You are on page 1of 8

DUKUNGAN KELUARGA DALAM PENGOBATAN PASIEN SKIZOFRENIA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKMUR KECAMATAN MAKMUR KABUPATEN


BIREUEN

Erniyus1, Ida Suryawati2, Rahmat Muhajir3


1
Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
2
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
3
Dosen Profesi Ners Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
*Correspondence: erniyus51@gmail.com

ABSTRACT

Families are two or more than two individuals who are joined by blood, marriage or adoption
and they live in one household, interact with each other and in their respective roles create and
maintain culture.
Self-medication is part of the community's efforts to maintain their own health. Mental
disorders are behavioral or psychological patterns shown by individuals that cause distress,
dysfunction and reduce the quality of life. The purpose of this study was to determine family
support in the treatment of schizophrenic patients in the working area of the Makmur Health
Center, Makmur District, Bireuen Regency.
The type of research used in this study is a descriptive design. The population in this
study is all family members who bring their family members who suffer from mental disorders
to the prosperous health center totaling 60. This research was conducted on July 08 to 22 in
2021. The number of samples in this study were 60 respondents. The sampling technique used
was total sampling
The results of the study showed that families who gave good support to schizophrenia
patients (66.7%) were 40 respondents and families who gave poor support were as many as
(33.3%) 20 respondents.
Conclusion family support is an important factor in increasing motivation so that it can
have a positive effect on psychological health. Suggestions for families to give more attention
and support in order to accelerate the healing of schizophrenic patients.

Keywords: Family Support, Medication, Schizophrenia


Bibliography : 19 Books (2009 to 2015) + 10 Journals (2010 to 2020)

ABSTRAK

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Pengobatan sendiri merupakan bagian dari upaya masyarakat
menjaga kesehatannya sendiri. Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologis yang
ditunjukkan oleh individu yang menyebabkan distres, disfungsi dan menurunkan kualitas
kehidupan Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dukungan keluarga dalam
pengobatan pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Makmur Kecamatan Makmur
Kabupaten Bireuen.
Jenis Penelitin yang digunakan dalam penelitian adalah desain deskriptif, Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga yang membawa anggota keluarganya yang
menderita gangguan jiwa ke puskesmas makmur yang berjumlah 60. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 08 Juli s/d 22 tahun 2021. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 60
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Hasil penelitian maka didapat bahwa keluarga yang memberikan dukungan dengan
baik kepada pasien skizofrenia sebanyak (66,7%) 40 responden dan keluarga yang memberi
dekungan kurang baik sebanya (33,3%) 20 responden
Kesimpulan dukungan keluarga menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan psikologis. Saran agar kelurga lebih
memberikan perhatian dan dukungan supaya mempercepat penyembuhan pasien skozofrenia.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Pengobatan, Skizofrenia


Daftar Pustaka : 19 Buku (2009 s/d 2015) + 10 Jurnal (2010 s/d 2020)

