You are on page 1of 10

KARAKTERISTIK PENDERITA KONJUNGTIVITIS

RAWAT JALAN DI RSUD.DR.PIRNGADI MEDAN


TAHUN 2011

Pivit Yunisyah Hutagalung1, Hiswani2, Jemadi2


1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU
2
Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU
Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

Abstract

Conjunctivitis is inflammation of the conjunctiva or inflammation was largely a mucous


membrane that cover the back of the eyelid and eyeball. Conjunctivitis is one of the ten
greatest diesease in RSUD Dr. Pirngadi Medan. Total cases of conjunctivitis and other
disorders of conjunctiva 355 visits to the eye departement. To determint the
characteristics of patient with conjunctivitis in RSUD Dr.Pirngadi Medan in 2011 with
research descriptive case series design. Data were collected from medical records of
patient with conjunctivitis in RSUD Dr.Pirngadi Medan in 2011.population were as
many as 355 data and sample were as many as 182 data and data obtained by random
tables of C.survey program. Data analysis with Chi-Square and Exact-Fisher test. The
result showed the highest proportion of patients with conjunctivitis in April of 20,9%,
the age group 21-30 years with sex ratio of 1,25, the level of high school education
35,9%, 28,1% student work, where living in Medan 84,1%, the main complaint 100%
red eyes, conjunctivitis location decstra-sinistra 52,9%, the type of acute conjungtivitis
cataralis 57,1%, non-cobble stones 90,2%, visits an everage of 1 times 71,4% and
general cost sources 62,1%. There is statistical test result showed a significant
difference in proportion between the ages based on the type of conjunctivitis (p<0,05),
conjunctivitis located by type of conjunctivitis (p<0,05), visits an everage by type of
conjunctivitis (p<0,05) and visits an everages by cost sources (p<0,0). Expected to
people with conjunctivitis in order to increase endurance, hygiene, sanitation and the
environment and to the doctors and nurses in RSUD Dr. Pirngadi Medan field in order
to provide understanding to patient and their families about the disease conjunctivitis to
reduce transmission of the disease to others.

Keywords: Conjunctivitis, Characteristics of patiens

Pendahuluan

Konjungtivitis merupakan penyakit mata yang menutupi belakang kelopak dan


paling umum di dunia. Penyakit ini bola mata. Konjungtivitis dibedakan ke
bervariasi mulai dari hiperemia ringan dalam bentuk akut dan kronis.
dengan mata berair sampai berat dengan Konjungtivitis dapat disebabkan oleh
banyak sekret purulen kental. Penyebab bakteri seperti konjungtivitis gonokok,
umumnya eksogen tetapi bisa juga konjungtivitis juga dapat disebabkan
penyebab endogen (Vaughan, 2010). oleh virus, klamidia, alergi toksik, dan
Konjungtivitis adalah radang molluscum contagiosum (Illyas, 2010).
konjungtiva atau radang selaput lendir

1
Di negara maju seperti Amerika (2005), iklim panas. Penyebab yang kurang umum
insidens rate konjungtivitis bakteri adalah Stapilococcus dan Streptococcus
sebesar 135 per 10.000 penderita lain. Konjungtivitis yang disebabkan oleh
konjungtivitis bakteri baik pada anak-anak Streptococcus pneumoniae dan
maupun pada orang dewasa dan juga Haemophilus aegyptius disertai juga
lansia (Smith dan Waycaster, 2009). perdarahan sub konjungtiva (Vaughan,
Konjungtivitis juga salah satu penyakit 2009). Penelitian yang dilakukan Rizki
mata yang paling umum di Nigeria bagian Arrizal pada Juni tahun 2009 sampai April
timur, dengan insidens rate yaitu 32,9% 2010 di RS.PKU Muhammadiyah
dari 949 kunjungan di Departemen Mata Yogyakarta diperoleh jumlah penderita
Aba Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004 konjungtivitis sebanyak 102 orang
hingga 2006 (Amadi et al, 2009). (Arrizal, 2011).

