Professional Documents
Culture Documents
2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821
ABSTRACT
Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) is one kind of medicinal plant. To obtain an active
substances with good physical and chemical properties, it is needs to do optimization of making extracts, one
with solvent optimization. Type of solvent will determine the types of extracted substances in accordance
with the polarity. On this research, extraction of bawang tiwai bulbs simplicia by maceration method using
ethanol and water as solvent. This research is an experimental research with varying ethanol and water in a
three comparison solvent that is water, ethanol, and mixture of water-etanol, then the yields is calculated.
Furthermore, the data were analyzed statistically using ANOVA program to determine significant differences
in the three yields. In each extract was conducted phytochemical screening to determine the content of
secondary metabolites. The results showed significant differences in the yield of bawang tiwai extract with
three treatments and two repetitions. The results of average yields using water as solvent is 8.75%, ethanol
5.3%; and water-etanol 8.31%.
dan kandungan kimianya. Untuk mendapatkan corong dan kertas saring untuk memisahkan dari
kandungan zat aktif yang tinggi, maka perlu ampasnya. Cairan filtrat dimasukkan kedalam labu
dilakukan optimasi pembuatan ekstrak, salah alas bulat yang tersambung dengan alat rotary
satunya optimasi jenis pelarut. Jenis pelarut akan vacum evaporator hingga terbentuk ekstrak kental
menentukan jenis zat yang tersari sesuai dengan dengan menggunakan suhu 40 0C. Rendemen
polaritasnya. dihitung dari ekstrak kental yang dihasilkan
Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi umbi dengan perhitungan sebagai berikut:
bawang tiwai dengan metode maserasi
menggunakan pelarut air dan etanol. Etanol
dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena
lebih efektif, kapang dan kuman sulit tumbuh Tabel 1. Komposisi pelarut untuk masing-masing
dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, ekstraksi
absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan
air pada segala perbandingan, panas yang Pelarut Air Etanol
diperlakukan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol P1 1 -
dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, P2 - 1
glikosida, kurkumin, kumarin, anrakinon, P3 0,5 0,5
flavanoid, steroid, dammar dan klorofil. Lemak,
malam tanin dan saponin hanya sedikit larut. Skrining Fitokimia
Dengan demikian zat pengganggu yang larut hanya Identifikasi senyawa kimia dilakukan terhadapa
terbatas. Sedangkan kerugiannya adalah etanol ekstrak kental yang meliputi:
mahal harganya(3). Sedangkan air dipertimbangkan Pemeriksaan alkaloid(4)
sebagai cairan penyari karena murah, mudah Identifikasi dilakukan dengan menggunakan
diperoleh, stabil, tidak beracun, tidak mudah larutan Dragendorff. Ekstrak ditambahkan 2 ml
menguap, dan mudah terbakar. Sedangkan HCl, kemudian dimasukkan 1 mL larutan
kerugiannya adalah sari dapat ditumbuhi kapang. Dragendorff. Perubahan warna larutan menjadi
jingga atau merah mengindikasikan bahwa ekstrak
METODE PENELITIAN mengandung alkaloid.
Pembuatan Simplisia Pemeriksaan Flavonoid(4)
Umbi bawang tiwai yang telah dikumpulkan Ekstrak ditambah natrium hidroksida encer
dicuci di bawah air mengalir, ditiriskan lalu (NaOH 1%). Munculnya warna kuning yang jelas
dirajang dan disebarkan di atas kertas hingga air pada larutan ekstrak dan menjadi tidak berwarna
terserap. Sampel dikeringkan dengan cara diangin- setelah penambahan asam encer (HCl 1%)
anginkan di udara terbuka yang terlindung dari mengindikasikan adanya flavonoid.
sinar matahari langsung selama 2 minggu. Pemeriksaan Tanin(4)
Kemudian dibuat serbuk menggunakan blender Ekstrak ditambahkan larutan timbal asetat
lalu di ayak dengan mesh 60 setelah itu disimpan (CH3COO)2Pb 1%. Tanin dinyatakan positif
dalam toples kaca. apabila pada reaksi terbentuk endapan kuning.
