You are on page 1of 16

JURNAL TUGAS AKHIR

PENGARUH JANGKA PANJANG LINGKUNGAN LAUT TROPIS


TERHADAP EFEKTIFITAS GFRP SHEET SEBAGAI BAHAN PENGUAT
ELEMEN LENTUR

FEBRYANA LITA ARMITHA


D 111 08 256

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
PENGARUH JANGKA PANJANG LINGKUNGAN LAUT TROPIS TERHADAP
EFEKTIFITAS GFRP SHEET SEBAGAI BAHAN PENGUAT ELEMEN LENTUR
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

R. Djamaluddin1, A.M. Akkas1, F. L. Armitha2

ABSTRAK: In the world of construction, the ability of a structure in service burden is of great concern. The
structure of a building adapted to the designation of the building itself. Over time, going over the function of the
building itself which affects the structure of the service changes, which could result in additional load on the
structure of the service. Treatment of loading that occurs continuously or addition of load beyond the load on the
building plans as a result of accidental changes in building functions often lead to catastrophic collapse of the
building. The collapse of the existing building will only generate concrete waste on a large scale, it is necessary
to evaluate the structural strength of buildings and retrofitting existing conditions (strengthening) if necessary
before the structure was given a new load. One way is by the method of external strengthening reinforcement in
particular the provision of Fiber Reinforced Polymer is bonded to a surface component of reinforced concrete
with the help of epoxy adhesive. Through some research and technological development of construction
materials that have been done, retrofitting with Glass Fiber Reinforced Polymer major influence on the
continuation of the service capabilities of existing structures. In the installation of GFRP, adhesiveness between
the GFRP in concrete becomes very important to note because the two elements that do not make it as
homogeneous composite elements, coupled with the environmental conditions of Indonesia's tropical climate
and with the passage of time use will have an impact on the effectiveness of the GFRP itself . Bending element
is one of the structures that are widely used, particularly in road and bridge construction. Indirect tensile
strength of concrete due to bending moments in the circumstances of the concrete experience of loading the
transverse direction. From the results of flexural strength testing of 60 samples in which three samples of
flexible beam as the beam normal without retrofitting, retrofitting three beams with GFRP samples, 15 samples
with GFRP reinforcement is divided in five points for one month, 15 samples with GFRP reinforcement is
divided in five point for three months, 12 samples with GFRP reinforcement is divided in five points for six
months, and 12 samples with GFRP reinforcement is divided in five points for nine months . Where an increase
in the ability of GFRP-reinforced concrete-S in response to a given loading.

Kata Kunci : Teknologi Bahan,Glass Fiber Reinforced Polymer , Kuat Lentur

1. PENDAHULUAN tertarik. Pada saat beban


ditingkatkan, balok tersebut
Beton bertulang menahan regangan dan
merupakan struktur yang defleksi tambahan yang
sangat lazim dalam dunia menyebabkan retak-retak
konstruksi. Beton berfungsi lentur sepanjang serat tarik
untuk menahan gaya tekan dari balok tersebut.
yang diakibatkan oleh beban- Pembebanan yang terjadi
beban yang diberikandan secara terus menerus atau
tulangan besi untuk menahan penambahan beban pada
gaya tarik yang terjadi. bangunan diluar beban
Balok merupakan elemen rencana sering menimbulkan
struktur yang bekerja untuk bencana keruntuhan
menahan lentur dan bangunan. Diperlukan
deformasi. Distribusi evaluasi kekuatan struktur
tegangan akibat beban lentur bangunan pada kondisi
akan menyebabkan serat existing dan perkuatan
bagian atas balok tertekan (strengthening). Salah satu
dan serat bagian bawah balok cara perkuatan adalah dengan

