You are on page 1of 18

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KURANG KALORI PROTEIN ( KKP )

OLEH

KELOMPOK III :

HAYATUNUUPUS HAQIQI

JELLY OKTAVIANI

DODI

WITA RESTI

DOSEN PEMBIMBING :

PROGRAM STUDI D. III KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2014/2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode segera setelah lahir merupakan awal dari kehidupan yang tidak menyenangkan
bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan antara lingkungan kehidupan sebelumnya
dan sekarang. Bagi bayi prematur atau bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi,
tentunya proses adaptasi ini akan menjadi lebih sulit untuk dilaluinya. Bahkan, seringkali
menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yang menyebabkan bayi tersebut tidak mampu
melanjutkan kehidupan ke fase lanjut (meninggal). Bayi berat badan lahir rendah atau
prematur mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada
bayi lain. Oleh karenanya, diperlukan pengawasan ekstra yang dilakukan beberapa jam
sampai beberapa hari setelah bayi itu dilahirkan. Penilaian dan tindakan pada bayi berat
badan lahir rendah sangatlah penting karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan
pada bayi yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang
sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai
kemungkinan mendapatkan gejala yang penyebabnya dapat dicegah dengan pengawasan
antenatal dan perinatal yang baik. Sekarang telah banyak diketahui bahwa penyakit bayi baru
lahir merupakan kelanjutan penyakit ibu atau disebabkan oleh kelainan pada kehamilan dan
kelahiranAkibat ekstrim daripada penyakit ibu pada janin ialah abortus,kematian janin intra
uterin.BBLR ( prematuritas,dismaturitas),kematian neonatal, kelainan congenital, morbiditas
neonatal dan sekuele neurologist. Khusus untuk masalah BBLR,sampai saat ini masih banyak
ditemukan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dengan berbagai penyebab.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian BBLR
2. Menjelaskan Etiologi BBLR
3. Menjelaskan Tanda dan Gejala BBLR
4. Menjelaskan Manifestasi Klinis BBLR
5. Menjelaskan Klasifikasi BBLR
6. Menjelaskan Patofisiologi BBLR
7. Menjelaskan WOC BBLR
8. Menjelaskan Komplikasi BBLR
9. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang BBLR
10. Menjelaskan Pencegahan BBLR
11. Menjelaskan Penatalaksanaan BBLR
12. Menjelaskan askep BBLR

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian BBLR
2. Mengetahui Etiologi BBLR
3. Mengetahui Tanda dan Gejala BBLR
4. Mengetahui Manifestasi Klinis BBLR
5. Mengetahui Klasifikasi BBLR
6. Mengetahui Patofisiologi BBLR
7. Mengetahui WOC BBLR
8. Mengetahui Komplikasi BBLR
9. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang BBLR
10. Mengetahui Pencegahan BBLR
11. Mengetahui Penatalaksanaan BBLR
12. Menjelaskan askep BBLR

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Bayi lahir hidup, dilahirkan sebelum 37 minggu dari hasil pertama menstruasi terakhir,
dianggap mempunyai masa gestasi yang di perpendek dan disebut sebagai premature
(pretem). Bayi dengan berat 2500 g atau kurang saat lahir dianggap sebagai mengalami masa
gestasi yang di perpendek, maupun pertumbuhan intra – uterus kurang dari yang diharapkan,
atau keduanya. Keadaan ini disebut sebagai bayi dengan berat lahir rendah (Rosa M, 1996).
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (WHO, 1994).
Bayi berat lahir rendah dapat digolongkan menjadidua :
1. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum 37 minggu dan mempunyai
berat badan sesuai berat badan untuk masa kehamilan atau disebut neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB–SMK).
2. Bayi dismatur adalah bayi yang lebih kecil dari biasanya walaupun dilahirkan
pada waktu yang diharapkan.Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan –
Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB– KMK) Neonatus Cukup Bulan–Kecil Masa
Kehamilan ( NCB–KMK), Neonatus Lebih Bulan–Kecil Masa Kehamilan ( NLB
– KMK ).

