You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN GULA CAIR BERBAHAN BAKU UBI KAYU

SEBAGAI ALTERNATIF GULA KRISTAL DENGAN PENDEKATAN


SISTEM INOVASI
Suripto1), Syamsul Maarif2), Yandra Arkeman3)
1)
Mahasiswa Pascasarjanan, Teknik Industri Pertanian IPB - Bogor
e-mail: s.ripto@gmail.com
2)
Program Studi Teknik Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB - Bogor
e-mail: msmaarif@ipb.ac.id
2)
Program Studi Teknik Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB - Bogor
e-mail: yandra_ipb@yahoo.com

ABSTRACT
Alternative sweetener (glucose and fructose syrup) made from cassava is still imported.
Potential of domestic raw materials is very large. In terms of technology and business
feasibility, commercialization of small-scale manufacturing of liquid sugar can be done. This
product is also excellent for food, beverages and medicines. The problem is the innovation
process is not so well known in the wider community. As an alternative strategic food product,
the development of this product is the responsibility of the government. The purpose of this
paper is to study the development of liquid sugar made from raw cassava with the innovation
systems approach. Innovation system which is used in this assessment is the system of
agricultural innovation by Termel, et al in Zuhal (2010). Key to the success of this development
is the process of diffusion of innovations to investors in the centers of production and diffusion
of cassava products to the public. The method used is coaching and training, campaigns and
socialization benefits products.

Keywords: Liquid sugar, agricultural innovation systems, and the diffusion of innovation.

1. PENDAHULUAN memungkinan adalah ubi kayu mengingat


Tahun 2012 kebutuhan gula kristal ubi kayu tanaman berpati yang masih
putih sebesar 5,13 juta ton, dimana 2,60 juta surplus (Ekspor-Impor). Data tahun 2011
Ton adalah kebutuhan rumah tangga dan ubi kayu segar surplus 2,37 juta ton.
sisanya 2,53 juta ton adalah kebutuhan Tanaman ini juga tersebar di semua provinsi,
industri. Sementara jumlah produksi hanya dan hanya 4 provinsi yang produksinya
sebesar 2,5 juta ton. Kekurangan kebutuhan dibawah 10 ribu ton/tahun yaitu Kepulauan
dipenuhi melalui impor. Ketergantungan Riau, DKI, Gorontalo dan Papua Barat
pada impor diperkirakan akan terus (Pusdatin-Kementan, 2012). Tanaman ubi
berlangsung sejalan dengan pertambahan kayu juga mudah tumbuh dan mudah
penduduk, dan peningkatan pendapatan perawatannya.
masyarakat serta pertumbuhan sektor Ubi kayu sebagai sumber pati-patian
industri. Kekurangan gula dalam arti luas selama ini diketahui masyarakat luas hanya
semakin besar, karena setiap tahun kita sebagai sumber karbohidrat, sampai
masih mengimpor gula cair (sirup glukosa) munculnya inovasi proses yang dapat
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 30% memproses ubi kayu menjadi berbagai
dan pada tahun 2011 sebesar 73.100 ton dan produk turunan yang sangat beragam.
ekspornya sebesar 1.092 ton (Pusdatin Produk gula yang dapat diturunkan dari
Kemenprin, 2012). tepung tapioka (casava) terdiri dari tepung
Memperhatikan besarnya kebutuhan gula kasava, sirup glukosa kualitas nomor
tersebut di atas, maka diperlukan bahan dua (warna coklat), sirup glukosa kualitas
alternatif pemanis yang dapat menggantikan nomor satu (warna bening), dan sirup
gula kristal putih. Alternatif sumber pemanis fluktosa yang 1,5 kali lebih manis dari gula
non tebu adalah pati-patian dan yang paling

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 147
tebu (Sinar Tani, Edisi 31 Mei 6 Juni hidrolisis enzimatis memiliki beberapa
2006). kelebihan, seperti prosesnya lebih spesifik
Memperhatikan defisit necara dan bisa diperoleh produk seperti yang
perdagangan sirup glukosa di atas, diharapkan, proses pembuatan bisa
menunjukkan bahwa konsumsi sirup glukosa dikontrol, biaya permurnian lebih murah,
dalam negeri cukup tinggi, yaitu untuk kerusakan warna bisa diminimalisasi serta
bahan baku dalam industri makanan dan produk sampingan yang lebih sedikit
minuman, serta industri farmasi. Hal ini (Norman, dalam Faoji Yahman, 2009).
menunjukkan peluang untuk pengembangan Secara singkat proses pembuatan sirup
industri sirup glukosa. Peluang ini semakin glukosa dengan cara enzimatis adalah
besar jika sirup glukosa dapat diterima pasar sebagai berikut:
sebagai pengganti gula rafinasi yang selama 1. Tahap Likuifikasi : Larutkan tapioka
ini masih 100% impor. dipanaskan dan ditambahkan enzim -
Secara teknologi, proses pembuatan amilase, pada proses ini akan diperoleh
sirup glukosa relatif sederhana dan dapat dextrin
dilakukan di perdesaan (B2P4). Namun pada 2. Tahap Sakarifikasi: Dextrin, tambahkan
kenyataanya produsen sirup glukosa hampir enzim Amiloglukosidase, diperoleh gula
semuanya industri besar. Oleh karena itu cair.
tulisan ini bertujuan melakukan analisis 3. Tahap pemucatan dan penyaringan:
sejauh mana pengembangan industri sirup ditujukan untuk menghilangkan kotoran
glukosa dapat dilakukan dengan pendekatan serta menghentikan aktifitas enzim,
sistem inovasi. sehingga diperoleh gula cair yang jernih.
