Professional Documents
Culture Documents
19781210
ABSTRACT
This research was held at 11 stations located in the coast and islands of the west coast
of the Kei Kecil island, an administrative region of sub district Kei Kecil, South East
Maluku Regency. This research was conducted in September until December 2013, by
using the Point Intercept Transect method. The results showed that the percentages of live
coral cover was 27.50-85.00%, which indicated that the coral coverage was in the medium
up to excellent categoris condition. But overall the percentage was 53.11% which also
indicated a good condition. Additionally, the reef mortality rate was (0.21) which showed
the change of the live coral to be a dead coral was not rising significantly yet. Therefore,
through this discussion we attempt to address that even so the above results indicate
excellent conditions, yet these area still have to be preserved and protected from the
exploitation or irresponsible activities, to ensure the better ecosystem for the life of coral
reefs.
Keywords: Coral Reef, Kei Kecil, Point Intercept Transect
8
ZulfikarAfandydanEkaA.Supeni
terdapat di bagian barat Kepulauan Krus, Burung) terdiri dari 55 jenis, 14 suku dan
bagian Timur Pulau Tangwain dan 28 marga (Sutarna 1991 dalam Monk, et al.,
diantara pulau Ohoiwa dan pulau Ohoitir 2000)).
(Sutarna, 1991 dalam Monk, et al., 2000). Tujuan dari penelitian ini adalah
Berdasarkan survey potensi sumber untuk mengetahui kondisi terkini terumbu
daya perikanan dan kelautan yang karang yang ada di pesisir barat Pulau Kei
dilakukan di 6 Kecamatan (DKP Maluku Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, data
Tenggara, 2010) tercatat 204 jenis karang, kondisi tersebut sangat dibutuhkan untuk
yang tergolong dalam 62 marga dan 17 mengetahui kecenderungan yang terjadi
suku. Sedangkan menurut studi yang pada ekosistem terumbu karang sehingga
dilakukan oleh Sutarna dan Sumadiharja dapat dirumuskan satu bentuk pengelolaan
(1990) dalam Monk. Et al. (2000) paling yang terbaik untuk menjaga kelestariannya.
sedikit 75 jenis karang dicatat, yang
tergolong dalam 14 suku dan 35 marga. METODE PENELITIAN
Jumlah ini dikumpulkan dari 9 lokasi studi, Waktu dan Tempat
Tonguing (Timur Laut dan Utara), Pulau Penelitian ini dilaksanakan mulai
Nura, Pulau Krus, Pulau Lik, Pulau bulan September Desember 2013.
Ohoiwa, Pulau ohoitir dan Pantai Pasir Lokasi penelitian dilakukan di pesisir dan
Panjang (Ngur Bloat). Sedangkan jenis pulau-pulau kecil yang terdapat di bagian
karang dari 6 lokasi studi lainnya barat pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku
(Kepulauan Warbal, Kepulauan Ohoililir, Tenggara (Gambar 1).
Ngilngof, Dullah Laut, Sorbat Indah dan
9
NeriticVol.5No.1,hal814,Maret2014 ISSN.19781210
suatu lokasi berdasarkan persen tutupan Sedang bila persen tutupan karang
karang batu hidup dengan mudah dan hidup antara 25-49,9%
cepat (Manuputty, 2009). Secara teknis, Baik bila persen tutupan karang hidup
metode Point Intercept Transect (PIT) adalah antara 50-74,9%, dan
cara menghitung persen tutupan (% cover) Sangat baik apabila persen tutupan
substrat dasar secara acak, dengan karang batu hidup 75-100%
menggunakan tali bertanda disetiap jarak
0,5 meter atau juga dengan pita berskala Analisis Data
(roll meter) sepanjang 30 meter. Persen cover tutupan karang
Penempatan roll meter sesuai kontur Untuk menghitung besarnya
terumbu pada kedalaman 4-6 m sejajar persentase tutupan karang hidup, karang
garis pantai. Kondisi ekosistem terumbu mati dan kategori lainnya, dipergunakan
karang ditentukan berdasarkan persen rumus Manuputty dan Djuwariah (2009):
tutupan karang batu hidup dengan kriteria
berdasarkan Gomez & Yap (1988) sebagai Li=Ni/ Lx 100%
berikut: Dimana:
Li = persentase penutupan kategori ke-i;
Rusak bila persen tutupan karang ni = jumlah point kategori ke-i; dan
hidup antara 0-24,9%. L = jumlah total point semua kategori .
