You are on page 1of 17

PENGARUH KONSENTRASI PENAMBAHAN GELATIN KULIT

IKAN HIU (Prionace glauca) SEBAGAI PENSTABIL


PADA PROSES PEMBUATAN SARI BUAH NANAS

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:
HIJRIAH
J1A013048

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2017
II
Pengaruh Konsentrasi Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu (Prionace glauca)
Sebagai Penstabil Pada Proses Pembuatan Sari Buah Nanas”

[The Influence of the Concentration of Shark Skin (Prionace glauca) Gelatin Addition As a Stabilizer In
The Process Of Making Pineapple Juice]

Hijriah1)*, Satrijo Saloko2) dan Yeni Sulastri 2)


1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram
*E-mail : hijriahhanbin@gmail.com

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the concentration of shark skin gelatin addition to
physical- chemical properties (viscosity, total dissolved solids, stability, color, pH, and vitamin C content)
and sensory (taste and flavor) of pineapple juice. The design of this research using Completely
Randomized Design (RAL) with single factor of shark skin gelatin concentration consisting of 6 levels
treatments (0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2% and 2.5%), with 3 replications. The data were analyzed using the
diversity analysis at α = 5% using Co-stat software and using the Duncan Multiple Range Test
(DMRT) test. Gelatin shark skin produced has a yield of 4.35%, Protein 80.83%, pH 6.30 and 50.65 g
gel strenght Bloom. The results showed that the addition of shark skin gelatin significantly affected the
viscosity, total dissolved solids, stability, pH and color values. The best treatment was found at Increment
of 2.5% of pineapple juice. Shark leather gelatin. Which is having viscosity value 17.07 cP, total
dissolved solids 13.77 Brix, stability 94.00%, color L * 78,44, oHue 92,66, pH 0,62, vitamin C 12,66 mg /
o

100 g and taste and flavor of hedonic about to like it, The opinion of panelis taste a little bit sour and the
flavor typical scent of pineapple.

Keywords: Gelatin, Shark, stability, pH and pineapple juice

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan gelatin kulit ikan
hiu terhadap sifat fisikokimia (viskositas, total padatan terlarut, kestabilan, warna, pH, dan kadar vitamin
C) dan sensoris (rasa dan aroma) sari buah nanas. Perancangan penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu konsentrasi gelatin kulit ikan hiu yang terdiri dari 6
taraf perlakuan (0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan 2,5%) dengan 3 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan analisis keragaman pada α = 5% menggunakan software Co-stat serta menggunakan uji
lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Gelatin kulit ikan hiu yang dihasilkan memiliki rendemen
4,35%, Protein 80,83%, pH 6,30 dan kekutan gel 50,65 gram Bloom. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa penambahan gelatin kulit ikan hiu berpengaruh nyata terhadap viskositas, total padatan terlarut,
kestabilan, nilai pH dan warna. Perlakuan terbaik terdapat pada penambahan gelatin kulit ikan hiu 2,5%
dalam sari buah nanas. Pada perlakuan tersebut diperoleh nilai viskositas sebesar 17,07 cP, total
padatan terlarut 13,77o Brix, kestabilan 94,00%, warna L* 78,44, oHue 92,66, pH 0,62, vitamin C
12,66 mg/100 g dengan rasa dan aroma hedonik agak suka, rasa skoring agak asam dan aroma skoring
agak khas nanas.

Kata kunci: Gelatin, ikan hiu, kestabilan, pH dan sari buah nanas

1
PENDAHULUAN (Handoko dkk, 2011), dan sifatnya yang dapat
Tanaman Nanas (Ananas comosus (L) Merr) berubah secara reversibel dari bentuk sol ke gel.
memiliki rasa yang manis, masam dan segar serta Penggunaan konsentrasi bahan penstabil
kandungan gizi yang lengkap. Buah nanas kaya yang terlalu tinggi akan menyebabkan sari buah
akan vitamin A, B, C dan mineral (Kalsium, fosfor, menjadi kental, sedangkan jika konsentrasi kurang
dan besi) dan mengandung senyawa yang maka akan terbentuk endapan. Konsentrasi gelatin
berpotensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid, yang direkomendasikan dalam produk minuman
dan polifenol (Hossain dan Rahman, 2011). sari buah berkisar antara 0,5-1,5% (Koswara,
Buah nanas segar tidak adapat disimpan 1992). Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh
lama, karena memiliki kadar air tinggi yaitu 90% konsentrasi gelatin kulit ikan hiu sebagai penstabil
dan umur simpa 1-7 hari pada suhu ruang, dalam proses pembuatan sari buah nanas.
sehingga diperlukan pengolahan lanjutan supaya
kebutuhan gizi dapat dipertahankan dan METODOLOGI
memperpanjauang umur simpan. Salah satu Alat dan Bahan Penelitian
pengolahan buah nanas yaitu dijadikan minuman A. Alat-alat penelitian
sari buah. Adapun alat-alat yang digunakan dalam
Minuman sari buah adalah minuman ringan pembuatan pembuatan gelatin yaitu wather bath,
yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan oven dan loyang kaca. Pembuatan sari buah
atau tanpa penambahan gula dan bahan adalah blender, saringan, pisau, gelas ukur dan
tambahan makanan yang diizinkan (SNI,1995). botol kaca 140 ml. Sedangkan alat-alat untuk
Karakteristik sari buah nanas cendrung keruh analisis adalah colorimeter (MSEZ User Manual),
bayak padatan terlarut dan sedikit asam. Masalah hand refraktometer, visicometer, pH meter dan
yang timbul dalam minuman sari buah nanas alat-alat gelas yang umum digunakan dalam
adalah terbentuknya endapan selama laboratorium.
penyimpanan. Dalam pembuatan minuman sari B. Bahan-bahan penelitian
buah keruh diperlukan bahan penstabil untuk Bahan utama yang digunakan yaitu kulit
mempertahankan kondisi keruh dan mencegah ikan hiu karet yang diperoleh dari Rumbuk
pengendapan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur dan
ditambahkan bahan penstabil dengan tujuan buah nanas madu yang diperoleh dari pasar kebun
untuk mendapatkan kestabilan sari buah yang Roek dan bahan tambahan meliputi: air, sukrosa,
dianjurkan yaitu minimal 50% (SNI,1995). asam sitrat, garam dan asetat (CH3COOH) tekhnis
Pada penelitian ini akan dicoba menggunakan 98%, Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
gelatin kulit ikan hiu karet sebagai bahan penstabil dalam analisis antara lain aquades, larutan Iod
Penggunaan gelatin sebagai bahan penstabil 0,01 N, indicator amilum 1%, KOH 2 M, pereaksi
didukung oleh kandungan proteinnya yang tinggi folin denis, larutan standar asam tanat, Na2CO3
jenuh dan etanol absolut.

