You are on page 1of 152

PENGARUH MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT DAN

INHALASI AROMATERAPI TERHADAP TEKANAN DARAH


PASIEN HIPERTENSI DI DESA BRABO KABUPATEN
GROBOGAN JAWA TENGAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH

MIFTAHUL ULYA

1113104000044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING SCIENCE
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, June 2017

Miftahul Ulya, NIM.1113104000044

The Effect of Foot Soak Using Warm Water combined with Aromatherapy oil
inhalation on Hypertension Patient’s Blood Pressure Brabo Village
Tanggungharjo Grobogan Central Java.

Xvii+ 95 pages + 20 tables + 3 charts +3Graph + 11 attachments

ABSTRACT
Estimation of prevalence of hypertensive patients will increase more than 1.56 billion
in 2025 (WHO, 2013). Non-pharmacological therapy that can be given in primary
hypertension patients is a relaxation therapy, including soaking foot with warm water
therapy and aromatherapy inhalation. The objective of this study was to investigate
the effect of combination of foot soak therapy with warm water and inhalation
therapy of aromatherapy oil on blood pressure of hypertensive patients. This study
used Quasi Experiment Design method with purposive sampling technique.
Respondents involved in the study were 33 people, divided into 3 groups of
therapy;Which consisted of a combination group, an aromatherapy inhalation group
and a group of soaking feet with each group of 11 samples. Data ware analyzed by
paired sample T test and Anova test. The results showed that after combination
therapy occurred mean systolic blood pressure decrease of 20.72 mmHg and diastolic
blood pressure of 14.27 mmHg. The conclusion of the study was there was significant
effect of Foot Soak Using Warm Water and inhalation of aromatherapy against
systolic pressure (p <0.001) and diastolic (p <0.001). There were not significant
differences between three intervention groups from the mean blood pressure decrease,
systolic BP (P = 0.368) and diastolic BP (P = 0.149). Combination therapy and non-
combination therapy have a good effect to decrease blood pressure of hypertensive
patients. In each primary hypertension patient, an education on how to decrease blood
pressure with this combination therapy is recommended to be given.
Keyword: Hypertension, Blood Pressure, Foot Soak Using Warm Water,
Aromatherapy oil inhalation
Reference:81 (1999-2016)

ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Miftahul Ulya, NIM 1113104000044
Pengaruh Kombinasi Terapi Merendam Kaki Dengan Air Hangat Dan Inhalasi
Aromaterapi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Desa Brabo
Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah

xx + 95 halaman + 20 Tabel + 3bagan + 3 grafik + 11 Lampiran


ABSTRAK
Prevalensi pasien hipertensi di dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan melonjak
menjadi 1,5 miliyar orang (WHO,2013). Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat
diberikan pada pasien hipertensi primer adalah teknik relaksasi, diantaranya yaitu
terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhlasi aromaterapi.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi merendam kaki dengan air
hangat dan terapi inhalasi minyak aromaterapi terhadap tekanan darah pasien
hipertensi. Metode Penelitian menggunakan desain Quasieksperimendengan
rancangan 3 kelompok pretest posttest, teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Sampel yang terlibat dalam penelitian sebanyak 33 orang, yang terdiri dari
kelompok kombinasi, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok merendam kaki
dengan masing-masing kelompok 11 sampel. Analisa data yang digunakan denganuji
paired T test dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah terapi
kombinasi terjadi rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20,72 mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar 14,27 mmHg. Terdapat pengaruh terapi kombinasi
terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi terhadap
tekanan sistolik (p<0,001) dan diastolik (p<0,001).Tekanan darah pada ketiga
kelompok intervensi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, TD sistolik
(P=0,368) dan TD diastolik (P=0,149). Terapi kombinasi dan terapi non-kombinasi
sama-sama memiliki pengaruh baik untuk menurunkan tekanan darah pasien
hipertensi. Pada setiap pasien hipertensi primer direkomendasikan untuk diberikan
edukasi tentang cara menurunkan tekanan darah dengan terapi kombinasi ini.
Kata kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Merendam kaki dengan air hangat,
Minyak Aromaterapi

Daftar Bacaan : 81 (1999-2016)

iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Miftahul Ulya


Tempat, tgl lahir : Grobogan, 23 Mei1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Single
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : Miftahul.ulya95@gmail.com / Miftahul.ulya13@mhsuinjkt.ac.id
Alamat : Jl. Musholla Al-Falah no.1 Dusun Cangkring Rt:09/Rw:03 Brabo
Kec.Tanggungharjo Kab.Grobogan Jawa tengah
HP : +6281575841664/ +6285778333035

PENDIDIKAN
1. 1. 2000-2001 : TK Nusantara 1 Brabo
2. 2. 2001-2007: Sekolah Dasar Negeri 02 Brabo
3. 3. 2007-2010: MTS Banat Tajul Ulum Brabo & Madrasah Diniyah awaliyah
4. 4. 2010-2013: Tajul Ulum
5. 5.2013-sekarang MA Banat Tajul Ulum Brabo & Madrasah Diniyah Wustho Tajul
Ulum
S1 Program Studi Ilmu Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI

2013 Staff Community of Santri’s Scolars Ministry of Religion Affairs (CSSMoRA)


UIN Jakarta
2015 Sekretaris umumKomisi pemilihan umum raya 2015 Fakultas kedokteran dan
Ilmu Kesehatan
2015 – 2016 Mudabbiroh (Pengurus ) Bagian Keislaman dan Keibadahan

vii
Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2016 – 2017 Ketua Departemen Pendidikan dan Penelitian HMPSIK UIN Jakarta
2015-2017 Ketua direktorat jenderalSosial Masyarakat ILMIKI Wilayah III
2016 Staff div. Dana Usaha Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Unit UIN
2017 Staff TIMIndependen Gerakan satu Rumah satu Jumantik Dinas Kesehatan
Tangsel

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain

pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta

inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul

Pengaruh Kombinasi Merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi

terhadap tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Kabupaten Grobogan Jawa

Tengah.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini banyak mengalami

kesulitan dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolonganMu Ya Allah serta

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr.H. Arif Sumatri, S.KM,. M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku Ketua Program Studi danIbu

Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

ix
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kep dan Ibu Puspita Palupi, M.Kep., Ns., Sp.Kep. Mat,

selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya

selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Ratna Pelawati M.Biomed, selaku Dosen PembimbingAkademik, terima kasih

sebesar-besarnya untuk beliau yang telahmembimbing, menjadi tempat curhat, dan

memberi motivasi selama hampir 4tahun duduk di bangku kuliah.

6. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama proses

perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisamenikmati indahnya

kuliah di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua saya, Bapak Mashudi dan Komsatun yang telah mendidik, mencurahkan

semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan, serta memberikan

bantuan baik moril maupun materiil tak terhingga kepada saya. Tak lupa, Adikku,

Atik fitriana dan Almarhumah Bilqis Roudlotul Azka dan seluruh keluarga yang

selalu memberikan semangattanpa henti dan putus asa.

8. Sahabat terbaikku Sahabat Toak yang tak pernah bosan mengingatkan dan

memberikan support serta berbagi ilmu dalam proses penyelesaian proposal skripsi

ini.

x
9. Saudara-saudaraku CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta wabil khusus

angkatan CSSMoRA angkatan 2013 yang telah memberikan kecerian, ilmu dan

pengalaman tak terhingga.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013 dan HMPSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2016/2017, dan ILMIKI Wilayah III yang senantiasa

berbagi suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama

pembelajaran kuliah maupun dalam proses kegiatan lainnya.

11. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini hingga

selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah

SWT.senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya

proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.Semoga kita

semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang

tak terhingga oleh Allah SWT.

Wallahul Muwaffieq Illa Aqwamieth Tharieq, Wassalamualaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh…….

Ciputat, Juni 2017

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Judul Halaman................................................................................................................ i
Lembar Pernyataan......................................................................................................... i
Abstract ......................................................................................................................... ii
Abstrak ......................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................. ix
Daftar Isi...................................................................................................................... xii
Daftar Singkatan.......................................................................................................... xv
Daftar Tabel ............................................................................................................... xvi
Daftar Skema............................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 6
a. Tujuan Umum ................................................................................................................. 6
b. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 8
A. Hipertensi ........................................................................................................................... 8
1. Pengertian Hipertensi ................................................................................................. 8
2. Etiologi hipertensi ...................................................................................................... 8
3. Klasifikasi Hipertensi ............................................................................................... 12
4. Jenis – Jenis hipertensi ............................................................................................. 12
5. Tanda dan gejala hipertensi ...................................................................................... 14

xii
6. Patofisiologi Hipertensi ........................................................................................... 14
7. Komplikasi Hipertensi.............................................................................................. 16
8. Penatalaksanaan Hipertensi ...................................................................................... 16
B. Relaksasi ........................................................................................................................... 21
1. Pengertian Relaksasi ................................................................................................ 21
2. Klasifikasi Terapi relaksasi ...................................................................................... 21
3. Fisiologi relaksasi..................................................................................................... 31
C. Penelitian terkait ............................................................................................................... 34
D. Kerangka teori .................................................................................................................. 37
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................. 38
A. Kerangka Konsep ............................................................................................................. 38
B. Hipotesis ........................................................................................................................... 39
C. Definisi Operasional ......................................................................................................... 40
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 43
A. Desain penelitian .............................................................................................................. 43
B. Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 45
1. Populasi .................................................................................................................... 45
2. Sampel ...................................................................................................................... 45
3. Besar Sampel ............................................................................................................ 47
4. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................................... 47
D. Instrumen penelitian ......................................................................................................... 48
E. Uji Validitas dan reabilitas ............................................................................................... 50
F. Prosedur teknis Pengumpulan Data .................................................................................. 52
G. Pengolahan Data ............................................................................................................... 57
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................................ 59
1. Analisis univariat...................................................................................................... 59
2. Uji Homogenitas ...................................................................................................... 59
3. Uji Normalitas .......................................................................................................... 62

xiii
4. Analisis Bivariat ....................................................................................................... 62
I. Etika penelitian ................................................................................................................. 63
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................. 67
A. Lokasi penelitian .............................................................................................................. 67
B. Data Demografi dan Riwayat Kesehatan Responden ....................................................... 67
1. Data demografi ......................................................................................................... 68
2. Riwayat Kesehatan Responden ................................................................................ 70
C. Tekanan darah pada terapi kombinasi .............................................................................. 72
D. Tekanan darah pada terapi merendam kaki ...................................................................... 73
E. Tekanan darah terapi inhalasi aromaterapi ....................................................................... 75
G. Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi 4antar
Kelompok Intervensi ........................................................................................................ 76
BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................... 78
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil .......................................................................................... 78
1. Karakteristik Responden .......................................................................................... 78
2. Perbedaan Selisih Rata-Rata Tekanan Darah antar 3 kelompok Intervensi ............. 82
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................................... 86
BAB VII ..................................................................................................................... 88
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 88

xiv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

JNC : Joint National committee on prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment on High Blood pressure

ADH : Anti diuretik hormon

UIN : Universitas Islam Negeri

CAM : Complementary and alternative medicine

CHEP : Canadian hypertension Education Program

DASH :Dietary approaches to stop hypertension

CVD :Cerebrovaskular disease

HHD : Hypertension heart disease

CHF : Congestive heart disease

NHNES III : Third National Health and Nutrition Examination Survey

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 klasifikasi hipertensi menurut JNC 7…………………………………………….12

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………………………..40

Tabel 4.1 Desain Penelitian…………………………………………………………...……43

Tabel 4.2 Prosedur Intervensi………………………………………………………...…….53

Tabel 4.3 Uji Homogenitas ………………………………………………………...……...60

Tabel 4.4 Uji homogenitas usia, Tekanan darah awal……………………………...……....61

Tabel 4.5 Uji Normalitas Tekanan darah………………………………………...…………62

Tabel 4.6 Analisis Bivariat ………………………………………………………..…….....63

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia………………………………..……....68

Tabel 5.2 Distribusi Responden Jenis kelamin dan pendidikan…………………..……......70

Tabel 5.3 Distribusi Riwayat Kesehatan……………………………………..…………….71

Tabel 5.4 Rerata Tekanan darah Kelompok Kombinasi……………………...………….....72

Tabel 5.5 Rerata Tekanan darah Kelompok Aromaterapi…………………..……………...74

Tabel 5.6 Rerata Tekanan darah kelompok Merendam kaki…………………..…………...75

Tabel 5.7 Selisih Rerata Tekanan darah pada ketiga kelompok……………..……………..76

xvi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka teori……………………………………………………………26

Skema 3.1 Kerangka konsep…………………………………………………………40

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian (inform concent)

Lampiran 2 Formulir persetujuan menjadi responden

Lampiran 3 Pedoman tindakan merendam dengan air hangat

Lampiran 4 Pendoman pemakaian aromaterapi

Lampiran 5 pedoman pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter

Lampiran 6 Kuesioner demografi dan karakteristik responden

Lampiran 7 Lembar Observasi hasil pengukuran tekana darah pada intervensi


kombinasi, terapi inhalasi dengan air hangat dan terapi merendam kaki
dengan air hangat

Lampiran 8 Surat ijin studi pendahuluan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan

Lampiran 9 Surat ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lampiran 10 Surat ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Jawa
tengah

Lampiran 11 Surat ijin penelitian dari Puskesmas Kecamatan Tanggungharjo

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensiyang berlangsung dalam jangka lama (persisten) dapat

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung

koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila hipertensi tidak terdeteksi secara dini

dan mendapatkan pengobatan yang memadai maka akan terjadi komplikasi tersebut.

Hipertensi sering disebut silent killer atau pembunuh diam diam karena tanda gejala

penyakit hipertensi hampir sama dengan penyakit lain atau juga tidak sering

menampakkan gejala. (Smeltzer, 2004).

Berdasarkan hasil riset kesehatan Dasar (2013) jumlah Prevalensi hipertensi

pada tahun 2013 di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun

sebesar 25,8 %. Prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan hasil riset kesehatan

dasar di Indonesia yaitu pada kelompok umur 45-54 tahun prevalensi hipertensi 35,6

%, pada kelompok umur 55-64 tahun prevalensi hipertensi yaitu 45,9 %, pada

Kelompok umur 65-74 tahun prevalensi yaitu 57,6 % dan pada kelompok ≥ 75 tahun

prevalensi hipertensi yaitu 63,8 % (RISKESDAS, 2013). Prevalensi hipertensi di

Indonesia tergolong tinggi, angka kejadian hipertensi berkisar 6-15% populasi, dan

masih banyak penderita belum terjangkau oleh pelayan kesehatan,terutama didaerah

pedesaan (Tedjasukmana, 2012).

1
2

Jumlah pasien hipertensi di Jawa tengah pada tahun 2014 berjumlah 424.389

kasus dan merupakan Jenis Penyakit tidak menular peringkat 1 di Jawa Tengah

(Dinas Kesehatan provinsi Jawa tengah, 2015). Menurut data dinas Kesehatan Jawa

tengah Kabupaten Grobogan merupakan Kabupaten bermasalah kesehatan di provinsi

Jawa tengah Selain Kabupaten Brebes dan Tegal. Prevalensi pasien hipertensi di

Kabupaten Grobogan pada tahun 2014 yaitu laki-laki 5803 pasien dan perempuan

6323 pasien hipertensi. Pada tahun 2014, Puskesmas Tanggungharjo Merupakan

salah satu Puskesmas dengan pasien Hipertensi tinggi yaitu sebanyak 206 kasus,

terdiri dari laki-laki 75 pasien hipertensi dan perempuan 131 pasien hipertensi

(Dinkes Grobogan, 2014).

pasien hipertensi di Indonesia menunjukan 60 % tatalaksana terapi

menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan herbal therapy dan 10 % fisikal

therapy (Kusmana, 2006). Terapi farmakologi menggunakan obat-obatan hipertensi

berupa diuretic, angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE), angiotensin II

reseptor blocker, antagonis kalsium, vasodilator. Pengobatan farmakologis banyak

menyembuhkan hipertensi namun pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping

seperti mulut kering, haus, kelemahan, pusing, letergi, nyeri otot, takikardi, sakit

kepala, pusing, lemas dan mual (Smeltzer, 2004)

Hidroterapi rendam air hangat yang bersuhu 40,50-43,0 C merupakan terapi

non farmakologis yang efektif hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan

Ilkafah (2016) di Pada penelitian ini dilakukan terapi rendam kaki air hangat dengan
3

suhu air 40˚C dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi selama 2 minggu.

Efektif menurunkan tekanan darah dengan rata-rata penurunan tekanan darah sebesar

10 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sekitar 9 mmHg.

Hidroterapi rendam air hangat secara koduksi dimana terjadi perpindahan panas dari

air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat

menurunkan ketegangan otot. Hidroterapi rendam air hangat ini sangat mudah

dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak

memiliki efek samping yang berbahaya (Perry & Potter, 2006)

Dalam bidang pengobatan, aromaterapi digolongkan dalam terapi

komplementer.Seseorang yang menghirup minyak beraromaterapi dianggap sebagai

penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut dikarenakan molekul-molekul

minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung pada organ penciuman dan

langsung dipersepsikan oleh otak (Sutrani, et al., 2004). Minyak aromaterapi dapat

digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi primer antara lain

lavender, mawar, lemon, ylang-ylang dan marjojam (Stepanie,2010)

Penelitian oleh Werdyastri dkk (2014) tentang Perbedaan efektifitas

Aromaterapi lemon dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah

pada pasien hipertensi RSUD Tugurejo Semarang. Didapatkan nilai mean tekanan

darah sebelum dan sesudah pemberian relaksasi nafas dalam menurunkan tekanan

darah sistolik sebesar 8,5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 6,73 mmHg.
4

Hidroterapi rendam kaki air hangat dan aromaterapi merupakan terapi

relaksasi yang digunakan sebagai terapi alternative pengganti obat yang membantu

untuk menimbulkan rileks dan nyaman. Tubuh keadaan relaks, otak akan

memproduksi endorphin yang berfungsi analgesik alami tubuh dapat meredakan rasa

nyeri (keluhan fisik). Selain itu relaks akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis

yang berfungsi menurunkan detak jantung, laju pernapasan dan tekanan darah

(Poppen, 2008).

Terapi relaksasi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu relaksasi menekankan pada

fisik dan menekankan pada mental.Hidroterapi rendam kaki air hangat merupakan

jenis relaksasi menekankan pada fisik dan aromaterapi merupakan relaksasi

menekankan pada mental. Maka peneliti tertarik untuk mengkombinasikan keduanya

yang digunakan sebagai terapi Alternative untuk menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi (Palupi, 2003).

Kombinasi dari kedua terapi nonfarmakologis ini memberikan hasil lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan salah satu terapi nonfarmakologis (Kurniadi,

2015). Hal ini disebutkan dalam penelitian tesis Sebastianus Kurniadi (2015) dengan

hasil penelitian kombinasi terapi musik dan slowdeep breathing menunjukan pada

kelompok intervensi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan

diastolik sebesar 37,52 mmHg yang berarti penurunan tekanan secara signifikan.

Sedangkan pemberian satu terapi nonfarmakologis pada penelitian Suselo (2010)

menunjukan pemberian musik menunjukan rata-rata tekanan darah sistolik


5

39,34mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 7 mmHg. Maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh dengan merendam kaki air

hangat dan Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di

desa Brabo Jawa tengah.

B. Rumusan Masalah

Beberapa pengobatan nonfarmakologi terbukti efektif dalam menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi.Salah satu terapi nonfarmakologi seperti

hidroterapi dan aromaterapi juga terbukti efektif menurunkan tekanan darah namun

penurunannya tidak terlalu banyak.Penelitian ini akan mengkombinasikan dua terapi

nonfarmakologis karena mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan salah satu terapi nonfarmakologis.

