(Studi empiris pada Auditor di KAP Pekanbaru dan Padang) Oleh : Rizki Pratiwi Pembimbing : Azwir Nasir dan Devi Safitri
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : rizkipratiwi95@yahoo.co.id
Factors Affecting the Independent Auditors on Personal to Dysfunctional Audit
Behavior (The empirical study on an Auditor at public accounting firm in Pekanbaru and Padang)
ABSTRACT
Audit dysfunctional behavior is behavior that justifies the occurrence of
irregularities in the audit, which resulted in a decrease of audit quality, both directly and indirectly. Such as manipulation by the auditors in the audit assignment in order to achieve the target of individual work. This study aims to examine and analyze the effect of locus of control, work experience, underreporting of time and job stress on dysfunctional behavior audit. The study population is the auditor who works at KAP Pekanbaru and Padang. The number of respondents of the study was 65 copies, only 50 copies that can be processed. The sample is determined by purposive sampling method, data analysis techniques using Structural Equation Model (SEM) with the help SmartPLS version 3.0 was used to test whether the independent variables affect the dependent variable. The result of this study shows that the locus of control, work experience, underreporting of time, job stres have the possitive to the dysfunctional audit behavior. The results showed that the locus of control, work experience, underreporting of time and job stress affect the audit dysfunctional behavior in KAP pekanbaru and padang. The results also showed the contribution of independent variable influence on the dependent variable is equal to 92%. While the remaining 8% is influenced by other variables not included in this SmartPLS model.
KeyWords : Locus of Control, Work Experience, Underreporting of Time, Job
Stress.
PENDAHULUAN baik yaitu mampu meningkatkan
kualitas informasi dan mampu Sebagai profesi yang memberikan keyakinan kepada para memberikan jasa audit kepada pemakai jasa audit bahwa proses masyarakat, akuntan publik dituntut audit telah dilakukan dengan tepat, senantiasa meningkatkan kualitas hati-hati dan telah dilaksanakan jasa audit yg diberikan. Audit yang sesuai dengan kode etik. Namun JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 714 pada kenyataannya, semakin banyak internal dari auditor serta faktor perilaku yang mengarah pada eksternal saat melakukan proses penurunan kualitas audit. Auditor audit. yang bekerja pada kantor akuntan Dalam literatur akuntansi, publik (KAP) mempunyai peran locus of control adalah cara pandang yang sangat penting dalam seseorang terhadap suatu peristiwa pemeriksaan pengelolaan keuangan apakah dia dapat atau tidak dapat yang berguna bagi pihak yang mengendalikan (control) peristiwa penting dalam pemeriksaan yang terjadi padanya (Engko dan pengelolaan keuangan yang berguna Gudono, 2007). Locus of control bagi pihak yang mengambil sendiri dibedakan menjadi dua keputusan. Pada prinsipnya auditor bagian, yaitu internal locus of kantor akuntan publik dalam setiap control dan external locus of control. kegiatan pemeriksaan harus bersikap Internal locus of control adalah objektif dan independen. Sehingga tingkat kepercayaan yang ada dalam hasil yang diperoleh akan diri seseorang bahwa mereka menunjukkan informasi yang relevan memegang kendali atas segala dan berguna bagi pemakainya sesuatu yang terjadi pada diri mereka sedangkan external locus of control (Maya,2011). adalah tingkat kepercayaan yang ada Manipulasi atau