4. Tahap evaporasi: proses ini untuk
2. TINJAUAN PUSTAKA menaikkan kemurnian gula. Dengan
pemurnian tersebut kadar kemanisan
2.1 Sirup Glukosa
gula cair meningkat dari 30-36 briks
Sirup glukosa (Glucose syrup)
menjadi 60-80 briks.
merupakan cairan jernih dan kental yang
mengandung D-glukosa, maltose, dan
polimer D-glukosa yang diperoleh dari 2.2 Inovasi
hidrolisis pati, seperti tapioka, sagu, pati
Kata inovasi seringkali tertukar
jagung, dan pati umbi-umbian. Hidrolisis
dengan invensi, padahal keduanya berbeda,
dapat dilakukan dengan cara kimia atau
akan tetapi keduanya saling berhubungan.
enzimatis pada waktu dan suhu, dan pH
Tidak ada inovasi tanpa adanya invensi,
tertentu. Sirup glukosa mempunyai
karena invensi adalah awal dari inovasi.
kelebihan dibandingkan dengan gula sukrosa
Akan tetapi invensi belum tentu menjadi
yaitu tidak mengkristal dan mempunyai rasa
suatu inovasi jika tidak diterima pasar, dia
yang alami. Pada produk es krim, glukosa
hanya sebatas hasil temuan semata dan atau
dapat menekan titik beku dan meningkatkan
hanya menjadi khasanah ilmu pengetahuan
kehalusan tekstur, pada kue olahan dapat
yang mungkin akan menjadi inovasi dimasa
menjaga kue tetap segar dan tidak mudah
mendatang setelah mendapat perbaikan atau
retak. Sedangkan dalam permen, glukosa
strategi pemasaran tertentu dan dapat
lebih dapat mencegah kerusakan
dikomersialisasi. Secara sederhana inovasi
mikrobiologis dan memperbaiki tekstur .
adalah invensi + komersialisasi.
Proses pembuatan sirup glukosa
Invensi menurut Schumpeter, dalam
dengan cara proses hidrolisis asam lebih
Tidd Joe, (2005) An invention is an idea, a
mudah dilakukan daripada melalui hidrolisis
sketch or model for a new or improved
enzimmatis karena peralatan yang
device, product, process or system. It has
digunakan lebih sederhana, namun peralatan
not yet entered to economic system, and
harus anti korosi dan sirup yang dihasilkan
most inventions never do so. UU Sipteknas
mempunyai kemanisan yang lebih rendah
karena nilai ekuivalen dekstrosannya rendah (2005) mendefinisikan invensi sebagai
dan terjadi degradasi karbohidrat yang dapat suatu ciptaan atau perancangan baru
mempengaruhi warna dan rasa (Berghmans, yang belum ada sebelumnya yang
dalam Faoji Yahman, 2009). Sedangkan memperkaya khazanah serta dapat

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 148
dipergunakan untuk menyempurnakan perusahaan tetapi juga dari luar perusahaan.
atau memperbarui ilmu pengetahuan dan Sejalan makin kompleksitas teknologi, maka
teknologi yang telah ada. Sementara inovasi tidak bisa lahir hanya mengandalkan
definis inovasi yang dikutip dari buku kemampuan perusahaan semata, tapi
Tatang (2005) adalah sebagai berikut : 1). akumulasi pengetahuan bersama-sama
The implementation of products or dengan mitra di luar perusahaan yang dalam
satu jaringan sistem yang terintegrasi, hal ini
production and delivery processes with
dimungkinkan karena terseedianya teknologi
new or significantly improved informasi dan teknologi. Terakhir model ke-
characteristics, dan pada edisi ke-3 6 adalah model inovasi dimana ide-ide
definisi inovasi diperluas meliputi: new inovasi lahir dari internal dan ekternal serta
organizational methods in business jaringannya yang disesuaikan dengan
practices, workplace organization, or kebutuhan pasardan bertujuan
external relations (OECD 2005); 2). mengembangkan teknologi baru.
