Professional Documents
Culture Documents
Ipi51401 4 PDF
Ipi51401 4 PDF
Abstract
Pendahuluan
1
Di negara maju seperti Amerika (2005), iklim panas. Penyebab yang kurang umum
insidens rate konjungtivitis bakteri adalah Stapilococcus dan Streptococcus
sebesar 135 per 10.000 penderita lain. Konjungtivitis yang disebabkan oleh
konjungtivitis bakteri baik pada anak-anak Streptococcus pneumoniae dan
maupun pada orang dewasa dan juga Haemophilus aegyptius disertai juga
lansia (Smith dan Waycaster, 2009). perdarahan sub konjungtiva (Vaughan,
Konjungtivitis juga salah satu penyakit 2009). Penelitian yang dilakukan Rizki
mata yang paling umum di Nigeria bagian Arrizal pada Juni tahun 2009 sampai April
timur, dengan insidens rate yaitu 32,9% 2010 di RS.PKU Muhammadiyah
dari 949 kunjungan di Departemen Mata Yogyakarta diperoleh jumlah penderita
Aba Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004 konjungtivitis sebanyak 102 orang
hingga 2006 (Amadi et al, 2009). (Arrizal, 2011).
2
Metode Penelitian Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita
Berdasarkan Sosiodemografi
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan No Sosiodemografi f %
1. Umur
design case series dan dilakukan di <1 5 2,7
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Waktu 1 10 36 19,8
penelitian dari bulan April sampai 11 20 28 15,4
21 30 38 20,9
dengan Oktober 2012. Populasi 31 40 18 9,9
penelitian adalah seluruh data penderita 41 50 20 11,0
konjungtivitis yang tercatat dalam 51 60 23 12,6
61 70 10 5,5
laporan rekam medik RSUD Dr. 71 80 4 2,2
Pirngadi Medan Tahun 2011 berjumlah Jumlah 182 100,0
355 kasus. Pengambilan sampel 2. Jenis Kelamin
dilakukan secara acak sederhana dengan Laki-laki 101 55,5
Perempuan 81 44,5
menggunakan tabel random pada Jumlah 182 100,0
program C.Survey dan diperoleh besar 3. Pendidikan
sampel sebanyak 182 kasus. Besar Tercatat 159 87,4
Tidak Tercatat 23 12,6
sampel minimal yang dibutuhkan Jumlah 182 100,0
diperoleh dengan rumus (Cochran, 4. PendidikaTercatat
1990): Belum Sekolah 23 14,5
Belum Tamat SD 25 15,7
SD/Sederajat 7 4,4
SLTP/Sederajat 12 7,5
SLTA/Sederajat 57 35,9
Akademi/PTN 35 22,0
3
Berdasarkan jenis kelamin tertinggi yaitu Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita
pada laki-laki 55,5% dengan sex ratio Konjungtivitis Berdasarkan
1,25. proporsi penderita konjungtivitis Keluhan Utama
berdasarkan jenis kelamin banyak pada Keluhan Utama (n=182) f %
laki-laki 55,5% dengan sex ratio 1,25. Merah 182 100,0
Penelitian yang dilakukan di Rumah Gatal 125 68,7
Sakit Regional di Hong Kong Panas 24 13,2
menunjukkan tidak terdapat perbedaan Berair 75 41,2
signifikan pada jumlah penderita Berpasir/Mengganjal 20 11,0
konjungtivitis pria dan wanita. Banyak Kotoran Mata 71 39,0
Perbandingan antara pasien pria dan Perih/Nyeri 45 24,7
wanita mendekati 1:1 (Yip et al, 2007).
Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa
Perbandingan ini juga sama hasilnya proporsi penderita Konjungtivitis
dengan penelitian yang dilakukan di berdasarkan keluhan utama semua mata
Santiago, Chile oleh Haas et al yang merah. Penderita Konjungtivitis dengan
menunjukkan tidak ada perbedaan yang keluhan mata merah lebih sensitif
signifikan terhadap penderita dengan menunjukkan penyakit konjungtivitis.
konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin. Mata merah adalah tanda klinis
Jika ada perbedaan hal ini mungkin konjungtivitis yang paling menyolok
berkaitan dengan lifestyle, kondisi (Vaughan, 2009).
hygiene dan lingkungan pekerjaan yang
berbeda pada wanita dan pria (Haas et Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita
al, 2009). Konjungtivitis Berdasarkan
Lokasi Konjungtivitis
Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi Lokasi f %
yaitu SLTA/Sederajat 35,9% dan Tercatat 168 92,3
terendah yaitu SD/Sederajat 4,4% serta Tidak Tercatat 14 7,7
terdapat 12,6% yang tidak tercatat pada Jumlah 182 100,0
kartu status. Berdasarkan pekerjaan Lokasi Tercatat f %
tertinggi yaitu Pelajar 28,1% dan Okuli Dekstra 29 17,3
terendah adalah Pegawai Swasta 1,3% Okuli Sinistra 50 29,8
serta terdapat 12,1% yang tidak tercatat Okuli Deks-Sin 89 52,9
pada kartu status. Konjungtivitis lebih Jumlah 168 100,0
sering ditemukan pada anak-anak
didaerah padat penduduk (Illyas, 2010). Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa
proporsi penderita berdasarkan lokasi
Berdasarkan tempat tinggal umumnya konjungtivitis tertinggi yaitu pada Okuli
berasal dari dalam Kota Medan 84,1%. dekstra sinistra (mata kanan dan kiri)
Hal ini karena RSU Dr. Pirngadi Medan 52,9%. Menurut penelitian oleh Therese
adalah rumah sakit umum daerah (2002) diketahui bahwa konjungtivitis
pemerintah yang ada di Sumatera Utara memang lebih banyak pada kedua
dan berada tidak jauh dari Kota Medan konjungtiva mata kiri dan kanan. Hal ini
sehingga memudahkan penderita yang berkaitan dengan letak anatomi mata kiri
berasal dari dalam Kota Medan untuk dan kanan yang berdekatan serta cara
berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Medan. penyebaran ke mata yang lain yang
Sedangkan penderita yang berasal dari biasanya terjadi diperantarai oleh tangan
luar Kota Medan berasal dari Binjai dan (Therese, 2002).
Deli Serdang (Percut Sei Tuan,
Tg.Morawa dan Lubuk Pakam)
4
Tangan merupakan perantara utama konjungtivitis vernal ulangan akan
terjadinya penularan dari mata yang satu menimbulkan ciri khas berupa cobble
ke satu lainnya. Jika mata kanan stones di permukaan konjungtiva
menderita konjungtivitis bakteri atau (Vaughan, 2009).
virus maka besar kemungkinan mata kiri
akan tertular karena pada saat tangan Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita
menggosok mata kanan karena terasa Berdasarkan Kunjungan
gatal atau mengusap kotoran mata, tanpa Kunjungan Rata- f %
sengaja tangan akan menyentuh mata rata (kali)
kiri sehingga terjadi penularan. 1 130 71,4
23 52 28,6
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Jumlah 182 100,0
Konjungtivitis Berdasarkan
Jenis Konjungtivitis Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa
Jenis f % proporsi penderita Konjungtivitis
Kataralis Akut 104 57,1 berdasarkan kunjungan rata-rata banyak
Kataralis Kronis 3 1,7 pada kunjungan 1 kali 71,4%. Sebagian
Vernal 51 28,0 besar penderita konjungtivitis yang
Bleeding 24 13,2 berkunjung 1 kali sudah merasa lebih
Jumlah 182 100,0 baik keadaannya sehingga tidak
melakukan kunjungan berulang.