2
1. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3. Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 9025, INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

metode external Tegangan


reinforcement khususnya tarik
pemberian Fiber Reinforced ultimit 900
25,8 20,7
Polymer yang direkatkan dari arah D-3039
MPa MPa
pada permukaan komponen utama
beton. fiber
Glass Fiber Reinforced (Psi)
Polymer (GFRP) merupakan Tebal 1,3
D-3039 1,3 mm
material bahan konstruksi lapisan mm
yang terus dikembangkan
oleh sebagian kalangan. Beberapa mode
Walaupun material ini cukup kegagalan yang sering terjadi
mahal namun banyak pada balok dengan sistem
keuntungan yang dapat GFRP, yaitu rusaknya GFRP
diberikan yaitu merupakan setelah tulangan tarik
material yang tahan korosi, meleleh, hancurnya beton
mempunyai kuat tarik yang sekunder setelah tulangan
tinggi, superior dalam tarik meleleh, inti beton
daktilitas, lebih ringan rusak karena tekanan sebelum
sehingga tidak memerlukan tulangan tarik meleleh serta
peralatan yang berat untuk lepasnya ikatan antara GFRP
dibawa ke lokasi. Adapun dan beton (debonding).
spesifikasi GFRP tipe SEH51
dalam bentuk komposit, 2. METODE
dapat dilihat pada Tabel1. PENELITIAN
2.1. Tahap Penelitian
Penelitian yang
Tabel 1. Spesifikasi GFRP tipe SEH51 dalam
bentuk komposit
dilakukan adalah uji
eksperimental perilaku
PROPERTI LAPIS KOMPOSITelemen lentur (balok tanpa
(GFRP+EPOXY) tulangan) yang diperkuat
Metode Nilai dengan GFRP-S dan telah
Properti
ASTM Test terpengaruh kondisi air laut
Tegangan selama satu, tiga, enam, dan
tarik sembilan bulan. Penelitian ini
ultimit 575 dilaksanakan dengan tahapan
D-3039
dalam arah MPa sebagai berikut :
utama
fiber (Psi) Dalam penelitian ini
Regangan D-3039 2,2 % dilakukan pembuatan
rancangan campuran beton
Modulus
26,1 normal dengan fc = 25 MPa.
Tarik D-3039
GPa Penelitian kali ini
(Psi)
menggunakan 60 sampel
balok beton berdimensi
3
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

(10x10x40) cm3, dimana tiga Masing-masing tiga


sampel digunakan untuk buah benda uji untuk
sampel kontrol tanpa bulan pertama dan
perkuatan, tiga sampel ketiga.
sebagai sampel kontrol Masing-masing tiga
buah benda uji untuk
dengan perkuatan GFRP, 15
bulan keenam dan
sampel dengan perkuatan kesembilan pada titik I
GFRP dan telah berinteraksi dan II.
dengan air laut dan area Masing-masing dua buah
sekitarnya untuk pengujian benda uji untuk bulan
bulan pertama dan ketiga, keenam dan kesembilan
serta 12 sampel dengan pada titik III, IV dan V.
perkuatan GFRP dan telah
berinteraksi dengan 2.2. Pengujian Kuat
lingkungan untuk pengujian Lentur
bulan keenam dan
Benda uji yang
kesembilan.
digunakan berukuran 10 cm x
Untuk pemasangan
10 cm x 40 cm. Pengujian
GFRP digunakan metode Wet
kuat lentur mengacu pada
Lay-up. Bahan perekat yang
ASTM C 78 - 02 Standard
digunakan dalam penelitian
Test Method for Flexural
ini juga merupakan produk
Strength of Concrete (Using
dari Fyfe Co dengan nama
Simple Beam with Third-
Tyfo S komponen A dan
Point Loading) dan termuat
komponen B. Untuk proses
pada SNI 03 4431 1997.
pencampuran antara
komponen A dan komponen
3. HASIL DAN
B digunakan perbandingan
PEMBAHASAN
2:1.
3.1. Mix Design
Pada penelitian kali ini,
akan ditentukan lima titik Pembuatan rancangan
patokan untuk menjadi lokasi campuran beton normal pada
penempatan benda uji dimana penelitian ini dengan mutu
titik-titik tersebut adalah : balok fc =25MPa. Sebelum
Di dalam air laut melakukan pengecoran.
Di sekitar air laut
250 m dari air laut Tabel 2. Komposisi Campuran
Beton
500 m dari air laut
1 km dari air laut
Kelima titik tersebut Komposisi Campuran Beton
masing-masing akan Air Semen Pasir Kerikil
ditempatkan dengan Berat 160 403 598 1188
pembagian jumlah benda uji
(m3) kg kg kg kg
sebagai berikut : Sumber : Hasil Pengolahan Data

