You are on page 1of 7

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN

MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA

I Ketut Alit Adianta, I Made Sedana Putra


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Jalan Tukad Balian No. 180 Renon,Denpasar
Email: alitadianta.stikesbali@gmail.com

Introduction : Family supportting is important factors affecting medication adherence and


treatment in schizophrenic patients. The purpose of this study was to investigate the relation-
ship of family support to the level of adherence to taking the drug in schizophrenic patients.
Method : This research use descriptif corelation design with cross sectional approach. Sam-
pling method using non probability sampling that is with consecutive sampling technique. This
research use descriptif corelation design with cross sectional approach. Sampling method us-
ing non probability sampling that is with consecutive sampling technique. The number of sam-
ples of this study as many as 286 respondents families whose family members experienced
schizophrenia that meet the criteria of inclusion and exclusion. The data collection tools used
are family support and compliance questionnaires. Data analysis technique using Spearman
Rank (rho) statistic test with significant level 0,05.
Result : The results showed p value 0.008 <0.01. That is means there is a corelation between
family support with the level of adherence to taking drugs schizophrenia patients.
Discussion : The level of medication adherence in schizophrenic patients at Mental Hospital
influenced by support. It is recommended to conduct a Cohort study using a longitudinal time
approach, in which data are collected at two or more specific time periods.

Keywords : Family support, drugs, schizophrenia

PENDAHULUAN 1,3%. Kira-kira 0,02 sampai 0,05% penderita


skizofrenia dari populasi total dalam satu
Skizofrenia merupakan suatu penyakit
tahun (Kaplan dan Sadock 1997).
otak yang serius melibatkan perilaku psikotik,
Badan Kesehatan Dunia WHO (2006)
pemikiran kongkret, kesulitan dalam mem-
mengungkapkan bahwa Indonesia pada tahun
peroleh informasi dan hubungan interpersonal
2006 penduduknya mengalami gangguan jiwa
serta kesulitan dalam memecahkan masalah.
sebanyak 26 juta orang, 13,2 juta orang
Skizofrenia ditandai dengan gejala-gejala
mengalami depresi, 1,6 juta orang melakukan
positif dan negatif, gejala positif seperti pem-
bunuh diri. Penduduk Indonesia dewasa saat
bicaraan kacau, delusi, halusinasi, gangguan
ini menderita gangguan jiwa sebesar 20%
kognitif dan persepsi gejala negatif seperti
dengan empat jenis penyakit, yaitu: depresi,
avolition (menurunya minat dan dorongan),
penggunaan alcohol, gangguan bipolar dan
berkurangnya keinginan bicara dan miskinya
skizofrenia.
isi pembicaraan afek yang datar, serta ter-
ganggunya relasi personal (strauss et all Berdasarkan laporan RSJ provinsi Bali
dikutip oleh gabbard dalam Arif, 2006). tahun 2013 diperoleh data sebanyak 4795
Di Amerika Serikat jumlah penderita klien yang menderita skizofrenia. Di Unit
Skizofrenia seumur hidup dilaporkan Gawat Darurat Rumah Sakit jiwa Provinsi
terentang dari satu sampai setengah persen, Bali tercatat jumlah pengunjung penderita
serupa dengan jumlah tersebut, penelitian skizofrenia sebanyak 349 orang, sementara
Epidomiological Cathchment Area (ECA) kunjungan Poliklinik Rumah Sakit Jiwa
yang disponsori oleh Nasionalinstitue Of Povinsi Bali sebanyak 3903 orang dan
Mental Health (NIMH) melaporkan jumlah kunjungan ke pelayanan Puskesmas sebanyak
penderita skizofrenia seumur hidup sebesar 9214 orang (Rekam Medik, 2013).

