Professional Documents
Culture Documents
Fatmawati
Augustina Ika Widayani, Gatot Suharjanto
Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, imfatmawati@yahoo.co.id
ABSTRACT
The research describes the pattern application of communal space to secondary facility of Bina
Nusantara University students . The method of research that has been done is to do a comparative
study in depth the communal room at three universities, namely the University of Indonesia,
University of Trisakti University Tarumanegara and qualitative research questionnaire . The analysis
performed the analysis of the character of building and space , analysis of the potential
environmental, program analysis activities ,secondary facilities analysis and pattern of communal
space, circulation space and organizational analysis, requirements analysis and space analysis of
materials and colors, site analysis and analysis of building. The results achieved are reference
designs of communal space ,space requirements as well as the pattern of communal space that is
applied as well as the arrangement of the design scheme of secondary facilities in the communal
space. It was concluded that the Library of the University of Indonesia is a form of communal space
which has an effective and desirable patterns of students who can be compared to a reference design
of a communal space with Tarumanegara University and Trisakti University . ( F )
ABSTRAK
Penelitian menjelaskan mengenai penerapan pola ruang komunal pada fasilitas sekunder mahasiswa
Universitas Bina Nusantara. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah studi banding dengan
melakukan survey ruang komunal pada tiga universitas yaitu Universitas Indonesia, Universitas
Tarumanegara dan Universitas Trisakti dengan kuisioner penelitian kualitatif. Analisa yang
dilakukan yaitu analisa karakter bangunan dan ruang, analisa potensi lingkungan, analisa program
aktivitas, analisa fasilitas dan pola ruang komunal , analisa organisasi ruang dan sirkulasi, analisa
persyaratan ruang, analisa material dan warna, analisa tapak, analisa bangunan. Hasil yang dicapai
yaitu acuan desainruang komunal, kebutuhan ruang serta pola ruang komunal yang diterapkan serta
skema desain penataan fasilitas sekunder pada ruang komunal. Disimpulkan bahwa Perpustakaan
Universitas Indonesia adalah bentuk ruang komunal yang memiliki pola yang efektif dan diminati
mahasiswa yang dapat menjadi acuan desain ruang komunal dibandingkan dengan Universitas
Tarumanegara dan Universitas Trisakti. (F)
PENDAHULUAN
Topik yang diambil dalam penelitian ini yaitu improving urban economics. Yang memiliki
tujuan untuk memperbaiki perencanaan, pelayanan fasilitas dan tata kelola. Serta mendorong
pembentukan kemitraan sektor publik-swasta baru dengan memperhatikan kebutuhan usaha kecil dan
menengah menjadi lebih produktif dan progresif. Universitas Binus adalah salah satu universitas
swasta yang memiliki standar kualitas yang baik, yang terletak di padat penduduk dengan lahan
terbatas. Kondisi ini tidak memungkinkan untuk tersedianya ruang komunal sebagai fasilitas
penunjang kebutuhan mahasiswa. Akibatnya menjadi terbatas ruang yang berfungsi untuk interaksi
sosial antar mahasiswa.
Keterbatasan ruang komunal membuat ketidaktertiban terjadi di koridor kampus maupun di
selasar kampus menjadi tidak tertib. Mahasiswa menggunakan koridor dan selasar kampus untuk
duduk di lantai dan mengerjakan tugas. Koridor menjadi sempit dan mengganggu pengguna jalan.
Mahasiswa juga tidak dapat mengapresiasikan karya seni (pameran, menampilkan bermain musik)
mereka dengan baik sehingga mahasiswa menggunakan lahan yang ada seperti contohnya
menampilkan bermain musik ukm band yang menggunakan lahan parkir motor syahdan sebagai
tempat tampil mereka.
Tidak tersedianya ruang komunal, mahasiswa memilih berkumpul di trotoar jalan depan
kampus syahdan yang membuat ketidakteraturan dan kemacetan dikarenakan jalan raya menyempit
ditambah ketertarikan para produsen mendekati konsumen yang ramai di jalan maka kondisi tersebut
memancing pedagang liar berjualan di pinggir jalan. Oleh karena itu ruang komunal Binus nantinya
juga sebagai wadah atau sebagai tempat relokasi dari pedagang kaki lima tersebut sebagai penertiban
tata ruang.
