ukuran dan bentuk potongan hidangan makanan 313 Cukup puas
8 Kecepatan tanggapan pramusaji terhadap keluhan pelanggan 332 Puas
9 Tersedianya makanan dan minuman pada daftar menu 283 Cukup puas
10 Fasilitas (sanitary kit) 332 Puas
11 Penataan eskterior dan interior ruangan 349 Puas
12 Keramahan pelayanan 311 Cukup puas
13 Suasana kantin 354 Puas
14 Kebersihan ruangan dan tempat makan 389 Puas
15 Kemudahan proses pembayaran 352 Puas
16 Mengetahui kandungan gizi menu bagi konsumen 285 Cukup puas

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 155


Wulansari dkk.

Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuad-


ran B merupakan atribut-atribut yang dianggap
penting oleh konsumen dan kinerja kantin juga su-
dah sangat baik. Atribut-atribut yang termasuk pada
kuadran dua ini adalah (3) keamanan dan kebersih-
an dari makanan dan minuman yang disajikan, (4)
kecepatan tanggapan pramusaji terhadap keluhan
pelanggan, (10) fasilitas sanitary kit, (13) suasana
kantin, dan (14) kebersihan ruangan dan tempat
makan.
Peningkatan atau perbaikan pada atribut-
atribut dalam kuadran C dapat dipertimbangkan
kembali oleh pihak kantin karena pengaruh terhadap
manfaat yang dirasakan oleh konsumen sangat kecil.
Gambar 1. Pemetaan Diagram Kartesius menjadi Atribut-atribut yang termasuk pada kuadran ini ada-
Kuadran A, B, C, dan D lah (6) variasi menu yang ditawarkan, (7) kesesuai-
an porsi makanan/minuman, (8) ukuran dan bentuk
menindaklanjuti permasalahan konsumen dari suatu potongan hidangan makanan, (9) tersedianya daftar
kegagalan sehingga akhirnya mampu mengikat lo- menu, (16) mengetahui kandungan gizi menu.
yalitas konsumen. Atribut-atribut ini harus lebih Kuadran D menunjukkan tingkat kepentingan
diprioritaskan dan diperbaiki sehingga kinerja me- suatu atribut yang dinilai rendah, namun pelaksa-
ningkat dan lebih baik lagi karena atribut ini memiliki naan aktual atau kinerjanya berlebihan. Dengan
nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen namun demikian pihak kantin dapat mengurangi biaya
kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut-atribut pada atribut dalam kuadran ini dan mengalokasi-
yang termasuk ke dalam kuadran pertama adalah (1) kannya untuk atribut yang membutuhkan perbaikan
cita rasa makanan dan minuman (faktor yang sangat kinerja seperti pada kuadran A. Sebaiknya kinerja
penting bagi konsumen dalam memilih makanan pada atribut yang terdapat dalam kuadran ini dapat
ataupun tempat makan), (2) kesesuaian harga, (5) dipertahankan dan dapat menjadi keunggulan kan-
kesesuaian menu dengan selera konsumen, dan (12) tin. Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini
keramahan pelayanan. adalah (11) penataan eksterior dan interior ruangan
Harga produk di kantin Zea Mays bagi maha- serta (15) kemudahan proses pembayaran.
siswa masih terlalu mahal. Hal ini dikarenakan se-
bagian besar konsumen atau pengunjung kantin Customer Satisfaction Index (CSI)
adalah civitas akademika, namun bagi profesi lain- Nilai rata-rata pada tingkat kepentingan
nya tidak menjadi masalah. Atribut lainnya yang di- dan tingkat kinerja dari masing-masing atribut
anggap kurang memuaskan adalah kesesuaian menu mutu produk dan mutu pelayanan digunakan untuk
dengan selera konsumen. Hal ini disebabkan karena menghitung CSI. Hasil perhitungan CSI pada mutu
tidak adanya siklus menu yang diterapkan di kantin produk, mutu pelayanan, dan kandungan gizi menu
tersebut. Atribut ini juga dinilai subjektif oleh kon- disajikan pada Tabel 3.
sumen dan juga berhubungan dengan cita rasa ma- Nilai weighted average total sebesar 3.467
kanan dan minuman yang disajikan dan berhubungan yang merupakan penjumlahan dari seluruh weight-
dengan karakteristik konsumen (asal daerah). Selain ed score atribut-atribut. Nilai kepuasan konsumen
itu, atribut keramahan pelayanan turut menjadi salah berdasarkan analisis CSI 69.3% yang berada pada
satu prioritas utama perbaikan pada kantin ini. Kera- rentang skala 0.70.8 (6680%) yang berarti secara
mahan pelayanan dalam melayani konsumen dapat umum konsumen telah puas terhadap kinerja kan-
memengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Atribut tin Zea mays. Namun sebaiknya pihak kantin tetap
ini dirasakan penting oleh konsumen. Menurut hasil harus meningkatkan kinerjanya agar nilai CSI turut
penelitian Raharjani (2005) kepuasan pelanggan da- meningkat hingga mendekati 100% yaitu konsumen
pat dicapai apabila konsumen merasa semua kebutu- merasa sangat puas dan loyalitas pun terjaga.
hannya terpenuhi dan mendapatkan pelayanan yang
dirasa konsumen baik. Hasil penelitian ini juga kon- Hubungan Karakteristik Subjek terhadap Penilai-
sisten terhadap hasil penelitian Mandasari dan Tama an Mutu Produk dan Pelayanan
(2011) yang menyatakan bahwa perilaku staf dian- Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman ter-
taranya keramahan pelayanan merupakan atribut dapat hubungan antara karakteristik subjek yaitu
yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kon- pekerjaan dan tingkat pendidikan dengan penilai-
sumen. Oleh karena itu keramahan pelayanan kan- an mutu produk (p<0.05). Semakin tinggi tingkat
tin harus ditingkatkan lagi agar kepuasan konsumen pendidikan maka konsumen semakin mengerti akan
dapat meningkat. pentingnya mutu produk dari suatu produk yang