Innovation as the design, development, Secara ringkas model-model inovasi
and implementation of new or altered terlihat pada tabel berikut:
products, services, processes, Tabel 1. Pengembangan Model Inovasi
organizational structures, and business (Diadopsi dari Rothwell, 1992)
Gene-
models to create value for the customer Model
rasi
Sifat
and financial returns for the firm Techno- I Sederhana proses berurutan
practicing innovation (DOC 2008), dan logy push linear, penekanan pada R & D
3). An innovation is accomplished only dan ilmu pengetahuan
with the first commercial transaction Market II Sederhana proses berurutan
involving the new product, process, system pull linear, penekanan pada
pemasaran, pasar adalah
or device. It is part of the economic system
sumber ide-ide baru untuk R &
(Schumpeter, dalam Tidd Joe, 2005). D
Sedangkan menurut UU Sipteknas (2002) Coupling III Menyadari interaksi antara
inovasi adalah kegiatan penelitian, model unsur-unsur yang berbeda dan
pengembangan, dan/atau perekayasaan yang loop umpan balik antara
bertujuan mengembangkan penerapan mereka, penekanan pada
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan mengintegrasikan R & D dan
yang baru, atau cara baru untuk menerapkan pemasaran
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah Interacti- IV Kombinasi Technology Push
ada ke dalam produk atau proses produksi. ve model dan Market pull, integrasi
Inovasi lahir tidak selalu karena dalam perusahaan, penekanan
pada hubungan eksternal
adanya persaingan tetapi karena
Network V Penekanan pada akumulasi
ditemukannya teknologi baru yang
model pengetahuan dan hubungan
memungkinkan diproduksi produk-produk eksternal, integrasi sistem dan
baru, atau inovasi lahir karena dalam rangka jaringan yang luas
memenuhi kebutuhan pasar atau tuntutan Open VI Ide internal dan eksternal serta
kehidupan. Kedua inovasi ini terjadi pada Innova- jalur internal dan eksternal ke
awal-awal periode industrialisai yaitu antara tion pasar dapat dikombinasikan
tahun 50-70 an, dimana persaingan usaha untuk memajukan
belum begitu ketat. Menyadari akan pengembangan teknologi baru
keinginan konsumen yang terus berubah, Beberapa pakar seperti Francis, D. and J.
maka industri melakukan R&D berdasarkan Bessant dalam Tidd J. (2005) dan
harapan-harapan konsumen sehingga inovasi Ramalingam B, (2009) membagi inovasi
merupakan produk R & D yang telah sesuai atas 4 katagori besar yang biasa disingkat
dengan preferensi konsumen. Kondisi ini dengan 4Ps yaitu: 1) inovasi yang
terjadi pada tahun 70-80-an. memperkenalkan dan memperbaiki produk
Selanjutnya pada model ke-4 dan jasa; 2) inovasi yang memperkenalkan
inovasi terjadi sudah merupakan integrasi dan memperbaiki proses; 3) inovasi yang
antara tarikan pasar dan dorongan teknologi mendefinisikan dan meredefinisi posisi
yang ide-ide muncul tidak hanya dari dalam
Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 149
produk, organisasi atau sektor atau sebuah (Lihat tabel 2). Hal tersebut karena belum
perubahan kontek dan cara di mana suatu adanya Sistem Inovasi Nasional yang
produk atau proses diterapkan. Misalnya menjadi kerangka umum bersama dalam
reposisi telpon bergerak dari yang awalnya pengembangan inovasi di Indonesia. Tatang
untuk tujuan bisnis menjadi media sosial dan (2005) menyatakan bahwa dalam konteks
sarana hiburan. 4). Inovasi untuk governance, kelemahan utama dalam Sinas
menentukan atau mendefinisikan kembali Indonesia adalah koordinasi dan koherensi
paradigma yang dominan dari suatu kebijakan. Pada tataran nasional belum ada
organisasi atau sektor, seperti merubah mekanisme yang efektif untuk koordinasi
paradigma bahwa penerbangan tidak harus dan koherensi kebijakan inovasi nasional.
mahal dengan penerbangan murah (low-cost Dewan Riset Nasional (DRN) yang bertugas
airlines). salah satunya adalah membantu Menteri
Dewasa ini keempat bentuk inovasi (Menristek) dalam merumuskan arah dan
bisa terjadi secara kait mengkait dan saling prioritas utama pembangunan ilmu
mendukung, karena untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi, telah
produk baru diperlukan proses baru, dan mengeluarkan buku Arahan Riset Nasional
cara pemasaran yang berbeda dengan cara- yang diharapkan menjadi acuan seluruh
cara sebelumnya, bahkan jika dirasa perlu lembaga riset nasional dalam melakukan
dilakukan perubahan dalam organisasi atau penelitian dan pengembangan. Akan tetapi
paradigma. arahan tersebut tidak dijadikan acuan.
Sirup glukosa adalah bentuk inovasi Masing-masing lembaga berjalan sendiri-
proses yang menghasilkan produk baru, sendiri menurut koordinator menterinya
inovasi ini lahir sebagai dorongan teknologi masing-masing.
proses dan telah lama ditemukan. Tabel 2.
Berdasarkan literatur yang dapat penulis Rangking dan Score Indeks Inovasi Global
telusuri tahun 1970 Park and Papini menulis Negara-negara Asean 2012
dalam jurnal Coletnea do Instituto de RangkingNegara Score
Tecnologia de Alimentos, v. 3, p. 65-74, 3 Singapore 63.47
dengan judul Glucose syrup production from 32 Malaysia 45.93
cassava starch by enzyme-enzyme method, 53 Brunei Darussalam37.72
tulisan ini menjadi referensi Silva et.al 57 Thailand 36.94
(2009). 76 Viet Nam 33.92
95 Philippines 29.02
100 Indonesia 28.07
2.4 Sistem inovasi
Sistem inovasi adalah lingkungan Sumber: http://www.globalinnovationindex.org
yang mendukung aktivitas inovasi di tingkat Oleh karena itu gagasan sistem
lokal/sektoral, regional atau yang meliputi inovasi nasional terus diwacanakan, Tatang
lembaga riset, pendanaan, jasa pendukung (2005) mengusulkan kerangka umum sinas
bisnis, kebijakan publik yang saling dengan mengadopsi konsep Sinas Arnold
berinteraksi dan bergantung (Zuhal, 2010). (2001) dan Meyer-Stamer (1998), yang
Oleh karena begitu pentingnya sistem menekankan pada interaksi antar lembaga
inovasi maka sistem inovasi nasional (Sinas) atau institusi yang akan akan mempengaruhi
adalah pilihan serius bagi sebuah negara, jalan tidaknya inovasi dalam suatu negara.
