Professional Documents
Culture Documents
1
FBS 1 CASE 4 : LIPID
Kelompok Tutorial A4
Anggota :
2
PAGE 1
Titan, 20 years old was a handsome young man with an athletcal posture. That
was untl he suddenly found that his body weight extremely big in his
bedrooms mirror and he feels easily exhausted lately. His mother bring him to
a doctor near near the house for a consultaton. The anamnesis start with his
daily intake. It seems that Titans family donot get used to breakfast in the
morning. So, Titans buy food after arriving in his campus. And his favorites are
2 big packs of gorengan with 2 bottles of ice tea, since it more cheap, fulfill &
crispy. In the midday, he prefer to buy mie ayam bakso, considering his money
are preferred to buy books. At night, a dinner at 07.30 pm with his own mother
delecious food make him eat as much as he want. At 10.00, during his study at
night, martabak seller with come and send him cheese & eggs martabak to
accompany his study. And at the midnight, to make his eyes keep awake, he
make his own fried rice. According to Titan, his habit begin when he feels that
as medecal student, he must read & do a lot of home work. It means that he
has through 2 years of excenssive eatng, since now he is in second years of his
medical study.
PAGE 2
The physical examinatons, his weight is 150 kg and his height is 178 cm. His
vital sign and general examinatons are in normal conditon. The doctor axplai
to Titan that to loose his weight it will require dietary and lifestyle changes,
such as, arrange his menu in a day, reduce oily food & increase physical actvity.
Titan agree to changes his eatng habbit and eat the menu as his doctors order.
Titan hope that in his graduaton he will look propotonal & hansome as he
was.
3
4
FBS 1 CASE 4 : LIPID
PEMBAHASAN
DEFINISI
a/ salah 1 kelompok senyawa organik yg trdpt dlm tumbuhan, hewan, dan manusia,
yg sangat berguna bagi kehidupan manusia. (dasar-dasar biokimia, Anna .P)
a/ kelompok heterogen lemak dan zat mirip lemak yg ditandai dg sifat tdak larut dlm
air dan bisa diekstrak dg larutan nonpolar, spert alkohol, eter, klorofom, benzen, dll.
(Dorlan)
KLASIFIKASI
Menurut komposisi kimia
1. Lipid sederhana
- lemak netral
2. Lipid majemuk
3. Lipid turunan
- as. Lemak
5
- sterol :
1. Lemak simpanan
terdiri atas trigliserida yg disimpan di dlm depot2 dlm jaringan tumbuhan dan hewan.
2. Lemak struktural
1. As lemak jenuh
as. Lemak yg mengandung 2/lebih ikatan rangkap. Contoh omega 6 dan omega 3
6
Lipid sederhana: asam lemak
Rantai sedang
kacang panjang
Omega 3
7
Linolenat As. 9,12,15- Minyak kacang kedelai,
oktadekatrienoat kecambah, gandum
STRUKTUR LEMAK
Yang dimaksud dengan lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol.
Satu molekul gliserol dapat mengikat 1, 2, atau 3 molekul asam lemak dalam bentuk
ester yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida.
HO CH HO CH R2 COO CH
R1 COO CH2
R2 COO CH
R3 COO CH2
Trigliserida
8
Satu molekul gliserol mengikat 3 molekul asam lemak. Oleh karena itu lemak adalah
trigliserida. R1-COOH, R2-COOH, dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada
gliserol. Ketga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda.
Asam lemak yang terdapat dalam alam ialah asam palmitat, stearat, oleat, dan
linoleat.
STRUKTUR LIPID
PEMBAGIAN LIPID MENURUT BLOOR
LIPID SEDERHANA
COMPOUND LIPID
DERIVAT LIPID
LIDIP SEDERHANA
KOMPONEN LIPID
Lipoprotein
HDL 1.063-1.21 5 15 33 29 8
LDL 1.019 18 28 25 21 4
1.063
9
IDL 1.006-1.019 25 50 18 22 31
most proteins have densities of about 1.3 1.4 g/mL and lipid aggregates usually
DERIVAT LIPID
Steroid
Aldehida
Keton bodies
sterol
Ada 2 macam asam lemak jenuh dan asam lemak tdak jenuh
Asam lemak jenuh mempunyai ikatan carbon tunggal. C : Asam asetat ( CH3COOH),
Asam propionat (CH3OH2COOH)
Asam lemak tak jenuh, mempunyai ikatan carbon rangkap. C : asam oleat, asam
palmit oleat
10
PROSES PENCERNAAN, PENYERAPAN, DAN
EKSKRESI LIPID
EMULSIFIKASI
Emulsifikasi terjadi di dalam usus
halus dengan bantuan cairan empedu. Cairan empedu terdapat sebagai asam empedu dan
garam empedu. Asam empedu dibuat oleh hat dari kolesterol untuk kemudian disimpan di
dalam kantung empedu.
PENCERNAAN LIPID
Sebagian besar pencernaan
trigliserida terjadi di dalam usus halus. Enzim utama yang berperan adalah lipase. Lipase
sebagian besar dibentuk oleh pankreas dan selebihnya oleh dinding usus halus.
