You are on page 1of 6

Noflindawati (2014) J.

Floratek 9: 63 - 68

PENGARUH UMUR SIMPAN DAN SKARIFIKASI TERHADAP


VIABILITAS BENIH SIRSAK (Annona muricata L)

Effects of Storage Life and Scarification on Seed Viability of Soursop


(Annona muricata L)

Noflindawati

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika


Jalan Raya Solok-Aripan KM 8. email : noflindawatialfathani@yahoo.co.id

ABSTRACT

Seed viability is influenced by genetic factors, seed ages, and the physical
properties of the seed itself. This research was aimed at determining effects of seed
storage life and scarification on seed viability of soursop. The experiment was conducted
from March to May 2013 in Sumani Experimental Tropical Fruit Research Institute
Solok, West Sumatra. The experiment was arranged in a completely randomized design
(CRD) with four replications. The study consisted of two sets of treatments. The first was
seed storage, i.e., 6 months storage and without storage and the second one was seed
scarification, i.e. without scarification and scarified seeds. The results showed that the
soursop seeds that were stored for six months decreased germination rate (GR) from
82.5% to 65.0% and decreased maximum growth potential (MGP) from 86.0% to 70.5%
but did not decrease vigor index and seedling height. In addition, seed scarification
lowered vigor index and dry weight of normal seedling. Unscarified seeds did not lower
GR and this suggests that scarification by cutting the base of the seeds is not effective for
soursop seed.

Keywords: storage, scarification, soursop

PENDAHULUAN (Verheij dan Coronel 1997). Ditambahkan


Radi (1998), biji sirsak berwarna coklat
Sirsak (Annona muricata L.) agak kehitaman dan keras, berujung
berasal dari Amerika Utara dan menyebar tumpul, permukaan halus mengkilat
ke darah tropis serta berkembang di dengan ukuran panjang kira-kira 16,8 mm
Suriname Amerika dan Venezuela. Buah dan lebar 9,6 mm. jumlah biji dalam satu
sirsak dimakan segar apabila daging buah bervariasi, berkisar antara 20-70
(exocarpnya) sudah lunak, warnanya butir biji normal, sedangkan yang tidak
putih dan lembut serta memiliki banyak normal berwarna putih kecoklatan dan
biji yang berwarna hitam (Doijode 2001). tidak berisi..
Selain itu, sirsak dapat dijadikan bahan Sirsak merupakan buah yang
olahan untuk dodol, sirop dan produk prospektif dikembangkan karena
kecantikan. manfaatnya yang multiguna, selain
Masyarakat Indonesia telah menjadi olahan produk kecantikan juga
mengenal luas tanaman sirsak, tanaman bahan mentah farmakologi.
ini dapat tumbuh di perkarangan. Pada Pengembangan sirsak tidak terlepas dari
awalnya, sirsak merupakan tanaman liar ketersediaan benih dalam jumlah yang
dan setelah dikembangkan lebih banyak banyak dan waktu yang tepat. Tanaman
sebagai tanaman pekarangan. Buah sirsak Sirsak diperbanyak melalui biji dan dapat
terdiri atas 67% daging buah yang bisa tumbuh baik pada tanah liat berpasir.
dimakan, 20% kulit, 8,5% biji, dan Benih sirsak akan kehilangan
selebihnya berupa bagian tengah buah viabilitasnya setelah 210 hari simpan pada

