Professional Documents
Culture Documents
Ida Rosnidah
idarosnidah2010@yahoo.com
Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)
ABSTRACT
Internal auditor’s independence is sometimes in doubt. This makes sense because the internal auditor is an
integrated part of the organization. As a part of the organization, the internal auditor has a role to audited
financial statements, give some suggestions and recommendations that can be used as the basis for making some
decisions in the future. The lower of internal auditor’s independence has an impact audit quality, that can make
the role of internal auditor degrade. So, the quality of internal auditor still becomes an important issue until
now. The purpose of this study is to establish a measurement model of internal audit quality based on the
influencing factors not only independence, but also competence, professionalism and motivation. This study uses
primary data by distributing questionnaires spread to 60 internal auditors who work in inspectorate, private
companies, state enterprises (BUMN) and local government enterprises (BUMD) in Cirebon District and
Municipalities. Data analysis method used is single stage multivariate model among variables/pathway
analysis. The results show that the competence, independence, professionalism and motivation affect the quality
of internal audit either partially or simultaneously, and competence contributes the most to the quality of the
internal audit. Thus, this research model can be used to measure the quality of internal audit.
ABSTRAK
Independensi auditor internal terkadang masih diragukan, hal ini merupakan hal yang masuk akal
karena auditor internal merupakan bagian dari suatu organisasi. Auditor internal sebagai bagian
dalam organisasi bertugas untuk mengaudit laporan keuangan, memberikan saran dan rekomendasi
yang dibutuhkan untuk nantinya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Rendahnya
independensi auditor internal akan mempengaruhi kualitas audit yang dilaksanakannya, sehingga
fungsi auditor akan menjadi terdegradasi. Oleh karena itu, sampai saat ini kualitas audit dari para
auditor internal masih menjadi sorotan. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuesioner
yang disebar kepada 60 orang auditor internal yang bekerja di inspektorat, perusahaan swasta,
BUMN dan BUMD di kota dan kabupaten Cirebon. Metode analisis data yang digunakan adalah
model single stage multivariate antar variabel/analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi, independensi, profesionalisme dan motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit
internal baik secara parsial maupun simultan sehingga model penelitian ini dapat digunakan untuk
mengukur kualitas audit internal. Variabel yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pengukuran kualitas audit internal adalah kompetensi.
Kompetensi
Independensi
Kualitas Audit Internal
Profesionalisme
Motivasi
Gambar 1
Model Penelitian Pengukuran Kualitas Audit Internal
Sumber: Efendy (2010); Rosnidah dkk. (2011, 2012)
Tabel 1
Demografi Responden
Keterangan Jumlah (orang) Persentase
Jenis kelamin :
1. Laki – laki 49 81,67
2. Perempuan 11 18,33
Usia :
1. 30-35 tahun 7 11,67
2. 36-40 tahun 10 16,67
3. 41-45 tahun 17 2,33
4. 46-50 tahun 14 23,33
5. 50-55 tahun 12 20,00
Tingkat Pendidikan :
1. S2 5 8,33
2. S1 47 78,33
3. D3 2 3,33
4. SMA 6 10,00
Masa Kerja :
1. < 10 tahun 8 13,33
2. 10-20 tahun 29 48,33
3. > 20 tahun 23 38,33
Sumber: data diolah (2013)
terdiri dari BRI Syariah (1), PDAM kabu- kualitas audit internal serta memiliki loya-
paten Cirebon (4), BII (1), Taspen (1), BJB litas terhadap profesi yang mereka jalankan
Cirebon (1), BJB Sumber (1), Cirebon Plaza selama ini.
Hotel (1), Bank Syariah Mandiri Cirebon (1), Selanjutnya untuk mengetahui tingkat
BPR Harmoni (1), SPI Unswagati Cirebon ketepatan alat ukur atau ketepatan instru-
(2), Kospin Jasa (1), Bank BJB Syariah (1), PT men untuk mengukur variabel yang diteliti
Pos Indonesia cabang Cirebon (1), PG (validitas), dan tingkat konsistensi dari
Rajawali II (11), ASKES (2), dan Kantor tanggapan responden atas instrumen yang
Inspektorat kabupaten Cirebon (30). diberikan dapat dilihat dari tabel 2.