2
Pelaksanaan Penelitian B. Pembuatan Sari Buah Nanas
Pelaksanaan penelitian melalui dua Pembuatan sari buah meliputi: penyiapan
tahap.Tahap pertama adalah pembuatan gelatin buah nanas madu tingkat kematangan kira-kira
kulit ikan hiu dan tahap kedua adalah pembuatan 70%, sortasi, pengupasan, pencucian,
o
sari buah nanas sesuai dengan formulasi. pembotongan, blanching pada suhu 50 C,
A. Pembuatan Gelatin Kulit Ikan Hiu penghancuran daging buah, penyaringan.
Kulit ikan hiu kering yang berasal dari Pengenceran, perlakuan penambahan gelatin
limbah filleting para pedagang di cuci, dipotong kulit akan hiu ke dalam sari buah nanas dengan
dan direndam menggunakan air untuk konsentrasi 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan 2,5%.
menghilangkan kotoran-kotoran yang masih Pengemasan dan penyimpanan. Pengamatan
menempel pada kulit ikan dengan cara direndam fisikokimia (Total padatan terlarut, viskositas,
0
dengan air panas suhu 80 C selama 2 menit. kestabilan, pH, kadar vitamin C, dan warna).
Kemudian dilakukan pemotongan dengan ukuran
± 1 cm dan ditimbang sebesar 500 g. Selanjutnya Cara Pengamatan
dilakukan demineralisasi dengan merendam dalam Parameter yang diamati dalam penelitian ini
larutan asam asetat (CH3COOH) konsentrasi 3% yaitu pada analisa mutu gelatin meliputi
selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pencucian penentuan rendemen gelatin (Marzuki, dkk.,
hingga pH netral (5-7) untuk menghilangkan 2011), kekuatan gel (modifikasi Zhang dkk., 2011
larutan asam yang digunakan. Pada proses dan Fatimah, 2008), nilai pH (British Standrd 757,
selanjutnya yaitu ekstraksi gelatin suhu ± 80 ºC. 1975), kadar protein (AOAC, 1995). Pada analisa
Ekstraksi dilakuakan dengan merendam kulit mutu sari buah nanas meliputi parameter fisik
menggunakan aquades dengan perbandingan 1:3 yaitu analisa warna (MSEZ UserManual), viskositas
yang diletakkan dalam beaker gelass kemudian (AOAC, 1990), total padatan terlarut, kestabilan
direndam didalam waterbath selama 3 jam. (Kumalasari, 2015). Parameter kimia yaitu kadar
Penyaringan ekstrak gelatin dengan kertas saring vitamin C (AOAC,1999), nilai pH (Sudarmadji,
whatman no. 42 untuk memisahkan padatan kulit dkk., 1984). Parameter organoleptik rasa dan
dari larutan gelatin. aroma secara hedonik dan skoring (Rahayu,
Filtrat dimasukkan dalam lemari pendingin 1998).
hingga membentuk gel selanjutnya dilakukan Rancangan Percobaan dan Analisis Data
proses pengeringan menggunakan oven pada Penelitian ini dirancang menggunakan
o
suhu 50 C selama ± 15 jam hingga terbentuk Rancangan Acak Lengkap (RAl) faktor tunggal
lapisan gelatin. Setelah proses pengeringan yaitu konsentrasi gelatin kulit ikaan hiu. Data hasil
dilakukan penghalusasn lembaran gelatin pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman
menggunakan blender. (Analysis of Variance) pada taraf nyata 5%
dengan menggunakan software Co-Stat. Apabila
terdapat beda nyata maka dilakukan uji lanjut

3
dengan menggunakan Duncan Multiple Range 2. Kekuatan Gel
Test (DMRT) untuk semua parameter pada taraf Salah satu sifat fisik yang penting pada
nyata yang sama. gelatin adalah kemampuan untuk membentuk gel.
Kemampuan inilah yang menyebabkan gelatin
HASIL DAN PEMBAHASAN sangat luas penggunaannya dalam berbagai
Analisa Mutu Produk Gelatin bidang industri, sehingga kekuatan gel menjadi
A. Rendemen Gelatin pertimbangan dalam menentukan kelayakan
Rendemen merupakan salah satu penggunaan gelatin.
parameter dan sifat penting dalam pembuatan Hasil pengukuran kekuatan gel gelatin hasil
gelatin. Nilai rendemen yang dihasilkan sangat ekstraksi kulit ikan hiu ini yaitu 50,67 g Bloom.
menentukan efisien dan efektif tidaknya proses Kekuatan gel kulit ikan hiu yang dihasilkan lebih
produksi gelatin. tinggi di bandingkan dengan kekuatan gel gelatin
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan kulit ikan lancam hasil penelitian dari Prihardhani
rendemen gelatin kulit ikan hiu sebesar 4,35%, dkk, 2016 yaitu 32,40 g Bloom.
jumlah rendemen gelatin yang dihasilkan cukup Tingginya kekuatan gel gelatin kulit ikan hiu
rendah. Dimana rendemen gelatin yang dihasilkan ini disebabkan karena rendahnya komponen non
tergantung dari banyaknya kolagen yang terurai kolagen seperti abu pada gelatin kulit ikan hiu
akibat dari pemecahan ikatan hidrogen antar dibandingkan dengan gelatin kulit ikan
peptide sehingga memudahkan asam amino lancam.Kekutan gel gelatin tergantung dari
terpisah untuk berikatan dengan air. Menurut panjang rantai asam aminonya. Jika proses
Musafira dkk (2016), rendahnya rendemen hidrolisis kolagen berada pada fase yang tepat,
gelatin yang diperoleh dapat disebabkan karena yakni pada rantai polipeptida dimana terjadi
jumlah kandungan mineral yang terdapat pada pemutusan ikatan hidrogen, ikatan kovalen silang
kulit ikan dimana semakin tinggi kandungan serta sebagian ikatan peptida, maka akan
mineral kulit ikan maka semakin banyak mineral dihasilkan struktur gelatin dengan rantai peptida
yang harus diikat oleh larutan asam, sehingga yang panjang sehingga kekuatan gel yang
proses hidrolisis kolagen dalam memecah dihasilkan juga tinggi (Ward dan Courts, 1977).
gulungan triple helix dalam kulit ikan menjadi 3. Nilai Ph Gelatin
lebih sedikit. Pengukuran pH larutan gelatin merupakan
Konversi kolagen menjadi gelatin salah satu parameter yang ditetapkandalam
dipengaruhi oleh suhu, waktu pemanasan, dan penentuan mutu standar gelatin. Pengukuran nilai
pH. Dimana suhu yang tinggi menimbulkan pH sangat penting dilakukan karena pH larutan
adanya hidrolisis lanjutan sehingga sebagian gelatin mempengruhi sifat-sifat lain seperti
gelatin turut terdegradasi dan menyebabkan viskositas dan kekuatan gel (Astawan, 2002). Nilai
turunya jumlah gelatin (Count dan Jhons,1977). pH larutan gelatin juga berpengaruh terhadap
aplikasi gelatin dalam produk.