11
Ester kolesterol dihidrolisis oleh
enzim kolesterol esterase yang dikeluarkan oleh pankreas.
empedu
Lambung
Intestnal Lipase
12
Pancreatc Lipase
Usus halus
+ /
gliserol Trigliserida
ABSORSI LIPID
Terjadi di jejunum
Lipid diabsorpsi oleh usus halus dalam bentuk monogliserida, asam lemak rantai
pendek dan asam lemak rantai panjang
C pendek
Asam lemak rantai pendek (10-12
atom C) melewat sel epitel usus halus secara difusi dan mengikut jalur yang sama ditempuh
oleh monosakarida dan asam amino.
C Panjang
Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai
penjang (12/lebih).
Monogliserida, asam lemak rantai panjang, dan micelles yang berada di lumen usus halus
berdifusi melalui mikrovilli ke sel epitel usus halus. Dari sel epitel, monogliserida dicerna
menjadi gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epitel.
Trigliserida berhent di RE untuk disintesis bersama fhosfolipid dan kolesterol dilapisi oleh
protein dan merekat satu sama lain membentuk massa Kilomikron.
13
Kilomikron lakteal pada villi
ditransport melalui pembuluh limfatk duktus toraxicus sistem peredaran darah vena
pada tulang belakang hat (melalui arteri hepatka).
Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol dan fosfolipida) yang terbentuk di dalam usus
halus dikemas untuk diabsorpsi secara aktf dan ditransportasi oleh darah. Bahan-bahan ini
bergabung dengan protein-protein khusus dan membentuk alat angkut lipida yang
dinamakan lipoprotein.
Low Density Lipoprotein / LDL : merupakan katabolisma akhir dari VLDL. LDL
terbanyak tersusun atas kolesterol.
Very Low Density Lipoprotein / VLDL : berasal dari hat yang berperan
mengeluarkan triasilgliserol. Penyusun VLDL terbanyak adalah triasilgliserol.
14
EKSRESI LEMAK
Terutama dalam bentuk kolesterol
SIKLUS ENTEROHEPATIK
Kolesterolempedu (hat)
KEBUTUHAN LEMAK
15-30% dari kebutuhan kalori total (WHO,1990)
15
PENGELUARAN LIPID
Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi:
Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (pengeluaran enzim dan
hormon)
Energy source
Energy storage
Fats are stored as triglycerides in both the muscle tissue and adipose (fat) tissue.
Essentally, a lipid molecule consists of one glycerol molecule and three fatty acid
molecules to form triglyceride
FUNGSI LIPID
16
1. Sumber Energi
Lemak minyak : sumber energi paling padat, menghasilkan 9kkal untuk tap gr, yaitu 2 kali
besar energi yang dihasilkan oleh KH dan protein .
5% di jaringan intramuskuler
Lemak merupakan sumber asam lemak esensial asam linoleat dan linolenat.
4. Menghemat Protein
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tdak
digunakan sebagai sumber energi.
6. Sebagai Pelumas
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
secara cepat.
17
Lapisan lemak yang menyelubung organ-organ tubuh, sepert jantung, hat, ginjal membantu
menahan organ-organ tersebut tetap di tempatnya & melindunginya dari benturan dan
bahaya lain.
SIMPANAN LEMAK
Simpanan lemak dalam tubuh terutama dilakukan di dalam sel lemak dalam
jaringan adiposa.
Di dalam sel terdapat enzim lain yang merakit kembali bahan-bahan hasil
hidrolisis menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi.
Sel-sel adiposa menyimpan lemak setelah makan jika kilomikron dan VLDL
yang mengandung lemak melewat sel-sel tersebut.
PENGARUH HORMON
Pengaruh Hormon terhadap Metabolisme Lemak di Jaringan Adiposa
Pembebasan asam lemak, sebagai produk lipolisis triasilgliserol di jaringan adiposa ke dalam
sirkulasi darah untuk didistribusi ke jaringan tubuh lainnya ternyata dibutuhkan beberapa
macam hormon, diantaranya:
Insulin
Epinefrin
Norepinefrin
Glukagon
GH (growth hormone)
Vasopressin
18
PENGARUH HORMON INSULIN
berart, mengurangi lipolisis Triasilgliserol (mengurangi jumlah asam lemak bebas dan
gliserol yang dijumpai di jaringan adiposa.
Jaringan adiposa sangat sensitf terhadap hormon insulin bila dibandingkan dengan
jaringan tubuh lainnya.
Bersifat meningkatkan kadar asam lemak bebas yang terdapat dalam plasma darah,
yang berasal dari produk lipolisis triasilgliserol di dalam jaringan adiposa.
3. Pada tahap akhir hidrolisis, setap pecahan dari lemak mengikat pecahan berasal dari
glukosa sebelum akhirnya dioksidasi menjadi CO2 + H2O
Lemak tubuh tdak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa KH, karena akan
diperoleh hasil antara pembakaran lemak berupa bahan-bahan keton yang dapat
menimbulkan ketosis.
