Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study is focused on the influence of friction time on the microstructure and the
hardness values of butt welded dissimilar pure copper/brass alloy pipes by
continuous drive friction welding. Five variation of friction times were applied
during the welding processes. The joint were evaluated by microstructural analysis
and microhardness measurements. The results show that three distincs region were
observed. The grain formation in the three regions were revealed. It was found that
the hardness of the joints especially in HAZ regions were lower than that of the
copper and brass base metals, while the hardness of the TMAZ region was higher
than that of the copper base metal and the brass base metal. The microhardness
values in the TMAZ increased with increasing the friction time up to 30 s and then
decreased with incresing friction time.
Keywords:friction welding, hardness , structur micro
gesek, tekanan tempa dan jenis benda yang dan halus sehingga memudahkan proses
disambung. Sambungan disimilar Cu/Cu-Zn pengelasan gesek.
dimana benda kerja berupa plat datar telah
Alat pengelasan gesek menggunakan mesin
dilakukan dengan menggunakan metode
bubut yang sudah di modifikasi. Pipa kuningan
Friction Stir Welding (FSW) pada beberapa
dicekam pada bagian yang berputar (spindle)
variasi paramater (Meran & Kovan, 2008).
sedangkan pipa tembaga dipasangkan pada
Namun penelitian tentang pengelasan gesek
toolspot dengan posisi center (Gambar 2).
disimilar untuk bahanCu/Cu-Zn pada benda
Putaran diatur di posisi 2000 rpm. Pembebanan
kerja berbentuk pipa masih sangat jarang
gesek diberikan mencapai beban 1471,68 MPa
dilaporkan.
dengan waktu gesek 25detik. Tekanan tempa
Sampai saat ini, mekanisme penyambungan sebesar 1962,24 MPa diberikan setelah gesekan
dengan pengelasan gesek disimilar, seperti berakhir. Pengelasan tersebut diulang dengan
Cu/Cu-Zn, belum sepenuhnya diketahui, variasi waktu gesek lain 30,40 60 dan 70 detik
sehingga prosedur pengelasan untuk material masing-masing satu kali.
disimilar masih ditentukan secara trial and
error. Selanjutnya, mekanisme penyambungan Setelah dilakukan pengelasan, spesimen dilepas
antara material disimilar berbeda dengan dari mesin beberapa saat setelah suhu spesimen
penyambungan dari bahan yang sama karena relatif mendingin. Selanjutnya spesimen
sifat mekanik seperti kekuatan tarik dan sifat dipotong membujur dengan gergaji untuk
termal seperti konduktivitas termal yang pengamatan struktur mikro dan pengujian
berbeda. Penelitian ini merupakan studi kekerasan.
ekperimental dari pengelasan gesek disimilar Spesimen diresin dan diamplas dengan mesin
pada pipa Cu/Cu-Zn untuk mengetahui Gripormat berturut-turut menggunakan ukuran
pengaruh waktu gesekan pada struktur mikro 120, 200, 800, 1000, 1200 dan 1500. Pemolesan
dan kekerasan pada sambungan Cu/ Cu-Zn. dilakukan dengan autosol secukupnya untuk
persiapan pengetsaan dengan lama pencelupan
10 detik. Spesimen dicuci dengan aquades lalu
METODE PENELITIAN dibersihkan menggunakan kapas atau kain
bersih. Pengamatan struktur mikro dilakukan
dengan menggunakan mikroskop optik
Pipa tembaga dan kuningan masing-masing
Olympus tipe PME3 dengan kemampuan
dengan diameter 5/8 di potong dengan panjang
pembesaran 50x sampai 2500x di Laoratorium
7 cm seperti ditunjukkan Gambar 1. Perataan
Material D3 UGM.
permukaan dilakukan agar permukaan pipa rata
GAMBAR 1. Penyiapan spesimen las gesek pipa GAMBAR 2. Proses pengerjaan las gesek pipa
disimilar tembaga/kuningan dismilar tembaga/kuningan
70 A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016
flash
Pengujian kekerasan pada sambungan las Zn terlihat lebih banyak. Hal ini disebabkan
sebanyak 10 titik dimana di masing-masing perbedaan titik leleh Cu-Zn (900o C) lebih
bagian kuningan dan tembaga dengan diambil 5 rendah dari Cu (1084.62 C). Namun, seiring
titik dengan jarak 0,5 mm tiap titiknya (Gambar dengan bertambahnya waktu gesek, panas dan
3). Pengujian dilakukan dengan menggunakan energi kinetik yang terjadi meningkat
alat uji kekerasan MikroVickers hardness tester mengakibatkan flash bertambah besar (Gambar
merek Shimadzu dengan tipe HMV-M3. 4-Atas &-Bawah). Flash tidak hanya terjadi
pada permukaan luar pipa namun juga terjadi di
bagian dalam pipa, seperti diperlihatkan oleh
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambar 4-Bawah.