Berdasarkan karakteristik demografi Hasil pengujian validitas diketahui
diketahui bahwa sebagian besar responden tidak terdapat satu instrumen yang tidak
adalah laki-laki kisaran usia 41-45 tahun, valid, kondisi tersebut berarti seluruh
dengan tingkat pendidikan S1 dan masa instrumen dilibatkan dalam analisis se-
kerja 10-20 tahun. Dilihat dari karakteristik lanjutnya. Hal tersebut diperkuat dengan
tersebut, dapat diketahui bahwa para nilai koefisien Cronbach Alpha yang memiliki
responden adalah orang yang berpengala- nilai di atas 0,7, yang berarti instrumen
man dan telah mengetahui permasalahan dapat dinyatakan reliable (terpercaya).
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel Penelitian No. Item yang Tidak Valid Koefisien
Kompetensi - 0,7477
Independensi - 0,7433
Profesionalisme - 0,8431
Motivasi - 0,7552
Kualitas Audit Internal - 0,7739
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 3
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Kompetensi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3517
Kesalahan standar rata-rata 0,177
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,4603
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,3630
Simpangan baku 0,4204
Sumber : data diolah (2013)
kat kepercayaan 95% berada pada kriteria musatan data untuk skor rata-rata sebesar
dengan batas bawah 4,3630 dan batas atas 4,3517 dengan estimasi parameter pada
4,4603, maka dapat dihasilkan informasi tingkat kepercayaan 95% berada pada
bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% kriteria dengan batas bawah 4,2626 dan
diketahui tingkat kompetensi berada pada batas atas 4,4407, maka dapat dihasilkan
kategori tinggi. informasi bahwa dengan tingkat kepercaya-
Berdasarkan analisis statistik deskriptif an 95% diketahui tingkat independensi
untuk tingkat Independensi diperoleh pe- berada pada kategori tinggi.
Tabel 4
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Independensi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3517
Kesalahan standar rata-rata 0,119
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2626
pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4407
Simpangan baku 0,3447
Sumber : data diolah (2013)
Tabel 5
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Profesional (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3117
Kesalahan standar rata-rata 0,121
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2218
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4015
Simpangan baku 0,3479
Sumber: data diolah (2013)
Berdasarkan analisis statistik deskriptif dengan batas bawah 4,2013 dan batas atas
untuk tingkat profesional diperoleh pe- 4,4887, maka dapat dihasilkan informasi
musatan data untuk skor rata-rata sebesar bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%
4,3117 dengan estimasi parameter pada diketahui tingkat motivasi berada pada
tingkat kepercayaan 95% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan analisis statis-
kriteria dengan batas bawah 4,2218 dan tik deskriptif untuk tingkat kualitas audit
batas atas 4,4015, maka dapat dihasilkan internal diperoleh pemusatan data untuk
informasi bahwa dengan tingkat kepercaya- skor rata-rata sebesar 4,3550 dengan esti-
an 95% diketahui tingkat profesional berada masi parameter pada tingkat kepercayaan
pada kategori tinggi. 95% berada pada kriteria dengan batas
Berdasarkan analisis statistik deskriptif bawah 4,2512 dan batas atas 4,4588, maka
untuk tingkat motivasi diperoleh pemusa- dapat dihasilkan informasi bahwa dengan
tan data untuk skor rata-rata sebesar 4,3450 tingkat kepercayaan 95% diketahui tingkat
dengan estimasi parameter pada tingkat kualitas audit internal berada pada kategori
kepercayaan 95% berada pada kriteria tinggi.
Tabel 6
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Motivasi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3450
Kesalahan standar rata-rata 0,309
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2013
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4887
Simpangan baku 0,5561
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 7
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Kualitas Audit Internal (n =
60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3550
Kesalahan standar rata-rata 0,161
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2512
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4588
Simpangan baku 0,4019
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 8
Rangkuman Uji Asumsi Statistik
Multikolinearitas
Kolmogorov-Smirnov Test Variabel VIF Durbin-Watson
KOM
IND 1,395
0,797 1,574
PROF 1,190 2,167
MOT 1,081
Sumber: data diolah (2013)
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov test me- model multivariate satu tahap berdistribusi
nunjukkan bahwa Assymp. Sig (2-tailed) normal.
sebesar 0,797. Ini menunjukkan bahwa
Uji multikolinearitas digunakan untuk
Assymp. Sig (2-tailed)>0,05, maka H0 menguji adanya korelasi diantara kompe-
diterima atau Ha ditolak. Dengan demikian, tensi, independensi, profesionalisme, dan
maka
motivasi sebagai variabel independen da- uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
lam model multivariate satu tahap. Model bahwa dalam suatu model multivariate satu
multivariate satu tahap yang baik adalah tahap dikatakan tidak memiliki masalah
terbebas dari masalah multikolinearitas. autokorelasi jika DW terletak antara dU dan
Apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, 4-dU.