1
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

Skizofrenia bisa terjadi pada siapa saja. suatu penyakit gangguan jiwa. Kesembuhan
Seringkali pasien Skizofrenia digambarkan pasien dipengaruhi perilaku kepatuhan
sebagai individu yang bodoh, aneh, dan terhadap program pengobatan. Kepatuhan
berbahaya (Irmansyah, 2006). Untuk pasien adalah sejauh mana perilaku pasien
menghilangkan stigma pada keluarga dan sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
masyarakat terhadap gangguan jiwa professional kesehatan (Niven, 2002).
Skizofrenia ini, maka berbagai upaya Pasien yang patuh berobat adalah yang
penyuluhan dan sosialisasi gangguan jiwa menyelesaikan pengobatan secara teratur dan
Skizofrenia perlu diberikan (Hawari, 2007). lengkap tanpa terputus selama minimal 6
Peranan keluarga sangatlah penting dalam bulan sampai 9 bulan (Depkes RI, 2000).
mengatasi timbulnya gangguan jiwa pada Menurut Niven (2002), kepatuhan
seseorang. pasien untuk melakukan kontrol terhadap
Keluarga merupakan suatu ikatan atau kesehatan jiwa dipengaruhi oleh individu atau
persekutuan hidup atas dasar perkawinan pasien sendiri, dukungan dari keluarga,
antara orang dewasa yang berlainan jenis dukungan social juga dukungan dari petugas
yang hidup bersama atau seorang laki-laki kesehatan.
atau seorang perempuan yang sudah sendiri Bedasarkan data yang diperoleh ten-
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri tang banyaknya jumlah penderita skizofrenia
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah di Bali, Indonesia maupun Dunia, maka penu-
tangga (Sayekti, 1944 dalam Setiadi, 2008). lis tertarik melakukan penelitian tentang
Dukungan keluarga adalah sikap, pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat
tindakan, dan penerimaan terhadap penderita kepatuhan minum pasien dengan Skizofrenia.
yang sakit. Keluarga juga befungsi sebagai
sistem pendukung bagi anggotanya dan
METODE PENELITIAN
anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung, selalu siap Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
memberikan pertolongan dengan bantuan jika Jenis penelitian yang digunakan ada-
diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa lah penelitian descriptif corelation dengan
dukungan informasi, dukungan penghargaan, metode pendekatan cross sectional
dukungan instrumental, dan dukungan Penelitian ini dilakukan di Rumah Sa-
emosional (Friedman, 2010). kit Jiwa Provinsi Bali pada bulan Maret 2015.
Pasien gangguan jiwa dalam masa
rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga Populasi, Sampel dan Sampling
sendiri di rumah atau rawat jalan memerlukan Populasi dalam penelitian ini adalah
dukungan untuk mematuhi program pasien skizofrenia yang menjalani pen-
pengobatan. Jadi, keluarga merupakan gobatan rawat jalan di Poliklinik Rumah Sa-
peranan penting yang bersifat mendukung kit Jiwa Provinsi Bali. Penelitian ini
selama masa penyembuhan dan pemulihan menggunakan teknik non probality sampling
pasien. Apabila dukungan semacam ini tidak yaitu teknik yang tidak memberi kesempatan
ada, maka keberhasilan penyembuhan/ yang sama bagi anggota populasi untuk
pemulihan (rehabilitasi) sangat berkurang dipilih menjadi sampel. Teknik yang
(Friedman, 1998). digunakan adalah Consecutive Sampling,
Faktor-faktor yang penting dalam dimana pemilihan sampel dengan menetap-
kepatuhan terhadap program-program medis kan subjek yang memenuhi kriteria di-
salah satunya adalah dukungan dari anggota masukan kedalam penelitian sampai kurun
keluarga. Keluarga dapat mengurangi waktu tertentu, sehingga jumlah sampel yang
ansietas yang disebabkan oleh penyakit diperlukan dapat terpenuhi. Besar sampel
tertentu dan dapat mengurangi godaan yang didapatkan nantinya akan sesuai dengan
terhadap ketidakpatuhan (Niven, 2004). jumlah sampel yang ditentukan.
Pasien akan tetap sembuh, tetap sakit/
gagal, meninggal dan pengobatan putus (drop Pengumpulan Data
out) merupakan hasil hasil dari pengobatan Jenis alat yang digunakan dalam

