You are on page 1of 9

164 Fokus Ekonomi (FE), Desember 2008, Hal. 164 - 172 Vol.7, No.

3
ISSN: 1412-3851

PENDEKATAN PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI AUDIT


DALAM MENDUKUNG PENUGASAN
PROFESIONAL AUDIT

Oleh: Achmad Badjuri


Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

Abstract

In order to increase their professionalism, auditor demanded to maintain and achieved the goal of
audit. The purpose of audit is to give opinion about auditee assertion. To achieve that purpose,
there are many factors to be concerned by the auditor, which influence their task. The
psychological and communicational factor is highly influence the auditor as they faced the auditee
directly or non directly. The psychological skill help the auditor to self identify, maintain
behavior, keeping the self performance and self control as they communicate with the auditee. The
psychological skill would also help the auditor to better knowing the psychological circumstances
of their client thus the atmosphere of comfort would established on auditing process. This comfort
established by auditor, could become the entry point of auditees open minded nature on the
finding of facts by the auditor. Second, the communication is very important as the initial step for
the auditor to communicate the task and trusteeship of the auditee. Communication skills increase
the smoothness of audit process in order to find and analyze any necessary proves of audit.

Key word: audit, auditor, auditee, opinion, assertion, psychology, communication.

Pendahuluan Dalam meningkatkan profesionalismenya,


seorang auditor haruslah terlebih dahulu
memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan
Integritas, objektifitas dan independensi dilaksanakannya. Auditor dituntut selalu
merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam
kehidupan profesional seorang akuntan. berhubungan dengan auditee. Selain itu auditor
Integritas adalah unsur karakter yang diharapkan mampu memahami perilaku auditee
menunjukkan kemampuan seseorang untuk serta membangun komunikasi dan kerjasama
mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan dengan pihak auditee.
diyakini kebenarannya. Objektifitas berarti
kejujuran dalam mempertimbangkan fakta, Disadari atau tidak, auditor maupun
auditee adalah individu-individu yang
terlepas dari kepentingan pribadi yang melekat
pada fakta yang dihadapinya. Sedangkan mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat maupun
kebiasaan-kebiasaan yang tampil secara khas
independensi berarti bebas dari pengaruh,tidak
dikendalikan dan tidak tergantung pada orang melalui tingkah lakunya. Pemahaman mengenai
tingkah laku manusia menjadi penting bagi
lain.
auditor manakala interaksi antara auditor dengan
Bagi akuntan yang berpraktik sebagai pihak auditee tidak berlangsung harmonis yang
auditor disamping ketiga hal diatas, kemampuan dapat mengganggu kelancaran proses audit.
berkomunikasi merupakan suatu hal lain yang Kondisi demikian memerlukan ketrampilan
sangat dibutuhkan dalam melaksanakan khusus atau keahlian seorang auditor untuk
penugasan profesionalnya. Dalam proses melakukan pendekatan yang lebih baik secara
audit,seorang auditor senantiasa berhubungan psikologis maupun komunikatif. Hal ini
dengan pihak yang diaudit atau auditee. bertujuan agar para auditor dapat memahami dan
Hubungan ini diarahkan pada suatu kerjasama mempelajari langkah-langkah dan cara-cara yang
agar proses audit dapat berjalan dengan lancar. dapat ditempuh untuk dapat menjalin hubungan
yang baik dengan pihak yang diaudit. Auditor
harus mampu menciptakan suasana nyaman bagi
Vol. 7, No. 3, 2008 Fokus Ekonomi 165

