You are on page 1of 6

JEMIS VOL. 3 NO.

2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL


MINUMAN KEMASAN PLASTIK
Wisma Soedarmadji1*, Surachman2, Eko Siswanto3
1,2,3
Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik Mesin, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT Green Manufacturing is a production process that uses input with a relatively low
environmental impact and produce little or no waste or pollution. Application of green manufacturing in the
production process of plastic packaging beverage bottles through several stages of the coloring process,
preparation of cleaning, repair environmentally friendly, and environmentally friendly conditions. Delivery
bottle plastic packaging to the manufacturer for recycling reaches 2-3 tons in one shipping every week.
Delivery is done three times a month, so that averaged reach 8-12 tons per month for waste bottles of all
brands. The purpose of this research are: 1) Knowing the positive influence between staining with cleansing
preparation, 2) Knowing the positive influence between the preparation of cleaning with environmentally
friendly improvements, 3) Knowing the positive effect between environmentally friendly improvements to the
condition of eco-friendly, 4) Knowing the positive influence between staining with environmentally friendly
conditions. This study used a survey method using data analysis Partial Least Square (PLS). Results of this
research are: 1) Variable staining and no significant positive effect on the variable cleansing preparation 2)
Variable cleaning preparations positive and significant impact on the improvement of environment-friendly
3) Variable environmentally friendly improvements and significant positive effect on the condition of
environment-friendly. 4) Variable staining and no significant positive effect on the condition of environment-
friendly.

Keyword:. Green Manufacturing, Packaging Waste Bottle

1. PENDAHULUAN
Green Manufacturing merupakan suatu Perusahaan botol minuman kemasan
proses produksi yang menggunakan input plastik di Pandaan Kabupaten Pasuruan yaitu
dengan dampak lingkungan yang relatif rendah, PT. XYZ pada tahun 2011 berproduksi sebesar
sangat efisien, dan menghasilkan sedikit bahkan 1,65 juta ton. Dengan rincian 50% (8,25 juta
tidak ada limbah atau polusi [1]. Green ton) untuk kemasan air mineral, 30% (495 ribu
Manufacturing juga mengarahkan untuk ton) untuk kemasan air minum selain kemasan
mendesain system manufaktur yang ramah air, limbah botol minuman kemasan plastik
lingkungan dengan cara mengubah pengelolaan yang dikirim ke pabrik untuk di daur ulang
bahan baku, penggunaan energy, proses mencapai 2-3 ton dalam satu kali kirim
produksi, dan mengurangi dampak buruk setiap minggu.
terhadap lingkungan [2]. Green Manufacturing Pengiriman dilakukan tiga kali dalam
juga dianggap sebagai proses inovatif karena sebulan, sehingga kalau dirata-rata mencapai
potensi dan alasan yang bermanfaat seperti 8-12 ton per bulan untuk limbah botol
minimalisasi limbah, pencegahan polusi, kemasan plastik dari semua merk. Proses
konservasi energi dan masalah kesehatan dan pengolahan limbah botol minuman kemasan
keselamatan [4]. plastik saat ini masih menggunakan konsep 3R.
Penerapan Green Manufacturing dalam Konsep 3R merupakan dasar dari berbagai
proses produksi botol minuman kemasan usaha untuk mengurangi limbah dan
plastik melalui beberapa tahap yaitu proses mengoptimalkan proses produksi limbah [3].
pewarnaan, persiapan pembersihan, perbaikan Limbah yang dihasilkan dari proses produksi
ramah lingkungan, dan kondisi ramah diharapkan dapat di daur ulang agar dapat
lingkungan. mineral, dan sisanya 20% untuk digunakan kembali sebagai bahan baku untuk
kemasan lainnya. memproduksi produk baru, tetapi tidak semua
limbah dapat dimanfaatkan atau didaur ulang
* Corresponding author: Wisma Soedarmadji oleh produsen [5]. Salah satu strategi
wismasoedarmadji@gmail.com
Published online at http:JEMIS.ub.ac.id pengurangan limbah didalam perusahaan
Copyright 2015 PSTI UB Publishing. All Rights Reserved melalui penerapan green manufacturing.
Konsep ini juga diterapkan untuk limbah botol

