Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Melinjo peel has phytochemical compounds, which can reduce uric acid level in the
blood serum. The purpose of this research was to determine the effect of melinjo peel based
fermented drink toward the uric acid levels in the blood serum of wistar rats for 21 days. The
blood serum was taken and analyzed on day 0, 7, 14, and 21. The fermented drink was made
with different concentrations of melinjo peel (2, 4, 6, and 8%), skim milk 4%, and sugar 5%. The
fermented drink was added S. thermophilus, L. plantarum, and L. fermentum 4 % (v/v) with the
ratio of 2:1:1 and fermented for 12 hours. The products were analyzed for pH, total titratable
acidity, total lactic acid bacteria, phenol and flavonoid content. Based on phenolic and
flavonoid, the fermented drink with 4% melinjo peel has higher the phenolic and flavonoid
content. The fermented drink with 4% melinjo was given to wistar rats to determine the effect of
fermented drink to the uric acid level in the blood serum during 21 days. The result showed that
the product was able to decrease uric acid on day 7, 14, and 21 in contrast with the control. The
application of 4% melinjo peel was able to reduce the uric acid level as much as 27.6±0.85% on
day 7, 35.5±0.57% on day 14, and 55.3±2.12% on day 21. On the other hand, allopurinol was
shown to reduce the uric acid level as much as 10.2±0.71% on day 7, 37.2±2.12% on day 14,
and 45.8±0.85% on day 21. The research was conclude that melinjo peel based fermented drink
is more effective to reduce the uric acid level in the blood serum of wistar rats than allopurinol.
Keywords: allopurinol, fermented drink, melinjo peel, uric acid, wistar rats
ABSTRAK
Kulit melinjo memiliki komponen fitokimia, yang dapat mengurangi kadar asam urat
dalam serum darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh minuman
fermentasi kulit melinjo terhadap kadar asam urat dalam darah pada tikus wistar selama 21 hari.
Serum darah diambil dan dianalisis pada hari ke- 0, 7, 14, dan 21. Minuman fermentasi dibuat
dengan perbedaan konsentrasi kulit melinjo (2, 4, 6, dan 8%), susu skim 4%, dan gula 5%.
Minuman fermentasi ditambahkan dengan kultur S. thermophilus, L. plantarum, dan L.
fermentum 4% (v/v) dengan rasio 2:1:1 dan difermentasi selama 12 jam. Analisis produk
meliputi pH, total asam tertitrasi, total bakteri asam laktat, kandungan fenol dan flavonoid.
Berdasarkan uji fenolik dan flavonoid, minuman fermentasi dengan konsentrasi kulit melinjo 4%
memiliki kandungan fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi. Minuman fermentasi dengan
melinjo 4% diberikan kepada tikus wistar, untuk menentukan pengaruh minuman fermentasi
terhadap kadar asam urat didalam serum darah selama 21 hari. Hasil menunjukkan bahwa
produk dapat menurunkan kadar asam urat pada hari ke- 7, 14, dan 21 dengan kontrol. Hasil
59
FaST- Jurnal Sains dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 3, No.1, Mei 2019
menunjukkan penggunaan kulit melinjo 4% dapat menurunkan kadar asam urat sebanyak 27,6 ±
0,85% pada hari ke- 7, 35,5 ± 0,57% pada hari ke- 14, dan 55,3 ± 2,12% pada hari ke-21. Di sisi
lain, allopurinol dapat menurunkan kadar asam urat sebanyak 10,2 ± 0,71% pada hari ke- 7, 37,2
± 2,12% pada hari ke- 14, dan 45,8 ± 0,85% pada hari ke-21. Penelitian ini menunjukkan bahwa,
minuman fermentasi kulit melinjo lebih efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam serum
darah tikus wistar dibandingkan allopurinol.
Kata kunci : allopurinol, minuman fermentasi, kulit melinjo, asam urat, tikus wistar
60
FaST- Jurnal Sains dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 3, No.1, Mei 2019
gnemon L.) berwarna merah, susu skim (Meda, et al., 2015) dan kandungan
bubuk “CalciSkim”, gula pasir “Gulaku”, proksimat (AOAC, 2005).
Kultur L. fermentum L. plantarum dan S. Selanjutnya untuk mengetahui
thermophilus diperoleh dari Universitas pengaruh pemberian minuman fermentasi
Bratawijaya. Bahan yang digunakan untuk kulit melinjo selama 21 hari terhadap
analisis adalah tikus wistar berumur dua kadar asam urat tikus wistar dan peranan
bulan dengan kisaran berat badan 170-190 minuman fermentasi kulit melinjo
g dan berkelamin jantan yang berasal dari terhadap fungsi hati, fungsi ginjal, total
Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian bakteri asam laktat pada usus tikus.
