Proceedings:

Implementasi IPTEK dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Tempat: Gedung Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember
Tanggal: 22-24 November 2018

Publisher:
AGROPROSS Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
National Conference Website. https://jpp.polije.ac.id/conference/index.php/agropross/2018
Proceedings of Agriculture DOI: 10.25047/agropross.2018.83

Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Penambahan Gula Semut Aren

Pada Bubuk Kopi Robusta (Coffea canephora)
Author(s): Siti Humaida*(1); Ratna Pudji Astuti(1)
(1)
Politeknik Negeri Jember, Indonesia
* Corresponding author: sthumaida@gmail.com

ABSTRACT Keyword:
Coffee is a beverage with a typical taste. With its typical taste added with the freshness as
physiological influence, coffee being great in demand by consumers around the world. In general, Robusta Coffee;
coffee is consumed by adding sugar, creamer, and milk. In this study, coffee is consumed only with Palm Sugar;
the addition of palm sugar. The addition of palm sugar is expected to increase consumer appeal to
the taste of coffee powder. This research was conducted at the Agricultural Crops Processing Levels of
Laboratory in July to August, 2018. This research used a non factorial Randomized Block Design pleasure;
(RBD) method, while the types of treatment were: adding 15 grams of palm sugar (P1), adding 20
grams of palm sugar (P2), and the addition of palm sugar as much as 25 grams (P3). Then, each
treatment was tested on 100 panelists as a repetition. If the analysis obtained result that
significantly different (significant), then the 5% BNT test was needed to carried out. The data is
obtained by using questionnaires from sample panelists who randomly selected. This research
obtained that the addition of palm sugar has significant effect for the parameters of taste and
thickness. While for the aroma parameter, the addition of palm sugar shows non-significant. P3
treatment is preferred by consumers in terms of taste, flavor and thickness.

Kata Kunci: ABSTRAK

Kopi Robusta; Kopi merupakan minuman dengan cita rasa khas. Dengan cita rasanya yang khas ditambah dengan
adanya pengaruh fisiologi kesegaran setelah diminum menyebabkan kopi banyak diminati oleh
Gula Semut
konsumen diseluruh dunia. Pada umumnya kopi dikonsumsi dengan penambahan gula pasir,
Aren;
creamer, dan susu. Dalam penelitian ini kopi dikonsumsi hanya dengan tambahan gula semut aren.
Tingkat Penambahan gula semut aren diharapkan meningkatkan daya tarik konsumen terhadap cita rasa
Kesukaan; bubuk kopi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Tanaman Pertanian
pada bulan Juli hingga Agustus 2018. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non factorial, adapun macam perlakuannya adalah: penambahan gula semut aren
sebanyak 15 gr (P1), penambahan gula semut aren sebanyak 20 gr (P2), dan penambahan gula
semut aren sebanyak 25 gr (P3). Masing-masing perlakuan selanjutnya diujikan kepada 100 panelis
sebagai ulangan. Jika pada analisa diperoleh hasil yang berbeda nyata (signifikan) maka dilakukan
uji lanjut BNT 5%. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuesioner dari sample panelis
yang dipilih secara acak. Hasil yang diperoleh yaitu penambahan gula semut aren berpengaruh
sangat nyata pada parameter rasa dan kekentalan. Sedangkan pada parameter aroma penambahan
gula semut aren menunjukkan non signifikan. Perlakuan P3 paling disukai konsumen dari segi rasa,
aroma dan kekentalan.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 24

Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu
komoditas penting dalam sub sektor
perkebunan dan merupakan produk
perkebunan yang mempunyai peluang
pasar yang baik didalam negeri maupun
diluar negeri. Sebagian pasar produksi kopi
di Indonesia yang merupakan komoditas
perkebunan di ekspor ke pasar dunia.
Dalam peta persaingan komoditas kopi
dunia, Indonesia merupakan negara
produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah
Brazil dan Vietnam, sekaligus merupakan
negara pengekspor kopi terbesar keempat
didunia yang menguasai pangsa ekspor
dunia sebesar 6,6 persen (Kemenperin,
2013). Konsumsi kopi dunia mencapai
70% berasal dari spesies kopi arabika dan
20% berasal dari spesies kopi robusta.
Negara-negara produsen selain
Indonesia telah melakukan langkah besar
demi menguasai pangsa dunia, baik
arabika maupun robusta. Faktor inilah
yang menjadi keharusan produsen untuk
menganalisis kelebihan dan kekurangan
dari komoditi kopi di Indonesia. Hal ini
sangat diperlukan agar produsen kopi di
Indonesia mencari peluang dan
meminimalisir kekurangan yang ada. Oleh
karena itu, diperlukan upaya-upaya agar
agribisnis unggulan Indonesia ini tidak
mengalami kemunduran dan tertinggal dari
produsen lainnya.
Kopi merupakan minuman dengan
cita rasa khas. Dengan cita rasanya yang
khas ditambah dengan adanya pengaruh
fisiologi kesegaran setelah minuman
menyebabkan kopi banyak diminati oleh
konsumen diseluruh dunia
Gula aren memiliki sifat hangat dan
rasa manis alami, hampir sama dengan gula
jawa, tetapi gula aren diambil dari nira
pohon aren (enau), berwarna coklat cerah
dan bersih. Kandungan gula merah (aren)
terdiri dari kalsium, zat besi, karoten dan
laktoflavin. Nutrisi mikro yang lain adalah
thiamine, nicotinic acid, riboflavin, niacin,
ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12,
Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
vitamin A, vitamin E, asam folat, protein
kasar dan garam mineral (Maulana, 2015).
Kandungan senyawa yang dimiliki
gula aren berfungsi dalam membantu
menjaga dan membersihkan saluran
system pencernaan dari tenggorokan
hingga lambung. Riboflavin yang
terkandung dalam gula aren membantu
melancarkan metabolisme dan
memperbaiki fungsi sel sehingga
menghasilkan energy dan membuat
stamina tubuh tetap prima. Proses larutnya
gula aren kedalam cairan tubuh
berlangsung perlahan-lahan, karenanya
mampu memberikan energy dalam rentang
waktu yang lebih panjang. Kandungan gula
yang ada dalam gula aren lebih rendah
dibandingkan gula pasir sehingga sangat
baik untuk penderita diabetes dan dapat
menurunkan kadar lemak tak jenuh dalam
tubuh. Selain itu gula aren juga berfungsi
untuk menambah darah, meredakan darah,
melancarkan peredaran darah, meredakan
nyeri, mengatasi anemia, batuk, thypus dan
lepra.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka
dilakukan penelitian yang berjudul
“Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap
Penambahan Gula Semut Aren pada Bubuk
Kopi Robusta (Coffea canephora)”. Dari
penelitian ini dapat diketahui pengaruh
penambahan gula semut aren terhadap
tingkat kesukaan konsumen pada minuman
kopi.
Pada umumnya kopi dikonsumsi
dengan menggunakan penambahan gula
pasir, creamer, dan susu. Dalam penelitian
ini kopi tidak dikonsumsi dengan
tambahan gula pasir, creamer dan susu.
Akan tetapi menggunakan penambahan
gula semut aren untuk mengganti citarasa
gula pasir yang sudah umum dikonsumsi
oleh masyarakat biasa atau pecinta kopi.
Selain sebagai pengganti gula pasir, gula
aren memiliki manfaat yang baik bagi
kesehatan terutama penderita diabetes.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah keberagaman cita rasa kopi
25
Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________
yang menyehatkan dan meningkatkan nilai
tambah bagi produsen kopi, sehingga bisa
menunjang ketahanan pangan keluarga
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Kegiatan
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli hingga bulan Agustus 2018 di
Laboratorium Pengolahan Hasil Tanaman
Pertanian Politeknik Negeri Jember.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) non factorial,
dengan 3 perlakuan dan ulangan 100 kali,
dimana ulangan tersebut merupakan
panelis. Jika pada analisis terdapat hasil
yang berbeda nyata (signifikan) maka
dilakukan uji lanjut yang digunakan untuk
penelitian ini yaitu BNT 5%
Perlakuan pada penelitian ini yaitu
komposisi kopi dan gula aren dengan 3
perlakuan. Adapun perlakuan tersebut
sebagai berikut :
P1 = kopi 12 gram + gula semut aren 15
gram
P2 = kopi 12 gram + gula semut aren 20
gram
P3 = kopi 12 gram + gula semut aren 25
gram
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah : kopi robusta, gula
aren, tabung gas LPG 3kg, alumunium foil,
kertas label. Alat yang diperlukan : alat
penyangrai kopi (Roasting), wajan,
spatula, ayakan, sendok, kompor gas,
timbangan, alat penggilingan, ayakan,
mangkuk cuptest dan kamera.
Cara Kerja
1. Pembuatan Bubuk Kopi Robusta.
a. Menyiapkan alat penyangraian yang
sudah diatur suhunya.
b. Memasukkan biji kopi ke alat
penyangrai dengan suhu 190 oC
selama 9 menit.
c. Mendinginkan kopi yang telah
disangrai agar tidak over roasted
dengan kipas.
Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
d. Menimbang kopi robusta yang telah
disangrai.
e. Menggiling kopi sangrai menjadi
kopi bubuk.
2. Pembuatan Gula Semut Aren.
a. Menyiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu.
b. Menyiapkan 500 gr gula aren,
dengan air sebanyak 250 ml.
c. Panaskan air dan gula aren diatas api
kecil.
d. Aduk hingga kadar air dalam gula
berkurang.
e. Setelah dirasa cukup kering, matikan
kompor sambil diaduk hingga
menjadi butiran-butiran gula semut.
f. Aduk secara terus menerus hingga
adonan gula aren menjadi butiran
kristal.
g. Kemudian simpan pada tempat yang
telah disediakan.
3. Proses Pengemasan
a. Menimbang gula semut aren dan
bubuk kopi robusta sesuai perlakuan.
b. Menyiapkan alumunium foil yang
akan digunakan untuk kemasan kopi
robusta.
c. Memasukkan campuran bubuk kopi
robusta dengan gula aren semut
kedalam alumunium foil.
d. Sealer dengan menggunakan alat
sealer dengan suhu 120 c.
4. Proses Penyeduhan
a. Menimbang setiap kopi dengan berat
yang sama yaitu 12 gram.
b. Menempatkan pada mangkok cuptest
yang berukuran sama, dan pada
setiap perlakuan menempati
mangkok cuptest yang berbeda.
c. Menambahkan gula semut aren
dengan berat yang berbeda pada
setiap mangkok dengan
perbandingan kopi dan gula semut
aren sebesar 12 gram : 15 gram, 12
gram : 20 gram, dan 12 gram : 25
gram, pada setiap cup menggunakan
air sebanyak 180 ml.
26
Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________