Peneliti tertarik untuk mengkombinasikan dua terapi relaksasi yaitu

merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi terhadap tekanan darah untuk diuji

kefektifannya.Berdasarkan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian mengenai

Pengaruh merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi terhadap

penurunan tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Jawa Tengah. Mengetahui

berapa tekanan darah setelah dilakukan terapi kombinasi merendam air hangat dan

aromaterapi.
6

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Menjelaskan pengaruh terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan

Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Jawa

tengah

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi data demografi, karakteristik responden dan tingkat

kecemasan responden

2) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah

dilakukan Terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi

Aromaterapipada Pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah

3) Mengidentifikasi pengaruhterapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat

dan inhalasi aromaterapi pada penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi di desa Brabo Jawa tengah

4) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah

dilakukan Terapi merendam kaki dengan air hangat pada Pasien hipertensi di

desa Brabo Jawa tengah

5) Mengidentifikasi pengaruhmerendam kaki dengan air hangat pada penurunan

tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah


7

6) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah

dilakukan Terapi Inhalasi Aromaterapi pada Pasien hipertensi di desa Brabo

Jawa tengah

7) Mengidentifikasi pengaruh terapi inhalasi aromaterapi pada penurunan

tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah

8) Mengetahui perbedaan selisih tekanan darah sistolik dan diastolik antar 3

kelompok intervensi

D. Manfaat Penelitian

Harapannya hasil penelitian terapi kombinasi merendam kaki dengan air

hangat dan inhalasi aromaterapi dapat di terapkan oleh pasien hipertensi dalam

penanganan nonfarmakoterapi untuk menurunkan tekanan darah karena mudah,

murah, praktis serta tidak menimbulkan efek samping.

Manfaat hasil penelitian untuk Institusi pendidikan keperawatan yaitu semoga

menjadi sumber informasi teoritis dan pengetahuan mengenai pemberian merendam

air hangat dan aromaterapi tekanan darah pada pasien hipertensi.Manfaat bagi

pelayanan kesehatan yaitu semoga hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi

tambahan ilmu bagi profesi keperawatan perihal terapi komplementer untuk

mengatasi hipertensi karena harga yang terjangkau dan meminimalisir penggunaan

obat kimia.Selain itu, Penelitian ini sebagai acuan atau bahan penelitian selanjutnya

dan dapat dijadikan pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan tekanan darah darah tinggi abnormal dan diukur

paling tidak tiga kali kesempatan berbeda.Tekanan darah dianggap

hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90

mmHg untuk diastolik (Corwin, 2009).Hipertensi adalah kelainan tekanan

darah yang paling sering dijumpai dan termasuk masalah kesehatan

masyarakat yang serius yaitu tekanan darah diatas 140/90 mmHg (Sherwood,

2011).

2. Etiologi hipertensi

Insiden penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada

pria. Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi: lebih dari 90 %

dimana mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat

ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah

dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder),seperti penyempitan renalis

atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, tumor dan kehamilan (Brunner

& Suddarth, 2001).Sedangkan menurut padmawinata, 2006) faktor resiko

yang diduga mempunyai resiko hipertensi yaitu:

8
9

a. Usia

Hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.Usia

berpengaruh pada baroreseptor yang berperan pada regulasi tekanan

darah dan berpengaruh pada elastisitas dinding arteri. Arteri menjadi

kurang elastis, tekanan yang melalui dinding arteri meningkat. Hal ini

sering terlihat peningkatan secara bertahap tekanan sistolik sesuai

dengan peningkatan usia.

Penambahan usia dapat meningkatkan risiko penyakit

hipertensi. Walaupun penyakit penyakit hipertensi bisa terjadi pada

segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang

berusia 35 tahun atau lebih (Junaedi, 2013)

b. Riwayat keluarga menderita hipertensi atau genetik

Menunjukan bahwa sekitar 30 % pasien hipertensi primer

berkaitan dengan genetik. Gen yang meliputi sistem renin

angiotensin, dan yang berkaitan dengan tonus vaskuler, transportasi

garam dan air di ginjal, dan resistensi insulin berkontribusi terhadap

perkembangan hipertensi.
10

c. Tingkat stress

Stress fisik dan emosi dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Tekanan darah berflutuasi setiap hari, meningkat saat

aktivitas, ketidaknyamanan atau respon emosi seperti marah.Stres

yang sering atau berkepanjangan menyebabkan otot polos vaskuler

hipertropi dan berpengaruh pada jalur pusat integrasi di otak.

d. Tingkat aktivitas

Orang dengan aktivitas kurang mempunyai resiko mengalami

hipertensi.Aktivitas membantu mencegah dan mengontrol hipertensi

dengan menurunkan berat badan dan resistensi perifer serta

menurunkan lemak tubuh.

e. Obesitas

Obesitas sentral (penumpukan sel lemak pada abdomen)

mempunyai korelasi yang kuat untuk mengalami hipertensi dari pada

masa indeks tubuh atau ketebalan kulit.Seseorang dengan berat pada

pantat, pinggul dan paha (memberi kesan bentuk buah pear)

mempunyai risiko yang lebih untuk perkembangan hipertensi

sekunder akibat peningkatan berat badan secara mandiri.Seseorang

mengalami obesitas jika mempunyai nilai indek masa tubuh ≥30.


11

f. Konsumsi tinggi garam

Konsumsi tinggi natrium sering berhubungan dengan retensi

cairan.Konsumsi tinggi garam menjadi faktor penting dalam

perkembangan hipertensi primer.Diet tinggi garam dapat menginduksi

pelepasan hormone natriuretik yang secara tidak langsung

meningkatan tekanan darah.Natrium juga menstimulasi mekanisme

vasopresor melalui sistem saraf pusat.

g. Merokok

Nikotin dalam rokok dan obat seperti kokain menyebabkan

peningkatan tekanan darah dengan segera dan tergantung dengan

dosis.Kebiasaan mengkonsumsi substansi ini mempunyai implikasi di

dalam insiden hipertensi.

h. Konsumsi alkohol

Insiden hipertensi meningkat pada orang dengan kebiasaan

minum 3 ons etanol setiap hari.Konsumsi alkohol dua gelas atau lebih

setiap hari meningkatkan risiko hipertensi dan menyebabkan

resistensi terhadap obat anti hipertensi.


12

3. Klasifikasi Hipertensi

Kriteria hipertensi terbaru di Amerika serikat berdasarkan kriteria

JNC 7.kriteria prehipertensi bukan merupakan kategori penyakit. Istilah

tersebut hanya untuk mengidentifikasi seseorang beresiko tingi untuk

menjadi hipertensi. Dengan demikian kelompok ini dapat dicegah atau

diperlambat perkembangan penyakitnya dengan cara memodifikasi pola

hidup merupakan strategi pencegahan yang penting.

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 7

Kriteria Tekanan darah


Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal ≤ 120 ≤80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100
Sumber : (Lucky, 2007)

4. Jenis – Jenis hipertensi

Pembagian hipertensi menurut keadaan kritis dibagi menjadi dua jenis:

a. Hipertensi emergensi

Merupakan hipertensi gawat darurat dimana Tekanan darah

melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi

organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi),

jantung ( gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru

(bendungan diparu) dan eklampsia atau TD dapat lebih rendah dari


13

180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ diatas

yang sudah nyata.

b. Hipertensi urgensi

Hipertensi urgensi merupakan tekanan darah sangat tinggi

(>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti diatas.TD dtidak harus

diturunkan segera dengan cepat (dalam hitungan menit), tetapi dapat

dalam diturunkan dalam hitungan jam sampai hari dengan obat

oral.Gejalanya berupa sakit kepala hebat /berputar (vertigo), mual,

muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas,

gangguan kecemasan berat, tetapi tidak ada kerusakan organ.Pasien

diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti catopril, labetalol,

klonidin dengan pengawasan atau observasi ketat.

Pembagian hipertensi menurut penyebabnya:

a. Hipertensi primer

Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

(hipertensi esensial).Terjadi peningkatan kerja jantung akibat

penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) pasien

hipertensi merupakan tipe hipertensi primer (Black, MJ & Hawk, 2005)


14

b. Hipertensi sekunder

Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik

lain, misalnya gangguan hormon (cushing), penyempitan pembuluh darah

utama di ginjal (sternosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal

(glomerulonefritis) dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah

pasien hipertensi sekunder 5 % di Amerika (Black and Hawk, 2005 dan

Tedjasukmana pradana, 2012).

5. Tanda dan gejala hipertensi

Masyarakat seringkali mengangap bila tidak ada keluhan berarti TD

tidak tinggi. Hal tersebut perlu diwaspadai karena gejala hipertensi mulai

dari tanpa gejala sama sekali baik yang dirasakan pasien maupun tampak

oleh orang lain sampai gejala makin berat.anda dan gejala hipertensi :Mulai

dari tidak ada gejala sampai gejala ringan misalnya pusing, berputar/vertigo,

berdenyut/seperti ditusuk-tusuk/rasa sakit yang hebat baik seluruh kepala /

sebagian (migraine), Mual sampai muntah, Pelupa, Pandangan mata

kabur/tidak jelas, Kaki bengkak, Mimisan, Langsung ke komplikasi yang

lebih berat seperti sesak hebat (akibat gagal jantung), stroke.

6. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini


15

dari saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannnya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemaskan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan

vasokontriktor.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut

bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai rangsang respon emosi, kelenjar adrenal

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.Medula

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokontriksor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan

penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokontriksor kuat, yang pada gilirannya merangsang

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume


16

intravaskuler. Semua faktor tersebut mencetuskan keadaan hipertensi

(Brunner, Sudart.2004)

7. Komplikasi Hipertensi

Menurut lany gunawan (2007) Komplikasi hipertensi diantaranya

adalah hypertension heart disease (HHD), CVD, gagal ginjal, CHF,

retinopati hipertensi (gangguan pembuluh darah mata, dapat menyebabkan

kebutaan), dimensia. Kerusakan organ akan terjadi setelah 10-15

tahun(Lany, 2010)

8. Penatalaksanaan Hipertensi

a. Terapi nonfarmakologi

Menurut Brunner dan Sudarth (2002)mengemukakan bahawa tujuan dari

penatalaksanaan atau penanganan pasien dengan hipertensi adalah

mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan

mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Berikut merupakan terapi nonfarmakologi hipertensi (Black & Hawk,

2005) adalah :

1) Modifikasi pola hidup

Fakta penelitian yang kuat menyatakan bahwa modifikasi gaya

hidup efektif menurunkan tekanan darah dan resiko yang minimal.

Menurut JNC 7, modifikasi gaya hidup disarankan untuk dijadikan


17

terapi secara definitif digaris pertama sekurang kurangnya 6-12 bulan

setelah diagnosis awal.

2) Olah raga/aktifitas Fisik

Olahraga dinamis sedang (30-45 menit, 3-4 kali/minggu ) efektif

dalam menurunkan TD pada pasien hipertensi dan orang normotensi

pada umumnya. Olahraga aerobik teratur seperti jalan cepat atau

berenang pasien hipertensi menurunkan TD rata-rata 4,9/3,9 mmHg.

Olahraga ringan lebih efektif dalam menurunkan TD.

3) Diet sesuai Dietary approaches to stop hypertension (DASH)

Pasien dengan hipertensi dalam dietnya dianjurkan

mengkonsumsi makanan yang direkomendasikan sesuai DASH dalam

mengontrol Tekanan darah. Peran makanan DASH dalam

menurunkan tekanan darah sama dengan obat antihipertensi tunggal.

Makanan DASH berupa makanan tinggi buah-buahan, sayuran segar,

kacang-kacangan, kacang polong dan produk makanan rendah lemak

jenuh. Tekanan darah terjadi penurunan sekitar 3 mmHg ketika

mengkonsumsi diet DASH.


18

4) Mengontrol berat badan

Hipertensi dan obesitas memiliki hubungan dekat.Tekanan darah

yang meningkat seiring dengan peningkatan berat badan

menghasilkan hipertensi pada sekitar 50 % individu obes. Penurunan

berat badan sebanyak 10 kg yang dipertahankan selama dua tahun

menurunkan TD kurang lebih 6,0 mmHg. Canadian hypertension

Education Program(CHEP) melaporkan bahwa TD akan berkurang

sekitar 2/1 mmHg setiap penurunan 1 Kg berat badan.

5) Mengurangi asupan natrium /garam

Membatasi asupan natrium merupakan metode mengontrol TD

sekitar 4-6 mmHg.Canadian hypertension Education

Program(CHEP) merekomendasikan asupan natrium < 100

mmol/hari (2,4 gr atau 6 gr).

6) Hindari konsumsi alkohol

Konsumsi lebih dari 30 cc alkohol perhari meningkatkan

kejadian hipertensi, kadang kadang sulit disembuhkan dengan terapi

antihipertensi yang jelek. Menghindari alkohol bisa menurunkan

tekanan darah sistolik 2-4 mmHg.


19

7) Berhenti merokok

Meskipun merokok tidak berhubungan statistik terhadap

perkembangan hipertensi, nikotin dapat meningkatkan jumlah nadi

dan menghasilkan vasokontriksi perifer yang mana tekanan darah

dapat meningkat dalam waktu pendek atau setelah merokok.

8) Teknik Relaksasi

Berbagai terapi relaksasi seperti relaksasi otot progresif, meditasi

transcendal, yoga, biofeedback dan psikoterapi dapat menurunkan

tekanan darah pada klien hipertensi.

b. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi merupakan obat-obat yang membantu menstabilkan,

menurunkan tekanan darah serta menurunkan resiko terjadinya

komplikasi akibat hipertensi (Smeltzer, Suzanne, 2002).

JNC 7 membagi tatalaksana terapi hipertensi secara farmakologi menjadi

dua:

1. First line : diuretik penyekat beta adrenergic (β blocker ),

Angiotensin coverting Enzym (ACE) inhibitor, penghambat reseptor

angiotensin (ARB), dan angiotensin kalsium /calcium chanel

Blocker (CCB).
20

2. Second line : Penghambat saraf adrenergic, penghambat

adrenoreseptor alpha (α-blocker), dan vasodilator.

Pengelompokan obat antihipertensi sesuai dengan waktu paruh :

1. Short Acting: Angiotensin converting enzim inhibitor ( misalnya

Catopril, enapril), Antagonis angiontensin II(misalnya Candesartan,

losartan, valsartan), Alfa Bloker (misalnya doksasozin). Obat-obat

antihipertensi short acting seperti captopril dan nifedipine memiliki

onset cepat dengan waktu 30 menit sampai 1 jam sedangkan pada

labetalol dan clonidine maksimal bertahan didalam darah sekitar 2-4

jam, untuk valsartan 6 jam, losartan 6-9 jam, irbesartan 11-15 jam

efek signifikan dalam pembuluh darah

2. Long acting :beta bloker (misalnya: pronalol, atenolol ) ; calcium

chanel Blocker (CCB)(misalnya amlodipine); diuretic tiazid

(misalnya bendroflumetazid). Obat-obatlong-acting seperti

Atenalol, bisoprolol, nitrendipine, amlodipine, nisoldipine memiliki

efek bertahan didalam darah selama 24 jam (National Institute for

Health and clinical Excelence, 2006).


21

B. Relaksasi

1. Pengertian Relaksasi

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang

didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Relaksasi ini

mampu menghambat stress atau ketegangan jiwa yang dialami seseorang

sehingga tekanan darah tidak meninggi atau turun. Dengan demikian, relaksasi

akan membuat kondisi seseorang dalam keadaan Rileks atau tenang. Dalam

mekanisme autoregulasi, relaksasi dapat menurunkan tekanan darah melalui

penurunan denyut jantung dan TPR (Corwin elizabeth, 2009)

2. Klasifikasi Terapi relaksasi

Teknik relaksasi sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik

relaksasi fisik dan teknik relaksasi mental. Adapun yang termasuk teknik

relaksasi fisik antara lain : pernapasan diafragma, relaksasi otot progresif

(PMR),Hidroterapi, pelatihan otogenik dan olahraga. Sedangkan yang termasuk

teknik relaksasi mental yaitu meditasi dan imajinasi mental (Palupi, 2003).

Menurut Miltenberger (2004) mengemukakan bahwa ada empat macam teknik

relaksasi yaitu : relaksasi otot (Progressive muscle relaxation), pernapasan

diagfragma (diaphragmatic breathing), Meditasi (attention-focussing exercise),

dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training )(Miltenberger, 2004).

Terapi relaksasi mampu menurunkan tekanan darah seperti halnya

obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Prosesnya yaitu dimulai


22

dengan membuat otot-otot polos pembuluh darah arteri dan vena menjadi rileks

bersama dengan otot-otot dalam tubuh ini akan menyebabkan kadar

norepinefrin dalam darah menurun (Catherine, 2012)

Berikut adalah salah satu jenis terapi relaksasi fisik :

a. Hidroterapi

1) Pengertian hidroterapi

Hidroterapi (Hydrotherapy) adalah metode pengobatan

menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang

menyakitkan dan menggunakan metode terapi dengan pendekatan

“lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap

air. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara lain :

untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan

kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi tubuh,

dan membantu kelancaran sirkulasi darah. Prinsip kerja hidroterapi

rendam air hangat yang bersuhu secara koduksi dimana terjadi

perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan

menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan

ketegangan otot. Hidroterapi rendam air hangat ini sangat mudah

dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal,

dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya (Potter, 2012)


23

2) Jenis jenis hidroterapi

Menurut Chaiton (2002), terdapat berbagai hidroterapi, metode

yang umum digunakan dalam hidroterapi adalah sebagai berikut :

a) Rendaman air

Jenis terapi ini adalah dengan melakukan peredaman bagian

tubuh tertentu didalam bak atau kolam yang berisi air bersuhu

tertentu selama minimal 10 menit.

b) Pusaran air (Whirpool)

Terapi ini menggunakan berbagai alat jet atau nozzle yang

dapat menambah tekanan pada pompa. Alat ini dirancang khusus

dengan tekanan dan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

c) Terapi air panas dan dingin (Contrast Bath )

Terapi ini menggunakan dua jenis yang temperaturnya

berbeda, yakni panas dan dingin dan dilakukan secara bergantian.

d) Sitzbath

Sitzbath atau hip bath merupakan terapi dengan cara berendam

dalam air namun hanya sampai sebatas pinggul. Terapi ini

dilakukan dalam waktu 20 menit.

e) Rendam kaki

Rendam kaki adalah terapi dengan cara merendam kaki hingga

batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat. Terapi


24

ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada bagian kaki.

Merendam kaki dengan air hangat digunakan untuk mengurangi

gejala nyeri akut maupun kronis, terapi ini efektif untuk

mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot

walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah

hormonal dan kelancaran peredaran darah (Arnot, 2009). Panas

pada terapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit

dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat

meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga

meningkatkan elastisitas otot serta mengurangi kekakuan otot

(Novita, 2010).

3) Tata cara prosedur dalam merendam air hangat

Berikut adalah prosedur tindakan merendam kaki dengan air

hangat :Persiapkan alat dan bahan: Thermometer air, Basin/baskom

/ember, 2 buah handuk, Wadah air atau termos yang berisi air panas.

a. Memberikan pasien posisi duduk dengan kaki menggantung

b. Mengisi ember dengan air dingin dan air panas sampai setengah

penuh lalu ukur suhu air (39˚C- 42˚C ) dengan thermometer

c. Jika kaki tampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu

d. Celupkan dan rendam kaki 10-15 cm diatas mata kaki lalu biarkan

sampai 15 menit
25

e. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun

tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) kembali dan ukur

kembali suhunya dengan thermometer

f. Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu

g. Setelah selesai ( 15 menit ), angkat kaki dan keringkan dengan

handuk

h. Rapihkan alat(Potter, 2012)

4) Prinsip Pemberian Terapi air hangat

Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan

sebelum memberikan terapi yaitu, memberikan informasi yang jelas

kepada pasien tentang sensasi yang dirasakan pasien selama tindakan

dilaksanakan, menginstruksikan pasien untuk melaporkan perubahan

yang terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan

selama terapi, memakai jam untuk mengetahui secara pasti durasi

waktu selama terapi, memperhatikan prosedur tindakan dan perubahan

suhu selama terapi berlangsung, tidak meninggalkan pasien selama

terapi berlangsung (Ancheta, 2005). Selama pelaksanaan terapi air

hangat ini, kajilah perasaan kulit seperti terbakar pada klien hentikan

apabila terjadi demikian (Marybetts, 2008)


26

5) Efek samping terapi air hangat

Kerusakan jaringan dapat terjadi ketika tubuh terpapar suhu

terlalu panas, kaji secara berkala suhu pada terapi air hangat dan kaji

keadaan kulit pasien selama terapi berlangsung (McChan et.al, 2009)

Berikut adalah merupakan salah satu terapi mental :

b.Aromaterapi

1) Pengertian aromaterapi

Menurut Jaelani (2009) Aromaterapi berasal dari kata aroma

yang berarti harum atau wangi dan therapy yang dapat diartikan

sebagai pengobatan atau penyembuhan, sehingga aromaterapi dapat

diartikan sebagai suatu cara perawatan perawatan tubuh dan atau

penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essential

(essential oil). Penggunaan complementary and alternative medicine

(CAM) sebagai pengobatan tambahan mengalami

peningkatan.Aromaterapi merupakan salah satu jenis dari CAM yang

banyak digunakan dengan tujuan menghirup uap atau penyerapan

minyak ke dalam kulit yang berguna mengobati gejala fisik dan

emosional (price, 2007).