10
ZulfikarAfandydanEkaA.Supeni
Gambar 2. Persentase dan sebaran terumbu Tutupan karang dengan kondisi baik
karang kondisi sedang ditemukan di 4 stasiun, yakni di Pulau
Ngaf, Ohoililir, Pulau Warhu dan
Kondisi sedang terdapat di 5 Lairngangas, dengan nilai kisaran 51,67
stasiun (gambar 2), yakni di stasiun Pulau 68,33 %. Nilai tutupan terendah terdapat
Ohoieuw, Ngurbloat, Ngilngof, Pulau di Pulau Warhu yang terdiri dari terdiri
Ohoitir dan Pulau Er, dengan nilai kisaran dari 15,00 % karang bercabang (Acropora
27,50 - 45,00 %. Nilai tutupan terendah sp) dan 36,67 % karang keras lainnya (Non
berada di stasiun Pulau Ohoieuw yang Acropora) sebesar dengan bentuk
11
NeriticVol.5No.1,hal814,Maret2014 ISSN.19781210
pertumbuhan Massif dan Sub Massif. potensi sumber daya perikanan dan
Sedangkan nilai tutupan tertinggi kelautan (DKP Maluku Tenggara, 2010)
ditemukan di stasiun Pulau Ngaf yang menyatakan terumbu karang di perairan
didominasi oleh jenis karang bercabang pesisir Kecamatan Kei Kecil dengan
(Acropora sp). persen tutupan karang batu yang tinggi
adalah Ohoiwa (90,56 %) dan Tanjung
LC DC OT AB Ngadiun (75,94%). Nilai persen tutupan
90.00
karang yang tinggi itu sekaligus
80.00 menegaskan bahwa kondisi terumbu
70.00 karang pada perairan pesisir Ohoiwa dan
60.00 Tanjung Ngadiun termasuk kategori
50.00
Sangat Baik (Excellent). Sedangkan hasil
40.00
30.00
penelitian ini menunjukkan nilai tutupan
20.00 karang 85,00% di Pulau Ohoiwa terdiri
10.00 dari 3,00 % karang bercabang (Acropora
0.00 sp) dan 80 % karang keras lainnya (Non
Pulau Ohoiwa Namar
Acropora) dengan bentuk pertumbuhan
Branching, Foliose dan Mushroom. Sementara
Gambar 4. Persentase dan sebaran terumbu tutupan karang mati sebesar 6,67%
karang kondisi sangat baik
sedangkan karang mati yang telah
Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa ditumbuhi alga (DCA) tidak ditemukan di
sebaran terumbu karang dengan kondisi stasiun ini. Sementara organisme lain yang
sangat baik hanya terdapat di dua stasiun, ditemukan berupa Tridacna sp sebesar 8,33
yakni di Pulau Ohoiwa dan Namar dengan %. Salah satu faktor yang menyebabkan
nilai masing-masing 85,00 % dan 75 %. kondisi terumbu karang di sekitar pulau ini
Pulau Ohoiwa memiliki tingkat penutupan masih sangat baik adalah aktifnya
karang hidup tertinggi diantara semua pengawasan di sekitar pulau oleh petugas
stasiun, pada sebelah timur pulau ini keamanan yang terdapat di perusahaan
terdapat perusahaan mutiara berskala mutiara sehingga membuat stasiun ini
nasional, adapun stasiun penelitian aman dari tindakan destructive fishing.
berlokasi di timur laut pulau. Tingginya
Indeks Kematian Karang (IM)
tutupan karang di pulau ini sesuai dengan
Pengukuran tingkat kerusakan terumbu
hasil survei manta tow kondisi terumbu
karang diperoleh melalui pendekatan
karang Kei Kecil Barat (WWF, 2010) yang
indeks kematian karang. Nilai indeks
menunjukan kondisi karang hidup di
kematian karang pada tiap stasiun dapat
Pulau Ohoiwa persentasenya diatas 75%
dilihat pada Gambar 5.
(Excellent). Sementara berdasarkan survey
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
12
ZulfikarAfandydanEkaA.Supeni
13
NeriticVol.5No.1,hal814,Maret2014 ISSN.19781210
Stimulating Natural Recovery in Fish and World Wide Foundation, (2010). Laporan
Coral Population. Marine Pollution Survey Manta Tow Kondisi Terumbu
Bulletin 54: 1009-1019. Karang Kei Kecil Barat. WWF-ID.
Suharsono, (1996). Jenis-jenis Karang yang Langgur.
Umum Dijumpai di Indonesia. P3O-
LIPI Jakarta.
14