maka didalam variabel kompetensi, inde- Nilai DW terletak diantara dU (1,6932)
pendensi, profesionalisme, dan motivasi dan 4-dU (2,3068) atau dirumuskan sebagai
tersebut tidak terjadi multikolinearitas, 1,6932 < 2,167 < 2,3068. Dengan demikian,
sehingga seluruh variabel independen layak dapat disimpulkan bahwa model multi-
digunakan dalam model multivariate satu variate satu tahap penelitian ini tidak ada
tahap. masalah autokorelasi.
Dari hasil pengujian multikolinearitas
di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance Persamaan Struktural
masing-masing variabel independen yaitu Analisis pertama dari analisis jalur
kompetensi, independensi, profesionalisme, adalah dengan mengetahui persamaan
dan motivasi memiliki nilai tolerance > 0,10 struktural dari model yang diteliti, ilustrasi
dan nilai VIF < 10. Dengan demikian, dapat dari model penelitian yang disertai dengan
disimpulkan bahwa variabel kompetensi, nilai koefisien jalur, nilai korelasional antara
independensi, profesionalisme, dan moti- variabel bebas dan nilai epsilon dari per-
vasi tidak terjadi multikolinearitas, sehingga samaan tersebut, seperti diperlihatkan pada
seluruh variabel independen layak diguna- gambar 2.
kan dalam model multivariate satu tahap. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui
Uji autokorelasi bertujuan untuk meng- seluruh variabel yang diteliti memiliki nilai
uji apakah dalam sebuah model multi- koefisien positif. Adapun persamaan
variate satu tahap terdapat korelasi antara strukturalnya adalah sebagai berikut:
kesalahan pengganggu (error) periode t KAI= 0,554 KOM + 0,209 IND + 0,162
dengan kesalahan pengganggu (error) pada PROF + 0,389 MOT
periode t-1. Model multivariate satu tahap Kondisi tersebut menunjukkan seluruh
yang baik seharusnya bebas dari auto- variabel memberikan kontribusi positif ter-
korelasi. Metode pengujian autokorelasi hadap peningkatan kualitas audit internal.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
KOM
0,554
0,525
PROF 0,162
0,235
0,045
0,389
MOT
Gambar 2
Persamaan Struktural
Sumber: data diolah (2013)
Selain itu nilai epsilon menunjukkan a. Uji Parsial
pengaruh total dari tingkat kompetensi, Uji-t digunakan untuk mengetahui
independensi, profesionalisme dan motivasi apakah dalam model multivariate satu
dari auditor internal terhadap kualitas audit tahap variabel independen secara parsial
internal. berpengaruh signifikan terhadap variabel
independen. Apabila nilai signifikansi t <
Pengujian Hipotesis 0,05 atau –t hitung < -t tabel atau t hitung >
Pengujian hipotesis dalam penelitian t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
dilakukan secara parsial dan simultan. sedang- kan, nilai signifikansi t > 0,05 atau –
Untuk pengujian secara parsial dilakukan t hitung ≥ -t tabel atau t hitung ≤ t tabel,
dengan menggunakan pengujian individual maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t
thitung dan secara simultan dengan meng-
tabel adalah sebesar 2,00.
gunakan Fhitung, seperti ditunjukkan pada
tabel 9.
Tabel 9
Koefisien Jalur, Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Profesionalisme dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Internal secara Parsial maupun
Simultan
Koefisien Jalur
Jalur Variabel yang diuji
thitung Sig. ttabel R2 Fhitung
(Standardized
1. KOM → KAI ) 0,554 8,194 0,000 2,00 0,807 57,428
2. IND → KAI 0,209 2,915 0,004 2,00
3. PROF → KAI 0,162 2,589 0,010 2,00
4. MOT → KAI 0,389 6,532 0,000 2,00
Sumber: data diolah (2013)
Nilai signifikansi untuk variabel an yang dilakukan oleh Alim et al., (2007)
kompetensi sebesar 0,000 dan t hitung se- yang memberikan bukti bahwa kompetensi
besar 8,194. Dengan demikian Ho1 ditolak yang dimiliki oleh auditor berpengaruh
dan Ha1 diterima, artinya kompetensi terhadap kualitas audit.
