Professional Documents
Culture Documents
ID Pendekatan Psikologi Dan Komunikasi Audit Dalam Mendukung Penugasan Profesional PDF
ID Pendekatan Psikologi Dan Komunikasi Audit Dalam Mendukung Penugasan Profesional PDF
3
ISSN: 1412-3851
Abstract
In order to increase their professionalism, auditor demanded to maintain and achieved the goal of
audit. The purpose of audit is to give opinion about auditee assertion. To achieve that purpose,
there are many factors to be concerned by the auditor, which influence their task. The
psychological and communicational factor is highly influence the auditor as they faced the auditee
directly or non directly. The psychological skill help the auditor to self identify, maintain
behavior, keeping the self performance and self control as they communicate with the auditee. The
psychological skill would also help the auditor to better knowing the psychological circumstances
of their client thus the atmosphere of comfort would established on auditing process. This comfort
established by auditor, could become the entry point of auditees open minded nature on the
finding of facts by the auditor. Second, the communication is very important as the initial step for
the auditor to communicate the task and trusteeship of the auditee. Communication skills increase
the smoothness of audit process in order to find and analyze any necessary proves of audit.
auditee pada saat pelaksanaan penugasan Contoh: Tingkah laku auditee yang tidak mau
profesionalnya. Kenyamanan yang diciptakan memberikan informasi atau data yang diperlukan
auditor dapat menjadi entry point sifat auditor, atau adanya sikap auditor yang meminta
keterbukaan auditee dalam penemuan-penemuan data secara kasar. Kita dapat memahami
fakta oleh auditor bagaimana paranan aspek-aspek diatas pada
kondisi demikian.
Pembahasan.
Peranan faktor psikologi dalam praktek audit
Peran Psikologi dalam Audit
bagi seorang auditor adalah:
Psikologi berasal dari bahasa Yunani
psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya a. Penguasaan personal yakni keterampilan
untuk mengklarifikasi dan memahami visi
ilmu pengetahuan. Secara etimologi, psikologi
artinya ilmu pengetahuan yang mempelajari orang, dan mempunyai kesabaran dalam
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam mencapai tujuan.
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. b. Keterampilan membuat asumsi, generalisasi,
Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat gambaran atau kesan secara mendalam dalam
abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur memahami kehidupan dan menentukan sikap
bagi perbuatan-perbuatan pribadi (personal yang harus diambil.
behavior) dari manusia. c. Keterampilan dalam menciptakan visi
Manusia sebagai individu merupakan bersama sehingga segala usaha menuju
kesatuan yang integral dan tidak dapat tujuan tersebut tercapai.
dipisahkan antara aspek-aspek fisiologis, d. Seorang auditor dapat menciptakan suasana
psikologis dan sosial seperti digambarkan dalam
nyaman dan aman sehingga secara
tabel 1.
psikologis, auditee tidak merasa terancam
Tabel 1. dalam memberikan segala sesuatu atau
Aspek Manusia Sebagai Individu informasi yang akan dibutuhkan dalam
pelaksanaan proses audit.
Aspek Manusia sebagai organisme
Secara normal aspek psikologis bekerja
Fisiologis dengan segala masalah biologis
serta fungsinya seperti fungsi berdasarkan aspek fisiologis yang sehat dan
penginderaan, fungsi kelenjar, disesuaikan dengan keadaan lingkungan sosial,
fungsi susunan syaraf pusat, fasilitas sekitarnya, serta nilai-nilai kehidupan
fungsi peredaran darah, dsb yang ada. Kesatuan dari ketiga aspek tersebut
dalam perkembangannya pada setiap orang
Aspek Manusia dengan segala fungsi
Psikologis kemampuan psikis seperti berbeda. Karenanya sering disebut bahwa
pengamatan, perasaan, pikiran, manusia adalah makhluk yang unik.
dsb Fungsi Psikis Manusia.