auditee pada saat pelaksanaan penugasan Contoh: Tingkah laku auditee yang tidak mau
profesionalnya. Kenyamanan yang diciptakan memberikan informasi atau data yang diperlukan
auditor dapat menjadi entry point sifat auditor, atau adanya sikap auditor yang meminta
keterbukaan auditee dalam penemuan-penemuan data secara kasar. Kita dapat memahami
fakta oleh auditor bagaimana paranan aspek-aspek diatas pada
kondisi demikian.
Pembahasan.
Peranan faktor psikologi dalam praktek audit
Peran Psikologi dalam Audit
bagi seorang auditor adalah:
Psikologi berasal dari bahasa Yunani
psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya a. Penguasaan personal yakni keterampilan
untuk mengklarifikasi dan memahami visi
ilmu pengetahuan. Secara etimologi, psikologi
artinya ilmu pengetahuan yang mempelajari orang, dan mempunyai kesabaran dalam
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam mencapai tujuan.
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. b. Keterampilan membuat asumsi, generalisasi,
Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat gambaran atau kesan secara mendalam dalam
abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur memahami kehidupan dan menentukan sikap
bagi perbuatan-perbuatan pribadi (personal yang harus diambil.
behavior) dari manusia. c. Keterampilan dalam menciptakan visi
Manusia sebagai individu merupakan bersama sehingga segala usaha menuju
kesatuan yang integral dan tidak dapat tujuan tersebut tercapai.
dipisahkan antara aspek-aspek fisiologis, d. Seorang auditor dapat menciptakan suasana
psikologis dan sosial seperti digambarkan dalam
nyaman dan aman sehingga secara
tabel 1.
psikologis, auditee tidak merasa terancam
Tabel 1. dalam memberikan segala sesuatu atau
Aspek Manusia Sebagai Individu informasi yang akan dibutuhkan dalam
pelaksanaan proses audit.
Aspek Manusia sebagai organisme
Secara normal aspek psikologis bekerja
Fisiologis dengan segala masalah biologis
serta fungsinya seperti fungsi berdasarkan aspek fisiologis yang sehat dan
penginderaan, fungsi kelenjar, disesuaikan dengan keadaan lingkungan sosial,
fungsi susunan syaraf pusat, fasilitas sekitarnya, serta nilai-nilai kehidupan
fungsi peredaran darah, dsb yang ada. Kesatuan dari ketiga aspek tersebut
dalam perkembangannya pada setiap orang
Aspek Manusia dengan segala fungsi
Psikologis kemampuan psikis seperti berbeda. Karenanya sering disebut bahwa
pengamatan, perasaan, pikiran, manusia adalah makhluk yang unik.
dsb Fungsi Psikis Manusia.
Aspek Sosial Manusia dengan penghayatan Jiwa, sifat atau psikis manusia terkadang
pada kedua hal diatas dalam sulit ditebak. Manusia terkadang mempunyai
interaksinya dengan lingkungan sifat yang positif, misalnya; jujur, adil, baik hati
atau dunia luar, baik secara pasif
maupun aktif.
dan suka menolong tetapi terkadang mempunyai
sifat negatif, misalnya; berbohong, jahat,
berkhianat. Pada hakekatnya jiwa (psikis)
Dalam setiap tingkah laku, aspek-aspek manusia tak seorangpun dapat mengetahuinya.
tersebut memainkan peranannya sendiri-sendiri, Manusia dapat mengetahui atau memprediksi
namun dalam keadaan tertentu salah satu aspek jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya.
mungkin lebih menonjol dari aspek lainnya. Dengan tingkah laku itulah orang dapat
Untuk memahami makna tingkah laku, semua mengetahui jiwa seseorang. Jadi tingkah laku itu
aspek tersebut perlu diperhitungkan peranannya. merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita
166 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi