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa Sedangkan penderita yang berkunjung 2-
proporsi penderita Konjungtivitis 3 kali umumnya belum merasa lebih
berdasarkan jenis konjungtivitis tertinggi baik keadaannya sehingga melakukan
pada Konjungtivitis Kataralis Akut kunjungan ulangan dan umumnya
57,1%. Konjungtivitis Kataralis Akut mengalami kecelakaan lalu lintas,
sering terdapat dalam bentuk epidemik tertusuk pena, tertusuk ujung pegangan
dan pada umumnya disebut mata merah pintu, dll.
atau pink eye. Penularan konjungtivitis
ini tinggi karena dapat menularkan Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita
dengan cepat ke orang disekitarnya atau Berdasarkan Sumber Biaya
dalam satu ruangan (Vaughan, 2009). Sumber Biaya f %
Umum 113 62,1
Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Askes 47 25,8
Ciri Khas Cobble Stone Jamkesmas 8 4,4
Cobble Stones f % Medan Sehat 14 7,7
Ada 5 9,8 Jumlah 182 100,0
Tidak Ada 46 90,2
Jumlah 51 100,0 Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa
proporsi penderita Konjungtivitis
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan sumber biaya tertinggi yaitu
proporsi penderita konjungtivitis vernal umum/biaya sendiri 62,1% dan terendah
berdasarkan ciri khas cobble stones dengan sumber biaya Jamkesmas 4,4%.
banyak tanpa cobble stones 90,2%. RSUD Dr.Pirngadi medan adalah rumah
Konjungtivitis vernal memiliki ciri sakit pemerintah Kota Medan yang
berupa Cobble stones atau batu kali yang melayani pasien dengan Jaminan Sosial
permukaannya rata, umumnya timbul (Askes, Jamkesmas, Medan Sehat) dan
setelah mengalami kejadian berulang. umum. Proporsi tertinggi penderita
Penderita yang telah mengalami Konjungtivitis berasal dari Umum, ini
5
berarti bahwa sebagian besar penderita Tabel 9. Distribusi Proporsi Jenis
Konjungtivitis bukan berasal dari sosial Konjungtivitis Berdasarkan
ekonomi rendah. Umur
Analisis Statistik
6
Tabel 10. Distribusi Proporsi Jenis okuli dekstra-sinistra (kanan-kiri) yaitu
Konjungtivitis Berdasarkan 57,3% dan 64,6%. Sedangkan terendah
Jenis Kelamin pada okuli sinistra masing-masing yaitu
15,6% dan 28,6%.
7
menunjukkan bahwa pendrita yang banyak pada umur < 10 tahun 52,5%,
berkunjung 1 kali secara bermakna lebih sedangkan dengan cobble stones banyak
banyak menderita jenis konjungtivitis pada umur 10 tahun 80,0%.
kataralis. Konjungtivitis dengan jenis
kataralis merupakan penyakit yang dapat Analisis statistik dengan menggunakan
sembuh sendiri, penderita umumnya uji Exact Fisher diperoleh hasil p > 0,05,
hanya berkunjung 1 kali ke rumah sakit berarti secara statistik tidak ada
unuk mendapatkan pengobatan. perbedaan yang bermakna antara ciri
cobble stones berdasarkan umur
Tabel 13. Distribusi Proporsi Sumber penderita.
Biaya Penderita Berdasarkan
Kunjungan Rata-Rata Tabel 15. Distribusi Proporsi Sumber
Biaya Berdasarkan Tempat
Tinggal
8
konjungtivitis kataralis akut 57,1%, rnals/pjssci/2009/32-35.pdf. Akses 11
tanpa cobble stones 90,2%, kunjungan Februari 2012.
rata-rata tinggi pada 1 kali kunjungan Arrizal, R., 2011. Pengaruh Musim
71,4%, sumber biaya tertinggi yaitu Hujan dan Musim Kemarau Terhadap
biaya sendiri (umum) 62,1%. Ada Angka Kejadian Konjungtivitis di RS.
perbedaan proporsi yang bermakna PKU Muhammadiyah Bantul
antara umur penderita berdasarkan jenis Yogyakarta Tahun 2009 dan 2010.
konjungtivitis, lokasi konjungtivitis Yogyakarta.
berdasarkan jenis konjungtivitis, Budiati W, Budi. Konjungtivitis. Sari
kunjungan rata-rata berdasarkan jenis Pediatri. Vol.5, No.4, Maret 2004;
konjungtivitis dan kunjungan rata-rata 160-164.
