You are on page 1of 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh :
AZKA SABILILLAH
NIM : 2015310494

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2019
Scanned by CamScanner
ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE DYSFUNCTIONAL AUDIT
BEHAVIOR

Azka Sabilillah
STIE Perbanas Surabaya
Email : azkasabilillah@gmail.com

ABSTRACT

Dysfunctional audit behavior is deviant behavior carried out by the auditor in the form of
manipulation, fraud or deviation from audit standards. The auditor must be able to maintain
credibility, users of financial information will doubt of the information presented if they do not
trust the credibility of the accountant in processing and presenting financial information. This
study aims to examine the effect of locus of control, turnover intention, organizational
commitment, audit ethics on dysfunctional audit behavior.This study uses primary data collected
from the distribution of questionnaires. This study uses Structural Equation Modeling - Partial
Least Squares with the help of SmartPLS 3.0. Respondents in this study consisted of auditors
who work in the Public Accountant Firm in Surabaya which was recorded in the 2018 directory
of the Indonesian Institute of Certified Public Accountants and was selected based on the
purposive sampling method. The criteria used in this study are auditors with a minimum work
period of one year and have carried out the audit process. Based on the evaluation results of the
outer model stated that the independent variables passed the validity test and reliability test
which shows that there is accuracy, consistency, and accuracy of instrumentation in measuring
the research construct. The results of the model analysis show that locus of control, turnover
intention and audit ethics have a significant effect on dysfunctional audit behavior while
organizational commitment does not have a significant effect on dysfunctional audit behavior.

Keywords : locus of control, turnover intention , organization commitment, audit etics,


dysfunctional audit behavior

PENDAHULUAN pelaksanaan audit di lapangan (premature


Perilaku disfungsional audit sign off), pemerolehan bukti yang kurang,
merupakan perilaku menyimpang yang pemrosesan yang kurang akurat, dan
dilakukan oleh seorang auditor dalam kesalahan dari tahapan-tahapan audit.
bentuk manipulasi, kecurangan ataupun Laporan keuangan perusahaan
penyimpangan terhadap standar audit. merupakan laporan yang berisi tentang
Donelly et. al., (2003) mengemukakan posisi keuangan, kinerja keuangan
bahwa penyimpangan perilaku yang perusahaan hingga aktifitas operasional
biasanya dilakukan oleh seorang auditor perusahaan pada periode tertentu. Tujuan
antara lain melaporkan waktu audit dengan pelaporan keuangan menurut Statement of
total waktu yang lebih pendek daripada Financial Accounting Concept No.1
waktu yang sebenarnya (underreporting of Pelaporan keuangan harus dapat menyajikan
audit time), merubah dan atau menghentikan informasi yang dapat membantu pihak
prosedur yang telah ditetapkan dalam eksternal dan pengguna lainnya untuk

1
membuat keputusan secara rasional. Untuk perilaku seseorang individu yang
dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dipengaruhi oleh faktor internal dan
dalam pengambilan keputusan maka eksternal. Pengaruh internal tersebut
informasi keuangan harus disajikan secara meliputi kemampuannya secara personal
relevan dan andal. Sebagai pihak yang yang dimiliki oleh seorang individu
bertanggung jawab dalam memastikan misalnya seperti sifat, karakter, sikap,
keandalan dan relevansi dari suatu laporan kemampuan, keahlian maupun usaha,
keuangan, seorang auditor sudah semestinya sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
dapat dipercaya sebagai orang yang eksternal merupakan pengaruh dari luar
berperilaku professional dan etis sehingga kendali individu seperti misalnya tekanan
hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi situasi, kesulitan atau keberuntungan dalam
dan keandalannya. Pemakai informasi pekerjaan. Teori atribusi digunakan karena
keuangan akan meragukan informasi yang teori ini dapat menjelaskan faktor-faktor
tersaji apabila mereka tidak mempercayai yang menjadi penyebab perilaku seseorang
kredibilitas akuntan dalam memproses dan khususnya perilaku disfungsional auditor
menyajikan informasi keuangan (Harini, diantaranya locus of control, turnover
2010). intention dan etika audit karena pada
Perilaku disfungsional audit adalah dasarnya ketiga faktor tersebut juga
perilaku auditor dalam proses audit yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun
tidak sesuai dengan program audit yang eksternal yang mendorong seseorang untuk
telah ditetapkan atau menyimpang dari melakukan suatu aktivitas sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (Harini et. al., penjelasan dari teori atribusi.
2010). Lestari (2010) dalam Istiqomah dan Teori komitmen organisasi menurut
Hanny (2017) menjelaskan bahwa untuk Porter et al. (1973) teori ini didefinisikan
menghasilkan laporan audit yang berkualitas sebagai kekuatan relatif individu terhadap
maka auditor harus melaksanakan beberapa suatu organisasi dan keterlibatannya dalam
prosedur audit yang merupakan serangkaian organisasi tertentu, yang dicirikan oleh tiga
langkah-langkah yang harus dilaksanakan faktor psikologis: 1) Keinginan yang kuat
dalam melaksanakan audit. Beberapa untuk tetap menjadi anggota organisasi
penyimpangan perilaku dalam audit yang tertentu, 2) Keinginan untuk berusaha sekuat
membahayakan kualitas audit menurut tenaga demi organisasi dan 3) Kepercayaan
Donelly et. al., (2003) beberapa bentuk atau yang pasti dan penerimaan terhadap nilai-
tipe perilaku penyimpangan audit yaitu: nilai dan tujuan organisasi. Mowday, Porter,
underreporting of time, premature sign off, dan Steers (1982) mengatakan bahwa
altering/ replacement of audit procedure. karyawan yang memiliki komitmen
Variabel ini diukur dengan menggunakan 9 organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi
item pernyataan yang dikembangkan oleh untuk hadir dalam organisasi dan berusaha
Donelly et. al.,(2003). mencapai tujuan organisasi.
Teori atribusi yang pertama kali Locus of control merupakan
dikemukakan oleh Fritz Heider (1958) karakteristik personalitas yang
merupakan teori yang menjelaskan tentang menggambarkan tingkat keyakinan
perilaku seseorang. Gibson et al., (1994) seseorang tentang sejauh mana mereka dapat
dalam Robbins dan Judge (2008) yang mengendalikan faktor-faktor yang
menyatakan bahwa teori atribusi mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
memberikan penjelasan terkait proses yang dialaminya, Basudewa dan
bagaimana menentukan penyebab atau motif Merkusiwati (2018). Teori yang berkaitan