Kondisi yang cukup baik ditemukan pada perpustakaan Binus yang terletak dikampus
Anggrek. Sudah tersedianya fasilitas perpustakaan utama yang menyediakan beberapa koleksi materi
buku setiap jurusan. Namun kurang tersedianya media cetak ataupun koleksi buku diluar materi
jurusan, seperti majalah, buku keterampilan atau hobi, dan pengetahuan umum lainnya bahkan cd dan
dvd film. Untuk melengkapi fasilitas sekunder Binus maka ruang komunal nantinya akan
menyediakan perpustakaan informal. Dimana mahasiswa Binus dapat melakukan aktivitas sekunder
mereka dengan membaca koleksi buku yang mereka tidak dapat ditemukan pada perpustakaan utama
Binus. Dan juga terdapat fasilitas hiburan untuk mahasiswa sekedar menonton film secara individu
ataupun kelompok. Dikarenakan ilmu itu tidak terbatas dengan materi formal saja. Mahasiswa juga
mendapatkan ilmu lewat hiburan tersebut.
Ruang komunal tidak hanya berfungsi untuk tempat berkumpul mahasiswa ataupun sebagai
tempat interaksi sosial, namun dengan adanya penataan dan pemusatan fasilitas sekunder mahasiswa
maka mahasiswa dapat melakukan berbagai aktivitas sekunder mereka dalam satu ruang. Aktivitas
sekunder tersebut yaitu mengerjakan tugas, berdiskusi, berkumpul, pencarian informasi, perpustakaan,
berolahraga, pemenuhan kebutuhan pangan, menampilkan bermain musik atau pameran dan lain-lain.
Ruang komunal sebagai layanan publik yang lebih diperuntukan untuk mahasiswa Binus
University, juga menyediakan tempat untuk disewa para pelaku bisnis atau produsen agar dapat dekat
dengan konsumennya dengan tempat yang layak dan sesuai sasaran. Sehingga semua kebutuhan
sekunder mahasiswa terpenuhi dalam penggunaan ruang komunal.
Dengan adanya ruang komunal sebagai pemusatan aktivitas sekunder maka lingkungan
Binus University akan lebih baik, teratur serta dapat mengurangi kemacetan yang terjadi akibat
penyempitan ruas jalan, mengubah pola ketidakdisiplinan pengguna jalan dan dampak buruk lainnya.
Dan diharapkan mahasiswa dapat berinteraksi sosial dengan lebih baik sehingga mahasiswa Binus
tidak lagi bersifat individual.
Ruang komunal juga sebagai fasilitas pemenuhan kebutuhan sekunder mahasiswa dan juga
memfasilitasi usaha sektor informal untuk menjalankan usaha bisnisnya dengan lebih tertib. Sehingga
kawasan Binus University semakin berkembang dalam sektor ekonomi maupun sosialnya.
Dalam proyek ini, yang akan digaris bawahi adalah bagaimana pola interior yang efektif dan diminati
oleh mahasiswa pada ruang komunal, serta penataan fasilitas sekunder yang menunjang aktivitas
sekunder mahasiswa. Pola ruang komunal sangat mempengaruhi penggunanya, dalam berperilaku,
berinteraksi dan beraktivitas.
Penelitian yang terdahulu dengan pembahasan ruang komunal yaitu yang pertama Living
Rooms and Social Spaces (oleh Stacey Grant, 2007). Yang menjelaskan permasalahan peningkatan
kualitas hidup masyarakat dengan metode sosialisasi dan mendapatkan hasil perancangan yang benar
ruang keluarga dan jenis-jenis ruang sosial yang memiliki potensi untuk menjadi pusat dari
sekelompok pelayanan.
Penelitian kedua yaitu Terbentuknya Ruang Komunal dalam aktivitas Accidental di Dukuh
Krajan, Kromengan< Kabupaten Malang (oleh Sri Winarni, 2013). Yang memiliki permasalahan
semakin menipisnya kebersamaan dan kegotongroyongan yang sudah ada dalam kehidupan
masyarakat pedesaan, yang berpengaruh terhadap perubahan ruang khususnya ruang komunal
masyarakat pedesaan. Metode yang dilakukan adalah metode penlitian kualitatif dengan pendekatan
rasionalistik. Dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan tokoh
masyarakatsetempat. Dengan hasil penelitian yaitu ruang semipublic, semiprivate, privat pada
aktivitas hajatan pernikahan dan tahlil kematian akan mengalami perubahan fungsi sebagai ruang
komunal. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekerabatan, kekeluargaan,
waktu, aktifias dan pelaku.