Penelitian yang pernah dilakukan di Menurut hasil Riset Kesehatan Daerah


Philadelphia, menunjukkan insidens rate Sumatera Utara Tahun 2007, prevalensi
konjungtivitis bakteri sebesar 54% dari gangguan pengelihatan berupa low vision
semua kasus di departemen mata pada 4,5% dan kebutaan 0,7% (DEPKES RI,
tahun 2005 hingga tahun 2006 (Patel, 2007). Penelitian yang pernah dilakukan
2007). Provinsi Yunnan, Cina, antara oleh Alloyna, D. pada tahun 2009 - 2010
Agustus dan September tahun 2007 telah di RSUP Haji Adam Malik Medan
terjadi wabah konjungtivitis hemoragik diperoleh penderita mata konjungtivitis
akut (AHC). Sebanyak 3.597 kasus yang sebanyak 285 orang.
dilaporkan secara resmi dan tingkat
kejadian penderita hingga mencapai Berdasarkan hasil survei pendahuluan
1391/100.000 penduduk (Yan et al, 2010). yang dilakukan di bagian Rekam medik
RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011
Berdasarkan Bank Data Departemen ditemukan penderita konjungtivitis rawat
Kesehatan Indonesia (2004), pasien rawat jalan sebanyak 355 orang. Dari latar
inap konjungtivitis dan gangguan lain belakang diatas, maka perlu dilakukan
konjungtivitis 12,6%, dan pasien rawat penelitian tentang karakteristik penderita
jalan konjungtivitis 28,3% (DEPKES RI, konjungtivitis rawat jalan di RSUD Dr.
2004) . Indonesia pada tahun 2009 dari Pirngadi Medan tahun 2011.
135.749 kunjungan ke poli mata, total
kasus konjungtivitis dan gangguan lain Perumusan masalah dalam penelitian ini
pada konjungtiva 73% dan yang tersering adalah belum diketahui karakteristik
diderita adalh konjungtivitis jenis kataralis penderita konjungtivitis rawat jalan di
epidemika 80%. Konjungtivitis juga RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011.
termasuk dalam 10 besar penyakit rawat
jalan terbanyak pada tahun 2009 Adapun tujuan penelitian ini untuk
(KEMENKES RI, 2010). mengetahui karakteristik penderita
konjungtivitis rawat jalan di RSUD Dr.
Konjungtivitis kataralis epidemika juga Pirngadi Medan tahun 2011. Manfaat
sering disebut mata merah atau pink eye penelitian ini sebagai sarana untuk
oleh kebanyakan orang awam. Penyakit meningkatkan ilmu pengetahuan serta
ini ditandai dengan timbulnya hiperemi wawasan penulis mengenai penyakit
konjungtiva secara akut, dan jumlah konjungtivitis dan sebagai bahan masukan
eksudat mukopurulen sedang (Vaughan, bagi pihak RSUD.Dr.Pirngadi Medan
2009). Penyebab paling umum adalah dalam upaya meningkatkan pelayanan,
Streptococcus pneumonia pada iklim perencanaan dan pencegahan terhadap
sedang dan Haemophilus aegyptius pada penderita konjungtivitis.

2
Metode Penelitian Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita
Berdasarkan Sosiodemografi
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan No Sosiodemografi f %
1. Umur
design case series dan dilakukan di <1 5 2,7
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Waktu 1 10 36 19,8
penelitian dari bulan April sampai 11 20 28 15,4
21 30 38 20,9
dengan Oktober 2012. Populasi 31 40 18 9,9
penelitian adalah seluruh data penderita 41 50 20 11,0
konjungtivitis yang tercatat dalam 51 60 23 12,6
61 70 10 5,5
laporan rekam medik RSUD Dr. 71 80 4 2,2
Pirngadi Medan Tahun 2011 berjumlah Jumlah 182 100,0
355 kasus. Pengambilan sampel 2. Jenis Kelamin
dilakukan secara acak sederhana dengan Laki-laki 101 55,5
Perempuan 81 44,5
menggunakan tabel random pada Jumlah 182 100,0
program C.Survey dan diperoleh besar 3. Pendidikan
sampel sebanyak 182 kasus. Besar Tercatat 159 87,4
Tidak Tercatat 23 12,6
sampel minimal yang dibutuhkan Jumlah 182 100,0
diperoleh dengan rumus (Cochran, 4. PendidikaTercatat
1990): Belum Sekolah 23 14,5
Belum Tamat SD 25 15,7
SD/Sederajat 7 4,4
SLTP/Sederajat 12 7,5
SLTA/Sederajat 57 35,9
Akademi/PTN 35 22,0

