Professional Documents
Culture Documents
” 25
ABSTRACT
Background: Health education is a process in giving the health information so that a person
can change their health behavior as expected. Some people are still treat the patients with
mental disorders by binding, confining, and shackling. The families need a knowledge and
information how to deal with the family members who have the mental disorder.
Objective: to know the effect of a health education about the risk of violence behavior (RVB)
toward family knowledge in treating the patients in the Mental Hospital RSJD of DR. RM.
Soedjarwadi Klaten.
Methods: This research is experimental design with one group pre test - post test, The
research subjects were the family members who treated the patients being visiting to the
mental hospital RSJD of DR. RM. Soedjarwadi Klaten. The samples taken 30 people by using
the accidental sampling method.The measurement instrument used questionnaires. The
analysis of statistical data processing used the T test.
Results: Pre test shown that 12 respondents (40%) having a good knowledge. Post test shown
that 20 respondents (66%) having a good knowledge. The analysis of T test was obtained the
result of P value (sig 2-tailed) about 0.008 compared with value about 0.05. P values was <
value that indicates the average difference between before and after the respondents
were given by the health education about RVB.
Conclusion: There was an effect of a health education about RVB toward family knowledge
in treating the patients in the mental hospital RSJD of DR. RM. Soedjarwadi Klaten.
Keywords: Health education, RVB, knowledge, family.
25
26 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 06 No. 01 Januari 2015
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Pasien dengan gangguan jiwa baik yang
tahun 2010, menyatakan jumlah penderita dirawat maupun tidak dirawat, seharus di-
gangguan jiwa di indonesia mencapai 2,5 juta pertimbangankan potensi untuk melakukan
yang terdiri dari pasien resiko perilaku ke- perilaku kekerasan.Pada penanganan masalah
kerasan. Diperkirakan sekitar 60% menderita gangguan jiwa terdapat salah satu diagnosa
resiko perilaku kekerasan di Indonesia keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan.
(Wirnata, 2012). Proses globalisasi dan pesat- Resiko perilaku kekerasan adalah keadaan
nya kemajuan teknologi informasi memberikan dimana seseorang pernah atau mempunyai
dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya riwayat melakukan tindakan yang dapat mem-
pada masyarakat. bahayakan diri sendiri atau orang lain atau
lingkungan baik secara fisik atau emosional atau
Permasalahan kesehatan saat ini yang paling
seksual dan verbal (Keliat, 2010). Tanda gejala
banyak dikeluhkan oleh masyarakat adalah
yang ada adalah ada ide melukai, merencana-
kesehatan jiwa, hal ini disebabkan karena
kan tindakan kekerasan, mengancam, penya-
beban kehidupan dan pikiran manusia yang
lahgunaan obat, depresi berat, marah, sikap
semakin berat.Masyarakat dihadapkan dalam
bermusuhan/panik, bicara ketus, mengucapkan
berbagai permasalahan kehidupan yang sangat
kata-kata kotor, serta adanya riwayat perilaku
kompleks. Setiap orang mempunyai kemam-
kekerasan.
puan yang tidak sama untuk beradaptasi dengan
perubahan kondisi sosial budaya. Jika individu Resiko perilaku kekerasan merupakan salah
kurang atau tidak mampu dalam beradaptasi satu diagnosa yang memiliki resiko lebih tinggi
dengan perubahan tersebut, maka individu dibandingkan dengan yang lain karena jika
akan 2 pasien kambuh dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Data yang
mengalami berbagai penyakit fisik maupun
diperoleh dari studi pendahuluan di bagian
mental (timbul stress dan terjadi perilaku
Rekam Medis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten
kekerasan). Menurut Goldenberg (2004) cit
Jawa Tengah, tercatat bahwa jumlah pasien
Suwarno (2014), keluarga klien dengan gang-
rawat inap pada bulan Januari sampai dengan
guan jiwa tidak dapat menghindari penyakit
September 2012 adalah 789 pasien. Jumlah
mental tersebut yang dapat menjadi beban bagi
pasien rawat inap tersebut 515 pasien (65,27%)
keluarga. Keluarga memerlukan pengetahuan
merupakan pasien ulangan atau kambuh.
dan informasi bagaimana cara menghadapi
Jumlah kunjungan poli klinik jiwa dari bulan
anggota keluarga yang gangguan jiwa dan
Januari sampai September 2012 adalah 7.277
ketrampilan koping manghadapi masalah.
pasien yang terdiri dari pasien baru 1.016 pasien
Keluarga penderita gangguan jiwa umumnya (13,96%) dan ulangan 6.261 pasien (86,04%).