kecurangan dalam konteks auditing disebut dalam diri seseorang bahwa segala perilaku disfungsional. Perilaku sesuatu yang terjadi pada mereka disfungsional dilakukan oleh auditor dikendalikan oleh kekuatan yang ada dalam rangka meraih target kerja diluar dirinya seperti nasib, individual. Perilaku disfungsional kemujuran dan peluang. memiliki pengaruh langsung seperti Sesuai dengan standar umum penghentian prosedur audit secara dalam Standar Profesional Akuntan dini (premature sign-off), mengubah Publik bahwa auditor disyaratkan atau mengganti tahapan – tahapan memiliki pengalaman kerja yang audit (replacing or altering of audit cukup dalam profesi yang procedures) serta pengaruh tidak ditekuninya, serta dituntut untuk langsung terhadap kualitas audit memenuhi kualifikasi teknis dan seperti (underreporting of time) berpengalaman dalam industri- (Silaban, 2011). industri yang mereka audit (Arens Perilaku seseorang pada dkk., 2004). Pengalaman juga hakikatnya berasal dari dalam memberikan dampak pada setiap dirinya sendiri atau dari sisi in- keputusan yang diambil dalam ternalnya (personal) dan faktor pelaksanaan audit sehingga lingkungan atau faktor eksternal diharapkan setiap keputusan yang (situasional) yang mendukung diambil merupakan keputusan yang seseorang dalam membuat suatu tepat. Hal tersebut mengindikasikan keputusan untuk melakukan suatu bahwa semakin lama masa kerja perbuatan. Sama halnya dengan yang dimiliki auditor maka auditor perilaku akuntan publik atau auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang menurut Kartika dan Wijayanti yang dihasilkan. Penelitian Asih (2007) menyimpulkan bahwa (2006), menemukan bahwa perilaku disfungsional auditor dapat pengalaman auditor baik dari sisi disebabkan oleh faktor karakteristik lama bekerja, banyaknya tugas JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 715 maupun banyaknya jenis perusahaan Aamodt (2004) menyebutkan yang diaudit berpengaruh positif stres kerja sebagai reaksi psikologis dan terhadap keahlian auditor dalam fisik terhadap kejadian-kejadian atau bidang auditing. situasi-situasi (stressor) yang berasal dari lingkungan kerja. Sedangkan Underreporting of time Stranks (2005) menjelaskan bahwa stres mencerminkan suatu keadaan yang kerja adalah keadaan psikologis yang menunjukkan auditor menyelesaikan menyebabkan seseorang menjadi pekerjaan atau tugas yang disfungsional di dalam pekerjaan, dibebankan dengan waktu pribadi merupakan respon individu karena dan dimotivasi oleh keinginan untuk ketidakseimbangan antara beban kerja menghindari atau meminimumkan dengan kemampuan menyelesaikan anggaran yang berlebihan pekerjaan. Sekecil apapun gejala stres (Sososutikno, 2003). Selain itu, kerja yang muncul tidak perlu menunggu hingga menjadi besar dan Silaban (2009) menyatakan bahwa parah, yang pada akhirnya merugikan perilaku URT juga dapat dilakukan tenaga kerja dan perusahaan karena melalui tindakan berupa berpengaruh terhadap produktivitas mengerjakan pekerjaan audit dengan kerja atau performansi pekerja yang menggunakan waktu personal dihasilkan (Stranks, 2005). Penelitian (misalnya bekerja pada jam yang dilakukan Rustiarini (2014) istirahat), mengalihkan waktu audit membuktikan bahwa Stres Kerja yang digunakan untuk pelaksanan memiliki pengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. tugas audit tertentu pada tugas lain Penelitian ini merupakan yang pengerjaannya dilakukan pada pengembangan dari penelitian yang waktu yang bersamaan. Perilaku dilakukan Lailatul Mufida A (2011) URT terutama