76
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

minuman kemasan plastik untuk didaur ulang primer yang digunakan dalam penelitian ini
ke pabrik. bertujuan untuk menganalisa pengaruh
Penelitian ini bertujuan untuk 1) variabel pewarnaan, variabel persiapan
Mengetahui pengaruh positif antara pewarnaan pembersihan, perbaikan ramah lingkungan,
dengan persiapan pembersihan, 2) Mengetahui dan variabel kondisi ramah lingkungan dengan
pengaruh positif antara persiapan pembersihan menggunakan pengukuran skala likert 5 poin.
dengan perbaikan ramah lingkungan, 3) Sedangkan data sekunder digunakan untuk
Mengetahui pengaruh positif antara perbaikan menggambarkan keadaan umum daerah
ramah lingkungan dengan kondisi ramah penelitian dan menggambarkan kondisi
lingkungan, 4) Mengetahui pengaruh positif perusahaan botol minuman kemasan plastik di
antara pewarnaan dengan kondisi ramah kabupaten Pasuruan.
lingkungan.
Analisa
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode
Deskripsi Variabel survei dengan menggunakan analisis data
a. Variabel pewarnaan Partial Least Square (PLS). Analisa Partial
Variabel ini dibentuk oleh 3 indikator Least Square (PLS) dapat diterapkan pada
dengan menggunakan pengukuran skala semua skala data, tidak membutuhkan banyak
likert 5 poin. Indikator pada variabel ini asumsi dan ukuran sampelnya tidak harus besar,
mengacu pada hasil penelitian [2], [5] dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga
yaitu: budaya ramah lingkungan, tingkatan dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
limbah, dan dampak limbah. antara variabel [6].
b. Variabel persiapan pembersihan
Variabel ini dibentuk oleh 4 indikator Hipotesis
dengan menggunakan pengukuran skala Hipotesis penelitian harus dibuktikan
likert 5 poin. Indikator pada variabel ini berdasarkan kesimpulan dari beberapa
mengacu pada hasil penelitian [2], [5] penelitian sebelumnya seperti yang telah
yaitu: rencana perbaikan material, rencana dibahas sebelumnya dan ditunjukkan pada
perbaikan energi, rencana perbaikan proses, Gambar 1. Green Manufacturing merupakan
dan rencana perbaikan teknologi. proses produksi yang menggunakan input
c. Variabel perbaikan ramah lingkungan dengan dampak lingkungan yang relatif rendah,
Variabel ini dibentuk oleh 3 indikator dan menghasilkan sedikit bahkan tidak ada
dengan menggunakan pengukuran skala limbah atau polusi [1]. Pada system green
likert 5 poin. Indikator pada variabel ini manufacturing mengarahkan untuk mendesain
mengacu pada hasil penelitian [2], [5] system manufaktur yang ramah lingkungan
yaitu: tingkatan mesin yang ramah dengan cara mengubah pengelolaan bahan
lingkungan, tingkatan proses yang ramah baku, penggunaan energy, proses produksi, dan
lingkungan, dan tingkatan sistem yang mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
ramah lingkungan. [2]. Sedangkan limbah yang dihasilkan oleh
d. Variabel kondisi ramah lingkungan produsen diharapkan dapat di daur ulang agar
Variabel ini dibentuk oleh 3 indikator dapat digunakan kembali sebagai bahan baku
dengan menggunakan pengukuran skala untuk memproduksi produk baru, tetapi tidak
likert 5 poin. Indikator pada variabel ini semua limbah dapat dimanfaatkan atau didaur
mengacu pada hasil penelitian [2], [5] ulang oleh produsen. Karena biaya daur ulang
yaitu: kebijakan ramah lingkungan, terlalu tinggi maka limbah tersebut akan
pedoman ramah lingkungan, dan dibuang, maka produsen diharuskan untuk
pengukuran ramah lingkungan. melakukan strategi pengurangan limbahnya
[5].
Pengumpulan Data Penerapan green manufacturing dalam
Dalam penelitian ini data yang produksi botol minuman kemasan plastik
dikumpulkan meliputi data primer dan data seharusnya melalui beberapa tahap yaitu
sekunder dari 7 perusahaan botol minuman pewarnaan dalam produksi botol minuman
kemasan plastik di Kabupaten Pasuruan. Data