Jumlah 159 100,0


5. Pekerjaan
Didapat hasil sebagai berikut: Tercatat 160 87,9
Tidak Tercatat 22 12,1

Jumlah 182 100,0


6. Pekerjaan Tercatat
PNS/TNI/POLRI 22 13,7
Pensiunan 7 4,4
Pegawai Swasta 2 1,3
Wiraswasta 30 18,8
Ibu Rumah Tangga 23 14,4
Pelajar 45 28,1
Teknik pengumpulan data dengan data Mahasiswa 9 5,6
sekunder yang diperoleh dari kartu status Tidak Bekerja 22 13,7
Jumlah 160 100,0
penderita konjungtivitis yang berasal 7. Tempat Tinggal
dari rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Dlm Kota Medan 153 84,1
Medan tahun 2011. Teknik analisis data Luar Kota Medan 29 15,9
menggunakan program komputer. Jumlah 182 100,0

Hasil dan Pembahasan Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa


proporsi penderita berdasarkan umur
Hasil proporsi penderita berdasarkan tertinggi yaitu pada kelompok umur 21
karakteristik sosiodemografi dapat 30 tahun 20,9% dan terendah pada
dilihat pada tabel di bawah ini. kelompok umur 71 80 tahun 2,2%.
Perbedaan kelompok usia ini dapat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh,
faktor lingkungan, gaya hidup serta
kebersihan diri dan lingkungan (Budiati,
2004).

3
Berdasarkan jenis kelamin tertinggi yaitu Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita
pada laki-laki 55,5% dengan sex ratio Konjungtivitis Berdasarkan
1,25. proporsi penderita konjungtivitis Keluhan Utama
berdasarkan jenis kelamin banyak pada Keluhan Utama (n=182) f %
laki-laki 55,5% dengan sex ratio 1,25. Merah 182 100,0
Penelitian yang dilakukan di Rumah Gatal 125 68,7
Sakit Regional di Hong Kong Panas 24 13,2
menunjukkan tidak terdapat perbedaan Berair 75 41,2
signifikan pada jumlah penderita Berpasir/Mengganjal 20 11,0
konjungtivitis pria dan wanita. Banyak Kotoran Mata 71 39,0
Perbandingan antara pasien pria dan Perih/Nyeri 45 24,7
wanita mendekati 1:1 (Yip et al, 2007).
Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa
Perbandingan ini juga sama hasilnya proporsi penderita Konjungtivitis
dengan penelitian yang dilakukan di berdasarkan keluhan utama semua mata
Santiago, Chile oleh Haas et al yang merah. Penderita Konjungtivitis dengan
menunjukkan tidak ada perbedaan yang keluhan mata merah lebih sensitif
signifikan terhadap penderita dengan menunjukkan penyakit konjungtivitis.
konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin. Mata merah adalah tanda klinis
Jika ada perbedaan hal ini mungkin konjungtivitis yang paling menyolok
berkaitan dengan lifestyle, kondisi (Vaughan, 2009).
hygiene dan lingkungan pekerjaan yang
berbeda pada wanita dan pria (Haas et Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita
al, 2009). Konjungtivitis Berdasarkan
Lokasi Konjungtivitis
Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi Lokasi f %
yaitu SLTA/Sederajat 35,9% dan Tercatat 168 92,3
terendah yaitu SD/Sederajat 4,4% serta Tidak Tercatat 14 7,7
terdapat 12,6% yang tidak tercatat pada Jumlah 182 100,0
kartu status. Berdasarkan pekerjaan Lokasi Tercatat f %
tertinggi yaitu Pelajar 28,1% dan Okuli Dekstra 29 17,3
terendah adalah Pegawai Swasta 1,3% Okuli Sinistra 50 29,8
serta terdapat 12,1% yang tidak tercatat Okuli Deks-Sin 89 52,9
pada kartu status. Konjungtivitis lebih Jumlah 168 100,0
sering ditemukan pada anak-anak
didaerah padat penduduk (Illyas, 2010). Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa
proporsi penderita berdasarkan lokasi
Berdasarkan tempat tinggal umumnya konjungtivitis tertinggi yaitu pada Okuli
berasal dari dalam Kota Medan 84,1%. dekstra sinistra (mata kanan dan kiri)
Hal ini karena RSU Dr. Pirngadi Medan 52,9%. Menurut penelitian oleh Therese
adalah rumah sakit umum daerah (2002) diketahui bahwa konjungtivitis
pemerintah yang ada di Sumatera Utara memang lebih banyak pada kedua
dan berada tidak jauh dari Kota Medan konjungtiva mata kiri dan kanan. Hal ini
sehingga memudahkan penderita yang berkaitan dengan letak anatomi mata kiri
berasal dari dalam Kota Medan untuk dan kanan yang berdekatan serta cara
berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Medan. penyebaran ke mata yang lain yang
Sedangkan penderita yang berasal dari biasanya terjadi diperantarai oleh tangan
luar Kota Medan berasal dari Binjai dan (Therese, 2002).
Deli Serdang (Percut Sei Tuan,
Tg.Morawa dan Lubuk Pakam)