27

2) Bentuk Bentuk Aromaterapi

a) Lilin aromaterapi

Ada dua bentuk lilin aromaterapi yang digunakan yaitu lilin

yang digunakan untuk pemanas tungku dan lilin aromaterapi.Lilin

yang digunakan untuk pemanas tungku aromaterapi tidak memiliki

aroma wangi, karena hanya berfungsi untuk memanaskan tungku

yang berisi essensial oil. Sedangkan lilin aromaterapi akan

mengeluarkan wangi lilin aromaterapi yang dibakar.

b) Garam aromaterapi

Fungsi dari garam aromaterapi dipercaya dapat mengeluaran

toksin atau racun yang berada di dalam tubuh. Garam aromaterapi

biasanya digunakan dengan cara menaruh garam aromaterapi dalam

rendaman air, tubuh bagian tertentu seperti kaki yaitu untuk

mengurangi rasa lelah

c) Sabun aromaterapi

Bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai aroma atau

wewangian aromaterapi dengan memiliki beberapa kandungan atau

ekstrak dari tumbuh-tumbuhan yang baik untuk kesehatan tubuh

seperti menghaluskan kulit dan lain lain (Rafika, 2013)


28

d) Minyak aromaterapi

Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan

konsentrasi minyak essensial yang sangat aromatik, dan diekstraksi

dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai teknik yang dgunakan dalam

aromaterapi. Teknik pijat merupakan cara yang paling umum.

Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung oleh minyak

esensial bias menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh,

mempengaruhi jaringan internal dan organ-organ tubuh. Cara lain

adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial ke dalam air

hangat, yang digunakan untuk berendam, atau menghirup minyak

aromaterapi sendiri dianggap sebagai cara penyembuhan yang paling

langsung cepat.

3) Cara penggunaan aromaterapi

a) Inhalasi

Akses jalur nasal jelas merupakan cara paling cepat dan efektif

untuk pengobatan permasalahan emosional seperti stress serta depresi

(beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena hidung mempunyai

hubungan langsung dengan otak yang bertanggungjawab dalam

memicu efek minyak esensial tanpa mempedulikan jalur yang dipakai

untuk mencapai otak ( price, 2007)


29

Aroma bau wangi aromaterapi memberikan efek terhadap fisik

dan psikologis. Cara penggunaan inhalasi ada dua cara yaitu inhalasi

secara langsung dan tidak langsung. Inhalasi langsung diperlakukan

secara individu, sedangkan inhalasi tidak langsung dilakukan bersama

sama dalam satu ruangan. Menurut Walls (2009) aromaterapi inhalasi

dapat dilakukan dengan menggunakan elektrik, baterai, atau lilin

diffuser atau meletakan aromaterapi dalam jumlah yang sedikit pada

selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk minyak esensial

relaksasi dan penenang(Walls, 2009)

b) Pijat

Melalui pemijatan daya penyembuhan yang terkandung dalam

minyak essensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa kedalam

tubuh, kemudian akan mempengaruhi jaringan internal dan organ-

organ tubuh. Minyak lavender ialah salah minyak yang terkenal

sebagai minyak pijat relaksasi. Terapi aromaterapi yang digunakan

untuk cara pijat ini merupakan cara yang sangat digunakan untuk

menghilangkan lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan

merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun, serta meningkatkan

kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan dua tetes

minyak essensial yang ditambahkan dengan 1 ml minyak pijat.


30

c) Kompress

Penggunaan melalui proses kompress membutuhkan sedikit

minyak aromaterapi. Compress hangat dengan minyak aromaterapi

dapat digunakan untuk menurunkan nyeri punggung dan nyeri perut.

Kompress dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada

bagian perineum saat persalinan.

d) Berendam

Cara ini menggunakan aromaterapi dengan cara

menambahkan tetesan minyak essensial ke dalam air hangat yang

digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak essesial

akan membuat perasaan (secara psikologis dan fisik) menjadi lebih

rileks serta dapat menghilangkan nyeri dan pegal, memberikan efek

kesehatan (Rafika, 2013).

4) Efek samping aromaterapi

Sebagian besar aromaterapi yang digunakan dengan cara topical

dan inhalasi umumya aman. Jarang aromaterapi dapat menimbulkan efek

samping seperti ruam, asma, sakit kepala, kerusakan saraf serta

membahayakan janin.Beberapa minyak essensial dapat menyebabkan

alergi pada kulit. Atau beberapa orang mengalami pusing atau sesak

(Steven D. Ehrlich, NMD,2011)


31

5) Penanganan efek samping aromaterapi

Pengobatan diarahkan untuk menangani efek samping dari alergi

pada kulit dengan pemberian antihistamin untuk meredakan gatal yang

tersedia dipasaran, terdapat beberapa antihistamin dengan efek baik

seperti prometazin, tripelennamin, difenhidramin dalam bentuk salep,

tablet, kapsul ataupun sirop.Sedangkanuntuk penanganan sesak napas

dilakukan pemberian oksigen dan obat-obat bronkodilator. Apabila

alergi dan sesak napas belum teratasi maka peneliti akan membawa

pasien ke klinik atau rumah sakit tedekat untuk mendapatkan

pertolongan yang professional (Tan. H.T & Raharja. Kirana, 2009)

3. Fisiologi relaksasi

a) Fisiologi Merendam Kaki dengan air hangat

Prinsip kerja hidroterapi rendam air hangat yaitu dengan sistem

konduksi terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam tubuh

akan menyebabkan pelebaran pembuluh dan ketegangan otot sehingga

dapat memperlancar peredaran darah yang akan memperngaruhi tekanan

arteri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang

menyampaikan impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat

dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal

tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat
32

saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu

regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel untuk segera

berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum

terbuka.Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus

melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai

terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah

akan lancar sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung

sehingga menurunkan tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastoliknya

keadaan relaksasi ventricular isovolemik saat ventrikel berelaksasi,

tekanan di dalam ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan adanya

pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi penurunan tekanan diastolik

(Batjun.M.T, 2015).

b) Fisiologi Aromaterapi

Minyak aromaterapi adalah minyak alami yang diambil dari saripati

tumbuhan aromatik.Menghirup minyak aromaterapi dianggap sebagai

penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut dikarenakan molekul-

molekul minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung pada

organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak (Sutrani, et al.,

2004). Minyak aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi primer antara lain lavender, mawar, lemon

(Stepanie,2010)
33

Menghirup minyak aromaterapi dianggap sebagai penyembuhan

yang cepat dan langsung. Saat pemberian aromaterapi, minyak atsiri

masuk didalam tubuh manusia melalui 3 jalan utama yaitu ingesti, olfaksi,

dan inhalasi (Koensoemardiyah, 2009).Kalau minyak esensial dihirup,

molekul molekul atsiri dalam minyak esensial dihirup, molekul-molekul

atsiri dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke langit

langit hidung. Pada langit langit hidung terdapat bulu-bulu halus (silia)

yang menjulur dari sel-sel reseptor ke dalam saluran hidung. Kalau

molekul minyak terkunci pada bulu-bulu ini, suatu pesan elektromagnetik

(impuls) akan ditransmisikan lewat bulbus olfaktorius dan taktus

olfaktorius ke dalam sistem limbik (amigdala serta hipokampus ). Proses

ini akan memicu respons memori dan emosional yang lewat hipotalamus

yang bekerja sebagai pemancar sera regulator menyebabkan pesan tersebut

dikirim ke bagian otak yang lain dan bagian tubuh lainnya. Pesan yang

diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat

neurokimia yang bersifat euforik, relaksan, sedative atau stimultan

menurut keperluannya.

Pada penelitian Ueki et all (2014) aromaterapi digunakan dengan

cara penggunaan diffuser. Aromaterapi sebanyak 3 tetes dan dicampurkan

dengan 40 ml air dimasukan ke dalam diffuser yang akan dinyalakan

selama kurang lebih 15 menit. Alat ini menggunakan listrik.Alat ini lebih
34

memungkinkan minyak aromaterapi untuk bisa lebih menyebar ke seluruh

ruangan yang lebih luas. Kelebihan lain dari alat ini adalah mampu

memecah minyak menjadi molekul yang terpisah sehingga aroma akan

lebih mudah dihirup. Oleh karena itu, metode ini dianggap paling efektif

dalam mengobati.Metode ini pas untuk menstabilkan kesehatan mental

dan emosional.Cara ini juga ampuh untuk mengobati penyakit yang

berhubungan dengan darah, paru dan otak.

C. Penelitian terkait

1. Penelitian tesis Kurniadi (2015) tentang Efektivitas Kombinasi terapi

musikdan slow deep Breating terhadap penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi di wilayah kerja puskesmas alak. Jenis penelitian ini adalah

dengan quasy-experiment dengan pretest-posttest control group design.

Metode pengambilan sampeldengan simple random sampling dengan jumlah

responden sebanyak 56 responden yang dibagi menjadi 28 orang kelompok

perlakuan dan 28 orang kelompok kontrol. Kombinasi terapi musik dan

slowdeep breathing selama 20 menit dengan 4 kali perlakuan selama 2

minggu menunjukan hasil pada kelompok intervensi penurunan tekanan

darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan diastolik sebesar 37,52 mmHg yang

berarti penurunan tekanan secara signifikan. Hal ini ditunjukan dengan uji

wilcoxon p-valuetekanan darah sistolik (p =0,000) dan tekanan darah

diastolik (p =0,000). Uji mann-whitney terdapat perubahan penurunan


35

tekanan darah diastolik dan sistolik (p =0,000) antara kelompok perlakuan

dan kontrol.

2. Penelitian yang dilakukan Ilkafah (2016) di Makassar tentang Perbedaan

Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan obat antihipertensi dan terapi

rendam kaki di wilayah kerja puskesmas antara Tamalanrea Makassar. Pada

penelitian ini dilakukan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu air 40˚C

dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi yang diberikan selama 2

minggu. Hasil penelitian ini terdapat perubahan rata-rata tekanan darah

sistolik saat pretest dan posttest pada kelompok yang diberikan terapi

rendam kaki air hangat yaitu 150,29 mmHg menjadi 140,88 mmHg dengan

standar deviasi 6,25. Sedangkan perubahan rata-rata tekanan diastolik saat

pretest dan posttest yaitu dari 98,26 mmHg menjadi 89,23 mmHg dengan

rata-rata perubahannya 9,90 mmHg dengan standar deviasi sebesar 5,104.

3. Hasil penelitian Ni Made kenia & Taviayanda (2013)meneliti tentang

Pengaruh relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan tekanan darah

pada lansia hipertensi.Hasil menunjukan tekanan darah sistolik dan diastolik

mengalami penurunan yang signifikan (P= sitolik 0,000 dan P = diastolik

0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dengan cara diinhalasi selama

10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, dengan

nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmHg dan 10,18

mmHg.
36

4. Werdyastri dkk (2014) meneliti tentang Perbedaan efektifitas Aromaterapi

lemon dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini

menggunakan quasy experimentdengan rancangan pretest-posttest design.

Relaksasi napas dalam dan inhalasi aromaterapi selama 15 menit. Hasil uji

statistik aromaterapi lemon berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah

(p=0,000) rata rata penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah

aromaterapi lemon sebesar 6,36 mmHg untuk tekanan darah sistolik

sedangkan tekanan darah diastolik sebesar 6,89 mmHg, relaksasi napas

dalam berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah (p=0,000) dan nilai

mean tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian relaksasi nafas dalam

menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 8,5 mmHg dan tekanan darah

diastolik sebesar 6,73 mmHg.

5. Penelitian Subandiyo (2014) mengkombinasikan pijat leher dan hipnosis

terhadap tekanan darah di Ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Prof.dr.Margono Soekarjo Purwokerto dengan desain Quasi eksperimen

dengan rancangan non-equivalent control grup design. Sampel penelitian 64

pasien hipertensi dan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah

pasien secara signifikan menurun dengan penurunan tekanan darah sistol

rata-rata 15,62 mmHg dan tekanan diastolik 6,72 mmHg.


37

D. Kerangka teori
Skema 2.3 Kerangka teori

Faktor-faktor mempengaruhi tekanan darah:


Usia, jenis Kelamin, Genetic, Pola hidup, Stress, Penyakit, Obat antihipertensi,
Obesitas, ras ( Kozier, 2009)dan tingkat aktivitas, konsumsi tinggi garam,
merokok konsumsi alkohol, dislipidemia (padmawinata, 2008)

Farmakologi Pemakaian
Hipertensi aromaterapi
primer
Non Pengobatan hipertensi Minyak atsiri diinhalasi
Farmakologi

Teknik relaksasi Diterima oleh silia


Terapi relaksasi
mental hidung -> bulbus
olfaktorius-> traktus
Teknik relaksasi Merendam kaki dengan olfaktorius
fisik air hangat Proses ini memicu respon
emosi & emosional,
(+) impuls hipotalamus sbg relay &
Konduksi panas dari
baroreseptor arteri regulator
air ke tubuh
karotis & arkus aorta
Pusat pengendalian Pelepasan neurokimia
Neuron kardiovakular di medulla bersifat relaksan, sedative,
sensorik oblongata dan relaksasi seperti :
serotonin

saraf simpatis saraf parasimpatis

Vasodilatasi otot
polos & arteriola Kekuatan
Denyut jantung
kontraksi
miokardium
Tahanan perifer

Curah jantung Menurunkan tekanan


menurun darah
38

Sumber : Modifikasi dari Price,2007; Padmawinata, 2008;

Kozier, 2009; Sherwood,2012


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan pertautan antara variabel yang akan diteliti yaitu

hubungan antara variabel dependen dan independen (Sugiyono, 2012). Sedangkan

menurut setiadi (2007) kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).

Kerangka konsep dalam penelitian ini variabel bebas (independen) yaitu intervensi

merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi dan variabel terikat

(dependen) yaitu tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

Pretest Intervensi terapi Posttest


Tekanan darah (sistol kombinasi antara : Tekanan darah
dan diastol) pada - Merendam kaki (sistol dan diastole)
pasien hipertensi dengan air hangat pada pasien
( Variabel - InhalasiAromater hipertensi
Dependen) api ( Variabel
( Variabel Independen ) Dependen )

Variabel Confounding
Obat antihipertensi, Diet rendah garam,
merokok, aktivitas, Usia, Jenis
kelamin, Kecemasan

Skema 3.1.kerangka konsep penelitian

38
39

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yang diajukan berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka teori, dan

kerangka konsep, Maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Mayor

Hα : Terdapat pengaruh terapi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi terhadap

tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo

Ho: Tidak adanya pengaruh Terdapat pengaruh terapi merendam kaki dengan air hangat dan

Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo

Kabupeten Grobogan Jawa Tengah

2. Hipotesis Minor

a. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terapi

kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi

b. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah terapi

merendam kaki dengan air hangat

c. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah terapi

inhalasi aromaterapi

d. Ada selisih rerata antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah antara

kelompok terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi,

kelompok terapi inhalasi minyak aromaterapi dan kelompok merendam kaki dengan air

hangat
40

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,

sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara

pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2008).

Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
penelitian
Merupakan terapi dengan Observasi Thermometer, lembar - -
Merendam kaki memberikan rangsang hangat prosedur tindakan
dengan air pada kaki dengan merendamkan
hangat kedua kaki dengan suhu 39˚-42˚C
yang awalnya diukur dengan
thermometer air yang dapat
menimbulkan rasa rileks dan
tenang selama 15 menit.
Aromaterapi penggunaan minyak essensial oil Observasi Menggunakan lembar - -
aromaterapi lemon, lavender, observasi tata cara
mawar dengan cara dihirup yang menggunakan
menimbulkan perasaan rileks aromaterapi .
menggunakan alat diffuser
aromaterapi selama 15 menit.
41

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
penelitian
Tekanan darah Tekanan yang terjadi pada Memasang alat Sphygmomanometer Nilai Tekanan darah
pembuluh darah arteri ketika pengukur digital serta lembar Hasil sistolik/tekanan darah diastolik Rasio
darah dipompa oleh jantung untuk tekanan darah tekanan darah yang dalam satuan mmHg
dialirkan ke seluruh anggota pada lengan atas diperiksa
tubuh. yang terdiri dari tekanan pasien
darah sistolik dan diastolik yang
diukur dengan spigmomanometer
10 menit sebelum dan sesudah
intervensi.Tekanan darah yang
akan diukur adalah orang yang
mempunyai tekanan darah ≥
140/90 mmHg
Variabel Identitas sesorang sebagai laki- Memberi ceklist Kuisioner 1. Laki-laki Nominal
Confounding laki atau perempuan ( di kolom 2. Perempuan
jenis kelamin
Jenis Kelamin
Umur Lama hidup responden dihitung Memberi ceklist Kuisioner Umur dalam tahun Rasio
dari tanggal lahir dan sesuai kartu ( di kolom
tanda penduduk responden Umur
Aktivitas fisik melakukan aktivitas fisik selama Memberi ceklist Kuisioner 1. Ya (sebutkan Nominal
30 menit (4-7 Kali per minggu) ( di kolom kegiatan)
seperti olahraga (jalan sehat, Olahraga 2. Tidak
jogging, senam, berenang,
bermain tenis, bersepeda, sepak
bola) atau aktivitas fisik
(berkebun, bercocok tanam,
menyetrika, membersihkan
rumah, mencuci baju/mobil/motor
42

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
penelitian
Diet rendah Diet pengurangan garam dalam Memberi ceklist Kuisioner 1. Ya Nominal
garam konsumsi makanan harian ( di kolom 2. Tidak
diet rendah
garam/penguran
gan garam
Kepatuhan Terapi farmakologi untuk Memberi ceklist Kuisioner 1. Patuh Nominal
minum Obat penyakit hipertensi ( di kolom 2. Kadang- kadang
Konsumsi obat 3. Tidak
Merokok Membakar tembakau dan daun tar Memberi ceklist Kuisioner 1. Ya Nominal
yang selanjutnya menghisap asap ( di kolom 2. Tidak
yang dihasilkan dari daun Merokok
tembakau
Cemas Respon tubuh terhadap faktor Memberi Kuesioner Hamilton Tingkat kecemasan: Ordinal
yang tidak menyenangkan berupa ceklist( pada Anxiety rating Scale ≤ 17 : Cemas ringan
keluhan fisik, psikologis, tingkah kuesioner (HARS) 18-24 : Cemas sedang
laku, kecerdasan pada kelompok pengukuran ≥ 25 : Cemas berat
intervensi dan kelompok kontrol tingkat
kecemasan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

Eksperimen semu (Quasi Eksperimen design), tujuan penelitian ini untuk

memperkirakan kondisi eksperimen dalam keadaan tidak memungkinkan untuk

mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan(Wasis, 2008)

Rancangan penelitian dengan menggunakan 3 kelompok Intervensi dengan

pemberian intevensi yang berbeda-beda setiap kelompok pengambilan sampel

tidak dipilih secara random.Pada penelitian ini tekanan darah diukur setiap sesi

sebelum dan setelah intervensi pada ketiga kelompok.Kelompok pertama

(intervensi) diberikan perlakuan kombinasi merendam kaki dengan air hangat

dan inhalasi aromaterapi dan kelompok kedua sebagai terapi merendam kaki

dengan air hangat, dan kelompok ketiga dengan terapi inhalasi aromaterapi.