77
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

kemasan plastik harus memenuhi tiga tahapan tersebut sehingga produksi yang dihasilkan
untuk tahapan selanjutnya dapat diminimalkan
Perbaikan
limbahnya. Berdasarkan hal ini, yang diusulkan Persiapan
Ramah
Pembersihan
hipotesis 1, sebagai berikut: pewarnaan H2 Lingkungan

mempengaruhi persiapan pembersihan.


Persiapan pembersihan merupakan H3
hasil dari pewarnaan artinya produk botol H1
minuman kemasan plastik harus melalui
beberapa proses. Hasil evaluasi pada tahapan
pembersihan dalam produksi botol minuman H4 Kondisi Ramah
Pewarnaan Lingkungan
kemasan plastik akan sangat berpengaruh pada
proses selanjutnya, yaitu proses perbaikan
ramah lingkungan. Berdasarkan hal ini, yang
diusulkan hipotesis 2, sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
persiapan pembersihan mempengaruhi pada
perbaikan ramah lingkungan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbaikan ramah lingkungan akan Pengujian langsung dilakukan untuk
berdampak pada limbah yang dihasilkan oleh mengetahui pengaruh antara variabel penelitian.
perusahaan. Perbaikan ramah lingkungan terdiri Pengujian terhadap masing-masing indikator
dari tingkatan mesin, proses, dan sistem yang dilakukan pengujian melalui PLS-Algorithm
memenuhi unsur ramah lingkungan. Sehingga dan Bootstrapping sehingga didapatkan nilai
diusulkan hipotesis 3, sebagai berikut: Cross Loadings, untuk diketahui status valid
Perbaikan ramah lingkungan mempengaruhi atau tidak valid dari masing-masing indikator.
pada kondisi ramah lingkungan. Proses tahapan Tabel 1 menyatakan bahwa nilai cross
kondisi ramah lingkungan merupakan tahapan loading dari masig-masing indikator yang tidak
akhir setelah tahapan perbaikan ramah valid harus dihilangkan dari model dan
lingkungan. tahapan kondisi ramah lingkungan dilakukan pengujian melalui PLS-Algorithm
bertujuan agar produksi akhir botol minuman dan Bootstrapping dalam nilai cross loadings .
kemasan plastik yang terdistribusikan ke Indikator yang tidak valid yaitu x1.2 dan x2.2,
konsumen tidak menimbulkan dampak hal ini harus dilakukan karena indikator ini
kesehatan pada konsumen dan kerusakan mempunyai nilai cross loadings dibawah 0,5.
lingkungan. Sehingga kondisi ramah [7].
lingkungan dipengaruhi oleh perbaikan ramah Eksekusi indikator dapat dilakukan pada
lingkungan dan proses pewarnaan. Berdasarkan variabel asli, apabila nilai cross loadings
hal ini, yang diusulkan hipotesis 4, sebagai indikator pada variabel asli negatif atau lebih
berikut: pewarnaan mempengaruhi pada kondisi rendah bila dibandingkan dengan nilai cross
ramah lingkungan. loadings indikator pada variabel lain. Nilai
Kerangka konsep penelitian yang cross loadings setelah dilakukan eksekusi untuk
menunjukkan hubungan antara variabel masing-masing indikator diperlihatkan pada
pewarnaan, persiapan pembersihan, perbaikan Tabel 2 dibawah ini [7].
ramah lingkungan, dan kondisi ramah
lingkungan dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1. Nilai Cross Loadings