(KOM) berpengaruh positif dan signifikan Nilai signifikansi untuk variabel inde-
terhadap peningkatan kualitas audit (KAI) pendensi (IND) sebesar 0,004 dan t hitung
dengan tingkat keyakinan 95%. Kompetensi sebesar 2,915. Dengan demikian Ho2 di-
yang dimiliki oleh seorang auditor me- terima dan Ha2 ditolak, artinya inde-
rupakan hal yang sangat fundamental da-
pendensi (IND) berpengaruh positif dan
lam melakukan aktivitas pemeriksaan lapo-
signifikan terhadap kualitas audit internal
ran keuangan suatu perusahaan. Hal ini
(KAI) dengan tingkat keyakinan 95%.
menunjukkan bahwa kompetensi auditor
Independensi seorang auditor merupakan
merupakan salah satu faktor terpenting
hal yang menunjukkan objektivitas dalam
dalam proses audit. Hasil audit akan sangat
melakukan seluruh kegiatan atau aktivitas
ditentukan dari kompetensi yang dimiliki
yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
oleh auditor tersebut. Jika tingkat kompe-
Salah satu faktor kunci agar laporan audit
tensi yang dimiliki auditor tersebut rendah,
yang dihasilkan oleh para auditor mem-
maka laporan audit yang dihasilkan mem-
punyai tingkat reliabilitas yang tinggi
punyai kualitas yang rendah. Hasil peng-
adalah faktor independensi. Jika seorang
ujian hipotesis pertama yang diajukan
auditor mempunyai tingkat independensi
dalam penelitian ini sesuai dengan peneliti-
yang baik, maka segala aktivitas yang
dilakukan akan selalu objektif. Penelitian ini kualitas audit pada laporan yang di-
menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis keluarkan. Hasil penelitian ini sesuai de-
yang kedua bahwa independensi seorang ngan penelitian sebelumnya yang melaku-
auditor merupakan tolok ukur kualitas kan pengujian terhadap pengaruh motivasi
audit yang terdapat dalam laporan auditor audit. Penelitian sebelumnya yang dilaku-
terhadap suatu perusahaan. Hasil penelitian kan oleh Efendy (2010) memberikan bukti
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa variabel motivasi berpengaruh ter-
yang dilakukan oleh Adeyemi et al. (2012) hadap audit internal.
yang menemukan bukti bahwa inde-
pendensi auditor internal memiliki hubu- b. Uji Koefisien Regresi secara Simultan
ngan dengan kualitas audit. Semakin tinggi (F-Test)
independensi seorang auditor maka kualitas Uji-F digunakan untuk mengetahui
audit dalam laporan yang disajikan akan apakah variabel independen secara ber-
semakin tinggi pula. sama-sama berpengaruh secara signifikan
Nilai signifikansi untuk variabel terhadap variabel dependen. Apabila nilai
profesionalisme sebesar 0,010 dan t hitung signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F tabel,
sebesar 2,589. Profesionalisme memberikan maka Ho ditolak dan Ha diterima, se-
pengaruh positif dan signifikan terhadap dangkan, nilai signifikansi F > 0,05 atau F
kualitas audit internal. Profesionalisme hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan Ha
auditor tercermin dalam kemampuannya ditolak. Nilai F tabel yang didapatkan
menghasilkan temuan-temuan selama pro- adalah sebesar 2,76077.
ses audit. Menurut Efendi (2010), kualitas Hasil uji F menunjukkan nilai signi-
audit dapat diukur melalui kualitas proses fikansi F sebesar 0,000 dan F hitung sebesar
(keakuratan temuan profesional, sikap 57,428. Nilai signifikansi F sebesar 0,000 <
skeptisme), kualitas hasil (nilai rekomen- 0,05 dan F hitung sebesar 57,428 > F tabel
dasi, kejelasan laporan, dan manfaat audit), sebesar 2,76077, maka Ho4 ditolak dan Ha4
dan tindak lanjut hasil audit. Semakin tinggi
diterima. Dengan demikian, dapat di-
tingkat profesionalisme seorang auditor
simpulkan bahwa kompetensi, independen-
maka laporan audit yang disajikan akan
si, profesionalisme, dan motivasi ber-
semakin berkualitas. Penelitian ini mem-
pengaruh positif dan signifikan secara
buktikan bahwa semakin tinggi tingkat
simultan terhadap peningkatan kualitas
profesionalisme yang dimiliki oleh seorang
audit dengan tingkat keyakinan 95%. Lebih
auditor maka kualitas audit yang dihasilkan
lanjut, dengan diterimanya Ha4, maka
juga akan semakin tinggi.