hayati dari luar dengan cara mengamati, penugasan tersebut sebagai kebutuhan untuk
menanggapi, mengingat, memikir, dan memperoleh penghasilan yang cukup lumayan.
sebagainya. Dalam penugasan profesionalnya,
d. Sistem Nilai
auditor hendaknya dapat memahami kondisi
psikis auditee sehingga dapat mendorong Sistem nilai yang berlaku di masyarakat
terjalinnya komunikasi yang harmonis selama dapat mempengaruhi persepsi anggota
berlangsungnya tugas audit. masyarakat.
1. Persepsi Contoh: S adalah seorang wanita muda yang
cantik, murah senyum dan banyak bicara
Merupakan kemampuan manusia dalam dipersepsikan sebagai wanita yang genit oleh A
mengorganisasikan pengamatan. Implementasi
yang hidup pada lingkungan dimana wanita
dari hal tersebut bagi auditor adalah memberikan semacam itu dianggap demikian. Sedangkan B
persepsi yang baik kepada pihak auditee. Bentuk mempersepsikan S sebagai wanita yang supel
konkret dari persepsi yang baik ini adalah
dan ramah karena lingkungan dimana B tinggal
tampilnya auditor dengan pakaian yang rapi, memang demikian.
sopan santun, gaya bicara yang wajar dan
ketenangan dalam bertugas. e. Ciri Kepribadian.
Secara faktual satu objek yang sama dapat Ciri kepribadian seseorang akan
dipersepsikan berbeda oleh dua orang atau lebih. berpengaruh terhadap persepsi. Auditor A yang
Hal ini disebabkan pada beberapa hal berikut: pemalu akan mempersepsikan direktur dari suatu
auditee pada saat klarifikasi data sebagai tidak
a. Perhatian. dalam tingkatnya, sedangkan auditor B yang
Faktor ini disebabkan beda fokus perhatian, supel akan melakukannya dengan biasa terhadap
contohnya adalah saat penugasan audit oleh dua klarifikasi data yang dia butuhkan.
orang auditor. Auditor A memfokuskan
2. Berpikir dan Belajar.
perhatian pada penerimaan oleh auditee yang
ramah, sedangkan auditor B memfokuskan pada Belajar merupakan proses dimana
lingkungan kantor auditee yang kumuh dan seseorang menimbulkan atau memperbaiki
terkesan kotor. tingkah laku melalui berbagai aksi atas situasi
yang terjadi sehingga seseorang tersebut
b. Set memperolah pengetahuan atau ketrampilan yang
Set adalah harapan seseorang akan baru. Proses belajar tidak hanya menyangkut
rangsang yang timbul. Perbedaan set akan aktifitas fisik saja tetapi menyangkut kegiatan
menimbulkan perbedaan persepsi, contoh adalah otak. Kegiatan otak inilah yang disebut berpikir.
perbedaan persepsi oleh dua orang mengenai
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
harga suatu barang. Seorang mengatakan bahwa adalah sebagai berikut :
harga barang tersebut murah sedangkan yang
lain mungkin akan mengatakan mahal. a. Waktu istirahat.
c. Kebutuhan. b. Pengetahuan tentang materi yang dipelajari
secara menyeluruh.
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang
menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi c. Pengertian terhadap materi yang dipelajari
persepsi seseorang terhadap sesuatu hal. sebagai modal dalam belajar sesuatu.
Contoh : Suatu penugasan audit, oleh auditor A d. Pengetahuan akan prestasi sendiri.
merupakan kebutuhan untuk mendalami Pada kondisi demikian kita diharapkan mampu
pengetahuan baru tentang sebuah rekening yang melakukan self-evaluation sehingga akan
khas dalam suatu perusahaan yang diaudit membantu dalam proses belajar secara lebih
sedangkan auditor B mungkin menganggap cepat.
Vol. 7, No. 3, 2008 Fokus Ekonomi 167