63
Noflindawati (2014) J. Floratek 9: 63 - 68

suhu kamar atau 300 C (Doijode, 2001). METODOLOGI


Benih sirsak memiliki kulit yang tebal dan
keras sehingga bersifat impermiabel Percobaan dilakukan di Kebun
terhadap air dan gas sehingga Percobaan Sumani Balitbu Tropika bulan
menghambat perkecambahan. Viabilitas Maret sampai Mei 2013. Bahan yang
benih merupakan daya hidup benih yang digunakan benih sirsak lokal yang baru
dapat ditunjukkan dalam fenomena dipanen dan benih sirsak yang sudah
pertumbuhannya, gejala metabolisme, disimpan 6 bulan, media kecambah pasir,
kinerja kromosom atau garis viabilitas KNO3, aquades, bak perkecambahan,
sedangkan viabilitas potensial adalah gunting,oven, desikator dan timbangan.
parameter viabilitas dari suatu lot benih Benih baru dipanen dibersihkan dari
yang menunjukkan kemampuan benih exocarp atau daging buah. Kemudian
menumbuhkan tanaman normal yang ujung benih bagian pakal digunting
berproduksi normal pada kondisi lapang dengan gunting kuku. Setelah itu benih
yang optimum. Kemunduran benih adalah direndam dalam larutan KNO3 1 %
mundurnya mutu fisiologis benih yang selama 2 jam. Benih dikecambahkan pada
dapat menimbulkan perubahan media pasir kemudian disungkup dengan
menyeluruh di dalam benih, baik fisik, plastik transparan.
fisiologi maupun kimiawi yang Penelitian ini menggunakan
mengakibatkan menurunnya viabilitas rancangan acak lengkap (RAL), terdiri
benih (Sadjad et al., 1993). dari 2 set percobaan. Penelitian pertama
Selama periode waktu tertentu adalah umur simpan benih yang terdiri
sesudah panen, pada umumnya biji dari dari dua taraf, yaitu benih tanpa disimpan
kebanyakan tanaman menghendaki dan benih disimpan selama 6 bulan.
beberapa syarat khusus untuk dapat Penelitian kedua adalah skarifikasi, yang
memulai perkecambahan. Biji-biji ini terdiri dari benih yang diskarifikasi dan
pada umumnya akan berkecambah segera yang tidak diskarifikasi. Percobaan
pada keadaan lingkungan yang hampir masing-masing diulang empat kali dan
bersamaan, akan tetapi biji dari tanaman setiap ulangan menggunakan 25 butir
tertentu terutama biji rumputan benih. Sebelum benih disemai benih
menghendaki keadaan lingkungan khusus diskarifikasi dengan memotong bagian
untuk dapat berkecambah. ujung benih dengan gunting kuku. Benih
Menurut Ilyas (2012) dormansi sebelum disemai direndam dalam larutan
didefinisikan sebagai status dimana benih KNO3 selama 3 jam, kemudian ditiriskan
tidak berkecambah walaupun pada kondisi selanjutnya disemai.
lingkungan yang ideal untuk Pengamatan terdiri dari kadar air
perkecambahan. Beberapa mekanisme awal (%), daya berkecambah (DB), indeks
dormansi terjadi pada benih baik fisik vigor (IV), berat kering kecambah
maupun fisiologi, termasuk dormansi normal (BKKN ), laju pertumbuhan
primer dan sekunder. Tipe dormansi ini kecambah (LPK) dan tinggi semaian (TS).
biasanya berkaitan dengan sifat fisik kulit Data dianalisis dengan anova dan uji
benih (seed coat). Tetapi kondisi cahaya lanjut dengan BNT taraf nyata 5%.
ideal dan stimulus lingkungan lainnya
untuk perkecambahan mungkin tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
tersedia.
Selanjutnya Ilyas (2012) 1. Pengaruh umur simpan terhadap
menjelaskan benih yang impermeabel viabilitas benih
terhadap air dikenal sebagai benih keras Hasil penelitian pada Tabel 1
(hard seed). Metode pematahan dormansi menunjukkan bahwa daya berkecambah
eksogen adalah skarifikasi mekanis untuk benih sirsak turun nyata setelah disimpan
menipiskan testa, pemanasan,
selama 6 bulan pada suhu ruang (27-300C
pendinginan (chilling), perendaman dalam
air mendidih, dan pergantian suhu drastis. dengan kadar air 11,09%), yaitu 65,0 %
sedangkan benih yang baru dipanen
memiliki daya berkecambah 82,5%. Hal

64
Noflindawati (2014) J. Floratek 9: 63 - 68

ini membuktikan benih sirsak tidak tahan serta tidak dapat kembali pada kondisi
simpan lama karena akan menyebabkan awal (irreversible) akibat perubahan
kehilangan daya berkecambahnya. fisiologis dari dalam benih. Proses
Penurunan daya berkecambah benih kemunduran kondisi benih pasca masak
disebabkan terjadinya kemunduran benih fisiologis itulah juga biasa disebut
selama penyimpanan. Menurut Copeland deteriorasi. Selanjutnya menurut Tatipati
dan Donald (2001) kemunduran benih et al (2004) indikasi fisiologi kemunduran
merupakan proses penurunan mutu benih benih antara lain penurunan daya
secara berangsur-angsur dan kumulatif berkecambah dan vigor.

Tabel 1. Pengaruh umur simpan benih terhadap daya berkecambah (DB), indeks vigor
(IV), potensi tumbuh maksimum (PTM) benih sirsak
Perlakuan DB (%) IV (%) PTM (%)

Benih tanpa simpan 82,5a 24,0 a 86,0a

Benih simpan (6 bulan) 65,0b 18,5 a 70,5b


Keterangan : angka diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT taraf 5
%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai lama sejalan dengan penurunan viabilitas


indeks vigor benih (IV) tanpa disimpan benih. Vigor benih merupakan
(24,%) tidak berbeda nyata dengan benih kemampuan benih tumbuh menjadi
sudah disimpan selama 6 bulan (18,5%). kecambah normal pada lingkungan yang
Penurunan nilai indeks vigor benih yang sub optimum.