model multivariate satu tahap dalam pe-
Nilai signifikansi untuk variabel moti-
nelitian ini layak (fit) untuk digunakan
vasi sebesar 0,000 dan t hitung sebesar
dalam penelitian. Hasil penelitian yang
6,532. Motivasi memberikan pengaruh po-
dilakukan dengan memasukkkan semua
sitif dan signifikan terhadap kualitas audit
variabel independen yang terdapat dalam
internal. Motivasi seorang auditor men-
penelitian ini memberikan bukti bahwa
cerminkan gairah kerja para auditor. Moti-
semua variabel independen yang diguna-
vasi dalam pekerjaan auditor salah satunya
kan berupa kompetensi, independensi,
dapat meningkat disebabkan karena kondisi
profesionalisme, dan motivasi berpengaruh
atau keadaan lingkungan sekitar tempat
terhadap kualitas audit internal. Hal ini
mereka bekerja. Semakin seorang auditor
menunjukkan bahwa variabel-variabel inde-
berada dalam lingkungan yang menuntut
penden tersebut dapat dijadikan indikator
kualitas audit yang baik, maka auditor
dalam melakukan penilaian terhadap kua-
tersebut akan semakin mempunyai motivasi
litas audit internal. Hasil ini konsisten
yang tinggi dalam melakukan proses
dengan hasil penelitian sebelumnya yang
auditing. Hal ini akan berdampak pada
telah dilakukan oleh Rosnidah et al. (2011,
2012) membuktikan pengaruh kompetensi, simultan dan parsial terhadap variabel
independensi, profesionalisme, dan moti- dependen.
vasi baik secara parsial maupun simultan Berdasarkan tabel 10 diketahui jika pe-
terhadap kualitas audit internal. ngaruh secara keseluruhan (simultan)
kompetensi, independensi, profesionalisme
Dekomposisi Pengaruh Kompetensi, Inde- dan motivasi memberikan pengaruh ter-
pendensi, Profesionalisme dan Motivasi hadap kualitas audit internal sebesar 0,807
terhadap Kualitas Audit atau sebesar 80,7%, sedangkan sisanya
Dekomposisi pengaruh digunakan sebesar 19,3% dipengaruhi variabel lain
untuk mengetahui persentase sumbangan yang tidak diobservasi.
pengaruh variabel independen secara
Tabel 10
Dekomposisi Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme dan
Motivasi terhadap Kualitas Audit
Variabel Dekomposisi
KOM 0,418
IND 0,136
PROF 0,060
MOT 0,193
Total Pengaruh terhadap KAI 0,807
Sumber: data diolah (2013)
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh dekomposisi 0,418 (41,8%), diikuti variabel
variabel independen yang digunakan dalam motivasi dengan 0,193 (19,3%), variabel
penelitian ini dapat digunakan sebagai independensi 0,136 (13,6%), dan variabel
dasar dalam menentukan seberapa besar
profesionalisme sebesar 0,060 (6%), maka
tingkat kualitas audit internal pada suatu dapat diketahui tingkat kompetensi dari
organisasi. Setidaknya, variabel kompetensi, seorang auditor internal memberikan
independensi, profesionalisme dan moti- kontribusi terbesar terhadap kualitas audit
vasi dapat memberikan pengaruh sebesar internal. Berdasarkan hasil penelitian ini,
80,7% terhadap penilaian kualitas audit dalam menentukan kualitas audit internal
internal. Dengan menggunakan besaran sebaiknya ditinjau berdasarkan kompetensi
dari koefisien regresi yang kemudian di- yang dimiliki oleh para auditor internalnya,
gabungkan dengan hasil penilaian yang karena kompetensi seorang auditor me-
berasal dari variabel independen, maka rupakan faktor yang paling fundamental
perubahan kualitas audit dapat diketahui. dalam menentukan kualitas audit internal
Hal ini penting dilakukan untuk menge- dalam suatu organisasi. Hasil penelitian ini
tahui kinerja auditor internal dari waktu ke sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
waktu. Dengan demikian pihak manajemen Publik (2011) yang mensyaratkan auditor
perusahaan dapat menggunakan model ini mempunyai kompetensi melalui penguasa-
sebagai alat untuk melakukan evaluasi an terhadap standar akuntansi dan auditing,
terhadap kinerja auditor internal serta mem- wawasan terhadap perusahaaan dan pe-
peroleh gambaran terkait dengan tata kelola ningkatan keahlian. Ini menunjukkan
yang diimplementasikan oleh suatu organi- bahwa seorang auditor dituntut untuk
sasi. memiliki kompetensi yang memadai dalam
Secara parsial diketahui kompetensi bidang akuntansi, auditing, serta pelaporan
memiliki pengaruh terbesar dengan nilai
keuangan yang disusun oleh suatu per- Independensi auditor eksternal lebih tinggi
usahaan. dibandingkan dengan independensi yang
Pengaruh terbesar kedua kualitas audit terdapat dalam auditor internal. Dengan
internal adalah Motivasi auditor. Motivasi demikian, maka jika suatu organisasi me-
seorang auditor menentukan proses audit nginginkan kualitas audit internal yang
yang akan atau sedang dilakukan. Jika memadai maka sebaiknya meningkatkan
tingkat motivasi auditor tinggi, maka para independensi auditor internal yang terdapat
auditor akan menjalankan tugasnya dengan dalam organisasi tersebut.