Hasil dari penyambungan menggunakan teknik Flash di bagian dalam lebih kecil dibandingkan
pengelasan gesek disimilar pipa Cu/Cu-Zn dengan flash di permukaan luar, dikarenakan
ditunjukkan oleh Gambar 4. adanya tekanan aksial pada kondisi
Pemendekan arah aksial pada sisi Cu-Zn thermoplastis dan gaya sentrifugal yang bekerja
teramati lebih besar dari pada sisi tembaga secara bersamaan sehingga mengarahkan
(Gambar 4-Atas). Bentuk flash yang terjadi material flash ke permukaan luar. Flash ini
pada bagian sambungan hampir sama pada dapat berfungsi untuk membuang oksida yang
semua variasi waktu gesek, dimana flash di Cu- terjebak, void atau kontaminan.
71
A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016
a b c
GAMBAR 5. (a) Struktur mikro dari tembaga (b) sambungan las gesek dimana
flash telah dihilangkan dengan dibubut, (c) struktur mikro dari kuningan
Flash dibuang dengan pembubutan yang (Continuous Drive Friction Welding, CDFW)
hasilnya ditunjukkan Gambar 5.b (panah sejalan dengan penelitian terdahulu (Dey
merah). Strukturmikrodaribase metalCu-Zn dkk,2009 dan Li dkk, 2016) terdiri dari 3
(Gambar 5.a) dan Cu (Gambar 5.c) daerah yaitu : (1) daerah pusat las sering
memperlihatkan butiran yang membulat, disebut dengan daerah Weld Centre Zone
equiaxed. Garis-garis pada Gambar 5.a (WCZ) dimana transisi fasa metalurgi terjadi
adalah goresan pada waktu pemolesan yang yang diindikasikan dengan butiran
sulit dihindari karena dua spesimen yang rekristalisasi sangat halus (ditunjukan dengan
memiliki kekerasan berbeda dikerjakan tanda panah) pada kedua tepi daerah WCZ ini
secara simultan. Struktur mikro sambungan terdapat interface Cu/DRX dan interface
las gesek ditunjukan oleh Gambar 6. DRX/Cu-Zn,(2) daerah yang terpengaruh
gaya mekanik dan panas
Gambar 6 menunjukkan kondisi struktur (thermomehcanically affected zone, TMAZ) ,
mikro dari hasil pengelasan gesek dimana dimana daerah ini terpengaruh suhu dan
material ditekan setempat dengan strain rate regangan yang lebih rendah dari daerah
yang tinggi pada temperatur yang juga tinggi. WCZ. Daerah ini diindikasikasikan dengan
Hal itu berakibat terjadinya rekristalisasi adanya deformasi dan atau adanya butir
dinamis (Dynamics Recristalization, DRX) kristal yang terekristalisasi sebagian sehingga
pada penampang material. Tipikal daerah ukuran butir di daerah ini sedikit lebih besar
sambungan las gesek pada penelitian ini dari daerah WCZ. (3) daerah terpengaruh
72 A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016
panas atau sering disebut Heat Affected Zone mengalami penguatan fasa ke dua di bawah
(HAZ), dimana daerah ini terpengaruh panas garis eutektiknya. Walaupun kekerasannya
dan regangan yang lebih terbatas. Butiran di lebih tinggi, titik lebur dari Cu-Zn lebih
daerah ini cenderung lebih besar dan lebih rendah dari titik lebur Cu karena paduan ini
membulat mirip dengan struktur mikro base merupakan salah satu paduan tidak larut
metalnya. sempurna dan berada pada garis eutektik pada
diagram fasa Cu-Zn.
Untuk spesimen dengan waktu gesek paling
pendek, 25 detik, di daerah TMAZ deformasi
Kekerasan daerah TMAZ-WCZ untuk waktu
plastis sudah terjadi namun belum begitu
gesek 25 dan 30 detik lebih tinggi karena
tampak nyata. Seiring dengan petambahan
pada proses tersebut rekristalisasi belum
waktu gesek deformasi plastis akibat suhu
banyak terjadi, namun pengecilan ukuran
dan tekanan semakin besar baik di sisi Cu
butir lebih dominan (Gambar 6 baris 1 dan 2).
maupun di sisi Cu-Zn. Deformasi di sisi Cu-
Pada waktu gesek 60 detik baik di sisi Cu
Zn teramati lebih besar dibanding di sisi Cu
maupun Cu-Zn tercatat memiliki nilai
karena titik lebur dari Cu-Zn yang lebih
kekerasan terendah. Dari struktur mikro
rendah. Garis-garis deformasi plastis yang
rekristalisasi terlihat paling bayak terjadi
membatasi daerah ditujukkan dengan garis
sehingga ukuran butir terlihat lebih besar
hitam disisi Cu-Zn pada waktu gesek 40, 60
(Gambar 6 baris 4). Dengan kenaikan waktu
dan pada waktu gesek 70 detik teramati lebih
gesek deformasi (strain) terjadi lebih besar
banyak dan semakin jelas.
sehingga nilai kekerasannnya meningkat lagi.
Hasil pengujian kekerasan pada daerah (Gambar 6 baris 5). Hal ini menunjukkan
sambungan las ditunjukkan pada Gambar 7. bahwa waktu gesek sangat berpengaruh
Secara umum terlihat bahwa nilai kekerasan terhadap sifat kekerasan daerah sambungan
semakin meningkat dengan mendekati daerah yang pada gilirannya berpengaruh pada
WCZ. Nilai kekerasan Cu terukur lebih kualitas sambungan las gesek.
rendah dari Cu-Zn karena paduan Cu-Zn
Totok Suwanda
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
55183.