4
Berdasarkan hasil analisis nilai pH gelatin Mutu Sari Buah Nanas
kulit ikan hiu yang diperoleh pada penelitian ini Parameter Fisik
yaitu 6,3. Hasil analisis pH tersebut berada pada 1. Viskositas
kisaran standar gelatin tipe B. Menurut Gelatin Viskositas menunjukkan tingkat kekentalan
Manufacturers Institute of America (2012) pH suatu produk. Semakin tinggi nilai viskositas
gelatin tipe B berkisar antara pH 5,00-7,00. Nilai produk maka semakin kental produk tersebut.
pH gelatin ini juga memenuhi standar gelatin Viskositas sari buah nanas yang dihasilkan pada
pangan dan farmasi yang dikeluarkan oleh penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Norland (2003), yaitu 5,5–7,0. Gelatin dengan 18 16,13 b 16,13 b
17,07 a
15,87 b 16,00 b 16,13 b

Nilai Viskositas (cP)


16
nilai mendekati pH netral lebih disukai karena 14
penggunaannya yang luas, sehingga proses 12
10
penetralan memiliki peranan penting untuk 8
6
menetralkan sisa-sisa asam maupun basa setelah 4
dilakukan perendaman (Hinterwaldner, 1977). 2
0
4. Kadar Protein 0 0,5 1 1,5 2 2,5
Protein merupakan kandungan yang Konsentrasi Gelatin (%)

tertinggi di dalam gelatin. Gelatin merupakan Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan perlakuan
berbeda nyata pada p>0,05.
salah satu jenis protein konversi yang dihasilkan
Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi
melalui proses hidrolisis kolagen yang pada Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
Terhadap Viskositas Sari Buah
dasarnya memiliki kadar protein yang tinggi dan
Nanas.
termasuk protein sederhana dalam kelompok
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa
skleroprotein (deMan, 1989).
rerata hasil analisis viskositas menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis kadar protein
penambahan konsentrasi gelatin kulit ikan hiu
gelatin kulit ikan hiu yang diperoleh yaitu 80,83%.
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
Kandungan protein ini lebih tinggi dari pada
terhadap viskositas sari buah nanas. Rerata
gelatin komersial yaitu 75,13%. Perbedaan nilai
viskositas sari buah nanas berkisar antara
dipengaruhi oleh jenis bahan baku yang
15,87cP-17,07cP, hasil ini tidak jauh berbeda
digunakan proses perendaman serta proses
dengan hasil penelitian Kumalasari (2015)
ekstraksi yang dilakuakan. Proses perendaman
tentang sari buah campuran papaya-nanasdari
terjadi reaksi pemutusan ikatan hidrogen dan
penstabil CMC sebesar 15,39 cP, sedangkan
pembukaan struktur koil kolagen yang terjadi
penstabil campuran Na alginat-CMC sebesar
secara optimum sehingga jumlah protein yang
(18,48 cP). Viskositas sari buah nanas tertinggi
terekstraks pada suhu yang tepat menjadi banyak.
terdapat pada perlakuan penambahan konsentrasi
Tingginya kadar protein yang terkandung dalam
gelatin kulit ikan hiu 2,5% sebesar 17,07 cP,
gelatin kulit ikan hiu mengidentifikasi bahwa
viskositas sari buah nanas terendah yaitu pada
gelatin tersebut memiliki mutu baik.

5
perlakuan tanpa penambahan gelatin kulit ikan hiu larutan. Komponen yang terkandung dalam buah
sebesar 15,87cP. terdiri atas komponen- komponen yang larut air,
Viskositas sari buah nanas yang seperti glukosa, fruktosa sukrosa, dan protein
ditambahkan gelatin kulit ikan hiu lebih tinggi dari yang larut air (pektin). Menurut Susanto (1986)
pada sari buah nanas tanpa penambahan gelatin yang dikutip oleh Yusuf (2002), sebagian besar
kulit ikan hiu (kontrol) Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan total padatan pada minuman ringan
sifat gelatin yang mudah terdispersi dalam air. adalah gula. Adapun hasil pengaruh penambahan
Gelatin bersifat hidrofilik yang akan menyerap air gelatin kulit ikan hiu terhadap total padatan
pada sari buah sehingga terjadi pembengkakan. terlarut sari buah nanas dapat dilihat pada
Air yang sebelumnya terdapat di luar granula dan Gambar 2.
bebas bergerak, dengan adanya gelatin maka 14 12,93 b 13,00 b 13,27 b 13,77 a
12,37 c 12,50 c
kandungan air pada sari buah tidak dapat 12