Pemeriksaan Saponin(5)
Pembuatan ekstrak dan perhitungan rendemen Ekstrak ditambah 10 ml air panas dalam
dengan pelarut air dan etanol pada metode tabung reaksi. Selanjutnya larutan didinginkan dan
maserasi dikocok selama 10 detik. Terbentuknya buih
Lima puluh gram sampel imasukkan ke mantap selama kurang lebih 10 menit dengan
dalam beaker glass ditambah pelarut pelarut ketinggian 1-10 cm dan tidak hilang bila
masing- masing sebanyak 500 ml dengan variasi ditambahkan 1 tetes HCl 2 N menandakan bahwa
pelarut seperti yang tertera pada tabel 1. Sampel ekstrak diuji mengandung saponin.
dihomogenkan hingga pelarut dan sampel
tercampur secara merata dengan menggunakan Pemeriksaan Steroida dan Triterpenoida(5)
shaker selama 24 jam.Ekstrak cair selanjutnya Identifikasi dilakukan dengan pereaksi
disaring dengan menggunakan erlenmeyer serta Liebermann-Burchard. Pada pengujian ini 10 tetes
asam asetat anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat memperbesar kontak antara serbuk dan pelarut
ditambahkan secara berurutan kedalam 1 ml semakin besar. Setelah selesai disortasi kering
sampel uji yang telah dilarutkan dalam etanol. maka dilakukan pengepakan dan penyimpanan.
Selanjutnya sampel uji dikocok dan dibiarkan Dengan proses pengepakan dan penyimpanan yang
beberapa menit. Reaksi yang terjadi diikuti dengan tepat serta memperhatikan hal-hal penting dalam
perubahan warna apabila terlihat warna merah dan penyimpanan maka dapat mencegah kerusakan dan
ungu maka uji dinyatakan positif untuk triterpenoid penurunan mutu simplisia.
dan apabila terlihat warna hijau dan biru maka uji Pembuatan ekstrak umbi bawang tiwai
dinyatakan positif adanya steroid. dilakukan dengan menyari simplisia umbi bawang
Pemeriksaan Karbohidrat(5) tiwai dengan variasi pelarut etanol, air dan
Satu tetes pereaksi Molisch ditambahkan campuran etanol-air. Proses penyarian
kedalam 1 ml sampel uji yang telah dilarutkan menggunakan metode maserasi karena metode ini
dalam etanol, kemudian dikocok. Selanjutnya tergolong sederhana dan cepat tetapi sudah dapat
melalui dinding tabung ditambahkan 1 ml asam menyari zat aktif simplisia dengan maksimal.
sulfat pekat. Apabila terbentuk cincin ungu Keuntungan utama dari metode ini ialah tidak
diantara 2 lapisan, maka uji dinyatakan positif dilakukan dengan pemanasan sehingga dapat
mengandung karbohidrat. mencegah rusak atau hilangnya zat aktif yang ingin
disari. Proses penyarian diawali dengan proses
HASIL DAN PEMBAHASAN pembasahan. Proses pembasahan menggunakan
Tahap penelitian diawali dengan pembuatan pelarut ini dimaksudkan untuk memberikan
simplisia umbi bawang tiwai. Sortasi basah kesempatan yang sebesar-besarnya kepada cairan
dilakukan terhadap sampel yang berfungsi untuk penyari untuk masuk ke pori-pori simplisia
memisahkan bahan simplisia dari kotoran yang sehingga mempermudah proses penyarian
terdapat dalam umbi bawang tiwai dapat selanjutnya. Pada tahap ini digunakan 50 g serbuk
dibersihkan dari tanah daun, akar yang tersisa dan simplisia yang disari menggunakan pelarut etanol,
kulit yang sudah rusak. Kemudian mencuci dengan air dan campuran etanol-air dengan masing-masing
menggunakan air bersih untuk menghilangkan pengulangan 2 kali.
kotoran yang menempel atau tersisa pada kulit. Hasil dari proses maserasi diperoleh ekstrak
Setelah dicuci kemudian dikeringkan dengan cara cair yang selanjutnya dievaporasi (penguapan
diangin-anginkan. Lalu dipotong atau dirajang vakum) hingga diperoleh ekstrak kental.