Perbaikan Kondisi
Persiapan
Pewarnaan Ramah Ramah Status
Pembersihan
Lingkungan Lingkungan
x1.1 0,727 0,056 -0,131 0,197 Valid
x1.2 -0,331 -0,201 -0,220 -0,163 Tidak Valid
x1.3 0,686 -0,018 0,008 0,172 Valid
x2.1 0,279 0,867 0,428 0,066 Valid
x2.2 -0,145 0,454 0,381 0,154 Tidak Valid
x2.3 0,180 0,952 0,420 0,207 Valid
x2.4 0.165 0,891 0,377 0,303 Valid
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

78
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Lanjutan Tabel 1. Nilai Cross Loadings


Perbaikan Kondisi
Persiapan
Pewarnaan Ramah Ramah Status
Pembersihan
Lingkungan Lingkungan
X3.1 0,154 0,466 0,919 0,402 Valid
X3.2 0,038 0,515 0,881 0,131 Valid
X3.3 0,023 0,341 0,893 0,344 Valid
Y1.1 0,149 0,132 0,270 0,872 Valid
Y1.2 0,103 0,066 0,089 0,672 Valid
Y1.3 0,399 0,256 0,354 0,931 Valid
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

Tabel 2. Nilai Cross Loadings Setelah Eksekusi


Perbaikan Kondisi
Persiapan
Pewarnaan Ramah Ramah Status
Pembersihan
Lingkungan Lingkungan
x1.1 0,979 0,094 -0,130 0,192 Valid
x1.3 0,964 0,006 0,010 0,166 Valid
x2.1 0,067 0,877 0,427 0,054 Valid
x2.3 0,033 0,981 0,418 0,206 Valid
x2.4 0.059 0,920 0,376 0,305 Valid
X3.1 -0,016 0,410 0,919 0,393 Valid
X3.2 -0,189 0,470 0,879 0,130 Valid
X3.3 0,002 0,307 0,895 0,339 Valid
Y1.1 0,077 0,122 0,271 0,885 Valid
Y1.2 0,107 0,080 0,089 0,693 Valid
Y1.3 0,234 0,233 0,356 0,917 Valid
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

Tabel 3. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung


Pengaruh antar variabel Koefisien Jalur p value Keterangan
Pewarnaan Persiapan 0,954 Tidak
0,012
Pembersihan Signifikan
Persiapan Pembersihan 0,001
0,504 Signifikan
Perbaikan Ramah Lingkungan
Perbaikan Ramah Lingkungan 0,028
0,341 Signifikan
Kondisi Ramah Lingkungan
Pewarnaan Kondisi Ramah 0,367 Tidak
0,209
Lingkungan Signifikan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

