You are on page 1of 10

Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 6, No.4, 335-344, Desember 2018

KARAKTERISTIK ENKAPSULAT PEWARNA FUNGSIONAL DARI


EKSTRAK SELADA LAUT (Ulva lactuca L) PADA PERLAKUAN
PERBANDINGAN GELATIN DAN MALTODEKSTRIN
Characteristics of The Encapsulates Functional Dyes of Sea Lettuce Extract (Ulva lactuca L)
on The Treatment of Gelatin and Maltodextrin Comparison

I Wayan Eko Fridayana, Luh Putu Wrasiati*, G.P. Ganda Putra


PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801.

Diterima 08 Oktober 2018 / Disetujui 19 Oktober 2018

ABSTRACT

Sea lettuce can be used as a functional green dye because it contains chlorophyll. Chlorophyll
compounds as green coloring are obtained by extraction and stored in the form of encapsulation
powder. This study has two purpose, there are to knowing the effect of the gelatin-maltodextrin
encapsulant ratio on the encapsulates charagcteristics of sea lettuce functional coloring extract and
determine the encapsulates comparison treatment of the best gelatin-maltodextrins in producing the
characteritic encapsulates extract of sea lettuce functional coloring. Experiments in this study using a
Randomized Single Factor Group with treatment ratio of gelatin and maltodextrin consisting of 9 levels,
namely (1:0), (1:1), (1:1,5), (1:2), (1:2,5), (1:3), (1:3,5), (1:4), and (0:1). The results showed that the
ratio of gelatin-maltodextrin was highly significant (P<0.01) on yield, total chlorophyll content,
solubility, brightness level, significantly (P<0.05) on the level of redness (a*), yellowish level (b*) and
no effect (P>0.05) on water content. The treatment of gelatin-maltodextrin 1:2,5 ratio is the best
treatment to produce encapsulate sea lettuce extract with yield of 10.38%, water content of 8.61%, total
chlorophyll content of 20.59 ppm, solubility of 0.80%, brightness level (L*) 45.21, redness level (a*)
1.68 and yellowish level (b*) 13.88.
Keywords :Sea lettuce extract, gelatin, maltodextrin, encapsulation.

ABSTRAK

Selada laut dapat dijadikan sebagai pewarna hijau fungsional karena mengandung klorofil. Senyawa
klorofil sebagai pewarna hijau didapatkan dengan cara ekstraksi dan disimpan dalam bentuk bubuk
enkapsulasi. Tujuan penelitian ini ada 2 yaitu mengetahui pengaruh perbandingan enkapsulan gelatin-
maltodekstrin terhadap karakteristik enkapsulat ekstrak pewarna fungsional selada laut dan menentukan
perlakuan perbandingan enkapsulan dari gelatin-maltodekstrin terbaik dalam menghasilkan enkapsulat
karakteritik ekstrak pewarna fungsional selada laut. Percobaan dalam penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal dengan perlakuan perbandingan gelatin dan maltodekstrin
yang terdiri dari 9 taraf yaitu (1:0), (1:1), (1:1,5), (1:2), (1:2,5), (1:3), (1:3,5), (1:4), dan (0:1). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbandingan gelatin-maltodekstrin berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap rendemen, kadar klorofil total, kelarutan, tingkat kecerahan, berpengaruh nyata (P<0,05)

*Korespondensi Penulis:
Email: wrasiati@unud.ac.id

335
Fridayana, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

terhadap tingkat kemerahan (a*), tingkat kekuningan (b*) dan tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap
kadar air. Perlakuan perbandingan gelatin-maltodekstrin 1:2,5 merupakan perlakuan terbaik untuk
menghasilkan enkapsulat ekstrak selada laut dengan rendemen 10,38%, kadar air 8,61%, kadar total
klorofil 20,59 ppm, kelarutan 0,80%, tingkat kecerahan (L*) 45,21, tingkat kemerahan (a*) 1,68 dan
tingkat kekuningan (b*) 13,88.
Kata kunci : ekstrak selada laut, gelatin, maltodekstrin, enkapsulasi