Aspek Sosial Manusia dengan penghayatan Jiwa, sifat atau psikis manusia terkadang
pada kedua hal diatas dalam sulit ditebak. Manusia terkadang mempunyai
interaksinya dengan lingkungan sifat yang positif, misalnya; jujur, adil, baik hati
atau dunia luar, baik secara pasif
maupun aktif.
dan suka menolong tetapi terkadang mempunyai
sifat negatif, misalnya; berbohong, jahat,
berkhianat. Pada hakekatnya jiwa (psikis)
Dalam setiap tingkah laku, aspek-aspek manusia tak seorangpun dapat mengetahuinya.
tersebut memainkan peranannya sendiri-sendiri, Manusia dapat mengetahui atau memprediksi
namun dalam keadaan tertentu salah satu aspek jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya.
mungkin lebih menonjol dari aspek lainnya. Dengan tingkah laku itulah orang dapat
Untuk memahami makna tingkah laku, semua mengetahui jiwa seseorang. Jadi tingkah laku itu
aspek tersebut perlu diperhitungkan peranannya. merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita
166 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi
hayati dari luar dengan cara mengamati, penugasan tersebut sebagai kebutuhan untuk
menanggapi, mengingat, memikir, dan memperoleh penghasilan yang cukup lumayan.
sebagainya. Dalam penugasan profesionalnya,
d. Sistem Nilai
auditor hendaknya dapat memahami kondisi
psikis auditee sehingga dapat mendorong Sistem nilai yang berlaku di masyarakat
terjalinnya komunikasi yang harmonis selama dapat mempengaruhi persepsi anggota
berlangsungnya tugas audit. masyarakat.
1. Persepsi Contoh: S adalah seorang wanita muda yang
cantik, murah senyum dan banyak bicara
Merupakan kemampuan manusia dalam dipersepsikan sebagai wanita yang genit oleh A
mengorganisasikan pengamatan. Implementasi
yang hidup pada lingkungan dimana wanita
dari hal tersebut bagi auditor adalah memberikan semacam itu dianggap demikian. Sedangkan B
persepsi yang baik kepada pihak auditee. Bentuk mempersepsikan S sebagai wanita yang supel
konkret dari persepsi yang baik ini adalah
dan ramah karena lingkungan dimana B tinggal
tampilnya auditor dengan pakaian yang rapi, memang demikian.
sopan santun, gaya bicara yang wajar dan
ketenangan dalam bertugas. e. Ciri Kepribadian.
Secara faktual satu objek yang sama dapat Ciri kepribadian seseorang akan
dipersepsikan berbeda oleh dua orang atau lebih. berpengaruh terhadap persepsi. Auditor A yang
Hal ini disebabkan pada beberapa hal berikut: pemalu akan mempersepsikan direktur dari suatu
auditee pada saat klarifikasi data sebagai tidak
a. Perhatian. dalam tingkatnya, sedangkan auditor B yang
Faktor ini disebabkan beda fokus perhatian, supel akan melakukannya dengan biasa terhadap
contohnya adalah saat penugasan audit oleh dua klarifikasi data yang dia butuhkan.
orang auditor. Auditor A memfokuskan
2. Berpikir dan Belajar.
perhatian pada penerimaan oleh auditee yang
ramah, sedangkan auditor B memfokuskan pada Belajar merupakan proses dimana
lingkungan kantor auditee yang kumuh dan seseorang menimbulkan atau memperbaiki
terkesan kotor. tingkah laku melalui berbagai aksi atas situasi
yang terjadi sehingga seseorang tersebut
b. Set memperolah pengetahuan atau ketrampilan yang
Set adalah harapan seseorang akan baru. Proses belajar tidak hanya menyangkut
rangsang yang timbul. Perbedaan set akan aktifitas fisik saja tetapi menyangkut kegiatan
menimbulkan perbedaan persepsi, contoh adalah otak. Kegiatan otak inilah yang disebut berpikir.
perbedaan persepsi oleh dua orang mengenai
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
harga suatu barang. Seorang mengatakan bahwa adalah sebagai berikut :
harga barang tersebut murah sedangkan yang
lain mungkin akan mengatakan mahal. a. Waktu istirahat.
c. Kebutuhan. b. Pengetahuan tentang materi yang dipelajari
secara menyeluruh.