penuh kesungguhan, sehingga segala yang Faktor keempat yang berpengaruh
dilakukan oleh auditor internal tersebut terhadap kualitas audit internal adalah
akan efektif. Motivasi yang tinggi tersebut profesionalisme. Profesionalisme mem-
akan berdampak pada tingginya kualitas punyai pengaruh yang paling rendah dalam
audit internal dalam suatu perusahaan. penelitian ini jika dibandingkan dengan
Dengan kata lain, jika auditor mempunyai faktor-faktor lain seperti kompetensi, moti-
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan vasi, dan independensi. Profesionalisme
tugasnya, maka kualitas audit yang di- auditor tercermin dalam kemampuannya
hasilkan akan meningkat, begitu pula se- menghasilkan temuan-temuan selama pro-
baliknya. ses audit. Menurut Efendi (2010), kualitas
Independensi yang melekat pada audi- audit dapat diukur melalui kualitas proses
tor merupakan faktor terpenting ketiga (keakuratan temuan profesional, sikap
yang mempengaruhi kualitas audit internal. skepticme), kualitas hasil (nilai rekomen-
Independensi seorang auditor sangat ber- dasi, kejelasan laporan, dan manfaat audit),
pengaruh terhadap objektivitas auditir dan tindak lanjut hasil audit. Semakin tinggi
dalam menjalankan perannya sebagai pihak tingkat profesionalisme seorang auditor
yang menjamin bahwa laporan keuangan maka laporan audit yang disajikan akan
yang disajikan oleh perusahaan telah dicatat semakin berkualitas. Hasil penelitian ini
secara wajar dan sesuai dengan standar sesuai pernyataan terkait dengan kualitas
akuntansi yang berlaku. Penelitian sebelum- audit menurut Efendi (2010). Seorang audi-
nya yang dilakukan oleh Adeyemi et al. tor yang profesional tidak akan melakukan
(2012) memberikan bukti bahwa inde- suatu kegiatan yang bertentangan dengan
pendensi yang dimiliki oleh auditor internal prosedur audit yang telah ditetapkan,
memiliki hubungan dengan kualitas audit. sehingga laporan audit yang dihasilkan
Semakin tinggi independensi yang terdapat dapat dipercaya. Hal ini tentunya akan
dalam diri seorang auditor (baik auditor meningkatkan kualitas audit internal.
internal maupun auditor ekstenal) maka
akan meningkatkan kualitas audit yang SIMPULAN DAN SARAN
tercermin melalui hasil temuan-temuan Simpulan
audit. Salah satu faktor yang membedakan Penelitian ini dirancang untuk menguji
antara auditor internal dan auditor ekster- secara empiris pengaruh kompetensi, inde-
nal adalah tingkat independensi yang pendensi, profesionalisme, dan motivasi
melekat dalam auditor tersebut. Penelitian terhadap kualitas audit internal. Hasil dari
yang dilakukan oleh Gramling and pengujian asumsi klasik yaitu uji norma-
Vandervelde (2006) menemukan bahwa litas, uji multikolinearitas, dan uji auto-
tidak terdapat perbedaan dalam penguku- korelasi dengan model multivariate satu
ran fungsi antara auditor internal dengan tahap menunjukkan bahwa model multi-
auditor eksternal. Selain ini hasil pe- variate satu tahap tersebut memenuhi sya-
nelitiannya juga menunjukkan bahwa ter- rat normalitas, tidak terjadi multikolinea-
dapat perbedaan tingkat objektivitas antara ritas dan tidak ada masalah autokorelasi.