3. Emosi. menjadi suatu hal yang penting dalam rangka


pelaksanaan tugas profesionalnya. Hal ini
Emosi merupakan perasaan yang selalu
meyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari. dimaksudkan agar auditor selalu meningkatkan
dan mengendalikan dirinya dalam berhubungn
Setiap orang mempunyai emosi yang berbeda-
beda, terkadang seseorang meluapkannya dengan dengan pihak auditee.
cara yang kurang etis tetapi adakalanya Hal-hal yang perlu dikenali dan dipahami oleh
seseorang meluapkannya dengan cara yang auditor mengenai dirinya adalah :
santun. Pada dasarnya tidak mudah membedakan a. Penampilan Auditor
emosi dan menggolongkannya dalam suatu jenis,
hal ini disebabkan beberapa hal dibawah ini : - Cara berdandan atau berpenampilan.
a. Adanya kesulitan dalam menentukan emosi - Gaya bicara.
pada kondisi emosi yang mendalam. - Bahasa tubuh.
b.Satu orang dapat menghayati satu emosi - Nada suara.
dengan berbagai cara.
- Cara duduk.
c. Emosi biasanya dipengaruhi oleh sifat
rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya. b. Kemampuan dan keahlian.
d.Adanya pengaruh dari budaya/lingkungannya. c. Etika pergaulan.
d. Sifat-sifat kepemimpinan.
4. Motif. - Disiplin dan dapat dipercaya.
Motif berarti rangsangan, dorongan, atau - Teliti dalam bekerja dan luwes dalam
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah berkomuniksi.
laku. Sedangkan motivasi merupakan seluruh - Berkemauan keras dan ulet.
proses gerakan manusia, termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul pada diri - Inisiatif, kreatif dan percaya diri.
individu, tingkah laku yang timbul oleh situasi Pemahaman Terhadap Perilaku Auditee.
tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan
Memahami perilaku auditee merupakan hal
atau perbuatan.
penting. Hal ini disebabkan auditor akan
Dalam upaya untuk memahami tingkah berhubungan langsung dengan auditee.
laku seseorang, kita perlu memahami dan Terkadang seorang manusia mempunyai sikap
mengerti terlebih dahulu apa, bagaimanakah dan perilaku yang berubah-ubah dalam waktu
motif tingkah lakunya atau apa yang yang relatif pendek. Hal ini disebabkan kondisi,
dilakukannya, bagaimana ia melakukannya, serta keadaan dan lingkungan dimana seseorang
mengapa ia melakukan hal itu. tersebut berada. Dalam rangka pemahaman
Contoh: seorang auditor yang mendapat diatas perlulah auditor untuk memahami hal-hal
perlakuan atau pelayanan yang kurang simpatik, berikut :
sinis dan tidak mau terbuka dari pihak auditee, 1. Motivasi.
maka auditor perlu mengetahui motif dari
Motivasi merupakan dorongan yang
auditee melakukan hal tersebut. Mungkin
menggerakkan seseorang untuk berbuat atau
penyebab kurang simpatiknya auditee adalah
bertingkah laku yang sangat erat hubungannya
karena ia baru mendapat masalah, atau baru saja
dengan kebutuhan hidup manusia. Manakala
dimarahi oleh atasannya, atau hal lainnya yang
seorang manusia telah tercukupi kebutuhan
dapat mendorong tingkah laku tersebut.
hidupnya, baik lahir maupun batin maka dia
5. Pemahaman Diri Sebagai Auditor. akan cenderung bersikap tenang dan sangat
Sebagai seorang auditor, pemahaman diri menghargai orang lain. Berdasarkan urgensinya,
mengenai siapa dirinya ataupun tugasnya kebutuhan hidup seseorang terdiri dari:
168 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi

- Kebutuhan dasar/primer. 3. Sikap Manusia.