untuk membuat simplisia (potongan-potongan Penguapan dengan cara ini dilakukan untuk
tipis). menurunkan tekanan pada permukaan sehingga
Tahap selanjutnya adalah tahap pengeringan, menurunkan titik didihnya dan dapat mengurangi
tujuannya adalah untuk mendapatkan simplisia terjadinya penguraian senyawa yang terdapat
yang tidak mudah rusak dalam penyimpanan serta dalam ekstrak tersebut. Masing-masing ekstrak
mengurangi kadar air dan menghentikan enzimatis dihitung rendemen rata-ratanya dan diperoleh hasil
yang dapat menurunkan mutu simplisia. Pada seperti yang tertera pada tabel 2.
tahap ini, proses pengeringan dilakukan dengan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
tidak secara langsung terkena sinar matahari dan untuk ekstraksi dengan pelarut air, etanol dan air-
diangin-anginkan di atas wadah besar selama 2 etanol menunjukkan data terdistribusi normal.
minggu. Distribusi data dikatakan normal karena hasil
Tahap akhir dari proses pembuatan simplisia pengujian KolmogorovSmirnov menunjukkan
adalah sortasi kering, dengan (penyerbukan), nilai p (Asymp. Sig.) = 0,435 > = 0,05.
dibuat dengan peralatan dan derajat kehalusan Pengujian dilanjutkan ke uji Analysis of
tertentu. Derajat kehalusan yang digunakan peneliti Variances (ANOVA) untuk mengetahui apakah
yaitu derajat kehalusan dengan menggunakan ada perbedaan bermakna antara kelompok sediaan
ayakan mesh 60. Tujuan dari pembuatan serbuk uji. Berdasarkan data uji statistik ANOVA dapat
halus ini yaitu memperbesar luas permukaan diketahui, rendemen yang menggunakan pelarut
sehingga mempercepat proses ekstraksi karena air, etanol dan air-etanol pada replikasi 1 dan 2
dengan memperbesar luas permukaan akan menghasilkan probalitas 0,000. Dimana probalitas
tersebut kurang dari = 0,05 yang berarti H0 bahan alam. Senyawa yang diperiksa adalah
ditolak, dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, karbohidrat,
uji signifikan pada masing-masing rendemen steroid dan tripernoid. Ekstrak sebagai sampel
tersebut. Sehingga ekstraksi dengan pelarut air pada skrining fitokimia diperoleh dari proses
menghasilkan rendemen terbesar dibandingkan ekstraksi. Cara ekstraksi yang tepat tergantung
dengan pelarut lainnya karena air merupakan pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis
pelarut yang sangat baik untuk senyawa ion. Gugus senyawa yang diisolasi. Pelarut yang digunakan
-OH yang bersifat polar dan memberikan suatu pada proses isolasi semestinya menggunakan
dipol yang perlu untuk mensolvasi kation dan pelarut yang berbeda. Penggunaan pelarut yang
anion keduanya. Sedangkan hasil rendemen berbeda ini didasarkan pada sifat kepolaran dari
terkecil terdapat pada pelarut etanol. Etanol senyawa yang akan diisolasi dan selanjutnya
merupakan pelarut yang bersifat semi polar, dapat diskrining. Penggunaan pelarut yang tidak sesuai
membentuk ikatan hidrogen antara molekul- akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Hasil
molekulnya. Ekstrak yang didapatkan lebih sedikit, skrining fitokimia dapat dilihat pada tabel 3.
karena ketika dievaporasi etanol lebih cepat Berdasarkan hasil yang didapatkan dari
menguap dari pada pelarut lainnya. skrining fitokimia dapat diketahui bahwa ekstrak
Skrining fitokimia merupakan suatu tahap umbi bawang tiwai mengandung senyawa kimia
pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan alkaloid, flavonoid, tanin, karbohidrat dan steroid.
golongan senyawa kimia yang terdapat pada suatu
Sampel
Golongan Senyawa Kimia
Air Etanol Air etanol
Alkaloid + + +
Flavonoid + + +
Tanin + + +
Saponin - - -
Karbohidrat + + +
Steroida + + +
Terpenoid - - -
Keterangan:
+ : terdeteksi
- : tidak terdeteksi