karena melalui kebijakan Sinas yang tepat Sementara Zuhal (2010) mengusulkan
sebuah negara dapat memetik perrtumbuhan konsep sinas lebih pada koordinasi dalam
ekonomi yang cepat (Zuhal, 2010) pelaksanaan program atau rencana aksi yang
Dalam berbagai survei lembaga harus dijalankan oleh masing-masing pelaku
dunia seperti Indeks Daya Saing Global dari (institusi) dalam sinas.
World Economic Forum (WEF), Indeks
Inovasi Global (GII) menunjukkan
Indonesia termasuk negara yang mempunyai 2.5 Sistem Inovasi Pertanian
daya saing rendah. Indeks inovasi global
tahun 2012 Indonesia menempati urutan Suatu sistem terdiri dari berberapa
terbawah dari 7 negara Asean yang di survei sub-sistem atau elemen, dalam batasan
tertentu sub-sistem atau elemen bisa menjadi
Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 150
sistem. Dalam sinas terdapat sub-elemen inovasi yang akan memanfaatkan hasil
sektor industri yang didalamnya terdapat inovasi.
elemen industri pertanian, yang jika kita Dalam difusi inovasi, maka elemen
dilihat hanya dari sisi pertanian, maka utama yang harus ada adalah inovasi itu
pertanian merupakan sistem. Sehingga sendiri baik berupa gagasan, tindakan, atau
dalam konteks membangun pertanian yang barang yang dianggap baru oleh seseorang.
berinovasi sebaiknya suatu negara berbasis Elemen kedua adalah saluran komunikasi,
pertanian juga mempunyai konsep sistem yaitu alat untuk menyampaikan pesan-
inovasi pertanian. Pada beberapa negara pesan inovasi dari sumber kepada penerima.
yang telah mempunyai konsep inovasi Pemilihan sarana komunikasi sangat
pertanian adalah Australia, Nicaragua, tergantung pada tujuan komunikasi dan sifat
Thailand, Italy dll. penerima difusi. Elemen ke-tiga adalah
Menurut Termel, et Al dalam Zuhal jangka waktu, hal ini karena proses
(2010) sistem inovasi pertanian adalah: set mengambil keputusan untuk menerima hasil
of agents that jointly and/or individually inovasi yang dikomunikasikan memerlukan
contribute to the development, diffusion, and waktu. Terakhir adalah elemen sistem sosial
use of agriculture-related new technologies, yang merupakan sehimpunan yang secara
and that directly and/or indirectly influence fungsional berbeda akan tetapi terikat pada
the process of technological change in kerjasama untuk memecahkan masalah
agriculture secara bersama-sama.
Menganalogikan definisi sistem Pihak penerima inovasi disebut
inovasi pertanian tersebut di atas, maka jika sebagai adoptor. Berdasarkan sikapnya atau
sekumpulan agen/instsitusi/lembaga yang kemampuan menyerap inovasi, adaptor
secara bersama-sama dan/atau individual dapat dikelompokkan menjad: 1).
memberikan kontribusi pada pengembangan, innovators: adalah individu yang pertama
difusi, dan penggunaan teknologi baru yang kali mengadopsi inovasi. 2) Early Adopters
berhubungan dengan pengembangan gula sebagai para perintis dalam penerimaan
cair baik secara langsung dan/atau tidak inovasi. 3).Early Majority/ Pengikut Awal,
langsung mempengaruhi proses perubahan banyak melakukan pertimbangan dan
teknologi gula cair tersebut, maka bisa kita interaksi internalnya tinggi; 4). Late
bisa menyebut sebagai sistem inovasi gula Majority (Pengikut Akhir): acuh tak acuh,
cair. Seperti halnya Yasushi Ueki (2007) tak peduli, menerima karena terpaksa dan
yang menganalisis inovasi dan sistem hati-hati; dan 5) Laggards (Tradisional);
inovasi sektor etanol dan dinamikanya di berwawasan dan bersumber daya terbatas.
Negara Bagian So Paulo, Brazil.