Tabel 4.1 Desain Penelitian

Pretest Intervensi Posttest


O1 A O2
O3 B O4
O5 C O6

43
44

Keterangan :

O1 : Tekanan darah sebelum dilakukan terapi kombinasi merendam kaki

dengan air hangat dan aromaterapi

O2 : Tekanan darah setelah dilakukan terapi kombinasi merendam kaki

dengan air hangat dan aromaterapi

A :Intervensi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi

O3 :Tekanan darah sebelum dilakukan terapi merendam kaki dengan air

hangat

O4 : Tekanan darah setelah dilakukan terapi merendam kaki dengan air hangat

B : Terapi merendam kaki dengan air hangat

O3 : Tekanan darah sebelum dilakukan inhalasi aromaterapi

O4 : Tekanan darah setelah dilakukan inhalasi aromaterapi

C : Intervensi Inhalasi aromaterapi

B. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan april 2016.

Tempat penelitian ini dilakukan diwilayah kerja puskesmas pembantu desa Brabo

Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Pertimbangannya antara lainyaitu warga Brabo


45

cenderung tertarik dengan pengobaatan alternatif, kasus hipertensi primer cukup

banyak.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,

2009). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi primer

yang berkunjung di puskesmas pembantu desa Brabo Kabupaten Grobogan

Jawa tengah dari Januari sampai November 2016 sebanyak 55 orang .

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti (Hidayat, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah klien hipertensi

primer yang berobat di puskesmas pembantu desa Brabo Kabupaten

Grobogan Jawa Tengah, pasien hipertensi yang berobat di Posbindu di setiap

dusun di desa Brabo dan memenuhi kriteria sebagai berikut :


46

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah batasan ciri atau karakter umum pada subyek

penelitian, dikurangi karakter yang masuk dalam kriteria ekslusi (Saryono,

2011). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bersedia menjadi responden

2. Responden berjenis kelamin laki laki ataupun perempuan yang

terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas atau petugas kesehatan

dengan Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau Tekanan darah

diastolik ≥ 90 mmHg

3. Umur responden antara 35-70 tahun

4. Responden tidak rutin mengkonsumsi obat antihipertensi

2. Kriteria Eklusi

Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi

yang dikeluarkan dari penelitian karena dapat mempengaruhi hasil

penelitian sehingga terjadi bias (Saryono, 2011). Kriteria eklusi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Responden pada kakinya tidak sedang mengalami luka yang terbuka,

perdarahan

2. Sedang menjalani terapi komplementer lain

3. Penyakit penyerta ( Diabetes mellitus, Stroke, Gagal ginjal)


47

4. Hipertensi berat: tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan atau

tekanan diastolik ≥ 110 mmHg (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2006)

5. Merokok

6. Minum alkohol

7. Cemas berat

3. Besar Sampel

Pada penelitian eksperimen subjek sampel minimalnya mengharuskan

sekitar 10-20 subjek untuk studi yang simple ( Dempsey & patricia, 2002)

Pelaksanaan penelitian ini yaitu didapatkan besar sampel sebanyak 10

responden untuk kelompok intervensi kombinasi merendam kaki dengan air

hangat dan aromaterapi, 10 reponden untuk terapi merendam kaki dengan air

hangat dan 10 responden untuk kelompok inhlasi aromaterapi, dan ditambah

drop out 10 % , jumlah responden untuk masing masing kelompok yaitu 11

orang total Sampel yang diteliti sebanyak 33 responden .

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

teknikPurpossive Sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria

yang masuk dalam penelitian yang akan dilaksanakan (Sugiyono, 2012). Pada

penelitian ini, peneliti mencari data pasien hipertensi primer di poliklinik

kesehatan desa (PKD) Brabo Tanggungharjo pada bulan Januari-November

2016 berjumlah 55 orang. Setelah mendapatkan data dari Puskesmas Brabo


48

Kabupaten Grobogan peneliti door to door untuk mencari responden sesuai

alamat dari data puskesmas dan selanjutnya peneliti melakukan skrining

kesehatan dengan memberikan kuesioner karakteristik responden serta

menyeleksi pasien sesuai kriteria inklusi serta memenuhi kriteria sebagai

sampel selama seminggu sehingga didapatkan jumlah sampel.

Pengelompokkan responden sesuai grup dilakukan dengan memilih

responden sesuai pengukuran tekanan darah, tekanan darah dari 150mmHg -

160 mmHg untuk kelompok kombinasi, kelompok single dengan tekanan

darah sekitar ≥140/90 mmHg alasannya kelompok kombinasi tekanan darah

dipilih yang lebih tinggi karena mengantisipasi besarnya penurunan tekanan.

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik

sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen yang akan digunakan

oleh peneliti adalah :

1. Kuisioner / angket

Kuisioner atau angket adalah alat ukur berupa angket atau kuisioner dengan

beberapa pertanyaan (Hidayat, 2008). Instrumen penelitian yang digunakan

yaitu kuisioner data demografi dan riwayat pengobatan hipertensi yang terdiri

dari 9 pertanyaan yang terdiri dari usia, pendidikan terakhir, riwayat

penyakit, kebiasaan merokok, olahraga, konsumsi obat antihipertensi dan diet


49

rendah garam. Pada pertanyaan nomer 4, 5, 6, 7 dan 8 pilihan jawabannya

sesuai skala Guttman dengan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Pada pertanyaan

nomer 9 pilihan jawabannya sesuai skala likert dengan jawaban pertanyaan “

patuh” , “ kadang kadang” dan “ tidak patuh”. Untuk mengetahui tingkat

kecemasan responden, peneliti menggunakan kuesioner yang sudah baku

yaitu The Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Kuesioner berisi 14 item

dengan masing-masing item bisa mendapatkan nilai dari rentang 0-4. Nilai 0 :

tidak ada (tidak ada gejala sama sekali), nilai 1 : ringan (satu dari gejala yang

ada ), nilai 2: sedang (separuh dari gejala yang ada), nilai 3: berat (lebih dari

separuh gejala yang ada) dan nilai 4 : sangat berat (semua gejala ada). Setelah

dijumlahkan dari semua nilai, tingkat kecemasan klien dapat dikategorikan

menjadi 3, yaitu cemas ringan (skor ≤ 17), cemas sedang (skor 18-24) dan

cemas berat ( skor ≥25) (Advameg, 2007; Nursalam, 2003)

2. Alat Pengukur Suhu air dan ember

Digunakan untuk mengukur suhu dari air yang akan digunakan untuk

merendam kaki, yaitu suhu airnya sekitar 39˚C- 42˚C. sebelumnya

thermometer yang akan digunakan untuk penelitian sudah dilakukan

kalibrasi. Ember yang digunakan untuk merendam kaki dengan air hangat

adalah ember yang berukuran diameter 40 cm dan tinggi cm.


50

3. Diffuser

Instrument diffuser ini memproduksi 1,7-MHz gelombang ultrasound ke

udara dengan minyak esensial. Diffuser dapat digunakan secara aman karena

prosedur tanpa pembakarannya dan bentuknya kecil (L 80 X P 1,59

mm).pemakaian difusser aromaterapi maksimal dengan jarak ±10 Meter.

4. Sphygmomanometer digital

Alat ukur tekanan darah ini digunakan sebagai alat untuk mengukur tekanan

darah agar dapat mengetahui tekanan darah pasien hipertensi saat dilakukan

pemeriksaan sebelum dan sesudah melakukan terapi merendam kaki dengan

air hangat dan aromaterapi.Tensimeter yang digunakan untuk penelitian

adalah tensimeter digital yang sudah dilakukan kalibrasi.Tensimeter yang

digunakan adalah merk Omron buatan Jepang.

5. Lembar penilaian/ observasi

Lembar penilaian yang digunakan untuk mencatat kode penelitian, sesi

penelitian, tanggal pemeriksaan, hasil pengukuran tekanan darah sebelum

intervensi dan sesudah intervensi terapi kombinasi, kelompok merendam

kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapiSerta terapi .

E. Uji Validitas dan reabilitas

Validitas pada penelitian ini yaitu dengan validitas isi, yaitu validitas

yang dapat dilakukan dengan konsultasi kepada para ahli untuk memeriksa
51

instrument dan menentukan apakah instrument telah memenuhi domain

isi.Prosedur ini membutuhkan beberapa kali intervensi.Untuk memenuhi validitas

isi peneliti melakukan konsultasi mengenai kuesioner data demografi dan

karakteristik responden, prosedur pemakaian aromaterapi, prosedur pengukuran

tekanan darah, prosedur terapi merendam kaki dengan air hangat, lembar

observasi kepada pembimbing I dan II. Untuk menjaga validitas

Sphygmomanometer digital dan thermometer yang akan digunakan untuk

mengukur tekanan darah dan suhu air, dilakukan uji validitas dulu dengan cara

membandingkan melakukan pengukuran pada subjek yang sama dengan

Sphygmomanometer dan thermometer yang sudah dikalibrasi. Dari pengukuran

yang dilakukan didapatkan hasil yang relative sama.

Kuesioner ini menggunakan kuesioner kecemasanHamilton yang

dimodifikasi oleh dari Tri cahyo sebdianto (2008) yang sebelumnyatelah

dilakukan uji validitas kepada 20 reponden.uji validitas menggunakan korelasi

pearson product moment dengan hasil r =0,971 didapatkan hasil kuesioner

reliable pada semua item pertanyaan.

Sedangkan realibitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama (Hastono, 2007). Untuk

meningkatkan reabilitas pengukuran, upaya yang dilakukan peneliti adalah:

membuat standar atau pedoman dalam pengukuran tekanan darah, penggunaan


52

aromaterapi, dan terapi merendam kaki dengan air hangat, memperhatikan

prinsip automatisasi dengan memilih sphygmomanometer yang sudah terkalibrasi

untuk mengukur tekanan darah, melakukan penyempurnaan instrument yang

berupa kuesioner karakteristik responden.

F. Prosedur teknis Pengumpulan Data

Prosedur teknis pengumpulan data secara rinci yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data penelitian dilakukan sebagai berikut:

a) Prosedur Administrasi

Prosedur administrasi yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data

diantaranya sebagai berikut :

1. Peneliti diawali dengan membuat susunan proposal skripsi

2. Peneliti membuat surat izin pengambilan data populasi dan studi

pendahuluan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

3. Peneliti dengan membawa surat izin dari Kampus/ Instansi langsung

meminta izin kepada kepala puskesmas UPT Kecamatan Tanggungharjo

untuk pengambilan data populasi dan studi pendahuluan di puskesmas

pembantu desa Brabo

4. Populasi jumlah pasien hipertensi yang berobat di puskesmas pembantu

didapatkan berjumlah 55 orang

5. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan

pembuatan surat permohonan izin penelitian ke Dekan Fakultas Kedokteran


53

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta meminta

permohonan uji etik kepada Tim Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan.

6. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada dinas

kesehatan Kabupaten Grobogan dan kepala Puskesmas Kecamatan

Tanggungharjo agar mendapatkan izin penelitian di Puskemas pembantu

desa Brabo

7. Setelah surat permohonan Izin penelitian disetujui oleh Kepala dinas

Kesehatan Kabupaten Grobogan selanjutnya memberikan surat dari dinkes

kabupaten Grobogan ke Kepala Puskesmas Kecamatan Tanggungharjo.

b) Prosedur Intervensi

Tabel 4.2 Prosedur Intervensi

1. 1. Prosedur intervensi kelompok kombinasi

a. Responden dilakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah


responden duduk atau dengan posisi yang nyaman dan tenang
disitirahatkan selama 10 menit lalu dilakukan pengukuran tekanan
darah menggunakan tensimeter digital dan dicatat dalam lembar
penilaian observasi.
b. Melakukan terapi merendam air hangat dan aromaterapi Kesukaan
(lemon, lavender, mawar) sesuai prosedur tindakan selama 15 menit
dalam satu kali. dengan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu air
40˚C dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi.
c. Setelah dilakukan terapi merendam air hangat dan aromaterapi
responden istirahat selama 10 menit lalu dilakukan pengukuran
54

tekanan darah setelah intevensi atau posttest menggunakan tensimeter


digital dan dicatat dalam lembar penilaian.
d. Melakukan pengukuran pada pukul 10.00-17.00 menurut Smolensky
MH, Haus E (2001) dalam British Journal of Cardiologi (2004)
mengatakan bahwa tekanan darah mengalami peningkatan pada jam
10.00 sampai jam 18.00. variasi diurnal tekanan darah mencapai titik
terendah pada pagi hari dan kemudian meningkat sepanjang hari dan
mencapai puncaknya pada sore hari atau mencapai malam hari
(Kozier, 2009). Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali
intervensi/ 4 kali kunjungan (selang 2-3 hari per sesi) kepada
responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan darah dan
intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4.
2. Prosedur intervensi kelompok Merendam kaki

a. Melakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah responden duduk


atau dengan posisi yang nyaman dan tenang disitirahatkan selama 10
menit lalu dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimter
digital dan dicatat dalam lembar penilaian observasi.
b. Intervensi merendam kaki dengan air hangat selama 15 menit dalam satu
kali intervensi, Celupkan dan rendam kaki 10-15 cm diatas mata kaki lalu
biarkan sampai 15 menit dan kaki ditutup dengan handuk. Lakukan
pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air panas (kaki
diangkat dari ember) kembali dan ukur kembali suhunya dengan
thermometer
c. Selang 10 menit pasien disitirahatkan lalu dilakukan pengukuran
pengukuran tekanan darah setelah (post test).
d. Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali intervensi/ 4 kali
kunjungan kepada responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah dan intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4.
55

3.Prosedur intervensi kelompok inhalasi

a. Menanyakan kepada responden jenis aromaterapi yang disukai


b. Mengelompokan responden sesuai dengan jenis aromaterapi kesukaan,
c. Tempatkan responden diruangan terapi dengan ukuran 5 x 5 Meter
dirumah ibu Nurkhasanah, responden dikumpulkan di tempat tersebut.
d. Melakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah responden duduk
atau dengan posisi yang nyaman dan tenang disitirahatkan selama 10
menit lalu dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer, stetoschope dan dicatat dalam lembar penilaian
observasi.
e. Intervensi aromaterapi kesukaan (lemon, mawar, lavender) selama 15
menit dalam satu kali intervensi
f. Selang 10 menit pasien disitirahatkan lalu dilakukan pengukuran
pengukuran tekanan darah setelah (post test) pada kelompok kontrol.
g. Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali intervensi/ 4 kali
kunjungan kepada responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah dan intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4. Melakukan
pengukuran pada pukul 10.00-17.00.

c) Prosedur Risk Management

Penelitian ini meggunakan manusia sebagai subjek penelitian dan juga

melakukan prosedur Intevensi merendam kaki dengan air hangat dan

aromaterapi, maka perlu dilakukan Risk Management walaupun resiko nya

sangat minimum, yaitu sebagai berikut :


56

a. Risk Management pada intervensi merendam kaki dengan air hangat

1.Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan sebelum

memberikan terapi peneliti dengan memberikan informasi yang jelas

kepada pasien tentang sensasi yang dirasakan pasien selama tindakan

dilaksanakan, menginstruksikan pasien untuk melaporkan perubahan yang

terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama terapi,

sebelum memberikan terapi peneliti akan melakukan pengecekan suhu

pada air yang akan digunakan untuk intervensi menggunakan thermometer

air raksa(Ancheta, 2005).

2. Jika pasien terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti terkena air panas

maka dilakukan penanganan pertama yaitu: menghentikan intervensi, buka

keran air dan keran ledeng, lalu alirkan air tersebut kearah bagian tubuh

yang terkena luka bakar selama 10-20 menit, mengoleskan madu pada luka

3. Selanjutnya jika luka bakar lebih dari 25 % maka peneliti akan membawa

pasien ke klinik atau rumah sakit tedekat untuk mendapatkan pertolongan

yang profesional.

b. Risk Management Pada terapi Inhalasi minyak atsiri aromaterapi

1. Sebelum terapi peneliti menanyakan apakah pasien mempunyai riwayat

alergi, asma kepada responden.

2. Hentikan Intervensi jika terjadi sesak atau alergi terhadap aromaterapi


57

3. memberikan obat obat bronkodilator seperti salbutamol untuk

mengurangi sesak napas

4. Responden jika mengalami gatal-gatal atau ruam akibat alergi

aromaterapi berikan obat antihistamin seperti Chlorferanim maleat,

prometazin, tripelennamin, difenhidramin, insidal(Tan. H.T & Raharja.

Kirana, 2009)

5. Jika responden masih mengalami keluhan hipersensitivitas lakukan

rujukan ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan

pertolongan tenaga kesehatan professional

G. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah langkah yang dilakukan setelah data mentah dari

kuesioner telah di kumpulkan (Hastono, 2007).Data diolah agar dapat dianalisa

dan menghasilkan informasi. Agar data dapat dianalisa dan menghasilkan

informasi yang akurat, ada empat tahapan yang harus dilalui, yaitu

a. Editing

peneliti memeriksa atau melakukan pengecekan isian formulir atau

kuisioner apakah jawaban yang ada dikuisioner sudah lengkap (semua

jawaban terisi), jelas (tulisan jelas dibaca), relevan (jawaban sesuai

pertanyaan) dan konsisten (berkaitan antara pertanyaan satu dengan yang

lain). Pada penelitian ini aspek kelengkapan data dilakukan dengan


58

pengecekan dari informed consent, persetujuan responden, kuisioner

karakteristik responden.

b. Coding

Peneliti melakukan kegiatan merubah berbentuk angka dan huruf atau

bilangan untuk mempermudah dalam analisis data

c. Processing

Peneliti melakukan pemprosesan data setelah semua data kuisioner

dilakukan pengecekan dan pengkodean. Pemprosesan data dilakukan dengan

cara meng-entry data dari kuesioner data dari kuesioner ke paket program

spss for window. Berkaitan dengan penelitian ini yaitu untuk melihat proporsi

dari karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

aktivitas fisik, obat antihipertensi yang dikonsumsi serta menganalisis hasil

pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah intervensi.

d. Cleaning atau pembersihan data

Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat

kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya, yang kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.
59

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini pada kelompok intevensi

meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan

merokok, pengaturan diet rendah garam, latihan fisik, terapi obat hipertensi

serta tekanan darah sistolik dan diastolik pada 3 kelompok intervensi. Untuk

data numerik dianalisis dengan menggunakan ukuran tengah (mean, median)

dan ukuran variasi (standar deviasi, range) dan confident interval(CI) 95 %.

Sedangkan data jenis kategorik dianalisis dengan distribusi frekuensi dengan

ukuran presentase atau proporsi.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan untuk melihat

kesetaraan pada ketiga kelompok yaitu antara kelompok kombinasi,kelompok

Merendam kaki dan kelompok inhalasi aromaterapi. Uji homogenitas

dilakukan pada variabel usia,tekanan darah pada pemeriksaan awal dengan

uji anova. jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan merokok,

pengaturan diet rendah garam, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat

antihipertensi, antara 3 kelompok intervensi dengan uji Chi square.