PENDAHULUAN terendah terdapat di provinsi Kepulauan Riau


Gangguan jiwa merupakan suatu yaitu sebanyak 2,8%. Aceh sendiri memiliki
sindrom atau pola perilaku manusia dimana prevalensi penderita skizofrenia sebanyak
secara klinis berhubungan dengan distres 8,7% sehingga aceh merupakan salah satu
maupun penderitaan yang menimbulkan provinsi yang memiliki penderita gangguan
gangguan terhadap satu atau beberapa fungsi jiwa dengan skizofrenia terbanyak setelah bali
kehidupan manusia (Keliat, 2011). dan D.I Yogyakarta dimana D.I Yogyakarta
Secara umum, klasifikasi gangguan memiliki prevalensi skizofrenia sebanyak
jiwa meliputi perilaku kekerasan, resiko 10,4%.
perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang Provinsi Aceh Pada tahun 2019
lain, lingkungan, verbal), gangguan persepsi sebanyak 2350 orang pasien dengan
sensori seperti halusinasi (pendengaran, gangguan jiwa disebabkan oleh napza (50%),
penglihatan, pengecap, peraba, penciuman), ekonomi (30%), komplikasi (20%). Jumlah
gangguan proses pikir, kerusakan komunikasi kunjungan pasien dengan gangguan jiwa di
verbal, resiko bunuh diri, isolasi sosial, puskesmas kabupaten/kota hingga tahun 2015
kerusakan interaksi sosial, defisit perawatan sebanyak 251.652 kunjungan (Dinkes Aceh,
diri (mandi, berhias, makan, eliminasi) dan 2019).
harga diri rendah kronis (Riskesdas, 2013). Penderita gangguan jiwa seberat
Skizofrenia adalah gangguan yang lebih apapun bisa sembuh, tetapi mereka harus
kronis dan lebih melemahkan daripada jenis mendapatkan pengobatan serta dukungan dari
gangguan mental lainnya. Sekitar 50%-80% keluarganya pun sangat dibutuhkan. Mereka
orang-orang yang masuk rumah sakit atas bisa sembuh dan kembali menjalani hidup
dasar satu episode skizofrenia, akan secara produktif, baik secara ekonomis
mendapatkan kembali perawatan di rumah maupun secara sosial di dalam masyarakat,
sakit untuk episode lain kehidupan mereka. ada sebagian besar dari mereka yang bisa
Perilaku kekerasan merupakan salah satu terbebas dari keharusan minum obat (Setiadi,
perilaku skizofrenia. Perilaku kekerasan 2014).
merupakan tindakan menciderai orang lain, Penelitian yang dilakukan oleh
diri sendiri, merusak harta benda Hartanto (2014) mengatakan, keluarga sangat
(lingkungan), dan ancaman secara verbal penting untuk pasien gangguan jiwa karena
(Keliat 2013) peran keluarga sangat mendukung untuk
WHO (2016) menyebutkan terdapat pengobatan demi kesembuhan pasien karena
sekitar 35 juta orang didunia mengalami keluarga mampu memberikan kepercayaan
depresi, 60 juta orang mengidap bipolar, 21 dan sikap yang baik untuk keluarganya.
juta orang mengalami skizofrenia, dan 47,5 Karena keluarga mempunyai fungsi
juta orang mengalami demensia. memberikan kasih sayang, rasa aman, rasa
Berdasarkan data Riskesdas (2018) percaya dan menyiapkan peran di masyarakat.
didapatkan data bahwa penderita gangguan Penelitian yang dilakukan oleh
jiwa dengan penderita skizofrenia terbanyak Hartanto (2018) mengatakan, tugas keluarga
terdapat di provinsi bali yaitu sebesar sangat penting untuk pasien gangguan jiwa
(11,1%), sedangkan penderita skizofrenia skizofrenia karena peran keluarga sangat
mendukung untuk pengobatan demi mengalami gangguan jiwa karena mereka
kesembuhan pasien karena keluarga mampu merasa kasihan dan mereka mengatakan
memberikan kepercayaan dan sikap yang baik meskipun dengan kondisi seperti itu, penderita
untuk keluarganya. Karena keluarga gangguan jiwa adalah anggota keluarganya.
mempunyai fungsi memberikan kasih sayang, Dari data yang dipaparkan di atas, dapat
rasa aman, rasa percaya dan menyiapkan diketahui bahwa masih banyak pasien dengan
peran di masyarakat. gangguan jiwa yang tidak mendapatkan
Menurut data yang peneliti dapatkan dukungan keluarganya dalam melakukan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen pengobatan, sehingga peneliti merasa tertarik
tahun 2020, jumlah penderita gangguan jiwa untuk melakukan penelitian mengenai
di Kota Bireuen sebanyak 864 orang (Dinkes “Dukungan Keluarga Dalam Pengobatan
Kabupaten Bireuen, 2020). Berdasarkan data Pasien Skizofrenia Di Puskesmas Makmur
yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2021”.
Kota Bireuen sampai bulan Maret 2021,
jumlah penderita skizofrenia di Puskesmas METODE PENELITIAN
Makmur sebanyak 60 orang (Puskesmas Penelitian ini menggunakan desain
makmur 2021). penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
Dari hasil wawancara peneliti dengan adalah suatu metode penelitian yang
10 orang anggota keluarga yang memiliki dilakukan dengan tujuan utama untuk
anggota keluarga dengan gangguan jiwa, menggambarkan sebuah fenomena atau
didapatkan data sebesar 7 orang anggota deskripsi yang terjadi didalam masyarakat
keluarga mengatakan masih belum tentang suatu keadaan secara objektif
mendukung pengobatan anggota keluarga Populasi dalam penelitian ini adalah
yang mengalami gangguan jiwa dengan alasan seluruh anggota keluarga yang membawa
mereka malu mempunyai keluarga yang anggota keluarganya yang menderita
mengalami gangguan jiwa. Sedangkan gangguan jiwa ke puskesmas makmur yang
sebanyak 3 orang anggota keluarga berjumlah 60 orang. Penentuan sampel
mengatakan bahwa mereka mendukung menggunakan teknik total sampling, jumlah
pengobatan anggota keluarga terhadap sampel dalam penelitian ini adalah 60
kepatuhan pengobatan anggota keluarga yang responden.

HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1
No Jenis Kelamin f %
1 Laki – laki 33 55
2 Perempuan 27 45
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui kategori laki – laki (55%) 33 responden dan
bahwa distribusi frekuensi jenis kelamin perempuan (45%) 27 responden.
responden sebagian besar berada pada

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Tabel 5.2
No Umur f %
1 17 -25 13 21,66
2 26 – 35 30 50
3 36 – 45 9 15
4 46 – 55 5 8,33
5 56 – 65 3 5
jumlah 60 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui usia 17 – 25 tahun (21,66%) 13 responden,


bahwa distribusi frekuensi umur responden usia 36 – 45 tahun (15%) 9 responden, usia 46
sebagian besar berada pada kategori 26 – 35 - 55 tahun (8,33%) 5 responden, usia 51 – 55
tahun (50%) 30 responden dan yang paling tahun (8,33%) 5 responden, usia 56 – 60 tahun
sedikit usia 56 – 65 tahun (5%) 3 responden, (5%) 3 responden

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Tabel 5.3
No Pendidikan f %
1 SD 24 40
2 SMP 11 18,3
3 SMA 20 33,3
4 Perguruan tinggi 5 8,33
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat berada pada kategori perguruan tinggi


diketahui bahwa distribusi frekuensi (8,33%) 5 responden, kategori SMA
pendidikan responden sebagian besar (33,3%) 20 responden, SMP (18,3%)
berada pada kategori SD (40%) 22 11 responden
responden dan yang paling sedikit

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 5.4
No Pekerjaan f %
1 IRT 24 40
2 Honorer 4 6,7
3 Wiraswasta 22 36,7
4 PNS 1 1,7
5 Petani 9 15
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui responden, kategori honorer (6,7%) 4


bahwa distribusi frekuensi pekerjaan responden, kategori wiraswasta (36,7%) 22
responden sebagian besar berada pada responden, kategori petani (15%) 9z
kategori IRT (40%) 24 responden, yang responden
paling sedikit kategori PNS (1,7%) 1

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dalam Pengobatan Pasien


Skizofrenia
Tabel 5.5
No Dukungan Keluarga f %
1 Baik 40 66,7
2 Kurang Baik 20 33,3
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 5.5 berdasarkan hasil sebanyak (66,7%) 40 responden dan keluarga
penelitian di Puskesmas Makmur didapat yang memberi dekungan kurang baik sebanya
bahwa keluarga yang memberikan dukungan (33,3%) 20 responden
dengan baik kepada pasien skizofrenia

