Professional Documents
Culture Documents
KECAMATAN SAMBUNGMACAN
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
1
KARAKTERISTIK GANGGUAN JIWA DI DESA KARANGANYAR
KECAMATAN SAMBUNGMACAN
INTISARI
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Terima kasih atas hidayah Allah SWT sehinggan menghantarkan kami untuk
bisa menysusun laporan ini. Karena tidak lepas dari bantuanNya lah kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari banyak bantuan dari pihak-pihak di daerah SambunGMacan
dalam menyelesaikan tugas kami sehingga kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Iin Dwi Yuliarti, M. Kes selaku Kepala Puskesmas Sambungmacan I Kab.
Sragen.
2. Bidan desa Aida, Amd. Keb
3. Bidan Lestari, Amd. Keb
4. Anggota Puskesmas Sambungmacan I
5. Perangkat Desa Karanganyar (Kepala Desa, Sekretaris Desa, beserta jajaran
lainnya).
6. Perangkat Dusun (Kepala Dusun dan Ketua RT).
7. Kader Kesehatan Desa yang telah meluangkan waktu dan tenaga.
8. Warga Desa Karanganyar.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Kami selaku penulis berharap supaya apa yang telah kami lakukan dapat
bermanfaat terhadap kesehatan masyarakat desa Karanganyar.
Penulis
3
PENDAHULUAN
METODE
Metode Penelitian
4
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non eksperimental dengan
pendekatan cross sectional. Selain itu Penelitian ini merupakan penelitian non
eksperimen metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara
mendalam. Wawancara mendalam merupakan salah satu cara pengambilan atau
pengumpulan data dalam studi kualitatif. Wawancara mendalam dapat menelusuri
berbagai hal yang berkaitan berbagai hal yang diperkirakan sebagai faktor resiko
suatu penyakit. Kegiatan wawancara mendalam terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis atau penarikan kesimpulan.
5
mengutamakan pengambilan sampel dari pasien jiwa yang mempunyai keunikan
dalam satu keluarga yang terkena gangguan jiwa. Narasumber pada penelitian ini
adalah orang yang pernah menderita sakit jiwa baik yang sedang melakukan
pengobatan maupun yang belum serta orang yang mengetahui informasi yang benar
atau yang mengenal orang sakit jiwa dengan baik. Maksudnya disini, narasumber
dapat pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan. Narasumber pada penelitian ini
berjumlah 6 orang (Narasumber, N1,N2,N3,N4,N5,N6).
Semua pasien gangguan jiwa di desa karanganyar yang bersedia ikut dalam
penelitian ini saat didatangi oleh peneliti.
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Tingkat Pendidikan
4. Sosial ekonomi
5. Riwayak keluahan serupa di keluarga
6. Diagnosis
HASIL
6
Berikut ini merupakan hasil analisis data karakteristik gangguan jiwa di desa
karanganyar berdasarkan variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel
dan chart.
Statistics
jenis Riwayat keluarga
kelami pendidika sosial yang mengalami
n Umur n ekonomi diagnosis gangguan jiwa
N Valid 13 13 13 13 13 13
Missi 0 0 0 0 0 0
ng
Mean 1,6154 1,923 2,6923 1,1538 1,0769 1,3077
1
Percentiles 25 1,0000 2,000 1,5000 1,0000 1,0000 1,0000
0
50 2,0000 2,000 2,0000 1,0000 1,0000 1,0000
0
75 2,0000 2,000 4,0000 1,0000 1,0000 2,0000
0
Frequency Table
jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pria 5 38,5 38,5 38,5
Wanita 8 61,5 61,5 100,0
Total 13 100,0 100,0
7
umur
Frequenc Valid
y Percent Percent Cumulative Percent
Valid < 18 1 7,7 7,7 7,7
tahun
> 18 12 92,3 92,3 100,0
tahun
Total 13 100,0 100,0
8
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
SD
3
23,1
23,1
23,1
9
SLTP
4
30,8
30,8
53,8
SMA
3
23,1
23,1
76,9
Total
13
100,0
100,0
10
sosial ekonomi
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
menengah 84,6
Valid
ke bawah 11 84,6 84,6
menengah ke atas 2 15,4 15,4 100,0
Total 13 100,0 100,0
11
Diagnosis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid psikosis 12 92,3 92,3 92,3
non psikosis 1 7,7 7,7 100,0
Total 13 100,0 100,0
12
Riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ada 9 69,2 69,2 69,2
tidak ada 4 30,8 30,8 100,0
Total 13 100,0 100,0
13
14
TEMA SUB TEMA Koding Kesimpulan
WAWANCARA
Gejala psikotik Waham, saking Jakarta niki mba Waham
ilusi,halusinasi ATMme,,asli..,katah kebesaran
pokoke..,juta-jutaan lah..