Sedangkan penelitian yang saya lakukan yaitu penerapan pola ruang komunal pada fasilitas
sekunder mahasiswa Universitas Bina Nusantara jakarta barat. Permasalahannya adalah kurang
tersedianya ruang komunal untuk mahasiswa Binus. Peneliti merumuskan 2 permasalahan yaitu
bagaimana pola ruang komunal yang efektif dan diminati oleh mahasiswa yang dapat diterapkan pada
ruang komunal Binus dan Bagaimana pengaruh aktivitas informal mahasiswa Binus terhadap
penataan fasilitas sekunder pada ruang komunal Binus. Peneliti memiliki metode penelitian kualitatif
dengan melakukan studi banding dimana dilakukannya pengumpulan dara primer pada Universitas
Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti dengan variabel ruang komunal,
mahasiswa, aktivitas sekunder dan pola. Peneliti melakukan studi banding pola interior ruang
komunal yang ditemukan pada ketiga universitas tersebut kemudian meneliti pola mana yang efektif
dan dapat diterapkan pada Ruang Komunal Binus nantinya serta peneliti merumuskan fasilitas
sekunder apa saja yang tersedia dalam area kampus tersebut. Peneliti juga menyebarkan kuisioner
terhadap mahasiswa sebagai pengguna dari ketiga universitas tersebut. Peneliti menyebarkan lagi
kuisioner terhadap mahasiswa Binus untuk memilih fasilitas apa saja yang mereka inginkan dari hasil
rumusan studi banding pada tiga universitas tersebut agar fasilitas yang disediakan nantinya sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Hasil dari penelitian yaitu berdasarkan
hasil kuisioner, Universitas Indonesia memiliki ruang komunal dan fasilitas sekunder yang lebih baik
daripada Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti. Maka ruang komunal Universitas
Indonesia dapat dijadikan acuan desain ruang komunal Binus. Dan terdapat beberapa pola yang efektif
yang dapat diterapkan pada ruang komunal Binus nantinya.
Teori yang digunakan yaitu Ruang Komunal Mahasiswa yang merujuk pada ruang publik
diampus yang lebih sering digunakan oleh mahasiswa untuk berinteraksi sosial. Disamping ruang
komunal untuk kegiatan yang bersifat formal seperti ruang kuliah, juga terdapat ruang komunal untuk
kegiatan informal seperti ruang parkir, salasar, hall, teras, tangga,. Menurut C.M.Deasy (1985),
karakteristik ruang komunal mahasiswa di kampus mempunyai karakter umum sebagai berikut :
• Berbatasan/ berdekatan dengan rute sirkulasi utama kampus, memindahkan ruang sosial ke
tempat-tempat yang jauh umumnya tidak berhasil, kecuali dipaksakan atraksi tambahan
untuk manarik mahasiswa menjauh dari rute normal mereka.
• Sebagian besar lebih berhasil pada perempatan jalan, pada tempat-tempat tujuan utama atau
bersama dengan pelayanan makanan.
• Menyediakan beberapa fasilitas tempat duduk.
• Menyediakan beberapa fasilitas untuk berteduh.
METODE PENELITIAN
Metedologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodelogi penelitian
kualitatif dan studi banding dimana dilakukannya pengumpulan data primer pada Universitas
Indonesia, Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanegara dan data sekunder yang kemudian
diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah yang ada. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu Ruang komunal, Mahasiswa, Aktivitas sekunder dan Pola.
Menurut Nasution (1964 : 34) data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan
atau tempat penelitian. Data primer peneliti yang dikumpulkan yang digunakan dalam metode analisa
antara lain adalah yaitu Data pola interior ruang komunal dan fasilitas sekunder mahasiswa yang
terdapat di tiga universitas berbeda berupa foto dan skema. Dari hasil studi banding tersebut dapat
disimpulkan pola ruang komunal yang efektif dan diminati mahasiswa yang dapat diterapkan pada
pola ruang komunal Binus. Lalu fasilitas sekunder yang tersedia pada tiga universitas tersebut dapat
dirumuskan dan dapat dijadikan pilihan pada kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa Binus
untuk memilih fasilitas sekunder yang mereka inginkan. Sehingga apa yang ditempatkan dan
diterapkan pada ruang komunal Binus nantinya sesuai dengan keinginan mahasiswa Binus. Dan
pembagian kuisioner mahasiswa sebagai pengguna ruang komunal dan fasilitas sekunder pada
Universitas Indonesia, Universitas Tarumangara dan Universitas Trisakti untuk didapatkannya hasil
perbandingan karakteristik ruang komunal. Sehingga dari kuisioner tersebut dapat disimpulkan
karakteristik ruang komunal manakah yang dapat dijadikan guide line pada perancangan ruang
komunal Binus nantinya.