B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan,misalnya :perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu :
Berat badan lahir rendah juga berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi
bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita
berusia lebih dari 40 tahun. Ibu–ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu
yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih
tinggi pada ibu–ibu muda berusia kurang dari 20 tahun.Remaja seringkali
melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum
matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita
dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi
badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi
janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR.
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia< 20 tahun, dan multi
gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah pada usia
antara 26 – 35 tahun .
c. Gizi saat hamil yang kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan
status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan
kenaikkan berat badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah
(BBLR). Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3 - 0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing–masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-
12 kg.Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar.
d. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik

2. Faktor janin
a. Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan
kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah
dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira–kira 20% meninggal
dalam minggu pertama kehidupannya.
b. Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati
dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi
ke janin dapat terganggu atau berkurang.Oleh karena itu, pengaruh infeksi
hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin
dalam rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap
janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan
kematian janin.

3. Faktor komplikasi saat hamil


a. Pre–eklampsia/ Eklampsia:
Pre–eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena
Pre–eklampsia/Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah
plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan
adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke
janin berkurang.
b. Hidramnion
Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan
di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Gejala hidramnion terjadi
semata–mata karena faktor mekanik sebagai akibat penekanan uterus yang besar
kepada organ–organ seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan
dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak. Prognosis anak
kurang baik karena adanya kelainan kongenital, prematuritas, prolaps funikuli dan
lain–lain.
c. Hamil ganda/Gemeli
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada
kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30
minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal.
Setelah itu, kenaikan berat badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang
berlebihan menyebabkan peredaran darah plasenta mengurang.Berat badan satu
janin pada kehamilan kembar rata–rata 1000 gram lebih ringan daripada janin
kehamilan tunggal.Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan
kembar kurang dari 2500 gram.Suatu faktor penting dalam hal ini ialah
kecenderungan terjadinya partus prematurus.
d. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22
minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan (Saifuddin,
2002). Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang
menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin
jelek.Keadaan ini yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan
anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian
janin intrauterin Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir
rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.

C. Tanda dan Gejala

1. Tanda dan gejala bayi premature


a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gr.
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
d. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
e. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm.Lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm.
f. Rambut lanugo masih banyak.
g. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
h. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah –
olah tidak teraba tulang rawan daun telingga.
i. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
j. Alat kelamin pada bayi laki – laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang.
Testis belum turun ke dalam skrotum. Klitoris Pada bayi perempuan menonjol, labia
minora belum tertutup oleh labia mayora
k. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah.
l. Fungsi syaraf belum sempurna kurang matang, mengakibatkan reflex isap, menelan,
dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tanggisanya lemah.
m. Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit.
2. Tanda dan gejala bayi dismatur
a. Pada stadium pertama : bayi kurus dan tampak relative lebih panjang, kulitnya
longgar.
b. Stadium kedua : terdapat tanda pada stadium pertama ditambah warna kehijauan di
plasenta dan umbilicus.
c. Stadium ketiga :terdapat tanda stadium kedua ditambah kulit yang berwarna kuning.

Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir
rendah adalah:
a. Sebelum bayi lahir
b. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan
lahir mati.
c. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
d. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
e. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum.
f. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
g. Kepala tidak mampu tegak
h. Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
i. Nadi 100 – 140 kali / menit
j. Rambut halus dan tipis.
k. Banyak tidur dan tangis lemah.
l. Pergerakan kurang dan lemah.

D. Manifestasi Klinis
1. Fisik.
a. bayi kecil
b. pergerakan kurang dan masih lemah
c. kepala lebih besar dari pada badan berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
a. kulit tipis dan transparan
b. rambut halus dan tipis
c. genetalia belum sempurna
3. Sistem syaraf
a. refleks moro
b. refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
4. Sistem muskuloskeletal
a. axifikasi tengkorak sedikit
b. ubun–ubun dan satura lebar
c. tulang rawan elastis kurang
d. otot–otot masih hipotonik
e. tungkai abduksi
f. sendi lutut dan kaki fleksi
g. kepala menghadap satu jurusan
5. Sistem pernafasan
a. pernafasan belum teratur sering apnea
b. frekuensi nafas lambat

E. Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan Berat badan:
a. Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 1000 gram.
b. Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang 1.500 gram
c. Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
1501-2500 gram
2. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :
a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37
minggu
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42
minggu
3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan:
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age(SGA) adalah
Bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan
terletak dibawah persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.
b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/appropriate-for-gestational-
age(AGA). Bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan,yaitu berat badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam
grafik pertumbuhan intra –uterin.
c. Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age(LGA). Bayi yang
lahir dengan berat badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak
diatas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri
Berdasarkan pengelompokan tersebut atas,BBLR dapat dikelompokkan bayi
pre,atur dan Bayi Dismatur

F. Patofisiologi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir
rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang
dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan
terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah, perokok. BBLR biasanya disebabkan juga oleh
hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam
rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang
kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah, pernapasan
tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin,
dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu,
hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental
fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan
malformasi konginetal

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang
tepat
2. Penanganan secara umum :
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal
suhu rectal dipertahankan antara 35,5 s/d 37.Bayi berat rendah harus diasuh
dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan
dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam
suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 30 untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberin oksigen Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi
bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi
O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun
khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan
lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.

H. Komplikasi
1. Hipotermia
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi
permaturitas harus dirawat di dalam incubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila bayi di rawat dalam incubator maka suhu bayi
dengan berat badan 2 kg adalah 35 0C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5
kg adalah 33-340C. Bila incubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehinnga panas badannya
dapat dipertahankan. Selain itu hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk
mempertahankan panas dan kemampuan menambah produksi panas sangat
terbatas karena pertumbuhan otot – otot yang belum cukup memadai, lemak
subkutan yang sedukit, belum matangnya system syaraf pengatur suhu tubuh, luar
permukaan tubuh lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah
kehilangan panas.
2. Syndrome Gawat Nafas
Sindrom gangguan pernapasan ialah kumpulan gejala yang terdiri dari dispnu
atau hipernu, dengan frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali / menit sianosis,
rintihan dan ekspirasi dan kelainan otot – otot pernapasan pada inspirasi.Sindrom
gangguan pernapasan dapat disebabkan karena obstruksi saluran pernapasan
bagian atas (atresia esophagus, atresia koana bilateral) kelainan parenkim paru
(penyakit membrane hialin, perdarahan paru) kelainan diluar paru ( penumo
thoraks, hernia diafragmatika) kelainan lain di luar paru (asidosis, hiplogikemi,
adanya perdarahan
3. Hipoglikemia
Konsentrasi glukosa darah bayi lebih rendah dibandingkan konsentrasi rata
rata pada populasi bayi dengan umur dan berat badan yang sama ( 30mg% pada
bayi cukup bulan, < 20mg% pada BBLR).Pada bayi aterm dengan berat badan
lebih dari 2500gr, hipoglikemia didefinisikan sebagai konsentrasi glukosa plasma
yang kurang dari 35 mg/dl, dalam 72 jam pertama dan kemudian menjadi
45mg/dl, pada bayi dengan berat badan lahir rendah angka tersebut kurang dari
25mg/dl.Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi.
4. Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial ialah perdarahan yang terjadi dalam tengkorak.
Perdarahan intracranial terjadi karena antara lain oleh kelahiran sungsang, partus
presipitarus, kepala janin lebih besar dari pintu bawah panggul, persalinan lama,
penggunaan cunam tidak tepat, kelahiran premature.
5. Rentan terhadap infeksi
Terjadi karena kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta
dan selanjutnya infeksi melalui umbilicus masuk kejanin.Bayi premature mudah
menderita infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi
mudah menderita infeksi.Selain itu, karena kulit dan selaput lendir membran tidak
ada memiliki perlindungan seperti bayi yang cukup bulan.

Selain itu komplikasinya dapat berupa :


a. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
b. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
c. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
e. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi kongineta

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( misal : foto thorax )

J. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

BAB III
ASKEP PADA BBLR

A. Pengkajian
Biasanya berisikan Biasanya berisi nama, jenis kelamin, agama, No medical
record, tanggal masuk, diagnosa penyakit, penanggung jawab, suku bangsa dan lain –
lain.