dimotivasi keinginan dengan menam-bahkan variabel Stres auditor untuk dapat menyelesaikan Kerja karena tekanan yang di alami tugas audit dalam batas anggaran auditor bisa menyebabkan stres kerja waktu. yang mempengaruhi auditor Underreporting of time (tidak berperilaku disfungsional audit.. Dan melaporkan waktu yang sebenarnya memperluas objek penelitian, sebe- untuk mengindari atau lumnya penelitian pada KAP kota meminimumkan anggaran waktu Pekanbaru, seda-ngkan pada berlebihan) merupakan perilaku penelitian ini objek pada KAP kota disfungsional dalam audit. Ketika Pekanbaru dan Padang. auditor melakukan tindakan URT, Rumusan masalah dalam maka anggaran waktu audit tahun penelitian ini adalah : 1) Apakah berikutnya menjadi tidak realistis. locus of control berpengaruh terha- Anggaran waktu yang tidak realistis dap perilaku disfungsional audit, 2) mengakibatkan auditor menghadapi Apakah pengalaman kerja kendala anggaran waktu dalam berpengaruh terhadap perilaku menyelesaikan tugas audit pada disfungsional audit, 3) Apakah penugasan berikutnya, dan sebagai underreporting of time berpengaruh konsekuensinya dapat terhadap disfungsional audit, 4) mengakibatkan keberlanjutan URT, Apakah stres kerja berpengaruh penyelesaian tugas yang tidak tepat terhadap perilaku disfungsional audit waktu atau tindakan RKA pada tahun Berdasarkan perumusan berikutnya (Shapeero et al., 2003) masalah di atas, maka tujuan dari JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 716 penelitian ini adalah : 1) untuk me- diri seseorang bahwa mereka nguji pengaruh locus of control ter- memegang kendali atas segala hadap perilaku disfungsional audit, sesuatu yang terjadi pada diri 2) untuk menguji pengaruh mereka. Sedangkan external locus of pengalaman kerja ter-hadap perilaku control adalah tingkat kepercayaan disfungsional audit, 3) untuk menguji yang ada dalam diri seseorang bahwa pengaruh underreporting of time segala sesuatu yang terjadi pada terhadap perilaku disfungsional mereka dikendalikan oleh kekuatan audit, 4) untuk menguji pengaruh yang ada di luar dirinya. stres kerja terhadap perilaku Kusbandiyah (2008) menjelaskan disfungsional audit. bahwa locus of control internal ditunjukkan dengan pandangan TINJAUAN PUSTAKA DAN bahwa peristiwa baik dan buruk yang PENGEMBANGAN HIPOTESIS terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang. Berdasarkan paparan di Perilaku Disfungsional atas, maka hipotesis yang Auditor dikembangkan adalah : Segala bentuk manipulasi : Locus of Control berpengaruh atau ketidakjujuran dalam audit pada positif terhadap perilaku akhirnya akan menimbulkan disfungsional audit penyimpangan perilaku atau disebut perilaku disfungsional audit (Irawati Pengalaman Kerja et al., 2005) Perilaku audit disfungsional adalah perilaku yang Sesuai dengan standar umum dalam membenarkan terjadinya penyim- Standar Profesional Akuntan Publik pangan dalam penugasan audit bahwa auditor disyaratkan memiliki (Donnely, Quirin dan David pengalaman kerja yang cukup dalam O’Bryan, 2003), yang profesi yang ditekuninya, serta mengakibatkan penurunan kualitas dituntut untuk memenuhi kualifikasi laporan audit baik secara langsung teknis dan berpengalaman dalam maupun tidak langsung. Sehingga, industri-industri yang mereka audit para pengguna laporan mengalami (Arens dkk., 2004). Pengalaman krisis kepercayaan atas hasil laporan adalah keseluruhan pelajaran yang audit yang dihasilkan oleh auditor. dipetik oleh seseorang dari peristiwa yang dialami dalam perjalanan Locus of Control hidupnya (Justiana, 