Pembahasan meminjamkan uang, membantu pekerjaan


Dukungan Keluarga Dalam Pengobatan sehari-hari, menyampaikan pesan,
Pasien Skizofrenia menyediakan transportasi, menjaga dan
berdasarkan hasil penelitian di merawat saat sakit ataupun mengalami depresi
Puskesmas Makmur dari 60 keluarga pasien yang dapat membantu memecahkan masalah.
yang menderita skizofrenia didapat bahwa Pengobatan gangguan jiwa dapat
keluarga yang memberikan dukungan dengan dilakukan dengan cara psikoterapi dan
baik kepada pasien skizofrenia sebanyak somatoterapi atau bisa disebut dengan terapi
(66,7%) 40 responden dan keluarga yang biologis. Penanganan psikoterapi merupakan
memberi dekungan kurang baik sebanya interaksi antara pasien dengan psikolog
(33,3%) 20 responden. hasil penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pikiran
sejalan dengan penelitian Sari dan Fina disfungsional yang melatarbelakangi awal
(2011), berdasarkan hasil penelitian distribusi munculnya pasien terkena gangguan jiwa,
terbesar pencegahan kekambuhan pasien psikoterapi juga untuk membantu dalam
skizofreniaw berada pada kategori baik 53 perubahan perilaku, pikiran dan perasaan
responden (55,8%) dan kurang 42 responden pasien yang abnormal, memecahkan masalah
(44,2%). dalam kehidupan individu, artinya menangani
Hasil penelitian ini sejalan dengan orang-orang yang mempunyai masalah seperti
penelitian Christy dan Westa (2019), gangguan jiwa ringan maupun berat (Nevid et
berdasarkan hasil penelittian distribusi yang al, 2014).
paling banyak berada pada kategori kuat 31 Gangguan jiwa adalah pola perilaku
responden (93,04%) dan cukup 2 responden atau psikologis yang ditunjukkan oleh
(6,06%). Hasil penelitian ini didukung oleh individu yang menyebabkan distres, disfungsi
penelitian Suliyanti, Adianta dan Negara dan menurunkan kualitas kehidupan. Hal ini
(2021), berdasarkan hasil penelitian mencerminkan difungsi psikobiologis dan
menunjukkan bahwa skizofrenia yang bukan sebagai akibat dari penyimpangan
terbanyak adalah baik yaitu 29 responden sosial atau konflik dengan masyarakat
(56,9%). (Elsevier, 2016). Gangguan skizofrenia
Menurut Fuadi (2020), dukungan terkadang berkembang pelan-pelan dan tidak
keluarga menjadi faktor penting dalam upaya nampak dengan jelas.Dalam kasus tertentu,
meningkatkan motivasi sehingga dapat gambaran klinis didominasi oleh
berpengaruh positif terhadap kesehatan seclusiveness (perasaan kurang hangat)
psikologis. Keluarga adalah dua atau lebih minatnya makin lama makinberkurang
dari dua individu yang tergabung karena terhadap lingkungannya dan melamun yang
hubungan darah, hubungan perkawinan atau berlebihan serta (blunting of affect) tidak
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu adanya responsipitas emosional. Akhirnya,
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan respon-respon yang tidak selaras atau ringan
didalam perannya masing-masing saja tampil, misalnya tidak begitu peduli
menciptakan serta mempertahankan dengan properti sosial (Sutardjo, 2015).
kebudayaan (Friedman, 2013). Menurut asumsi peneliti keluarga yang
Friedman (2013) bahwa memberikan dukungan dengan baik kepada
