You are on page 1of 7

68

JURNAL ILMAH SEMESTA TEKNIKA


Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

Mikrostruktur dan Kekerasan Sambungan Pengelasan Gesek


Disimilar Pipa Tembaga/Kuningan (Cu/Cu-Zn)
(Microstructure and Hardness of Butt Welded Dissimilar Pure Copper/Brass
Pipes by Continuous Drive Friction Welding)

ARIS WIDYO NUGROHO, TOTOK SUWANDA, SEPTIAN ALDO SERENA

ABSTRACT

This study is focused on the influence of friction time on the microstructure and the
hardness values of butt welded dissimilar pure copper/brass alloy pipes by
continuous drive friction welding. Five variation of friction times were applied
during the welding processes. The joint were evaluated by microstructural analysis
and microhardness measurements. The results show that three distincs region were
observed. The grain formation in the three regions were revealed. It was found that
the hardness of the joints especially in HAZ regions were lower than that of the
copper and brass base metals, while the hardness of the TMAZ region was higher
than that of the copper base metal and the brass base metal. The microhardness
values in the TMAZ increased with increasing the friction time up to 30 s and then
decreased with incresing friction time.
Keywords:friction welding, hardness , structur micro

PENDAHULUAN pengelasan ultrasonik ((http://cuprobraze.com,


http://utinlab.ru/eng/item23.html). Dari
beberapa teknik tersebut menurut Mur, dkk.
Tembaga dan paduannya telah banyak (2001) pengelasan gesek mempunyai beberapa
digunakan di bidang keteknikan karena keunggulan yaitu : (1) tidak memerlukan
memiliki keunggulan diantaranya : sifat penyiapan permukaan sambungan yang terlalu
ketahanan korosi, konduktivitas listrik dan rumit, (2) tidak membutuhkan bahan pengisi
termal yang tinggi, penampilan yang menarik, atau gas pelindung, (3) proses pengelasan ini
kekuatan dan daktilitas yang cukup tinggi, juga merupakan salah satu pengelasan kondisi padat
kemudahan dalam fabrikasi (Bringas & (solid state welding) yang tidak memerlukan
Wayyman, 1998). Beberapa dekade terakhir, pemanasan sampai titik lebur sehingga cacat
sambungan tembaga / kuningan (Cu / Cu-Zn) yang berhubungan dengan fenomena
telah digunakan dalam industri otomotif untuk solidifikasi dapat dihindari. Pada pengelasan
sistem pendingin seperti radiator dan charge air gesek, panas ditimbulkan dari gesekan antara
cooler di mesin diesel sebagai alternatif material yang akan disambung baik material
pengganti sambungan bahan alumunium karena tersebut sejenis ataupun tidak sejenis
memiliki kekuatan yang lebih baik pada suhu di (disimilar). Dengan keunggulan di atas teknik
atas 300oC (http://cuprobraze.com). Tetapi, pengelasan ini sangat berpotensi untuk
kemampulasan (weldability) tembaga-kuningan diaplikasikan dalam penyambungan Cu/Cu-Zn
dengan proses pengelasan fusi sangat rendah dalam industri otomotif.
karena perbedaan konduktivitas termal kedua
Beberapa penelitian melaporkan bahwa
material tersebut dan keberadaan uap seng yang
pengelasan disimilar dengan benda kerja
beracun yang berasal dari penguapan unsur
berbentuk silinder pejal dari berbagai logam
paduan kuningan, selama pengelasan (ASM
seperti Steel/Al, dan Al/Cu (Yilbas dkk, (1995),
Hanbook, 1997).
Al/SS304 (Sahin,2009), Cu-Zn/Steel (Kimura
Studi literatur menunjukkan bahwa hanya dkk 2013) dan Ti/SS304 (Dey dkk, 2009) telah
beberapa teknik pengelasan dapat diaplikasikan berhasil dilakukan. Parameter yang
untuk sambungan disimilar Cu/Cu-Zn, seperti: berpengaruh pada proses pengelasan ini
solder, brazing, pengelasan gesek dan meliputi, kecepatan putar, waktu gesek, tekanan
69
A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