Tubuh mempunyai kapasitas tak terhingga untuk menyimpan lemak. Namun tdak
sepenuhnya dapat menggantkan KH sebagai sumber energi.
otak, sistem saraf, dan sel darah merah membutuhkan glukosa sebagai sumber energi.
oksidasi
19
Oksidasi asam lemak di dalam mitokondria menyebabkan pembentukkan sejumlah
besar ATP melalui proses beta-oksidasi, yaitu proses yang akan memisahkan unit-unit
asetl KoA secara sekuensial dari rantai asil lemak.
Dehidrogenasi
Hidratasi
Dehidrogenasi
Thiolisis
Step 1 : dehidrogenasi /
oksidasi
Step 1 :
dehidrogenasi / Berperan pada
pembentukan rantai
Mempunyai akseptor
+.
hidrogen FAD
Step2 : Hidratasi
20
Mengkatalisis hidrasi trans enoyl CoA
Step 3 : dehidrogenasi
Step 4 : thiolisis
-Ketothiolase
mengkatalisis
pemecahan ikatan
thioester.
Acetyl-CoA dilepas
dan tersisa asam lemak asil ko A yang terhubung dgn thio sistein mll ikatan toester.
Tiol HSCoA menggantkan cysteine thiol, menghasilkan fatty acyl-CoA (yang telah
berkurang 2 C).
21
Degradasi asam lemak tak jenuh
Lemak Tidak Jenuh : Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dimana
sebetulnya dapat diikat tambahan atom hidrogen
22
Oksidasi asam lemak jenuh
1.Pembentukan asil KoA dari asam lemak R-CH2CH2COOH berlangsung dengan katalis
enzim asil KoA sintase atau disebut juga tokinase dalam 2 tahap yaitu: mula-mula
asam lemak bereaksi dengan ATP dan enzim membentuk kompleks enzim-
asiladenilat. Molekul asiladenilat terdiri atas gugus asil yang berikatan dengan gugus
fosfat pada AMP. Molekul ATP dalam reksi ini diubah menjadi AMP dan pirofosfat.
Kemudian Asil AMP bereaksi dengan koenzim A membentuk Asil KoA. Pirofosfat
dengan segera terhidrolisis menjadi 2 gugus fosfat. Reaksi ini menyebabkan
pembentukan Asil KoA berlangsung dengan baik.
2. Reaksi pembentukan Enoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim Asil KoA dehidroginase
berperan sebagai katalis dalam reksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reksi ini
23
adalah FAD yang berperan sebagai Akseptor Hidrogen. 2 Molekul ATP dibentuk untuk
tap pasang elektron yang ditranspartasikan dari molekul FADH2 melalui sistem
transpor elektron.
5. Reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan asetl koenzim A dan Asil
koenzim A yang mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul
semula.
Asil koenzim A yang terbentuk pada reaksi tahap lima, mengalami metabolisme lebih
lanjut melalui reaksi tahap dua hingga tahap lima dan demikian seterusnya sampai
rantai C pada asam lemak terpecah menjadi molekul-molekul asetl koenzim A.
Selanjutnya koenzim asetl A dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus
asam sitrat atau digunakan untuk reaksi-reaksi yang memerlukan asetl koenzim A.
Propionil koenzim A diubah menjadi D-Metlmalonil koenzim A dengan karboksilasi
yang menggunakan HCO3- dan ATP. Propionil koenzim A karboksilase adalah suatu
enzim biotnyang menjadi katalis dalam reaksi tersebut. Kemudian isomer D dari
Metlmalonil koenzim A segera membentuk isomer L dengan katalis enzim
Metlmalonil KoA rasemase. L-Metlmalonil koenzim A ini pada reaksi berikutnya
diubah menjadi suksinil koenzim A, dengan enzim metalmalonil KoA mutase sebagai
katalis dan deoksiadenosilkobalaminsebagai koenzim(B12)
24
Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh
Tahap pertama pembentukan asil koenzim A selanjutnya molekul Asil koenzim A dari asam
lemak tdak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses oksidasi sepert molekul
asam lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa-sis-sis-asil KoA atau trans-sis-Asil KoA, yang
tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul tersebut. Untuk mendapatkan Linoleil
KoA yang terbentuk pada tahap pertama, kemudian dipecah melalui proses oksidasi,
sehingga menghasilkan 3 molekul asetl KoA.
25
BESAR ATP YANG DIHASILKAN OKSIDASI ASAM
LEMAK
Pengangkutan elektron pada rantai respirasi dari FADH2 dan NADH akan
menghasilkan sintesis 5 fosfat energi-tnggi untuk setap 7 molekul pertama asetl-
KoA yang dibentuk melalui beta-oksidasi palmitat
7 X 5 = 35 mol ATP
Maka proses tsb mendapat sbg fosfat energi tinggi sebanyak 68 % dr total energi hasil
pembakaran lemak.
26
Bikarbonat HCO3 bertndak sebagai sumber CO pada reaksi awal, yang berupa reaksi
karboksilasi asetl-SKoA yang membentuk malonil-SKoA. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim
asetl-SKoA karboksilase yang mengkaitkan ATP dan biotn.
Gugus-SH molekul pantetein dari residu molekul multenzim, yang dinamakn sebagai
gugus-SH sentral.