- Kebutuhan sekunder . Sikap atau attitude merupakan kesediaan
seseorang untuk bereaksi terhadap suatu hal.
- Kebutuhan sosial dan rasa aman.
Biasanya hal atau objek yang dijadikan sasaran
- Kebutuhan akan dihargai dan aktualisasi dari sikap manusia tersebut adalah orang-orang,
diri. benda-benda, norma-norma, peristiwa-peristiwa,
2. Tipe-tipe Manusia. peraturan-peraturan dan lain-lain.
Pemahaman tentang tipikal manusia Sikap manusia cenderung dipengaruhi oleh
diperlukan dalam rangka memahami lebih luas perwujudan manusia sebagai mahluk sosial dan
mengenai perbedaan-perbedaan yang ada pada individu. Ketika seseorang berhadapan dengan
setiap individu manusia. Tipe manusia sangat kepentingan sosial maka secara tidak langsung
beragam berdasarkan pendekatan-pendekatan dia harus berlaku sosial. Ketika kepentingan
yang dipakai. Berdasarkan arah perhatiannya, individunya muncul seketika, maka muncullah
Jung C.G membedakan manusia menjadi tiga sikap individunya.
golongan : 4. Sifat-sifat Manusia.
a. Tipe manusia extraverse dan orangnya Dalam hal ini terdapat dua kecenderungan
disebut extravert. sifat-sifat manusia yaitu sifat baik/positif dan
Ciri-ciri seorang yang extravert : jelek/negatif. Sifat yang baik perlu untuk
dikenali untuk diarahkan dan dikembangkan
- Mementingkan lingkungannya daripada sehingga menjadi pendorong yang kuat
diri sendiri. kesuksesan manusia. Sedangkan sifat yang
- Mementingkan kepentingan umum negatif perlu dicegah sehingga tidak menjadi
daripada kepentingan pribadi. faktor penghalang yang menonjol dalam meraih
kesuksesan manusia.
- Berhati terbuka, gembira, ramah, luwes
dalam pergaulan dan mudah mendapat 5. Tipe Kepemimpinan.
kawan. Tipe kepemimpinan merupakan ciri khas
b. Tipe manusia introverse dan orangnya seorang pemimpin dalam membimbing,
disebut introvert. mengarahkan, mempengaruhi dan mengerahkan
bawahannya pada suatu tujuan tertentu.
Ciri-ciri seorang yang introvert : Memahami hal diatas bagi seorang auditor
- Mementingkan dirinya daripada sangat penting karena dalam penugasan audit dia
lingkungannya. harus berhadapan dengan pimpinan dari sebuah
institusi atau lembaga yang diaudit.
- Mementingkan kepentingan pribadi
daripada kepentingan umum. Pada umumnya tipe kepemimpinan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
- Cenderung pendiam, egois, menyendiri,
sukar bergaul dan membutuhkan waktu - Kepemimpinan Otoriter.
lama untuk berteman. - Kepemimpinan Demokratis.
c. Tipe yang ketiga adalah ambiverse dan - Kepemimpinan Bebas.
orangnya disebut ambivert
Seorang yang bertipe demikian mempunyai
gabungan sifat dari kedua tipe sebelumnya. Hubungan Human Relation dan Komunikasi
Kemunculan diantara keduanya tergantung ciri Audit.
mana yang lebih menonjol. Berdasarkan fakta Auditor perlu mempelajari Human Relation
yang ada, manusia lebih banyak memiliki tipe dan komunikasi dengan harapan diperoleh
yang ketiga ini. kerjasama yang baik dan harmonis dengan pihak
Vol. 7, No. 3, 2008 Fokus Ekonomi 169