Nilai Total Padatan


Terlarut (◦Brix)
10
bergerak dengan bebas sehingga terjadi
8
peningkatan viskositas (Fennema, 1996).
6
Menurut Staindby (1977), nilai viskositas 4
yang meningkat disebabkan partikel-partikel 2

tersuspensi dalam sari buah nanas seperti pektin 0


0 0,5 1 1,5 2 2,5
dan air berikatan dengan kompleks protein Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%)
dengan adanya penambahan bahan penstabil. Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan perlakuan
berbeda nyata pada p>0,05.
Pektin yang bermuatan negatif (gugus metil ester) Gambar.2. Grafik Pengaruh Konsentrasi
Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
akan mengikat muatan positif NH3+ dari protein.
Terhadap Total Padatan Terlarut
Molekul pektin tersebut akan melindungi protein Sari Buah Nanas.
dan akan menutupi secara langsung permukaan Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa
molekul protein, sehingga mampu mencegah rerata hasil analisis total padatan terlarut
pengendapan protein (Trost, 2006). Belizt (2009), menunjukkan penambahan konsentrasi gelatin
yang menyatakan bahwa viskositas dipengaruhi kulit ikan hiu memberikan pengaruh yang berbeda
oleh konsentrasi dan bobot penstabil. Semakin nyata terhadap total padatan terlarut sari buah
tinggi nilai bobot penstabil yang diberikan maka nanas. Rerata total padatan terlarut sari buah
viskositas produk akan meningkat. nanas berkisar antara 12,37 0Brix sampai 13,77
2. Total Padatan Terlarut 0
Brix, hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil
Total padatan terlarut (TPT) merupakan penelitian Farikha (2013) tentang pengaruh
suatu ukuran kandungan kombinasi dari semua bahan penstabil alami terhadap karakteristik fisiko
zat-zat anorganik dan organik yang terdapat di kimia sari buah naga merah menunjukkan bahwa
dalam suatu bahan makanan (Fahrizal dan Fhadil, total padatan terlarut tertinggi pada penambahan
2014). Total padatan terlarut menunjukkan gelatin 1,5% (13,19 0Brix), sedangkan terendah
kandungan bahan-bahan yang terlarut dalam

6
0
pada kitosan 0,5% (12,59 Brix) dan kontrol Kandungan pektin dalam buah juga
0
(12,32 Brix). Total padatan terlarut sari buah mempengaruhi total padatan terlarut. karena
nanas tertinggi terdapat pada perlakuan pektin dan sukrosa merupakan komponen
penambahan konsentrasi gelatin kulit ikan hiu penyusun dari total padatan terlarut (Farizal dan
0
2,5% sebesar 13,77 Brix, sedangkan total Fadil, 2014). Menurut Desrosier (1988),
padatan terlarut sari buah nanas terendah yaitu kandungan total padatan terlarut suatu bahan
pada perlakuan tanpa penambahan gelatin kulit meliputi gula reduksi, gula non reduksi, asam
0
ikan hiu sebesar 12,37 Brix . organik, pektin dan protein. Winarno (2002)
Berdasarkan hasil analisis statistik semakin menambahkan total padatan terlarut pada suatu
tinggi konsentrasi gelatin kulit ikan hiu yang di bahan makanan sangat dipengaruhi oleh pektin
tambahkan yaitu berkisar antara 0,5%-2,5%, yang terlarut. Pektin dalam buah akan
semakin tinggi total padatan terlarutnya. Hal ini membentuk larutan koloid dalam air selama
menunjukkan bahwa gelatin mampu mengikat proses pematangan buah (Desrosier, 1988).
sejumlah partikel-partikel yang berada dalam sari Selama proses pematangan buah, pektin dalam
buah. Pembentukan gel gelatin terjadi karena buah akan terhidrolisis menjadi komponen-
pengembangan molekul gelatin akibat pemanasan. komponen yang larut sehingga pektin akan
Panas akan membuka ikatan-ikatan molekul menurun kadarnya dan komponen yang larut
gelatin dan gugus hidrofobik dari protein gelatin dalam air akan meningkat. Total padatan terlarut
berada di permukaan, sedangkan gugus akan mempengaruhi viskositas dan stabilitas sari
hidrofiliknya berada di dalam serta terjadi ikatan buah.
+
antara gugus COO-; NH3 , dan H2O sehingga 3. Kestabilan
membentuk ikatan silang pada molekul gelatin Kestabilan sari buah dilihat dengan ada atau
sehingga cairan yang awalnya bebas menjadi tidaknya endapan pada produk. Penambahan
terperangkap didalan struktur tersebut (Belizt and bahan penstabil akan mempengaruhi kestabilan
Grosch, 1986). sari buah tersebut. Menurut Farikha dkk, (2013)
Total padatan terlarut meningkat karena air kestabilan sari buah dapat dilihat dari ada tidaknya
bebas diikat oleh bahan penstabil sehingga endapan pada produk. Kestabilan produk sari
konsentrasi bahan yang larut meningkat. Semakin buah pada penelitian ini dihitung dari persentase
banyak partikel yang terikat oleh bahan penstabil endapan yang terbentuk selama penyimpanan.
maka total padatan yang terlarut juga akan Semakin banyak endapan semakin tidak stabil sari
semakin meningkat dan mengurangi endapan buah yang dihasilkan. Semakin rendah kecepatan
yang terbentuk. Dengan adanya bahan penstabil pengendapan yang terjadi, semakin stabil suspensi
maka partikel-partikel yang tersuspensi akan tersebut (Tamaroh 2004). Adapun hasil analisis
terperangkap dalam sistem tersebut dan tidak pengaruh penambahan gelatin kulit ikan hiu
mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi (Potter terhadap kestabilan sari buah nanas dapat dilihat
dan Hotchkiss, 1995). pada Gambar 3.

7
100 94,00 a (tanpa penambahan gelatin kulit ikan hiu) sebesar
89,67 d 90,33 c 91,00 b 91,67 b
90 80%.
,80,00 e
80
Nilai Kestabilan (%)