4
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

3.2. Respon Balok Grafik Beb


Terhadap Pembebanan

Pengujian dilakukan di
Laboratorium Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin dan LI-1
Beban ,P (N)
Laboratorium Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung
Pandang pada bulan Januari -
Desember 2012.
Data-data yang akan
diamati/dibaca saat pengujian
benda uji adalah:
a) Beban yang diberikan Gambar 1. Grafik Hubungan
Universal Testing Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan I Titik I
Machine, dibaca pada
load gauge. Grafik Beb
b) Lendutan pada balok
dibaca pada dial
gauge.
c) Jenis keruntuhan
beton dengan GFRP.
DI-1
Beban ,P (N)
a. Bulan I

Tabel 3. Respon Balok


Terhadap Pembebanan
Bulan I

Titik P (kN) (mm)


BN 12.67 0.21 Gambar 2. Grafik Hubungan
BNF 23.33 0.8533 Beban-Lendutan Pengujian Balok
LI 23.67 0.6333 Bulan I Titik II
DI 27.33 0.7367
DII 32.00 1.07
DIII 31.67 1.0233
DIV 28.33 0.8067
Sumber : Hasil Pengolahan
Data

5
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 5. Grafik Hubungan


Grafik Beban-Lendutan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan I Titik V
40000

b. Bulan III
30000

20000
Beban ,P Tabel
DII-1 (N) 4. DII-2
Respon Balok DII-3
Terhadap Pembebanan
Bulan10000
III
Titik P (kN) (mm)
BN 0 12.67 0.21
0.00 1.00 2.00
BNF 23.33 0.8533
LI Lendutan,
30.00
(mm) 0.9833
DI 34.00 1.2733
Gambar 3. Grafik Hubungan DII 37.33 1.4
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan I Titik III
DIII 34.00 1.3567
DIV 32.33 1.2933
Sumber : Hasil Pengolahan
Data Beban-Lendutan
Grafik
40000
Grafik Beb
30000

20000
Beban
DIII-1
,P (N) DIII-2 DIII-3
10000
LI-1
Beban ,P (N)
0
0.00 1.00 2.00
Lendutan, (mm)

Gambar 4. Grafik Hubungan


Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan I Titik IV

Gambar
Grafik 6. Grafik Hubungan
Beban-Lendutan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan III Titik I
35000
30000
25000
20000
DIV-1
Beban DIV-2
,P (N) 15000 DIV-3
10000
5000
0
0.00 0.50 1.00
Lendutan, (mm)

6
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Grafik Beban-Lendutan Grafik Be


40000

30000

20000
Beban
DI-1
,P (N) DI-2 DI-3
DIII-1
Beban ,P (N)
10000

0
0.000.501.001.50
Lendutan, (mm)

Gambar 7. Grafik Hubungan


Beban-Lendutan Pengujian Balok Gambar 9. Grafik Hubungan
Bulan III Titik II Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan III Titik IV

Grafik Beban-Lendutan Grafik Beb


50000
40000
30000
Beban ,P (N) 20000
DII-1 DII-2 DII-3
DIV-1
Beban ,P (N)
10000
0
0.00 1.00 2.00
Lendutan, (mm)

Gambar 8. Grafik Hubungan


Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan III Titik III
Gambar 10. Grafik Hubungan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan III Titik V

d. Bulan VI
Tabel 5. Respon Balok
Terhadap Pembebanan
Bulan VI

Titik P (kN) (mm)


BN 12.67 0.21
BNF 23.33 0.8533
LI 32.00 1.213
DI 35.67 1.323
DII 38.00 1.57
DIII 36.00 1.39

7
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

DIV 35.50 1.365


Grafik Beb

Grafik Beban-Lendutan
40000
35000
30000 Beban ,PDII-1
(N)
25000
20000
LI-1
Beban ,P (N) LI-2 LI-3
15000
10000
5000
0
Gambar 13. 0.000.501.001.50
Grafik Hubungan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan VI Titik Lendutan,
III (mm)