2
untuk menjelaskan locus of control yaitu aturan atau norma atau pedoman yang
teori atribusi. Teori ini menjelaskan bahwa mengatur perilaku manusia, baik yang harus
perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
dari eksternal seorang individu, maka yang dianut oleh kalangan profesi akuntan
kaitannya dengan penelitian ini adalah publik. Teori yang berkaitan untuk
semakin tinggi locus of control eksternal menjelaskan etika audit yaitu teori atribusi.
maka akan cenderung semakin tinggi tingkat Teori ini menjelaskan bahwa perilaku
risiko perilaku disfungsional. seseorang dipengaruhi oleh faktor eksternal
Turnover intention merupakan dan internal seorang individu, maka
keinginan untuk berhenti atau berpindah kaitannya dengan penelitian ini adalah
kerja. Menurut Donelly et. al., (2003) semakin tinggi etika yang dimiliki seorang
dijelaskan bahwa auditor yang memiliki auditor eksternal maka perilaku
keinginan berpindah kerja lebih mungkin disfungsional akan cenderung semakin kecil.
terlibat dalam perilaku disfungsional audit
RERANGKA TEORITIS YANG
karena adanya penurunan rasa takut dari
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
kondisi yang mungkin terjadi bila perilaku
tersebut terdeteksi. Hal ini sejalan dengan Teori Atribusi
teori atribusi yang menyatakan bahwa Teori ini pertama kali dikemukakan
perilaku seseorang akan didasari oleh motif oleh Fritz Heider (1958) teori atribusi
internal, maka dalam hal ini katiannya merupakan teori yang menjelaskan tentang
dengan penelitian ini adalah semakin tinggi perilaku seseorang. Hal ini sejalan dengan
keinginan seseorang untuk berhenti atau pendapat Gibson et al., (1994) dalam
berpindah kerja maka akan semakin tinggi Robbins dan Judge (2008) yang menyatakan
tingkat perilaku disfungsional. bahwa teori atribusi memberikan penjelasan
Komitmen organisasi merupakan terkait proses bagaimana menentukan
sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan penyebab atau motif perilaku seseorang
pada organisasi dan berkelanjutan sehingga individu. Robbins dan Judge (2008)
anggota organisasi dapat mengekspresikan menyebutkan bahwa penyebab dan motif
perhatiannya terhadap organisasi dan perilaku seseorang dapat disebabkan secara
keberhasilan serta kemajuan yang internal atau eksternal. Pengaruh internal
berkelanjutan (Luthans, 2006). Didukung tersebut meliputi kemampuannya secara
oleh teori atribusi yang menjelaskan bahwa personal yang dimiliki oleh seorang individu
perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor misalnya seperti sifat, karakter, sikap,
intenal dan eksternal. Maka kaitannya kemampuan, keahlian maupun usaha,
dengan penelitian ini yaitu semakin tinggi sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
komitmen yang dimiliki seorang auditor eksternal merupakan pengaruh dari luar
kepada organisasi maka risiko akan perilaku kendali individu seperti misalnya tekanan
disfungsional akan semakin kecil. situasi, kesulitan atau keberuntungan dalam
Etika Audit menurut Hall dan pekerjaan.
Singleton (2009), dijelaskan bahwa etika
berkaitan dengan prinsip-prinsip perilaku Teori Komitmen Organisasi
yang digunakan orang dalam membuat Komitmen organisasional
pilihan dan mengarahkan perilakunya dalam didefinisikan sebagai sejauh mana karyawan
situasi yang melibatkan konsep salah dan mengidentifikasi dengan organisasi tertentu
benar. Menurut Isitianah (2013) penerapan dan tujuan, dan keinginan untuk
Etika Akuntan Publik adalah seperangkat mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi (Robbins, 2003). Menurut
3
Greenberg dan Baron (1993), karyawan berpengaruh langsung terhadap outcome
yang memiliki komitmen organisasi yang (hasil), sedangkan Individu dengan external
tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan locus of control cenderung percaya bahwa
lebih produktif sehingga pada akhirnya juga outcome (hasil) adalah lebih merupakan
lebih menguntungkan bagi organisasi. Allen akibat dari kekuatan luar dari pada tindakan
and Meyer (1990) mengajukan tiga bentuk mereka sendiri.
komitmen organisasi yaitu: Komitmen
Afektif, Komitmen Kontinuan dan Turnover Intention
Komitmen Normatif Turnover intention merupakan
keinginan untuk berhenti atau berpindah
Perilaku Disfungsional Audit kerja. Berhenti atau keluar dari organisasi
Menurut Donelly et.al, (2003) secara permanen baik sukarela seperti
perilaku disfungsional audit merupakan pensiun, atau tidak sukarela seperti
bentuk manipulasi pada proses audit agar pemecatan. Egan, et.al (2004)
auditor dapat memperoleh keuntungan mendefinisikan turnover intention sebagai
pribadi dari tindakan tersebut. Perilaku kemauan dengan kesadaran dan
disfungsional audit adalah setiap tindakan pertimbangan untuk meninggalkan
yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan organisasi. Menurut Malone dan Roberts
program audit yang dapat mereduksi atau (1996) keinginan yang dirasakan untuk
menurunkan kualitas audit secara langsung segera meninggalkan organisasi tempat
maupun tidak langsung (Arens et, al bekerja saat ini cenderung muncul ketika
2008:43). Perilaku disfungsional audit sesorang terlibat pada penyimpangan
adalah perilaku auditor dalam proses audit perilaku audit karena mereka merasa
yang tidak sesuai dengan program audit khawatir atau takut terhadap sanksi yang
yang telah ditetapkan atau menyimpang dari diterima apabila perilaku tersebut terdeteksi
standar yang telah ditetapkan (Harini et. al., oleh pimpinannya.
2010).
Komitmen Organisasi
Locus of Control Komitmen pada organisasi
Locus of control adalah suatu cara merupakan keterikatan seseorang terhadap
pandang seseorang terhadap suatu peristiwa, organisasi, sehingga dia merasa bahwa
apakah dia dapat atau tidak dapat dirinya adalah juga merupakan bagian dari
mengendalikan (control) suatu peristiwa organisasi, sehingga dia akan melakukan
(Rotter 1966 dalam Donelly et al. 2003). yang terbaik bagi organisasi, karena yang
Locus of control merupakan karakteristik terbaik untuk organisasi adalah yang terbaik
personalitas yang menggambarkan tingkat untuk dirinya. (Mardiana, 2010). Komitmen
keyakinan seseorang tentang sejauh mana organisasi menunjukkan kekuatan relatif
mereka dapat mengendalikan faktor-faktor untuk berpihak dan terlibat dalam
yang mempengaruhi keberhasilan atau organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat
kegagalan yang dialaminya, Basudewa dan tenaga untuk organisasi, termasuk juga
Merkusiwati (2018). Locus of control keinginan untuk bertahan dalam organisasi
menggolongkan individu kedalam locus of merupakan orientasi individu terhadap
control internal atau eksternal. Menurut organisasi dalam hal loyalitas, identifikasi
Gable dan De Angelo (1994) individu dan keterlibatan (Basudewa dan
dengan internal locus of control cenderung Merkusiwati, 2018). Menurut Kristianti
percaya bahwa tindakan mereka (2017) untuk dapat menghindari perilaku