2010). Dalam literatur akuntansi, Pengalaman berdasarkan lama locus of control adalah cara pandang bekerja merupakan pengalaman seseorang terhadap suatu peristiwa auditor yang dihitung berdasarkan apakah dia dapat atau tidak dapat satuan waktu/tahun. Sehingga mengendalikan (control) peristiwa auditor yang telah lama bekerja yang terjadi padanya (Engko dan sebagai auditor dapat dikatakan Gudono, 2007). Locus of control sebagai auditor berpengalaman. Ber- sendiri dibedakan menjadi dua dasarkan paparan di atas, maka hipo- bagian, yaitu internal locus of tesis yang dikembangkan adalah : control dan external locus of control. : Pengalaman Kerja berpengaruh Internal locus of control adalah positif terhadap perilaku tingkat kepercayaan yang ada dalam disfungsional audit JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 717 Underreporting of Time situasi dan lingkungannya (Ugoji dan Isele 2009). Berdasarkan paparan di Bentuk lain perilaku audit atas, maka hipotesis yang disfungsional yang terjadi dalam dikembangkan adalah : praktek audit adalah tindakan auditor : Stres Kerja berpengaruh positif dengan memanipulasi laporan waktu terhadap perilaku disfungsional audit audit yang digunakan untuk pelaksanaan tugas audit tertentu. METODE PENELITIAN Pada literatur auditing perilaku ini disebut sebagai perilaku Populasi dan Sampel underreporting of time (URT). Populasi dalam penelitian ini Perilaku URT terjadi ketika auditor adalah seluruh auditor independen tidak melaporkan dan membebankan yang bekerja pada Kantor Akuntan seluruh waktu audit yang digunakan Publik di Kota Pekanbaru dan untuk menyelesaikan tugas audit Padang. Sedangkan sampel dari yang dibebankan KAP (Adanan penelitian ini adalah auditor yang Silaban:2009). Tindakan ini bekerja di KAP kota Pekanbaru dan merupakan tindakan dimana auditor Padang. menyelesaikan pekerjaannya pada waktunya, dan tanpa melaporkan Pengukuran Variabel Penelitian waktu yang sebenarnya (Edy, 2009). Variabel yang digunakan Berdasarkan paparan di atas, maka dalam penelitian ini meliputi variabel hipotesis yang dikembangkan adalah dependen dan variabel independen. : Pada penelitian ini, variabel : Underreporting of Time dependen yaitu perilaku berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit (Y), sedangkan disfungsional audit variabel independen terdiri dari locus of control (X1), pengalaman kerja Stres Kerja (X2), underreporting of time (X3), Menurut Ivancevich dan dan stres kerja (X4) dengan instrumen Matterson dalam Suwatno dan yang dkembangan oleh peneliti dari Priansa (2011:255) stres merupakan instrument : respon adaptif, ditengahi oleh a. Disfungsional Audit mengguna- perbedaan individu yang merupakan kan tiga tipe utama perilaku suatu konsekuensi dari tindakan, disfungsional yang dapat situasi atau kejadian eksternal yang menurunkan kualitas audit, yaitu: menempatkan tuntutan fisik dan premature sign-off, underreport- psikologis yang berlebihan terhadap ing of time audit, dan penggantian seseorang. Stres kerja berlebihan menyebabkan gangguan stabilitas prosedur audit. emosional seperti depresi, gelisah, b. Locus of Control terbagi : (1) dan cemas sehingga berpengaruh eksternal, adalah individu yang negatif pada perilaku kerja. Stres mempercayai bahwa suatu juga terjadi ketika individu secara peristiwa dikendalikan oleh fisik dan emosional tidak dapat kekuatan-kekuatan luar seperti memenuhi tuntutan kerja yang nasib, kemujuran, atau peluang, melampaui kemampuannya, serta dan (2) internal, yaitu individu tidak mampu beradaptasi dengan yang percaya