sangat sedikit sekali yang memiliki kesadaran Tingginya pasien ulangan dapat menimbulkan
untuk datang ke fasilitas kesehatan.Hal ini kurangnya perawatan di rumah. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan fasilitas kesehatan terdiri dari macam – macam diagnosa kepe-
yang ada di negeri ini.Keluarga dan masyarakat rawatan yaitu Halusinasi, Resiko Perilaku
sering mengeluhkan adanya suatu beban ketika Kekerasan, Menarik Diri, Waham, Defisit
ada anggota keluarga atau masyarakat yang Perawatan Diri, Resiko Bunuh Diri, Harga Diri
mengalami gangguan jiwa.Penderita yang Rendah. Data diagnosa keperawatan menun-
sudah menjalani perawatan di rumah sakit jukkan tingkat kejadian yang meningkat adalah
sering mengalami kekambuhan karena kurang- diagnosa resiko perilaku kekerasan dengan
nya pengetahuan keluarga dalam memberikan persentase bulan September 18,60 %, bulan
perawatan terhadap pasien gangguan jiwa di Oktober 19,64%.
rumah.
Data dari rekam medis juga menunjukkan
Sari, N.P., & Istichomah “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Resiko Perilaku ....” 27
Hasil Output SPSS Paired Sample T-Test pengetahuan keluarga sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang RPK di Poli Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Pada Mei 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui t hitung umumnya makin tinggi pendidikan sese-
sebesar 2,834 dengan t tabel 2,042 atau dengan orang makin mudah menerima informasi.
kata lain t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak
Pengaruh pendidikan terhadap perilaku
dan H diterima atau bisa ditarik kesimpulan
atau sikap seseorang yang ditunjukkan dari
ada perbedaan rata-rata pengetahuan antara
hasil pretest diatas juga sesuai dengan hasil
sebelum dan sesudah responden diberikan
penelitian dari Suryana (2012) yang menyim-
intervensi berupa pendidikan kesehatan
pulkan bahwa ada hubungan yang bermakna
tentang resiko perilaku kekerasan. Hasil analisis
antara pendidikan kesehatan dengan peran
menunjukkan nilai P (sig 2-tailed) sebesar 0,008
keluarga dalam merawat pasien gangguan
yang dibandingkan dengan nilai sebesar 0,05.
jiwa di Klinik Keperawatan Jiwa RS Grahasia
Nilai P < nilai sehingga menunjukkan adanya
Provinsi DIY. Hal ini juga sesuai dengan
perbedaan rata-rata antara sebelum dan
penelitian Hastuti (2010) yaitu pendidikan
sesudah responden diberikan intevensi berupa
tentang obat yang mempengaruhi.
pendidikan kesehatan tentang resiko perilaku
kekerasan.Tanda negatif (-) pada t hitung kepatuhan seseorang untuk minum obat
menunjukkan bahwa harga pre test lebih kecil di Klinik Keperawatan RS Grahasia DIY.
dibandingkan harga post test. Umur terbanyak dalam pre test yaitu >40
tahun.Umur tersebut dalam teori tumbuh
1. Pengetahuan Keluarga Tentang RPK
kembang termasuk kategori dewasa me-
Sebelum Pendidikan Kesehatan
nengah sehingga bila diberikan intervensi
Pada data pre test nilai rata-rata penge- berupa pendidikan kesehatan tentang RPK
tahuan responden cukup (64,83). Res- pada umur tersebut dapat mengaplikasikan
ponden dengan tingkat pengetahuan baik dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori
40 %, cukup 30%, kurang 20%, tidak baik Huclok (1998) cit Wawan (2010), semakin
10%.Dari hasil tersebut didapatkan res- cukup umur, tingkat kematangan dan ke-
ponden dengan pengetahuan baik memiliki kuatan seseorang akan lebih matang dalam
latar belakang pendidikan SMA. Hal ini berfikir dan bekerja.