60

Tabel 4.3
Uji homogenitas Karakteristik Responden

Variabel Terapi Terapi Terapi Kombinasi P value


Merendam kaki Inhalasi Merendam kaki dan
(n=11) aromaterapi (n=11) inhalasi
aromaterapi (n=11)
f % f % F %
1.Jenis kelamin
Perempuan 9 81,8 7 63,6 10 90,9 0,281
Laki-laki 2 18,8 4 63 1 9,1

2.Pendidikan 0,014
Pendidikan dasar 6 54,5 10 90,9 11 100
Pendidikan menengah 5 45,5 1 9,1 0 0
Pendidikan tinggi 0 0
3.Riwayat keturunan
Ya ada 10 90,9 8 72,7 10 90,9 0,390
Tidak ada 1 9,1 3 27,3 1 9,1
4.kebiasaan merokok
Merokok 0 0 0,587
Riwayat merokok 1 9,1 1 9,1 0 0
Tidak merokok 10 90,9 10 90,9 11 100
5.Pengaturan diet
rendah garam,
Ya melakukan 3 27,3 5 45,5 8 72,7 0,100
Tidak melakukan 8 72,7 6 54,5 3 27,3
5. aktivitas fisik
Ya melakukan 9 81,8 11 100 10 90,9 0,333
Tidak melakukan 2 18,2 1 9,1
6. tingkat kecemasan 0,333
Ringan 10 90,9 7 63,6 9 81,8
Sedang 1 9,1 4 36,4 2 18,2
Berat

7.Konsumsi obat 0,315


antihipertensi, 8 72,7 8 72,7 10 90,9
Ya konsumsi 3 27,3 3 27,3 1 9,1
Tidak konsumsi
61

Tabel 4.3
Uji Homogenitas Karekteristik Responden (Lanjutan)

Variabel f % f % F % P value
8.Kepatuhan konsumsi
obat antihipertensi 0,273
Patuh 0 0 0 0 2 18,2
Kadang-kadang 8 72,7 8 72,7 8 72,7
Tidak patuh 3 27,3 3 27,3 1 9,1

Pada tabel 4.3 menunjukan tidak ada perbedaan bermakna atau homogen (p value >

0,05) antara 3 kelompok intervensi terhadap jenis kelamin, riwayat keturunan

hipertensi, kebiasaan merokok, pengaturan diet rendah garam, aktifitas fisik,

konsumsi obat antihipertensi dan kepatuhan minum obat antihipertensi, usia dan

tekanan darah pre sesi 1.

Tabel 4.4
Karakteristik responden variabel Usia dan tekanan darah pre sesi 1

Variabel Kelompok Mean SD N P value


Usia Kombinasi 56,37 10,574 11 0,436
Aromaterapi 55,45 6,330 11
Merendam 63.00 6,971 11
Tekanan darah Kombinasi 160,66 10,28 11 0,114
sistolik
Aromaterapi 156,13 9,934 11
Merendam 160,93 12,042 11
Tekanan Darah Kombinasi 92,70 5,332 11 0,355
diastolik
Aromaterapi 89.77 5.973 11
Merendam 91,56 4,697 11
62

3. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas terhadap data yang

ada. Hasil uji normalitas yang didapatkan yaitu:

Tabel 4.5
Uji Normalitas Tekanan Darah Responden pada Kelompok Kombinasi, Inhalasi
Aromaterapi dan Kelompok Merendam kaki (n=33)
Variabel Shapiro Wilk
Df Sig
Sistolik Pretest 1 33 0.108
Sistolik Posttest 1 33 0.129
Diastolik pretest 1 33 0.357
Diastolik Posttest 1 33 0.218
Sistolik Pretest 2 33 0.330
Sistolik Posttest 2 33 0.491
Diastolik pretest 2 33 0.622
Diastolik Posttest 2 33 0.178
Sistolik Pretest 3 33 0.067
Sistolik Posttest 3 33 0.327
Diastolik pretest 3 33 0.619
Diastolik Posttest 3 33 0.588
Sistolik Pretest 4 33 0.336
Sistolik Posttest 4 33 0.323
Diastolik pretest 4 33 0.093
Diastolik Posttest 4 33 0.591

Uji Normalitas yang digunakan adalah Saphiro-Wilk karena jumlah

responden ≤ 50 orang (Dahlan, 2012). Hasil Normalitas pada Ketiga kelompok

Intervensi P>0,005 maka data terdistribusi normal sehingga pengujian hipotesis

dapat menggunakan uji t berpasangan (Paired t test).

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan pada penelitian ini adalah uji t dependen

untuk melihat pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan
63

setelah pada kelompok kombinasi, kelompok merendam kaki dengan air

hangat dan kelompok inhalasi aromaterapi.

Perbandingan nilai rerata tiga kelompok dianalisis dengan analisis

varians (Anova), yaitu dengan membandingkan nilai-nilai ketiga kelompok

sekaligus, bila dengan anova diperoleh nilai bermakna, barulah dilakukan

perbandingan dengan metode Tukey, shaeffe, bonferroni atau lainnya untuk

mengetahui letak perbedaannya ( Sastroasmoro, 2014).

Tabel 4.6
Analisis Bivariat

Variabel pre Variabel post Uji statistik


Rata- rata tekanan darah Rata-rata tekanan darah Dependen sampel t test
sebelum terapi kombinasi terapi kombinasi (paired t-test)
Rata-rata tekanan darah Rata-rata tekanan darah Dependen sampel t test
Sebelum terapi merendam Setelah merendam kaki (paired t-test)
kaki dengan air hangat dengan air hangat
Rata-rata tekanan darah Rata-rata tekanan darah Dependen sampel t test
Sebelum inhalasi Setelah inhalasi aromaterapi (paired t-test)
aromaterapi
Rata-rata perbedaan selisih tekanan darah sebelum dan One way Anova
sesudah intervensi untuk antar kelompok

I. Etika penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian memperhatikan prinsip-prinsip etik.Menurut

brink & wood, 2010 prinsip etik bertujuan untuk melindungi subjek

penelitian.Responden baik sebagai kelompok intervensi diperhatikan hak


64

haknya.Peneliti dalam melakukan penelitian ini mempertimbangkan 5 petunjuk dari

ANA (American Nurses Association) dalam Wood and Harber ( 2006).

1. Hak otonomidanInformed consent

Responden mempunyai hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak

penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dari inform consent penelitian

yang berisi tentang prosedur penelitian, manfaat, resikonya, responden diberi

kesempatan untuk memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Responden dapat mengundurkan diri dalam penelitian tanpa

konsekuensi apapun.

2. Menghargai privasi dan martabat

Penelitian ini mempertimbangkan privasi dan martabat responden.Selama

penatalaksanaan penelitian responden dijaga kerahasiaannya dan

martabatnya.dengan cara menempatkan responden di rumah reponden saat

pre test, post testserta intervensi.

3. Asas kerahasiaan

Peneliti menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari responden dan

tidak menyampaikan kepada orang lain. Prinsip ini diterapkan dengan cara

meniadakan identitas asli seperti nama responden dengan kode responden.

Hasil pengambilan data hanya diketahui oleh peneliti.Right to fair treatment

Prinsip mendapatkan intervensi yang sama tetap diperhatikan dalam

penelitian ini.
65

4. Mengutamakan keselamatan dan keamanan

Kenyamanan responden dan risiko dari perlakuan yang diberikan

selama penelitian tetap dipertimbangkan dalam penelitian ini.Kenyamanan

responden baik fisik, psikologis dan social dipertahankan dengan memilih

tempat pre dan post test di rumah responden. Laporan tentang merendam

dengan air hangat dan aromaterapi untuk mengantisipasi risiko yangdialami

responden.
BAB V
HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang hasil Penelitian Pengaruh merendam kaki dengan air

hangat dan aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer di desa

brabo yang meliputi gambaran lokasi penelitian, analisis univariat, uji homogenitas

dan uji bivariat.

A. Lokasi penelitian

Kabupaten Grobogan secara administratif terdiri dari 19 puskesmas.Satu

diantaranya menjadi lokasi penelitian yaitu Puskesmas Tanggungharjo.

Puskesmas Tanggungharjo mempunyai 9 Puskesmas pembantu salah satu

diantaranya yaitu Puskesmas Pembantu Brabo. Jumlah Kunjungan Pasien

lumayan cukup banyak, sumberdaya cukup lokasi puskesmasnya cukup dekat

dengan Puskesmas Kecamatan tanggungharjo sekitar ± 2,5 KM. Puskesmas

pembantu Brabo dipergunakan untuk Penelitian dengan besar sampel 33 orang

untuk 3 kelompok perlakuan dan masing masing 11 responden perkelompok.

B. Data Demografi dan Riwayat Kesehatan Responden

Pada penelitian ini menggambarkan data demografi berupa jenis kelamin, usia

dan pendidikan sedangkan riwayat kesehatan responden meliputi, riwayat

67
68

keturunan hipertensi, kebiasaan merokok, pengaturan diet rendah garam,

aktivitas fisik, kecemasan dan kepatuhan minum obat hipertensi. Responden

kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat berjumah 11 orang,

kelompok terapi inhalasi aromaterapi berjumlah 11 orang dan kelompok

kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi

berjumlah 11 orang. Pada analisis univariat ini juga menggambarkan rerata

tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi terapi

merendam kaki dengan air hangat, aromaterapi dan kombinasi terapi merendam

kaki dan inhalasi aromaterapi pada pasien hipertensi primer, uji homogenitas

variabel perancu pada ketiga intervensi.

1. Data demografi

a. Usia

Usia responden pada kelompok terapi merendam kaki, kelompok

inhalasi aromaterapi dan kelompok kombinasi dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Desa Brabo Bulan Maret
2016 (n=33)

Usia Mean SD Min-Maks


Kel. Merendam kaki 56,37 10,574 37-69
Kel. Aromaterapi 55,45 6,330 48-65
Kel. Kombinasi 63,00 6,971 50-70
69

Hasil analisis tabel 5.1 distribusi usia responden didapatkan rata-rata

usia pasien hipertensi primer pada kelompok terapi merendam kaki

dengan air hangat adalah 56,37 tahun dengan standar deviasi 10,574 tahun,

usia termuda 37 tahun dan usia tertua 69 tahun. Rata-rata umur pasien

hipertensi primer pada kelompok terapi inhalasi aromaterapi adalah 55,45

tahun dengan standar deviasi 6,33 dengan usia termuda 48 tahun dan usia

tertua 65. Sedangkan rata-rata usia pasien hipertensi pada kelompok

kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi yaitu 63,00

tahun dengan standar deviasi 6,971, usia termuda 50 tahun dan usia tertua

70 tahun.

b. Jenis Kelamin dan Pendidikan

Jenis kelamin dan pendidikan responden pada kelompok terapi

merendam kaki, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok kombinasi

dapat dilihat pada tabel 5.2


70

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan pendidikan di Desa Brabo
Bulan Maret 2016 (n=33)

Variabel Terapi Terapi Terapi Tota %


Merendam Inhalasi Kombinasi l
kaki (n=11) aromaterapi Merendam kaki
(n=11) dan inhalasi
aromaterapi
(n=11)
f % f % F % f %
1.Jenis kelamin
Perempuan 9 81,8 7 63,6 10 90,9 26 78,8
Laki-laki 2 18,8 4 36,4 1 9,1 7 21,2
2. Pendidikan
Pendidikan dasar 6 54,5 10 90,9 11 100 27 81,8
Pendidikan 5 45,5 1 9,1 0 0 6 18,2
menengah 0 0 0 0 0 0 0 0
Pendidikan tinggi

Hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa responden sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan,dan sebagian besar responden riwayat

pendidikan terakhirnya yaitu pendidikan dasar

2. Riwayat Kesehatan Responden

Riwayat keturunan hipertensi, Riwayat merokok, diet rendah garam,

melakukan aktifitas fisik, Kecemasan , Rutin konsumsi obat antihipertensi pada

kelompok terapi merendam kaki, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok

kombinasi dapat dilihat pada tabel 5.3


71

Tabel 5.3
Distribusi Riwayat Kesehatan Responden

Variabel Terapi Terapi Terapi Total %


Merendam Inhalasi Kombinasi
kaki (n=11) aromaterapi Merendam kaki
(n=11) dan inhalasi
aromaterapi
(n=11)
f % f % F F f %
1.Riwayat keturunan
Ya ada 10 90,9 8 72,7 8 72,7 26 78,8
Tidak ada 1 9,1 3 27,3 3 27,3 7 21,2
2. Kebiasaan merokok
Merokok 0 0 0 0 0 0 0 0
Riwayat merokok 1 9,1 1 9,1 0 0 2 6,1
Tidak merokok 10 90,9 10 90,9 100 100 31 93,9

3.Pengaturan diet
rendah garam, 3
Ya melakukan 8 27,3 5 45,5 8 72,7 16 48,5
Tidak melakukan 72,7 6 54,5 3 27,3 17 51,5
4. Aktivits fisik
Ya melakukan 9 81,8 11 100 10 90,9 30 90,9
Tidak melakukan 2 18,2 0 0 1 9,1 3 9,1
5. Tingkat kecemasan
Ringan 10 90,9 7 63,6 9 81,8 26 78,8
Sedang 1 9,1 4 36,4 2 18,2 7 21,2
Berat
6.Kepatuhan konsumsi
obat antihipertensi,
Rutin 0 0 0 0 2 18,2 2 6,1
Tidak rutin 8 72,7 8 72,7 8 72,7 24 72,7
Tidak konsumsi 3 27,3 3 27,3 1 9,1 7 21,2

Hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa responden sebagian besar

dengan riwayat keturunan hipertensi, tidak merokok, tidak melakukan diet rendah

garam, melakukan aktifitas fisik, cemas ringan, tidak rutin mengkonsumsi obat
72

antihipertensi baik pada kelompok terapi merendam kaki, inhalasi aromaterapi

dan kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi.

C. Tekanan darah pada terapi kombinasi

Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1 sampai

dengan sesi 4 pada terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan

inhalasi aromaterapi dengan ujiDependen sampel t test (paired t-test)dapat dilihat

ditabel 5.4

Tabel 5.4
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi 1
sampai dengan sesi 4 pada Terapi Kombinasi di Desa Brabo bulan maret 2017
(n=33)

Variabel N Mean
Menan Mean selisih SD P Value
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre 11 163,73 17,09 7,734 0,000*
TD sistolik post 146,64 8,465
Sesi 2
TD sistolik pre 11 159,55 16,09 11,021 0,0008*
TD sistolik post 143,45 13,471
Sesi 3
TD sistolik pre 11 160,09 17,54 10,858 0,001*
TD sistolik post 142,55 12,485
Sesi 4
TD sistolik pre 11 159,27 16,27 11,516 0,000*
TD sistolik post 143,00 13,856
Tekanan darah
Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 92,64 13,36 6,217 0,000*
TD diastolik post 79,09 7,395

Menan
73

Tabel 5.4

Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi


Sesi 1 sampai dengan sesi 4 pada Terapi Kombinasi (lanjutan)
Variabel N Mean Mean selisih SD P Value
Sesi 2
TD diastolik pre 11 92,36 12,54 4,717 0,020*
TD diastolik post 79,82 4,875
Sesi 3
TD diastolik pre 11 92,73 13 6,589 0,117
TD diastolik post 79,73 5,676
Sesi 4
TD diastolik pre 11 93,09 14,72 3,807 0,006*
TD diastolik post 78,36 5,697

*Signifikan α <0,05
Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukan ada penurunan yang signifikan

rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1

sampai sesi 4 pada terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan

inhalasi aromaterapi ( p value<0,05)

D. Tekanan darah pada terapi merendam kaki

Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1 sampai

dengan sesi 4 pada terapi merendam kaki dengan air hangat dengan uji statistik

Dependen sampel t test (paired t-test)dapat dilihat ditabel 5.5


74

Tabel 5.5
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi
1 sampai dengan sesi 4 pada terapi merendam kaki di Desa Brabo bulan
Maret 2017 (n=33)
Variabel N Mean Mean selisih SD P
Value
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre 161,27 11,36 11,499 0,000*
TD sistolik post 11 149,91 14,446
Sesi 2
TD sistolik pre 11 165,00 14,81 11,815 0,000*
TD sistolik post 150,18 15,276
Sesi 3 11 156,91 12,81 11,580 0,000*
TD sistolik pre
TD sistolik post 144,09 13,656
Sesi 4
TD sistolik pre 11 160,55 15,81 13,277 0,000*
TD sistolik post 145,36 14,541
Tekanan darah Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 92,64 9,63 5,025 0,032*
TD diastolik post 83,00 5,675
Sesi 2
TD diastolik pre 11 91,91 8,81 2,427 0,015*
TD diastolik post 83,09 3,618
Sesi 3
TD diastolik pre 11 91,45 8,45 4,824 0,000*
TD diastolik post 83,00 4,539
Sesi 4
TD diastolik pre 90,27 7,72 6,513 0,003*
TD diastolik post 82,55 4,612

Hasil analisis pada tabel 5.5 menunjukan ada penurunan yang signifikan

rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1

sampai sesi 4 pada terapi merendam kaki dengan air hangat ( p value<0,05).
75

E. Tekanan darah terapi inhalasi aromaterapi

Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1

sampai dengan sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi di uji statistik

menggunakan Dependen sampel t test (paired t-test) dapat dilihat ditabel 5.6

Tabel 5.6
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi
1 sampai dengan sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi
di Desa Brabo bulan Maret 2017 (n=33)
Variabel N Mean Mean SD P Value
Selisih
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre 11 158,55 8,45 8,153 0,000*
TD sistolik post 150,09 10,521
Sesi 2
TD sistolik pre 11 152,91 12 9,038 0,000*
TD sistolik post 140,91 13,330
Sesi 3
TD sistolik pre 11 156,36 13 11,491 0,002*
TD sistolik post 143,36 13,611
Sesi 4
TD sistolik pre 11 156,73 12,81 11,055 0,000*
TD sistolik post 143,91 14,693
Tekanan darah Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 89,55 7 7,541 0,000*
TD diastolik post 82.55 6,283
Sesi 2
TD diastolik pre 11 90,00 6 5,119 0,124
TD diastolik post 84,00 6,197
Sesi 3
TD diastolik pre 11 89,64 9,09 5,767 0,008*
TD diastolik post 80,55 5,90
Sesi 4
TD sistolik pre 11 89,91 9,45 5,467 0,000*
TD diastolik post 80,45 6,563
76

Hasil analisis pada tabel 5.6 menunjukan ada penurunan yang signifikan

rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1

sampai sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi ( p value<0,05)

G. Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi
4antar Kelompok Intervensi

Selisih Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Setelah Intervensi pada

pre sesi 1 dan post sesi 4 kelompok kombinasi, kelompok inhalasi aromaterapi

dan kelompok merendam kaki diuji dengan uji One way ANOVA dapat dilihat

ditabel 5.7

Tabel 5.7
Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi
4antar 3 kelompok intervensi di Desa Brabo bulan Maret 2017 (n=33)

Selisih tekanan darah Mean SD P value


Sistolik
Pre sesi 1 dan post sesi 4
Terapi kombinasi 20,72 9,371 0,368
Terapi inhalasi aromaterapi 14,63 9,942

Terapi merendam kaki 15,90 18,764


Diastolik
Pre sesi 1 dan post sesi 4
Terapi kombinasi 14,27 5,9 0,149
Terapi inhalasi aromaterapi 9,09 8,030

Terapi merendam kaki 10,09 4,868


*bermakna pada α <0,05
Hasil analisis tabel 5.7 menunjukan tidak ada perbedaan rerata sesisih

tekanan darah sistolik pre sesi 1 dan post sesi 4 pada kelompok kombinasi,

kelompok merendam kaki dengan air hangat, kelompok inhalasi aromaterapi (P


77

=0,368, α >0,05). Pada hasil analisis tabel tidak ada perbedaan rerata sesisih tekanan

darah Diastolik pre sesi 1 dan post sesi 4 pada kelompok kombinasi, kelompok

merendam kaki dengan air hangat dan kelompok inhalasi aromaterapi (P =0,149 ; α >

0,05), artinya tidak ada perbedaan selisih penurunan rerata tekanan sistolik-diastolik

pre sesi 1 dan post sesi 4 pada ketiga kelompok intervensi.


