Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The aim of this research was to determined the effectiveness of health promotion by audiovisual about
HIV/AIDS for increasing knowledge adolescents about HIV/AIDS. The design of this research was Quasy
experiment designed by Pre-posttest with control group were divided into experiment group and control
group. The research was conducted on girls in the SMA Tri Bhakti Pekanbaru. The total sample were 80
people who were taken by using systematic random sampling techniques by noticing to the inclusion criteria.
Measuring instruments that used in both groups were questionnaires that have been tested for validity and
realibility. Analysis was used univariate and Wilxocon and Mann Whitney test using to bivariate analyzes.
The results showed there was a significant increasing in the rate of change in knowledge adolescents about
HIV/AIDS in experimental group has given health promotion about HIV/AIDS with p value (0.000) <
(0,05). It means that health promotion about HIV/AIDS was effective for improving knowledge adolescents
about HIV/AIDS. The results of this research was recommend to every health care have to giving health
promotion about HIV/AIDS by audiovisual to increasing knowledge about HIV/AIDS.
September 2012 tercatat 92.251 kasus. diantara upaya kesehatan masyarakat yang
Sementara kasus Acquired lain, khususnya dalam pengembangan
Immunodeficiency Syndrom (AIDS) di perilaku hidup sehat, hal ini didasarkan
Indonesia secara komulatif dari tahun pada pemikiran bahwa, anak usia sekolah
1987 hingga September 2012 tercatat (6-18 tahun) mempunyai persentase yang
39.434 kasus, dengan kondisi yang paling tinggi dibandingkan dengan
memprihatinkan karena proporsi terbesar kelompok umur lain. Sekolah merupakan
terdapat pada usia muda dan produktif komunitas yang telah terorganisasi. Anak
yaitu 20-29 tahun sebanyak 16.680 kasus sekolah merupakan kelompok yang sangat
(42,3%) dari total kasus AIDS peka untuk menerima perubahan, sehingga
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). mudah dibimbing, diarahkan dan
HIV merupakan singkatan dari ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
Human Immunodeficiency Virus, dalam baik termasuk kebiasaan pola hidup sehat
bahasa Indonesia berarti virus penyebab (Notoatmodjo, 2005).
menurunnya kekebalan tubuh manusia. Promosi kesehatan dilakukan dengan
HIV adalah virus yang menyerang sistem berbagai metode dan teknik atupun media.
kekebalan tubuh dan kemudian Adapun metode dan teknik promosi
menimbulkan AIDS. AIDS (Acquired kesehatan adalah suatu kombinasi antara
Immune Deficiency Syndrome), merupakan cara-cara atau motode dan media yang
kumpulan gejala penyakit yang timbul digunakan dalam setiap pelaksanaan
akibat menurunnya sistem kekebalan promosi kesehatan yang digunakan oleh
tubuh manusia yang disebabkan oleh virus pelaku promosi kesehatan untuk
HIV (Maryunani & Aeman, 2009). menyampaikan pesan kesehatan kepada
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi sasaran (Notoatmodjo, 2005).
Riau, jumlah kasus HIV/AIDS Pengelompokan media berdasarkan
berdasarkan Kabupaten/Kota secara perkembangan teknologi dibagi menjadi
kumulatif sejak kasus ini ditemukan media cetak, audiovisual dan komputer.