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang
menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi c. Pengertian terhadap materi yang dipelajari
persepsi seseorang terhadap sesuatu hal. sebagai modal dalam belajar sesuatu.
Contoh : Suatu penugasan audit, oleh auditor A d. Pengetahuan akan prestasi sendiri.
merupakan kebutuhan untuk mendalami Pada kondisi demikian kita diharapkan mampu
pengetahuan baru tentang sebuah rekening yang melakukan self-evaluation sehingga akan
khas dalam suatu perusahaan yang diaudit membantu dalam proses belajar secara lebih
sedangkan auditor B mungkin menganggap cepat.
Vol. 7, No. 3, 2008 Fokus Ekonomi 167
auditee pada saat melaksanakan tugas pula bagi auditor agar komunikasi dapat
profesionalnya. Human Relation dan komunikasi dilakukan dengan baik. Unsur-unsur terjadinya
ini berorientasi pada kegiatan yang dilakukan komunikasi terlihat dalam tabel 2.
dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu Tabel 2.
dengan mengubah sikap, pandangan, atau Unsur-unsur komunikasi
perilaku auditee. Biasanya pendekatan yang
dipakai adalah secara persuasif dan partisipasif. Komunik Orang yang menyampaikan pesan
Dalam Human Relation dan komunikasi ator
terdapat dua faktor penting yang harus dipahami
Pesan Dapat berupa ide, informasi, keluhan,
oleh auditor yaitu etika dan empati. Faktor etika keyakinan, himbauan dan anjuran
dapat menimbulkan sikap etik sedangkan empati dengan bantuan bahasa, gerak-gerik,
dapat menimbulkan sikap empatik. Human ekspresi wajah, gambar, warna dan
Relation dan komunikasi ini sangat berkaitan isyarat lainnya.
dengan upaya menghilangkan hambatan
Komunik Orang yang menerima pesan
komunikasi, mencegah salah pengertian, dan asi
mengembangkan sifat keterbukaan auditee
dalam penemuan-penemuan fakta oleh auditor. Media Sarana atau saluran yang mendukung
Interaksi antara auditor dan auditee nantinya pesan bila komunikasi jauh tempatnya
sangat mendukung dalam keberhasilan tugas atau banyak jumlahnya.
keduanya.
Efek Dampak sebagai pengaruh dari
pesan
Pemahaman Auditor Dalam Komunikasi
Audit.
Komunikasi dalam audit sangat penting Penyampaian pesan oleh komunikator
sebagai langkah awal auditor kepada komunikan melalui berbagai sarana akan
mengkomunikasikan tugas profesionalnya menimbulkan efek dalam komunikasi itu sendiri.
terhadap auditee. Komunikasi yang dibangun Efek inilah sebenarnya hal yang pokok dalam
secara baik oleh auditor terhadap auditee akan komunikasi walaupun untuk memunculkannya
mendorong kelancaran auditor dalam mencari membutuhkan seni tersendiri. Dampak efek yang
dan menganalisis bukti-bukti audit yang ditimbulkan dari komunikasi terlihat dalam
dibutuhkan. tabel-3.
1. Peranan Komunikasi Audit. Tabel 3.
Bagi auditor komunikasi sangatlah penting Efek Komunikasi
karena kegiatan audit menyangkut proses
penyampaian informasi dan perolehan informasi Efek Efek ini berkaitan dengan pikiran,
yang diperlukan dalam mencapai hasil audit. Kognitif nalar atau rasio, misalnya komunikan
Dalam kaitan ini para auditor setidaknya dapat yang semula tidak tahu menjadi tahu,
yang semula tidak mengerti menjadi
menciptakan suasana psikologis terhadap mengerti
auditee. Suasana psikologis tersebut antara lain
menciptakan suasana nyaman, aman dan auditee Efek Afektif Efek ini berkaitan dengan perasaan,
tidak merasa terancam dalam memberikan misalnya rasa senang dan tidak
informasi yang dibutuhkan menyangkut adanya senang terhadap suatu pesan atau
informasi
fakta penyimpangan yang ditemukan auditor.