dimana dukungan instrumental ini merupakan pasien skizofrenia sebanyak (66,7%) 40
sumber pertolongan praktis dan konkrit, responden dan keluarga yang memberi
diantaranya adalah dalam hal kebutuhan dekungan kurang baik sebanya (33,3%) 20
keuangan, makan, minum, dan istirahat, responden. dukungan keluarga menjadi faktor
seperti saat seorang memberi atau penting dalam upaya meningkatkan motivasi
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap Memberikan informasi ilmu tambahan
kesehatan psikologis. gangguan jiwa adalah yang akan memperdalam wawasan
pola perilaku atau psikologis yang keilmuan sehingga dapat dijadikan bahan
ditunjukkan oleh individu yang menyebabkan penelitian mendatang serta sebagai sumber
distres, disfungsi dan menurunkan kualitas informasi bagi institusi pendidikan.
kehidupan. 3. Bagi Responden
Dapat dijadikan sebagai salah satu
Kesimpulan referensi untuk menambahkan ilmu
Dari hasil penelitian yang berjudul pengetahuan dan wawasanya terkait
Dukungan Keluarga Dalam Pengobatan dengan dukungan keluarga dalam
Pasien Skizofrenia Di Puskesmas Makmur pengobatan pasien skizofrenia di
Kabupaten Bireuen Tahun 2021 didapatkan Puskesmas Makmur Kabupaten Bireuen
bahwa, dari 60 responden keluarga yang serta meningkatkan wawasan keluraga
memberikan dukungan dengan baik kepada untuk memberi dukungan terhadap
pasien skizofrenia sebanyak (66,7%) 40 pengobatan pasien skizofrenia.
responden dan keluarga yang memberi 4. Bagi Penelitian Lanjutan
dekungan kurang baik sebanya (33,3%) 20 Hasil penelitian ini diharapkan dapat 52
responden digunakan sebagai data dasar serta acuan
atau informasi untuk penelitian selanjutnya
Saran pengaruh keluarga dalam pengobatan
1. Bagi Peneliti pasien skizofrenia
Diharapkan dengan adanya penelitian ini
dapat memberi pengetahuan serta wawasan Ucapan Terimakasi
lebih dalam lagi bagi peneliti khususnya
dan bagi pembaca umumnya tentang Peneliti mengucapkan terimakasih
dukungan keluarga dalam pengobatan kepada kepala Puskesmas Makmur Kabupaten
pasien skizofrenia di Puskesmas Makmur Bireuen, dokter, perawat, bidan dan staff
Kabupaten Bireuen. lainya.
2. Bagi Institusi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA
Christy & Westa. (2019). Hubungan
Agusno, M. (2011). Global-national mental Dukungan Keluarga Dengan
health & psychosocial problem & Frekuensi Kekambuhan Pasien
Mental health policy. Yogyakarta: Skizofrenia Di Poliklinik Jiwa Rumah
Universitas Gadjah Mada. Sakit Umum Pusat Sanglah. Jurnal
Medika Udayana. Vol 8. No 9.
Ah, Yusuf., F. R. (2015). Buku ajar https://doi.org/10 .41535/sel.v
keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, 7i2.4012
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Bidang
Badan Penelitian dan Pengembangan Program dan Pelaporan Seksi Data
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar dan Informasi (2015). Profil
2013. Kementrian Kesehatan kesehatan Aceh.Aceh
Republik Indonesia, Jakarta
Dinas Kesehatan Prov. Aceh (2015). Profil
Chaplin, J. P. (2011). Kamus lengkap kesehatan provinsi Aceh tahun 2014.
psikologi. Jakarta: Rajawali Press www.dinkes.acehprov.go.id