Molekul asetl-SKoA yang pertama (priming molecule) bergabung denan gugus-SH perifer
membentuk komplek mult enzim-asetl. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim asetl transasilase.
27
Molekul malonil-SKoA bergabung denan gugus-SH sentral membentuk komplek multenzim-
asetl-malonil. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim malonil-transasilase.
Gugus asetl molekul komplek multenzim Enz-asetl-malonil akan menyerang gugus metlen
residu malonil intra molekuler dan dihasilkan komplek mult Enz- ketoasil ( ketoasil terikat
pada SH sentral sedangkan SH perifer bebas kembali) dan CO. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim -ketoasil sintase.
28
29
BIOSINTESIS ASAM LEMAK TAK JENUH
Sintesis asam lemak yang memiliki ikatan rangkap tunggal (monounsat .F.A)
Hat merupakan organ utama dalam proses interkoversi asam lemak tak jenuh, karena
retkulum endoplasma sel hat mengandung satu enzim untuk keperluan itu.
Umumnya tambahan ikatan rangkap pada rantai molekul asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap tunggal, ternyata menghasilkan letak ikatan rangkap yang satu dengan yang
lainnya hanya dipisahkan oleh gugus metlen.
Di dalam jaringan tubuh, adanya asam lemak tdak jenuh dengan isomer trans mengalami
metabolisme asam lemak jenuh, sedangkan asam lemak yang memiliki banyak ikatan
rangkap, isomer transnya tdak merupakan asam lemak yang esensial dan bahkan
keberadaannya akan memperberat keadaan defisiensi asam lemak esensial.
30
KOMPLEKS ENZIM SINTASE ASAM LEMAK MERUPAKAN
POLIPEPTIDA YANG MENGANDUNG TUJUH AKTIVITAS
ENZIM
Kompleks Enzim sintase as.lemak merupakan sebuah dimer. Setap monomer adalah
identk dan terdiri atas satu rantai polipeptda yang bisa ditandai serta mengandung
tujuh aktvitas enzim sintase as. Lemak dan sebuah ACP dengan gugus 4-
fosfopantetein-SH. Didekatnya terdapat 3-ketoasil sintase (enzim kondensasi) dari
monomer lain. Keadaan ini terbentuk karena kedua monomer tersebut berada dalam
konfigurasi kepala-ekorKarena kedua tol ikut serta dalam aktvitas sintase, maka
bentuk yang aktf hanya dimer.
31
Kolesterol merupakan lipid amfipatk dan pada keadaan demikian menjadi komponen
struktural pembentuk membran sel serta lapisan eksterna lipoprotein plasma. Lipoprotein
mengangkut kolesterol bebas dalam sirkulasi darah.
Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa dalam
bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai
ester kolesteril.
TAHAP 1
Asetl KoA membentuk HMG KoA dan mevalonat: Pada mulanya 2 molekul asetl KoA
berkondensasi membentuk asetoasetl KoA dan reaksi ini dikatalisis oleh enzim sitosol
tolase. Reasi alternatf lainnya berlangsung di hat, yaitu senyawa asetoasetat yang dibuat di
mitokondria pada lintasan ketogenesis berdifusi ke dalam sitosol dan dapat diaktfkan
32
menjadi asetoasetl KoA oleh enzim asetoasetl KoA
sintase, membutuhkan ATP dan KoA.
TAHAP 2
Mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktf:
mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediat
terfosforilasi aktf. Dengan cara dekarboksilasi terbentuk unit isoprenoid aktf yaitu
isopentenil difosfat.
TAHAP 3
6 unit isoprenoid membentuk skualen: melibatkan kondensasi 3 molekul isopentl difosfat
untuk membentuk farnesil difosfat. Proses ini terjadi lewat isomerasi senyawa isopentl
difosfat yang melibatkan pergeseran ikatan rangkap membentuk dimetlalil difosfat, yang
kemudian diikut oleh molekul isopentenil difosfat lainnya untuk membentuk intermediat
dengan 10 karbon yaitu geranil difosfat.
33
Kondensasi isopentenil
difosfat lebih lanjut
menghasilkan farsenil
difosfat. 2 molekul
farsenil difosfat
berkondensasi pada
ujung difosfat pada
reaksi yang melibatkan
eliminasi pirofosfat
anorganik untuk
membentuk praskualen
difosfat dan diikut
reduksi dengan NADPH
yang diikut eliminasi
radikal pirofosfat
anorganik lainnya.
Senyawa yang dihasilkan
adalah skualen.
TAHAP 4
Skualen dikonversi menjadi lanosterol: skualen memilliki struktur yang sangat mirip dengan
int steroid. Sebelum terjadi penutupan cincin, skualen dikonversi menjadi skualen 2,3-
epoksida oleh enzim oksidase dengan fungsi campuran di dalam RE, yaitu enzim skualen
epoksidase. Reaksi siklisasi dikatalisis oleh enzim oksidoskualen: lanosterol siklase.