4
disfungsional audit harus adanya komitmen tergantung pada kondisi di luar dirinya,
dari auditor terhadap organisasi, auditor seperti kepercayaan pada takdir dan
yang memiliki komitmen tinggi terhadap keberuntungan, ketika seorang auditor
organisasi akan ditunjukkan oleh kerja yang merasa kinerjanya banyak dipengaruhi oleh
gigih (persistence) walaupun dibawah faktor dari luar atau eksternal kendali diri
tekanan sekalipun. misalnya jika seorang auditor mengandalkan
faktor keberuntungan yang berasal dari luar
Etika Audit kendali auditor tersebut atau cenderung
Maryani dan Ludigdo (2001) pasrah dengan keadaan yang ada sehingga
mendefinisikan etika sebagai seperangkat auditor tersebut akan mengesampingkan
aturan atau norma atau pedoman yang prosedur yang telah ditetapkan untuk
mengatur perilaku manusia, baik yang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut.
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan H1 : Locus of Control berpengaruh
yang dianut oleh sekelompok atau terhadap perilaku disfungsional audit.
segolongan manusia atau masyarakat atau
profesi. Akuntan publik harus menjunjung Pengaruh Turnover Intention terhadap
tinggi etika profesionalnya sehingga Perilaku Disfungsional Audit
memberikan kepercayaan publik dan Turnover intention merupakan
mendorong kesadaran akan tanggung jawab keinginan untuk berhenti atau berpindah
akuntan publik pada transparansi pelaporan. kerja. Donelly et al.(2003) menjelaskan
Tanggung jawab ini tergantung pada bahwa auditor yang memiliki keinginan
integritas, dan integritas tergantung pada berpindah kerja lebih mungkin terlibat
perilaku dan kepercayaan etis. Menurut dalam perilaku disfungsional audit karena
Isitianah (2013) etika akuntan publik adalah adanya penurunan rasa takut dari kondisi
seperangkat aturan atau norma atau yang mungkin terjadi bila perilaku tersebut
pedoman yang mengatur perilaku manusia, terdeteksi. Seorang auditor yang dengan
baik yang harus dilakukan maupun yang sadar merasa ingin berhenti atau berpindah
harus ditinggalkan yang dianut oleh dari suatu organisasi akan cenderung
kalangan profesi akuntan publik. menerima atau membenarkan perilaku
disfungsional audit, karena seorang auditor
Pengaruh Locus of Control terhadap yang memiliki keinginan untuk berhenti atau
Perilaku Disfungsional Audit berpindah kerja cenderung tidak
Locus of control merupakan mempedulikan atau tidak takut dengan
karakteristik personalitas yang sanksi atau konsekuensi atas perilaku
menggambarkan tingkat keyakinan disfungsional tersebut. Hal ini sejalan
seseorang tentang sejauh mana mereka dapat dengan teori atribusi yang menyatakan
mengendalikan faktor-faktor yang bahwa perilaku seseorang akan didasari oleh
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan motif internal, menurut Febrina (2012)
yang dialaminya, Basudewa dan turnover intention merupakan salah satu
Merkusiwati (2018). Teori yang berkaitan karakteristik personal yang juga merupakan
untuk menjelaskan locus of control yaitu faktor internal yang mendorong seorang
teori atribusi. Teori ini menjelaskan bahwa individu untul melakukan suatu aktivitas.
perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor H2 : Turnover Intention berpengaruh
dari eksternal seorang individu, menurut terhadap perilaku disfungsional audit.
Wilopo (2006) locus of control eksternal
adalah sikap atau perilaku seseorang sangat