2.7 Manajemen Pengetahuan
2.6 Difusi Inovasi Definisi manajemen pengetahuan
Dalam sistem inovasi, difusi inovasi (MP) sangat beragam namun secara
merupakan suatu hal yang tak dapat sederhana dapat dikatakan sebagai suatu
dipisahkan dari inovasi itu sendiri. Karena proses penciptaan nilai yang didasarkan
inovasi tanpa didifusikan menjadi hanya pada aset pengetahuan yang dimiliki. Dalam
sekedar invensi. Dan dengan difusi suatu organisasi MP meliputi berbagai
perkembangan inovasi akan lebih cepat. kegiatan seperti mendidentifikasi dan
Roger (1983) mendefiniskan difusi sebagai memetakan aset intelektual perusahaan,
the process by which an innovation is menciptakan pengetahuan baru, sharing dan
communicated through certain channels penyebarluasan pengetahuan dan praktek
over time among the members of a social terbaik dengan bantuan teknologi infomasi.
system Hal yang dikomunikasikan adalah Model konseptual tentang MP
ide baru atau gagasan dari sumber invensi sangat banyak yang paling terkenal adalah
atau penciptaan kepada pengguna atau pihak model koseptual sederhana dari Nonaka
yang mengadopsi. Dalam sistem inovasi, yang disebut sebagai model SECI. Dalam
maka sistem sosial yang dimaksud dalam model SECI MP sebagai suatu siklus proses
definisi tersebut adalah anggota sistem penciptaan pengetahuan yang terdiri dari
Socialization, Externalization, Combination,

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 151
dan Internalization. Sebagai suatu siklus sebagai garis pedoman untuk manajemen
proses interaksi pengetahuan berbentuk dalam usaha mencapai sasaran (KBBI,
spiral antara pengentahuan eksplisit/jelas 2011). Kebijakan juga diartikan sebagai
dan pengetahuan tacit/ tersembunyi. serangkaian tindakan yang mempunyai
Pengetahuan implisit dikonversi menjadi tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
pengetahuan eksplisit dan penhgetahuan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku
eksplisit diinternasisasi menjadi guna memecahkan suatu masalah tertentu
pengetahuan implisit. (Anderson dalam Kamalfuadi, 2012).
MP tumbuh dan berkembang di era Kebijakan yang terkait dengan masalah-
informasi dimana ekonomi didasarkan pada masalah publik, maka kebijakan sering
pengetahuan. Perusahaan yang mempunyai disebut sebagai kebijakan publik, dengan
keunggulan kempetitif adalah perusahaan demikian kebijakan dapat diartikan sebagai
yang mampu mengelola pengetahuannya sebuah tindakan yang dilakukan oleh
dengan baik untuk mendorong lahirnya pemegang kekuasaan untuk memastikan
inovasi dan teknologi sebagai faktor penentu tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan dan
daya saing. Menurut Plessis (2000), MP disepakati oleh publik bisa tercapai
mendorong inovasi karena: 1). (Santoso, 2010).
memungkinkan berbagi dan kodifikasi Kebijakan dilakukan melalui suatu
pengetahuan tacit 2). berperan penting tahapan diantaranya: 1). penyusunan agenda
dalam membuat pengetahuan eksplisit (memilih permasalahan apa yang paling
tersedia untuk rekombinasi menjadi ide-ide mendesak untuk diselesaikan) 2). Formulasi
baru dan inovatif 3). Memungkinkan kebijakan (melalui suatu analisis kebijakan-
terjadinya kolaborasi antar semua kebijakan apa saja yang akan dilakukan) 3).
stakeholder 4). mengelola berbagai kegiatan Adopsi kebijakan (memilih dari berbagai
dalam manajemen siklus hidup pengetahuan, alternatif kebijakan yang ditawarkan yang
yang terdiri dari fase penciptaan, paling sesuai dengan kondisi dan situasi dan
pengumpulan, berbagi, meningkatkan memberikan dampak negatif yang paling
pengetahuan. minimal) 4). Implementasi kebijakan
Terkait dengan teknologi MP juga (melaksanakan kebijakan melalui program
sangat berperan penting, karena teknologi dan kegiatan) dan 5). Evaluasi kebijakan
lahir dari akumulasi pengetahuan. inovasi (melakukan evaluasi terhadap kebijakan
dan manjemen pengetahuan kini tak bisa yang telah dilaksanakan dan memberikan
lagi dipisahkan, ketiganya saling saran perbaikan atau perubahan).
mempengaruhi. Teknologi lahir dari Dalam implementasi kebijakan
pengetahuan, inovasi melahirkan teknologi, terdapat beberapa variabel kritis, menurut
teknologi juga mendorong inovasi, teknologi Edward III (1980) antara lain: 1).
dan inovasi melahirkan pengetahuan baru. Komunikasi, kebijakan harus
Sehingga ketiganya dapat digambarkan dikomunikasikan kepada kelompok sasaran
sebagai berikut: yang diindikasikan dengan bagaimana
penyaluran komunikasi, konsistensi
Innovation
komunikasi dan kejelasan komunikasi. 2).
Management
ketersediaan sumberdaya pendukung untuk
implementasi kebijakan dinataranya:
Sumber daya manusia, informasi,
Technology Knowledge
kewenangan, sarana dan prasarana dan
Management Management pendanaan. 3) Sikap dan komitment dari
pelaksana program (disposition), dan 4).
Gambar 1. Batasan antara innovation, Struktur birokrasi (bureaucratic strucuture),
technology dan knowledge management. yaitu kesesuaian organisasi pelaksana
(Cetindamar, 2009) implementasi kebijakan dengan tugas yang
diembannya.