gesek, tekanan tempa dan jenis benda yang dan halus sehingga memudahkan proses
disambung. Sambungan disimilar Cu/Cu-Zn pengelasan gesek.
dimana benda kerja berupa plat datar telah
Alat pengelasan gesek menggunakan mesin
dilakukan dengan menggunakan metode
bubut yang sudah di modifikasi. Pipa kuningan
Friction Stir Welding (FSW) pada beberapa
dicekam pada bagian yang berputar (spindle)
variasi paramater (Meran & Kovan, 2008).
sedangkan pipa tembaga dipasangkan pada
Namun penelitian tentang pengelasan gesek
toolspot dengan posisi center (Gambar 2).
disimilar untuk bahanCu/Cu-Zn pada benda
Putaran diatur di posisi 2000 rpm. Pembebanan
kerja berbentuk pipa masih sangat jarang
gesek diberikan mencapai beban 1471,68 MPa
dilaporkan.
dengan waktu gesek 25detik. Tekanan tempa
Sampai saat ini, mekanisme penyambungan sebesar 1962,24 MPa diberikan setelah gesekan
dengan pengelasan gesek disimilar, seperti berakhir. Pengelasan tersebut diulang dengan
Cu/Cu-Zn, belum sepenuhnya diketahui, variasi waktu gesek lain 30,40 60 dan 70 detik
sehingga prosedur pengelasan untuk material masing-masing satu kali.
disimilar masih ditentukan secara trial and
error. Selanjutnya, mekanisme penyambungan Setelah dilakukan pengelasan, spesimen dilepas
antara material disimilar berbeda dengan dari mesin beberapa saat setelah suhu spesimen
penyambungan dari bahan yang sama karena relatif mendingin. Selanjutnya spesimen
sifat mekanik seperti kekuatan tarik dan sifat dipotong membujur dengan gergaji untuk
termal seperti konduktivitas termal yang pengamatan struktur mikro dan pengujian
berbeda. Penelitian ini merupakan studi kekerasan.
ekperimental dari pengelasan gesek disimilar Spesimen diresin dan diamplas dengan mesin
pada pipa Cu/Cu-Zn untuk mengetahui Gripormat berturut-turut menggunakan ukuran
pengaruh waktu gesekan pada struktur mikro 120, 200, 800, 1000, 1200 dan 1500. Pemolesan
dan kekerasan pada sambungan Cu/ Cu-Zn. dilakukan dengan autosol secukupnya untuk
persiapan pengetsaan dengan lama pencelupan
10 detik. Spesimen dicuci dengan aquades lalu
METODE PENELITIAN dibersihkan menggunakan kapas atau kain
bersih. Pengamatan struktur mikro dilakukan
dengan menggunakan mikroskop optik
Pipa tembaga dan kuningan masing-masing
Olympus tipe PME3 dengan kemampuan
dengan diameter 5/8 di potong dengan panjang
pembesaran 50x sampai 2500x di Laoratorium
7 cm seperti ditunjukkan Gambar 1. Perataan
Material D3 UGM.
permukaan dilakukan agar permukaan pipa rata

GAMBAR 1. Penyiapan spesimen las gesek pipa GAMBAR 2. Proses pengerjaan las gesek pipa
disimilar tembaga/kuningan dismilar tembaga/kuningan
70 A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

GAMBAR 3. Posisi titik pengambilan data


pengujian kekerasan pada satu bahan.

flash

GAMBAR 4-Atas: tampak luar,-Bawah : penampang membujur, hasil pengelasan


gesek pipa disimilar Cu/Cu Zn pada berbagai waktu gesek
(a) 25, (b) 30 , (c) 40 , (d) 60 dan (e) 70 detik.

Pengujian kekerasan pada sambungan las Zn terlihat lebih banyak. Hal ini disebabkan
sebanyak 10 titik dimana di masing-masing perbedaan titik leleh Cu-Zn (900o C) lebih
bagian kuningan dan tembaga dengan diambil 5 rendah dari Cu (1084.62 C). Namun, seiring
titik dengan jarak 0,5 mm tiap titiknya (Gambar dengan bertambahnya waktu gesek, panas dan
3). Pengujian dilakukan dengan menggunakan energi kinetik yang terjadi meningkat
alat uji kekerasan MikroVickers hardness tester mengakibatkan flash bertambah besar (Gambar
merek Shimadzu dengan tipe HMV-M3. 4-Atas &-Bawah). Flash tidak hanya terjadi
pada permukaan luar pipa namun juga terjadi di
bagian dalam pipa, seperti diperlihatkan oleh
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambar 4-Bawah.