5
Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap mencerminkan bahwa auditor tersebut
Perilaku Disfungsional Audit paham dan taat terhadap kebijakan atau
Komitmen organisasi menunjukkan peraturan yang ada dan menutup
kekuatan relatif untuk berpihak dan terlibat kemungkinan atau peluang terjadinya
dalam organisasi, keinginan untuk berusaha perilaku disfungsional.
sekuat tenaga untuk organisasi, termasuk Teori yang berkaitan untuk
juga keinginan untuk bertahan dalam menjelaskan etika audit yaitu teori atribusi.
organisasi merupakan orientasi individu Teori ini menjelaskan bahwa perilaku
terhadap organisasi dalam hal loyalitas, seseorang dipengaruhi oleh faktor eksternal
identifikasi dan keterlibatan (Basudewa dan dan internal seorang individu, menurut
Merkusiwati, 2018). Komitmen organisasi Arens (2003) etika secara garis besar dapat
merupakan cerminan dari seorang individu didefinisikan sebagai serangkaian prinsip
terkait loyalitas dan rasa memiliki dalam atau nilai-nilai moral yang merupakan faktor
suatu organisasi, seorang individu dengan eksternal yang mengatur perilaku seseorang,
komitmen organisasi yang tinggi akan Nasution (2013) menjelaskan bahwa pribadi
melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan rasa terhadap etika tinggi akan
dengan sebaik mungkin. Sehingga dengan mengarahkan individu untuk menilai lebih
adanya komitmen organisasi yang tinggi dari kepentingan diri sendiri dan untuk
yang dimiliki oleh auditor akan mengakui maupun menghormati
memperkecil terjadinya perilaku kepentingan orang lain, hal ini merupakan
disfungsional. bentuk etika audit yang dipengaruhi faktor
Teori yang mendukung adalah internal seseorang.
komitmen organisasi yang menjelaskan H4 : Etika Audit berpengaruh terhadap
tentang bagaimana perilaku seseorang perilaku disfungsional audit.
terhadap organisasi yang sedang ia ikuti.
Memberikan penjelasan terkait bagaimana Kerangka Pemikiran
keterikatan emosional, komitmen dan
keyakinan individu terhadap organisasi.
Menurut Istiqomah & Hanny (2017)
komitmen organisasi adalah hasil kerja yang
penting pada tingkat individu yang
dipengaruhi oleh faktor internal, seperti
usaha kerja (effort) dan kinerja.
H3 : Komitmen Organisasi berpengaruh
terhadap perilaku disfungsional audit.

Pengaruh Etika Audit terhadap Perilaku


Disfungsional Audit
Etika audit merupakan seperangkat
norma, aturan atau pedoman yang mengatur
salah atau benarnya perilaku dalam audit
yang harus disadari dan dipahami serta Sumber: Olahan Peneliti (2018)
dijunjung tinggi oleh auditor guna menjaga Gambar 2
kredibilitas akuntan publik dan kepercayaan Kerangka Pemikiran
dari publik. Oleh karena itu ketika seorang
auditor menjunjung tinggi etika audit akan

6
METODE PENELITIAN control, turnover intention, komitmen
organisasi, dan etika audit serta variabel
Klasifikasi Sampel
manifest yang merupakan indikator untuk
Populasi dan sampel dalam
masing-masing variabel laten.
penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Definisi Operasional Variabel
Surabaya dan yang terdaftar pada Ikatan
Perilaku Disfungsional Audit
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun
Penelitian ini hanya menginvestigasi
2018. Menurut informasi yang diperoleh
tiga tipe utama dysfunctional audit behavior
dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
yang dapat menurunkan kualitas audit, yaitu
tahun 2018. Pengambilan sampel dalam
: premature sign off , altering or replacing
penelitian ini menggunakan metode
audit procedures, dan underreporting of
purposive sampling dengan kriteria auditor
time. Variabel ini diukur dengan
yang memiliki pengalaman kerja minimal
menggunakan 9 item pernyataan yang
satu tahun dan pernah melakukan proses
dikembangkan oleh Donelly et. al.,(2003).
auditing. Pengalaman kerja minimal satu
tahun dan telah melakukan proses auditing
Locus of Control (LOC)
menjadi kriteria karena auditor dengan
Locus Of Control merupakan
kriteria tersebut dianggap telah memiliki
karakteristik personalitas yang
pengetahuan dan pengalaman terkait
menggambarkan tingkat keyakinan
prosedur-prosedur untuk menyelesaikan
seseorang tentang sejauh mana mereka dapat
penugasan terkait proses auditing.
mengendalikan faktor-faktor yang
Sebanyak 125 kuisioner yang telah
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
disebar, didapati kuisioner yang dapat diolah
yang dialaminya. Mengadopsi dari
sejumlah 81 kuisioner dimana terdapat 28
penelitian Donelly et. al.,(2003) variabel ini
kuisioner yang tidak kembali dan 16
diukur melalui 6 item pernyataan dengan 3
kuisioner yang tidak memenuhi kriteria
indikator yaitu: mendapatkan pekerjaan,
penelitian.
promosi jabatan, dan kepercayaan pada
takdir dan keberuntungan.
Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan
Turnover Intention (TI)
dalam penelitian ini adalah data primer,
Turnover intention adalah berhenti
yaitu data yang diperoleh langsung dari
atau keluar dari organisasi secara permanen
pihak terkait dalam hal ini adalah responden
baik sukarela seperti pensiun, atau tidak
yaitu auditor yang bekerja pada KAP di
sukarela seperti pemecatan. . Mengadopsi
Surabaya. Sumber data dalam penelitian ini
dari penelitian Malone dan Roberts (1996)
adalah skor yang dihitung dengan skala
variabel ini diukur dengan menggunakan 4
likert dari masing-masing indikator variabel
item pernyataan dengan indikator keinginan
yang diperoleh dari pengisian kuesioner
auditor untuk berpindah dan rencana untuk
yang telah dibagikan kepada auditor yang
pindah.
berkerja di KAP sebagai responden.
Komitmen Organisasi (KO)
Variabel Penelitian
Komitmen organisasi merupakan
Variabel penelitian yang digunakan
sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan
dalam penelitian ini meliputi variabel laten
pada organisasi dan berkelanjutan sehingga
endogen yaitu perilaku disfungsional audit
anggota organisasi dapat mengekspresikan
dan variabel laten eksogen yaitu locus of

