You are on page 1of 3

Yahya Amirul, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 2, April 2017

PENGARUH PROSES QUENCHING PADA KEKUATAN TARIK


BAJA ST 37

Amirul Yahya

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Email: Amirulyahya @gmail.com

ABSTRACT

One purpose of the heat treatment process is for hardening steel (hardening), which is the process of
heating the steel to a temperature at or above the county critical areas followed by rapid cooling called
quench, (Djafrie, 1995). Due to the steel hardening process, the onset voltage in the (internal stress),
which will increase the violence but sometimes resulted in steel becomes brittle (britlle), particularly at
high carbon steel. This study discusses the extent to which variations in the cooling medium effect on the
increase in tensile strength of medium carbon steel (ST37). So if known level of its strength comparison
to the application and its use, it can be taken a decision to use the quench process in the right media, in
order to save time and cost of production. Further assessment of the impact factor differences quench
media, can be done through testing of materials. The test material used is testing the tensile strength.
From the results obtained testing the tensile strength of the highest load obtained in the treatment
medium quench water cooler. The low tensile strength of the load with rapid immersion treatment using
aqueous media because of the possibility of cracking.

Keywords: The tensile test, ST 37 Steel, Quenching

PENDAHULUAN untuk konstruksi-konstruksi mesin yang saling


Pengujian tarik merupakan salah satu pengujian bergesekan seperti roda gigi, poros, dll karena
material yang paling banyak dilakukan di dunia sangat ulet. Namun kekerasan pemukaan dari baja
industri. Karena pengujian ini terbilang yang paling tersebut tergolong rendah sehingga sebelum
mudah dan banyak data yang bisa diambil dari digunakan untuk konstruksi - konstruksi yang
pengujian ini. Diantaranya yang bisa didapat dari disebutkan di atas, maka perlu dimodifikasi atau
pengujian tarik ini adalah Kekuatan tarik (Ultimate memperbaiki sifat kekerasan pada permukaannya
Tensile Strenght), Kekuatan mulur (Yield Strenght or [3].
Yield Point), Elongasi (Elongation), Elastisitas Salah satu cara untuk memperbaiki sifat dan
(Elasticity) dan Pengurangan luas penampang mekanis suatu bahan ialah melalui perlakuan panas
(Reduction of Area) [1]. (Heat Treatment). Dalam penelitian ini penulis
Pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat melakukan analisis terhadap dua benda kerja yang
mekanik logam. Uji tarik adalah suatu metode yang salah satunya telah dilakukan perlakuan panas
digunakan untuk menguji kekuatan suatu dengan pendinginan cepat (Quenching) melalui
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya media pendingin air terhadap hasil uji tarik baja
yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari ST37 [4].
pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik Pada penelitian ini mengunakan baja ST 37
dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan yang sudah dilakukan dilakukan perlakuan panas
material [2]. dengan pendinginan cepat dan tanpa perlakuan
panas. perlakuan panas adalah salah satu proses
untuk mengubah struktur logam dengan jalan
memanaskan spesimen pada elektrik terance
(tungku) pada temperatur rekristalisasi selama
periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada
media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan
solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda. Setelah baja
dilakukan treatment maka baja akan didinginkan
secara cepat [5].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh treatment terhadap tegangan
Gambar 1. Alat uji tarik dan regangan material uji tarik.
Baja karbon rendah (ST 37) memiliki kandungan
karbon kurang dari 0,3 %. Baja ini sering dipakai juga METODOLOGI PENELITIAN

8
Yahya Amirul, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 2, April 2017

Penelitian ini merupakan pengujian pada alat uji


tarik pada baja ST 37 yang sudah dilakukan perlakuan
panas dengan pendinginan cepat dan tanpa perlakuan Dimana :
panas. pengujian ini dilakukan di Laboratorium Uji F : besar gaya tekan/tarik (N)
Bahan, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Peralatan A : luas penampang (m2)
dan bahan yang digunakan dalam pengujian adalah : tegangan (N/m2)
sebagai berikut:
Mesin uji tarik
Jangka Sorong Rumus regangan :
Baja ST 37 dengan perlakuan panas dan tanpa
perlakuan panas
Stopwatch Dimana :
e : Regangan
Prosedur Pengujian l : pertambahan panjang (mm)
a) Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan L0 : panjang bawal (mm)
untuk penelitian
b) Membuat spesimen sesuai dengan standar Hasil Uji Tarik
c) Mengukur panjang uji dan diameter spesimen Tabel 3. Hasil uji tarik material tanpa perlakuan
d) Menyiapkan mesin uji tarik panas
e) Memasang spesimen kemesin uji tarik No Tegangan Regangan
f) Menjalankan mesin uji tarik dan catat perubahan 1 0,00169 0,06
panjang, perubahan diameter, waktu dan besar gaya 2 0,0067 0,84
yang digunakan. 3 0,03 0,14
g) Setelah percobaan, kita ukur diameter pada bagian 4 0,05 0,19
yang putus dan ukur panjang uji setelah putus
5 0,32 0,27
h) Setelah selesai pengujian kemudian dilakukan
pengambilan data dan pembuatan pembahasan pada
Tabel 4. Hasil uji tarik material dengan perlakuan
spesimen yang telah diuji
panas
i) Kemudian dari pembahasan tersebut diambil
No Tegangan Regangan
kesimpulan dari hasil penelitian
1 0,00311 0,052
HASIL DAN PEMBAHASAN 2 0,028 0,11
Pengujian material dengan metode uji tarik ini 3 0,02 0,14
menggunakan 2 material uji yang berbeda yaitu 4 0,032 0,19
material baja yang sudah dilakukan perlakuan panas 5 0,036 0,29
yang kemudian di lakukan pendinginan cepat dan
material baja yang tidak dilakukan perlakuan panas. Dari hasil yang didapat dapat dibuat grafik
sebagai berikut :
Tabel 1. Data percobaan tanpa perlakuan panas
N F Al L0 D0 D1 A0 A1
o
1 0,048 2,260 33,3 6,00 4,7 28,26 17,3
2 0,194 2,828 33,3 6,00 4,7 28,26 17,3
3 0,989 4,739 33,3 6,00 4,7 28,26 17,3
4 1,533 6,409 33,3 6,00 4,7 28,26 17,3
5 9,314 9,314 33,3 6,00 4,7 28,26 17,3
Gambar 2. Grafik tegangan dan regangan material
Tabel 2. Data percobaan dengan perlakuan panas tanpa perlakuan panas
N F Al L0 D0 D1 A0 A1
o
1 0,088 1,815 34,9 6,00 6,00 28,26 28,26
2 0,184 3,898 34,9 6,00 6,00 28,26 28,26
3 0,583 4,949 34,9 6,00 6,00 28,26 28,26
4 0,925 6,751 34,9 6,00 6,00 28,26 28,26
5 1,016 9,621 34,9 6,00 6,00 28,26 28,26