Corrigan & Wassel (2008). Recovery, stigma


and psychiatric disabilties
Elsevier. (2016). Keperawatan kesehatan jiwa masyarakat untuk meningkatkan
stuart: Prinsip dan Praktik. Edisi pelayanan kesehatan jiwa pada
Indonesia masyarakat setempat:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p
Friedman. (2013). Keperawatan sn12012010/article/viewFile/1568/16
Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing 20

Hawari, Dadang. 2001. Pendekatan holistik Nevid, et.al. 2014. Peran Guru Bimbingan
pada gangguan jiwa skizofrenia. Dan Konseling Untuk Mereduksi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Kecemasan Siswa Menjelang Ujian
Universitas Indonesia. Nasional (UN). Jurnal
Pendidikan.Volume 9. Nomor 2 :
Hawari, Dadang. 2014. Skizofrenia Universitas Muhammadiyah
Pendekatan Holistik (BPSS) Bio- Palangkaraya. dalam Riswandi, Andi.
Psiko-Sosial-Spiritual. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. Nirwan., Tahlil. T ., Usman, S. (2016). Jurnal
ilmu keperawatan dukungan keluarga
Keliat, B.A ., S. Akemat. (2011). dalam perawatan pasien gangguan
Keperawatan kesehatan jiwa jiwa dengan pendekatan health
komunitas: CMHN (Basic Course). promotion model. Email:
Jakarta: EGC sd_elvin@yahoo.com diunduh
17/05/2017
Link Bruce, G. dan Jo. C. Phelan.
Conceptualizing stigma, Annual Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Review of Sociology 27: 363-385 penenlitian kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Mashudi, S. (2012). Buku ajar sosiologi
keperawatan: Konsep & Aplikasi. Pratiwi, A., dan Nurlaily, F. (2010).
Jakarta. Pengalaman Keluarga dalam
merawat anggota keluargannya yang
Maramis, W.F. (2010). Catatan Ilmu mengalami gangguan jiwa di wilayah
Kedokteran Jiwa. Surabaya: kabupaten sukoharjo. riset
Airlangga University Press. kolaboratif. Jurusan keperawatan.
Universitas Muhammadiyah
Maslim, Rusdi. (2002). Buku saku diagnosis Surakarta. Surakarta.
gangguan jiwa (PPDGJ III). Jakarta :
FK Unika Atmajaya Purnama, G., Yani, D.I., & Sutini, T. (2016).
Jurnal pendidikan keperawatan
Mestdagh, A,. and Hansen, B. (2013). Stigma indonesia Vol.2 No. 1.
in patients with schizophrenia http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI
receiving community mental health diunduh 10/05/2017
care: a review of qualitative studies.
Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol Rahman, A. 2013. Psikologi sosial integrasi
(2014) 49:79–87. pengetahuan wahyu dan pengetahuan
http://search.proquest.com Empirik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Santoso A.B.
(2012). Keperawatan komunitas Scheid, Teresa L., Brown, Tony N. (2010). A
konsep dan aplikasi. Buku 2. Jakarta. Handbook for study of mental health:
Salemba Medika Social Contexts, Theories, and
Systems 2nd Edition. New York:
Muhlisin, A. (2015). Model pelayanan Cambridge University Press.
kesehatan berbasis partisipasi
Samudro, mustaqim & Fuadi. (2020). kedokteran universitas jember
Hubungan peran keluarga terhadap terhadap psikiatri. Digital
kesembuhan pasien rawat jalan Respository UniversitasJember.
skizofrenia di rumah sakit jiwa banda http://repository.unej.ac.id
aceh. Jurnal penelitian kesehatan. Vol
7. No 5. https://doi.org/10.41535/sel.v Tesfaye, M., Girma, E., Froeschl, G.,
7i2.4012 MollerLeimkuhler, A. M., Muller, N.,
Dehning, S. (2013). Public stigma
Stuart, G. W. (2013). Buku saku keperawatan against people with mental illness in
jiwa. edisi 5. Jakarta the gilgel gibe field research center
(ggfrc) in southwest ethiopia:
Syaharia, AR. 2008. “Stigma gangguan jiwa Literatur riview. PLoS ONE 8(12):
perspektif kesehatan mental islam”. e82116.
Skripsi. http://digilib.uinsuka.ac.id doi:10.1371/journal.pone.0082116.
http://search.proquest.com
Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O., (2009)
. Psikologi sosial (edisi ke dua belas). Ukpong DI. 2010. Stigmatising attitudes
Jakarta : Kencana Prenada Media towards the mentally ill: a survey in a
Group. Nigerian university teaching hospital.
SAJP Journal; 16(2).
Teresha, D. A. (2015). Perbedaan
pengetahuan, stigma dan sikap Yosep, I. 2010. Keperawatan jiwa, Ed.Revisi.
antara mahasiswa tingkat awal dan Cet. Ke-3. Bandung : PT. Refika
mahasiswa tingkat akhir di fakultas Aditama

You might also like