2.8 Analisis Kebijakan Analisis kebijakan menurut Dunn
Kebijakan adalah suatu pernyataan (2004) suatu terapan ilmu sosial dengan
cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud memakai beberapa metode penelitian dan

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 152
argumentasi agar mendapatkan dan No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
mentransformasikan informasi yang terkait 7 Arsen ppm Maks. 0,5
dengan kebijakan, sehingga dapat 8 Cemaran mikroba :
dipergunakan pada tingkat politik untuk 8.1 Angka lempeng Koloni/g Maks. 5 x
memecahkan masalah-masalah kebijakan. total 102
Analisis kebijakan dilakukan sebelum dan 8.2 Bakteri coliform APM/g Maks. 20
sesudah kebijakan dilaksanakan atau 8.3 E. coli APM/g < 3
8.4 Kapang Koloni/g Maks. 50
kombinasi diantara keduanya. Analisis
8.5 Khamir Koloni/g Maks. 50
prosektif adalah analisis yang dapat Sumber: SNI 01-2978-1992
digunakan sebelum kebijakan dibuat;
analisis retrospektif (dilakukan sesudah Tabel 4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
kebijakan dilaksanakan) dan c) analisis Gula Kristal Putih
terintegrasi, merupakan analisis yang Satu Persyaratan
No Kriteria Uji
dilakukan dengan memantau jalannya -an GKP 1 GKP 2
kebijakan dan evaluasi secara bersamaan 1 Warna
1.1 Warna Kristal CT 4,0-7,5
7,6
(Dunn 2004).
10,0
1.2 Warna Larutan IU 81 - 200 201 -
3 HASIL DAN PEMBAHASAN (ICUMSA) 300
2 Besar jenis butir mm 0,8 1,2 0,8 1,2
Sirup glukosa merupakan produk
3 Susut pengeringan % Maks. Maks.
hasil inovasi proses, dan merupakan produk 0,1 0,1
alternatif pengganti gula, maka apakah sirup 4 Polarisasi Z Min. Min 99,5
glukosa secara fungsi dapat menggantikan 99,6
gula dan apakah secara ekonomi (menurut 5 Abu kondusktiviti (b/b) Mak Mak
0,10 0,15
studi leteratur) layak untuk dikembangkan.
6 Bahan Tambahan
Selanjutnya dengan pendekatan sistem Logam
inovasi, yang dikemukakan oleh Zuhal 6.1 Belerang dioksida Mg/ Mak 30 Mak 30
(2010) dilakukan analisis komponen sistem kg
dan perannya dan terakhir bagaimana 7 Cemaran Logam
hubungan pengembangan gula cair dengan 7.1 Timbal ppm Maks 2 Maks 2
7.2 Tembaga ppm Maks 2 Maks 2
kebijakan swasembada gula nasional. 7.3 Arsen ppm Maks 1 Maks 1
Sumber: SNI 3140.3:2010
3.1 Analisis Fungsional
Sirup glukosa adalah gula cair yang Berdasarkan kedua SNI di atas
diperoleh dari hidrolisis tepung ubi kayu. terlihat terdapat perbedaan standar, hal ini
Komponen sirup glukosa dan gula kristal karena keduanya dalam bentuk yang berbeda
putih atau tebu adalah sebagai berikut: walaupun bisa saling melengkapi substitusi
yaitu gula kristal putih berbentuk padat
Tabel 3. Standar Nasional Indonesia (SNI) sedangkan sirup glukosa berbentuk cair.
Sirup Glukosa Kedua produk dapat saling
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan melengkapi karena sama-sama manis,