auditor internal dengan auditor eksternal. Pengaruh secara keseluruhan adalah
sebesar 0,807 atau 80,7% sedangkan sisanya Berdasarkan uraian tersebut di atas,
dipengaruhi variabel lain yang tidak dapat disimpulkan bahwa kompetensi,
diobservasi. Pengaruh terbesar secara indi- independensi, profesionalisme dan motivasi
vidual diketahui dimiliki oleh kompetensi, berpengaruh terhadap kualitas audit inter-
diikuti oleh motivasi, independensi dan nal baik secara parsial maupun simultan
profesionalisme. sehingga model penelitian yang diuji dapat
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis per- digunakan untuk mengukur kualitas audit
tama menunjukkan bahwa kompetensi internal. Variabel yang memberikan kontri-
(KOM) berpengaruh positif dan signifikan busi terbesar dalam model pengukuran
terhadap kualitas audit internal (KAI) kualitas audit adalah kompetensi. Penguku-
dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan ran kualitas audit internal sangat di-
demikian, tingginya kompetensi auditor perlukan karena kualitas audit internal
internal akan mempengaruhi kualitas audit merupakan suatu indikator dalam pe-
internal. ngelolaan perusahaan. Kualitas audit inter-
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis kedua nal yang rendah menunjukkan bahwa tata
menunjukkan independensi (IND) ber- kelola perusahaan tersebut rendah. Dengan
pengaruh positif dan signifikan terhadap demikian, berdasarkan hasil penelitian ini,
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat model pengukuran kualitas audit internal
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat dapat ditentukan dengan menggunakan
disimpulkan bahwa independensi auditor faktor-faktor dalam variabel independen
internal dalam suatu organisasi mempe- yaitu: Kompetensi, Motivasi, Independensi
ngaruhi kualitas audit internal. dan Profesionalisme.
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis ketiga
menunjukkan profesionalisme (PROF) ber- Saran
pengaruh positif dan signifikan terhadap Saran yang diberikan adalah: (1)
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat Pemerintah Daerah maupun pimpinan per-
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat usahaan swasta, BUMN dan BUMD sebaik-
disimpulkan bahwa tingginya profesi- nya dalam melakukan seleksi atau menilai
onalisme (PROF) auditor internal dalam kinerja auditor internal harus memperhati-
suatu organisasi akan meningkatkan kuali- kan masalah kompetensi, independensi,
tas audit internal. profesionalisme, dan motivasinya karena
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis ke- hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
empat menunjukkan motivasi (MOT) ber- empat variabel tersebut berpengaruh baik
pengaruh positif dan signifikan terhadap secara parsial maupun simultan terhadap
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat kualitas audit internal; (2) Kompetensi
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat memberikan kontribusi terbesar dalam
disimpulkan bahwa tingginya motivasi kualitas audit internal, oleh karena itu
(MOT) auditor internal dalam suatu organi- disarankan untuk selalu meningkatkan
sasi akan meningkatkan kualitas audit kompetensi auditor internal melalui pe-
internal. latihan, pendidikan lanjutan dan sebagai-
Berdasarkan hasil uji F, hipotesis ke- nya; (3) Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat
empat menunjukkan bahwa model multi- menambahkan atau menggunakan variabel
variate satu tahap ini layak (fit) untuk independen lainnya seperti komitmen dan
dipergunakan dalam penelitian karena pengalaman dan lain-lain untuk menjelas-
kompetensi, independensi, profesionalisme, kan pengaruhnya terhadap peningkatan
dan motivasi berpengaruh positif dan kualitas audit internal; (4) Penelitian
signifikan secara simultan terhadap kualitas selanjutnya sebaiknya memiliki cakupan
audit internal dengan tingkat keyakinan objek penelitian yang lebih luas.
95%.
DAFTAR PUSTAKA Kualitas Audit (Survei pada Akuntan
Adeyemi, S. B., O. Okpala, dan E. L. Dabor. Publik yang Menjadi Anggota FAPM).
2012. Factors Affecting Audit Quality Disertasi. Universitas Padjadjaran.
In Nigeria. International Journal of Bandung.
Business and Social Science 3(20): 198-
Iskandar, T. M., M. M. Rahmat, dan H.