Hasil dari penyambungan menggunakan teknik Flash di bagian dalam lebih kecil dibandingkan
pengelasan gesek disimilar pipa Cu/Cu-Zn dengan flash di permukaan luar, dikarenakan
ditunjukkan oleh Gambar 4. adanya tekanan aksial pada kondisi
Pemendekan arah aksial pada sisi Cu-Zn thermoplastis dan gaya sentrifugal yang bekerja
teramati lebih besar dari pada sisi tembaga secara bersamaan sehingga mengarahkan
(Gambar 4-Atas). Bentuk flash yang terjadi material flash ke permukaan luar. Flash ini
pada bagian sambungan hampir sama pada dapat berfungsi untuk membuang oksida yang
semua variasi waktu gesek, dimana flash di Cu- terjebak, void atau kontaminan.
71
A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

a b c

GAMBAR 5. (a) Struktur mikro dari tembaga (b) sambungan las gesek dimana
flash telah dihilangkan dengan dibubut, (c) struktur mikro dari kuningan

GAMBAR 6. Struktur mikro sambungan las gesek disimilar


Cu/Cu-Zn pada beberapa variasi waktu gesek

Flash dibuang dengan pembubutan yang (Continuous Drive Friction Welding, CDFW)
hasilnya ditunjukkan Gambar 5.b (panah sejalan dengan penelitian terdahulu (Dey
merah). Strukturmikrodaribase metalCu-Zn dkk,2009 dan Li dkk, 2016) terdiri dari 3
(Gambar 5.a) dan Cu (Gambar 5.c) daerah yaitu : (1) daerah pusat las sering
memperlihatkan butiran yang membulat, disebut dengan daerah Weld Centre Zone
equiaxed. Garis-garis pada Gambar 5.a (WCZ) dimana transisi fasa metalurgi terjadi
adalah goresan pada waktu pemolesan yang yang diindikasikan dengan butiran
sulit dihindari karena dua spesimen yang rekristalisasi sangat halus (ditunjukan dengan
memiliki kekerasan berbeda dikerjakan tanda panah) pada kedua tepi daerah WCZ ini
secara simultan. Struktur mikro sambungan terdapat interface Cu/DRX dan interface
las gesek ditunjukan oleh Gambar 6. DRX/Cu-Zn,(2) daerah yang terpengaruh
gaya mekanik dan panas
Gambar 6 menunjukkan kondisi struktur (thermomehcanically affected zone, TMAZ) ,
mikro dari hasil pengelasan gesek dimana dimana daerah ini terpengaruh suhu dan
material ditekan setempat dengan strain rate regangan yang lebih rendah dari daerah
yang tinggi pada temperatur yang juga tinggi. WCZ. Daerah ini diindikasikasikan dengan
Hal itu berakibat terjadinya rekristalisasi adanya deformasi dan atau adanya butir
dinamis (Dynamics Recristalization, DRX) kristal yang terekristalisasi sebagian sehingga
pada penampang material. Tipikal daerah ukuran butir di daerah ini sedikit lebih besar
sambungan las gesek pada penelitian ini dari daerah WCZ. (3) daerah terpengaruh
72 A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

panas atau sering disebut Heat Affected Zone mengalami penguatan fasa ke dua di bawah
(HAZ), dimana daerah ini terpengaruh panas garis eutektiknya. Walaupun kekerasannya
dan regangan yang lebih terbatas. Butiran di lebih tinggi, titik lebur dari Cu-Zn lebih
daerah ini cenderung lebih besar dan lebih rendah dari titik lebur Cu karena paduan ini
membulat mirip dengan struktur mikro base merupakan salah satu paduan tidak larut
metalnya. sempurna dan berada pada garis eutektik pada
diagram fasa Cu-Zn.
Untuk spesimen dengan waktu gesek paling
pendek, 25 detik, di daerah TMAZ deformasi
Kekerasan daerah TMAZ-WCZ untuk waktu
plastis sudah terjadi namun belum begitu
gesek 25 dan 30 detik lebih tinggi karena
tampak nyata. Seiring dengan petambahan
pada proses tersebut rekristalisasi belum
waktu gesek deformasi plastis akibat suhu
banyak terjadi, namun pengecilan ukuran
dan tekanan semakin besar baik di sisi Cu
butir lebih dominan (Gambar 6 baris 1 dan 2).
maupun di sisi Cu-Zn. Deformasi di sisi Cu-
Pada waktu gesek 60 detik baik di sisi Cu
Zn teramati lebih besar dibanding di sisi Cu
maupun Cu-Zn tercatat memiliki nilai
karena titik lebur dari Cu-Zn yang lebih
kekerasan terendah. Dari struktur mikro
rendah. Garis-garis deformasi plastis yang
rekristalisasi terlihat paling bayak terjadi
membatasi daerah ditujukkan dengan garis
sehingga ukuran butir terlihat lebih besar
hitam disisi Cu-Zn pada waktu gesek 40, 60
(Gambar 6 baris 4). Dengan kenaikan waktu
dan pada waktu gesek 70 detik teramati lebih
gesek deformasi (strain) terjadi lebih besar
banyak dan semakin jelas.
sehingga nilai kekerasannnya meningkat lagi.
Hasil pengujian kekerasan pada daerah (Gambar 6 baris 5). Hal ini menunjukkan
sambungan las ditunjukkan pada Gambar 7. bahwa waktu gesek sangat berpengaruh
Secara umum terlihat bahwa nilai kekerasan terhadap sifat kekerasan daerah sambungan
semakin meningkat dengan mendekati daerah yang pada gilirannya berpengaruh pada
WCZ. Nilai kekerasan Cu terukur lebih kualitas sambungan las gesek.
rendah dari Cu-Zn karena paduan Cu-Zn