d. Melakukan penyeduhan dan permukaan lidah, sehingga syaraf

pengadukan secara merata pada
setiap mangkok sebanyak 10 kali.
e. Melakukan pelabelan pada setiap
mangkok sesuai kode perlakuan dan
minuman siap disajikan.
5. Proses Uji Organoleptik
a. Uji organoleptik dilakukan dengan
panelis yang berjumlah 100 orang
dengan rata-rata usia 20-23 tahun,
jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, panelis berprofesi
sebagai mahasiswa.
b. Pada parameter aroma panelis
menilai dengan cara menghirup atau
mencium secara kuat aroma yang
dihasilkan dari seduhan sambil
diaduk pada setiap perlakuan.
c. Pada parameter rasa panelis menilai
dengan cara mencicipi satu sendok
dari masing-masing perlakuan.
Dengan penyeruputan yang kuat
cairan akan memenuhi seluruh
pengecap dapat menangkap rasa
dasar. Lama cairan kopi ditahan
dalam rongga mulut selama 3 – 5
detik.
d. Pada parameter kekentalan panelis
menilai dengan cara lama
bertahannya suatu rasa yang berasal
dari langit-langit belakang mulut dan
bertahan setelah kopi dibuang atau
ditelan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil uji organoleptik
dengan 100 panelis, penambahan gula
semut aren pada bubuk kopi robusta
terhadap tingkat kesukaan konsumen
dengan parameter pengamatan berupa
aroma, rasa, dan kekentalan diperoleh data
dan setelah dianalisa dihasilkan sidik
ragam seperti disajikan pada Tabel 1.
sebagai berikut :

Tabel 1. Rangkuman Analisa Sidik Ragam Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap

Penambahan Gula Semut Aren Pada Bubuk Kopi Robusta
Sumber Rasa Aroma Kekentalan F. tab F. tab
db
Keragaman F. hit F. hit F. hit 0.05 0.01
Ulangan 99 1,69 ** 2,35 ** 2,44 ** 1,32 1,48
Perlakuan 3 18,12 ** 3,00 ns 11,79 ** 3,04 4,71
Galat 198
Total 299
Keterangan : ns = non signifikan
** = berbeda sangat nyata

Berdasarkan hasil analisa sidik
ragam pada Tabel 1, terlihat bahwa
parameter pengamatan rasa dan kekentalan
menunjukkan pengaruh berbeda sangat
nyata, sedangkan pada parameter
pengamatan aroma menunjukkan berbeda
tidak nyata.
Pembahasan
Penelitian mengenai penambahan
gula semut aren pada kopi bubuk robusta
ini menggunakan jenis kopi robusta
Sidomulyo dengan mutu 1, yang ditanam
di kabupaten Jember, dan gula aren berasal
dari desa Kedung Sumur kabupaten
Probolinggo. Penelitian ini mengamati 3
parameter yaitu rasa, aroma dan kekentalan
seduhan kopi.
Uji organoleptik digunakan untuk
menilai suatu komoditi makanan atau
minuman, khususnya untuk produk
kenikmatan. Pengujian ini langsung
menilai kesukaan manusia sebagai
konsumen, dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat, dan hasilnya dapat segera
diketahui dan cukup teliti. Penilaian