(N1 51-54)
pulang-pulang bilangnya
punya uang
banyak,ATMnya
banyak,,baju-bajunya
mahal,,jadi kaya waham Waham
kebesaran orang kaya kebesaran dan
gitu..,dia yang diangan- curiga
angankan seperti itu
karena ya tuntutan orang
tuanya ya pengennya
punya duit akeh..,nanti
kalau ditingal bilangnya
nanti bajuku didoli
mbokku..,yak arena Gejala
saking pengennya punya skizofrenia
duit banyak itu..,kalau paranoid
ditanya ko nganggur
disini,,gak ndang kerja
wae? ya..,dia ngamuk
itu..,ngamuk sampe
mecahi kaca loh itu
(N3 70-85)
ehm..,gak ada mba gak Halusinasi
ada yang nyuruh- auditorik
nyuruh,,Cuma ada yang
bilang aja.. (N4 124-126)
gak ada wujudnya,,kayak
ada yang bilang aja
ditelinga
15
saya,berdengung- Halusinasi
dengung (N4 133-132) auditorik
ya,,disuntik..,sama
perawat..,terus ke Inkoheren
waduk..,kena keong..
(N5 233-235)
kalau masnya itu
ngomongnya sering
Inkoheren,
ngelantur,,ya kayak gini
manik, gejala
ini..kadang suka
skizofrenia
ngomong dewe,,jalan-
hebefrenik
jalan,,ngguyu-guyu
dewe,,tapi ya gak sampe
ngamuk-ngamuk (N6
242-248)
16
Penyebab - Biologis walah..,mpun boten Konflik
gangguan jiwa - Psikososial gadah kulo,,cerai.. (N1 keluarga
- Lingkungan 119-120) (perceraian)
17
(N3 48-59)
19
Pengobatan - Lamanya emmm,,10 tahunan lah 10 tahun
menderita bu ketoke.. (N1 109-110)
- Rutin
- Tidak rutin kalau teguh itu pas
sekolah STM,sekitar 7 7 tahun
tahunan,pengen punya
sepeda motor (N3 155-
158)
Emm,,sekitar 6 tahun
nggeh mba kaya-e 6 tahun
minum obatnya (N4 147-
149)
lamaan mbanya,,ini baru 1 tahun
ko,,sekitar satu tahunan
(N6 207-209)
sekarang udah
mendingan mba..,kalau Telat minum
telat obat mawon obat
niku,,kumatnya jadi lebih
pendiam,ngelamun,,kala
u diajak ngobrol ya
20
ngelantur niku..(N6 138-
143)
Tidak mau
haa,,mboten ngangge minum obat,
obat..o kulo..,wedi obat
insight buruk
kulo..(N5 228-229)
21
PEMBAHASAN mencapai cita-cita dan konflik yang
berlarut-larut, kematian keluarga yang
Menurut Maramis, sumber
dicintai dan lain sebagainya dapat
penyebab gangguan jiwa dipengaruhi
berkembang menjadi gangguan jiwa
oleh faktor somatik, faktor psikologik
skizofrenia.
dan faktor sosio-budaya yang secara
Ada beberapa faktor psikososial
terus-menerus saling mempengaruhi.
yang mempengaruhi gangguan jiwa
Munculnya gejala skizofrenia
skizofrenia, yaitu sosial ekonomi rendah
diakibatkan dari adanya perubahan pola
dan stres lingkungan. Menurut Mallett
lingkungan, perilaku dan akibat kondisi
et al bahwa kehilangan orangtua dan
biologik individu tersebut. Pada
pengangguran merupakan faktor
perkembangan psikologi yang salah
psikososial yang dapat mempengaruhi
terjadi ketidakmatangan atau fiksasi
terjadinya gangguan jiwa skizofrenia.
bahwa individu gagal berkembang lebih
Konflik keluarga sangat mempengaruhi
lanjut pada fase berikutnya dan ada
perkembangan psikopatologis anak.
tempat-tempat yang lemah (rentan).
Konflik dalam keluarga juga akan
Individu yang rentan tersebut apabila di
mempengaruhi sikap atau didikan
kenai stres psikososial seperti status
orangtua terhadap anak, dan sikap
ekonomi yang rendah, gagal dalam
22
orangtua sangat berpengaruh terhadap Salah satu variabel yang diteliti
pola asuh kepada anak. Pola pengasuhan adalah pendidikan, berdasarkan hasil
orangtua mempengaruhi perkembangan analisi ditemukan pasien yang banyak
perilaku sosial anak. Terjadinya psikosis mengalami gangguan jiwa adalah yang
atau skizofrenia kemungkinan berstatus pendidikan rendah. Dari teori
disebabkan pada masa kanak-kanaknya yang kami baca, sebenarnya pada
mendapatkan perlakuan kekerasan, gangguan jiwa bisa terjadi disemua
sehingga menimbulkan trauma yang kalangan status pendidikan. Namun
mendalam pada diri anak lebih sering terjadi pada status
Berdasarkan data yang kami pendidikan rendah.