209. Ismail. 2010. The Relationship Between
Agoes, S. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akun- Audit Client Satisfaction and Audit
tan) oleh KAP. Lembaga Penerbit FEUI. Quality Attributes: Case of Malaysian
Jakarta. Listed Companies. International Journal
Alim, M. N., L. Hapsari, dan Purwanti. of Economics and Management 4(1): 155-
2007. Pengaruh Kompetensi, Inde- 180.
pendensi Terhadap Kualitas Audit
Khurana, I. K. dan K. K. Raman. 2004.
dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Litigation Risk and Financial Reporting
Moderasi. Prosiding Simposium Nasional Credibility of Big4 Versus Non-Big4
Akuntansi X Makasar. Audits: Evidence from Anglo American
Arens A. A., R. J. Elder, dan M. S. Beasley. Countries. The Accounting Review 79(2):
2008. Auditing and Assurance Services 473-496.
and ACL Software. Prentice Hall. New Kusnendi. 2010. Analisis Jalur dengan Amos.
Jersey.
Rizqi Press. Bandung.
Duff. 2004. Understanding Audit Quality: Nahariah, J., M. A. Salsiah, S. Zarehan, dan
The View of Auditors, Auditees and
A. Norazlan. 2005. The Perception of
Investors. Audit Partners, Audit Committee and
http://aaahg.org/AM2005/display.cfm?filen
Invesment Analyst on Audit Quality
ame=sub10_1867.
Attributes in Malaysia. Finance India
pdf&MIMEType=application%2Fpdf.
19(2): 535-545.
Diakses tanggal 19 November 2012.
Rosnidah, I. 2009a. Pengaruh Proses
Efendy, M. T. 2010. Pengaruh Kompetensi,
Pengadaan Jasa Audit, Biaya Jasa
Independensi, dan Motivasi terhadap
Audit, dan Spesialisasi Auditor di
Kualitas Audit Aparat Inspektorat
Bidang Industri Klien Terhadap
dalam Pengawasan Keuangan Daerah
Kualitas Audit dan Implikasinya pada
(Studi Empiris pada Pemerintah Kota
Kepuasan Pengguna Jasa Audit (Survei
Gorontalo). Tesis. Magister Universitas
Pada Emiten Terdaftar di Bursa Efek
Diponegoro. Semarang.
Indonesia). Jurnal Akuntansi 13(5): 295-
Gramling, Audrey A., and Vandervelde,
308.
Scott, D. 2006. Assessing Internal Audit
------2009b. Studi Komparatif Karakteristik
Quality. Internal Auditing. 21.
Kualitas Audit dan Kontribusinya Bagi
Idawati, I., A. Hazeline, dan C. A. Ayoib.
Perkembangan Auditing di Masa
2004. Survey on Timeliness of
Depan. Jurnal Akuntansi Bisnis 8(15): 1-
Quarterly Reports by Malaysian Listed
11.
Corporation. Proceeding of International
Conference on Corporate Governance and ------2010a. Pengaruh Tingkat Pendidikan
Reporting: 387-405. Auditor, Besarnya KAP dan Pengguna-
an Teknologi Informasi Terhadap
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011.
Standar Profesional Akuntan Publik. Kepuasan Kerja Auditor dan Impli-
Salemba Empat. Jakarta. kasinya pada Kualitas Audit. Jurnal
Akuntansi 14(1): 1-10.
Irwansyah. 2010. Pengaruh Ketaatan
Kompetensi dan Independensi Akun- ------2010b. Kualitas Audit: Refleksi Hasil
tan Publik Terhadap Profesionalime Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi
Akuntan Publik dan Implikasinya atas 14(3): 329-336.
Rosnidah, I., Rawi, dan Kamarudin. 2011. Kasus pada Auditor Internal di Kota
Analisis Dampak Motivasi dan Profesi- dan Kab. Cirebon. Jurnal Logika 7(5): 1-
onalisme Terhadap Kualitas Audit 13.
Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Rosnidah, I., Rawi, dan Utin. 2011. Analisis
Keuangan Daerah. Jurnal Pendidikan Dampak Kompetensi dan Independen-
Ekonomi dan Bisnis 3(2): 456-466. si Terhadap Kualitas Audit Aparat
Rosnidah, I., Rawi, dan G. Sofie. 2012. Inspektorat dalam Pengawasan Keua-
Analisis Dampak Kompetensi, Inde- ngan Daerah (Studi Empiris pada
pendensi dan Profesionalisme Ter- Pemerintahan Kab. Cirebon). Jurnal
hadap Kualitas Audit Internal (Studi Logika 5(4): 18-28.