1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya dulu ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik
Infeksi hepatitis, Perdarahan antepartum yang merupakan perdarahan pada
kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi
dilahirkan, ada riwayat abortus, partus prematurus.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya ibu klien mengatakan bahwa bayinya berat badan bayi tidak normal
Panjang badan sama dengan atau kurang dari normal Alat kelamin belum
sempurna, otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah reflex
isap, menelan, dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tanggisanya lemah,
Pernapasan tak teratut, Kepala tidak mampu tegak, Banyak tidur dan tangis
lemah, Pergerakan kurang dan lemah.kulit tipis dan transparan rambut halus
dan tipis
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Biasanya penyakit ini bukan penyakit herediter

2. Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 40 – 50 kali / menit.
Nadi : 100 – 140 kali / menit
BB : sama atau >2500 gr
Panjang bayi : sama atau > 46 cm
a. Kepala
Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm, Batas dahi dan rambut
kepala tidak jelas.

b. Rambut
Biasanya rambut halus, transparan, dan tipis, kepala tidak mampu bergerak
c. Mata
Biasanya mata klien simetris kiri dan kanan
d. Telinga
Biasanya Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,
sehingga seolah –olah tidak teraba tulang rawan daun telingga.
e. Hidung
Biasanya simetris kanan kiri, tidak terdapat polip,
f. Mulut
Biasanya tidak ada pembengkakan pada tonsil
g. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid,
h. Kulit
Biasanya kulit tipis dan transparan dan kulit yang berwarna kuning pada
stadium tiga pada bayi dismatur
i. Dada dan Thorax
Inspeksi : Biasanya menggunakan otot bantu pernapasan, gerakan
pernapasan lambat
Palpasi : Taktil fremitus biasanya kurang terba,
Perkusi : Biasanya sonor
Auskultasi : Biasanya vesikuler dan tidak ada bunyi nafas tambahan
j. Abdomen
Inspeksi : Biasanya perut tidak membuncit
Auskultasi : Biasanya peristaltik usus normal
Palpasi : Biasanya tidak terdapat pembesaran hati
Perkusi : Biasanya bunyi timpani
k. Genitalia
Biasanya Alat kelamin pada bayi laki – laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun ke dalam skrotum, dan Klitoris Pada bayi perempuan
menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
l. Ekstremitas
Biasanya Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
m. muskuloskeletal
Biasanya Pergerakan kurang dan lemah.tungkai abduksi sendi lutut dan kaki
fleksi Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif otot–otot masih hipotonik

3. Pola kebiasaan sehari – hari


a. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata–
rata 20 jam.
b. Makanan/ cairan
Berat badan rata–rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan.
Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus.Beri minum dengan tetes ASI/
sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan
untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/ hari.

4. Riwayat Tumbuh Kembang


Biasanya , Pertumbuhan fisik anak lambat.Kekuatan otot melemah sehingga
reflek hisap dan menelan lemah

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d imaturitas otot – otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru
2. Ketidakefektifan pola makan bayi b/d prematuritas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
menerima nutrisi
4. Diskontunitas pemberian ASI b/d prematuritas
5. Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh b/d penurunan jaringan lemak subkutan
6. Resiko infeksi b/d pertahanan imunologis tidak adekuat

C. Intervensi
1. Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola nafas b/d imaturitas otot – otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru
NOC :
Respiratory status : Airway patency
Vital sign status
Kriteria Hasil
1. Menunjukkan jalan nafas yang paten
2. Frekuensi nafas normal
3. Tanda – tanda vital dalam rentang normal
NIC :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Monitor respirasi dan status O2
3. Monitor aliran oksigen
4. Pertahankan jalan nafas yang paten
5. Observasi adanya tanda – tanda hipoventilasi
6. Monitor TD, nadi, Suhu dan pernafasan pasien
7. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan pola makan bayi b/d prematuritas