Gambar 11. Grafik Hubungan Grafik Beb


Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan VI Titik I

Grafik Beban-Lendutan
50000
Beban ,PDIII-1
(N)
40000

30000
DI-1
Beban DI-2
,P (N) 20000 DI-3

10000

Gambar 14. 0Grafik Hubungan


Beban-Lendutan0.000.501.001.50
Pengujian Balok
Bulan VI Titik IV
Lendutan, (mm)

Gambar 12. Grafik Hubungan Grafik Beb


Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan VI Titik II

DIV-1
Beban ,P (N)

8
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 15. Grafik Hubungan


Beban-Lendutan Pengujian Balok Grafik Beb
Bulan VI Titik V

e. Bulan IX

Tabel 6. Respon Balok


Terhadap Pembebanan Beban ,P (N)
DI-1
Bulan IX
Titik P (kN) (mm)
BN 12.67 0.21
BNF 23.33 0.8533
LI 32.33 1.25
DI 36.00 1.27
DII 38.50 1.58 Gambar 17. Grafik Hubungan
DIII 37.00 1.40 Beban-Lendutan Pengujian Balok
DIV 36.00 1.37 Bulan IX Titik II

Grafik Beb
Grafik Beban-Lendutan
40000
35000
30000
25000 Beban ,PDII-1
(N)
20000
LI-1
Beban ,P (N) LI-2 LI-3
15000
10000
5000
0
0.000.501.001.50
Lendutan, (mm)
Gambar 18. Grafik Hubungan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan IX Titik III
Gambar 16. Grafik Hubungan
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan IX Titik I
Grafik Beb

Beban ,PDIII-1
(N)

9
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 19. Grafik Hubungan


45
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan IX Titik IV
40
Beba
Grafik Beban-Lendutan 35 3634
32.3335.67
40000 3230
30
30000 23.67 Beba
25 27.33
20000
Beban ,P (N)
DIV-1 DIV-2 20
10000 15 Beba

0 10
0.000.501.001.50
5 Beba
Lendutan, (mm)
0
Gambar 20. Grafik Hubungan LI DI
Beban-Lendutan Pengujian Balok
Bulan IX Titik V Gambar 21. Grafik
Perbandingan Respon Balok
Setelah pengujian Terhadap Pembebanan
dilakukan, dapat terlihat 3.3. Tegangan Lentur
peningkatan yang jelas dari
pengujian sampel bulan a. Balok Kontrol
pertama hingga bulan
kesembilan yang terus Tabel 7. Kuat Lentur Rata-rata
meningkat walaupun pola Beton
kenaikan grafik yang ada
pada masing-masing titik Umur Tegangan
Beban
tidak sama. Hasil ini Benda Benda Lentur, R =
Lentur, P
menunjukan pertambahan Uji Uji (P.L)/(bh)
umur sampel makin (hari) (N) (MPa)
meningkatkan kemampuan BN
28
12666 5,07
dari sampel yang ada. BNF 23333 9,33
Disamping itu, pergerakan Sumber : Hasil Pengolahan Data
kemampuan lendutan pada
sampel pengujian bulan
pertama hingga pengujian b. Balok Bulan I
bulan kesembilan
menunjukan peningkatan Tabel 8. Kuat Lentur Rata-rata
lendutan seiring dengan Beton
peningkatan beban yang
mampu dipikul oleh sampel Umur Tegangan
uji yang ada. Beban
Benda Benda Lentur, R =
Lentur, P
Uji Uji (P.L)/(bh)
(hari) (N) (MPa)
LI 58 23666 9,47
DI 27333 10,93
DII 32000 12,8
DIII 31666 12,67