Efek Konatif Efek Konatif ini berkaitan dengan
2. Unsur-unsur dan Proses Komunikasi. efek yang menimbulkan
Pemahaman mengenai unsur-unsur dan kecenderungan untuk bertingkah
proses komunikasi merupakan hal yang penting laku tertentu secara fisik/jasmaniah
170 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi
Tabel 5.
Faktor Keberhasilan Komunikasi
Efektifitas komunikasi tampak dari dampak
yang timbul dari ketiga efek tersebut. Memang
Credibility Adanya saling kepercayaan antara
tidak mudah untuk menimbulkan efek-efek auditor dengan auditee akan
tersebut, bahkan sering kali kita mengalami kemampuan professional masing-
kegagalan dalam proses komunikasi. Penyebab masing.
kegagalan dalam komunikasi lebih disebabkan
pada ketidakmampuan dan kondisi unsur-unsur Context Berhubungan erat dengan situasi atau
kondisi lingkungan dimana auditee
komunikasi itu sendiri (Davis dan
berada.
Newstrom:1985) seperti terlihat dalam tabel 4.
Content Terdapat adanya
Tabel 4. pengertian/pemahaman auditee
Faktor Kegagalan Komunikasi terhadap tugas auditor serta adanya
kepuasan kedua belah pihak.
Komunikator Tidak mampu berbahasa dengan
baik dan benar (hambatan Clarity Adanya kejelasan isi pesan dan
semantis). tujuan audit yang hendak dicapai.
Dalam penugasan profesionalnya, auditor Jung, Carl G, (1986), Menjadi Diri Sendiri:
harus mampu mendorong dirinya untuk Pendekatan Psikologi Analitis, Jakarta,
mengenali dirinya dan tugas berat yang Gramedia.
diembannya. Hal ini penting bagi auditor dalam
rangka menguasai komunikasi dan J. Supranto (1997), Manajemen Sumber Daya
mengendalikan diri dalam berhubungan dengan Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.
pihak auditee. Penampilan diri, kemampuan dan
keahlian, etika pergaulan, kemampuan Keith Davis, John W. Newstrom, 1985, Human
berkomunikasi, mampu membaca psikologis Behaviour at Work : Organizational
auditee dan sifat kepemimpinan merupakan Behaviour, England, McGraw-Hill.
beberapa hal yang sangat penting dalam
mendukung keberhasilan dalam penugasan audit. Keith Davis & John W. Newtrom (1995).
Perilaku Dalam Organisasi. Jilid 1, Edisi
VII, Penerbit Erlangga.
Daftar Pustaka
Mulyadi, Puradireja, Auditing, 1998, Jakarta,
Salemba Empat.
Arens & Loebbecke (1997). Auditing, Salemba
Empat, Jakarta. Reinberg, Tanosky, Tarrant, 1985, The New
Psychology for Managing People,
Boynton, Johnson & Kell ( 2002), Modern Semarang, Dahara Prize.
Auditing, Erlangga, Jakarta.
Robbins Stephen, (1996), Perilaku Organisasi.
Eugene Ehrlich, Gene R. Hawes, 1985, Speak for PT Bhuana Ilmu Komputer Jakarta.
Succes, Semarang, Dahara Prize.
Sarlito Wirawan Sarwono, 1992, Psikologi
Handoko, T.H (1998). Manajemen Personalia Lingkungan, Jakarta, Gramedia.
dan Sumber Daya Manusia. Edisi III,
BPFE, Yogyakarta. Tuanakotta, Theodorus M, (1983), Teori
Akuntansi, Jakarta, Lembaga Penerbit FE
Heidjrachman, Suad Husnan (2000). Manajemen Universitas Indonesia.
Personalia. Edisi IV. BPFE, Yogyakarta.