Tabel 2. Pengaruh umur simpan benih terhadap berat kering kecambah normal (BKKN),
laju pertumbuhan kecambah (LKP) dan tinggi semaian (TS) benih sirsak
Perlakuan BKKN (g) LPK TS (cm)

Benih tanpa simpan 2,031a 0,098a 11,013a


Benih simpan (6
1,819a 0,113a 11,275a
bulan)
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT
taraf 5 %.

Nilai indeks vigor benih yang benih sirsak diduga disebabkan benih
disimpan dan tanpa disimpan tidak sirsak memiliki kulit benih (seed coat)
berbeda nyata. Tabel 1 menunjukkan yang tebal dan agak keras sehingga
benih sirsak yang telah mengalami proses perkecambahan membutuhkan
penyimpanan selama 6 bulan memiliki waktu yang lama calon akar menembus
nilai vigor 24 % sedangkan yang baru kulit benih. Menurut Copeland dan
dipanen berkisar 18,5 %. Hal ini Donald (2001) indeks vigor (IV)
menunjukkan bahwa benih yang sudah merupakan persentase kecambah normal
disimpan masih memiliki vigor yang sama yang muncul pada hitungan pertama pada
dengan benih yang baru. Rendahnya vigor pengujian daya berkecambah.

65
Noflindawati (2014) J. Floratek 9: 63 - 68

100

Rata-rata nilai DB, PTM dan


90
80
70
60 DB (%)

IV
50 PTM (%)
40 IV (%)
30
20
10
Benih Benih Baru
tanpa simpan Benih
Benih Simpan6 bulan
disimpan

Gambar 1. Rata-rata daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum dan indeks vigor
benih sirsak.

Gambar 1 memperlihatkan nilai skarifikasi mekanik dengan memotong


rata-rata DB dan PTM benih sirsak yang bagian cadangan makanan menurunkan
baru (tanpa penyimpanan) lebih tinggi persentase DB, PTM , BKKN dan LPK
dibandingkan benih yang mengalami
benih sirsak. Sementara Soleh (2004)
penyimpanan benih, sedangkan nilai IV
baik benih lama maupun yang baru melaporkan bahwa perlakuan skarifikasi
hampir sama. Hal ini menunjukkan benih pada benih aren dengan cara mengamplas
sirsak mengalami penurunan viabilitas mampu meningkatkan daya berkecambah
setelah penyimpanan , sedangkan vigor dan kecepatan berkecambah benih.
benih tidak mengalami penurunan yang Perlakuan skarifikasi mekanik
signifikan . terhadap benih sirsak tidak dapat
Tinggi semaian benih tanpa
meningkatkan daya berkecambah benih.
disimpan dan yang disimpan hampir
sama. Hal ini diduga karena pada umur Hal ini diduga akibat benih mengalami
semaian 40 hari setelah semai, kedua kerusakan sehingga tidak dapat
kecambah sudah tumbuh sempurna dan berkecambah normal. Menurut
akar sudah berkembang sehingga dapat Widyawati et al ( 2009) teknik yang
melakukan fotosintesis untuk umum dilakukan pada perlakuan
pertumbuhan selanjutnya. skarifikasi mekanik yaitu pengamplasan,
pengikiran, pemotongan, dan penusukan
2. Pengaruh skarifikasi terhadap
viabilitas benih jarum tepat pada bagian titik tumbuh
Hasil penelitian menunjukkan sampai terlihat bagian embrio. Skarifikasi
perlakuan skarifikasi berpengaruh nyata mekanik memungkinkan air masuk ke
terhadap DB, PTM, dan BKKN kecuali dalam benih untuk memulai
IV, LPK dan TS (Tabel.3). Perlakuan berlangsungnya perkecambahan.

Tabel 3. Pengaruh skarifikasi benih sirsak terhadap DB, IV, PTM, BKKN, LPK dan TS
PTM BKKN
Perlakuan DB (%) IV (%) LPK TS (cm)
(%) (g)
Tanpa
83,5a 19,5a 86,5a 2,411a 0,115a 11,10a
skarifikasi
Skarifikasi 64,0b 23,0a 78,0b 1,478b 0,096a 11,19a
Keterangan : angka diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT taraf 5
%.