70 Dilihat dari persentase endapan yang


60 terbentuk yaitu berkisar 6,00%-20% Penambahan
50
40 gelatin kulit ikan hiu (bahan penstabil) pada sari
30 buah nanas belum mampu mencegah proses
20
10 pengendapan selama 1 minggu penyimpanan. Hal
0 ini sejalan dengan penelitian Ibrahim dkk, (2011),
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%) bahwa jus apel yang diberi perlakuan CMC, gum
xantan, dan pektin tetap membentuk endapan
Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan perlakuan
berbeda nyata pada p>0,05. selama penyimpanan tetapi masih lebih stabil
Gambar 3. Grafik Pengaruh Konsentrasi dibandingkan dengan jus apel yang tidak diberi
Penambahan Gelatin Kulit Ikan
Hiu Terhadap Kestabilan Sari bahan penstabil. Menurut Manalo dkk, (1985),
Buah Nanas. pada proses pasteurisasi selama pengolahan dapat
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa mencegah proses pengendapan, karena
rerata hasil analisis kestabilan menunjukkan terbentuknya gel oleh pektin sehingga
penambahan konsentrasi gelatin kulit ikan hiu viskositasnya meningkat yang menyebabkan
memberikan pengaruh yang berbeda nyata stabilitasnya meningkat. Namun, menurut Farikha
terhadap kestabilan sari buah nanas. Rerata dkk, (2013) pada saat ekstraksi sari buah, pektin
kestabilan sari buah nanas berkisar antara 80% - akan terhidrolisis oleh enzim pektin metal esterase
94,00%, hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sehingga kehilangan sifat koloidnya. Aktivitas
Farikha (2013) tentang pengaruh bahan enzim pektin esterase yang terdapat di dalam sari
penstabil alami terhadap karakteristik fisiko kimia buah nanas inilah yang menurut Pollard dan
sari buah naga merah menunjukkan bahwa Timberlake (1971) akan menghidrolisis gugus
stabilitas tertinggi pada penambahan gelatin 1,5% metil ester pektin yang terdapat dalam sari buah.
(91%), sedangkan terendah pada kitosan 0,5% Pemecahan pektin akan menyebabkan kekentalan
(51%) dan kontrol (45,75%). Berdasarkan hasil dan konsistensi sari buah nanas menurun
analisis dapat dilihat bahwa semakin tinggi sehingga menjadi tidak stabil. Kestabilan sari buah
penabahan konsenrasi gelatin kulit ikan hiu ini berbanding lurus dengan viskositas dan total
kestabilan sari buah yang dihasilkan semakin padatan terlarutnya.
meningkat yaitu kestabilan sari buah nanas Selain itu, faktor fisik juga mempengaruhi
tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan kestabilan sari buah yaitu adanya penurunan
konsentrasi gelatin kulit ikan hiu sebesar 2,5% tegangan permukaan yang berasal dari sifat bahan
sebesar 94,00%, kestabilan sari buah nanas penstabil dengan cara membentuk lapisan
terendah yaitu pada perlakuan P0 atau kontrol pelindung yang menyelimuti globula fase
terdispersi, sehingga senyawa yang tidak larut

8
akan lebih mudah terdispersi dalam sistem dan 100 92,72a 92,66 a
89,5488,00
b c 90,28 b 91,02 b
83,83 d 84,5 d
bersifat stabil (Fennema, 1996). Rendahnya 83,58 c 80,71 d
78,44 e
80 70.45 f
kestabilan pada kontrol disebabkan karena semua

Nilai Warna
60
partikel yang ikut tersuspensi dalam sari buah ini Hue
40
mengendap. Hal ini disebabkan karena tidak L*
20
adanya bahan penstabil yang mampu mengikat
0
partikel-partikel yang ikut tersuspensi pada saat
0 0,5 1 1,5 2 2,5
pembuatan sari buah seperti protein dan pektin Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%)

(Trost, 2006).
Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan perlakuan
Adanya sineresis pada sari buah yang berbeda nyata pada p>0,05.
Gambar 4. Grafik Pengaruh Konsentrasi
ditambahkan bahan penstabil juga mempengaruhi Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
nilai viskositas dan stabilitasnya. Menurut Abidin, Terhadap Warna Sari Buah Nanas.
a. Nilai L*
dkk (2001) Sineresis merupakan peristiwa
Nilai L* merupakan tingkat kecerahan sari
keluarnya atau perembesan dan pelepasan
buah dengan kisaran 0 – 100. Nilai 0 menyatakan
medium terdispersi secara spontan maupun secara
kecenderungan gelap dan nilai 100 menyatakan
stimulasi selama masa penyimpanan suatu produk
kecenderungan terang (Lindriati dkk, 2015),
gel.
sehingga semakin tinggi nilai L* yang diperoleh
4. Warna
maka semakin cerah warna sari buah tersebut.
Warna merupakan salah satu faktor yang
Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa rerata
menentukan mutu bahan pangan sebelum faktor-
hasil analisis warna nilai L* menunjukkan
faktor lain dipertimbangkan secara visual. Suatu
pengaruh penambahan konsentarasi gelatin kulit
bahan pangan yang bergizi, enak, dan tekstur baik
ikan hiu pada sari buah nanas memberikan
akan kurang disukai jika mempunyai warna yang
pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter
menyimpang dari warna yang seharusnya
warna L* sari buah yang dihasilkan. Rerata nilai
(Winarno, 1997). Warna merupakan salah satu
L* sari buah nanas berkisar antara 70,45 –92,72
atribut penting yang menentukan penerimaan
dengan nilai L* tertinggi terdapat pada perlakuan
konsumen terhadap produk.Analisis warna
tanpa penambahan gelatin kulit ikan hiu sebesar
dilakukan menggunakan alat Chromameter Minota
92, 72 sedangkan nilai L* terendah yaitu pada
CR 300. Analisis warna dilakukan untuk
perlakuan penambahan gelatin kulit ikan hiu
mengetahui derajat putih atau kecerahan sari
2,5% sebesar 70,45.
buah nanas berdasarkan nilai L* dan skema warna
Dari Gambar 4 diketahui bahwa
sari buah berdasarkan nilai a dan b. Adapun
penambahan gelatin kulit ikan hiu memberikan
pengaruh penambahan gelatin kulit ikan hiu
nilai L* yang paling tinggi atau warna yang lebih
dengan terhadap warna sari buah nanas dapat
cerah dibandingkan dengan tanpa pemberian
dilihat pada Gambar 4.
gelatin kulit ikan hiu. Tingginya nilai L* pada sari