2
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

pengumpulan data adalah pedoman kuesioner tertutup yaitu dengan memberikan jawaban
yang telah berisi sejumlah pernyataan “selalu, sering, kadang-kadang dan tidak
tertutup (closed ended question). Kuesioner pernah”. Untuk penilaian jawaban responden
merupakan teknik pengumpulan data yang tentang kepatuhan, untuk jawaban “selalu”
dilakukan dengan cara memberi seperangkat diberi nilai 4, untuk jawaban “sering” diberi
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada nilai 3 , untuk jawaban “kadang-kadang”
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012). diberi nilai 2 dan untuk jawaban “tidak
Untuk data dukungan keluarga menggunakan pernah” diberi nilai 1.
kuesioner yang menggunakan skala dukungan
keluarga dengan 20 item pertanyaan yang Analisa Data
terdiri dari pertanyaan tentang dukungan Data dianalisa dengan uji non
keluarga informasional, dukungan keluarga parametric test dengn uji korelasi spearman
instrumental, dukungan keluarga emosional, rank (Rho) dan diolah menggunakan
dukungan keluarga penghargaan dengan 4 program SPSS for windows.
pilihan jawaban berupa selalu, sering, kadang
-kadang dan tidak pernah. Untuk penilaian Etika Penelitian
jawaban responden tentang dukungan Inform consent (persetujuan)
keluarga diberi skor, untuk jawaban “selalu” Dalam penelitian ini, tujuan dari informed
diberi skor 4, untuk jawaban “sering” diberi consent adalah agar subjek mengerti
skor 3, “kadang-kadang” diberi skor 2 dan maksud dan tujuan penelitian.
“tidak pernah” diberi skor 1. Skor maksimal 2. Anonymity (tanpa nama)
adalah 80 dan skor minimalnya adalah 0. Dalam penelitian ini responden akan
Skor yang didapat akan dijumlahkan dan mengisi identitas dalam bentuk inisial.
hasilnya akan dibandingkan dengan skor 3. Confidentiality (kerahasiaan)
maksimal kemudian dikalikan 100%. Dalam penelitian ini peneliti menjamin
Sedangkan kuisioner untuk tingkat kepatuhan kerahasiaan dari hasil penelitian baik
pada pasien skizofrenia menggunakan skala informasi maupun masalah-masalah
likert dengan menggunakan pertanyaan lainnya.

HASIL PENELITIAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga Frekuensi Presentase

D.K Tinggi 244 85,3%


D. K Sedang 41 14,3%
D. K Rendah 1 0,3%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 286 responden yang dukungan keluarga
tinggi 244 orang (85,3%), dukungan keluarga sedang 41 orang (14,3%) dan dukungan keluarga
rendah 1 orang (0,3%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepatuhan Minum Obat

Tingkat Kepatuhan Frekuensi Presentase


Patuh 270 94,4%
Kurang patuh 16 5,6%
Tidak patuh 0 0%
Total 286 100%
3
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 286 responden , yang patuh 270 orang
(94,4%) dan yang kurang patuh 16 orang (5,6%).
Tabel 3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali Tahun 2015
TOTAL1 TOTAL2

Correlation Coefficient 1.000 .155**


TOTAL1 Sig. (2-tailed) . .008
Spearman's rho N 286 286
Correlation Coefficient .155** 1.000
TOTAL2 Sig. (2-tailed) .008 .
N 286 286