1 Keadaan bahkan untuk kebutuhan pemanis kue olahan
1.1 Bau Tidak berbau sirup glukosa lebih baik karena rasa
1.2 Rasa Manis
manisnya lebih alami, sifatnya yang
1.3 Warna Tidak
berwarna
melembutkan tekstur, menambah volume,
2 Air % b/b Maks. 20 mencegah kristalisasi gula, dan
3 Abu % b/b Maks. 1 meningkatkan rasa.
4 Gula pereduksi
dihitung sebagai D- 3.2 Analisis Kelayakan Usaha (Sebuah
Glukosa % b/b Min. 30 tinjauan pustaka)
5 Pati Tidak ada Analisis kelayakan usaha pendirian
6 Cemaran Logam industri sirup glukosa dari tapioka telah
6.1 Timbal ppm Maks 1 dilakukan oleh Faoji Yahman (2009) dengan
6.2 Tembaga ppm Maks 10 lokasi usaha di Kab. Pati Jawa Tengah. Hasil
6.3 Seng ppm Maks 25 analisis untuk kapasitas 2 ton bahan baku

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 153
tapioka/hari dengan nilai investasi sebesar No. Institusi/Lembaga Peran
Rp. 3,934 M dengan harga jual produk Rp. masukan tentang
6.500/kg layak secara ekonomi dengan kualitas yang
payback period 3,98 tahun. Hasil analisis dibutuhkan untuk
sensitifitas menunjukkan bahwa usaha ini mendapatkan kualitas
produk olahan yang
beresiko tinggi terhadap kenaikan bahan
lebih baik
baku dan penurunan harga jual. 8. Lembaga Memberikan kredit
Sementara hasil kajian lembaga keuangan pendanaan bagi usaha
Litbang Pasca Panen Kementrian Pertanian baru atau lama yang
tahun 2006 menyebutkan bahwa industri membutuhkan dana
gula kasava dapat dilakukan oleh usaha kecil Mengontrol
menengah karena cukup dengan modal Rp. perkembangan usaha
100 juta untuk produksi sebesar 300 kg/hari. 9. Pemerintah Mengeluarkan
Klaim ini masih perlu dilakukan konfirmasi kebijakan (misalnya
dengan melakukan analisis kuantitatif yang larangan impor sirup
lebih detail. glukosa, mendorong
penelitian dan
pengembangan gula
3.3 Analisis Komponen Sistem Inovasi alternatif, mendorong
Pelaku atau institusi yang terlibat difusi teknologi dan
dalam pengembangan gula cair adalah inovasi pembuatan gula
sebagai berikut: alternatif,
Tabel 5. Analisis Komponen Sistem Inovasi 10. Jasa pendukung Menyediakan jasa
dan Perannya (Transportasi) transportasi
No. Institusi/Lembaga Peran
1. Petani/Kelompok Menanam dan
tani Penyedia bahan baku 3.4 Analisis Kebijakan
2. Produsen tepung Memproduksi bahan Terkait dengan kebijakan pemerintah
tapioka baku sirup glukosa tentang swasembada gula yang ditargerkan
3. Pedagang Penyedia bahan baku tercapai pada tahun 2014 diperkirakan tidak
4. Koperasi Penyedia kebutuhan akan tercapai, sebab beberapa program
pertanian ektensifikasi (perluasan lahan tanam) dan
5. Produsen sirup Pembuat sirup glukosa pendirian pabrik gula sampai saat ini belum
glukosa
terealisasi. Proses analisis kebijakan dalam
6. Balai pasca panen Melakukan
Kementran
kebijakan ini bisa jadi kurang komprehensif,
penelitian dan
Pertanian, BPPT, pengembangan sehingga beberapa faktor penghambat tidak
LIPI, Perguruan teknologi proses mendapat perhatian, skenario yang dipilih
Tinggi (metode dan adalah skenario optimis. Dilihat dari sisi
peralatan) untuk substansi kebijakan ini juga masih berfokus
meningkatkan pada swasembada gula berbahan baku tebu,
kuantitas dimana kondisi industri dalam negeri tidak
(produktivitas) dan mudah untuk dapat mencapai pertumbuhan
kualitas produk, yang cepat. Sehingga target percapaian
Mendifusikan swasembada dalam waktu 4 tahun tidak
inovasi tersebut realistis.
kepada masyarakat
Esensi gula adalah pemanis dengan
pengguna selaku
anggota sistem demikian pemanis tidak harus berasal dari
inovasi tebu, tapi bisa dari non-tebu yang dapat
Melakukan menggantikan fungsi gula kristal putih.
penelitian terhadap Berdasarkan studi literatur dan praktek pada
produk buangan atau industri makanan dan minuman pemanis
limbah produksi agar yang dapat menggantikan tersebut adalah
tidak mencemari gula cair yang dapat dihasilkan dari pati-
lingkungan patian. Sumber pati yang paling potensial di
7. Produsen makan Konsumen sirup Indonesia adalah singkong atau ubi kayu.
dan minuman glukosa (memberikan Hal ini karena sampai saat ini kita masih
Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 154
surplus, jumlah produksi dan produktivitas Khusus produk gula cair dari ubi kayu,
persatuan luas masih bisa ditingkatkan. walaupun inovasi ini sudah dikenal sejak
Permasalahan gula cair adalah belum tahun 70-an akan tetapi gaungnya pada
begitu dikenal oleh masyarakat luas, baik masyarakat umum belum begitu nampak,
pemanfaatannya maupun proses sehingga tujuan sebagai substitusi gula tebu
produksinya. Oleh karena itu jika baru sebatas di kalangan industri makanan,
pemanfaatan gula cair ditetapkan sebagai minuman dan obat-obatan dan inipun belum
salah satu program dalam kebijakan optimal. Oleh karena itu diusulkan agar
swasemdada gula, maka banyak hal yang dilakukan inovasi dalam hal:
dapat dilakukan yaitu kampanye Bagi produsen:
pemanfaatan gula cair dan difusi inovasi Membuat variasi kemasan, kemasan
teknologi proses pembuatan gula cair pada sebaiknya dibuat dalam ukuran
sentra-sentra produksi singkong. kebutuhan rumah tangga, dalam botol
kecil tidak dalam bentuk botol besar
4. KESIMPULAN DAN SARAN seperti selama ini.
5.1 Kesimpulan Melakukan edukasi pada masyarakat
Mencermati ketergantungan impor dan industri makanan dan minuman
gula kristal yang semakin tahun semakin skala kecil untuk menggunakan gula
besar dan memperhatikan potensi potensi cair.
gula cair dari ubi kayu baik dari sisi
fungsional maupun potensi Bagi pemerintah:
pengembangannya, maka pemerintah Pemerintah sebaiknya melakukan
sebaiknya melakukan kebijakan stubstitusi kampanye atau sosialisasi menyadarkan
gula kristal dengan gula yang berasal dari masyarakat bahwa terdapat alternatif
pati-patian khususnya ubi kayu. Kebijakan gula yang bisa diperoleh di pasaran yang
pemerintah harus bersistem sehingga arahan bisa digunakan untuk kebutuhan rumah
dan capaian akan sustainable, sistem inovasi tangga dan sehat untuk dikonsumsi.