156 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013


Penyelenggaraan Makanan di Kantin Zea Mays

Tabel 3. Tingkat Kepuasan Konsumen berdasarkan Metode Customer Satisfaction Index


Nomor Atribut Rataan Tingkat Kepentingan Weighting Factors Rataan Tingkat Kinerja Weighting Score
C1 4.600 0.066 3.442 0.227
C2 4.379 0.063 3.284 0.207
C3 4.811 0.069 3.947 0.273
C4 4.379 0.063 3.495 0.220
C5 4.389 0.063 3.379 0.213
C6 4.295 0.062 3.147 0.194
C7 4.126 0.059 3.411 0.202
C8 3.926 0.056 3.295 0.186
C9 4.263 0.061 2.979 0.182
C10 4.421 0.064 3.495 0.222
C11 3.989 0.057 3.674 0.211
C12 4.611 0.066 3.274 0.217
C13 4.495 0.065 3.726 0.241
C14 4.726 0.068 4.095 0.278
C15 4.116 0.059 3.705 0.177
C16 4.095 0.059 3.000 0.218
Weight Average Total 3.467
Customer Satisfaction Index 69.34

akan dibeli atau dikonsumsi. Pendidikan berhubung- atribut kandungan gizi menu (p<0.05). Karakteris-
an dengan pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pen- tik subjek tersebut berupa pendapatan. Semakin
didikan maka semakin besar kesempatan untuk tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula penilai-
mendapatkan pekerjaan (Sumarwan 2003). an terhadap atribut kandungan gizi menu. Hal ini
Menurut hasil penelitian Irawan dan Japari- disebabkan karena adanya hubungan antara tingkat
anto (2013), kualitas atau mutu produk memiliki pendidikan yang dapat memengaruhi pekerjaan dan
pengaruh terhadap loyalitas pelanggan yang lebih pekerjaan yang menghasilkan pendapatan (Sumar-
kecil dibandingkan pengaruh kualitas produk ter- wan 2003).
hadap kepuasan pelanggan. Artinya, kualitas produk
memengaruhi puas atau tidaknya konsumen yang KESIMPULAN
akan berdampak kepada loyalitas.
Kantin Zea Mays secara umum telah laik
Hubungan Karakteristik Subjek terhadap Penilai- higiene dan sanitasi menurut Kepmenkes No 1098/
an Mutu Pelayanan Menkes/SK/VII/2003 dengan skor 802 dan termasuk
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman mutu B. Sebagian besar subjek adalah perempuan
tidak terdapat hubungan antara karakteristik sub- (59.0%) dengan rentang usia 2030 tahun sebanyak
jek dengan penilaian mutu pelayanan (p>0.05). 72.0% dan pulau Jawa menjadi asal daerah sebagian
Hal ini dikarenakan penilaian mutu pelayanan di- besar subjek (53.0%). Sebanyak 68.0% subjek belum
dasarkan oleh pelaksanaan aktual dari pihak kantin menikah dengan pendidikan terakhir adalah sarjana
dan tidak dipengaruhi oleh karakteristik individu (51.0%). Uang saku sebagian besar subjek per bulan
seseorang. Mutu pelayanan juga tidak memengaruhi adalah sekitar Rp 1000 000 hingga kurang dari Rp
pengambilan keputusan untuk mengonsumsi atau 2000 000 (34.0%) dengan 65.0% adalah mahasiswa.
tidak suatu produk (Lamidi 2012). Hasil penelitian Atribut keamanan dan kebersihan dari ma-ka-
Susanti et al. (2009) menyatakan bahwa hubungan nan dan minuman yang disajikan, dinilai oleh subjek
antara proses pelayanan dengan tingkat kepuasan sangat penting (skor 457) sedangkan untuk tingkat
menunjukkan hubungan yang sangat nyata. Artinya kinerja pelayanan pada atribut kebersihan tem-
semakin baik proses pelayanan maka semakin tinggi pat makan merupakan atribut tertinggi (skor 389).
tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Atribut pada kuadran A yaitu cita rasa makanan dan
minuman yang tersedia, harga, kesesuaian menu
Hubungan Karakteristik Subjek terhadap Atribut dengan selera konsumen, dan keramahan pelayanan
Kandungan Gizi Menu harus menjadi prioritas utama pihak kantin dalam
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman ter- memperbaiki kinerja dalam mutu pelayanan karena
dapat hubungan antara karakteristik subjek dengan konsumen masih merasa kurang puas pada kinerja