Dapat disimpulkan bahwa metode analisa yang digunakan adalah melakukan survey dan
studi banding pola ruang komunal yang terbentuk dan fasilitas sekunder mahasiswa pada Universitas
Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti.
Menurut Soeratno dan Arsyad (2003 : 76) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sekumpulan
sumber lain, baik dari dalam maupun luar perusahaan. Data sekunder dapat berupa dokumen-
dokumen penting serta laporan-laporan perusahaan dan dokumentasi. Data sekunder yang
dikumpulkan adalah data yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan studi literatur melalui media
internet ataupun textbook, yaitu teori mengenai pola ruang komunal mahasiswa sebagai landasan
untuk menjawab permasalahan yang ada.
PEMILIHAN TEMA
Pola Ruang Komunal
POLA
KONSEP RANCANGAN
STEMATIK DESAIN
PERANCANGAN
Analisa Tapak
Alamat : Jalan KH. Syahdan No.78, Palmerah, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530, Indonesia.
Kriteria pemilihan lokasi tapak berdasarkan teori yang dikemukakan oleh C.M. Deasy (1985) bahwa
letak ruang komunal berdekatan dengan rute sirkulasi utama kampus.
Potensi Tapak
• Kampus Anggrek yang terletak pada jalan Raya Rawa Belong dengan konsep modern pada
arsitekturnya. Memiliki karakteristik tinggi (8 lantai) dilengkapi dengan lift, beratap
lengkung dan datar seta warna orange dan abu-abu menjadi ciri khas kampus trsebut.
• Kampus Syahdan yang terletak pada jalan K.H Syahdan. Dengan konsep arsitektur tropis
memiliki atap prisma menggunakan genteng. Memiliki 4 lantai tanpa lift. Warna perpaduan
coklat dan cream.
Peraturan Tata Kota Jakarta
HASIL KUISIONER
Berdasarkan hasil kuisioner oleh mahasiswa Binus, universitas negeri yang sering disebutkan
adalah Universitas Indonesia. Sedangkan univeritas swasta yang sering disebutkan adalah Universitas
Trisakti dan Universitas Tarumanegara. Oleh karena itu peneliti melakukan survey dan pembagian
kuisioner kepada pengguna ruang komunal pada tiga universitas tersebut, yaitu Universitas Indonesia,
Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti. Pembagian kuisioner tersebut yang bersifat
kualitatif sebagai media wawancara kepada pengguna, sehingga peneliti dapat menyimpulkan objek
yang paling efektif dan diminati pengguna dari karakteristik ruang komunal yag dipertanyakan. Untuk
dapat menjadi alternatif desain yang dapat diterapkan pada ruang komunal.
Hasil kuisioner yang peneliti berikan kepada para pengguna ruang komunal pada tiga
universitas tersebut yaitu dapat disimpulkan bahwa Universitas Indonesia memiliki pola ruang
komunal yang efektif dan diminati penggunanya berdasarkan karakteristik ruang komunal daripada
Universitas Tarumanega dan Universitas Trisakti. Sehingga Universitas Indonesia dapat dijadikan
guide line oleh peneliti untuk desain ruang komunal Binus.
Dari desain keseluruhan ruang komunal Universitas Indonesia dapat dijadikan acuan
alternatif desain ruang komunal Binus, dalam hal pola yang diterapkan pada ruang komunal, fasilitas
untuk mendukung kegiatan sekunder mahasiswa, pencitraan arsitektur, potensi lingkungan, program
aktivitas, organisasi ruang, persyaratan ruang dan material serta warna yang diterapkan pada ruang
komunal tersebut.
SKEMA POLA
Pola yang ditemukan pada ruang komunal yang efektif dan diminati mahasiswa sebagai pengguna
pada Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti yang dapat dijadikan
alternatif desain ruang komunal Binus.