10
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

DIV 28333 DII 38500 15,40


Sumber : Hasil Pengolahan Data DIII 37000 14,80
DIV 36000 14,40

c. Balok Bulan III


Kuat lentur sampel
Tabel 9. Kuat Lentur Rata-rata sangat dipengaruhi oleh
Beton besarnya beban yang mampu
ditahan oleh balok lentur.
Umur
Pergerakan hasil kuat lentur
Beban pada
Benda Benda Lentur, R = pengujian kali ini
Lentur, P menunjukan peningkatan
Uji Uji
yang terus terjadi seiring
(hari) (N) dengan berjalannya waktu
LI 30000 dan peningkatan beban yang
DI 34000 mampu dipikul oleh sampel
DII 118 37333 uji. Berdasarkan data dan
DIII 34000 grafik yang ada baik pada
DIV 32333 pengujian bulan pertama,
Sumber : Hasil Pengolahan Data ketiga, keenam maupun
pengujian bulan kesembilan
d. Balok Bulan VI memperlihatkan kuat lentur
terendah diperoleh pada titik
Tabel 10. Kuat Lentur Rata-rata pertama (LI) dan kuat lentur
Beton terbesar terdapat pada titik
ketiga (DII).
Umur
Beban
Benda Benda Lentur, R =
Lentur, P
Uji Uji
(hari) (N)
LI 32000
DI 35667
DII 208 38000
DIII 36000
DIV 35500
Sumber : Hasil Pengolahan Data

e. Balok Bulan IX

Tabel 11. Kuat Lentur Rata-rata


Beton

Umur
Beban
Benda Benda Lentur, R =
Lentur, P
Uji Uji
(hari) (N)
LI 298 32333
DI 36000

11
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

dapat dilihat pada Tabel 12.


Grafik Persentase Kuat Secara
Lentur terhadap Jarak dan Umur B
keseluruhan
20 kegagalan pada balok terjadi
akibat terlepasnya lekatan
Kuat Lentur Balok Bulan I
antara balok dan GFRP-S
(debonding failure), hal ini
16
terlihat dari lepasnya
15.4
15.20
14.8 GFRP-S 14.4
14.93
14.4
14.27dari balok beton
14.40 yang diikuti
13.60dengan 12.80 13.60 12.67
12.00
12.93
12.80
kegagalan
Kuat Lentur Balok dari
Bulan III beton
14.20
12 itu sendiri. Adapun pada 11.33
12.93
kegagalannya tidak
9.47 10.93
ditemukan adanya GFRP-S
yang patah.
Kuat Lentur Penyebab
Balok Bulan VI
8
terjadinya debonding pada
balok adalah :

4 a. Kelemahan Epoxi
Kuat Lentur Balok Bulan IX
Peranan bond (lekatan)
sangat penting dalam
0
membentuk aksi komposit
LI antara
DI betonDII dan GFRP.
DIII Bond DIV

Gambar 22.Diagram antara beton dan GFRP


Perbandingan Kuat Lentur dipengaruhi oleh resin epoxi
Keseluruhan yang digunakan, sehingga
tanpa adanya epoxi yang kuat
3.4. Pola Keretakan maka struktur komposit yang
Berdasarkan hasil diharapkan tidak terjadi.
pengujian lentur balok, secara Epoxi yang kurang kuat dapat
keseluruhan balok mengalami diketahui dari modulus
retak lentur. Hal ini dapat elastisitas epoxi yang dipakai
dilihat dari pola retak yang sebesar E = 3120 MPa yang
arah rambatannya vertikal lebih kecil dari E beton yaitu
terhadap sumbu memanjang sebesar 23500 Mpa
balok. Retak awal pada
b. GFRP licin
umumnya terjadi pada daerah Permukaan GFRP yang
1/3 tengah bentang tepat licin mengakibatkan lekatan
dibawah beban, sehingga antara beton dan GFRP yang
dapat dikatakan retak terjadi dibentuk oleh friksi akibat
akibat momen lentur murni. kekasaran permukaan
menjadi lemah, sehingga
3.5. Pola Keruntuhan akibatnya terjadi slip pada
Model kegagalan balok GFRP yang memicu
untuk semua variasi GFRP-S terjadinya debonding.