PENDAHULUAN Maltodekstrin digunakan karena mempunyai


sifat yang mudah larut dalam air.
Selada laut (Ulva lactuca L.) adalah Maltodekstrin lemah dalam membentuk
makroalga laut yang banyak digunakan emulsi sehingga perlu kombinasi dengan
sebagai bahan pangan oleh masyarakat enkapsulan lain atau emulsifier dalam
Indonesia (Julyasih et al., 2009). Selada laut penelitian ini kombinasi yang digunakan
tumbuh diberbagai habitat, di bebatuan, adalah maltodekstrin dan gelatin. Pada
terutama pada fragmen karang mati di pesisir penelitian ini, formulasi gelatin dan
Pantai Bali terutama di Pantai Serangan, maltodeksrin digunakan untuk proses
tumbuh secara liar dan tidak dimanfaatkan enkapsulasi ekstrak selada laut sebagai
secara ekonomis oleh masyarakat sekitar. pewarna fungsional. Penelitian ini bertujuan
Secara umum, bubuk selada laut jenis Ulva untuk mengetahui pengaruh perbandingan
lactuca L mengandung air 18,7% dan klorofil enkapsulan gelatin-maltodekstrin terhadap
13,15% (Xiao-ling et al., 2003). Kandungan karakteristik enkapsulat ektrak pewarna
klorofil pada ekstrak selada laut yang fungsional selada laut dan menentukan
dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor perlakuan perbandingan enkapsulan dari
diantaranya konsentrasi pelarut dan suhu gelatin-maltodekstrin terbaik dalam
maserasi. Kandungan klorofil selada laut menghasilkan enkapsulat ekstrak pewarna
yang cukup tinggi menjadikan selada laut fungsional selada laut.
berpotensi sebagai pewarna hijau yang
fungsional. METODE PENELITIAN
Sediaan ekstrak pewarna dalam bentuk
cair kurang praktis karena kesulitan pada saat Bahan dan Alat
pengemasan, penyimpanan dan Bahan yang digunakan dalam penelitian
pendistribusiannya sehingga digunakan ini terdiri dari selada laut jenis Ulva lactuca
proses enkapsulasi untuk mengubah sediaan L yang diperoleh dari Pantai Serangan Bali
cair menjadi bubuk atau padat. Enkapsulasi (8˚43ˊ24.7˝S dan 115˚13ˊ50.9˝E), etanol
merupakan teknik penjeratan bahan inti dan teknis 96% (Bratachem), akuades, aseton pa
bahan penyalut tertentu. Enkapsulasi (Merck), bahan enkapsulan maltodekstrin
bertujuan untuk melindungi komponen bahan (Brataco) dan gelatin (Brataco).
yang sensitif dan mengurangi degradasi Peralatan yang digunakan dalam
senyawa aktif dalam bahan (Palupi et al., penelitian ini terdiri rotary vacum evaporator
2014). Teknik enkapsulasi salah satunya (IKA* RV 10 basic), oven pengering (BLUE
dengan teknik pengeringan lapis tipis M), vortex (Barnsteadl Thermolyne), ayakan
dilakukan oleh Silalahi et al. (2014). 60 mesh, kain saring, kertas Whatman No 1,
Proses enkapsulasi memerlukan bahan inti homogenizer (BRANSON), blender (HR
dan bahan penyalut atau enkapsulan. Bahan 2116), cawan petri, kertas label, pisau, gelas
inti dapat berupa emulsi atau gas. Pada beker, timbangan analitik (SHIMADZU
penelitian ini bahan enkapsulan yang AY220), gelas ukur, aluminium foil, labu
digunakan adalah maltodekstrin dan gelatin. erlenmeyer.

336
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Karakteristik Enkapsulat Pewarna Fungsional...