berdasarkan sumber biaya. Tidak ada Cochran, W.G., 1990. Sampling
perbedaan yang bermakna antara jenis Techniques, Four Edition. Wiley
kelamin penderita berdasarkan jenis Series In Probability and
konjungtivitis dan ciri cobble stones Mathematical Statistics. USA.
berdasarkan umur penderita. Depkes RI., 2004. Distribusi Penyakit
Mata dan Adneksa Pasien Rawat
Saran Inap dan Rawat Jalan Menurut
Sebab Sakit di Indonesia Tahun
Diharapkan kepada dokter dan perawat 2004.Availablefrom:http://bankdata.depk
es.go.id/data%20intranet/sharing%20fold
RSUD Dr. Pirngadi Medan agar
er/ditjen%20yanmedik/seri%203/tabels.
memberikan pemahaman kepada para Akses 25 Januari 2012.
penderita dan keluarga mengenai Depkes RI., 2007. Riset Kesehatan
penyakit konjungtivitis untuk dapat Daerah Sumatera Utara. Jakarta.
mengurangi penularan penyakit ini ke Haas, W., et al., 2009. Major Age
orang lain dan kepada penderita Group-Specific Differences in
konjungtivitis agar segera mencari dan Conjuntival Bacteria and Evolution
menjalani pengobatan secara tuntas agar of Antimicrobial Resistence.
tidak terjadi penularan ke orang lain Revealed by Laboratory Data
serta meningkatkan daya tahan tubuh, Surveilance.Availableat:httpwww.ncbi.nl
hygiene dan sanitasi lingkungan sekitar m.nih.gov/pubmed/19085372. Akses 22
dan kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi September 2012.
Medan, untuk melengkapi pencatatan Illyas, S., 2010. Ilmu Penyakit Mata.
data pasien yang lebih lengkap pada Edisi 2. Cetakan Ke Tujuh. Balai
kartu status, terutama untuk pendidikan, Penerbit FKUI, Jakarta.
pekerjaan serta lokasi konjungtivitis. Kemenkes RI., 2010. 10 Besar Penyakit
Rawat Jalan Tahun 2009. Profil
Daftar Pustaka Kesehatan Indonesia Tahun 2009.
Available from:
Alloyna, D., 2011. Prevalensi http://www.Depkes.go.id. Akses 5
Konjungtivitis di RSUD H. Adam Februari 2012.
Malik Medan Tahun 2009 dan Patel, P.B., et al., 2007. Clinical
2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream Features of Bacterial Conjunctivitis
/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. in Children. Divission of Pediatric
Akses 10 Maret 2012. Emergency Medicine-Dupont
Amadi, A., et al., 2009. Common Hospital for Children.
Ocular Problems in Aba metropolis http://journals.lww.com/pjdi/Abstract/20
of Albia State, Eastern Nigeria. 09/01000/aspx. Akses 15
Federal Medical Center Owerri. Februari 2012.
http://docsdrive.com/pdfs/medwelljou
9
Smith and Waycaster, 2009. Estimate of
The Direct and Indirect Annual
Cost of Bacterial Conjunctivitis in
The United States. Journal of
BioMed central Ltd, Vol.9, USA.
Therese, L.K., 2002. Microbiological
Procedures for Diagnosis of Ocular
Infection. Available
from:http://www.ijmm.org/documents
/ocular.pdf. Akses 18 September
2012.
Vaughan, A., 2010. Oftalmologi
Umum. Edisi 17. EGC, Jakarta.
Yan, D., et al., 2010. Outbreak of Acute
Hemorrhagic Conjunctivitis in
Yunnan, People's Republic of China,
2007. Virology Journal,
Vol.7,China.
Yip, Terri., et al., 2007. Incidence of
Chlamydial Conjunctivitis and Its
Assosiation with Nasopharyngeal
Colonisation in Hong Kong
Hospital, Assessed by Polymerase
Chain Reaction. Hong Kong Med.
Available at: http://www.hkmj.org.
Akses 16 September 2012.
10