bisa menjadi pilihan, karena pengembangan Melakukan difusi inovasi teknologi
produk tidak lepas dari upaya inovasi yang proses gula cair pada sentra-sentra
melibatkan berbagai pihak untuk saling produksi singkong dengan kelayakan
berkoordinasi untuk suatu tujuan inovasi. usahanya dengan melibatkan komponen-
Inovasi tidak harus dalam bentuk komponen inovasi.
teknologi tinggi, walaupun itu juga
diperlukan agar kita bisa menguasai 6. DAFTAR PUSTAKA
teknologi untuk proses-proses lebih hilir dari [1] Akhmad Musyafak dan Tatang M.
produk pertanian kita, sehingga kita bisa Ibrahim, Strategi Percepatan Adopsi Dan
mengolah sendiri tanpa harus mengekspor Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima
dalam bentuk bahan setengah jadi. Namun Tani, Analisis Kebijakan Pertanian. Volume
yang lebih penting adalah yang dapat 3 No. 1, Maret 2005 : 20-37.
dirasakan oleh orang banyak, dengan tetap
memperhatikan nilai tambah bagi banyak [2] Badan Litbang Pertanian. Rancangan
pihak. Dasar: Program Rintisan Dan Akselerasi
Dalam kerangka sistem inovasi, Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
maka sangat penting dilakukan adalah Pertanian (PRIMA TANI). Badan Litbang
mendifusikan hasil-hasil inovasi lembaga Pertanian. Jakarta, 2004.
litbang dan perguruan tinggi yang dapat [3] Cetindamara et.al, 2009, Understanding
meningkatkan nilai tambah tersebut kepada technology management as a dynamic
masyarakat. Dengan demikian masyarakat capability: A framework for technology
(petani/ agro industri) mampu mengolah management activities, Technovation,
hasil pertanian pada tingkatan yang lebih Volume 29, Issue 4, April 2009, Pages 237
tinggi untuk mendapatkan nilai tambah yang 246
lebih besar.
[4] Department of Commerce (DOC).
5.2 Saran Advisory Committee on Measuring

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 155
Innovation in the 21st Century Economy. Market and Organizational Change, Third
Innovation Measurement: Tracking the State Edition, John Wiley & Sons.
of Innovation in the American Economy.
[14] Yasushi Ueki, 2007, Industrial
Report to the Secretary of Commerce, 2008.
Development and the Innovation System of
[5] Dunn William N. (2000), Pengantar the Ethanol Sector in Brazil, Discussion
Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada Paper No. 109, Development Studies Center,
University Press. Institute of Developing Economies
(IDE/JETRO), Chiba, Japan.
[6] Faoji Yahman, 2009, Studi Kelayakan
Pendirian Industri Sirup Glukosa Dari [15] Zuhal, 2010, Knowledge Platform
Tapioka Di Pesantren Raudlatul Ulum, Pati, Kekuatan Daya Saing dan Innovation,
TA, IPB, Bogor. Gramedia, Jakarta.
[7] Linden, Greg, Jason Dedrick, and [16] Perpres No. 32 Tahun 2010 tentang
Kenneth L. Kraemer. Innovation and Job Komite Inovasi Nasional.
Creation in a Global Economy: The Case of
[17] Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
Apples iPod. Journal of International
tentang Sistem Nasional Penelitian,
Commerce and Economics 3, no. 1 (May
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
2011): 223-239.
Pengetahuan dan Teknologi.
[8] OECD. Oslo Manual: Guidelines for
[18] ---------, 2010, Industri Fruktosa dan
Collecting and Interpreting Innovation Data
Glukosa dengan Proses Hidrolisis,
(3rd edition). Organization for Economic
http://letshare17.blogspot.com/2010/10/indu
Cooperation and Development, Paris,
stri-fruktosa-dan-glukosa-dengan.html
France, 2005
diakses: 10 Juni 2013.
[9] Plessis Marina du, 2007, The role of
[19] Silva et.al, 2009, Production of glucose
knowledge management in innovation,
and fructose syrups from cassava (Manihot
Journal of Knowledge Management, Vol. 11
esculenta Crantz) starch using enzymes
Iss: 4, pp.20 29.
produced by microorganisms isolated from
[10] Ramalingam Ben dkk, Innovations In Brazilian Cerrado soil,
International Humanitarian Action dalam http://www.scielo.br/pdf/cta/v30n1/
ALNAP Review of Humanitarian Action, aop_3383.pdf, diakses 10 Juni 2013.
London, 2009.
[20] _____, beberapa-teori-tentang-
[11] Rogers Everett M., 1983, Diffusion Of implementasi
Innovations Third Edition, The Free Press, http://perencanaankota.blogspot.com/2012/0
New York. 1/beberapa-teori-tentang-implementasi.html
[12] Schwab Klaus, World Economic Forum [21] Kamalfuadi, 2012, Kebijakan dan
The Global Competitiveness Report 2012 Analisis Kebijakan,
2013 Full Data Edition, 2012. http://fuadinotkamal.wordpress.
com/2012/03/24/kebijakan-dan-analisis-
[13] Tidd Joe.dkk.,2005 Managing
kebijakan/ diakses 7 Juni 2013.
Innovation: Integrating Technological,

Pengembangan Gula Cair (Suripto, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 156

You might also like