Professional Documents
Culture Documents
Vacuum, cabinet and open air drying of pomegranate fruit leather were carried out at
various drying conditions to monitor the drying kinetics together with bionutrient
degradation of the product. Drying curves exhibited first order drying kinetics and
effective moisture diffusivity values varied between 3.1 x 10 -9 and 52.6 x 10-9 m2/s.
The temperature dependence of the effective moisture diffusivity was satisfactorily
described by an Arrhenius-type relationship. Drying conditions, product thickness and
operation temperature had various effects on drying rate and final quality of the
product. In terms of drying kinetics and final quality of product, vacuum drying had
higher drying rate with higher conservation of phenolic, anthocyanin and ascorbic
acid that is connected to faster drying condition and oxygen deficient medium.
Anthocyanin content was significantly affected by drying method, drying temperature
and product thickness. Scatter plot using principle component analysis enabled better
understanding of moisture transfer rate and anthocyanin change under various drying
conditions.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kondisi pengeringan terhadap
laju pengeringan dan mutu fruit leather delima. Pada penelitian ini menggunakan 3
faktor:
a. Pengeringan : vakum, kabinet dan udara terbuka
b. Ketebalan : 1, 2 dan 3 mm
c. Suhu : 50, 60, 700C
Parameter yang diuji antara lain:
a. Moisture transfer
b. Mutu fruit leather
Total fenol
Antosianin
Asam askorbat
Kurva pengeringan menunjukkan kinetika pengeringan orde pertama dan nilai
difusivitas kelembaban yang efektif bervariasi antara 3,1 x 10 -9 dan 52,6 x 10-9 m2/s.
Kondisi pengeringan, ketebalan produk dan suhu memberikan efek yang beragam
terhadap laju pengeringan dan kualitas akhir produk. Dalam hal kinetika pengeringan
dan kualitas akhir produk, pengeringan vakum memiliki tingkat pengeringan yang
lebih tinggi dengan kemampuan mempertahankan asam fenolik, antosianin dan asam
askorbat yang lebih tinggi karena kondisi pengeringan yang lebih cepat dan kondisi
yang sedikit oksigen. Kandungan antosianin dipengaruhi secara signifikan dengan
metode pengeringan, suhu pengeringan dan ketebalan produk. Scatter plot dengan
menggunakan analisis komponen prinsip memungkinkan pemahaman yang lebih baik
tentang kecepatan transfer kelembaban dan perubahan antosianin dalam berbagai
kondisi pengeringan.
Judul: Studies on Development of Tomato Leather Prepared for Geriatric
Nutrition
Food Enrichment and Fortification are the most cost effective and sustainable
strategy to address the problem of micronutrient. The study was conducted to
standardize the protocol for preparation of Tomato fruit leather and to enhance the
nutritional value by fortifying with Calcium carbonate powder. For preparation of
fruit leather, Tomato and Calcium carbonate powder were blended in different
proportions to standardize parameters like pulp combination and CaCO3
concentration and the mixture was dried in mechanical dehydrator at 60 2C for
8-10 hrs. Best recipe was selected on the basis of sensory evaluation. The calcium
content of Tomato bar was increased gradually from 0.64% to 0.92% with the
increasing amount of Calcium carbonate powder whereas the calcium content of
fruit leather without addition of Calcium carbonate powder was found to be
0.14%. Thus the study revealed that the developed fruit leather was found to be
rich in calcium and it can be given as a supplement to old age people.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kombinasi yang sesuai dari
pulp zaitun dan apel dalam pembuatan leather sampuran apel-zaitun, yang
disimpan pada suhu kamar. Perlakuan yang diteliti antara lain T0, T1, T2 dan T3.
Sampel dibungkus dengan aluminium foil dan kemudian dikemas dalam kantong
plastik polietilen dan pengujian dilakukan selama 150 hari pada interval 30 hari.
Parameter yang diamati antara lain:
a. Analisis fisiokimia: keasaman, kelembaban
b. Karakteristik sensoris: warna, tekstur, rasa dan penerimaan keseluruhan
(menggunakan Skala Larmond).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada
kelembaban (dari 13,60% menjadi 11,53%), warna (dari 7,20 menjadi 4,60), rasa
(dari 7,53 menjadi 5,40), tekstur (dari 7,23 menjadi 5,13) dan penerimaan
keseluruhan (dari 7,33 menjadi 4,85). Namun, terjadi kenaikan yang signifikan
pada keasaman (dari 0,67% menjadi 0,84%). Di antara semua perlakuan T3
ditemukan paling dapat diterima baik secara fisiokimia dan organoleptik.
Judul: Evaluation of fruit leather made from two cultivars of papaya
Two papaya cultivars were used to manufacture fruit leather. The objective
of this study was to formulate papaya leather from locally grown papaya using
natural ingredients like pectin, honey and citric acid. The fresh fruits were pureed
and mix with natural ingredients, and dried in an oven at 60C for 12 hours. The
physicochemical properties and antioxidant activity were determined. The results
showed that fruit leather made from Hongkong cultivar is significantly (P<0.05)
higher in sensory parameters as well as physicochemical properties and
antioxidant activity. The phenolics content and antioxidant activity increased by
process of drying the fruit leather compared to fresh fruits in both papaya
cultivars. Therefore, the consumer requirements for healthy and safe food
products were respected.