7
perhatiannya terhadap organisasi dan digunakan serta analisis ini digunakan untuk
keberhasilan serta kemajuan yang memastikan bahwa adanya akurasi,
berkelanjutan. Mengadopsi dari penelitian konsistensi, dan ketepatan instrumentasi
Hapsari (2012) variabel ini diukur dengan dalam mengukur suatu konstruk. Analisis
menggunakan 7 item pernyataan dengan 4 outer model terdiri dari uji validitas dan uji
indikator, yaitu: kepedulian, kebanggan, reliabilitas.
dedikasi terhadap organisasi dan kesesuaian
dengan nilai-nilai organisasi. Convergent Validity dan Composite
Reliability
Etika Audit (EA) Hasil penelitian ini menunjukkan
Etika Audit adalah aplikasi bahwa nilai validitas convergent semua
seperangkat aturan atau norma atau variabel laten > 0,7 artinya bahwa keempat
pedoman yang mengatur perilaku manusia, variabel laten valid dan layak layak untuk
baik yang harus dilakukan maupun yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil
harus ditinggalkan yang dianut oleh penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
kalangan profesi akuntan publik. composite reliability semua variabel laten >
Mengadopsi dari penelitian Ida Suraida 0,7 artinya bahwa semua instrumen pada
(2003) dalam Nasution (2013) variabel ini variabel audit judgment, pengalaman audit,
diukur dengan menggunakan 7 item tekanan ketaatan, dan tekanan anggaran
pernyataan dengan 2 indikator, yaitu: waktu dinyatakan reliabel atau konsisten
Kesadaran etis dan kepedulian pada etika dari waktu ke waktu.
profesi.

Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis
Partial Least Square Structural Equation
Modelling (PLS-SEM). PLS merupakan
metode analisis yang powerfull jika
digunakan untuk menganalisis data pada
penelitian yang berkaitan dengan perilaku
dan kinerja. PLS sering disebut juga sebagai
soft modelling karena tidak memerlukan
asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least
Square) seperti data yang harus berdistribusi
normal, tidak adanya multikolinieritas, dan
asumsi-asumsi lainnya (Ghozali dan
Hengky, 2014:2). Evaluasi model SEM-PLS
terdiri dari outer model dan inner model. Sumber: Smart PLS 3.0, diolah
Gambar 2.
HASIL PENELITIAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL
PEMBAHASAN OUTER MODEL
Analisis Outer Model
Analisa outer model digunakan
Analisis Inner Model
untuk menilai nilai korelasi antar variabel Model yang digunakan ialah model
manifest dalam suatu konstruk sehingga struktural yang merupakan model yang
measurement pada model struktural dapat menggambarkan hubungan antara variabel

8
laten (laten eksogen dan laten endogen) sendiri. Locus of control eksternal dipilih
dengan variabel manifest (indikator). karena dapat diyakini bahwa profesi seorang
Analisis inner model digunakan untuk auditor akan memiliki kemampuan (internal)
menggambarkan hubungan antar variabel untuk dapat menjalankan sesuatu sesuai
laten baik itu variabel laten eksogen dan dengan prosedur yang berlaku, namun
variabel laten endogen serta untuk melihat bagaimana jika seorang auditor dihadapakan
seberapa besar pengaruh variabel laten pada suatu tekanan atau sebuah kesempatan
eksogen terhadap variabel laten endogen. untuk melakukan suatu bentuk
Tabel 1. penyimpangan guna memperoleh
PATH COEFFICIENT keuntungan pribadi. Hal ini menjadi dasar
mengapa penelitian ini berfokus pada locus
of control eksternal. Karena menurut
Spector (1988) dalam Karimi dan Alipour
(2011:233) dijelaskan bahwa seseorang
dengan locus of control eksternal akan
menyakini bahwa prestasi, kegagalan dan
keberhasilan dikendalikan oleh kekuatan
lain seperti kesempatan, tekanan,
keberuntungan dan nasib.
Ketika seorang auditor merasa
kinerjanya banyak dipengaruhi oleh faktor
dari luar atau eksternal kendali diri misalnya
Sumber: Olahan Peneliti (2018)
jika seorang auditor mengandalkan faktor
keberuntungan atau takdir yang berasal dari
Pengaruh Locus of Control terhadap luar kendali auditor tersebut maka auditor
Perilaku Disfungsional Audit tersebut cenderung pasrah dengan keadaan
Hasil pengujian pertama terkait yang ada sehingga auditor tersebut akan
hubungan variabel locus of control terhadap mengesampingkan prosedur yang telah
perilaku disfungsional audit menunjukkan ditetapkan untuk menyelesaikan pekerjaan
nilai t-statistc sebesar 6,417 dimana nilai t- tersebut.
statistic tersebut > 1,960. Hasil ini Didukung oleh teori atribusi yang
menjelaskan bahwa variabel locus of control menjelaskan proses bagaimana menentukan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku penyebab atau motif perilaku seseorang
disfungsional audit, artinya hipotesis individu yang dipengaruhi oleh faktor
pertama diterima. internal dan eksternal. Pengaruh internal
Locus of control menggolongkan tersebut meliputi kemampuannya secara
individu kedalam locus of control internal personal yang dimiliki oleh seorang individu
atau eksternal. Pada penelitian ini hanya misalnya seperti sifat, karakter, sikap,
berfokus pada locus of control eksternal, kemampuan, keahlian maupun usaha,
karena hanya menggunakan indikator sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
pernyataan terkait locus of control eksternal. eksternal merupakan pengaruh dari luar
Gable dan De Angelo (1994) menjelaskan kendali individu seperti misalnya tekanan
bahwa Individu dengan external locus of situasi, kesulitan atau keberuntungan dalam
control cenderung percaya bahwa outcome pekerjaan.
(hasil) adalah lebih merupakan akibat dari
kekuatan luar dari pada tindakan mereka