TAHAP 5
Lanosterol dikonversi menjadi kolesterol: berlangsung didalam membran RE dan melibatkan
perubahan int steroid serta rantai samping. Gugus metl C14 dioksidasi menjadi CO2
membentuk 14-desmetl lanosterol. 2 gugus metl pada C4 dikeluarkan untuk memproduksi
zimosterol. Desmosterol dibentuk oleh pergeseran ikatan rangkap cincin B untuk mengambil
posisi diantara C5 dan C6. Kolesterol dibentuk ketka ikatan rangkap rantai samping direduksi
(peristwa ini dapat berlangsung pada segala tahap proses konversi). Urutan tepat tahap-
tahap reaksi masih belum diketahui dengan past.
34
SINTESIS KOLESTEROL DIKENDALIKAN OLEH REGULASI HMG
KOA REDUKTASE
Regulasi sintesis kolesterol dilakukan di dekat awal lintasan, pada tahap HMG KoA reduktase.
Saat berpuasa, terjadi penurunan aktvitas HMG KoA reduktase (penurunan sintesis
kolesterol saat berpuasa). HMG KoA reduktase di hat dihambat oleh mevalonat yang
merupakan intermediat dan oleh kolesterol yang merupakan produk utama lintasan
tersebut. Sintesis kolesterol juga dihambat oleh LDL-kolesterol yang diambil lewat reseptor
LDL.
Pemberian hormon insulin atau hormon troid akan meningkatkan aktvitas HMG KoA
reduktase, sedangkan hormon glukagon atau glukokortkoid akan menurunkannya.
Kolesterol yang disintesis merupakan bagian terbesar dari kolesterol di dalam tubuh.
Sedangkan sebagian kecil saja kolesterol berasal dari kolesterol yang terdapat dalam
makanan
35
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol dalam jaringan
Peningkatan dapat terjadi akibat:
Ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel
Sintesis kolesterol
Aliran keluar kolesterol dari membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya
rendah, khususnya HDL3 atau HDL diskoid dan didorong oleh enzim LCAT
(lesitn:kolesterol asiltransferase)
36
Esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (asil KoA:kolesterol asiltransferase)
Penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa streroid lainnya sepert hormon, asam
empedu
RESEPTOR LDL
Terdapat pada permukaan sel di dalam lekukan yang tersalut pada sisi sitosol membran sel
dengan sebuah protein yang dinamakan klatrin. Reseptor tersebut merupakan glikoprotein
yang merentangkan membran sel. Setelah pengikatan dengan reseptor, LDL diambil secara
utuh melalui endositosis, kemudian dipecah dalam lisosom (translokasi kolesterol ke dalam
sel). Reseptor tersebut tdak dihancurkan tetapi kembali kepermukaan sel. Aliran masuk
kolesterol ini menghambat kerja HMG KoA sintase serta HMG KoA reduktase.
PENGANGKUTAN KOLESTEROL
Kolesterol diangkut di dalam lipoprotein pada plasma dengan proporsi terbesar pada LDL.
Kolesterol makanan membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengimbangi kolesterol di
dalam plasma dan beberapa minggu untuk mengimbangi kolesterol didalam jaringan.
37
Pergantan kolesterol di hat relatf lebih cepat, kolesterol yang tdak teresterifikasi dalam
plasma dan hat akan seimbang dalam waktu beberapa jam saja karena pemindahan
kolesterol antar membran sel terjadi dengan mudah.
Ester kolesteril di dalam makanan dihidrolisis menjadi kolesterol yang kemudian bercampur
dengan kolesterol yang tdak teresterifikasi dari makanan dan kolesterol empedu sebelum
penyerapan dari usus. Senyawa ini bercampur dengan kolesterol yang disintesis diusus dan
disatukan ke dalam kilomikron.
Kolesterol yang diserap 80-90% akan mengalami esterifikasi dengan asam lemak rantai
panjang dalam mukosa usus. Senyawa sterol nabat (sitosterol) sulit diserap.
Kilomikron bereaksi dengan lipoprotein lipase (5% ester kolesteril hilang) dan sisanya diambil
hat ketka bereaksi dengan reseptor LDL dan dihidrolisis menjadi kolesterol.
Unsur ini disintesis di banyak jaringan dari Asetl KoA dan akhirnya dikeluarkan dari
tubuh didalam empedu sebagai garam kolesterol atau empedu.
Kolesterol secara khas adalah produk metabolisme hewan dan karenanya terdapat
di makanan yang berasal dari hewan sepert kuning telur, daging, hat dan otak
EMPEDU
Sekitar 1 gr kolesterol dieliminasi tubuh setap harinya, separuhnya dalam feses setelah
dikonversi menjadi garam empedu. Sisanya dieksresikan dalam bentuk kolesterol. Sejumlah
besar kolesterol yang diekskresikan ke dalam empedu akan direabsorbsi.
Koprestanol merupakan sterol utama dalam feses yang dibentuk dari kolesterol oleh bakteri
di usus besar. Sebagaian eksresi garam empedu kemudian direabsorbsi ke dalam sirkulasi
porta, diambil oleh hat dan dieksresikan kembali dalam bentuk empedu. Peristwa ini
dikenal sebagai sirkulasi enterohepatk.
38
Asam empedu primer disintesis dari kolesterol, terdiri atas asam kolat dan asam
kenodeoksilat yang keduanya dibentuk dari prekursor (yang berasal dari kolesterol).