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan
untuk mendapat korelasi dari kedua variabel emosi dan mental (Ryan dan Austin, dalam
tersebut digunakan uji korelasi spearman’s Friedman, 2010).
rho dengan menggunakan bantuan spps for Berdasarkan penelitian yang dilakukan
windows. Hasil dengan analisa spearman’s oleh Prinda Kartika di RSJ Menur Surabaya
rho correlation dari 286 responden tentang Hubungan Dukungan Keluarga
menunjukkan secara statistik di dapatkan nilai Dengan Keberfungsian Sosial Pada Pasien
p value sebesar 0,008 karena p < α yaitu 0,05 Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit
maka Ha diterima yaitu ada hubungan menunjukkan bahwa hasil penelitian menun-
dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan jukkan bahwa dukungan keluarga berada da-
minum obat pasien skizofrenia di Rumah lam kategori tinggi. Dukungan keluarga yang
Sakit Jiwa provinsi Bali Tahun 2015. tinggi tersebut disebabkan karena pasien yang
menjadi subyek penelitian adalah pasien yang
PEMBAHASAN menderita Skizofrenia kurang dari lima tahun
Dukungan Keluarga sehingga keluarga belum merasa jenuh untuk
Dari hasil penelitian ini menunjukkan merawat pasien. Alasan lain adalah kondisi
bahwa sebagian besar dukungan keluarganya fisik, usia dan belum banyaknya biaya yang
tinggi yaitu sebanyak (244/286, 85,3%). dikeluarkan oleh keluarga membuat mereka
Klien skizofrenia sangat memerlukan masih mampu dan memiliki motivasi serta
dukungan dari keluarga dalam proses semangat untuk menangani dan merawat
penyembuhan klien karena mempunyai pasien. Pada penelitian di RSJ Bangli sebagi-
peranan yang besar bagi klien skizofrenia, an besar juga memberikan dukungan tinggi
dari hasil crosstab antara umur, jenis kelamin karena adanya waktu dan perhatian lebih
dan pekerjaan sangat mempengaruhi dimana keluarga pada keluarganya yang mengalami
keluarga yang bekerja sebagai swasta dapat skizofrenia.
memberikan waktu lebih untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
memperhatikan dan memberikan dukungan dilakukan oleh Siahaan (2012) di Poliklinik
anggota keluarganya yang mengalami Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra
skizofrenia. Utara Medan, sebesar 65,6% responden
Dukungan keluarga adalah dorongan merasakan dukungan keluarga pada tingkatan
dari anggota keluarga klien untuk melakukan yang baik, sebesar 12,5% pada tingkatan
kunjungan ke sarana kesehatan guna cukup, dan sebesar 21,9% pada tingkatan
mendapat pelayanan kesehatan, Rachmadiany kurang.
(2008). Keberadaan dukungan keluarga yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan
adekuat terbukti berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gede
menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh
Widjanegara di Polikinik Rumah Sakit Jiwa