66
Noflindawati (2014) J. Floratek 9: 63 - 68

Persentase daya berkecambah karena benih memiliki kekuatan untuk


benih dengan skarifikasi 64,0% tumbuh yang relatif sama. Ichsan (2006)
sedangkan nilai PTM 78,0 % artinya melaporkan bahwa tingkat vigor tinggi
benih memiliki potensi untuk tumbuh dapat dilihat dari penampilan kecambah
lebih dari nilai DB tetapi terdapatnya yang tahan terhadap berbagai faktor
benih abnormal 14% akibat perlakuan pembatas yang mempengaruhi
skarifikasi. Sejalan dengan nilai DB benih pertumbuhan dan perkembangannya.
yang diskarifikasi memiliki nilai BKKN Gambar 2 memperlihatkan grafik
yang rendah juga dibandingkan benih pengaruh skarifikasi terhadap nilai rata-
tanpa skarifikasi. Bobot kering kecambah rata DB, IV, PTM dan TS benih sirsak,
normal merupakan cerminan kemampuan dimana daya berkecambah benih dengan
benih melakukan metabolisme dengan perlakuan skarifikasi rata-rata 64 %
baik sehingga cadangan makanan yang sedangkan rata-rata DB benih tanpa
ada dalam benih digunakan untuk proses skarifikasi dapat mencapai 83,5%. Potensi
perkecambahan. tumbuh maksimum (PTM) benih yang
Indeks vigor, LPK dan TS benih diskarifikasi rata-rata 70 % sedangkan
sirsak tidak berbeda nyata antara benih tanpa skarifikasi nilai PTM benih 86,5 %
yang diskarifikasi dan tanpa skarifikasi. sedangkan tinggi semaian umur 40 hari
Menurut Sadjad (1993) indeks vigor rata-rata 11 cm baik benih yang
dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh diskarifikasi atau tidak. Hal ini
merupakan nilai fisiologis benih untuk menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi
dapat tumbuh normal pada lingkungan dengan cara memotong bagian cadangan
sub optimum. Hasil penelitian makan benih tidak mampu mempercepat
memperlihatkan nilai IV benih tidak daya berkecambah benih sirsak dan
berbeda nyata antara benih yang bahkan dapat menurunkan daya
diskarifikasi dan yang tidak diskarifikasi berkecambah benih.

100
Rata-rata nilai DB, IV, PTM dan

90
80
70
60
Skarifikasi
TS

50
40 Tanpa Skarifikasi
30
20
10
0
DB (%) IV (%) PTM (%) TS (cm)

Gambar 2. Rata-rata Nilai DB, IV, PTM dan TS benih sirsak yang
diskarifikasi dan tanpa skarifikasi

Keterangan
DB : Daya berkecambah
IV : Indeks vigor
PTM : Potensi tumbuh maksimum
TS : Tinggi semaian

67
Noflindawati (2014) J. Floratek 9: 63 - 68

SIMPULAN Ichsan, C.N. 2006.Uji viabilitas dan vigor


benih beberapa varietas padi (oryza
1. Benih sirsak yang sudah simpan sativa L.) yang diproduksi pada
selama enam bulan mengalami temperatur yang berbeda selama
penurunan daya berkecambah(DB) kemasakan. J. Floratek: 37 42 .
20 % dan potensi tumbuh Ilyas S. 2012. Ilmu dan Teknologi Benih ,
maksimum (PTM) sebesar 15 %. Teori dan Hasil-hasil Penelitian.
Hal ini menunjukkan benih sirsak Institut Pertanian Bogor. Bogor. IPB
termasuk benih rekalsitran . Daya Press. 95 hlm.
berkecambah benih yang baru Radi, J. 1998. Sirsak, Budidaya dan
dipanen yaitu 82,5 % Pemanfaatannya . Kanisius. Jakarta.
2. Perlakuan skarifikasi dengan cara 40 hlm
memotong bagian cadangan Sadjad S. 1993. Kuantifikasi Metabolisme
makanan tidak dapat Benih. Jakarta : Grasindo.
meningkatkan daya berkecambah Sadjad S, Murniati E, Ilyas S. 1999.
(DB) benih sirsak. Perlakuan
Parameter pengujian vigor benih
skarifikasi dengan cara
pemotongan dapat menurunkan dari komparatif ke simulative.
DB benih dibandingkan tanpa Jakarta Grasindo.
perlakuan skarifikasi. Tatipata, A., P.Yudono, A. Purwantoro,
W. Mangoendidjojo. 2004. Kajian
aspek fisiologi dan biokimia
DAFTAR PUSTAKA deteriorasi benih kedelai dalam
penyimpanan. Ilmu Pertanian vol
Adimargono, S.1997. Recalcitrant Seed, 11(2):76-87.
Identification and Storage. Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel. 1997.
Larenstein International Agricultural Sumber daya nabati Asia Tenggara.
College. Deventer. 66 p. PROSEA. PT Gramedia. Jakarta. hal.
Copeland, L.O. dan McDonald M.B. 125 132
2001. Principles of Seed Science and Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan I.
Technology (Fourth Edition). New Soemardi. 2009. Permeabilitas dan
York. Chapmand and Hall. 409p. perkecambahan benih aren (Arenga
Doijode, S.D. 2001. Seed Storage of pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal
Horticultura Crops. Food Product Agronomi Indonesia 37 (2) : 152
Press. New York. 339 p. 158.

68

You might also like