NOC :
1. Breastfeeding Estabilishment infant
2. Knowledge breastfeedin
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menyusui dengan efektif
2. Bayi menandakan kepuasaan menyusui
3. Ibu menunjukkan harga diri yang positif dengan menyusui
NIC
1. Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
2. Dorong orang tua untuk meminta perawat menemani sebanyak 8 – 10 x /hari
3. Monitor kemampuan bayi untuk menggapai puting
4. Diskusikan penggunaan pompa ASI kalau bayi tidak mampu menyusu
5. Monitor peningkatan pengisian ASI
6. Instruksikan ibu untuk memakan makanan bergizi selama menyusu

3. Diagnosa 3 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


ketidakmampuan menerima nutrisi
NOC :
1. Nutrional Status : nutriotion intake, food and fluid intake
2. Weight control
Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan berat bedan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. tidak ada tanda – tanda malnutrisi
4. menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
NIC :
1. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
2. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan
3. monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
4. anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan intake Fe
5. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
6. Monitor mual dan munta
7. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan klien

4. Diagnosa 4 : Diskontunitas pemberian ASI b/d prematuritas


NOC :
1. Breastfeding ineeffective
2. Breathing Pattern ineffective
Kriteria Hasil :
1. Menyusui secara mandiri
2. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas nomal
3. Mengetahui batas – batas penurunan ASI
4. Ibu mampun menyimpan dan mengumpulkan ASI secara aman
5. Menunjukkan teknik memompa ASI
NIC :
1. Monitor atau evaluasi reflek menelan sebelum memberi ASI
2. Pantau berat badan bayi jika di perlukan
3. Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk membantu mempertahankan
keberhasilan proses pemberian ASI
4. Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI ( secara manual dan
dengan elektrik ) cara mengumpulkan dan menyimpan ASI
5. Tunjukan dan demonstrasikan berbagai jenis pompa payudara, tentang biaya,
kefektifan dan ketersedian alat tersebut
6. Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyimpan, menghangatkan dan
kemungkinan pemberian tambahan ASI
7. Tentukan sumber air yang di gunakan untuk mengencerkan susu formula yang
kental dalam bentuk bubuk

5. Diagnosa 5 : Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh b/d penurunan jaringan lemak
subkutan
NOC :
1. Termoregulasi
2. Termoregulasi : Newborn
Kriteria Hasil
1. TTV normal
2. Suhu badan normal
3. Hidrasi adekuat
NIC :
1. Pantau suhu tubuh bayi baru lahir sampai stabil
2. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan
3. laporkan tanda dan gejala hipotermi atau hipertermi
4. Tempatkan bayi baru lahir pada ruangan isolasi atau bawah pemanas
5. Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam
6. Selimuti klien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
7. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
8. Kolaborasi dalam pemberian obat untuk mencegah atau control menggigil

6. Diagnosa 6 : Resiko infeksi b/d pertahanan imunologis tidak adekuat


NOC :
1. Immune status
2. infection control
3. Risk control
Kriteria Hasil
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. mendeskripsikan proses penularan penyakit
3. menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
NIC
1. Bersihkan lingkungan yang telah di pakai pasien
2. pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
5. Gunaka baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
6. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
7. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
8. Instruksika pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi lahir hidup, dilahirkan sebelum 37 minggu dari hasil pertama menstruasi terakhir,
dianggap mempunyai masa gestasi yang di perpendek dan disebut sebagai premature
(pretem). Bayi dengan berat 2500 g atau kurang saat lahir dianggap sebagai mengalami masa
gestasi yang di perpendek, maupun pertumbuhan intra – uterus kurang dari yang diharapkan,
atau keduanya. Keadaan ini disebut sebagai bayi dengan berat lahir rendah (Rosa M, 1996).
Bayi berat lahir rendah dapat digolongkan menjadidua : Bayi prematur adalah bayi yang
dilahirkan sebelum 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB–SMK). Bayi
dismatur adalah bayi yang lebih kecil dari biasanya walaupun dilahirkan pada waktu yang
diharapkan.Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan
(NKB– KMK) Neonatus Cukup Bulan–Kecil Masa Kehamilan ( NCB–KMK), Neonatus
Lebih Bulan–Kecil Masa Kehamilan ( NLB – KMK ).

B. Saran
Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
perbaikan makalah kami, lebih kurang kami mohon maaf jika ada kekurangan dari
makalah kami

You might also like