12
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

DII-1 Lekatan
Tabel 12. Model DII-2 Lekatan
Keruntuhan Balok DIII-1 Lekatan
Model DIII-2 Lekatan
Kode Balok
Keruntuhan DIV-1 Lekatan
BNF-1 Lekatan DIV-2 Lekatan
Bulan ke-
BNF-2 Lekatan LI-1 Lekatan
Nol
BNF-3 Lekatan LI-2 Lekatan
LI-1 Lekatan LI-3 Lekatan
LI-2 Lekatan DI-1 Lekatan
Bulan IX
LI-3 Lekatan DI-2 Lekatan
DI-1 Lekatan DI-3 Lekatan
DI-2 Lekatan DII-1 Lekatan
DI-3 Lekatan DII-2 Lekatan
DII-1 Lekatan DIII-1 Lekatan
Bulan I DII-2 Lekatan DIII-2 Lekatan
DII-3 Lekatan DIV-1 Lekatan
DIII-1 Lekatan DIV-2 Lekatan
DIII-2 Lekatan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
DIII-3 Lekatan
DIV-1 Lekatan
DIV-2 Lekatan
3.6. Efektifitas GFRP
DIV-3 Lekatan
LI-1 Lekatan Berdasarkan dari hasil
LI-2 Lekatan
pengujian balok-balok yang
LI-3 diperkuat GFRP-S secara
Lekatan
DI-1 eksternal
Lekatan menunjukkan
DI-2 peningkatan kinerja GFRP-S
Lekatan
setelah diletakan pada lokasi
DI-3 Lekatan
pengamatan dalam jangka
DII-1 Lekatan
waktu hingga sembilan
Bulan III DII-2 Lekatan
bulan .Hal ini dapat dilihat
DII-3 Lekatan
dari bertambahnya
DIII-1 kemampuan
Lekatan balok beton yang
DIII-2 diperkuat GFRP-S dalam
Lekatan
DIII-3 menahan
Lekatan beban yang
diberikan, dimana terjadi
DIV-1 Lekatan
peningkatan rata-rata 17,45%
DIV-2 Lekatan
untuk hasil pengujian sampel
DIV-3 Lekatan
bulan pertama pada semua
Bulan VI LI-1 Lekatan
titik tinjauan, dari bulan
LI-2 pertama ke hasil pengujian
Lekatan
LI-3 bulan
Lekatan ketiga meningkat
DI-1 14,84%, dan dari bulan ketiga
Lekatan
ke hasil pengujian bulan
DI-2 Lekatan
keenam meningkat 5,44%.
DI-3 Lekatan

13
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Namun pada lima titik sebesar 26,76 %, 24,39


pengamatan terlihat jelas %, 16,66 %, 7,36 %,
bahwa kuat lentur balok yang 14,11 % pada benda uji
terendam dalam air laut dari pengujian bulan
memiliki kekuatan paling pertama. Peningkatan
rendah diantara titik-titik rata-rata kuat lentur
lainnya, walaupun masih benda uji bulan keenam
lebih kuat dari balok kontrol yaitu sebesar 6,66 %,
yang ada. 4,91 %, 1,79 %, 5,88 %,
9,80 % pada benda uji
dari pengujian bulan
4. PENUTUP ketiga .Sementara
4.1. SIMPULAN peningkatan rata-rata
kuat lentur benda uji
Berdasarkan hasil
bulan kesembilan yang
penelitian pada benda uji
diperoleh sebesar 1,03%,
balok lentur dengan
0,92%, 1,31%, 2,77%,
perkuatan GFRP (Glass
1,40% pada benda uji
Fiber Reinforced Polymer)
dari pengujian bulan
didapat beberapa kesimpulan
keenam
sebagai berikut:
3. Sampel pada titik ketiga
1. Balok beton dengan
(DII) memiliki
perkuatan GFRP-S
kemampuan terbesar
(BNF) mengalami
dalam menahan beban
peningkatan kuat lentur
pada pengujian yang
bila dibandingkan
dilakukan dan memiliki
dengan balok tanpa
sifat paling daktail
perkuatan (BN).
karena mampu menahan
Peningkatan rata-rata
deformasi terbesar baik
yang terjadi sebesar
pada pengujian bulan
84,02%.
pertama, ketiga, keenam
2. Pada data pengujian
sampai bulan
bulan pertama balok
kesembilan, dimana hasil
beton dengan perkuatan
yang didapatkan secara
GFRP-S mengalami
berturut-turut sebesar 32
peningkatan kuat lentur
kN dengan deformasi
jika dibandingkan
hingga 1,07 mm, 37,33
dengan balok kontrol
kN dengan deformasi 1,4
(BNF). Peningkatan rata-
mm, 38 kN dengan
rata yang diperoleh
deformasi 1,57 mm, dan
sebesar 1,42 %, 17,14 %,
38,50 kN dengan
37,14 %, 35,71 %, 21,42
deformasi 1,58 mm .
% pada benda uji secara
Sedangkan sampel pada
berturut-turut LI, DI,
titik pertama ( LI )
DII, DIII, dan DIV. Hal
adalah yang paling
ini juga terjadi pada data
rendah kemampuannya
pengujian bulan ketiga,
baik dalam hal menahan
keenam dan kesembilan.
beban maupun
Peningkatan rata-rata
deformasi, dimana hasil
kuat lentur benda uji
yang diperoleh secara
bulan ketiga yaitu
14
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