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 27

Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________

organoleptik banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan untuk tujuan
pengembangan produk baru, reformulasi
produk, monitoring kompetisi dengan
produk merk lai, pengawasan mutu, dan
kesenangan konsumen (Sumartono,
Sulistyowati dan Misnawi, 2005).
1. Parameter Rasa
Hasil analisa sidik ragam parameter
rasa pada Tabel 1. menunjukkan pengaruh
yang berbeda sangat nyata sehingga diuji
lanjut menggunakan BNT (Beda Nyata
Terkecil) pada taraf 5%, dan disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Lanjut BNT 5%
terhadap Parameter Rasa
Perlakuan Rata-rata Notasi
P1 4,03 a berperan dalam menentukan kualitas
P2 4,43 b seduhan kopi
P3 4,96 c meggunakan indra pengecap.
BNT 5 % = 0,31
Keterangan :
Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil
yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata (
signifikan) pada uji BNT taraf 5%.
Berdasarkan uji lanjut BNT taraf 5%
pada Tabel 2. menunjukkan bahwa
perlakuan P1,P2,P3 berbeda sangat nyata.
Pada perlakuan P3 (25 gram) komposisi
gula semut aren menunjukkan rata-rata
yang lebih tinggi dari perlakuan yang
lainnya.
Rasa atau cita rasa pada kopi robusta
merupakan atribut penting yang
mempengaruhi penerimaan seseorang
terhadap suatu minuman, dan karena cita
rasa ini akan mempengaruhi permintaan
kopi yang tinggi. Rasa dari beberapa
panelis memiliki nilai yang berbeda
dikarenakan dari setiap panelis mempunyai
persepsi yang berbeda khususnya pada
indra pengecap, yang mana akan
mempengaruhi dari kualitas seduhan kopi.
Rasa yang disukai oleh panelis adalah
penambahan gula semut aren 25 gram (P3)
yang mana memiliki rasa yang lebih pekat
dan terasa gula semut arennya. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi pemberian
gula semut aren maka tingkat kesukaan
panelis semakin tinggi. Menurut Tarigan
dkk, 2015, yang menyatakan bahwa rasa
yang pengukuranya
2. Parameter Aroma
Hasil analisa sidik ragam parameter
aroma pada Tabel 1. menunjukkan
pengaruh yang berbeda tidak nyata. P3
paling disukai konsumen dengan hasil rata-
rata 4.68 yang menunjukkan pengaruh
yang berbeda tidak nyata dikarenakan dari
ketiga perlakuan aromanya hampir sama.
Grafik parameter aroma dari masing-
masing perlakuan disajikan dalam gambar
sebagai berikut :

4.8
4.7
4.6
Aroma

4.5
4.4
4.3
4.2
Tingkat Konsumen
P1= 15 gram 4.37
P2= 20 gram 4.49
P3= 25 gram 4.68

Gambar 1. Grafik Rata-rata Penambahan Gula Semut Aren pada Paremeter Aroma.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 28

Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________
Aroma merupakan salah satu atribut
penting dalam menilai kualitas seduhan
kopi. Aroma kopi yang ditangkap dengan
indra penciuman dan menghasilkan
penguapan senyawa Aroma yang disukai
oleh panelis adalah penambahan gula
semut aren 25 gram yang memiliki aroma
lebih kuat. Hal ini menunjukkan aroma
kopi dipengaruhi oleh suhu minuman kopi
itu sendiri, ketika kopi dalam keadaan
panas maka aroma kopi semakin kuat
sedangkan dalam keadan dingin maka
aroma kopi semakin ringan (Mulato dan
Surharyanto, 2012).
Senyawa-senyawa yang ada pada
butiran biji kopi tidak semua berkontribusi
pada aroma karena konsentrasinya
dibawah ambang rasa atau tingkat
volatilitasnya rendah , sehingga tidak dapat
dikenali sebagai stimulant oleh syaraf
penciuman. Perbedaan kandungan
senyawa-senyawa volatile dapat
disebabkan oleh perbedaan derajad
penyangraian dan spesies kopi yang
mencerminkan aroma khas kopi. Pada
proses penyeduhan sebagian besar
komponen bau (fragrance) dari bubuk kopi
larut dalam air penyeduh. Komponen
volatil yang terbawa oleh uap air
selanjutnya akan dapat dikenali oleh syaraf
pencium di rongga hidung ketika kita
menyeruput (slurping) seduhan kopi
(Ismayadi, 2005).
3. Parameter Kekentalan
Hasil analisa sidik ragam parameter
kekentalan pada Tabel 1. menunjukkan
pengaruh yang berbeda sangat nyata
sehingga diuji lanjut menggunakan BNT
(Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%, yang
disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan uji lanjut BNT taraf 5%
pada Tabel 3. menunjukkan bahwa
perlakuan P1, P2,P3 berbeda sangat nyata.
Pada perlakuan P3 (25 gram gula semut
aren) komposisi gula semut aren
Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan perlakuan yang lainnya.
Kekentalan merupakan karakter
internal yang dapat dinilai dengan cara
menggosokkan lidah dengan langit-langit
mulut sehingga ada kesan kekentalan rasa
dari cairan. Parameter kekentalan dari
beberapa panelis memiliki nilai yang
berbeda dikarenakan dari setiap panelis
mempunyai persepsi yang berbeda
khususnya pada indra pengecap yang akan
mempengaruhi dari kualitas seduhan kopi.
Kekentalan yang disukai oleh konsumen
adalah pada penambahan gula semut aren
25 gram (P3) yang memiliki kekentalan
yang lebih terasa gula semut arennya. Hal
ini menunjukan semakin tinggi pemberian
gula semut aren maka kekentalan semakin
terasa, sehingga tingkat kesukaan panelis
semakin tinggi. Menurut Mulato dan
Surhayanto (2012), menyatakan bahwa
kekentalan berperan dalam menentukan
kualitas seduhan kopi yang pengukuranya
meggunakan indra pengecap.
Tabel 3. Hasil Uji Lanjut BNT 5%
terhadap Parameter Kekentalan
Perlakuan Rata-rata Notasi
P1 4,41 a
P2 4,65 a
P3 5,04 b
BNT 5 % = 0,19
Keterangan:
Angka-angka yang diikuti dengan huruf
kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata (non signifikan) pada uji BNT taraf 5%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa penelitian
“Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap
Penambahan Gula Semut Aren Pada bubuk
Kopi Robusta (Coffea canephora)” dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penambahan gula semut aren pada
bubuk kopi robusta menunjukkan
pengaruh berbeda sangat nyata pada
parameter rasa dan kekentalan,
sedangkan pada parameter aroma
29
Author(s): Siti Humaida; Ratna Pudji Astuti ___________________________________________________

menunjukkan pengaruh berbeda tidak Sumartono, B ; Sulistyowati dan Misnawi.

nyata. 2005. Uji Cita Rasa Kopi. Pusat
2. Perlakuan P3 (25 gram) penambahan Penelitian Kopi Dan Kakao
gula semut aren pada bubuk kopi Indonesia.
robusta lebih disukai konsumen dari
segi rasa dan kekentalan. Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi Panduan
Budidaya dan Pengolahan Kopi
DAFTAR PUSTAKA Arabika dan Robusta. Penebar
Budiman, H. 2015. Prospek Tinggi Dari Swadaya. Jakarta.
Bertanam Kopi. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta Siswoputranto, P.S. 1993. Kopi
Internasional dan Indonesia.
Elsera Br Tarigan, Dibyo Prawono dan Kanisius. Yogyakarta.
Tajul Iflah 2015. Kopi, Seduhan dan
kesehatan.Pusat Penelitian Kopi dan Yusianto. 1999. Komposisi kimia biji
kakao Jember. Dalam Jurnal kopi dan pengaruhnya terhadap cita
teknologi dan industri Pertanian rasa seduhan. Warta Pusat
Indonesia.Volume, Nomor 1 | 10 Penelitian Kopi dan Kakao 15: 190-
Maret 2015. Halaman 13-15 202.

Ismayadi, C. 2005. Karakteristik dan

Deskripsi Citarasa Kopi. Pusat
Penelitian Kopi Dan Kakao
Indonesia
Kementerian Perindustrian 2013.
Pengolahan Kopi Jadi Industri
Prioritas.
http://www.kementerian.go.id.
Diakses tanggal 25 Januari 2018

Maulana. S.A. 2015. Kandungan Gula

Aren dan Manfaatnya Untuk
Kesehatan.
www.biodivesitywariors.org/kandun
gan-gula-aren-dan-manfaatnya-
untuk-kesehatan.html Diakses
tanggal 29 Desember 2017.

Mulato, S. dan E. Suharyanto, 2012. Kopi

Seduhan dan Kesehatan. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia. Jember.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2016.

Pengolahan Kopi.
http://iccri@iccri.net. Diakses pada
31 Januari 2018.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 30