Reaksi 7 A-hidroksilasi merupakan proses awal biosintesis asam empedu, dikatalisis enzim 7
A-hidroksilase, memerlukan O2, NADPH serta sitokrom P450. Defisiensi vitamin C
menghambat proses ini. Tahap hidroksilasi dikatalisis oleh enzim monooksigenase.
Lintasan biosintesis asam empedu akan terbagi menjadi satu sub lintasan yang menghasilkan
kolil KoA dan yang lain menghasilkan kenodeoksikolil KoA. Kedua lintasan melibatkan reaksi
hidroksilasi dan pemendekan rantai samping yang akan memberikan struktur asam empedu
dengan gugus A-OH dan saturasi penuh pada int steroid.
Asam empedu primer ini memasuki getah empedu sebagai konjugat glisin atau taurin,
konjugasi berlangsung di peroksisom. Getah empedu mengandung kalium serta natrium dan
PH-nya basa. Selanjutnya aktvitas bakteri di usus melakukan dekonjugasi dan 7A-
dehidroksilasi menghasilkan asam empedu sekunder (asam deoksikolat dan asam litokolat).
SIRKULASI ENTEROHEPATIK
Asam empedu primer dan sekunder hampir tanpa kecuali diserap di illeum, melalui sirkulasi
porta mengalir balik ke hat, sekitar 98-99% asam empedu yang dieksresikan ke dalam usus.
Suatu kecil fraksi garam empedu yang lolos dari absorbsi dieliminasi di feses. Sirkulasi
enterohepatk garam empedu sangat efisien, asam empedu didaur melalui usus 6-10 kali
dengan kehilangan 1-2% per kali lintasan yang akan digantkan dari sintesis kolesterol oleh
hat.
39
Di antara unsur lipid serum, kolesterol adalah yang paling sering dianggap sebagai
satu satunya lipid yang terlibat dalam hubungan aterosklerosis dan penyakit jatung
koroner.
Kadar kolesterol darah yang rendah menupakan ciri khas penderita hipertroid
Kenaikan kadar asam lemak bebas di dalam plasma akan meningkatnkan sekresi
VLDL oleh hat, yang melibatkan keluaran triasilgliserol dan kolesterol tambahan ke
dalam sirkulasi darah. Faktor faktor yang menyebabkan kadar asam lemak bebas
menjadi lebih tnggi atau berfluktuatf mencakup stress emosional, merokok, minum
kopi, dan kebiasaan jarang makan tetapi sekali makan jumlahnya besar dan
bukannya makan secara terusterusan. Wanita pramenopouse tampak lebih
terlindung dari faktor fakto diatas. Dan hal ini mungkin terjadi karena wanita
pramenopouse memiliki kadar HDL yang lebih tnggi dibandingkan pada laki laki dan
wanita wanita pascamenopouse. Ada kaitan antara konsumsi alkohol sedang dengan
40
insiden penyakit jantung koroner. Mungkin disebabkan oleh kenaikan konsentrasi
HDL yang terjadi akibat peningkatan sintesis apo A-I dan perubahan pada aktfitas
protein pemindah ester kolesteril. Dikatakan bahwa anggur merah terutama
berkhasiat mungkin karena kandungan antoksidan di dalamnya
Olahraga teratur memberikan pengaruh baik pada profil lipid plasma. Konsentrasi
kolesterol total diturunkan sebagai akibat menurunya LDL, sedangkan HDL
meningkat. Konsentrasi triasilgliserol juga diturunkan, tampaknya akibat sensitvitas
insulin meningkat, yang meningkatkan ekspresi lipoprotein lipase.
Obat obat hipolipidemik akan menurunkan kadar kolesterol dan trisilgliserol serum
BADAN KETON
Ketka tubuh kekurangan/habis glukosa dalam tubuh maka lemak yang dibongkar pertama.
Kolesterol merupakan lemak yang dimetabolisme untuk membantu menghasilkan energi
menggantkan peran glukosa sebagai penghasil energi utama. Hasil dari metabolisme lemak
ini menghasilkan benda-benda keton.
Peningkatan oksidasi asam lemak merupakan ciri khas kelaparan (starvaton) dan diabetes
melitus yang mengakibatkan produksi badan keton (keton bodies) oleh hat (ketosis). Badan
keton ini bersifat asam dan kalau diproduksi dengan jumlah yang berlimpah untuk periode
waktu yang lama, sepert yang terjadi pada penyakit diabetes, akan menyebabkan
ketoasidosis dengan akibat akhir yang fatal. Karena glukoneogenesis bergantung pada
oksidasi asam lemak, setap gangguang pada oksidasi asama lemak akan menyebabkan
41
hipoglikemia. Peristwa ini terjadi pada berbagai keadaan defisiensi karnitn atau defisiensi
enzim yang esensial dalam oksidasi asam lemak, misal kartnin palmotoiltransferase, atau
inhibisi oksidasi asam lemak oleh sejumlah racun, sebagai misal hipoglisin.