Pelaksanaan Penelitian larutan (5 gram) dengan komposisi sesuai


Pembuatan ekstrak selada laut (Dewi et al., perlakuan kemudian ditambah akuades
2016) sampai 50 mL. Kemudian dimasukan ekstrak
Selada laut segar dipotong-potong dengan selada laut sebanyak 1% dari volume larutan
ukuran ± 2 cm x 2 cm dengan tujuan untuk enkapsulan dan langsung dihomogenasi
mempermudah pengeringan dan dengan homogenezier selama 30 menit.
penghancuran. Potongan selada laut dioven Larutan enkapsulasi dituang ke dalam cawan
pada suhu 50oC ± 5˚C selama 24 jam sampai petri dengan ketebalan 3 mm dan dikeringkan
selada laut mudah dihancurkan. Selada laut dengan oven suhu 50±5˚C sampai mudah
kering dihancurkan dengan blender sampai dilepaskan dari cawan petri (sekitar 13 jam).
halus. Kemudian diayak menggunakan Kemudian enkapsulat dihancurkan dan
ayakan 60 mesh. Pembuatan ekstrak selada diayak menggunakan ayakan 40 mesh.
laut dilakukan secara maserasi, yaitu dengan
menimbang 40g bubuk selada laut dan Variabel yang Diamati
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer, lalu Variabel yang diamati dalam penelitian ini
ditambahkan pelarut etanol 90 % masing- adalah rendemen (Sudarmadji et al., 1989),
masing sebanyak 240 mL sehingga kadar air (Sudarmadji et al., 1997), klorofil
didapatkan perbandingan bubuk dengan total (Nollet, 2004), kelarutan (AOAC,
etanol adalah 1:6 (Yuliani et al., 2007). 1984), intensitas warna (Caliskan, 2016).
Selanjutnya dimaserasi selama 48 jam pada
suhu 45 ± 2oC dan dilakukan pengadukan HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap 6 jam selama 5 menit. Larutan
kemudian disaring dengan menggunakan Rendemen
kain saring biasa untuk menyaring ampas Hasil analisis keragaman menunjukkan
yang berukuran besar, selanjutnya kertas bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan
Whatman No. 1 untuk menyaring ampas yang maltodekstrin berpengaruh sangat nyata
berukuran kecil. Filtrat yang dihasilkan (P<0,01) terhadap rendemen enkapsulat
diuapkan untuk menghilangkan pelarut pewarna fungsional ekstrak selada laut.
menggunakan rotary evaporator dengan Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil
suhu 50oC dengan tekanan 100 mBar rendemen perlakuan GM7 sebesar 11,22%
sehingga dihasilkan ekstrak kental. dan tidak berbeda dengan perlakuan GM8
Penghentian proses evaporasi ditentukan dari sebesar 11,13% merupakan rendemen
tidak adanya pelarut yang menetes. tertinggi. Rendemen yang tinggi disebabkan
oleh jumlah maltodekstrin yang lebih banyak
Enkapsulasi ekstrak selada laut (1:4) akan lebih mampu melakukan interaksi
(Yogaswara et al., 2017 yang telah terhadap fraksi yang dikapsulkan. Semakin
dimodifikasi) banyak jumlah maltodekstrin maka semakin
Pembuatan produk enkapsulasi ekstrak besar total padatan yang diperoleh (Endang
selada laut menggunakan metode dan Prasetyastuti, 2010). Hasil yang
pengeringan lapis tipis (thin layer drying) diperoleh sesui dengan pernyataan Hustiany
mengikuti prosedur penelitian Yogaswara et (2006), semakin besar jumlah maltodekstrin
al. (2017) dengan modifikasi. Pembuatan pada enkapsulasi, semakin besar pula
larutan enkapsulan sebanyak 50 mL rendemen produk enkapsulasi.
dilakukan dengan menimbang gelatin dan
maltodekstrin sebanyak 10% dari volume

337
Fridayana, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Tabel 1. Nilai rata-rata rendemen enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada laut
(%)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan sangat nyata
(P<0,01).
Kadar Air (%) kadar air pada enkapsulat pewarna fungsional
Hasil analisis keragaman menunjukkan selada laut dengan meningkatnya konsentrasi
bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan maltodekstrin. Semakin tinggi penambahan
maltodekstrin berpengaruh tidak nyata maltodekstrin maka cenderung semakin
(P>0,05) terhadap kadar air enkapsulat rendah kadar air enkapsulat pewarna
pewarna fungsional ekstrak selada laut. fungsional ekstra selada laut karena
Tabel 2 menunjukkan kadar air enkapsulat konsentrasi maltodekstrin cenderung akan
pewarna fungsional ekstrak selada laut, akan menyebabkan penambahan total padatan
tetapi terdapat kecenderungan penurunan yang mengakibatkan penurunan kadar air.
kadar air pada enkapsulat pewarna fungsional Penambahan maltodekstrin dengan jumlah
selada laut tidak berbeda antar perlakuanakan yang banyak dapat menurunkan kadar air dari
tetapi terdapat kecendrungan penurunan produk (Hui, 2002).

Tabel 2. Nilai rata-rata kadar air enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada laut
(%).

Keterangan : Huruf sama yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan tidak berpengaruh
(P>0,05).

338
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Karakteristik Enkapsulat Pewarna Fungsional...