4
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

Provinsi Bali dimana sebanyak (19/106, Dr. V.L. Ratumbuysang Manado tentang
17,9%) dengan dukungan kurang, sebanyak Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan
(38/106, 35,8%) dengan dukungan cukup dan Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia
sebanyak (49/106, 46,2%) dengan dukungan menunjukkan bahwa pengetahuan responden
baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian yang tinggi mengakibatkan kepatuhan minum
besar dukungan keluarga klien skizofrenia obat tinggi. Penelitian ini di dukung oleh
dikategoikan baik karena keluarga klien ski- penelitian sebelumnya oleh Butar Butar
zofrenia memberikan perhatian yang baik (2012), dengan hasil penelitian menggam-
terhadap klien. barkan bahwa 56,4% responden memiliki
Tingkat Kepatuhan Minum Obat pengetahuan yang baik mengenai pengobatan
Dari hasil penelitian menunjukan pasien skizofrenia, 43,5% responden mem-
bahwa dari 286 responden , yang patuh iliki pengetahuan sedang mengenai pen-
(270/286, 94,4%), kurang patuh (16/286, gobatan pasien skizofrenia , 84,6% responden
5,6%) dan tidak patuh (0/286, 0%). Hal patuh dalam menjalankan pengobatan dan
tersebut disebabkan adanya dukungan yang sebanyak 15,4% tidak patuh dalam pen-
baik dari keluarga terhadap klien skizofrenia gobatan. Sedangkan pada penelitian di RSJ
yang sangat penting terhadap proses Bangli tingkat kepatuhan yang tinggi
penyembuhan klien, khususnya terhadap disebabkan adanya dukungan keluarga yang
kepatuhan minum obat. tinggi.
Dalam Siregar (2006) kepatuhan
adalah tingkat ketepatan perilaku seorang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
individu dengan nasihat medis atau kesehatan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien
dan menggambarkan penggunaan obat sesuai Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
dengan petunjuk pada resep serta Bali Tahun 2015
mencangkup penggunaannya pada waktu Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
yang benar. Istilah kepatuhan juga sering hubungan antara dukungan keluarga dengan
digunakan untuk menggambarkan perilaku tingkat kepatuhan minum pasien skizofrenia
yang menunjukkan bahwa pasien akan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali Tahun
merubah perilakunya dalam mencapai praktik 2015. Korelasi kedua variabel memiliki
keperawatan yang positif (Brunner & keeratan rendah dan arah hubungan antar
Suddart, 2002). kedua variabel bersifat positif, hal ini berarti
Menurut Cit Hakim (2008) seseorang apabila dukungan keluarga mengalami
dikatakan patuh dalam minum obat apabila penurunan maka tingkat kepatuhan minum
memenuhi 4 hal seperti dosis yang diminum obat juga mengalami penururnan. Dukungan
sesuai dengan yang dianjurkan, durasi waktu dari anggota keluarga merupakan faktor-
minum obat diantara dosis sesuai dengan faktor yang penting dalam kepatuhan ter-
yang dianjurkan, jumlah obat yang diambil hadap program-program medis.
pada suatu waktu sesuai dengan yang Keluarga dapat mengurangi ansietas
ditentukan dan tidak mengganti dengan obat yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan
lain yang tidak dianjurkan. dapat mengurangi godaan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang ketidakpatuhan (Niven, 2004). Mengurangi
dilakukan oleh Siahaan (2012) pada terjadinya compliance atau adherence pada
dukungan keluarga yang kurang sebanyak 18 klien skizofrenia yang sedang menjalankan
orang (17%) yang kepatuhan berobat proses pengobatan sangat penting untuk
dikategorikan tidak patuh dan sebnayak 1 melibatkan keluarga guna mendukung klien
orang yang patuh berobat, sedangkan pada agar selalu patuh berobat. Dukungan keluarga
dukungan keluarga baik sebanyak 17 orang sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi
(16%) yang tidak patuh berobat dan kekambuhan klien dengan cara membawa
sebanyak 32 orang (30,2%) yang patuh klien kontrol berobat secara teratur ke
berobat. pelayanan kesehatan terdekat (Sumampow,
Penelitian yang sama dilakukan oleh N. dalam Anna, 2012). Klien skizofrenia yang
Purnamasari di Poliklinik Rumah Sakit Prof. mendapatkan dukungan keluarga mempunyai