BAB VI
PEMBAHASAN

Pada Bab VI ini Secara sistematis menguraikan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan dan pembahasan meliputi interpretasi dan diskusi hasil penelitian,

keterbatasan penelitian dan implikasi penelitian ini terhadap pelayanan keperawatan dan

masyarakat.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Interpretasi dan hasil diskusi ini menguraikan dan membandingkan hasil

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, menghubungkan dengan teori-teori

yang mendukung membantah serta mengidentifikasi atau menambahkan beberapa

temuan baru.

1. Karakteristik Responden

Pasien hipertensi yang menjadi responden dalam penelitian ini pada semua

kelompok termasuk kategori dewasa akhir-sampai lansia.Rentang usia responden

pada penelitian ini yaitu antara usia 37 tahun sampai 70 tahun. Pada penelitian ini

sesuai dengan penelitian Shofa, et.al (2006) dalam Suselo (2010) menyatakan

bahwa umur menjadi risiko terjadinya hipertensi yaitu responden yang berumur

36-45 tahun berpeluang mengalami hipertensi 1,23 kali, umur 45-55 tahun

berpeluang 2,22 kali dan umur 56-65 tahun berpeluang 4,76 kali. Hasil penelitian

78
79

ini Sesuai dengan Setiawan (2009) yang mengatakan bahwa prevalensihipertensi

makin meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada umur 25-44 tahun

prevalensi hipertensi sebesar 29 %, umur 45-64 tahun sebesar 51 % dan umur >65

tahun sebesar 65 %.

Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebesar 78,8%. Menurut

Perry & Potter (2005) mengatakan secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan

dari tekanan darah pada laki laki atau perempuan.Angka kejadian hipertensi pada

perempuan didukung oleh penelitian yang dilakukan sigarki (2006) Hasil yang

diperoleh bahwa hampir dari separuh (55,77%) berjenis kelamin perempuan dan

hampir separuhnya (44,12 %) responden berjenis kelamin pria. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah ada hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan tekanan

darah tinggi.

Responden pada ketiga kelompok memiliki riwayat keturunan hipertensi

sebesar 78,8 %.Garnadi (2012) mengatakan faktor genetik memiliki pengaruh besar

terhadap timbulnya hipertensi.Anggota keluarga dengan riwayat hipertensi pada ayah

atau ibunya memiliki “bakat” untuk mengidap hipertensi.Penelitian lain yang

mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shi dkk (2008) tentang pengaruh

gen pada tekanan darah yang dipengaruhi oleh umur (studi epidemologi tentang gen

hipertensi ). Hasil penelitian menyatakan bahwa kecenderungan interaksi usia dan

gen lebih kuat mempengaruhi tekanan darah sistolik dibandingkan tekanan darah

diastolik baik pada kulit putih maupun kulit hitam. Nilai uji statistik untuk tekanan
80

darah sistolik p value < 10 ¯¹², sedangkan nilai uji statistik untuk tekanan darah

diastolik bagi kulit putih adalah 0,0046 dan kulit hitam adalah 0,00091.

Responden penelitian yang tidak merokok sebesar 93,9%. Hal ini

disebabkan ini disebabkan karena jenis kelamin responden sebagian besar adalah

perempuan, dimana budaya di masyarakat Indonesia perempuan tidak

merokok.Merokok tidak berhubungan terhadap perkembangan hipertensi, namun

nikotin dapat meningkatkan jumlah nadi dan menghasilkan vasokontriksi perifer

yang mana tekanan darah dapat meningkat dalam waktu pendek atau setelah

merokok.Nikotin juga menurunkan efek beberapa obat-obatan anti hipertensi.Hasil

penelitian yang dilakukan Tuminah dan rahajeng (2009) mengatakan bahwa resiko

pernah merokok secara bermakna ditemukan sebesar 1,11 kali dibandingkan yang

tidak pernah merokok 1 kali.

Sebagian responden melakukan diet rendah garam adalah 48,5%. Diet tinggi

garam mungkin merangsang pengeluaran ADH yang secara tidak langsung

meningkatkan tekanan darah. Disamping itu, konsumsi lemak jenuh dan kolesterol

menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah ( Garnadi,

2012)Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi dengan upaya mengurangi

asupan garam dalam diet sehari-hari (2,4 gram natrium atau 6 natrium klorida)

diperkirakan dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik 2-8 mmHg (JNC7

Express 2003).
81

Hasil penelitian ini 48,5 % responden melakukan diet rendah garam atupun

yang melakukan diet rendah garam 51,5%, Berdasarkan hasil penelitian dan teori

peneliti berpendapat bahwa sebagian besar responden tidak melaksanakan diet

rendah garam disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketidaktahuan

pasien tentang penyakit hipertensi (tanda dan gejala, penatalaksanaan dan

komplikasinya).

Responden yang melakukan aktivitas fisik pada kelompok ketiga kelompok

intervensi sebesar 90.9 %.Karena mayoritas responden sebagian besar petani maka

aktifitas sehari-hari yang dilakukan adalah berjalan kaki ke sawah, mencuci,

bertanam, mencuci, menyapu, dan memasak. Hal ini sesuai Penelitian yang

dilakukan Tuminah & Rahajeng (2009) mengatakan bahwa seseorang yang tidak

melakukan aktivitas fisik memiliki prevalensi 1,02 kali dibandingkan dengan

melakukan aktivitas fisik secara teratur. Responden pada penelitian ini usianya

tergolong dewasa dan secara fisik mampu melakukan aktivitas sehari-hari.

Responden mempunyai tingkat kecemasan ringan sebesar 78,8%.

Kecemasan mengakibatkan stimulaasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah,

curah jantung dan tahanan vaskuler perifer.Efek stimulasi simpatik meningkatkan

tekanan darah (Perry & Potter, 2005).Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Prabowo (2005) tentang hubungan stress dan kejadian

hiperetensi di RS Oen Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi

stress pada responden sebesar 68,29 % dan proporsi hipertensi pada responden
82

sebesar 68,29 %. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan bermakna antara stress

dan dengan kejadian hipertensi (p value=0,0001).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden tidak rutin minum obat

antihipertensi pada ketiga kelompok intervensi sebesar72,7% dan kadang kadang

mengkonsumsi obat antihipertensi. Kebanyakan responden mengkonsumsi obat

antihipertensi bekerja short acting seperti catopril, nifedipin.

2. Perbedaan Selisih Rata-Rata Tekanan Darah antar 3 kelompok Intervensi

Hasil penelitian ini menunjukan ketiga kelompok intervensi memiliki

pengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (P<0,05). terapi

ketiga intervensi ini merupakan sama-sama terapi relaksasi. penelitian Hoelscher dan

Lischstein dalam penelitian Haryono (2016) menunjukan bahwa relaksasi dapat

menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Manfaat

relaksasi diantaranya mengurangi masalah-masalah yang berhubungan dengan stres

seperti hipertensi, sakit kepala dan mengurangi tingkat kecemasan .

Merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi merupakan terapi relaksasi

yang berintegrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom,

sehingga meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis untuk mengeluarkan

neurotransmitter seperti hormone endorphin, serotonin, dan asetilkolin. Melalui

respon yang dihasilkan oleh otak.


83

Merendam kaki dengan air hangatterapi ini efektif untuk mengurangi nyeri

yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk

mengatasi masalah hormonal dan kelancaran peredaran darah (Arnot, 2009). Panas

pada terapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan

melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi

pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot serta mengurangi kekakuan

otot (Novita, 2010) . Merendam kaki ini bekerja melalui penurunan resistensi perifer.

Jika kaki direndam sekitar 10-30 menit maka akan terjadi adanya dilatasi sfingter

prekapiler dan arteriol menyebabkan peningkatan pembukaan 10-100 kali lipat pada

kapiler. Dilatasi pembuluh juga akan mengakibatkan penurunan jarak antara darah

dan sel aktif, serta jarak tempuh difusi O₂ dan zat-zat metabolik sangat berkurang

yang dapat meningkatkan fungsi sel (Ganong, 2008).

Mekanisme turunnya tekanan darah ketika inhalasi aromaterapi menurut

Koensoemardiyah (2009) yang menyatakan bahwa ketika minyak atsiri dihirup,

molekul yang menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke

“atap” hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika

molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan

elektrokimia akan ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke dalam sistem

limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus

berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus

disampaikan ke bagian lain otak dan bagian badan lain. Pesan yang diterima
84

kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa eletrokimia yang

menyebabkan relaks. Relaks yang dapat menyebabkan peregangan otot tubuh,

sehingga produksi hormon adrenalin menurun, hal ini dapat membuat penurunan

tekanan darah (Jain, 2011).

Penurunan tekanan darah terapi kombinasi adalah rata-rata sebesar 20,72

mmHg pada tekanan sistolik, dan tekanan darah diastolik 14,27 mmHg. Hal ini

sesuai dengan penelitian kombinasi terapi relaksasi lainnya seperti penelitian

subandiyo (2014) pijat leher dan hipnosis dapat menurunkan tekanan darah sistol

rata-rata 15,62 mmHg dan tekanan diastolik 6,72 mmHg. Penelitian lain oleh

Sebastianus (2015) Kombinasi terapi musik dan slowdeep breathing selama 20 menit

dengan 4 kali perlakuan selama 2 minggu menunjukan hasil pada kelompok

intervensi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan diastolik

sebesar 37,52 mmHg yang berarti penurunan tekanan secara signifikan.

Pada intervensi single seperti terapi inhalasi aromaterapi penurunan tekanan

darah sistolik 14,63 mmHg, dan pada tekanan diastolik 9,1 mmHg. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Ni Made kenia & Taviayanda (2013)Hasil

menunjukan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami penurunan yang

signifikan (P= sistolik 0,000 dan P = diastolik 0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi

mawar) dengan cara diinhalasi selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah

sistolik dan diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63

mmHg dan 10,18 mmHg.


85

Pada penelitian ini pada kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat

tekanan darah sistolik mengalami penurunan rata-rata penurunan 15,90 mmHg dan

tekanan diastolik mengalami rata-rata penurunan 10,09 mmHg.Penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Ilkafah (2016) mempunyairata-rata perubahan TD

sistolik 9,41 mmHg standar deviasi 6,25. Sedangkan perubahan rata-rata penurunan

tekanan diastolik yaitu 9,90 mmHg dengan standar deviasi sebesar 5,104.

Secara fisik, relaksasi akan menimbulkan rasa nyaman atau relaks.Penelitian

yang dilakukan oleh Baune, et al., (2005) menyebutkan bahwa semua dimensi dari

kualitas hidup yang terdiri dari psikologis, fisik, social dan lingkungan secara

statistik memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap hipertensi. Dalam

keadaan relaks, tubuh melalui otak akan memproduksi endorphin yang berfungsi

sebagai analgesik alami tubuh dan dapat meredakan nyeri (keluhan-keluhan fisik).

Responden mengatakan bahwa dengan melakukan terapi ini dapat membuat

gangguan fisik yang berkaitan dengan hipertensi menjadi berkurang.Beberapa

keluhan fisik yang reda akibat terapi relaksasi adalah sakit dileher, sakit kepala, sulit

tidur, badan yang kaku dan pegal-pegal.

Pada hasil penelitian ini tidak ada perbedaan rata-rata selisih penurunan

tekanan darah antara 3 kelompok intervensi (p>0,05). Tidak ada perbedaan karena

ketiga terapi merupakan terapi relaksasi hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wijayanto (2013) membandingkan selisih rata-rata tekanan darah

sistolik antara terapi massase dengan minyak Aromaterapi dan terapi massase
86

dengan minyak VCO) dan tidak ada perbedaan rerata selisih tekanan darah diastolik

antara terapi massase dengan minyak Aromaterapi dan terapi massase dengan

minyak VCO( α>0,05 ). Pada penelitian Kurniadi (2015) terdapatperbedaan selisih

rata-rata kelompok intervensi kombinasi terapi musik dan slow deep Breathing dan

kelompok kontrol. Pada penelitian kurniadi kelompok kontrolnya hanya di berikan

terapi obat antihipertensi saja tidak diberikan terapi farmakologi sehingga hasilnya

ada perbedaan.

Pada penelitian ini ada faktor lainpada saat terapi kombinasi maupun terapi

single yang tidak dilakukan pengontrolan yaitu pada saat dilakukan terapi terjadi

proses interaksi antara responden satu dengan responden lainnya dalam hal ini

contohnya mengobrol sehingga responden harusnya diterapi dan mengalami rileksasi

dengan inhalasi aromaterapi menurut pengamatan ada sekitar 30 % responden

mengalami proses interaksi.

B. Keterbatasan Penelitian

a. Peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam mengkonsumsi garam sehari-

hari, aktifitas fisik setiap hari. Hal ini sulit dilakukan karena berhubungan dengan

pola hidup sehari-hari dan status ekonomi responden

b. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengendalian suasana, karena tempat saat

intervensi dalam satu ruangan terdiri dari 3-5 orang maka terjadi interaksi atau

mengobrol Jadi kemungkinan Responden tidak mengalami keadaan relaks.


87

c. Penentuan teknik pengelompokan responden dalam menentuan terapi yang

didapat harusnya random agar responden didalam grup variatif .

d. Penggunaan obat hipertensi harusnya di filter dan ditanyakan kepada

setiapsebelum terapi kepada responden untuk menghindari bias penurunan

tekanan darah.
88

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden yaitu sebagian usiadewasa sampai lansia, berjenis

kelamin perempuan, memiliki riwayat keturunan hipertensi, tidak merokok, tidak

melakukan diet rendah garam, melakukan aktivitas fisik, tidak mengalami

kecemasan berat dan tidak rutin minum obat hipertensi.

2. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi kombinasi sistolik 160,6 mmHg,

TD diastolik 92,7 mmHg dan rata-rata tekanan darah setelah intervensi kombinasi

TD sistolik 143,9 mmHg dan TD diastolik 79,25 mmHg .

3. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi Merendam kaki dengan air

hangat TD sistolik sebesar 156,13 mmHg, TD diastolik 89,77 mmHg dan rata-rata

tekanan darah setelah intervensi merendam kaki TD sistolik 144,56 mmHg dan

TD diastolik 81,8 mmHg.

4. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi Inhalasi dengan aromaterapi TD

sistolik sebesar 160,9 mmHg, TD diastolik 91,5 mmHg dan rata-rata tekanan

darah setelah intervensi inhalasi aromaterapi TD sistolik sebesar 147,3 mmHg

dan TD diastolik sebesar 82,9 mmHg.

88
89

5.Ada pengaruh terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi

terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi

6.Ada pengaruh terapi Inhalasi aromaterapi terhadap penurunan tekanan darah sistolik

dan diastolik pada pasien hipertensi

7. Ada pengaruh kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat terhadap

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi

8. Tidak ada perbedaan antar kelompok terapi kombinasi, kelompok merendam kaki

dan pada kelompok inhalasi aromaterapi terhadap penurunan tekanan darah.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas

Merekomendasikan dilakukannya program edukasi terkait tatacara terapi

kombinasi, terapi inhalasi aromaterapi dan terapi merendam kaki dengan air

hangat untuk menurunkan tekanan darah.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi dapat

dijadikan sebagai salah satu terapi komplementer keperawatan dalam

menghadapi pasien hipertensi.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Mengembangkan terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi

aromaterapi ini dalam berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar ilmiah dengan
90

tujuan meningkatkan pemahaman pentingnya salah satu terapi non farmakologis

untuk klien hipertensi

4. Bagi Pasien Hipertensi Primer

Melakukan terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi

aromaterapi secara mandiri dirumah secara rutin 15 menit setiap hari untuk

menurunkan tekanan darah

5. Bagi Peneliti lain

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang

serupa dengan menggunakan desain eksperimen dengan mengontrol semua

variabel perancu.

b. Peneliti juga menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk pemberian terapi

inhalasi aromaterapi dilakukan disuatu ruangan secara individu tidak secara

bersamaan untuk menghindari interaksi antar responden supaya terapi

relaksasi inhalasi aromaterapi efektif.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dalam menentukan sampel harus random

dalam hal ini dalam penentuan kelompok Intervensi.

d. Memperhatikan obat antihipertensi bagi yang mengkonsumsi antihipertensi

untuk menghindari bias penurunan tekanan darah.