berturut-turut sebesar dan Bahan Fakultas Teknik


23,67 kN dengan Universitas Hasanuddin, dan
deformasi hingga 0,63 staf Laboratotium Struktur
mm, 30 kN dengan
Jurusan Teknik Sipil
deformasi 0,98 mm, 32
kN dengan deformasi Politeknik Negeri Ujung
1,21 mm, dan 32,33 kN Panjang atas bimbingan dan
dengan deformasi 1,25 pengarahannya selama
mm. penelitian di Laboratorium
4. Pada sampel uji balok beserta teman-teman
lentur yang ada pola angkatan 2008 yang telah
kegagalan yang terjadi
banyak membantu .
adalah debonding failure,
dimana lepasnya ikatan
antara beton dan GFRP-S. DAFTAR PUSTAKA
4.2. Saran Alam, Fikri. Perkuatan
1. Sebaiknya diadakan Lentur Balok Beton
pengujian berkelanjutan Bertulang Dengan Glass
terhadap penelitian ini Fiber Reinforced Polymer
dengan menambahkan (GFRP). Jurnal Seminar
variabel waktu dan Pameran Haki.2010.
pengamatan dan American Standard for
pengujian yang Testing and Material.
dilakukan Annual Book of ASTM.
2. Karena pada umumnya Concrete and Aggregate.
pola kegagalan adalah Volume 04.02. US and
debonding failure, maka Canada.2003.
perlu diadakan penelitian Bisby, L.A. Durability of
lebih lanjut dengan FRP Composites for
menggunakan perekat Construction. ISIS
yang lebih efektif atau Educational Module 8,
mencoba pemasangan Department of Civil
dengan model yang Engineering, Queens
berbeda University.2006.
Bukorsyom, Febby, 2011.
Studi Perkuatan Lentur
Balok Beton Bertulang
UCAPAN TERIMA KASIH Pasca Kerusakan Dengan
Ucapan terima kasih Menggunakan Glass Fiber
Reinforced Polimer Sheet,
dan penghargaan yang
Tesis, Program Magister
sebesar besarnya kepada PT. Universitas Hasanuddin,
Graha Citra Anugerah Lestari Makassar.
yang telah memberikan Umar, Irma, dkk, 2011. Studi
sumbangan GFRP type Hubungan Kelenturan
SEH51 pada penelitian kami, Balok Pada Joint Balok
kepada PT. Pelindo IV, Kolom Pracetak dengan
Sistem GFRP (Glass Fiber
Otoritas Pelabuhan Makassar,
Reinforced Polymer),
staf Laboratorium Struktur Skripsi, Program Sarjana

15
Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Mulyono, Tri. Teknologi
Beton. Yogyakarta: Andi.
2005. Benny.Beton Bertulang
Nawy, Edward G., Tavio, dan Jilid I. Surabaya:
Kusuma, itspress.2010.
Nugraha, Paul, dkk.
Teknologi Beton.
Surabaya: Andi. 2007.
Standard Nasional Indonesia
(SNI).2002. Tata Cara
Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan
Gedung. SK SNI-03-2847-
2002.
W. k. Ong, dkk. Evaluation,
Selection and Acceptance
Criteria for Using FRP
Systems for Strengthening
Reinforced Concrete and
Mansory structures.
International Confrence on
Modern Design,
Construction and
Maintenance of
Structures.2007.

16

You might also like