auditee pada saat melaksanakan tugas pula bagi auditor agar komunikasi dapat
profesionalnya. Human Relation dan komunikasi dilakukan dengan baik. Unsur-unsur terjadinya
ini berorientasi pada kegiatan yang dilakukan komunikasi terlihat dalam tabel 2.
dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu Tabel 2.
dengan mengubah sikap, pandangan, atau Unsur-unsur komunikasi
perilaku auditee. Biasanya pendekatan yang
dipakai adalah secara persuasif dan partisipasif. Komunik Orang yang menyampaikan pesan
Dalam Human Relation dan komunikasi ator
terdapat dua faktor penting yang harus dipahami
Pesan Dapat berupa ide, informasi, keluhan,
oleh auditor yaitu etika dan empati. Faktor etika keyakinan, himbauan dan anjuran
dapat menimbulkan sikap etik sedangkan empati dengan bantuan bahasa, gerak-gerik,
dapat menimbulkan sikap empatik. Human ekspresi wajah, gambar, warna dan
Relation dan komunikasi ini sangat berkaitan isyarat lainnya.
dengan upaya menghilangkan hambatan
Komunik Orang yang menerima pesan
komunikasi, mencegah salah pengertian, dan asi
mengembangkan sifat keterbukaan auditee
dalam penemuan-penemuan fakta oleh auditor. Media Sarana atau saluran yang mendukung
Interaksi antara auditor dan auditee nantinya pesan bila komunikasi jauh tempatnya
sangat mendukung dalam keberhasilan tugas atau banyak jumlahnya.
keduanya.
Efek Dampak sebagai pengaruh dari
pesan
Pemahaman Auditor Dalam Komunikasi
Audit.
Komunikasi dalam audit sangat penting Penyampaian pesan oleh komunikator
sebagai langkah awal auditor kepada komunikan melalui berbagai sarana akan
mengkomunikasikan tugas profesionalnya menimbulkan efek dalam komunikasi itu sendiri.
terhadap auditee. Komunikasi yang dibangun Efek inilah sebenarnya hal yang pokok dalam
secara baik oleh auditor terhadap auditee akan komunikasi walaupun untuk memunculkannya
mendorong kelancaran auditor dalam mencari membutuhkan seni tersendiri. Dampak efek yang
dan menganalisis bukti-bukti audit yang ditimbulkan dari komunikasi terlihat dalam
dibutuhkan. tabel-3.
1. Peranan Komunikasi Audit. Tabel 3.
Bagi auditor komunikasi sangatlah penting Efek Komunikasi
karena kegiatan audit menyangkut proses
penyampaian informasi dan perolehan informasi Efek Efek ini berkaitan dengan pikiran,
yang diperlukan dalam mencapai hasil audit. Kognitif nalar atau rasio, misalnya komunikan
Dalam kaitan ini para auditor setidaknya dapat yang semula tidak tahu menjadi tahu,
yang semula tidak mengerti menjadi
menciptakan suasana psikologis terhadap mengerti
auditee. Suasana psikologis tersebut antara lain
menciptakan suasana nyaman, aman dan auditee Efek Afektif Efek ini berkaitan dengan perasaan,
tidak merasa terancam dalam memberikan misalnya rasa senang dan tidak
informasi yang dibutuhkan menyangkut adanya senang terhadap suatu pesan atau
informasi
fakta penyimpangan yang ditemukan auditor.
Efek Konatif Efek Konatif ini berkaitan dengan
2. Unsur-unsur dan Proses Komunikasi. efek yang menimbulkan
Pemahaman mengenai unsur-unsur dan kecenderungan untuk bertingkah
proses komunikasi merupakan hal yang penting laku tertentu secara fisik/jasmaniah
170 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi

Tabel 5.
Faktor Keberhasilan Komunikasi
Efektifitas komunikasi tampak dari dampak
yang timbul dari ketiga efek tersebut. Memang
Credibility Adanya saling kepercayaan antara
tidak mudah untuk menimbulkan efek-efek auditor dengan auditee akan
tersebut, bahkan sering kali kita mengalami kemampuan professional masing-
kegagalan dalam proses komunikasi. Penyebab masing.
kegagalan dalam komunikasi lebih disebabkan
pada ketidakmampuan dan kondisi unsur-unsur Context Berhubungan erat dengan situasi atau
kondisi lingkungan dimana auditee
komunikasi itu sendiri (Davis dan
berada.
Newstrom:1985) seperti terlihat dalam tabel 4.
Content Terdapat adanya
Tabel 4. pengertian/pemahaman auditee
Faktor Kegagalan Komunikasi terhadap tugas auditor serta adanya
kepuasan kedua belah pihak.
Komunikator Tidak mampu berbahasa dengan
baik dan benar (hambatan Clarity Adanya kejelasan isi pesan dan
semantis). tujuan audit yang hendak dicapai.