bahwa mereka JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 718 memiliki kendali atas peristiwa tentang kejadian atau gejala sosial. yang terjadi pada diri mereka Kategori dari penilaian skala likert: sendiri. pertanyaan-pertanyaan SS = Sangat Setuju tentang kesadaran etis dan S = Setuju kepedulian pada etika profesi. TT = Tidak Tau c. Pengalaman Kerja, bahwa ada TS = Tidak Setuju hubungan positif antara senioritas STS = Sangat Tidak Setuju dan produktivitas karyawan, semakin tinggi pula senioritasnya (semakin lama masa Metode AnalisisData kerja/pengalaman kerja) maka Metode analisis data semakin tinggi pula tingkat menggunakan pendekatan partial produktivitas karyawan dalam least square (PLS) dalam hal ini melaksanakan tugasnya. akan menggunakan software d. Underreporting of Time, Pada smartPLS 3.0. dalam latan dan literatur auditing perilaku ini ghozali (2012) djelaskan bahwa PLS disebut sebagai perilaku merupakan pendekatan alternative underreporting of time (URT). yang bergeser dari pendektan SEM. Perilaku URT terjadi ketika auditor tidak melaporkan dan Partial Least Square (PLS) membebankan seluruh waktu Dalam penelitian ini analisis audit yang digunakan untuk data menggunakan pendekatan menyelesaikan tugas audit yang Partial Least Square (PLS). PLS dibebankan KAP. adalah model persamaan struktural e. Stres Kerja diartikan sebagai (SEM) yang berbasiskomponen atau kesadaran atau perasaan varian (variance). Dan Model disfungsional individu yang Pengukuran atau Outer Model serta disebabkan oleh hal-hal yang Model Struktural atau Inner Model tidak nyaman, tidak diinginkan, atau dianggap sebagai ancaman di HASIL PENELITIAN DAN tempat kerja (Montgomery et al. PEMBAHASAN 1996). Gambaran Umum Objek Metode Pengumpulan Data Penelitian Sumber data yang digunakan Gambaran Umum Responden dalam penelitian ini adalah data Kuesioner disebarkan pada 13 primer yang merupakan sumber data kantor akuntan publik yang berada penelitian yang diperoleh secara di kota Pekanbaru dan Padang secara langsung dari sumber asli (tidak langsung. Dari 50 kuesioner yang melalui media perantara). Kuesioner kembali sebanyak 46 kuesioner merupakan penelitian dengan cara (92%). Sedangkan kuesioner yang mengajukan daftar pertanyaan tidak kembali sebanyak 4 kuesioner langsung kepada responden, yaitu (8%). auditor eksternal yang bekerja pada KAP di Pekanbaru dan padang. Pengujian Hipotesis Skala yang digunakan adalah skala Dalam PLS pengujian secara likert untuk mengukur sikap, statistik setiap hubungan yang pendapat, dan persepsi seseorang dihipotesiskan dilakukan dengan JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 719 menggunakan simulasi. Dalam hal Locus Of Control berpengaruh ini dilakukan metode bootstrap terhadap perilaku disfungsional terhadap sampel. audit. Hasil pengujian hipotesis 1 ini Hasil pengujian dengan dapat dilihat pada tabel 4.8 yang bootstrapping dari analisis PLS menunjukkan bahwa hubungan dapat dilihat pada tabel sebelumnya variabel Locus Of Control (LOC) disajikan gambar hasil boostrapping. dengan Perilaku Disfungsional Audit Gambar 1 (DA) menunjukkan nilai koefisien Hasil Bootstrapping jalur sebesar 0,330 dengan nilai t sebesar 4,251. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel sebesar 1,96. Hasil ini berarti menunjukkan bahwa Locus Of Control berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima. Sumber: Data Olahan, 2016 Pengujian hipotesis 2 (Pengaruh Tabel 1 Pengalaman Kerja terhadap Hasil Bootstrapping Perilaku Disfungsional Audit) Original Sample Standard t p Hipotesis kedua yang Sample Mean Deviation statistics value LOC - 0,330 0,311 0,078 4,251 0,000 diajukan dalam penelitian ini > DA PK -> adalah pengalaman kerja 0,437 0,444 0,067 6,542 0,000 DA berpengaruh terhadap perilaku UOT - > DA 0,183 0,195 0,057 3,237 0,009 disfungsional audit. Hasil SK -> DA 0,164 0,162 0,164 2,604 0,001 pengujian hipotesis 2 ini dapat Sumber: Data Olahan, 2016 dilihat pada tabel 4.8 yang Hasil Pengujian Hipotesis menunjukkan bahwa hubungan Dalam PLS pengujian secara variabel Pengalaman Kerja (PK) statistik setiap hubungan yang dengan Perilaku Disfungsional dihipotesiskan dilakukan dengan Audit (DA) menunjukkan nilai menggunakan simulasi. Dalam hal koefisien jalur sebesar 0,437 ini dilakukan metode bootstrap dengan nilai t sebesar 6,542. Nilai terhadap sampel.Pengujian dengan tersebut lebih besar dari t tabel bootstrap juga dimaksudkan untuk sebesar 1,96. Hasil ini berarti meminimalkan masalah ketidak menunjukkan bahwa pengalaman normalan data penelitian. Hasil kerja berpengaruh terhadap pengujian bootstrapping dari perilaku disfungsional audit. Hal analisis PLS adalah sebagai ini berarti Hipotesis 2 diterima. berikut : Pengujian hipotesis 3 (Pengaruh Pengujian hipotesis 1(Pengaruh Underreporting Of Time terhadap Locus Of Control terhadap Perilaku Disfungsional Audit) Perilaku Disfungsional Audit) Hipotesis ketiga yang diajukan Hipotesis pertama yang dalam penelitian ini adalah diajukan dalam penelitian ini adalah Underreporting Of Time JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 720 berpengaruh terhadap disfungsional hubungan antar variabel tersebut, audit. Hasil pengujian hipotesis 3 ini penelitian menggunakan Partial dapat dilihat pada tabel 4.8 yang Least Square (PLS). Berdasarkan menunjukkan bahwa hubungan hasil analisis dan pembahasan pada variabel Underreporting Of Time bagian sebelumnya, maka dapat (UOT) dengan Perilaku ditarik kesimpulan sebagau berikut : 1. Hasil uji hipotesis pertama Disfungsional Audit (DA) menunjukan Locus Of Control menunjukkan nilai koefisien jalur berpengaruh terhadap perilaku sebesar 0,183 dengan nilai t sebesar disfungsional audit. Hal ini berarti 3,237. Nilai tersebut lebih besar dari dengan adanya Locus Of Control t tabel sebesar 1,96. Hasil ini berarti yang dimiliki oleh auditor, maka menunjukkan bahwa Underreporting akan menimbulkan perilaku Of Time berpengaruh terhadap disfungsional audit. perilaku disfungsional audit. Hal ini 2. Hasil uji hipotesis kedua berarti Hipotesis 3 diterima. menunjukan pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap Pengujian hipotesis 4 (Pengaruh perilaku disfungsional audit. Hal Stres Kerja terhadap Perilaku ini berarti pengalaman kerja seorang auditor akan menentukan Disfungsional Audit) perilaku disfungsional auditnya. Hipotesis keempat yang 3. Hasil uji hipotesis ketiga diajukan dalam penelitian ini adalah menunjukan Underreporting Of stres kerja berpengaruh terhadap Time berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. Hasil perilaku disfungsional audit. Hal pengujian hipotesis 4 ini dapat dilihat ini berartidengan adanya pada tabel 4.8 yang menunjukkan Underreporting Of Time, maka bahwa hubungan variabel Stres Kerja akan menimbulkan adanya (SK) dengan Perilaku Disfungsional perilaku disfungsional audit. Audit (DA) menunjukkan nilai 4. Hasil uji hipotesis keempat koefisien jalur sebesar 0,164 dengan menunjukan Stres Kerja nilai t sebesar 2,604. Nilai tersebut berpengaruh terhadap perilaku lebih besar dari t tabel sebesar 1,96. disfungsional