Pada kondisi metabolik tertentu yang disertai oksidasi asam lemak dengan kecepatan tnggi,
hat menghasilkan sejumlah besar senyawa asetoasetat dan d(-)-3-hidroksibutrat (b-
hidroksibutrat). Senyawa asetoasetat terus-menerus mengalami dekarboksilasi spontan
hingga menghasilkan aseton. Ketga substansi ini secara kolektf dikenal sebagai badan
keton(jg disebut badan aseton atau secara keliru senyawa keton). Rasio 3-
hidroksibutrat/asetoasetat di dalam darah bervariasi antara 1:1 dan 10:1. Konsentrasi total
badan keton di dalam darah pada mamalia yang diberi makan kenyang biasanya tdak
melampaui 0,2 mmol/L. Ekskresi badan keton lewat urin biasanya kurang dari 1 mg/ 24 jam
pada manusia.
Hat menambahkan badan keton dengan jumlah yang bermakna ke dalam darah. Jaringan
ekstrahepatk akan menggunakan badan keton sebagai substrat respirasi. Aliran neto badan
keton dari hat ke jaringan ekstrahepatk terjadi akibat mekanisme enzimatk aktf di hat
untuk memproduksi badan keton, yang digabungkan dengan aktvitas yang sangat rendah
pada enzim yang bertanggungjawab atas penggunaan badan keton tersebut.
KETOGENESIS
Bila konsentrasi asetil KoA di dalam mitokondria hati tinggi, dua molekul asetl KoA
berkondensasi menjadi asetoasetl KoA. Pemindahan suatu gugus asetl berikutnya
menyebabkan terbentuknya 3-hidroksi-3metlglutarin-KoA (HMG-KoA), yang beralih
menjadi aetoasetat bebas melalui pemecahan asetl KoA. Asetoasetat dapat diubah
menjadi 3-hidroksibusirat menjadi reduksi atau beralih menjadi aseton melalui
dekarboksilasi secara tdak enzimatk. Ketga senyawa ini diberi penamaan yang
kurang begitu tepat, yaitu benda benda keton.
42
Walaupun hat dilengkapi dengan mekanisme enzimatk yang aktf untuk produksi
asetoasetat dari hasil asetoasetl-KoA, asetoasetat yang sudah terbentuk tdak dapat
diaktvasi kembali secara langsung di hat, kecuali di dalam sitosol tempat senyawa
tersebut merupakan prekursor pada sintesis kolesterol, yaitu suatu lintasan yang
kurang aktf. Hal ini menerangkan produksi neto badan keton oleh hat.
Aseto-asetl-KoA yang terbentuk lewat reaksi ini akan dipecah menjadi asetl-KoA oleh enzim
tolase dan dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Badan Keton dioksidasi di jaringan
ekstrahepatk sebanding dengan konsentrasinya di dalam darah. Jika kadarnya dalam darah
meningkat, oksidasi badan keto akan meningkat, dan pada konsentrasi badan keton sekitar
12 mmol/L akan menjenuhkan mesin oksidatf. Kalau hal ini terjadi, sebagian besar konsumsi
oksigen dapat terpakai untuk oksidasi badan keton.
Benda benda keton dilepaskan oleh hat ke dalam darah yang dapat melarutkannya.
Kadar benda benda keton di dalam darah meningkat selama fase kelaparan.
Selanjutnya 3-hidroksibutrat dan asetoasetat berfungsi sebagai pembawa energi
yang utama, disamping asam lemak. Sebaliknya, aseton tdak memiliki art dalam
metabolisme. Aseton akan disekresi melalui paru paru. Setelah fase kelaparan
selama 1-2 minggu, jaringan lemak dapat menggunakan benda benda keton untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Tentu saja hal ini untuk mempertahankan
kelangsungan daur asam sitrat dalam keadaan sangat kekurangan glukosa
43
Karena aseton yang dieksresi melalui paru paru, maka meningbulkan bau yang khas
pada penderita penyakit yang menghasilkan badan keton
Bila produksi benda benda keton di dalam hat sudah mencukupi kebutuhan di luar
hat, maka akan terjadi suatu peningkatan konsentrasi benda benda keton di dalam
plasma (ketonemia) dan mungkin juga benda benda keton ikut dieksresikan bersama
urin (ketonuria). Kedua fenomena ini disebut ketosis dan dapat diamat setelah
kelaparan berkepanjangan dan pada diabetes melitus. Dengan muncul konsentrasi
yang tnggi dan benda benda keton yang bersifat asam (pKa sekitar 4) maka nilai pH
darah bergeser (ketoasidosis). Ketonuria dan ketoasidosis dapat megera
mengakibatkan penggeseran keseimbangan elektrolit dan kehilangan kesadaran,
sehingga membahayakan jiwa.
Asam lemak lebih cenderung dioksidasi daripada glukosa, pada keadaan kenyang sekalipun,
karena glukosa diperlukan jaringan otak dan eritrosit pada kondisi apapun.
Dengan memperhatkan proses kebalikannya, pada hakekatnya konversi asam lemak menjadi
glukosa tdak reversibel. Selain itu, konversi asetl KoA menjadi oksaloasetat tdak dapat
terjadi karena dibutuhkan 1 molekul oksaloasetat untuk berkondensasi dengan asetl KoA,
dan hanya terbentuk 1 molekul oksaloasetat.