4
Tangan merupakan perantara utama konjungtivitis vernal ulangan akan
terjadinya penularan dari mata yang satu menimbulkan ciri khas berupa cobble
ke satu lainnya. Jika mata kanan stones di permukaan konjungtiva
menderita konjungtivitis bakteri atau (Vaughan, 2009).
virus maka besar kemungkinan mata kiri
akan tertular karena pada saat tangan Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita
menggosok mata kanan karena terasa Berdasarkan Kunjungan
gatal atau mengusap kotoran mata, tanpa Kunjungan Rata- f %
sengaja tangan akan menyentuh mata rata (kali)
kiri sehingga terjadi penularan. 1 130 71,4
23 52 28,6
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Jumlah 182 100,0
Konjungtivitis Berdasarkan
Jenis Konjungtivitis Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa
Jenis f % proporsi penderita Konjungtivitis
Kataralis Akut 104 57,1 berdasarkan kunjungan rata-rata banyak
Kataralis Kronis 3 1,7 pada kunjungan 1 kali 71,4%. Sebagian
Vernal 51 28,0 besar penderita konjungtivitis yang
Bleeding 24 13,2 berkunjung 1 kali sudah merasa lebih
Jumlah 182 100,0 baik keadaannya sehingga tidak
melakukan kunjungan berulang.
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa Sedangkan penderita yang berkunjung 2-
proporsi penderita Konjungtivitis 3 kali umumnya belum merasa lebih
berdasarkan jenis konjungtivitis tertinggi baik keadaannya sehingga melakukan
pada Konjungtivitis Kataralis Akut kunjungan ulangan dan umumnya
57,1%. Konjungtivitis Kataralis Akut mengalami kecelakaan lalu lintas,
sering terdapat dalam bentuk epidemik tertusuk pena, tertusuk ujung pegangan
dan pada umumnya disebut mata merah pintu, dll.
atau pink eye. Penularan konjungtivitis
ini tinggi karena dapat menularkan Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita
dengan cepat ke orang disekitarnya atau Berdasarkan Sumber Biaya
dalam satu ruangan (Vaughan, 2009). Sumber Biaya f %
Umum 113 62,1
Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Askes 47 25,8
Ciri Khas Cobble Stone Jamkesmas 8 4,4
Cobble Stones f % Medan Sehat 14 7,7
Ada 5 9,8 Jumlah 182 100,0
Tidak Ada 46 90,2
Jumlah 51 100,0 Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa
proporsi penderita Konjungtivitis
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan sumber biaya tertinggi yaitu
proporsi penderita konjungtivitis vernal umum/biaya sendiri 62,1% dan terendah
berdasarkan ciri khas cobble stones dengan sumber biaya Jamkesmas 4,4%.
banyak tanpa cobble stones 90,2%. RSUD Dr.Pirngadi medan adalah rumah
Konjungtivitis vernal memiliki ciri sakit pemerintah Kota Medan yang
berupa Cobble stones atau batu kali yang melayani pasien dengan Jaminan Sosial
permukaannya rata, umumnya timbul (Askes, Jamkesmas, Medan Sehat) dan
setelah mengalami kejadian berulang. umum. Proporsi tertinggi penderita
Penderita yang telah mengalami Konjungtivitis berasal dari Umum, ini

5
berarti bahwa sebagian besar penderita Tabel 9. Distribusi Proporsi Jenis
Konjungtivitis bukan berasal dari sosial Konjungtivitis Berdasarkan
ekonomi rendah. Umur

Analisis Statistik

Tabel 8. Distribusi Proporsi Jenis


Konjungtivitis Berdasarkan
Bulan Kejadian

Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa


proporsi penderita konjungtivitis dengan
jenis konjungtivitis kataralis tinggi pada
kelompok umur <10 tahun 55,7%.
Sedangkan proporsi penderita dengan
jenis konjungtivitis Bleeding tinggi pada
kelompok umur 10 tahun yaitu 90,2%.