peroleh kemudian kami analisis
Sedangkan berdasarkan status
didapatkan jenis kelamin perempuan
ekonomi. Yang paling banyak
lebih banyak mengalami gangguan jiwa
mengalami gangguan jiwa adalah yang
dibandingkan dengan laki-laki. menurut
mempunyai status ekonomi menengah
Alexander dan Fakhari et Al wanita
kebawah. Kecendrungan gangguan jiwa
lebih menpunyai risiko untuk menderita
akan semakin meningkat seiring dengan
stres psikologik dan juga wanita relatif
terus berubahnya situasi ekonomi dan
lebih rentan bila dikenai trauma.
politik kearah tidak menentu,
Sementara menurut Kaplan & Sadock
prevalensinya bukan saja pada kalangan
prevalensi skizofrenia antara laki-laki
menengah kebawah sebagai dampak
dan perempuan adalah sama. Kita
langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi
ketahui gangguan jiwa terjadi pada saat
juga kalangan menengah keatas sebagai
seseorang tidak mampu mengelola stres
dampak langsung atau tidak langsung
yang menimpa.
ketidakmampuan individu dalam
Sedangkan berdasarkan distribusi
penyesuaian diri terhadap perubahan
umur, pasien yang mengalami gangguan
sosial yang terus berubah (Rasmun,
jiwa paling banyak ditemukan diusia
2001).
>18 tahun atau usia dewasa.
Status ekonomi rendah mempunyai
risiko 6,00 kali untuk mengalami
23
gangguan jiwa skizofrenia lingkungan (rumah yang kecil, tidak
dibandingkan status ekonomi tinggi. adanya waktu dan rasa aman) maka hal
Pada analisis multivariabel, status ini merupakan beban bagi orangtua
ekonomi rendah berisiko 7,4 kali untuk yang akibatnya akan mempengaruhi
menderita ganguan jiwa skizofrenia kesehatan anak. Kemiskinan ditandai
dibanding dengan status ekonomi tinggi dengan oleh sedikitnya dukungan,
dengan OR=7,482 (95%IK;2,852- sedikitnya keselamatan, tidak adanya
19,657) dengan p=0,000. Artinya ruang sehingga terlalu sesak, tidak
kelompok ekonomi rendah kemungkinan adanya kebebasanpribadi,
mempunyai risiko 7,48 kali lebih besar ketridakpastian dalam masalah ekonomi
mengalami kejadian skizofrenia yang akhirnya mungkin menimbulkan
dibandingkan kelompok ekonomi tinggi. risiko kesehatan bagi keluarga
Menurut Werner et al, yang Rata-rata yang mengalami
melakukan penelitian di Israel gangguan jiwa mempunya riwayat
mengatakan orang yang dilahirkan keluarga yang mengalami keluhan
mempunyai orangtua yang berstatus serupa. Hal ini sesuai yang tertera dalam
sosio ekonomi dan didaerah miskin suatu penelitian yang menyebutkan
berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan jiwa sangat erat kaitannya
skizofrenia (OR1.39 (95%CI;1.10 dengan riwayat dalam keluarga.
1.78),p<0,00. Status ekonomi rendah
sangat mempengaruhi kehidupan
seseorang. Beberapa ahli tidak
mempertimbangkan kemiskinan (status
ekonomi rendah) sebagai faktor risiko,
tetapi faktor yang menyertainya
bertanggung jawab atas timbulnya
gangguan kesehatan. Menurut Graham,
keluarga adalah faktor perantara yang
paling penting. Ketika kehidupan
keluarga dipengaruhi oleh penyebab
24
25
KESIMPULAN
Gangguan mental atau sindrom adalah pola psikologis atau perilaku klinis
penting yang terjadi pada seseorang dan berhubungan dengan distress (misalnya,
gejala nyeri) atau cacat (yaitu gangguan dalam satu atau lebih bidang-bidang
penting fungsi) atau dengan peningkatan risiko kematian yang menyakitkan ,
sakit, cacat, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association,
1994). Gangguan mental menyebabkan penderitanya tak mampu benar menilai
kenyataan, tidak bisa lagi mengendalikan diri untuk menghindari mengganggu
orang lain atau merusak / menyakiti dirinya sendiri (Baihaqi, et al, 2005).
Gangguan mental yang sebenarnya mirip dengan gangguan fisik lainnya. Hanya
saja gangguan mental yang lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti
kecemasan, ketakutan dengan tingkat penyakit mental atau bentuk parah yang
dikenal sebagai gila (Hardianto, 2009). Penelitian ini merupakan penelitian non-
eksperimental deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Selain itu
penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan metode kualitatif teknik
pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah
salah satu cara untuk membuat atau mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif. Berdasarkan analisis hasil ditemukan, gangguan mental yang paling
umum pada wanita usia> 18 tahun, dan memiliki pendidikan dasar dengan status
ekonomi kelas menengah, dan memiliki riwayat keluarga keluhan serupa, dan
yang paling umum gangguan mental psikosis.