9
buah yang ditambahkan dengan gelatin kulit ikan di tambahkan, warna sari buah yang dihasilkan
hiu di duga disebabkan karena semakin besar cendrung lebih gelap.
konsentrasi gelatin yang di tambahkan maka Parameter Kimia
kemampuan gelatin untuk mengikat senyawa- 1. Nilai pH
senyawa yang larut dalam air semakin besar Keberadaan Pengukuran nilai pH merupakan
sehingga penampakan sari buah cendrung lebih salah satu parameter untuk mengetahui
terang. perubahan tingkat keasaman suatu produk
0
b. Hue (Winarno dan Wirakartakusumah, 1974). Nilai pH
o
Hue adalah warna spektrum yang dominan menunjukkan konsentrasi ion hydrogen yang
sesuai dengan panjang gelombangnyayang menggambarkan tingkat kemasaman. Semakin
dinyatakan berdasarkan nilai a dan b. deskripsi tinggi nilai pH berarti tingkat kemasaman produk
o
warna berdasarkan nilai Hue terbagi menjadi 10 semakin rendah dan sebaliknya, semakin rendah
kelompok yaitu red, yellow red, yellow, yellow nilaipH berarti tingkat kemasaman produk semakin
green, green, blue green, blue, blue purple, purple tinggi. Produk sari buah yang mempunyai tingkat
dan red purple. Adapun pengaruh penambahan keasaman tinggi (nilai pH 4,5-5) dapat
o 0
gelatin kulit ikan hiu terhadap warna Hue sari dipasteurisasi pada suhu antara 160-165 F atau
buah dapat dilihat pada Gambar 4. 71,1-73,9 0C (Cruess, 1971). Untuk mendapatkan
Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa produk sari buah dengan nilai pH yang rendah,
o
rerata hasil analisis warna nilai Hue menunjukkan digunakan bahan pengasam seperti asam sitrat
pengaruh penambahan konsentarasi gelatin kulit untuk mengatur tingkat keasaman sampel.
ikan hiu pada sari buah nanas memberikan Adapun hasil analisis pengaruh penambahan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap gelatin kulit ikan hiu terhadap nilai pH sari buah
o
parameter warna Hue sari buah yang dihasilkan. nanas dapat dilihat pada Gambar 5.
Rerata nilai oHue sari buah nanas berkisar antara
5 4,45 d 4,54 e 4,62 f
4,14 b 4,31 c
83,83 –92,66 dengan nilai oHue tertinggi terdapat 4.5
3,75 a
4
pada perlakuan penambahan gelatin 2,5% 3.5
Nilai pH

3
o
sebesar 92,66 sedangkan nilai Hue terendah yaitu 2.5
2
pada perlakuan tanpa penambahan gelatin kulit 1.5
1
ikan hiu sebesar 83,83. 0.5
0
Dari Gambar 4 diketahui bahwa
0 0,5 1 1,5 2 2,5
penambahan gelatin kulit ikan hiu memberikan Konsentrasi Gelatin Kuit Ikan Hiu (%)

nilai oHue yang lebih tinggi dibandingkan dengan Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan perlakuan
berbeda nyata pada p>0,05.
perlakuan tanpa penambahan gelatin kulit ikan Gambar 5. Grafik Pengaruh Konsentrasi
Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
hiu. Warna dari bahan gelatin cendrung kuning
Terhadap Nilai pH Sari Buah
kecoklatan sehingga semakin banyak gelatin yang Nanas.

10
Berdasarkan Gambar 5 diketahui bahwa 13 12,07 12,09 12,11 12,24 12,45 12,66
12

Nilai Vitamin C (mg/100 g)


rerata hasil analisis nilai pH menunjukkan 11
10
penambahan konsentrasi gelatin kulit ikan hiu 9
8
memberikan pengaruh yang berbeda nyata 7
6
5
terhadap nilai pH sari buah nanas. Rerata nilai pH 4
3
sari buah nanas berkisar antara 3,75-4,62 dengan 2
1
nilai pH tertinggi terdapat pada perlakuan 0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
penambahan gelatin kulit ikan konsentrasi 2,5% Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%)
yaitu 3,75 sedangkan nilai pH terendah pada
perlakuan tanpa penambahan gelatin kulit ikan hiu Gambar.6. Grafik Pengaruh Konsentrasi
Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
yaitu 3,75. Terhadap Vitamin C Sari Buah Nanas.
Terjadinya peningkatan pH dengan semakin
Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa
besarnya konsentrasi gelatin yang di tambahkan
rerata hasil analisis kadar vitamin C menunjukkan
dapat disebabkan karena adanya perbedaan
penambahan konsentrasi gelatin kulit ikan hiu
berbagai konsentrasi gelatin dimana bahan baku
0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan 2,5% tidak
gelatin yang ditambahkan memiliki kandungan pH
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
yaitu 6,30 sehingga apabila semakin besar
terhadap kadar vitamin C sari buah nanas. Rerata
konsentrasi gelatin yang ditambahkan maka pH
kadar vitamin C sari buah nanas berkisar antara
sari buah akan semakin meningkat. Unsur
12,07-12,66 mg/100g bahan, dengan kadar
penyebab rasa asam adalah ion H +, jika
vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan
konsentrasi ion hydrogen (Keasaman) bertambah
penambahan gelatin kulit ikan konsentrasi 2,5%
maka pH akan turun dan sebaliknya.
yaitu 12,66 mg/100g bahan, sedangkan kadar
2. Vitamin C
vitamin C terendah pada perlakuan tanpa
Vitamin C merupakan salah satu komponen
penambahan gelatin kulit ikan hiu yaitu 12,07
penting dalam buah nanas. Kandungan vitamin C
mg/100g bahan.
dalam buah nanas mencapai 24,0 mg/100g bahan.
Meskipun hasil analisis kadar vitamin C sari
Hasil analisis pengaruh konsentrasi gelatin kulit
buah nanas menunjukkan pengaruh yang tidak
ikan hiu terhadap parameter kadar vitamin C pada
berbeda nyata. Dari Gambar 4.7 diketahui bahwa
sari buah nanas dapat dilihat pada Gambar 6.
semakin tinggi konsentrasi penambahan gelatin
kulit ikan hiu kadar vitamin C sari buah nanas
semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan
karena konsentrasi gelatin kulit ikan hiu yang
ditambahkan sedikit yaitu berkisar 0,5-2,5%,
sehingga kemampuan untuk mengikat air dan