GAMBAR 7. Profil kekerasan pada sambungan las gesek dengan


variasi waktu gesek 25, 30, 40, 60, dan 70 detik.
73
A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

KESIMPULAN http://www.utinlab.ru/eng/item23.html diakses


tanggal 01/Januari 2016
Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi Kimura,M, et al., "Effect of friction welding
pengaruh waktu gesek terhadap struktur mikro conM., dition on joining phenomena and
dan nilai kekerasan dari sambungan dari joint strength of friction welded joint
sambungan las gesek disimilar pipa Cu/Cu- between brass and low carbon steel,"
Zn.Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai Science and Technology of Welding &
berikut : Joining, 2013.
1. Pada daerah WCZ butiran rekristalisasi
Li, W. et al., "Linear and rotary friction
sangat halus dan tidak dapat diamati
welding review," International Materials
adanya perubahan struktur mikro akibat
Reviews, vol. 61, pp. 71-100, 2016.
waktu gesek yang berbeda. Kekerasan
pada daerah ini tidak diamati. Meran, C., and Kovan, V., "Microstructures
2. Pada daerah TMAZ ukuran dan bentuk and mechanical properties of friction stir
butir semakin mengecil pada waktu welded dissimilar copper/brass joints,"
gesek 25-30 detik sehingga Materialwissenschaft und
menghasilkan kekerasan paling tinggi Werkstofftechnik, vol. 39, pp. 521-530,
(93,6 VHN pada Cu-Zn dan 57.1 VHN 2008.
pada Cu) pada , pada waktu gesek lebih Murr, L. E. , Sharma, G., Contreras, F.,
lama, 60 detik, terjadi rekristalisasi Guerra, M., Kazi,S.H., Siddique, M., et
danukuran butir membesar sehingga al., in: S.K. Das, J.G. Kaufman, T.J.
kekerasannya terendah (62.4 VHN di Lienert (Eds.), Aluminum 2001-Proc.
Cu-Zn dan 36.3 VHN di Cu). TMS 2001 Annual Meeting Aluminum
3. Pada daerah HAZ butiran cenderung Automotive and Joining Symposia, TMS,
lebih besar dan lebih membulat mirip Warrendale (PA) (2001) 197.
dengan struktur mikro base metal-nya
dengan kekerasan berkisar 40-50 VHN Sahin, M., "Joining of stainless-steel and
di Cu dan 69-80 VHN di Cu-Zn.. aluminium materials by friction welding,"
The International Journal of Advanced
Manufacturing Technology, vol. 41, pp.
487-497, 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH
Sathiya, P., et al., "Mechanical and
metallurgical properties of friction welded
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tim
AISI 304 austenitic stainless steel," The
Peneliti Las Gesek di Laboratorium Teknik
International Journal of Advanced
Mesin UMY karena telah membantu dalam
Manufacturing Technology, vol. 26, pp.
proses pembuatan las gesek.
505-511, 2005
Yilba, B. S,. et al., "Friction welding of St/ Al
and Al/ Cu materials," Journal of
DAFTAR PUSTAKA
Materials Processing Technology, vol. 49,
pp. 431-443, 1995.
ASM Handbook, Welding, Brazing, Soldering,
H. Baker (Ed.), Vol. 6, USA (1997). PENULIS:

Bringas, J. E., and Wayman, M. L., The


metals red book: nonferrous metals vol. 2:
Aris Widyo Nugroho
Casti Pub., 1998.
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Dey, H., et al., "Joining of titanium to 304L
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
stainless steel by friction welding,"
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Journal of Materials Processing
55183.
Technology, vol. 209, pp. 5862-5870, 2009
Email: ariswidyo.nugroho@umy.ac.id
http://cuprobraze.com/technology/cuprobraze-
attending-aimex-exhibition/diakses tanggal
01/Januari 2016
74 A. W. Nugroho, et al. / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 1, 68-74, Mei 2016

Totok Suwanda
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
55183.

Septian Aldo Serena


Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan,
Bantul, 55183.

You might also like