Analisis statistik dengan uji chi square


diperoleh p < 0,05 berarti secara statistik
ada perbedaan yang bermakna antara
umur penderita berdasarkan jenis
konjungtivitis. Hal ini menunjukkan
Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa bahwa penderita yang berumur <10
proporsi penderita konjungtivitis dari tahun secara bermakna lebih banyak
Bulan Januari sampai Desember menderita jenis kataralis daripada
tertinggi dengan jenis konjungtivitis bleeding, sebaliknya penderita yang
kataralis dan terendah dengan jenis berumur 10 tahun lebih banyak
konjungtivitis bleeding. Analisis statistik menderita jenis bleeding daripada
dengan uji chi square tidak memenuhi kataralis.
syarat untuk dilakukan karena terdapat
11 sel (45,8%) expected count yang Konjungtivitis kataralis penularannya
besarnya kurang dari 5. tinggi pada anak-anak karena penularan
konjungtivitis cepat pada anak-anak dan
Kejadian konjungtivitis kataralis sering daya tahan tubuh masih rentan
pada musim kemarau, tetapi saat ini (Vaughan, 2009). Anak yang menderita
musim kemarau dan musim hujan dapat konjungtivitis kataralis akan menularkan
terjadi pada bulan berapa pun artinya ke teman-temannya di sekolah melalui
kejadiannya tidak jelas. Sedangkan tangan yang telah menyentuh mata
kejadian konjungtivitis bleeding tidak penderita. Sedangkan konjungtivitis
berdasarkan musim, kejadiannya spontan bleeding tidak menular, dan dari hasil
seperti disebabkan batuk rejan, bersin penelitian ini penderita konjungtivitis
dan trauma yang dapat menyebabkan bleeding disebabkan karena trauma
pembuluh-pembuluh darah pada seperti kecelakaan lalu lintas, terkena
konjungtiva pecah secara spontan. pukulan, tertusuk pulpen, dan lainnya.

6
Tabel 10. Distribusi Proporsi Jenis okuli dekstra-sinistra (kanan-kiri) yaitu
Konjungtivitis Berdasarkan 57,3% dan 64,6%. Sedangkan terendah
Jenis Kelamin pada okuli sinistra masing-masing yaitu
15,6% dan 28,6%.

Analisis statistik dengan uji chisquare


diperoleh hasil p < 0,05 berarti secara
statistik ada perbedaan yang bermakna
antara lokasi konjungtivitis berdasarkan
jenis konjungtivitis. Secara umum
Dari tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa konjungtivitis sering ditemukan pada
proporsi penderita Konjungtivitis dengan kedua mata kiri dan mata kanan, namun
jenis kataralis dan bleeding banyak pada tidak jarang juga konjungtivitis hanya
laki-laki, masing-masing 53,2% dan pada salah satu mata saja, yaitu mata kiri
70,8%. Analisis statistik dengan uji chi atau mata kanan.
square diperoleh p > 0,05 berarti secara
statistik tidak ada perbedaan proporsi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang bermakna antara jenis kelamin yang dilakukan oleh Dhika Alloyna
penderita dengan jenis konjungtivitis. (2010) bahwa lokasi konjungtivitis
terbanyak pada kedua mata kiri dan
Penelitian yang dilakukan oleh Dhika kanan, yaitu pada 154 pasien (54,0%)
Alloyna (2010) pada penderita dan sisanya pada salah satu mata saja,
konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik mata kanan 49 pasien (17,2%) dan mata
bahwa penderita dengan jenis kelamin kiri 73 pasien (25,6%) (Alloyna, 2010).
wanita sebanyak 154 orang (54%).
Jumlah ini lebih banyak daripada Tabel 12. Distribusi Proporsi Jenis
penderita pria yang berjumlah 131 orang Konjungtivitis Berdasarkan
(46%). Maka jumlah penderita wanita Kunjungan Rata-Rata
adalah 1,17 kali lebih banyak daripada
pria (Alloyna, 2010). Hal di atas
menunjukkan bahwa baik laki-laki
maupun perempuan memiliki risiko yang
sama untuk menderita Konjungtivitis
jenis apapun, dan akan kembali berulang
jika tidak diobati hingga tuntas.
Dari tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa
Tabel 11. Distribusi Proporsi Jenis proporsi penderita konjungtivitis dengan
Konjungtivitis Berdasarkan jenis konjungtivitis kataralis kali yaitu
Lokasi Konjungtivitis 74,7%. Sedangkan proporsi penderita
konjungtivitis pada jenis konjungtivitis
bleeding pada kunjungan 1 kali dan 2-3
kali adalah sama masing-masing yaitu
50,0%.