44
Banyak kerangka karbon pada asam amino nonesensial dapat diproduksi dari karbohidrat
melalui transaminasi dan siklus asam sitrat. Pembalikannya, asam amino glukogenik mudah
dikonversikan melalui lintasan glukoneogenik menjadi glukosa maupun glikogen.
Dengan alasan yang sama, konversi asam lemak menjadi asam amino glukogenik pun tdak
dapat berlangsung. Meskipun demikian, konversi neto asam amino menjadi lemak bukan
merupakan proses yang bermakna, karena pada diet tnggi protein (pada daging) asupan
lemaknya juga tnggi.
45
Badan keton dan asam lemak bebas akan menghindarkan oksidasi glukosa di otot dengan
menghambat aliran masuknya ke dalam sel, mencegah proses fosforilasinya, dan
dekarboksilasi oksidatfnya menjadi piruvat.
Pada kondisi kekurangan karbohidrat, bahan bakar yang dioksidasi cenderung memiliki
urutan sepert berikut: 1 badan keton dan asam lemak rantai pendek, 2 asam lemak bebas, 3
glukosa. Mekanisme ini pentng di dalam jaringan dengan kapasitas oksidasi aerob asam
lemak tnggi sepert di otot jantung dan otot yang berkontraksi lambat.
46
Kombinasi berbagai asam lemak bebas menghindarkan pemakaian glukosa didalam otot
dan jantung dan efek umpan baliknya glukosa menghambat mobilisasi asam lemak di dalam
jaringan adiposa, dinamakan siklus glukosa-asam lemak.
1. Berat badan dalam pound, tnggi badan Berat badan (ibs) x 700
dalam inci
Tinggi badan (inci)
Interpertasi BMI:
Underweight : BMI < 17 Overweight : BMI 26 30
48
Penggolongan BMI pada Titan :
25-30 rendah
30-35 sedang
35-40 tnggi
19-24 19-24
25-34 20-25
35-44 21-26
45-54 22-27
55-64 23-28
>65 24-29
Nilai BMI meningkat dengan satu unit untuk setap sepuluh tahun hingga umur 65 tahun.
PEMBAKARAN LEMAK
Bila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel adipos menghidrolisis simpanan
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Di
sel sel yang membutuhkan, komponen komponen ini kemudian dibakar dan
menghasilkan CO2 dan H2O. Pada tahap akhir hidrolisis, setap pecahan berasal dari lemak
mengikat pecahan berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi
CO2 dan H2O.
Lemak di tubuh kita tdak bisa dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran karbohidrat.
Tanpa karbohidrat akan diperoleh hasil antara pembakaran lemak berupa bahan bahan
keton yang dapat menimbulkan ketosis. Tubuh mempunyai kapasitas tak terhingga untuk
menyimpan lemak. Namun, lemak tdak sepenuhnya dapat menggantkan karbohidrat
sebagai energi. Otak, sistem saraf dan sel darah merah membutuhkan glukosa sebagai
jumlah energi.
Masih banyak orang terjebak anggapan bahwa jenis olahraga yang cepat membakar lemak
adalah olahraga dengan intensitas tnggi dan mengeluarkan banyak keringat sepert lari
cepat, bersepeda dengan kencang atau mungkin bulu tangkis berlama-lama.
Padahal pembakaran lemak yang efektf justru dapat terjadi melalui olahraga berintensitas
rendah, namun dengan durasi yang cukup lama. Supaya efektf, olahraga ringan ini minimal
harus dilakukan lebih dari 30 menit.
Kenapa? Karena saat kita bergerak, tubuh menghabiskan energi dari glukosa (karbohidrat)
dalam darah serta cadangan gula yang ada otot dan sel hat (glikogen). Cadangan ini baru
akan habis bila Anda bergerak selama 30 menit.
Penggunaan lemak sebagai sumber energi terbesar adalah ketka kita melakukan lathan
dengan intensitas menengah, dimana cara menghitungnya adalah 65% dari detak jantung
kita.
Rumusnya adalah (220-umur) x 0.65. Anda akan membakar lemak ketka detak jantung Anda
berada sekitar 65%.
Lalu, apa yang terjadi bila Anda melakukan olahraga berintensitas tnggi dalam waktu lama?
Yang justru terjadi bukanlah pembakaran lemak, namun protein dari otot. Saat berolahraga
berat sepert berlari, tubuh akan menghabiskan cadangan energi yang konstan dan cepat.
Sementara sumber enegi cadangan ini hanya dapat diperoleh dari protein otot dan
bukannya lemak.
Lemak tdak akan bisa menyediakannya karena metabolismenya berlangsung lambat. Oleh
karena itu, program diet tdak akan efektf dengan berolahraga berat, karena yang dibakar
justru bukan lemak.
Titan, 20 tahun
BMI Pencernaan
Lemak
Memerlukan
Obesitas
Waktu
Menurunkan LEMAS
Berat Badan
REFERENSI
Dorland, W. A. Newman. Kamus kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2002.
Murray, Robert K. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2003.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 2002.