Kadar Total Klorofil maltodekstrin berpengaruh sangat nyata


Hasil analisis keragaman menunjukkan (P<0,01) terhadap kadar klorofil enkapsulat
bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan pewarna fungsional ekstrak selada laut.
Tabel 3. Nilai rata-rata kadar klorofil enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada
laut (ppm).

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01).
Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata kadar Kelarutan
klorofil tertinggi diperoleh dari perlakuan Hasil analisis keragaman menunjukkan
GM3 (1:2) sebesar 20,61 ppm dan tidak bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan
berbeda dengan GM4 (1:2,5) sebesar 20,59 maltodekstrin berpengaruh sangat nyata
ppm. Kadar klorofil yang tinggi menandakan (P<0,01) terhadap kelarutan enkapsulat
proses enkapsulasi terjadi secara maksimal, pewarna fungsional ekstrak selada laut.
karena tujuan dari enkapsulasi adalah Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata
melindungi bahan inti dari faktor-faktor yang kelarutan tertinggi diperoleh dari perlakuan
dapat menurunkan kualitas bahan tersebut GM8 (Maltodekstrin saja) dengan nilai rata-
(Rosemberg et al., 1990). Pada penelitian ini rata 91%. Peningkatan konsentrasi
perbandingan gelatin dan maltodekstrin 1:2 maltodekstrin yang semakin tinggi dapat
dan 1:2,5 mampu melindungi bahan inti menyebabkan tingkat kelarutan semakin
dengan maksimal pada enkapsulat ekstrak cepat, karena maltodekstrin mampu
selada laut. Hal ini disebabkan pada meningkatkan total padatan sehingga kadar
perlakuan GM3 dan GM4 terbentuk emulsi air menurun. Kelarutan suatu bahan
yang paling bagus antara enkapsulan dengan dipengaruhi oleh kadar air bahan tersebut.
ekstrak sehingga mampu melindungi klorofil Bahan dengan kadar air yang tinggi juga
paling optimal. Pada perbandingan gelatin memiliki permukaan yang sempit untuk
dan maltodekstrin yang lebih tinggi mulai dibasahi karena butiran yang besar sehingga
dari GM4 mengalami penurunan kadar saling melekat diantara butiran tersebut
klorofil karena konsentrasi maltodekstrin sehingga kelarutannya rendah (Gardjito et al.,
yang tinggi mengakibatkan pembentukan 2006). Pengukuran kelarutan ini bertujuan
emulsi yang kurang bagus. agar enkapsulat yang dihasilkan dapat
diaplikasikan pada pangan.

339
Fridayana, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Tabel 4. Nilai rata-rata kelarutan enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada laut
(%).

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01).
Intensitas Warna (L*, a*, b*) sebesar 45,98. Peningkatan tingkat kecerahan
Tingkat Kecerahan (L*) dipengaruhi oleh konsentrasi maltodekstrin
Hasil analisis keragaman menunjukkan yang semakin meningkat di setiap perlakuan.
bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan Peningkatan konsentrasi maltodekstrin yang
maltodekstrin berpengaruh sangat nyata berwarna putih mempengaruhi tingkat
(P<0,01) terhadap tingkat kecerahan kecerahan pada produk enkapsulasi
enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada (Purnomo et al., 2014). Semakin tinggi
laut. konsentrasi maltodekstrin yang ditambahkan
Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata maka semakin tinggi tingkat kecerahan pada
tingkat kecerahan tertinggi diperoleh dari produk enkapsulat pewarna fungsional
perlakuan GM8 (Maltodekstrin saja) sebesar ekstrak selada laut.
46,02 dan tidak berbeda dengan GM7 (1:4)
Tabel 5. Nilai rata-rata tingkat kecerahan (L*).

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01).
Tingkat Kemerahan (a*) bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan
Hasil analisis keragaman menunjukkan maltodekstrin berpengaruh nyata (P<0,05)

340
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Karakteristik Enkapsulat Pewarna Fungsional...

terhadap tingkat kemerahan (a*) enkapsulat rata 1,71. Konsentrasi maltodekstrin pada
pewarna fungsional ekstrak selada laut. produk enkapsulat yang meningkat pada
Tabel 6 menunjukkan bahwa terjadinya setiap perlakuan yang dapat memudarkan
penurunan tingkat kemerahan (a*) dengan warna merah. Karena maltodekstrin yang
semakin tinggi konsentrasi maltodekstrin. berwarna putih dapat mengurangi tingkat
Nilai tingkat kemerahan tertinggi diperoleh kemerahan. (Purnomo et al., 2014).
dari perlakuan GM0 (1:0) dengan nilai rata-
Tabel 6. Tabel nilai rata-rata tingkat kemerahan (a*).