sesuai dengan teori Wawan (2010), pen-
Mayoritas pekerjaan responden adalah
didikan dapat mempengaruhi seseorang
wiraswasta, sehingga mereka tidak memiliki
termasuk juga perilaku akan pola hidup
waktu luang untuk belajar tentang resiko
terutama dalam memotivasi sikap untuk
perilaku kekerasan dan tidak dapat me-
berperan serta dalam pembangunan, pada
lakukan perawatan secara baik, sehingga
32 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 06 No. 01 Januari 2015
sangat diperlukan adanya pendidikan kese- Pada data post test nilai rata-rata penge-
hatan tentang RPK.Hal ini sesuai dengan tahuan responden Baik (82,80). Responden
Wawan (2010) bahwa bekerja umumnya yang berpengetahuan baik 66 %, cukup 20%,
merupakan kegiatan yang menyita waktu. kurang 7%, tidak baik 7%.Dari post test yang
2. Pengetahuan Keluarga Tentang RPK dilakukan ada peningkatan jumlah per-
Setelah Pendidikan Kesehatan sentase dalam pengetahuan responden
pada kriteria dengan pengetahuan baik, hal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan
responden terbanyak adalah keluarga pa- responden meningkat setelah diberikan
sien RPK yang berkunjung ke poli jiwa RSJD pendidikan kesehatan. Hasil post test ini
Dr. RM. Soedjarwadi Klaten pada kelompok sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007),
umur e” 40 tahun berjumlah 17 orang atau pengetahuan merupakan suatu informasi
sekitar 57%. Pada teori tumbuh kembang atau fakta yang diperoleh dari proses belajar
umur ini termasuk dalam kategori dewasa dan pengalaman, hal itu bisa didapat mela-
menengah sehingga dalam menerima pen- lui berbagai proses salah satunya dengan
didikan kesehatan tentang RPK, responden pendidikan kesehatan. Pada penelitian ini
dapat mengambil keputusan dalam peme- pendidikan kesehatan dilakukan untuk
liharaan kesehatan pasien. Hal ini sesuai memberikan informasi dan pengetahuan
dengan Notoatmodjo (2010) yang menya- tentang RPK yang diharapkan dapat mem-
takan umur mempengaruhi bagaimana berikan pengalaman belajar pada res-
mengambil keputusan dalam pemeliharaan ponden.
kesehatannya, sedangkan menurut Huclok
(1998) cit Wawan (2010) semakin cukup 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
umur, tingkat kematangan dan kekuatan Tentang RPK Terhadap Pengetahuan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir Keluarga Dalam Merawat Pasien
dan bekerja. Data penelitian menunjukkan
bahwa responden terbanyak adalah ke- Berdasarkan analisis pengujian hipotesis
luarga pasien RPK dan berkunjung ke poli menggunakan bantuan program SPSS data
jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten ber- pre test dan post test, diperoleh hasil bahwa
pendidikan SMA ada 12 responden atau 40%. H diterima, maka dapat ditarik kesimpulan
Semakin tinggi pendidikan maka orang bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan
tersebut dapat lebih mudah dalam mene- tentang RPK terhadap pengetahuan ke-
rima pendidikan kesehatan tentang RPK, hal luarga dalam merawat pasien di Poli Jiwa
ini sesuai dengan Wawan (2010), pendidikan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten.
dapat mempengaruhi seseorang termasuk
Analisis menggunakan Paired Sample T-
juga perilaku akan pola hidup terutama
Test untuk membandingkan nilai pre test
dalam memotivasi sikap untuk berperan
dengan nilai post test. Hasil pengujian
serta dalam pembangunan, pada umumnya
menunjukkan nilai P (sig 2-tailed) sebesar
makin tinggi pendidikan seseorang makin
0,008 yang dibandingkan dengan nilai
mudah menerima informasi.
sebesar 0,05. Nilai P < nilai sehingga
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
menunjukkan adanya perbedaan pengeta-
responden terbanyak yang bekerja ada 27
huan responden rata-rata antara sebelum
orang atau 90%.Orang yang bekerja me-
dan sesudah responden diberikan pendi-
mungkinkan untuk memperoleh informasi
dikan kesehatan tentang RPK.Hasil pene-
terbaru seluas-luasnya dari lingkungan kerja
litian juga menunjukkan pengetahuan
atau bisa bertukar pikiran dan pendapat
keluarga meningkat dari sebelum dila-
dengan banyak orang.
Sari, N.P., & Istichomah “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Resiko Perilaku ....” 33
Keliat, B., et al. (2010). Model Praktik Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Keperawatan Profesional Jiwa. Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
EGC. Jakarta.
Sirait, J. (2009). Peran Keluarga Terhadap
Luthfiyah, I. (2010). Penerapan Strategi Pananganan Penderita Skizofrenia
Pembelajaran Aktif Model Every Dengan Resiko Perilaku Kekerasan
One Is Teacher Here Untuk di RS Dr. Sardjito Yogyakarta.
Meningkatkan Motivasi Belajar Skripsi. Universitas Gajah Mada.
Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Yogyakarta.
Sosiologi Madrasah Aliyah
Sugiyono.(2007). Statistika Untuk Penelitian.
Singosari Malang. Skripsi.UIN
Alfabeta. Bandung.
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Malang. Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Murwani, A. (2010). Asuhan Keperawatan
Bandung. 52
Keluarga. Fitramaya.Yogyakarta.