Awam mengenai pesan yang Continuity Komunikasi antara auditor dan


disampaikan. and auditee terjadi terus menerus dan
Consistency tidak bertentangan.
Diragukan kredibilitasnya, dll.
Capability Auditor hendaknya menyesuaikan
Pesan Tidak menarik bagi komunikator of Audience dengan kemampuan auditee.
atau tidak menyangkut
kepentingan komunikan Channel of Media komunikasi, menggunakan
Distribution yang sudah ada atau biasa, contoh :
Media Terkadang media yang dipakai telpon, faximil, internet, dll.
tidak tepat, terdapat gangguan
mekanik, gangguan suara/berisik.
Lingkungan Terjadi ketidakserasian secara 3. Komunikasi Lisan dan Tertulis Dalam
sosiologis dan psikologis antara Audit.
komunikan dan komunikator
Dalam audit, komunikasi lisan dan tertulis
merupakan hal yang biasa dilakukan.
Untuk mendukung keberhasilan dalam Komunikasi lisan biasanya dilakukan dengan
proses komunikasi, auditor perlu untuk wawancara baik secara tatap muka (direct
memahami beberapa hal yang menjadi kunci communication) atau menggunakan media
dalam berkomunikasi seperti terlihat dalam (indirect communication). Komunikasi secara
tabel-5. langsung diharapkan dapat menghindari adanya
kesalahpahaman terhadap persepsi auditor dan
auditee pada suatu wacana audit tertentu dan
menciptakan suasana kerja yang penuh
keakraban dan demokratis.
Komunikasi tertulis dalam audit biasanya
bersifat konfirmasi, penyusunan kertas kerja
audit, memo dan pembuatan laporan keuangan.
Komunikasi tertulis ini pada dasarnya dapat
digunakan sebagai bukti audit. Bukti audit pada
akhirnya akan menentukan hasil opini auditor.
Vol. 7, No. 3, 2008 Fokus Ekonomi 171

4. Wawancara. Apabila auditor merasa nyaman dalam


bekerja maka dia dapat menyelesaikan pekerjaan
Wawancara merupakan suatu proses
interaksi yang dilakukan dengan komunikasi yang memuaskan bagi kedua belah pihak,
demikian juga bagi audite dalam memberikan
lisan dengan menggunakan metode tanya jawab
yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut informasi yang dibutuhkan auditor dalam
pelaksanaan tugas auditornya. Bila auditee tidak
Sarlito Wirawan (1992) wawancara merupakan
upaya untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, mau bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
dengan tidak memberikan data yang lengkap
pandangan, proses berfikir, proses penginderaan
dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku maka auditor harus mampu mencari
permasalahan yang ada dibelakang tingkah laku
dari subjek yang diwawancarai. Pada dasarnya
wawancara dilakukan secara berhadap-hadapan auditee tersebut dengan mengamati dan
fisik antara auditor dan auditee. melakukan interaksi serta pendekatan-
pendekatan sehingga pada akhirnya dapat
Wawancara dalam audit digunakan untuk ditemukan akar permasalahan dan dapat dicari
mendapatkan data maupun fakta yang digunakan titik solusi yang baik.
untuk mencapai tujuan audit. Dalam kaitan ini
Melakukan komunikasi yang baik dengan
berfungsi sebagai metode pelengkap atau sebagai
kriterium. Sebagai metode pelengkap, auditee untuk mencapai tujuan tertentu dapat
menghilangkan hambatan dan mencegah salah
wawancara digunakan sebagai alat untuk
mencari informasi yang tidak dapat diperoleh komunikasi dan mengembangkan sikap
keterbukaan akan sangat mendukung dalam
dengan cara lain contohnya : investigasi dan
observasi. Sedangkan sebagai kriterium, keberhasilan tugas kedua belah pihak.
wawancara digunakan untuk menguji kebenaran
dan kemantapan dari suatu bukti audit yang telah
Penutup
diperoleh sebelumnya.
Dalam rangka mlaksanakan tugas
Dalam wawancara audit, perlu
profesionalnya, auditor dit untut untuk selalu
dipertimbangkan adanya suasana psikologis menjaga dan mencapai tujuan audit. Dalam
yang penuh persahabatan, ramah tamah, saling
mencapai hal tersebut auditor memperhitungkan
menghargai, saling mempercayai dengan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam
harapan auditee merasa aman, nyaman dan tidak
tugasnya. Psikologi dan komunikasi audit
merasa terancam sehingga informasi audit dapat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
diperoleh sesuai tujuannya. Pada kondisi
tugas auditor dilapangan manakala secara
demikian auditor diharapkan dapat menjaga
langsung maupun tidak langsung harus
penampilan diri, menguasai suasana dan benar- berhadapan atau berhubungan dengan auditee.
benar menimbulkan suasana yang bebas pada
Pemahaman auditor terhadap kedua faktor
auditee. tersebut untuk memahami karakter auditee yang
Dalam melaksanakan proses audit., dimana memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
auditor dituntut untuk profesional, maka auditor Karakter auditee tesebut banyak dipengaruhi
terlebih dahulu memahami dirinya sendiri dan oleh suasana pribadi, budaya atau lingkungan.
tugas yang akan dilaksanakannya serta selalu Pemahaman mengenai tingkah laku auditee
meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam menjadi penting manakala interaksi antara
berhubungan dengan auditee. Auditor haruslah auditor dan auditee tidak berlangsung harmonis
dapat memahami kondisi lingkungan dimana yang dapat mengganggu kelancaran proses audit.
terdapat beberapa auditee yang berbeda dalam Pada kondisi demikian maka auditor wajib
segala tingkah laku dan kondisi yang menciptakan suasana nyaman dalam penugasan
menyertainya. Terlebih dulu dapat dilakukan profesionalnya sehingga rasa nyaman tersebut
pengamatan dan memberikan presepsi yang baik dapat memecah kebuntuan komunikasi antara
dalam bentuk penampilan diri auditor itu sendiri. auditor dan auditee.
172 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi

Dalam penugasan profesionalnya, auditor Jung, Carl G, (1986), Menjadi Diri Sendiri:
harus mampu mendorong dirinya untuk Pendekatan Psikologi Analitis, Jakarta,
mengenali dirinya dan tugas berat yang Gramedia.
diembannya. Hal ini penting bagi auditor dalam
rangka menguasai komunikasi dan J. Supranto (1997), Manajemen Sumber Daya
mengendalikan diri dalam berhubungan dengan Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.
pihak auditee. Penampilan diri, kemampuan dan
keahlian, etika pergaulan, kemampuan Keith Davis, John W. Newstrom, 1985, Human
berkomunikasi, mampu membaca psikologis Behaviour at Work : Organizational
auditee dan sifat kepemimpinan merupakan Behaviour, England, McGraw-Hill.
beberapa hal yang sangat penting dalam
mendukung keberhasilan dalam penugasan audit. Keith Davis & John W. Newtrom (1995).
Perilaku Dalam Organisasi. Jilid 1, Edisi
VII, Penerbit Erlangga.
Daftar Pustaka
Mulyadi, Puradireja, Auditing, 1998, Jakarta,
Salemba Empat.
Arens & Loebbecke (1997). Auditing, Salemba
Empat, Jakarta. Reinberg, Tanosky, Tarrant, 1985, The New
Psychology for Managing People,
Boynton, Johnson & Kell ( 2002), Modern Semarang, Dahara Prize.
Auditing, Erlangga, Jakarta.
Robbins Stephen, (1996), Perilaku Organisasi.
Eugene Ehrlich, Gene R. Hawes, 1985, Speak for PT Bhuana Ilmu Komputer Jakarta.
Succes, Semarang, Dahara Prize.
Sarlito Wirawan Sarwono, 1992, Psikologi
Handoko, T.H (1998). Manajemen Personalia Lingkungan, Jakarta, Gramedia.
dan Sumber Daya Manusia. Edisi III,
BPFE, Yogyakarta. Tuanakotta, Theodorus M, (1983), Teori
Akuntansi, Jakarta, Lembaga Penerbit FE
Heidjrachman, Suad Husnan (2000). Manajemen Universitas Indonesia.
Personalia. Edisi IV. BPFE, Yogyakarta.

You might also like