11
bahan yang mudah larut dalam air seperti vitamin penerimaan konsumen terhadap sari buah.
C tidak memberikan pengaruh yang segnifikan. Adapun parameter-parameter yang diamati
Hal ini juga dapat disebabkan kemapuan antara lain yaitu aroma dan rasa sari buah. Hasil
gelatin untuk menarik partikel-partikel koloid yang uji Hedonik dan Skoring sari buah yaitu:
lebih banyak pada sari buah dengan konsentrasi 1. Rasa
gelatin yang semakin tinggi. Dengan adanya Rasa merupakan sensasi yang terbentuk
penarikan partikel-partikel koloid ini maka lebih dari hasil perpaduan bahan dan komposisinya
sedikit oksigen bebas yang menyebabkan reaksi pada suatu produk makanan yang di tangkap oleh
oksidasi terhadap sari buah. Sementara itu, indra pengecap. Rasa merupakan salah satu
rendahnya kadar vitamin C pada perlakuan kontrol parameter penting yang mempengaruhi tingkat
disebabkan oleh banyaknya oksigen bebas yang kesukaan panelis terhadap suatu produk pangan,
terdapat pada sari buah sehingga menyebabkan karena dengan parameter ini panelis dapat menilai
tingginya oksidasi yang terjadi sehingga mampu suatu produk dari rasa enak, pahit, manis, asin,
menurunkan kadar vitamin C (Tressler and Joslyn, asam dan lain-lain. Pengujian terhadap rasa
1961). dilakukan dengan menggunakan indera pencicip
Vitamin C tergolong vitamin yang mudah manusia (De Man, 1977). Uji organoleptik rasa
larut dalam air (DeMan, 1997). Menurut Harris dilakukan secara hedonik dan skoring, adapun
(1989), stabilitas asam askorbat akan meningkat hasil pengaruh penambahan gelatin kulit ikan hiu
dengan menurunnya nilai pH. Vitamin C bersifat terhadap parameter rasa sari buah nanas dapat
stabil dalam media asam, tetapi pada media netral dilihat pada Gambar 7.
dan basa sangat mudah terdegradasi oleh panas.
8
Laju degradasi asam askorbat sebanding dengan 6,956,95
6,85 6,75
7 6,75 6,70 6,65 6,55 6,65
6,50 6,50 6,50
konsentrasi oksigen terlarut dalam bahan pangan
6
Parameter Organoleptik
Nilai Rasa

5
Hedonik
Pengujian sensoris atau organoleptik adalah 4
Skoring
pengujian yang didasarkan pada proses 3
2
pengindraan. Reaksi atau kesan yang ditimbulkan
1
karena adanya rangsangan dapat berupa sikap
0
untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau 0 0,5 1 1,5 2 2,5
Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%)
tidak menyukai akan benda penyebab
rangsangan. Pada penelitian ini uji organoleptik Gambar7. Grafik Pengaruh Konsentrasi
Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
yang dilakukan dengan menggunakan uji
Terhadap Uji Organoleptik Rasa
kesukaan (Hedonik) dan uji penerimaan konsumen Sari Buah Nanas.
(Skoring). Uji hedonik bertujan untuk mengetahui Berdasarkan Gambar 7. diketahui bahwa
kesukaan panelis terhadap sari buah, sedangkan rerata hasil pengujian organoleptik rasa sari buah
uji skoring bertujuan untuk mengetahui tingkat

12
nanas pada uji kesukaan (hedonik) dan uji komponen-komponen volatil itu dapat hilang
penerimaan konsumen (skoring) menunjukkan selama proses pengolahan terutama panas
bahwa penambahan gelatin kulit ikan hiu dengan (Fellows, 1990). Uji organoleptik aroma dilakukan
konsentrasi 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan 2,5% secara hedonik dan skoring, adapun hasil
memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. pengaruh penambahan gelatin kulit ikan hiu
Rerata hasil uji kesukaan (hedonik) terhadap rasa terhadap parameter aroma sari buah nanas dapat
sari buah berkisar antara 6,65-6,95 atau dari agak dilihat pada Gambar 8.
suka sampai dengan suka. Sedangkan rerata hasil 7
6,9
6,.8 6,7 6,7 6,7 6,8

6,15 6,35 6,4 6,5


6,3
uji penerimaan konsumen (skoring) terhadap rasa 6
sari buah berkisar antara 6,55-6,95 dari berasa Hedonik
5

Nilai Aroma
agak asam sampai dengan asam. Skoring
4
Meskipun hasil analisis organoleptik rasa sari
3
buah nanas menunjukkan pengaruh yang tidak
2
berbeda nyata. Dari Gambar 4.7 diketahui bahwa
1
semakin tinggi penambahan gelatin kulit ikan hiu
0
ke dalam sari buah nanas, maka tingkat kesukaan 0 0,5 1 1,5 2 2,5
panelis terhadap rasa semakin menurun. Konsentrasi Gelatin Kulit Ikan Hiu (%)

Penambahan gelatin 2,5% menghasilkan sari buah


Gambar.8. Grafik Pengaruh Konsentrasi
nanas yang agak berasa asam yang kurang di Penambahan Gelatin Kulit Ikan Hiu
sukai oleh panelis. Hal ini disebabkan karena Terhadap Uji Organoleptik Aroma Sari
Buah Nanas.
sesuai dengan menurut Rahmi (2012) Berdasarkan Gambar 8. diketahui bahwa
penambahan gelatin mengakibatkan kekuatan rerata hasil pengujian organoleptik aroma sari
rasa semakin menurun. Dengan semakin buah nanas pada uji kesukaan (hedonik) dan uji
banyaknya gelatin yang ditambahkan maka jumlah penerimaan konsumen (skoring) menunjukkan
air yang terperangkap dalam molekul-molekul bahwa penambahan gelatin kulit ikan hiu dengan
gelatin semakin tinggi.Hal inilah yang konsentrasi 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan 2,5%
menyebabkan rasa sari buah nanas kurang asam memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata.
sehingga kurang disukai oleh panelis. Rerata hasil uji kesukaan (hedonik) terhadap
2. Aroma aroma sari buah berkisar antara 6,7-7,2 atau dari
Aroma merupakan salah satu parameter agak suka sampai dengan suka. Sedangkan rerata
dalam penentuan kualitas suatu produk hasil uji penerimaan konsumen (skoring)
makanan.Aroma yang khas dapat dirasakan oleh terhadap aroma sari buah berkisar antara 6,15-6,7
indera penciuman tergantung dari bahan yaitu agak beraroma khas nanas. Penambahan
penyusun dan bahan yang ditambahkan pada gelatin kulit ikan hiu dengan berbagai konsentrasi
makanan tersebut. Aroma dapat ditimbulkan oleh memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
komponen-komponen volatil, akan tetapi

13
terhadap aroma sari buah nanas. Hal ini dapat DAFTAR PUSTAKA
disebabkan karena konsentrasi gelatin kulit ikan
hiu yang ditambahkan sedikit yaitu berkisar 0,5-
AOAC., 1997. Official Methods of Analysis of The
2,5%, sehingga aroma yang dihasilkan cenderung Association Analytical Chemistry, Inc.,
aroma flavor nanas yang merupakan bahan baku Washington D. C.

pembuatan sari buah.