auidt. Hal ini berarti dengan adanya perasaan stres Hasil ini berarti menunjukkan bahwa kerja, maka auditor cenderung stres kerja berpengaruh terhadap melakukan disfungsional audit. perilaku disfungsional audit.Hal ini berarti Hipotesis 4 diterima. Saran Berdasarkan pada kesimpulan SIMPULAN DAN SARAN yang telah dikemukakan, maka dapat Simpulan diberikan saran untuk peneliti Penelitian ini bertujuan untuk selanjutnya bahwa : mennganalisis hubungan antara locus 1. Penelitian selanjutnya perlu of control, pengalaman kerja, ditambahkan metode wawancara underreporting of time, dan stres langsung pada masing-masing kerja terhadap perilaku disfungsional responden dalam upaya audit di KAP kota Pekanbaru dan mengumpulkan data, sehingga Padang. Untuk menganalisis dapat menghindari kemungkinan JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 721 responden tidak objektif dalam Kepemimpinan dan mengisi kuesioner. Kepuasan Kerja Auditor, 2. Penelitian selanjutnya diharapkan Simposiun Nasional memperluas objek penelitian dan Akuntansi X, Makassar. tidak hanya di KAP saja terutama hanya di Kota Pekanbaru dan Kartika, I. P. Wijayanti, 2007. Locus Padang saja, tetapi dapat of Control and Accepting dilakukan pada auditor Dysfunctional Behavior on pemerintah di BPK (Badan Public Auditors of DFAB, Pemeriksa Keuangan), Akuntabilitas, Vol. 6, No. 2, Inspektorat Kota, atau Maret 2007, pp, 158–164 Inspektorat Provinsi, sehingga hasil penelitian lebih dapat Kusbandiyah, Fifi, 2008. Pengaruh digeneralisasikan. Locus of Control, 3. Pada penelitian selanjutnya Komitmen Profesi dan diharapkan peneliti dapat Ketidakpastian Lingkungan menambah beberapa variabel terhadap Perilaku Auditor independen lain yang diduga dalam Situasi Konflik Audit juga dapat mempengaruhi dengan Kesadaran Etis perilaku disfungsional audit sebagai Variabel Moderating. Fakultas DAFTAR PUSTAKA Ekonomi Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Asih, D. A. T, 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Mufida, Lailatul, 2011. Hubungan Terhadap Peningkatan Karakteristik Personal Keahlian Auditor Dalam Auditor Independen Bidang Auditing, Skripsi Terhadap Perilaku Fakultas Ekonomi Disfungsional Audit, Universitas Islam Skripsi Fakultas Ekonomi Indonesia, Yogyakarta. Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Donnely, David P., Jeffrey J. Quirin, Sultan Syarif Kasim Riau. dan David O’Bryan, 2003. Rustiarini, Ni Wayan, 2014. Sifat Auditor Acceptance of Kepribadian Sebagai Dysfunctional Audit Pemoderasi Hubungan Behavior: An Explanatory Stres Kerja dan Perilaku Model Using Auditor’s Disfungsional Audit, Personal Characteristics, Jurnal Akuntansi dan Journal of Behavioral Keuangan Indonesia, Juni Research in Accounting 15 2014, Vol. 11, No. 1, hal 1 (4): 87-110 – 19 Engko, Cecilia dan Gudono, 2007. Shapeero, et.al, 2003. The Influence Pengaruh Kompleksitas of Situasional, Ethical and Tugas dan Locus of Control Expentancy Theory Terhadap Hubungan Variables on Accountants’ Antara Gaya Underreporting Behavior, JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 722 Auditing: Journal of Suwatno dan Priansa, D.J, 2011. Practice and Theory, Vol. Manajemen SDM dalam 2. Pp, 1-12 Organisasi Publik dan Bisnis, Bandung : Alfabeta Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Ugoji, E.I., dan Isele, G., 2009. Dalam Pelaksanaan Stress Management and Program Audit, Skripsi Corporate Governance in Program Doktor Ilmu Nigerian Organizations, Ekonomi Universitas European Journal of Diponegoro Scientific Research 27(3): 472-478