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata
(P<0,05).
Tingkat Kekuningan (b*) metode indeks efektivitas (De Garmo et al.,
Hasil analisis keragaman menunjukkan 1984). Hasil perhitungan uji indeks
bahwa perlakuan perbandingan gelatin dan efektivitas dapat dilihat pada Tabel 8 bobot
maltodekstrin berpengaruh nyata (P<0,05) variabel dari hasil kuisioner yang diurutkan
terhadap tingkat kekuningan (b*) enkapsulat menurut prioritas dan kontribusi terhadap
pewarna fungsional ekstrak selada laut. hasil produk oleh para ahli dari parameter
Tabel 7 menunjukkan bahwa terjadinya rendemen, kadar air, kadar klorofil,
penurunan tingkat kekuningan pada setiap kelarutan, tingkat kecerahan (L*), tingkat
perlakuan. Nilai rata-rata tingkat kekuningan kemerahan (a*), tingkat kekuningan (b*).
tertinggi diperoleh dari perlakuan GM0 Perlakuan terbaik ditunjukkan dengan
(Gelatin saja) dengan nilai rata-rata 16,23. jumlah nilai tertinggi. Tabel 8 menunjukkan
Penurunan tingkat kekuningan dipengaruhi bahwa perlakuan perbandingan gelatin
oleh konsentrasi maltodekstrin pada produk maltodekstrin GM4 (1:2,5) mempunyai nilai
enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada tertinggi yaitu 0,65. Hal tersebut menunjukan
laut yang meningkat pada setiap perlakuan. bahwa perlakuan perbandingan gelatin
Maltodekstrin yang berwarna putih dapat maltodekstrin GM4 (1:2,5) merupakan
mengurangi nilai kekuningan (Purnomo et perlakuan terbaik yang dapat menghasilkan
al., 2014). enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada
laut, sehingga dapat digunakan sebagai
Uji indeks efektivitas pewarna alami dalam produk pangan,
Penentuan perlakuan terbaik dalam kosmetik maupun industri.
menghasilkan enkapsulat pewarna fungsional
dari selada laut ditentukan berdasarkan

341
Fridayana, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Tabel 7. Nilai rata-rata tingkat kekuningan (b*).

Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
Tabel 8. Uji indeks evektifitas enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada laut.

342
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Karakteristik Enkapsulat Pewarna Fungsional...

KESIMPULAN De Garmo, E.P., Sullivan W.G and C.R.