Duduk bersebelahan dan sejajar pada area Duduk bersebelahan, saling membelakangi
semi outdoor dan pohon sebagai pusat
Berdasarkan kuisioner yang diisi oleh mahasiswa binus, kelompok interaksi sosial yang
sering terjadi berjumlah 4-6 orang dalam satu kelompok, maka pola yang terbentuk yaitu memiliki
format dua orang dan kelipatannya. Mahasiswa Binus juga mengaku bahwa meja diperlukan dalam
seating group. Sehingga penataan meja dan kursi dapat mempermudah sirkulasi penggunanya
sekaligus penataannya dalam format tersebut. Skema pola yang terbentuk yaitu :
Gambar 6 Pola yang terbentuk
Sumber : Neufert, 2002
Aktivitas Sekunder
Aktivitas sekunder mahasiswa pada ruang komunal berdasarkan oleh fasilitas sekunder yang
diinginkan oleh mahasiswa Binus dalam kusioner.
Aktivitas informal mahasiswa Binus pada ruang komunal Binus
Kebutuhan Ruang
Dari diagram aktivitas diatas maka muncul kebutuhan ruang pada ruang komunal, yang dipengaruhi
oleh aktivitas sekunder mahasiswa Binus serta berdasarkan kuisioner mahasiswa Binus, yaitu:
1. Taman
2. Lobby/ Entrance
3. Ruang tunggu
4. Perpustakaan informal
5. Area diskusi dan mengerjakan tugas
6. Area komputer
7. Ruang rapat
8. Travel Agent
9. ATM Center
10. Fitness Center
11. Café & Food Court
12. Stage
13. Book Store
14. Toilet
15. Musholla
Semi
Publik
Semi private
Publik
Skema blocking pada lantai satu diatas menjelaskan bahwa sirkulasi pengguna berkendara
berawal dari sisi kiri bangunan yang memasuki area parkir pada basement. Lalu pengguna berkendara
dapat mengakses lantai satu melalui drop off yang tersedia pada lantai basement. Sedangkan
pengguna pejalan kaki dapat mengakses melalui sisi kanan ataupun kiri bangunan, lalu memasuki
lobby dan terdapat taman dibagian belakang bangunan. Skema blocking pada fasilitas sekunder
dipisahkan berdasarkan fungsi ruang yang membutuhkan suasana yang serius maupun suasana santai
serta beberapa fasilitas yang hanya dapat digunakan oleh mahasiswa Binus. Disetiap lantai tersedia
lobby dan ruang tunggu serta toilet untuk mempermudah pengguna. Pada lantai satu disediakan
fasilitas-fasilitas umum seperti café, foodcourt, bookstore, galeri, ATM center dan travel agent.
Lantai dua terdapat perpustakaan informal yang berisi koleksi buku dan dvd serta fasilitas menonton
film. Lantai tiga terdapat fitness center. Lantai empat terdapat ruang pengelola, ruang rapat, ruang
diskusi dan mengerjakan tugas serta ruang komputer.
Blocking Vertikal Bangunan
REFERENSI
Buku
Ching, Francis.(2008). Arsitektur bentuk, ruang dan tatanan. (jilid-3).
Jakarta : Erlangga.
Deasy, C. (1985). Designing Places for People. (jilid-1). USA : Paidon Press.
Laurens, Joyce. M. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : PT.Grasindo
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek. (jilid-2). Jakarta : Erlangga.
Akmal, Imelda. (2006). Menata Rumah dengan Warna. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Artikel jurnal
Amal, Citra. (2007). Efektifitas Ruang Publik Dalam Rumah Susun Di Kota Makassar, 2-3.
Firmandhani, S.W. (2013). Faktor Pembentuk Persepsi Ruang Komunal Di Pemukiman Nelayan,
Journal of Architecture and Built Environment, Vol. 34, 95-97.
Grant, Stacey. (2007). Living Rooms and Social Spaces, 4.
Moss, Dorothy. (2009). Understanding Young People’s Transitions in University Hall Throught
Space and Time, 11-14.Purwanto, Edi. (2012). Pola Ruang Komunal Di Rumah Susun Bandarharjo
Semarang, Vol. 39, 27-28.
Rihadi, Rahadian. (2010). Studi Ruang Komunal Bagi Mahasiswa Di Kampus-kampus Di Kota
Medan, 5-7.
Tesis
Winarni, Sri. (2013). Terbentuknya Ruang Komunal dalam Aktivitas Accidental di Dukuh Krajan,
Kromengan, Kabupaten Malang. Skripsi. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Surabaya.
RIWAYAT PENULIS
Fatmawati lahir di kota Pekalongan pada 18 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang arsitektur pada 2014.