5
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

kesempatan berkembang kea rah yang lebih kepada responden agar tidak ada data
baik secara maksimal, sehingga klien yang berdistribusi tidak normal.
skizofrenia akan bersikap positif, baik
terhadap dirinya maupun lingkungannya DAFTAR PUSTAKA
karena keluarga merupakan lingkungan sosial
pertama yang dikenal. Anna, N. (2012). Dukungan Keluarga Dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Prinda Pengobatan Skizofrenia di Poliklinik
Kartika tentang Hubungan Dukungan GMO RSJ Prof. DR. HB. Sa’Anin Pa-
Keluarga Dengan Keberfungsian Sosial Pada dang. (Online), (http://
Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan di repository.unand.ac.id/id/
Rumah Sakit menunjukkan bahwa ada eprint/17907, diakses tanggal 20 Juni
hubungan antara dukungan keluarga dengan 2015
keberfungsian sosial pada pasien Skizofrenia Anom, D. A. (2012), Dukungan Keluarga
pasca perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Dengan Kepatuhan Berobat Klien
Surabaya. Semakin tinggi dukungan keluarga, Skizofrenia, Jurnal Gema Keperawa-
maka semakin tinggi pula keberfungsian tan 6 (2) : p202-208
sosial pasien. Sebaliknya semakin rendah
dukungan keluarga, semakin rendah pula Brunner & Suddharth. (2002). Buku Ajar
keberfungsian sosial pasien Skizofrenia pasca Keperawatan Medikal Bedah. Jakar-
perawatan di Rumah Sakit. Pada penelitian di ta: EGC
RSJ Bangli menunjukkan ada hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan Depkes RI. (2000). Standar Pedoman
minum obat. Perawatan Jiwa, Jakarta: Depkes RI.
Penelitian yang dilakukan oleh N. Purna- Friedman, M.M.. (1998). Buku A jar
masari di Poliklinik Rumah Sakit Prof. Dr. Keperawatan Keluarga Riset, Teori
V.L. Ratumbuysang Manado tentang Hub-
dan Praktek, (Edisi 3), Jakarta: EGC.
ungan Pengetahuan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia Friedman M.M., Bowden, V.R dan Jones,
menunjukkan bahwa ada hubungan antara E.G. (2010). Buku A jar Keperawatan
pengetahuan keluarga dengan kepatuhan mi- Keluarga Riset, Teori dan Praktek,
num obat pasien skizofrenia. Pada penelitian Jakarta: EGC.
di RSJ Bangli dukungan keluarga berperan Hawari, (2007). Pendekatan Holistik pada
penting dengan kepatuhan minum obat. Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakar-
ta: Balai Penerbit Fakultas Kedokter-
SIMPULAN DAN SARAN an Universitas Indonesia.
Simpulan Irmansyah. (2006). Pencegahan dan Interven-
Berdasarkan hasil penelitian dinya- si Dini Skizofrenia.
takan bahwa ada hubungan antara dukungan (Online), (http://64.203.71.11/
keluarga dengan tingkat kepatuhan minum kompas-cetak/0410/19/
obat pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit ilpeng/1331282.htm, diunduh pada
Jiwa Provinsi Bali Tahun 2015. tanggal 10 Februari 2014).
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya penting Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A(1997).
dilakukan pengembangan rancangan Sinopsis (Jilid I) Jakarta: Binarupa
penelitian. Penelitian selanjutnya Aksara.
diharapkan menggunakan rancangan
penelitian Kohort yang menggunakan Niven. N. (2002). Psikologi Kesehatan:
pendekatan waktu secara longitudinal, Pengantar Untuk Perawat & Profe-
dimana data dikumpulkan pada dua atau sional Kesehatan Lain.Jakarta:
lebih periode waktu tertentu. EGC.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih Niven, N. (2004). Psikologi Kesehatan:
tetili dalam memberikan kuisioner Pengantar Untuk Perawat & Profe-

6
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Dukungan Keluarga

sional Kesehatan Lain (Edisi 2.). Ja-


karta: EGC.

Rachmadiany. (2008). Pengaruh Karakteris-


tik, Dukungan Keluarga dan Kebu-
tuhan Pasien Stres Pasca Trauma
Terhadap Pemanfaatan Pelayanan di
Trauma Center Lhoksukon Kabupat-
en Aceh Utara.

Rekam Medik. (2013). Rumah Sakit Jiwa


Provinsi Bali di Bangli.
Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawa-
tan Keluarga, Yogyakarta: Graha
Ilmu
WHO. (2006). Skizofrenia, (Online), (http//
www.who/hpr, diakses tanggal 7
Mei 2006)

You might also like