DAFTAR PUSTAKA

Arnot, D. (2009). pustaka kesehatan populer pengobatan praktis: perawatan


alternatif dan tradisional (volume 7). Jakarta: PT Bhuana Ilmu.
Advameg. (2007). Hamilton Anxiety Scale, http: www.minddisorders.com/flu-
inv/Hamilton-Anxiety-scale.html, diperoleh pada tanggal 20 oktober 2016
Black, MJ & Hawk, H. (2005). Medical Surgical Nursing Clinic Management For
Positive Outcomes. Philadelphia: Elsevier.
Batjun, M.T. 2015. Pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan
Tekanan darah Pada Lansia penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan kebun Jeruk jakarta barat. Jurnal Kerperawatan.http:
//digilib.esaunggul.ac.id/UEU.diakses, 05 Oktober 2016.
Baune, B.T. Aljeesh, YI % & Adrian, I (2005). Predictores of Quality of Life Among
Hypertensive Patients with and without Stroke. journal of islamic University of
Natural Sciences Series, 13(2) 91-107
Catherine, M. (2012). Comparison of Relaxation Techniques on blood Pressure
Reactivity and Recovery Assesing The Moderating Effect of Anger Coping Style.
Old Dominion University, Dissertati.
Chaiton, Leo, 2002, Terapi Air untuk Kesehatan dan Kecantikan, Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta-Indonesia.
Corwin elizabeth. (2009). buku saku patofisiologi. jakarta: EGC.
Cunha ( 2012) subacute blood pressure Respons in elderly Hypertensive women after
a water Exercise session.Brazil, 20 Oktober 2016
Cha.J.H., Lee, S.H.,Yoo,Y.S. (2010). Effect of aromatherapy on changes in the
auotonomic nervous system, aortic pulse wave velocity and aortic augmentation
index in patients wiith essensial hypertention. journal of Korean Academy
Nursing, 40 (5):705. http://suche.thulb.uni-jena.
Dahlan, S. (2009). Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan (3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Dampsey, patricia ann & arthur D.Dempsey.2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar
dan Latihan Edisi 4. Jakarta : EGC
Departemen kesehatan.(2007). Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014.
http://www.depkes.go.id diperoleh pada tanggal 23 September 2016
Garnadi. (2012). Hidup Nyaman dengan Hipertensi. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka
Ganong, W.F. (2012). Fisiologi Kedokteran. Edisi 23 (Petrus A, penerj). New York:
McGraw Hill Medical
Grobogan, dinas kesehatan. (2014). KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014.
Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2014. http://
www.dinkesgrobogan.go.id diperoleh pada tanggal 24 september 2016
Guo Y-F, Stein PK. (2003) Circadian rhythm in the cardiovascular system:
chronocardiology. Am Heart J;145:779-86.
Handoyo, K. (2014). khasiat dan keajaiban air putih. Jakarta: Dunia sehat.
Haryono, Rudi dkk. (2016). Pengaruh Kombinasi Pijat Punggung dan Dzikir
terhadap Tingkat stress dan tekanan darah penderita Hipertensi. tesis
Universitas Muhamadiyah Jogjakarta.
Hastono. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan masyarakat
Universitas Indonesia.
Hidayat, A. (2008). Metode penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data (edisi
ke 2). Jakarta: Salemba Medika.
Hollan, Stepanie (2010). Top 3 Essensial oils to reduce high blood pressure
http://Suite101.com/article/top-3-essensial-oils-to-reduce-high-blood-pressure-
a302766
Hoelscher, Timothy J.; Lichstein, Kenneth L.; Rosenthal, Ted L.Journal of
Consulting and Clinical Psychology, Vol 54(2), Apr 1986, 217-
221. http://dx.doi.org/10.1037/0022-006X.54.2.217
Ismael, S. &. (2011). Dasar Dasar Metodologi penelitian Klinis. Jakarta: PT.Sagung
seto.
Ilkafah. (2016). Perbedaan Penurunan Tekanan darah Lansia dengan Obat
antihipertensi dan terapi rendam air hangat di wilayah kerja Puskesmas Antara
Tamalanrea Makassar. Jurnal Keperawatan Universitas Hasanudin. diakses
pada tanggal 3 Oktober 2016
Jain, R. (2011). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:
Gramedia.
Kaplan, Norman M. (2002). Kaplan's Clinical Hypertension.8th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Kenia, Ni Made dan Dian Taviyanda. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi
Mawar) terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi. Kediri:
STIKES RS Baptis Kediri
Koensoemardiyah. (2009). A-Z aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan. Yogyakarta: Andi.
Kowalski. (2010). Terapi Hipertensi: program 8 minggu menurunkan tekanan darah
tinggi dan mengurangi resiko serangan Jantung dan stroke. Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Kozier, B. & G. erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinik. Jakarta: EGC.
Kozier, B., Erb, G. Blais. (2011). Professional Nursing Practice: Concept and
Perspective. California. Addison Wesley Longman, Inc
Kurniadi, S. (2015). Efektifitas Kombinasi Terapi Musik Dan Slow Deep Breathing
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. tesis Universitas
Muhamadiyah Jogjakarta
Kusmana, D. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung
Trias Sok & senam 10 Menit Edisi 2. Jakarta: FKUI
Lany, G. (2010). Hipertensi, Penyakit Tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
LeMone, P., Burke, K,. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in Client
Care, 4th Ed.New Jersey: Persone Pretice Hall
Lucky, A. (2007). Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.
Mary, B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Kardiovaskuler.
Jakarta: EGC.
Marybetts, Sinclair. (2009) Modern hydrotherapy for Massage Therapyst. Baltmore
& Philadelphia: Lippincont & Williams Wilkin
Mc Chan, Judith A. Scaling et.al. Nursing procedures. Ambler-US: Lippincot's
William & Wilkin
Miltenberger. (2004). Behavior modification, priciples and procedure. Belmon CA:
Wadswrth/Thomson Learning.
Muhlisah, F. (2007). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Seri Agrisehat.
Muttaqin arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiolovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
National Institute for Health and Clinical Excellence. Hypertension, management of
Hypertension in adults in primary care. london: NICE; 2006
Novita, I. (2010).Dasar Dasar Fisioterapi pada cedera olahraga. Yogyakarta: UNY
Journal Studies.
Palupi, W. (2003). Managemen Stres National Safety Council. Jakarta: EGC.
Potter, P. (2012). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Price, S. (2007). Aromatherapy for Health Professional (edisi 3). Philadelphia:
Elsevier.
Prabowo. (2005). Hubungan Stres dan Kejadian hipertensi pada pasien rawat Inap Rs
Dr.oen Surakarta. http://www.fkm.Undip.ac.id dperoleh tanggal 6 Mei 2017
Renatta, R. (2013). Terapi, Perancangan Ulang Kemasan : Viko. Jakarta: Desain
Komunikasi Visual Bina Nusantara University.
Reikkonen, et al. (1999). Effect of Optimism, Pessimism and trait anxiety on
ambulatory blood pressure and mood during everyday life.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=38836792&sid=5&Fmt=27clientId=456
25&RQT=309&VName+PQD, diperoleh tanggal 10 mei 2017
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan Nasional Riskesdas 2013. http:// www.
Litbang depkes.co.id/bl-riskesdas 2013 diperoleh 25 September 2016
Sastroasmoro, Sudigdo. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinised.5.
Jakarta: Sagung Seto
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT penebitan
dan percetakan Unsoed.
Sepdianto, Tri Cahyo. (2008). Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing Terhadap
Tekanan darah dan Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi Primer di Kota
Blitar. Tesis Universitas Indonersia
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan. (2009). Prevalensi dan determinan hipertensi di pulau jawa tahun 2004,
http:www.fkm.ui.edu/index.php/option=com_content&task+view&id=56,dipero
leh tanggal 15 April 2017
Schanchter, Michael & Disclosures, Br J Cardiol. (2004). Diurnal Rhythms, the
Renin-Angiotensin System and Antihypertensive. http:
//www.Medscape.com/viewarticle/490535-2
Sherwood, lauralle. (2012). Fisiologi Manusia Dari sel ke sistem. jakarta: EGC.
Shingo, Uekia, Kazeteru Ninomia, Yuko Takashima, Ryoko kimura, kazuyo komaib
" complementary Therapies in medicine, Tokyo,
Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC.
Silagarki, H.J.O. (2006). Karakteristik Dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi
di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah.http://www.google.co.id/search/hl=id&client=firefox-
a7rls=org.mozilla;enUs;official&channel=s7q=penelitian+hubungan+umur+d
an+ hipetensi&start=10&sa=N, diperoleh tanggal 1 Mei 2017
Shofa, C., Sugihato,A.., Hadisaputro, S., & Adi., S .(2006). Faktor-faktor resiko
hipertensi grade II pada Masyarakat. 15 April 2017. http://digilib.Unnes.ac.id
Shi, G,. et al. (2009). Genetic Epidemiology Network Study Genetic Effect on Blood
Pressure Is Modulated by age: The Hypertension. http:
//hyper.ahajournals.org/cgi/reprint/53/1/35?maxtoshow+&hits=10&RESULTF
ORMAT=&fulltext=age+of+hypertension+&Searchid, diperoleh tanggal 7 Mei
2017
Smolensky MH, Haus E. (2001) Circadian rhythms and clinical medicine with
applications to hypertension. Am J Hypertens;14:280S-290S.
Subandiyo. (2014). Pengaruh Pijat Tengkuk dan Hipnosis Terhadap Penurunan
Tekanan darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman
Volume 9 No.3 Juli 2014.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (edisi 22).
Bandung: penerbit Alfabeta.
Sugiri. (2008). Pesan Penataan Gaya Hidup Dalam Pencegahan Serangan Jantung.
www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/rokok/mencegahjantung.pdf, diperoleh
tanggal 6 Mei 2017
Suselo. (2010). Efektivitas Terapi Musik terhadap penurunan Tanda-Tanda Vital
pada Pasien Hipertensi di RSUD Jayapura. Depok: Universitas Indonesia,
diakses 12 Oktober 2016 dari http://Journal.ui.ac.id/Indexphp/jkepi/
Suranta, A. (2011). Pijat anak. Jakarta: Penebar Plus.
Sustraini, L., Alam, S & Hadibroto, I. (2006). Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Steven D. Ehrlich, NMD,(2011).Solutions Acupuncture, a private practice
specializing in complementary and alternative medicine, Phoenix, AZ. Review
provided by VeriMed Healthcare Network.
Tedjakusuma, P. 2012. Tatalaksana Hipertensi, Cermin Dunia kedokteran, volume
39 no.4 tahun 2012
Tuminah & Rahajeng. (2009). Prevalensi Hipertensi dan determinanya di Indonesia.
http://Indonesia.digitaljournals.org
Tim Vita Health. (2006). Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Walls, D. (2009). Herbs and Natural Therapies for pregnancy, Birth and
Breastdfeeding. International Journal Of Childbirth Education.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk profesi perawat. Jakarta: EGC.
Wijayanto, Tri. (2013). Pengaruh Terapi Masase Menggunakan Minyak
Aromaterapi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer. Tesis
Universitas Indonesia.
WHO. 2013. A Global Brief On Hypertension Silent Killer, Global Public Health
Crisis.http://www.who.int/cardiovascular_diseases/publications/global_brief_hyperte
nsion/Diakses tanggal 29 September 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

INFORMED CONSENT DAN PENJELASAN PENELITIAN

Nama saya Miftahul Ulya, Saya mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.Saya dapat dihubungi di nomor HP 081575841664.Penelitian
ini merupakan persyaratan untuk program pendidikan Sarjana (S1) keperawatan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian.Tujuan penelitian ini adalah


untuk mengertahui pengaruh terapi merendam kaki dan aromaterapi terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo kabupaten Grobogan Jawa
Tengah.

Penelitian ini melibatkan 33 pasien hipertensi yang berobat di poliklinik kesehatan


desa Brabo dan memenuhi kriteria penelitian. Pada penelitian ini, anda akan
diberikan lembar pertanyaan (Kuesioner) tentang data demografi dan karakteristik
pasien, bila kesulitan mengisinya dapat dibantu oleh peneliti. Kemudian tekanan
darah anda akan diukur 10 menit sebelum dan sesudah intervensi merendam kaki
dengan air hangat 15 menit dalam satu kali intervensi. Serta inhalasi aromaterapi
selama 15 menit. Terapi ini akan dilakukan oleh peneliti kepada anda 2 kali per
minggu selama 2 minggu. Setiap responden akan mendapatkan kunjungan selama 4
kali (4 sesi)

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika ditengah tengah penelitian, anda tidak
bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk
berpartisipasi pada penelitian ini
Demikian penjelasan penelitian ini saya buat.Atas partisipasi dan kesediaan anda
untuk menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.

Brabo, Maret 2017


Peneliti

(Miftahul Ulya)
LEMBAR PERNYATAAN
BERSEDIA BERPARTISIPASI MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Menyatakan setuju untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh


mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama
Miftahul Ulya dengan Judul “Pengaruh Merendam Kaki dengan Air hangat dan
Aromaterapi terhadap Tekanan darah Pasien Hipertensi di Desa Brabo Kabupaten
Grobogan Jawa tengah “.
Saya sudah mendapatkan penjelasan terkait tujuan dan proses dari penelitian ini.
Saya juga memahami bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang
merugikan bagi saya, kerahasiaan semua informasi yang saya berikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya juga memahami jika
ditengah-tengah penelitian, jika tidak berkenan diperbolehkan mengundurkan diri
untuk berpartisipasi pada penelitian ini.

Oleh karena itu, saya dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun
menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Brabo, Maret 2017


Responden,

( )
Lampiran 2

PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN


MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT

NO Tindakan

1. Persiapkan alat dan bahan


1. Thermometer air
2. Basin/baskom /ember
3. 2 buah handuk
4. Wadah air atau termos yang berisi air panas
2. Memberikan pasien posisi duduk
3. Mengisi ember dengan air dingin dan air panas sampai setengah penuh lalu
ukur suhu air (39˚C- 42˚C ) dengan thermometer
4. Jika kaki tampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu
5. Celupkan dan rendam kaki sampai betis lalu biarkan sampai 15 menit
6. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air
panas (kaki diangkat dari ember) kembali dan ukur kembali suhunya dengan
thermometer
7. Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
8. Setelah selesai ( 15 menit ), angkat kaki dan keringkan dengan handuk
9. Rapihkan alat
Lampiran 3

PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN


PEMAKAIAN AROMATERAPI

NO TINDAKAN
1. Persiapkan alat
1. Difusser aromaterapi
2. Minyak aromaterapi sesuai kesukaan responden (Mawar, lavender,
lemon)
2. Posisikan pasien duduk
3. Masukan minyak aromaterapi 3 tetes kedalam difusser dan campurkan dengan
40 ml air
4. Nyalakan diffuser aromaterapi selama 15 menit
5. Memerintahkan pasien untuk menghisap aromaterapinya Selama 15 menit
6. Setelah 15 menit matikan diffuser aromaterapi
7. Rapihkan alat
Lampiran 4

PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN


PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NO Tindakan
1 Persiapan pasien dan lingkungan
a. Mengatur posisi pasien pada posisi duduk
b. Ciptakan suasana ruangan tenang (tidak bising), dan nyaman
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada responden
d. Sebelum dilakukan pengukuran, responden diistirahatkan minimal ±10
menit setelah melakukan aktivitas fisik
2. Persiapan alat
a. Tensimeter digital
b. Manset dewasa
c. Pena
d. Lembar observasi tekanan darah responden
3. Beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
dan pasien tidak diperkenankan bicara saat pengukuran
4. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan
5. Posisi tidur terlentang atau duduk dengantangan menghadap keatas, posisi
lengan bawah sejajar dengan jantung
6. Gulung baju ke atas, lalu balutkan manset dan sensor denyut nadi di lengan
kurang lebih 2,5 cm diatas nadi brakhialis atau setinggi posisi jantung
7. Apabila posisi sudahsiap, lanjutkan untuk menekan tombol “ start” pada
tensimeter digital. Alat ini akan memompa manset secara otomatis hingga
manset mengembang penuh dan mencengkram lengan serta mengempis secara
perlahan-lahan
8. Lihat nilai pengukuran tekanan darah di lembar observasi pengukuran tekanan
9. Bantu responden untuk kembali ke posisi yang nyaman dan rapihkan kembali
lengan atas
10. Beritahu hasil pemeriksaan kepada responden
11. Pemeriksa mencuci tangan

Sumber : potter & perry.2005


Lampiran 5

KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN

Petunjuk pengisian :

A. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan ini

B. Nomor Kode responden ( diisi oleh peneliti )

C. Berikan tanda ceklist ( pada pilihan yang di anggap benar pertanyaan

dibawah ini

1. Berapa umur bapak/ibu saat ini : ……………. Tahun, tanggal lahir :


…../…../…….
2. Jenis kelamin
( ) Laki-laki ( )Perempuan
3. Apakah Kakek, nenek atau orang tua Bapak/Ibu yang menderita tekanan
darah tinggi (hipertensi)
( ) Ya ( )Tidak
4. Apa pendidikan terakhir bapak/ibu ?
( ) Pendidikan dasar ( ) Pendidikan menengah
( ) Pendidikan tinggi
5. Apakah bapak/ ibu mempunyai kebiasaan merokok sebelum mengalami
tekanan darah tinggi dan sampai sekarang
( ) Ya merokok, setiap hari berapa kali …… dan berapa
batang/bungkus……….(sebutkan)
( ) Riwayat merokok ( ) Tidak merokok
6. Apakah bapak/ ibu membatasi konsumsi garam dengan jumlah maksimal 2,4
gr atau 2400 mg
( 1-1¼ sendok teh ) perhari.
( ) Ya ( ) Tidak
7. Apakah bapak/ ibu melakukan aktivitas fisik selama 30 menit (4-7 Kali per
minggu) seperti olahraga (jalan sehat, jogging, senam, berenang, bermain
tenis, bersepeda, sepak bola dan sebagainya) atau aktivitas fisik laiinya
(berkebun, bercocok tanam, menyetrika, membersihkan rumah, mencuci
baju/mobil/motor dsb).
( ) Ya ( ) Tidak
8. Apakah Bapak atau ibu mengkonsumsi obat darah tinggi (hipertensi)
( ) Ya ( ) Tidak
9. Apakah bapak /ibu patuh meminum obat darah tinggi (hipertensi) sesuai
intruksi dari dokter atau petugas kesehatan
( ) patuh ( ) kadang-kadang ( ) Tidak
Lampiran 6

Kuesioner Keadaan Kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS))

Petunjuk pengisian

Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 14 Pertanyaan. Berilah tanda ceklist ( pada
kotak disebelah kiri pertanyaan yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu Rasakan
sekarang .

NO Pernyataan Skor diisi oleh peneliti

1. Perasaan cemas yang anda alami:


Perasaan Khawatir
Membayangkan kondisi yang lebih buruk
Takut akan pikirannya sendiri
Mudah tersinggung
tidak ada gejala sama sekali
2. Ketegangan yang anda alami berupa:
Rasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
v
Tidak ada gejala sama sekali
v
3. Ketakutan yang anda alami :
vTakut gelap
vvTakut terhadap orang asing
v
v Takut seorang diri
Takut binatang
vv
Takut terhadap Keramaian lalu lintas
vvv
Takut terhadap orang banyak
vv
Tidak ada gejala sama sekali
vvv
vv
4. Gangguan vv tidur yang anda alami:
Sukar memulai tidur
v
vv Terbangun di malam hari

v
Tidur tidak nyenyak
v Mimpi buruk
v Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
5. Gangguan vv Kecerdasan anda :
v Daya konsentrasi buruk
v Sulit berkonsentrasi
v
v Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
6. Bila vvvanda merasa tertekan, maka anda akan:
Kehilangan v minat atau kemauan
v
v v Sedih
v vBangun dini hari
Berkurangnya kesukaan padav hobi
vv vPerasaan berubah-ubah sepanjang hari
vv
v v
vvv Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
7. Gangguan
vv somatik atau gangguan otot yang anda
alamivv :
vv v Nyeri otot
Kaku v
v v Kedutan otot
v vv Gigi gemertak
v vv Suara tidak stabil
vv
vv Tidak ada gejala sama sekali
v
v
8. Gangguan vv sensorik atau gangguan dari
penerimaan v
v rangsang yang anda rasakan:
v Tangan berdenyut
v
v Penglihatan kabur
v Muka merah dan pucat
vv
Merasa lemah
vv Perasaan seperti ditusuk tusuk
vv
v Tidak ada gejala sama sekali
vvv
vv
9. Gangguan vvv kardiovaskular atau gangguan
peredaran v darah yang anda rasakan:
v Denyut nadi cepat
v
v Dada berdebar-debar
v Nyeri dada
vv
vv Denyut nadi mengeras
vv Rasa lemah seperti mau pingsan
v
vv
vv
v
v
v
v
v
v
v
Tidak ada gejala sama sekali
v
10. Gangguan
v pernapasan yang anda rasakan:
Rasa tertekan di dada
v Perasaan seperti tercekik
v
v Merasa panas pendek atau sesak
vv
vv Sering menarik napas panjang
vv Tidak ada gejala sama sekali
v
vv
11. Gangguanvv gastrointestinal atau gangguan saluran
pencernaan
v yang anda alami:
v Sulit menelan
v
v Mual
v Berat badan menurun
vv
Konstipasi atau sulit BAB
vv Perut melilit
vv
v Nyeri lambung sebelum dan sesudah
vv
makan v
vv
vv Rasa panas diperut
v Perut terasa penuh atau kembung
v
v Tidak ada gejala sama sekali
vvv
vv
12 Gangguan vv Urogenitalia atau gangguan saluran
kencing v
v dan kelamin yang anda rasakan:
v Sering kencing
v
v Tidak dapat menahan kencing
v Menstruasi yang tidak teratur
vv
Nafsu seksual menurun
vv Ejakulasi dini
vv
v Impoten
vv
v Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
vvv
13 Gangguan vv vegetatif otonomi atau ganggan
ketidakseimbangan v tubuh yang anda alami:
v
v Mulut kering
v
v Muka pucat
v Mata merah
vv
vv Mudah berkeringat
vv Pusing atau sakit kepala
v Bulu roma bendiri
vv
v Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
vv
v
vv
v
v
v
v
v
v
v
v
14 Tingkah laku yang anda rasakan:
Gelisah
v Tidak tenang
v Jari gemetar
vv
vv Mengerutkan dahi
vv Muka tegang
v Napas pendek dan cepat
vv
v Muka merah
vvv
vv Sering menelan ludah
v Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
vv
v
vv
v
v
v
v
v
v
Penilaian: v Skor tingkat Kecemasan:
v
0: Tidak ada ( tidak ada gejala sama sekali) ≤ 17 : Cemas ringan
1: Ringan ( Satu dari gejala yang ada) 18-24 : Cemas sedang
2: sedang ( Separuh dari gejala yang ada) 25-30 : Cemas berat
3: Berat (lebih dari separuh gejala)
4: Sangat berat (semua gejala ada)
Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH

PADA KELOMPOK INTERVENSI KOMBINASI MERENDAM KAKI


DENGAN AIR HANGAT DAN AROMATERAPI

a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)

b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi

Minggu Jam, Sesi Tekanan darah Tekanan darah Tanda tangan


Hari/Tanggal sebelum terapi sebelum terapi peneliti
kombinasi merendam kombinasi
kaki dan aromaterapi merendam kaki
dan aromaterapi
1 1

2 3

4
LEMBAR OBSERVASI

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PADA KELOMPOK MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT

a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)

b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi

Minggu Jam, Sesi Tekanan darah Tekanan darah Tanda tangan


Hari/Tanggal sebelum terapi sebelum terapi peneliti
merendam kaki merendam kaki
1 1

2 3

4
LEMBAR OBSERVASI

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PADA KELOMPOK INHALASI AROMATERAPI

a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)

b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi

Minggu Jam, Sesi Tekanan darah Tekanan darah Tanda tangan


Hari/Tanggal sebelum terapi inhalasi sebelum terapi peneliti
aromaterapi inhalasi
aromaterapi
1 1