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 157


Wulansari dkk.

yang diberikan oleh pihak kantin. Nilai CSI 69.3% Musanto. 2004. Faktor yang mempengaruhi loyalitas
menunjukkan konsumen telah puas terhadap kiner- konsumen. Jurnal Manajemen dan Kewirausa-
ja pihak kantin Zea Mays. Terdapat korelasi positif haan, 6(2), 123156.
antara pekerjaan dan tingkat pendapatan dengan Nurdianty, Radhiyah, Daetilan DM, & Nawir N.
mutu produk dan korelasi positif antara pendapatan 2012. Penyelenggaraan makanan dan tingkat
dengan atribut kandungan gizi menu (p<0.05). kepuasan atlet di Pusat Pendidikan dan
Latihan Pelajar Dinas Pendidikan Pemuda dan
DAFTAR PUSTAKA Olahraga Makassar. Media Gizi Masyarakat
Indonesia, 1(2), 9196.
Benhura C, Nyagura SF, Gombiro PE, Dakwa F, & Ng- Oktaviani RW & Suryana RN. 2005. Analisis kepuasan
eyniyama P. 2012. Food service quality survey pengunjung dan pengembangan fasilitas wisa-
at the University of Zimbabwe private can- ta agro. Jurnal Agro Ekonomi, 24(1), 4158.
teens. Journal of Food Science and Techno- Palacio & Theis. 2009. Introduction to Food Service.
logy, 4(5), 281285. Pearson Education, Ohio.
Damayanthi E, Yuliati L, Suprapti V, & Sari F. 2008. Raharjani J. 2005. Analisis faktor-faktor yang me-
Aspek sanitasi dan higiene di kantin asrama mengaruhi keputusan pemilihan pasar swa-
Tingkat Persiapan Bersama IPB. Jurnal Gizi dan layan sebagai tempat berbelanja. Jurnal studi
Pangan, 3(1), 2229. manajemen dan organisasi, 2(1), 115.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedo- Saufika, Retnaningsih, & Alfiasari. 2012. Gaya hidup
man Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Ditjen Bina kebiasaan makan mahasiswa. Jurnal Ilmu Ke-
Kesehatan Masyarakat, Jakarta. luarga dan Konsumen, 5(2), 157165.
Elu B. 2005. Manajemen penanganan komplain Sukardi & Chandrawatisma C. 2008. Analisis tingkat
konsumen di industri jasa. Jurnal ilmu admin- kepuasan pelanggan terhadap produk Corned
istrasi dan organisasi, bisnis, dan birokrasi, Pronas produksi PT Cip Denpasar. Jurnal Teknik
13(3), 113. Industri Pertanian, 18(2), 106117.
Kwon S, Bednar CM, Junehee K, & Butler KA. 2012. Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen dan
An investigation of college and university food- Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indo-
service administrators level of agreement on nesia, Jakarta.
potensial influencing factors on sustainable Susanti A, Syamsun M, & Saleh A. 2009. Proses pe-
food waste management. Journal of Foodser- layanan dan tingkat kepuasan debitur ter-
vice Management and Education, 6(2), 2126. hadap mutu produk dan pelayanan kredit.
Lamidi. 2012. Hubungan kualitas pelayanan, harga, Jurnal Manajemen Indonesia, 4(1), 3856.
kepuasan, dan loyalitas. Jurnal Ekonomi dan Tjahyadi. 2006. Brand trust dalam konteks loyalitas
Kewirausahaan, 12(2), 143156. merek: peran karakteristik merek, karakter-
Limbong LO, Hubeis M, & Syamsun M. 2010. Penga- istik perusahaan dan karakteristik merek pe-
ruh mutu pelayanan dan kinerja bank terhadap langgan. Jurnal Manajemen, 6(1), 6575.
kepuasan nasabah Bank Danamon Cabang Bo- Yuliati L & Widyawati. 2005. Respon ketidakpuasan
gor. Jurnal Manajemen IKM, 5(2), 166174. terhadap kualitas dan pelayanan food court di
Mandasari V & Tama BA. 2011. Analisis kepuasan Kampus IPB. Jurnal Media Gizi dan Keluarga,
konsumen terhadap restoran siap saji melalui 29(2), 8895.
data mining. Jurnal Manajemen dan Kewira-
usahaan, 6(1), 2527.

158 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013

You might also like