Analisis statistik dengan uji chi square


Dari tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa dipeloreh hasil p < 0,05 berarti secara
proporsi penderita konjungtivitis dengan statistik ada perbedaan yang bermakna
jenis konjungtivitis kataralis dan antara kunjungan rata-rata penderita
konjungtivitis bleeding tertinggi pada berdasarkan jenis konjungtivitis. Hal ini

7
menunjukkan bahwa pendrita yang banyak pada umur < 10 tahun 52,5%,
berkunjung 1 kali secara bermakna lebih sedangkan dengan cobble stones banyak
banyak menderita jenis konjungtivitis pada umur 10 tahun 80,0%.
kataralis. Konjungtivitis dengan jenis
kataralis merupakan penyakit yang dapat Analisis statistik dengan menggunakan
sembuh sendiri, penderita umumnya uji Exact Fisher diperoleh hasil p > 0,05,
hanya berkunjung 1 kali ke rumah sakit berarti secara statistik tidak ada
unuk mendapatkan pengobatan. perbedaan yang bermakna antara ciri
cobble stones berdasarkan umur
Tabel 13. Distribusi Proporsi Sumber penderita.
Biaya Penderita Berdasarkan
Kunjungan Rata-Rata Tabel 15. Distribusi Proporsi Sumber
Biaya Berdasarkan Tempat
Tinggal

Dari tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa


proporsi penderita konjungtivitis dengan
sumber biaya sendiri teringgi memiliki
kunjungan rata-rata 1 kali 87,6%.
Sedangkan proporsi konjungtivitis Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa
dengan sumber biaya bukan biaya proporsi penderita konjungtivitis dengan
sendiri tertinggi memiliki kunjungan sumber biaya umum, Askes, Medan
rata-rata 2 3 kali 55,1%. Hasil analisis Sehat dan Jamkesmas tertinggi pada
statistik dengan menggunakan uji Chi yang bertempat tinggal didalam Kota
square diperoleh p < 0,05 berarti secara Medan, masing-masing yaitu sebesar
statistik ada perbedaan yang bermakna 83,2%,85,5%, 84,1% dan 62,5%.
antara Kunjungan rata-rata penderita Analisis statistik dengan uji chi square
berdasarkan sumber biaya. Hal di atas tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
menunjukkan bahwa jumlah kunjungan karena terdapat 2 sel (25,0%) expected
rata-rata penderita konjungtivits dengan count yang besarnya kurang dari 5.
bukan biaya sendiri secara bermakna
lebih sering dibandingkan dengan Kesimpulan
penderita konjungtivitis dengan biaya
sendiri. Proporsi penderita Konjungtivitis rawat
Jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tabel 14. Distribusi Proporsi Cobble tahun 2011 berdasarkan kunjungan per
Stones Berdasarkan Umur bulan tertinggi yaitu pada bulan April
20,9%, umur 21-30 tahun 20,9%, jenis
kelamin laki-laki 55,5%, tingkat
pendidikan SLTA/Sederajat 35,9%,
pekerjaan sebagai pelajar 28,1% dan
berasal dari Kota Medan 84,1%, keluhan
utama semua mengeluh mata merah.
Dari tabel 14. dapat dilihat bahwa Lokasi Konjungtivitis tinggi pada okuli
proporsi penderita konjungtivitis vernal dekstra-sinistra (mata kanan dan kiri)
dengan ciri tidak ada cobble stone 52,9%, jenis konjungtivitis yaitu