9
Pengaruh Turnover Intention terhadap Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
Perilaku Disfungsional Audit Perilaku Disfungsional Audit
Hasil pengujian pertama terkait Hasil pengujian pertama terkait
hubungan variabel turnover intention hubungan variabel komitmen organisasi
terhadap perilaku disfungsional audit terhadap perilaku disfungsional audit
menunjukkan nilai t-statistc sebesar 2,137 menunjukkan nilai t-statistc sebesar 1,430
dimana nilai t-statistic tersebut > 1,960. dimana nilai t-statistic tersebut > 1,960.
Hasil ini menjelaskan bahwa variabel Hasil ini menjelaskan bahwa komitmen
turnover intention berpengaruh signifikan organisasi tidak berpengaruh terhadap
terhadap perilaku disfungsional audit, perilaku disfungsional audit, artinya
artinya hipotesis kedua diterima. Turnover hipotesis ketiga ditolak.
intention merupakan keinginan untuk Hasil penelitian ini memberikan
berhenti atau berpindah kerja. Egan, et.al bukti bahwa adanya komitmen organisasi
(2004) mendefinisikan turnover intention yang dimiliki oleh seorang auditor pun tidak
sebagai kemauan dengan kesadaran dan dapat mempengaruhi penerimaan perilaku
pertimbangan untuk meninggalkan disfungsional audit. karena dengan
organisasi. komitmen organisasi yang dimiliki oleh
Ketika seorang auditor yang dengan seorang auditor juga tidak menutup
sadar merasa ingin berhenti atau berpindah kemungkinan bahwa ia melakukan perilaku
dari suatu organisasi akan cenderung disfungsional audit. Komitmen organisasi
menerima atau membenarkan perilaku menjadi tidak berpengaruh disebabkan oleh
disfungsional audit. Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah
karena menurunnya rasa takut yang dimiliki dedikasi dan loyalitas yang tumbuh dari diri
terkait kemungkinan jatuhnya sanksi apabila seorang auditor memiliki motif dan dasar
perilaku menyimpang terdeteksi sehingga yang beragam, dedikasi dan loyalitas
auditor tersebut akan cenderung tidak seorang auditor dapat tumbuh hanya karena
mempedulikan atau bahkan tidak takut seorang auditor merasa butuh untuk dapat
dengan sanksi atau konsekuensi yang akan terlibat dalam organisasi guna memenuhi
diterima atas dampak dari perilaku keinginan dan gaya hidupnya, hal ini tentu
disfungsional audit, hal ini yang membuat saja mengindikasikan bahwa dedikasi dan
auditor cederung berani untuk melakukan loyalitas seorang auditor timbul karena
penyimpangan karena auditor tersebut sudah motif yang tidak searah dengan visi dan misi
tidak ingin mempertahankan pekerjaannya. yang terkandung dalam organisasi. Hal ini
Didukung oleh teori atribusi yang menjelaskan bahwa seorang auditor dengan
menyatakan bahwa perilaku seseorang akan komitmen yang tinggi pun dapat terlibat
didasari oleh motif internal. Dalam hal ini dengan suatu bentuk perilaku disfungsional
sikap, kemampuan dan usaha yang menjadi audit.
faktor pemicu timbulnya keinginan untuk Merujuk pada teori komitmen
berhenti atau berpindah dari suatu organisasi, Allen dan Meyer (1990)
organisasi. Sehingga semakin tinggi membagi komitmen organisasi dalam tiga
keinginan seseorang untuk berhenti atau bentuk, yaitu: komitmen afektif yang
berpindah kerja maka akan semakin tinggi menjelaskan bahwa individu menetap pada
tingkat perilaku disfungsional. suatu organisasi karena keinginannya
sendiri, komitmen kontinuan yang
menjelaskan bahwa individu memutuskan
menetap pada suatu organisasi karena

10
menganggapnya sebagai suatu pemenuhan mengatur salah atau benarnya perilaku
kebutuhan dan komitmen normative yang dalam audit justru akan dapat mencari celah
menjelaskan bahwa individu tetap tinggal untuk dapat melakukan perilaku
pada suatu organisasi karena merasa wajib disfungsional. Selain itu merujuk pada hasil
untuk loyal pada organisasi tersebut. Namun penyebaran kuesioner, didapati bahwa
dalam hal ini nampaknya terdapat kondisi mayoritas responden adalah merupakan
yang tidak searah antar komitmen afektif, auditor junior, dapat diyakini bahwa auditor
kontinuan dan normative. Dalam komitmen junior akan selalu berperilaku etis terhadap
afektif dan kontinuan terkandung makna senior atau atasannya dalam suatu
bahwa keinginan auditor untuk bekerja di organisasi, hal ini dapat mendorong seorang
dalam KAP dapat mendorong mereka untuk auditor akan lebih menerima saran atau
menerima perilaku disfungsional agar dapat arahan dari atasannya dan tidak menutup
tetap bertahan dalam organisasi tersebut kemungkinan bahwa atasan tersebut akan
untuk dapat memenuhi keinginan dan memberikan arahan yang berpotensi
kebutuhan hidupnya dan hal ini akan menimbulkan perilaku disfungsional dalam
mendorong seorang auditor untuk audit. Hasil dari pengujian hipotesis dalam
menghalalkan segala cara demi menjaga penelitian ini konsisten dengan penelitian
posisinya atau bahkan mendapatkan promosi yang dilakukan oleh penelitian yang
dalam suatu organisasi tersebut, namun di dilakukan Ofita (2015) yang menunjukkan
sisi lain komitmen normative terkandung bahwa etika audit berpengaruh terhadap
makna bahwa auditor harus loyal dan wajib perilaku disfungsional audit. Didukung
dalam suatu organisasi dan selalu patuh dengan teori atribusi, yang menjelaskan
terhadap segala prosedur dan aturan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
organisasi. faktor eksternal dan internal seorang
individu.
Pengaruh Etika Audit terhadap Perilaku
Disfungsional Audit KESIMPULAN, KETERBATASAN,
Hasil pengujian pertama terkait DAN SARAN
hubungan variabel etika audit terhadap Penelitian ini bertujuan untuk
perilaku disfungsional audit menunjukkan mengetahui pengaruh locus of control,
nilai t-statistc sebesar 2,809 dimana nilai t- turnover intention, komitmen organisasi,
statistic tersebut > 1,960. Hasil ini dan etika audit terhadap perilaku
menjelaskan bahwa variabel etika audit disfungsional audit. Populasi dan sampel
berpengaruh signifikan terhadap perilaku dalam penelitian ini adalah auditor yang
disfungsional audit, artinya hipotesis bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
keempat diterima. di Surabaya dan yang terdaftar pada Ikatan
Maryani dan Ludigdo (2001) Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun
mendefinisikan etika sebagai seperangkat 2018. Pengambilan sampel dilakukan
aturan atau norma atau pedoman yang dengan metode purposive sampling dengan
mengatur perilaku manusia, baik yang harus kriteria auditor yang memiliki pengalaman
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan kerja minimal satu tahun dan pernah
yang dianut oleh sekelompok atau melakukan proses audit.
segolongan manusia atau masyarakat atau Penelitian ini menggunakan jenis
profesi. Hubungan positif ini dikarenakan data primer, yaitu dengan penyebaran
jika seseorang mengerti dan paham tentang kuesioner secara langsung kepada auditor.
etika audit yang menjadi pedoman dalam Data yang dapat diolah sebanyak 81