Canada. 1984. Engineering Economy. 7th
Kesimpulan Edition. Mac. Millan Publ Co. New York.
Berdasarkan penelitian yang telah Dewi, N. N. D. T., L. P. Wrasiati., dan G. P.
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa Ganda-Putra. 2016. Pengaruh konsentrasi
hal sebagai berikut: pelarut etanol dan suhu maserasi terhadap
Perlakuan perbandingan gelatin dan rendemen dan kadar krorofil produk
maltodekstrin sangat berpengaruh terhadap enkapsulasi selada laut (Ulva lactuca).
rendemen, kadar klorofil, kelarutan, tingkat Jurnal Rekayasa dan Manajemen
kecerahan (L*), berpengaruh terhadap tingkat Agroindustri 4 (3) : 1-4.
kemerahan (a*) dan tingkat kekuningan (b*)
dan tidak berpengaruh terhadap kadar air Endang, S., dan Prasetyastuti. 2010.
enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada Pengaruh pemberian juice lidah buaya
laut. (aloe vera l.) terhadap kadar lipid
Perlakuan terbaik untuk menghasilkan peroksida (mda) pada tikus putih jantan
enkapsulat pewarna fungsional ekstrak selada hiperlipidemia. Jurnal Farmasi
laut adalah perbandingan gelatin dan Kedokteran 3 (1) : 353-362.
maltodekstrin 1:2,5 dengan karakteristik Ernawati, U. R., L. U. Khasanah., dan R.B.K
rendemen 10,38%, kadar air 8,61%, kadar Anandito. 2014. Pengaruh variasi nilai
klorofil total 20,59, kelarutan 80%, tingkat dextrose equivalen (De) maltodekstrin
kecerahan (L*) 45,21, tingkat kemerahan (a*) terhadap karakteristik mikroenkapsulan
1,68 dan tingkat kekuningan (b*) 13,88. pewarna alami daun jati (Tectona grandis
l.f.). Jurnal Teknologi Pertanian 2 (15) :
Saran 111-120.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disarankan agar dilakukan penelitian lebih Gardjito, M., A. Murdiati., dan N. Aini. 2006.
lanjut mengenai penggunaan enkapsulan Mikroenkapsulasi β-karoten buah labu
yang lain serta penambahan konsentrasi kuning dengan enkapsulan whey dan
emulsifier untuk meningkatkan nilai efisiensi karbohidrat. Jurnal Teknologi Pertanian. 2
enkapsulasi dan perbandingan jenis pelarut (1) : 13-18.
untuk mendapatkan polaritas yang tepat Hui, Y. 2006. Handbook of Food Science
untuk mengestrak klorofil. Technology and Enginering Volume I.
CRC Press, USA.
DAFTAR PUSTAKA
Hustiany, R. 2006. Modifikasi asilasi dan
Suksunilasi Pati Tapioka sebagai Bahan
AOAC, 1999. Official Methods of Analysis Enkapsulasi Komponen Flavor. Disertasi.
(15th Ed.) K. Helrich (Ed.). Virginia. Tidak dipublikasikan. Pasca Sarjana.
Caliskan, G., and S. N. Dirim. 2016. The Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Effect of Different Drying Processes and Julyasih,K.S.M., I.G.P.Wirawan., W.S.
the Amounts of Maltodextrin Addition on Harijani., dan W. Widajati. 2009.
the Powder Properties of Sumac Extract Aktivitas Antioksidan Beberapa Jenis
Powders, Journal of Powder Technology, Rumput Laut (Seaweeds) Komersial Di
287, 308-314. Bali. Seminar Nasional “Akselerasi
Pengembangan Teknologi Pertanian
Dalam Mendukung Revitalisasi

343
Fridayana, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Pertanian’. Fak. Pertanian dan LPPMUPN Silalahi, S. E., L. P. Wrasiati., dan A. A. M.


“Veteran”Jawa Timur. D. Anggreni. 2014. Karakteristik bubuk
ekstrak kulit buah jeruk mandarin
Nollet, LML. 2004. Handbook of Food
(Citrusreticulala) pada perlakuan lama
Analysis Physical Characterzati- ion and
maserasi dan konsentrasi maltodekstrin.
Nutrient Analysis. Marcel Dekker
Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Incorporation, New York.
Agroindustri, 3(1) : 1-4.
Palupi, N. W., L. U. Khasanah., dan R. B. K.
Sudarmadji, S., Surhadi., dan B. Haryono.
Anindito. 2014. Pengaruh ratiao
1989. Analisa Bahan Makanan dan
kombinasi maltodekstrin, karagenan dan
Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
whey terhadap karakteristik
mikroenkapsulan pewarna alami daun jati Weaver, C. 1996. The Food Chemistry
(Tectona grandis L. f.). Jurnal Aplikasi Laboratory. CRC Press, Boca Raton, New
Teknologi Pangan 3 (3) : 121-129. York, London, Tokyo.
Purnomo, W., L. U. Khasanah., dan R. B. K. Xiao-ling, L., C. Rong, and Y. Zai-yong.
Anindito. 2014. Pengaruh ratio kombinasi 2003. Elementary study on nutritional
maltodekstrin, karagenan dan whey compositions of the green alga, Ulva
terhadap karakteristik mikroenkapsulan lactuca in the South China SeaJournal of
pewarna alami daun jati (Tectona grandis Natural Science 6 (2) : 79-83.
L. f.). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2 Yuliani,S., Desmarwarni., dan N.
(3) : 121-129. Harimurti.2007. Pengaruh Laju Alir
Rosemberg M., I. J. Kompolmen., and Y. Umpan dan Suhu Inlet Spray Drying Pada
Talmon. 1990. Factor affecting retention Karakteristik Mikroenkapsul Oleoresin
in spraydriying microencapsulation of Jahe. J.Pascapanen 4 (1) : 18-26.
volatile materials. J Agric Food Chem 38
:1288-94.

344

You might also like