8
konjungtivitis kataralis akut 57,1%, rnals/pjssci/2009/32-35.pdf. Akses 11
tanpa cobble stones 90,2%, kunjungan Februari 2012.
rata-rata tinggi pada 1 kali kunjungan Arrizal, R., 2011. Pengaruh Musim
71,4%, sumber biaya tertinggi yaitu Hujan dan Musim Kemarau Terhadap
biaya sendiri (umum) 62,1%. Ada Angka Kejadian Konjungtivitis di RS.
perbedaan proporsi yang bermakna PKU Muhammadiyah Bantul
antara umur penderita berdasarkan jenis Yogyakarta Tahun 2009 dan 2010.
konjungtivitis, lokasi konjungtivitis Yogyakarta.
berdasarkan jenis konjungtivitis, Budiati W, Budi. Konjungtivitis. Sari
kunjungan rata-rata berdasarkan jenis Pediatri. Vol.5, No.4, Maret 2004;
konjungtivitis dan kunjungan rata-rata 160-164.
berdasarkan sumber biaya. Tidak ada Cochran, W.G., 1990. Sampling
perbedaan yang bermakna antara jenis Techniques, Four Edition. Wiley
kelamin penderita berdasarkan jenis Series In Probability and
konjungtivitis dan ciri cobble stones Mathematical Statistics. USA.
berdasarkan umur penderita. Depkes RI., 2004. Distribusi Penyakit
Mata dan Adneksa Pasien Rawat
Saran Inap dan Rawat Jalan Menurut
Sebab Sakit di Indonesia Tahun
Diharapkan kepada dokter dan perawat 2004.Availablefrom:http://bankdata.depk
es.go.id/data%20intranet/sharing%20fold
RSUD Dr. Pirngadi Medan agar
er/ditjen%20yanmedik/seri%203/tabels.
memberikan pemahaman kepada para Akses 25 Januari 2012.
penderita dan keluarga mengenai Depkes RI., 2007. Riset Kesehatan
penyakit konjungtivitis untuk dapat Daerah Sumatera Utara. Jakarta.
mengurangi penularan penyakit ini ke Haas, W., et al., 2009. Major Age
orang lain dan kepada penderita Group-Specific Differences in
konjungtivitis agar segera mencari dan Conjuntival Bacteria and Evolution
menjalani pengobatan secara tuntas agar of Antimicrobial Resistence.
tidak terjadi penularan ke orang lain Revealed by Laboratory Data
serta meningkatkan daya tahan tubuh, Surveilance.Availableat:httpwww.ncbi.nl
hygiene dan sanitasi lingkungan sekitar m.nih.gov/pubmed/19085372. Akses 22
dan kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi September 2012.
Medan, untuk melengkapi pencatatan Illyas, S., 2010. Ilmu Penyakit Mata.
data pasien yang lebih lengkap pada Edisi 2. Cetakan Ke Tujuh. Balai
kartu status, terutama untuk pendidikan, Penerbit FKUI, Jakarta.
pekerjaan serta lokasi konjungtivitis. Kemenkes RI., 2010. 10 Besar Penyakit
Rawat Jalan Tahun 2009. Profil
Daftar Pustaka Kesehatan Indonesia Tahun 2009.
Available from:
Alloyna, D., 2011. Prevalensi http://www.Depkes.go.id. Akses 5
Konjungtivitis di RSUD H. Adam Februari 2012.
Malik Medan Tahun 2009 dan Patel, P.B., et al., 2007. Clinical
2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream Features of Bacterial Conjunctivitis
/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. in Children. Divission of Pediatric
Akses 10 Maret 2012. Emergency Medicine-Dupont
Amadi, A., et al., 2009. Common Hospital for Children.
Ocular Problems in Aba metropolis http://journals.lww.com/pjdi/Abstract/20
of Albia State, Eastern Nigeria. 09/01000/aspx. Akses 15
Federal Medical Center Owerri. Februari 2012.
http://docsdrive.com/pdfs/medwelljou

9
Smith and Waycaster, 2009. Estimate of
The Direct and Indirect Annual
Cost of Bacterial Conjunctivitis in
The United States. Journal of
BioMed central Ltd, Vol.9, USA.
Therese, L.K., 2002. Microbiological
Procedures for Diagnosis of Ocular
Infection. Available
from:http://www.ijmm.org/documents
/ocular.pdf. Akses 18 September
2012.
Vaughan, A., 2010. Oftalmologi
Umum. Edisi 17. EGC, Jakarta.
Yan, D., et al., 2010. Outbreak of Acute
Hemorrhagic Conjunctivitis in
Yunnan, People's Republic of China,
2007. Virology Journal,
Vol.7,China.
Yip, Terri., et al., 2007. Incidence of
Chlamydial Conjunctivitis and Its
Assosiation with Nasopharyngeal
Colonisation in Hong Kong
Hospital, Assessed by Polymerase
Chain Reaction. Hong Kong Med.
Available at: http://www.hkmj.org.
Akses 16 September 2012.

10

You might also like