11
responden yang di dapat dari 22 Kantor merupakan perwujudan dari tujuan
Akuntan Publik di Surabaya yang tercatat bersama menunjukkan bahwa
pada directory 2018 Ikatan Akuntan Publik komitmen organisasi bukan menjadi
Indonesia (IAPI). Teknik analisis data pertimbangan auditor dalam menerima
menggunakan analisis inferensial dengan perilaku menyimpang dalam audit.
pengujian outer model dan inner model 4. Hasil pengujian hipotesis keempat
dengan bantuan program SmartPLS 3.0. membuktikan bahwa etika audit
Berdasarkan hasil analisis yang berpengaruh terhadap perilaku
telah dilakukan, maka peneliti dapat disfungsional audit. Hal tersebut
menyimpulkan jawaban dari perumusan berarti apabila seorang auditor
masalah serta pembuktian hipotesis menjunjung tinggi etika audit akan
penelitian dari hasil pengujian yang telah mencerminkan bahwa auditor tersebut
dilakukan sebagai berikut: paham dan taat terhadap kebijakan
1. Hasil pengujian hipotesis pertama atau peraturan yang ada dan menutup
membuktikan bahwa variabel pertama kemungkinan atau peluang terjadinya
yaitu locus of control berpengaruh perilaku disfungsional.
terhadap perilaku disfungsional audit.
Hal tersebut berarti semakin tinggi Keterbatasan penelitian ini yaitu:
locus of control eksternal yang Adapun keterbatasan dalam penelitian
mempengaruhi kinerja seorang ini yang mungkin dapat menimbulkan
auditor, maka akan semakin tinggi gangguan terhadap hasil penelitian. Oleh
pula tingkat penerimaan perilaku karena itu, supaya peneliti berikutnya akan
disfungsional yang akan dilakukan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,
oleh auditor. maka perlu diperhatikan keterbatasan yang
2. Hasil pengujian hipotesis kedua secara langsung mempengaruhi hasil
membuktikan bahwa turnover penelitian yaitu responden yang diperoleh
intention berpengaruh terhadap belum maksimal, hal ini disebabkan karena
perilaku disfungsional audit. Hal keterbatasan waktu dan bertepatan pada
tersebut berarti apabila seorang auditor akhir tahun 2018 dimana banyak Kantor
dengan sadar memiliki keinginan Akuntan Publik yang menolak untuk
untuk berpindah atau berhenti bekerja berpartisipasi menjadi responden
maka penerimaan perilaku dikarenakan auditor yang menjadi responden
disfungsional audit akan cenderung harus bekerja dan sedang melaksanakan
mengalami peningkatan. penugasan di luar kota.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai
membuktikan bahwa komitmen berikut:
organisasi tiak berpengaruh terhadap 1. Pembagian kuesioner lebih dimajukan
perilaku disfungsional audit. Hal sekitar bulan September hingga awal
tersebut menunjukkan bahwa dengan Oktober untuk menghindari kesibukan
adanya komitmen organisasi yang auditor yang akan melaksanakan
dimiliki oleh seorang auditor pun tidak tugasnya.
dapat mempengaruhi penerimaan 2. Memperluas sampel dengan
perilaku disfungsional audit, penyebaran kuesioner tidak hanya
kurangnya motivasi yang ada di dalam pada Kantor Akuntan Publik di
diri auditor untuk sama-sama Surabaya melainkan menambahkan
menciptakan tujuan organisasi yang

12
dengan kota lain yang berada di Donelly, D. P., J. J Quirin., dan D. O’Bryan.
wilayah Jawa Timur. (2003). Auditor Acceptance of
3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya Dysfunctional Audit Behavior :
untuk menggabungkan variabel locus An Explanatory Model Using
of control, turnover intention dan Auditor’s Personal
komitmen organisasi menjadi satu Characteristic. Behavior
variabel yaitu karakteristik personal Research in Accounting. Vol. 15.
yang dapat mewakili ketiga variabel pp 87-110.
tersebut, dan peneliti selanjutnya dapat
menambahkan variabel lain seperti Egan, et.al. 2004. The Effect of
gaya kepemimpinan agar dapat Organizational Learning Culture
menggambarkan bagaimana tekanan- and Job Satisfaction on
tekanan yang harus dihadapi oleh Motivation to Transfer Learning
auditor dalam menanggapi saran atau and Turnover Intention. Human
perintah dari atasan yang dirasa dapat Resources Development
menimbulkan perilaku disfungsional Quartely. Vol. 15. No. 3. pp.
audit. 279-301.

Febrina, H. L., & HADIPRAYITNO, P. B.