2 3

4
LEMBAR OBSERVASIHASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

NO Kode TDS TDS TDD HASIL


TDD PENGUKURAN
TDS TDS TDDTEKANAN
TDD TDS
DARAHTDS TDD TDD TDS TDS TDD TDD
Res Pre1 post1 pre 1 post1 Pre2 Post2 Pre2 Post2 Pre3 Post3 Pre3 Post3 Pre4 Post4 Pre4 Post4
tanggal Maret 2017 Maret 2017 Maret 2017 Maret 2017
Kelompok Inhalasi aromaterapi
1 A1 157 129 99 90 147 133 91 85 145 119 84 76 142 121 87 77
2 A2 172 165 98 90 177 162 91 85 146 135 85 77 145 128 78 81
3 A3 167 151 77 70 177 156 93 83 167 146 98 89 162 148 91 81
4 A4 168 144 91 84 165 153 92 85 165 153 89 83 175 163 99 87
5 A5 148 164 99 89 166 149 89 80 146 139 92 86 168 160 92 83
6 A6 144 145 91 84 147 117 90 76 140 130 90 81 141 128 90 82
7 A7 142 145 82 79 153 140 95 85 153 140 96 86 182 157 81 75
8 A8 173 156 92 83 170 162 90 83 176 168 99 90 165 137 96 90
9 A9 166 142 90 85 176 161 97 90 167 158 92 81 167 157 92 82
10 A10 169 153 81 77 177 170 93 81 160 152 92 84 161 151 98 89
11 A11 168 157 85 77 160 149 90 81 161 145 89 80 158 149 89 81
Kelompok Merendam kaki dengan air hangat
12 M1 149 138 86 79 148 133 89 91 140 132 90 82 147 125 91 84
13 M2 174 146 96 85 173 163 97 90 168 160 89 80 177 168 100 92
14 M3 157 157 86 70 151 144 81 87 157 146 90 85 160 150 92 83
15 M4 152 138 98 86 142 117 87 72 140 135 90 81 139 119 87 70
16 M5 169 158 99 85 145 139 94 85 154 140 98 93 162 152 93 81
17 M6 150 155 96 76 157 146 92 87 172 159 87 80 157 150 83 75
18 M7 152 153 100 89 146 122 87 80 148 116 87 73 149 130 87 78
19 M8 166 136 85 70 161 152 96 86 171 159 99 80 168 152 98 90
20 M9 156 138 90 74 156 147 95 90 162 141 89 82 157 140 87 80
21 M10 159 151 98 86 146 137 86 76 148 137 77 70 145 140 87 77
22 M11 160 143 85 70 157 150 86 80 160 152 90 80 163 157 84 75
Kelompok Kombinasi
23 K1 154 129 99 90 166 151 95 79 145 123 90 74 151 131 89 72
24 K2 165 165 98 90 149 129 96 86 169 153 94 80 175 159 96 86
25 K3 169 151 77 70 158 137 95 80 165 135 98 82 165 152 90 81
26 K4 158 144 91 84 144 128 86 79 149 130 92 75 147 123 92 71
27 K5 175 164 99 89 175 166 97 85 153 131 97 79 159 149 99 88
28 K6 171 145 91 84 162 141 93 81 171 151 98 88 175 162 92 79
29 K7 173 145 82 79 170 163 90 80 170 160 99 90 174 160 98 79
30 K8 156 156 92 83 143 130 87 70 144 136 90 75 145 131 89 73
31 K9 156 142 90 85 158 136 93 85 159 148 79 82 152 133 93 78
32 K10 167 153 81 77 173 155 99 80 174 159 99 80 149 133 97 82
33 K11 157 157 85 77 157 142 85 73 162 142 84 72 160 140 89 73
ANALISIS BIVARIAT

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Spretest1 .153 33 .047 .947 33 .108


Dpretest1 .151 33 .056 .927 33 .129
Sposttest1 .121 33 .200* .965 33 .357
Dposttest1 .101 33 .200* .920 33 .218
Spretest2 .114 33 .200* .928 33 .330
Dpretest2 .103 33 .200* .970 33 .491
Sposttest2 .085 33 .200* .975 33 .622
Dposttest2 .153 33 .048 .954 33 .178
Spretest3 .119 33 .200* .940 33 .067
Dpretest3 .134 33 .142 .926 33 .327
Sposttest3 .088 33 .200* .975 33 .619
Dposttest3 .148 33 .066 .974 33 .588
Spretest4 .103 33 .200* .964 33 .336
Dpretest4 .103 33 .200* .963 33 .323
Sposttest4 .156 33 .041 .945 33 .093
Dposttest4 .091 33 .200* .974 33 .591

Untuk mengetahui Signifikan untuk pre dan post test intevensi dengan Paired sample T test
1. Kelompok Merendam Kaki dengan Air Hangat

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Spretest1 163.73 11 7.734 2.332

Sposttest1 146.64 11 8.465 2.552


Pair 2 Dpretest1 92.64 11 6.217 1.875
Dposttest1 79.09 11 7.395 2.230
Pair 3 Spretest2 159.55 11 11.021 3.323
Sposttest2 143.45 11 13.471 4.062
Pair 4 Dpretest2 92.36 11 4.717 1.422
Dposttest2 79.82 11 4.875 1.470
Pair 5 Spretest3 160.09 11 10.858 3.274
Sposttest3 142.55 11 12.485 3.764
Pair 6 Dpretest3 92.73 11 6.589 1.987
Dposttest3 79.73 11 5.676 1.711
Pair 7 Spretest4 159.27 11 11.516 3.472
Sposttest4 143.00 11 13.856 4.178
Pair 8 Dpretest4 93.09 11 3.807 1.148

Dposttest4 78.36 11 5.697 1.718

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Spretest1 & Sposttest1 11 .951 .000


Pair 2 Dpretest1 & Dposttest1 11 .886 .000
Pair 3 Spretest2 & Sposttest2 11 .937 .000
Pair 4 Dpretest2 & Dposttest2 11 .686 .020
Pair 5 Spretest3 & Sposttest3 11 .859 .001
Pair 6 Dpretest3 & Dposttest3 11 .500 .117
Pair 7 Spretest4 & Sposttest4 11 .965 .000
Pair 8 Dpretest4 & Dposttest4 11 .764 .006
Paired Differences

95% Confidence Interval of the

Std. Error Difference

Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Spretest1 - Sposttest1 17.091 2.625 .791 15.327 18.854 21.594 10 .000
Pair 2 Dpretest1 - Dposttest1 13.545 3.446 1.039 11.231 15.860 13.038 10 .000

Pair 3 Spretest2 - Sposttest2 16.091 4.969 1.498 12.753 19.429 10.740 10 .000
Pair 4 Dpretest2 - Dposttest2 12.545 3.804 1.147 9.990 15.101 10.937 10 .000
Pair 5 Spretest3 - Sposttest3 17.545 6.393 1.928 13.250 21.840 9.102 10 .000

Pair 6 Dpretest3 - Dposttest3 13.000 6.181 1.864 8.848 17.152 6.976 10 .000
Pair 7 Spretest4 - Sposttest4 16.273 4.077 1.229 13.534 19.011 13.239 10 .000
Pair 8 Dpretest4 - Dposttest4 14.727 3.717 1.121 12.230 17.225 13.140 10 .000

2. Terapi Inhalasi aromaterapi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Spretest1 158.55 11 8.153 2.458

Sposttest1 150.09 11 10.521 3.172


Pair 2 Dpretest1 89.55 11 7.541 2.274
Dposttest1 82.55 11 6.283 1.894
Pair 3 Spretest2 152.91 11 9.038 2.725
Sposttest2 140.91 11 13.330 4.019
Pair 4 Dpretest2 90.00 11 5.119 1.543
Dposttest2 84.00 11 6.197 1.868
Pair 5 Spretest3 156.36 11 11.491 3.465
Sposttest3 143.36 11 13.611 4.104
Pair 6 Dpretest3 89.64 11 5.767 1.739
Dposttest3 80.55 11 5.905 1.781
Pair 7 Spretest4 156.73 11 11.055 3.333
Sposttest4 143.91 11 14.693 4.430
Pair 8 Dpretest4 89.91 11 5.467 1.648

Dposttest4 80.45 11 6.563 1.979


Paired Differences

95% Confidence Interval

Std. Std. Error of the Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair Spretest1 -
8.455 4.845 1.461 5.200 11.709 5.788 10 .000
1 Sposttest1
Pair Dpretest1 -
7.000 2.191 .661 5.528 8.472 10.597 10 .000
2 Dposttest1
Pair Spretest2 -
12.000 6.633 2.000 7.544 16.456 6.000 10 .000
3 Sposttest2
Pair Dpretest2 -
6.000 5.779 1.743 2.117 9.883 3.443 10 .006
4 Dposttest2
Pair Spretest3 -
13.000 7.576 2.284 7.910 18.090 5.691 10 .000
5 Sposttest3
Pair Dpretest3 -
9.091 4.134 1.246 6.314 11.868 7.293 10 .000
6 Dposttest3
Pair Spretest4 -
12.818 6.113 1.843 8.712 16.925 6.955 10 .000
7 Sposttest4
Pair Dpretest4 -
9.455 2.876 .867 7.522 11.387 10.902 10 .000
8 Dposttest4

3. Kelompok Terapi Merendam kaki dengan air hangat


Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean

Pair 1 Spretest1 161.27 11 11.499 3.467


Sposttest1 149.91 11 14.446 4.356
Pair 2 Dpretest1 92.64 11 5.025 1.515
Dposttest1 83.00 11 5.675 1.711
Pair 3 Spretest2 165.00 11 11.815 3.562
Sposttest2 150.18 11 15.276 4.606
Pair 4 Dpretest2 91.91 11 2.427 .732
Dposttest2 83.09 11 3.618 1.091
Pair 5 Spretest3 156.91 11 11.580 3.491
Sposttest3 144.09 11 13.656 4.117
Pair 6 Dpretest3 91.45 11 4.824 1.455
Dposttest3 83.00 11 4.539 1.368
Pair 7 Spretest4 160.55 11 13.277 4.003
Sposttest4 145.36 11 14.541 4.384
Pair 8 Dpretest4 90.27 11 6.513 1.964

Dposttest4 82.55 11 4.612 1.391

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Spretest1 & Sposttest1 11 .955 .000


Pair 2 Dpretest1 & Dposttest1 11 .645 .032
Pair 3 Spretest2 & Sposttest2 11 .920 .000
Pair 4 Dpretest2 & Dposttest2 11 .707 .015
Pair 5 Spretest3 & Sposttest3 11 .901 .000
Pair 6 Dpretest3 & Dposttest3 11 .950 .000
Pair 7 Spretest4 & Sposttest4 11 .886 .000
Pair 8 Dpretest4 & Dposttest4 11 .797 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the

Std. Error Difference

Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Spretest1 - Sposttest1 11.364 4.864 1.466 8.096 14.631 7.749 10 .000
Pair 2 Dpretest1 - Dposttest1 9.636 4.545 1.370 6.583 12.690 7.032 10 .000
Pair 3 Spretest2 - Sposttest2 14.818 6.385 1.925 10.529 19.107 7.698 10 .000
Pair 4 Dpretest2 - Dposttest2 8.818 2.562 .772 7.097 10.539 11.416 10 .000
Pair 5 Spretest3 - Sposttest3 12.818 5.980 1.803 8.801 16.836 7.109 10 .000
Pair 6 Dpretest3 - Dposttest3 8.455 1.508 .455 7.442 9.467 18.600 10 .000
Pair 7 Spretest4 - Sposttest4 15.182 6.765 2.040 10.637 19.727 7.443 10 .000
Pair 8 Dpretest4 - Dposttest4 7.727 3.977 1.199 5.055 10.399 6.444 10 .000
ANALISIS UNIVARIAT

UJI HOMOGENITAS VARIBEL PERANCU

Merokok * kat_intervensi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 1.065a 2 .587


Likelihood Ratio 1.686 2 .430
Linear-by-Linear Association .774 1 .379
N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .67.

Crosstab
Count

kat_intervensi

Kombinasi aromaterapi rendam kaki Total

Merokok Ya Merokok
0 0 0 0
Riwayat
0 1 1 2
merokok

tidak
11 10 10 31
merokok
Total 11 11 11 33

Merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Riwayat Merokok 2 6.1 6.1 6.1

tidak merokok 31 93.9 93.9 100.0

Total 33 100.0 100.0


Diet Rendah Garam * kat_intervensi Crosstabulation
Count

kat_intervensi

Kombinasi aromaterapi rendam kaki Total

Diet Rendah Garam Ya 8 5 3 16

Tidak 3 6 8 17
Total 11 11 11 33

Diet Rendah Garam

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 16 48.5 48.5 48.5

tidak 17 51.5 51.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 4.610a 2 .100


Likelihood Ratio 4.777 2 .092
Linear-by-Linear Association 4.412 1 .036
N of Valid Cases 33

Aktivitas Fisik * kat_intervensi

Crosstab
Count

kat_intervensi

Kombinasi Aromaterapi rendam kaki Total

Aktivitas Fisik Ya 10 11 9 30

Tidak 1 0 2 3
Total 11 11 11 33

Aktivitas Fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 30 90.9 90.9 90.9

Tidak 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 2.200a 2 .333


Likelihood Ratio 2.973 2 .226
Linear-by-Linear Association .533 1 .465
N of Valid Cases 33

Konsumsi Obat Hipertensi * kat_intervensI


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 2.310a 2 .315


Likelihood Ratio 2.541 2 .281
Linear-by-Linear Association .960 1 .327
N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.67.

Konsumsi Obat Hipertensi * kat_intervensi


Crosstab
Count

kat_intervensi

kombinasi aromaterapi rendam kaki Total

Konsumsi Obat Hipertensi Ya 10 7 8 25

Tidak 1 4 3 8
Total 11 11 11 33

Konsumsi Obat Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 25 75.8 75.8 75.8

Tidak 8 24.2 24.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 2.310a 2 .315


Likelihood Ratio 2.541 2 .281
Linear-by-Linear Association .960 1 .327
N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.67.

Kepatuhan konsumsi obat antihipertensi * kat_intervensi


Crosstab
Count

kat_intervensi

kombinasi aromaterapi rendam kaki Total

Kepatuhan konsumsi obat Patuh 2 0 0 2


antihipertensi Kadang-Kadang 8 8 8 24

tidak patuh 1 3 3 7
Total 11 11 11 33

Kepatuhan konsumsi obat antihipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Patuh 2 6.1 6.1 6.1

Kadang-Kadang 24 72.7 72.7 78.8

tidak patuh 7 21.2 21.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 5.143a 4 .273


Likelihood Ratio 5.716 4 .221
Linear-by-Linear Association 2.824 1 .093
N of Valid Cases 33

a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .67.

Tingkat Kecemasan Responden * kat_intervensi


Crosstab
Count

kat_intervensi

kombinasi aromaterapi rendam kaki Total

Tingkat Kecemasan Responden Cemas ringan : <17 9 11 10 30

Cemas Sedang : 18-24 2 0 1 3


Total 11 11 11 33

Tingkat Kecemasan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cemas ringan : <17 30 90.9 90.9 90.9

Cemas Sedang : 18-24 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 2.200a 2 .333


Likelihood Ratio 2.973 2 .226
Linear-by-Linear Association .533 1 .465
N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.00.

Riwayat orang tua mengalami Hipertensi * kat_intervensi


Crosstab
Count

kat_intervensi

kombinasi aromaterapi rendam kaki Total


Riwayat orang tua mengalami ya 10 8 10 28
Hipertensi tidak 1 3 1 5
ANOVA

Total 11 11 11 33

Riwayat orang tua mengalami Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 28 84.8 84.8 84.8

tidak 5 15.2 15.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square 1.886a 2 .390


Likelihood Ratio 1.777 2 .411
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.67.

Umur Responden

Statistics
Umur Responden

N Valid 33

Missing 0
Mean 58.24
Std. Deviation 8.628
Minimum 37
Maximum 70

Test of Homogeneity of Variances


Umur Responden

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.854 2 30 .436
Umur Responden

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Post
Between Groups 377.152 2 188.576 2.822 .075
Hoc
Within Groups 2004.909 30 66.830
Tests
Total 2382.061 32

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Umur Responden
Bonferroni

Mean Difference 95% Confidence Interval

(I) kat_intervensi (J) kat_intervensi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kombinasi Aromaterapi 7.545 3.486 .116 -1.29 16.38

rendam kaki 6.727 3.486 .189 -2.11 15.57


Aromaterapi Kombinasi -7.545 3.486 .116 -16.38 1.29
rendam kaki -.818 3.486 1.000 -9.66 8.02
rendam kaki Kombinasi -6.727 3.486 .189 -15.57 2.11

Aromaterapi .818 3.486 1.000 -8.02 9.66

UJI HOMOGENITAS TEKANAN DARAH AWAL

a. Terapi merendam kaki dengan air hangat

Statistics

Spretest1 Spretest2 Spretest3 Spretest4

N Valid 11 11 11 11

Missing 0 0 0 0
Mean 161.27 165.00 156.91 160.55
Std. Deviation 11.499 11.815 11.580 13.277

b. Terapi Inhalasi dengan aromaterapi

Statistics
Dpretest1

N Valid 11

Missing 0
Mean 89.55
Std. Deviation 7.541
Statistics
Spretest1

N Valid 33

Missing 0
Mean 161.18

C. Kombinasi Merendam kaki Std. Deviation 9.241

Statistics Statistics
Dpretest1 Spretest1
N Valid 11 N Valid 11
Missing 0 Missing 0
Mean 92.64 Mean 163.73
Std. Deviation 6.217 Std. Deviation 7.734

Uji Homogenitas Tekanan Darah Awal

Test of Homogeneity of Variances


Spretest1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.070 2 30 .144

Test of Homogeneity of Variances


Dpretest1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.071 2 30 .355
Analisis Bivariat (2)

1. Selisih Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Setelah Intervensi pada


pre sesi 1 dan post sesi 4 kelompok kombinasi merendam kaki dengan air hangat
dan aromaterapi, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok merendam kaki.

Test of Homogeneity of Variances


selisih14S

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.195 2 30 .129

ANOVA
selisih14S

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 227.091 2 113.545 .632 .538


Within Groups 5387.636 30 179.588
Total 5614.727 32

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Dependent Variable: selisih14S
Bonferroni

Mean 95% Confidence Interval


Difference (I-
(I) grupinter (J) grupinter J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

merendam kaki Aromaterapi -1.27273 5.71422 1.000 -15.7625 13.2171

kombinasi antara
merendam kaki dan 4.81818 5.71422 1.000 -9.6716 19.3080
aromaterapi
aromaterapi merendam kaki 1.27273 5.71422 1.000 -13.2171 15.7625
kombinasi antara
merendam kaki dan 6.09091 5.71422 .885 -8.3989 20.5807
aromaterapi
kombinasi antara merendam kaki -4.81818 5.71422 1.000 -19.3080 9.6716
merendam kaki dan Aromaterapi
-6.09091 5.71422 .885 -20.5807 8.3989
aromaterapi

Test of Homogeneity of Variances


selisih14D

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.451 2 30 .250

ANOVA
selisih14D

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 166.242 2 83.121 2.031 .149


Within Groups 1228.000 30 40.933
Total 1394.242 32

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: selisih14D
Bonferroni

Mean 95% Confidence Interval

(I) grupinter (J) grupinter Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

merendam kaki Aromaterapi -1.00000 2.72808 1.000 -7.9177 5.9177

kombinasi antara
merendam kaki dan 4.18182 2.72808 .407 -2.7359 11.0995
aromaterapi
aromaterapi merendam kaki 1.00000 2.72808 1.000 -5.9177 7.9177
kombinasi antara
merendam kaki dan 5.18182 2.72808 .201 -1.7359 12.0995
aromaterapi
kombinasi antara merendam kaki -4.18182 2.72808 .407 -11.0995 2.7359
merendam kaki dan Aromaterapi
-5.18182 2.72808 .201 -12.0995 1.7359
aromaterapi

You might also like