Persiapan
0,001(s
Perbaikan Ramah
Pembersihan ) Lingkungan

0,954(ts 0,028(s)
)
0,367(ts) Kondisi Ramah
Pewarnaan Lingkungan

Keterangan:
s : signifikan
ts : tidak signifikan

Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis


(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

79
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Sedangkan pengujian dasar hipotesis signifikan dengan p value dibawah 0,05 yaitu
menggunakan p value 5%, jika hasil yang 0,001, variabel perbaikan ramah lingkungan
diperoleh p value kurang dari 5%, hipotesis dengan kondisi ramah lingkungan diperoleh
dinyatakan signifikan, dan sebaliknya jika p hasil positif dan signifikan dengan p value
value diperoleh hasil lebih dari 5%, maka dibawah 0,05 yaitu 0,028, sedangkan variabel
hipotesis dinyatakan tidak signifikan. pewarnaan dengan persiapan pembersihan
Pengaruh langsung yang ditunjukkan pada diperoleh hasil positif dan tidak signifikan
tabel 3 menunjukkan bahwa masing-masing dengan p value diatas 0,05 yaitu 0,954 dan
variabel adalah signifikan dan positif. variabel pewarnaan dengan kondisi ramah
Pengaruh langsung pewarnaan terhadap lingkungan diperoleh positif dan tidak
persiapan pembersihan adalah tidak signifikan signifikan dengan p value diatas 0,05 yaitu
dan positif dengan besaran koefisien jalur 0,367. Sehingga flow chart hubungan akhir
adalah 0,012 dan p value diatas 0,05, yaitu dari variabel penelitian pada botol minuman
0,954. Pengaruh langsung persiapan kemasan plastik diperlihatkan pada Gambar 3.
pembersihan terhadap perbaikan ramah
lingkungan adalah signifikan dan positif 4. KESIMPULAN
dengan besaran koefisien jalur adalah 0,504 Berdasarkan hasil pengolahan dan
dan p value kurang dari 0,05, yaitu 0,001. analisis data, maka dapat diambil kesimpulan
Pengaruh langsung perbaikan ramah sebagai berikut:
lingkungan terhadap kondisi ramah 1. Variabel pewarnaan berpengaruh positif
lingkungan adalah signifikan dengan besaran dan tidak signifikan terhadap variabel
koefisien jalur adalah 0,341 dan p value kurang persiapan pembersihan.
dari 0,05, yaitu 0,028. Pengaruh langsung 2. Variabel persiapan pembersihan
pewarnaan terhadap kondisi ramah lingkungan berpengaruh positif dan signifikan
adalah tidak signifikan dan positif dengan terhadap perbaikan ramah lingkungan.
besaran koefisien jalur adalah 0,209 dan p 3. Variabel perbaikan ramah lingkungan
value kurang dari 0,05, yaitu 0,367. Diagram berpengaruh positif dan signifikan
jalur hasil pengujian hipotesis dapat dilihat terhadap kondisi ramah lingkungan.
pada Gambar 2. Variabel pewarnaan juga berpengaruh positif
Berdasarkan gambar 2 dan tabel 3 dan tidak signifikan terhadap kondisi ramah
diperoleh hasil bahwa variabel persiapan lingkungan.
pembersihan terhadap perbaikan ramah
lingkungan diperoleh hasil positif dan

X2.1 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3


0,981 0,920 0,879
0,877 0,919 0,895
Persiapan 0,001
Perbaikan Ramah
Pembersihan Lingkungan

0,028
Y1.1
0,885

Kondisi Ramah 0,693 Y2.1


Lingkungan
0,917
Y3.1

Gambar 3. Flow Chart hubungan Akhir Variabel Penelitian


(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)

80
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

DAFTAR PUSTAKA Journal of Production Research, Vol.40


(2), pp.375-388
[1.] Atlas, M. and R. Florida. 1998. Green
Manufacturing. Handbook of [5.] Herdiana, D.S, Pratikto, Sudjito,S. dan
Technology Management. CRC Press. Fuad,A. 2014. Alternative model
extended producer responsibility waste
[2.] Deif, A. M. 2011. A System Model For products of fish canning industry the
Green Manufacturing. Journal Advances concept of green manufacturing and
in Production Engineering & corporate social responsibility,
Management 6 2011, 27-36. ISSN 1854- International Food Research Journal
6250 21(3): 1433-1439 (2014)

[3.] Dwiyanto,B.M. 2011. Model [6.] Solimun. 2013. Penguatan Metodologi


Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Penelitian Partial Least Square (PLS) &
Penguatan Sinergi dalam Pengelolaan Gerneral Structural Component Analysis
Sampah Perkotaan. Jurnal Ekonomi (GSCA). Fakultas MIPA Universitas
Pembangunan Volume 12 (2): 239-256 Brawijaya Malang

[4.] Hui, I., He, L., and Dang, C. 2002 [7.] Wiyono, G. 2011. Merancang Penelitian
Environment impact assessment in an Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0
ucertain environment. International & Smart PLS 2.0. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta

81

You might also like