Gambar 3. Grafik tegangan dan regangan material


Dari data hasil pengujian tarik diatas dapat diketahui dengan perlakuan panas
hasil tegangan dan regangan. Dari hasil uji tarik diatas dapat kita simpulkan
Rumus tegangan : nilai dari regangan dan tegangan material yang

9
Yahya Amirul, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 2, April 2017

berbeda. Pada material tanpa perlakuan panas pada Pada pengujian saat ini pada baja yang telah
grafik 1. dapat menghasilkan nilai tegangan dan dilakukan perlakuan panas menghasilkan kekuatan
regangan tinggi akibat sifat mekaniknya yang ulet tanpa tarik yang rendah dibanding yang tidak dilakukan
perlakuan panas. Sedangkan pada material yang telah perlakuan panas. Hal ini disebabkan karena baja
dilakukan perlakukan panas pada grafik 2. hasilnya yang telah dilakukan perlakuan panas berubah sifat
menunjukan nilai dari tegangan dan regangan rendah unsurnya menjadi martensit yang mempunyai sifat
karena dipengaruhi oleh sifat mekaniknya yang getas getas yang menyebabkan baja tersebut memiliki
akibat dilakukan perlakuan panas dengan pendinginan sifat ulet yang rendah.
cepat.
SARAN
Benda Hasil Uji Tarik : Saran yang dapat diajukan agar percobaan
berikutnya dapat lebih baik dan dapat
menyempurnakan percobaan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, yaitu: perlu adanya kalibrasi
pada alat uji dan juga alat ukur yang baik. Alat
yang tidak pernah dikalibrasi akan mempengaruhi
hasil pengujian. Pengujian tersebut perlu ditambah
variasi pengujan agar lebih banyak data yang
diperoleh seperti penambahan spesimen uji yang
telah diperlakuan panas lainya.
Gambar 4. Spesimen hasil uji tarik tanpa heat treatment.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiman, H. 2016. Analisis Pengujian Tarik
(Tensile Test) Pada Baja St37 Dengan Alat Bantu
Ukur Load Cell. Majalengka. Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Majalengka.
[2] Salindeho, R. D. Dkk. Pemodelan Pengujian
Tarik Untuk Menganalisis Sifat Mekanik
Material. Jurusan Teknik Mesin Universitas
Sam Ratulangi.
[3] Saputra, H. Dkk. 2014. Analisis Pengaruh Media
Gambar 5. Spesimen hasil uji tarik dengan heat Pendingin Terhadap Kekuatan Tarik Baja St37
treatment. Pasca Pengelasan Menggunakan Las Listrik.
Banjarbaru. Fakultas Teknik Universitas
KESIMPULAN Lambung Mangkurat Kalimantan selatan.
Pengujian tarik digunakan untuk mengetahui sifat [4] Wattimena, W. M. E., Louhenapessy, J. 2014.
mekanik logam. Pada pengujian ini menggunakan Pengaruh Holding Time Dan Quenching
spesimen ST 37 yang telah diperlakukan panas dan Terhadap Kekerasan Baja Karbon St 37 Pada
tidak diperlakukan panas. Proses Pack Carburizing Menggunakan Arang
Dari hasil penelitian uji tarik pada baja ST 37 akan Batok Biji Pala (Myristica Fagrans). Poka
dipengaruhi sifat mekanik dari baja tersebut. Sifat Ambon. Fakultas Teknik Universitas Pattimura.
mekanik dapat dirubah dengan jalan perlakuaan panas. [5] Zacharov,B., Heat Treatment of Metal, Peace
Publisher, Moscow, 1962.

10

You might also like