Bogor, otak kambing, obat penurun asam Minuman fermentasi kulit melinjo terpilih
urat allopurinol, akuades, alkohol 70%, diaplikasikan pada hewan percobaan, yaitu
NaCl fisiologis, buffer pH 4 dan pH 7, tikus wistar. Tikus wistar dibagi menjadi 6
larutan NaOH 0,1 N, indikator kelompok perlakuan dengan pengulangan
phenopthalein, larutan Na2CO3, Folin sebanyak 2 kali. Setiap kelompok terdiri
ciocalteau, minyak imersi, larutan asam dari dua ekor tikus.
galat, larutan AlCl3, metanol, quercetin, air Kelompok A digunakan sebagai
mineral, dan uric acid FS-TBHBA. Media kontrol negatif (pakan standar dan
yang digunakan untuk kultur adalah Man akuades). Kelompok B digunakan sebagai
Ragosa Sharpe Agar (MRSA) dan Man kontrol akuades, yaitu pakan asam urat dan
Ragosa Sharpe Broth (MRSB). akuades. Kelompok C merupakan tikus
Alat yang digunakan pada dengan perlakuan pakan standar dan
penelitian adalah blender, cawan petri, minuman fermentasi. Kelompok D adalah
inkubator, laminar air flow, autoclave, kontrol positif (pakan asam urat dan obat
vortex, heater, oven, pH meter, allopurinol). Kelompok E merupakan tikus
spektrofotomer. dengan perlakuan pakan asam urat dan
minuman fermentasi kulit melinjo.
Metode Penelitian
Kelompok terakhir adalah kelompok F
Penelitian bertujuan untuk
dengan perlakuan pemberian pakan asam
menentukan konsentrasi bubuk kulit
urat dan air rebusan kulit melinjo.
melinjo (2, 4, 6, dan 8% b/b) pada
Peningkatan kadar asam urat pada
minuman fermentasi kulit melinjo sesuai
tikus dilakukan dengan memberikan otak
Kencana (2015) dengan berdasarkan nilai
kambing sebanyak 50%. Pemberian
pH, TAT, total BAL, total fenolik
minuman fermentasi kulit melinjo
(Chaudhari dan Mahajan, 2015), flavonoid
sebanyak 2 ml per hari dengan disonde.
Korespondensi penulis: Kaywina J. Suraja 61
E-mail : kaywinasuraja@ymail.com
FaST- Jurnal Sains dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 3, No.1, Mei 2019
Dosis allopurinol yang diberikan adalah (Parhusip dan Sitanggang, 2011). Adanya
1.8 mg/200 gram BB/tikus. senyawa antimikroba dapat menghambat
Pengamatan dilakukan pada hari bakteri asam laktat untuk membentuk
ke-0, 7, 14, dan 21. Pengamatan pada hari asam laktat. Proses fermentasi akan
ke-0 dilakukan setelah proses adaptasi (7 menghasilkan asam laktat dan asam
hari) dan induksi pakan peninggi asam urat organik yang menyebabkan nilai pH
pada tikus (9 hari). Pengamatan hari ke-0 menjadi rendah. Gula dan susu skim yang
dilakukan untuk mengetahui kadar asam ditambahkan pada minuman fermentasi
urat dalam serum darah tikus. Pengamatan berperan menghasilkan asam (Primurdia
hari ke-7, 14, dan 21 dilakukan untuk dan Kusnadi, 2014; Nahariah, et al., 2013,
mengetahui pengaruh pemberian minuman Chairunnisa, 2009).
fermentasi terhadap kadar asam urat pada 5.00
d
serum darah tikus. Pada hari ke-21 juga 3,80±0,00a 3,86±0,01b 3,87±0,00c 3,90±0,00
4.00
3.00
dan ginjal tikus serta total bakteri asam 2.00
laktat pada usus tikus.
1.00
8.00
0.50 0.00
2 4 6 8
Konsentrasi Bubuk Kulit Melinjo (%)
0,084±0,00b
laktat sehingga kondisi menjadi asam dan 0.080
0,078±0,00a
0.060
melalui asam hidroksi sinamat dan asam
0.040
ferulat (Mardianto, 2015; Kencana, 2015).
0.020
Peningkatan ini ditunjukkan dengan nilai
0.000
total fenolik air rebusan kulit melinjo Air Rebusan Kulit Minuman Fermentasi
Melinjo 4% Kulit Melinjo 4%
sebesar 1,05 ± 0,04 mg GAE/ml sampel,
Gambar 5. Total flavonoid air rebusan dan
sedangkan setelah fermentasi total fenolik minuman fermentasi kulit melinjo 4%
minuman fermentasi sebesar 1,55 ± 0,04 Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan
hasil yang berbeda nyata pada α=0,05
mg GAE/ml sampel (Gambar 4).
45,8±0,85g
55,3±2,12h
60
39,2±0,35f
Penurunan Kadar Asam Urat (%)
37,2±2,12f
35,5±0,57f
50
27,7±2,47e
27,6±0,85e
26,0±2,55e
40
20,0±2,90cd
16,0±1,06cd
30
11,5±1,06bc
10,2±0,71bc
7,8±4,10ab
7,8±5,73ab
20
3,0±4,17a
10
0
A B C D E
Kelompok Perlakuan
Ahmad, A.R. 2012. Isolasi dan Elusidasi Dira F, E., dan Sari, N. 2014. Uji Aktivitas
Struktur Antioksidan dan antihiperurisemia ekstrak etanol
Penghambatan Enzim Xantin kulit buah manggis (Garcinia
Oksidase Ekstrak Daun Pletekan mangostana L) dan buah asam
(Reullia tuberosa L.). Jakarta : gelugur (Garcinia atroviridis Griff.