AOAC., 1999. Official Methods of Analysis of The
KESIMPULAN DAN SARAN Association Analytical Chemistry, Inc.,
Washington D. C.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis serta uraian Astawan, M., Hariyadi, P., Mulyani, A, 2002,
pembahasan yang terbatas pada lingkup Analisis Sifat Reologi Gelatin dari Kulit
Ikan Cucut. Jurnal Teknologi dan Industri
penelitian ini maka ditarik kesimpulan sebagai Pangan. 13, 38-46.
berikut :
Belitz, H. D. dan Grosch,W. 2009. Food Chemistry.
1. Gelatin kulit ikan hiu yang dihasilkan memiliki Springer: Veralag Berlin Heldenberg.
rendemen 4,35%, Protein 80,83%, pH 6,30
British Standard 757, 1975, Sampling and Testing
dan kekutan gel 50,65 gram Bloom. of Gelatin di dalam Imeson.1992.
2. Penambahan gelatin kulit ikan hiu dengan Thikcening and Gelling Agents for Food.
Academic Press, New York.
konsentrasi (0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan
2,5%) berpengaruh secara signifikan terhadap Count Johns P. 1977. The Structure of
Competition of Collagen Containing
viskositas, total padatan terlarut, kestabilan, Tissue.Di dalam Ward AG dan Courts A
warna dan nilai pH sari buah nanas. (ed). 1977. The Science and Technology
of Gelatin. New York: Academic Press.
3. Penambahan gelatin kulit ikan hiu dengan
konsentrasi (0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan de Man, J.M., 1989, Kimia Makanan, Edisi Kedua,
43-47, Penerjemah: Padmawinata K., ITB
2,5%) tidak memberikan pengaruh secara Press, Bandung.
signifikan terhadap kadar vitamin C dan
Fahrizal dan Fadhil, R. 2014. Kajian Fisiko Kimia
organoleptik pada sari buah nanas. dan Daya Terima Organoleptik Selai
4. Perlakuan terbaik terdapat pada penambahan Nenas yang Menggunakan Pektin dari
Limbah Kakao. Jurnal Teknologi dan
gelatin kulit ikan hiu 2,5%. Pada perlakuan Industri Pertanian.
tersebut diperoleh nilai viskositas sebesar 17,07
Farikha, IN, Anam, C & Widowati, E, 2013,
cP, total padatan terlarut 13,77o Brix, ‘Pengaruh jenis dan konsentrasi bahan
kestabilan 94,00%, warna L* 78,44, o
Hue penstabil alami terhadap karakteristik
fisikokimia sari buah naga merah
92,66, pH 4,62, vitamin C 12,66 mg/100 g, (Hylocereus polyrhizus) selama
nilai organoleptik rasa dan aroma hedonik agak penyimpanan’, J. Teknosains Pangan, vol
2, no. 1, hlm.30-8.
suka, rasa skoring agak asam dan aroma
skoring agak khas nanas. Fatimah, D. 2008. Efektivitas penggunaan asam
sitrat dalam pembuatan gelatin tulang ikan
bandeng (Chanos chanos Forskal) (kajian
variasi konsentrasi dan lama

14
perendaman). Skripsi S1. Universitas aspek agribisnis bidang peternakan,
Islam Negeri Malang. (tidak Surabaya.
dipublikasikan).
Tamaroh S. 2004. Usaha Peningkatan Stabilitas
Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry. Marcel Nekar Buah Jambu Biji (Psidiu guajava L)
Dekker, Inc, New York. Dengan Penambahan Gum Arab Dan CMC
(Carboxy methyl cellulose). Jurnal LOGIKA
Gelatin Manufacturer’s Institute of America, Inc (1)1. ISSN: 1410 – 2315.
(GMIA) revised, 2012, Gelatin Handbook,
availableinhttp://www.gelatingmia.com/im Trost, E. G. 2006. Protein Beverages A Healthy
ages/GMIA_Gelatin_Manual_ 2012.pdf. Althernative. Dalam Seminar Nasional
Teknologi 2007 (SNT 2007).
Hinterwaldner, R., 1977, Technology of Gelatin
Manufacture di dalam Ward,A.G., dan Winarno FG 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
Courts, A., (editors.), The Science and PT Gramedia Pustaka Utama
Technology of Gelatin, Academic Press,
New York. Zhang, Shiying Xu, and Zhang Wang. 2011. Pre-
treatment optimization and properties of
Ibrahim, GE, Hassan, IM, Abd-Elrashid, AM, El- gelatin from freshwater fish scales. J. Food
Massry, KF & Eh-Ghorab, AH 2011, ‘Effect and Bioproducts Processing 89: 185–193.
of cloding agents on the quality of apple
juice during storage’, Food Hydrocolloids,
vol. 25, pp. 91-7.

Koswara, S., 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai


Menjadikan Makanan Bermutu. Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta.

Norland Product, 2003, Fish Gelatin,


www.norlandprod.com/techrpts.html,
(diakses tanggal 11 April 2017).

Potter, N., 1995. Food Science. The AVI Publishing


Co, Inc. Westport, Connecticut.

Rahayu, 1998. Penuntun Praktikum Penilaian


Organoleptik, Insitut Pertanian Bogor.
Bogor.

SNI 01-3719-1995. Standar Nasional Indonesia


(SNI). Minuman Sari Buah. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi.1984.


Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Bekerjasama dengan Pusat Antar
Universitas Gadjah Mada.

Susanto T., 1995, Kemungkinan Pemanfaatan


Tulang Ternak Sebagai Bahan Baku
Gelatin, Proseding seminar sehari aspek-

15

You might also like