DAFTAR PUSTAKA
(2012). Analisis Pengaruh
Allen, N.J., & Meyer, J.P. (1990). The
Karakteristik Personal Auditor
measurement and antecedents of
terhadap Penerimaan Auditor
affective, continuance, and
atas Dysfunctional Audit
normative commitment to
Behavior (Studi Empiris pada
organization. Journal of
Kantor Akuntan Publik di Jawa
occupational psychology, 63, 1–
Tengah dan DI
18.
Yogyakarta)(Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika
Arens, Alvin, James, Loebbecke. “Auditing
dan Bisnis).
Pendekatan Terpadu”. Buku
satu, Edisi Indonesia. Salemba
Fritz, H. (1958). The psychology of
Empat. Jakarta. 2003.
interpersonal relations. The
Journal of Marketing, 56, 322.
Arens, Elder and Beasley, 2008. Auditing
dan Jasa Assurance, Alih Bahasa
Gable M., dan F., dangello. (1994).“Locus
Gina Gania, Edisi Indonesia,
of Control, Machiavelianisme,
Penerbit Erlangga, Jakarta
and Managerial Job
Performance. The Journal of
Basudewa, D. G. A., & Merkusiwati, N. K.
Psichology.
L. A. (2015). Pengaruh Locus of
Control, Komitmen Organisasi,
Ghozali, Imam dan Hengky, Latan. 2014.
kinerja Auditor, dan Turnover
“Partial Least Square, Konsep,
Intention pada Perilaku
Teknik, dan Aplikasi
Menyimpang dalam Audit. E-
Menggunakan Program
Jurnal Akuntansi, 944-972.
SmartPLS 3.0. Edisi 2.

13
Semarang: Badan Penerbit Incidence of Reduced Audit
Universitas Diponegoro Quality Behaviors.” Auditing: A
Journal of Practice and Theory
Greenberg, J., & Baron, R.A. (1993). 15 (2), 49-644.
Behavior in organizations:
Understanding and managing the Mardiana, Dina. (2010). “Analisis Pengaruh
human side of work (5th Ed.), Karakteristik Personal Auditor,
Upper Saddle River, NJ: Komitmen Organisasi Dan
Prentice Hall. Kepuasan Kerja Terhadap
Tingkat Penerimaan
Hapsari, A. N. S. (2012). Hubungan Penyimpangan Perilaku Dalam
Karakteristik Personal dan Audit Dengan Kinerja Auditor
Subyek Penilai Kinerja Auditor Sebagai Variabel Intervening.
terhadap Penerimaan
Dysfunctional Audit Maryani, T. dan U. Ludigdo. (2001). Survei
Behavior (Doctoral dissertation, Atas Faktor-Faktor yang
Magister Akuntansi Program Mempengaruhi Sikap dan
Pascasarjana FEB-UKSW). Perilaku Etis Akuntan. TEMA.
Volume II Nomor 1. Maret. p.
Harini, D., Wahyudin, A., & Anisykurlillah, 49-62.
I. (2010). Analisis penerimaan
auditor atas Dysfunctional audit Mowday, R.T., Porter, L.W., & Steers, R.M.
behavior: Sebuah pendekatan (1982). Employee-organization
karakteristik personal linkages: The psychology of
auditor. Simposium Nasional commitment, absenteeism, and
Akuntansi, 13, 1-28. turnover. New York: Academic
Press.
Istiqomah, S. F. dan Hanny R. (2017). Studi
Empiris Faktor-Faktor Yang Nasution, I. (2013). Pengaruh Karakteristik
Memengaruhi Perilaku Personal Auditor, Etika Audit
Disfungsional Audit. Jurnal dan Pengalaman Auditor
Akuntansi, 21(2), 184-207 terhadap tingkat Penyimpangan
Perilaku dalam Audit.
Karimi, R dan Alipour, F. 2011. Reduce Job
Stress in Organization: Role of Nisa, A. R. (2016). Pengaruh Time Pressure
Locus of Control. International Dan Kepribadian Auditor
Journal of Business and Social Terhadap Dysfunctional Audit
Science. Vol. 2 No. 18. Hal. 231- Behaviour:(Studi Pada Kap Di
236. Kota Malang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Feb, 4(2).
Luthans, F. (2006) Perilaku Organisasi,
Edisi Sepuluh, Yogyakarta: Otley, D. T., and Pierce, B. J. 1996. “Audit
Penerbit Andi. Time Budget Pressure:
Consequence and Antecendents”.
Malone, C.F, dan R.W Robberts. (1996) Accounting, Auditing and
“Factors Associated With The

14
Accountability Journal. Vol. 9
No. 1. pp. 31-58. Suraida, I. (2006). Pengaruh Etika,
Kompetensi, Pengalaman Audit
Porter, Lyman W., and Steers R.M. (1973). dan Risiko Audit terhadap
Organizational, Work, and Skeptisisme Profesional Auditor
Personal Factors in Employee dan Ketepatan Pemberian Opini
Turn Over and Absenteeism. AkuntanPublik. Sosiohumaniora,
Psychological Bulletin. 80 (2): 7(3), 186.
151-176.
Soobaroyen, T., & Chengabroyan, C.
Randall, M.D. and Cote, J.A. (1991). (2006). Auditors' Perceptions of
Interrelationships of Work Time Budget Pressure,
Commitment Constructs. Work Premature Sign Offs and Under-
and Occupation. 18 (2): 194-211. Reporting of Chargeable Time:
Evidence from a Developing
Robbins, P. Stephen, 2003. Perilaku Country. International Journal of
Organisasi: Konsep, Auditing, 10(3), 201-218.
Kontroversi, dan Aplikasi. Alih
Bahasa Handayana Pujaatmika. Steers, R.M. (1977). Antecedents and
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: outcomes of organizational
Prenhalindo. commitment. Administrative
Science Quarterly, 22, 46-56
Robbins, S.P., and Judge, T.A. (2008).
Perilaku Organisasi, Edisi Wilopo. (2006). Faktor-Faktor yang
Kedua belas, Jakarta: Salemba Berpengaruh Terhadap Perilaku
Empat. Disfungsional Auditor: Studi
pada Kantor Akuntan Publik di
Singleton, Hall. (2007). Information Jawa Timur, Jurnal Akuntansi
Technology Auditing and dan Teknologi Informasi,Vol.5,
Assuranc, Edisi Kedua, Salemba No. 2: hal. 141-152
Empat, Jakarta.

15

You might also like