Universitas Indonesia. Skripsi ex T. Anders) secara In vitro.
Scientia 4(2): 66-70.
Anandagiri, D.A., Manuaba, I.B., dan
Suastuti, N.G. 2014. Pemanfaatan Eso, A., Hamra, M. Y., dan Ahmadi, A. P.
Teh Kombucha sebagai obat 2014. Hubungan hiperurisemia,
hiperurisemia melalui obesitas, dan riwayat merokok
penghambatan aktifitas xantin dengan kejadian hipertensi. Medula
oksidase pada Rattus norvegicus. 1(2): 41-47.
Jurnal Kimia 8 (2): 220-225.
Kencana, A. H. 2015. Aplikasi Minuman
Andzi-bahre, T., Massala, K., Engonga, L. Fermentasi Kulit Melinjo sebagai
C., and Lebibi, J. 2015. Anti Asam Urat pada Tikus Wistar.
Phytochemical studies total fenolic Tangerang : Univeritas Pelita
and flavonoids content and Harapan. Skripsi.
evaluation of antiradical activity of
the extract of the leaves from Failasufa, M.K., Sunarto, W., dan Pratjojo,
Dischistocalyx spp. (Acanthaceae). W. 2015. Analisis proksimat
Journal of Pharmacognosy and yoghurt probiotik formulasi susu
Phytocemistry 3(6): 174-176. jagung manis-kedelai dengan
penambahan gula kelapa (Cocos
Association of Official Analytical nucifera) granul. Indonesia Journal
Chemist. 2005. Official Methods of of Chemical Science 4(2): 117-121.
Analysis of the Association of
Official Analytical Chemist 19th Frank, J. F and Wehr, H. 2004. Standard
edition. Washington: AOAC Inc. method of the examination of dairy
product 17th Edition. Washington :
Avunduk, C. 2008. Manual of American Public Health
Gastroenterology: Diagnosis and Association.
Therapy. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. Krishnegowda, A., Padmarajaiah, N.,
Anantharaman, S., and Honnur, K.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009.
2013. Spectrophotometric assay of
SNI 7552-2009: Minuman Susu
creatinine in human serum sample.
Fermentasi Berperisa. Jakarta :
Arabian Journal of Chemistry
Badan Standarisasi Nasional.
6(1):25-33.
Chaudhari, G.M, and Mahajan, R.T.
Laili, U. 2013. Pengaruh Pemberian
Comparative antioxidant activity of
Temulawak (Curcuma xanthorriza
twenty traditional indian medicinal
Roxb) dalam Bentuk Kapsul
plants and its corellation with total
terhadap Kadar SGPT (Serum
flavonoid and phenolic content.
Glutamat Piruvat Transaminase)
2015. International Journal of
dan SGOT (Serum Glutamat
Korespondensi penulis: Kaywina J. Suraja 69
E-mail : kaywinasuraja@ymail.com
FaST- Jurnal Sains dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 3, No.1, Mei 2019
Laksmi, N. L, Dada, I.K, dan Damriyasa, Parhusip, A.J.N and Sitanggang, A.B.
I.M. 2014. Bioaktivitas ekstrak 2011. Antimicrobial activity of
daun tapakdara (Catharanthus melinjo seed and peel extract
roseus) terhadap kreatinin dan (Gnetum gnemon) against selectec
kadar ureum darah tikus putih pathogenic bacteria. Microbiology:
(Rattus norvegicus). Buletin 103-112.
Veteriner Udayana 6(2): 147-152.
Primurdia, E.G. dan Kusnadi, J. 2014.
Mardianto. 2015. Peranan Minuman Aktivitas antioksidan minuman
Fermentasi Daun Sirsak (Annona probiotik sari kurma (Phoenix
muricata L.) sebagai Antikolesterol dactilyfera L.) dengan isolat L.
pada Tikus Sprague Dawley., Plantarum dan L. casei. Jurnal
Tangerang : Universitas Pelita Pangan dan Agroindustri 2(3): 98-
Harapan. Skripsi. 109.
Tiara, A.M. 2015. Aplikasi Minuman
Meda, A., Romito, C., Millogo, M., and Fermentasi Kacang Merah
Nacoulma, O. 2005. Determination (Phaseolus vulgaris L.) sebagai
of the otal phenolic, flavonoid, and Penurun Kolestrol secara In Vivo.
prolne contents in burkina fasan Tangerang : Univeritas Pelita
honey, as well as Their Radical Harapan. Skripsi.
Scavenging Activity. Food
Chemistry 91: 571-577. Young, D.S. 1997. Effects of Preanalytical
Variable on Clinical Laboratory
Oluwajoba, S.O., Akinyosoye, F.A., and Test. Washington, D.C.: AACC
Oyetayo, V.O. 2013. In Vitro Press.
screening and selection of probiotic
lactic acid bacteria isolated from
spontaneously fermenting Kunu-
Zaki. Advances in Microbiology
32(2): 309-316.