hingga Juni 2013, tercatat 470 (41,4%) Audiovisual merupakan salah satu media
kasus HIV dan 511 (55,1%) kasus AIDS di yang menyajikan informasi atau pesan
kota Pekanbaru. Dimana hal tersebut secara audiovisual (Dermawan &
merupakan jumlah kasus yang tertinggi di Setiawati, 2008). Audiovisual memberikan
propinsi Riau, sehingga menempatkan kontribusi yang sangat besar dalam
kota Pekanbaru pada urutan pertama kasus perubahan perilaku masyarakat. Media
terbanyak di propinsi Riau. Data menurut audiovisual memiliki dua elemen yang
kelompok umur, diketahui bahwa kasus masing-masing mempunyai kekuatan yang
HIV dan AIDS pada usia muda dan akan bersinergi menjadi kekuatan yang
produktif selalu menunjukkan proporsi besar. Media ini memberikan stimulus
besar yaitu pada usia 25-29 tahun, dengan pada pendengaran dan penglihatan,
jumlah 310 (27,3%) kasus HIV dan 249 sehingga hasil yang diperolah lebih
(26,8%) kasus AIDS. Dilihat dari hasil maksimal. Hasil tersebut dapat tercapai
tersebut maka penderita mulai terjangkit karena pancaindera yang paling banyak
HIV pada usia remaja karena masa menyalurkan pengetahuan ke otak adalah
inkubasi penyakit ini membutuhkan waktu mata (kurang lebih 75% sampai 87%);
5-10 tahun, yang artinya remaja memiliki sedangkan 13% sampai 25% pengetahuan
ancaman paling besar untuk terinfeksi diperoleh atau disalurkan melalui indera
HIV/AIDS (Dinas Kesehatan Provinsi yang lain (Maulana, 2009).
Riau, 2013). Keefektifan media audio visual pada
Promosi kesehatan melalui penelitian yang dilakukan Jusmiati (2012)
komunitas sekolah ternyata paling efektif didapatkan pendidikan kesehatan
3
7,83. Hasil dari nilai tersebut dapat sesudah diberikan promosi kesehatan
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan melalui audiovisual tentang HIV/AIDS
nilai rata-rata pengetahuan siswa/i sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebelum diberikan promosi kesehatan pemberian promosi kesehatan tentang
tentang HIV/AIDS pada kelompok HIV/AIDS melalui media audiovisual
eksperimen yaitu 8,35 dan sesudah efektif dalam meningkatkan
diberikan promosi kesehatan tentang pengetahuan siswa/i mengenai
HIV/AIDS rata-rata pengetahuan HIV/AIDS.
siswa/i meningkat menjadi 10,48.
Suatu proses promosi kesehatan yang
3. Efektifitas promosi kesehatan menuju tercapainya tujuan pendidikan
tentang HIV/AIDS terhadap dipengaruhi oleh banyak faktor,
peningkatan pengetahuan siswa/i diantaranya faktor metode, faktor materi
mengenai HIV/AIDS atau pesan, sasaran pendidikan, pendidik
Berdasarkan penelitian yang telah atau petugas yang melakukan promosi
dilakukan di SMA Tri Bhakti kesehatan, dan alat-alat bantu/alat peraga
Pekanbaru, digunakan uji wilxocon pendidikan yang dipakai (Notoatmodjo,
sebagai uji alternatif t dependent pada 2005). Dalam penelitian ini materi yang
kelompok eksperimen menunjukkan p disampaikan cukup menarik dilihat dari
value (0,000) < (0,05), artinya ada antusias responden, sasaaran pendidikan
perbedaan yang signifikan antara rata- yang merupakan anak sekolah merupakan
rata pengetahuan siswa/i sebelum dan kelompok yang sangat peka untuk
sesudah diberikan promosi kesehatan menerima perubahan, sehingga mudah
melalui media audiovisual tentang dibimbing, diarahkan dan ditanamkan
HIV/AIDS, dan didapatkan rata-rata kebiasaan-kebiasaan yang baik termasuk
peningkatan pengetahuan siswa/i kebiasaan pola hidup sehat. Selain itu
sebanyak 2,13 poin. Sedangkan pada media yang digunakan dalam promosi
kelompok kontrol menunjukkan p value kesehatan ini adalah media audiovisual
(0,317) > (0,05), artinya tidak ada dimana peneliti mencoba memaksimalkan
perbedaan yang signifikan antara rata- pemanfaatan panca indera baik
rata pengetahuan siswa/i sebelum dan penglihatan maupun pendengaran.
tanpa diberikan promosi kesehatan Hasil penelitian ini sesuai dengan
melalui media audiovisual tentang penelitian yang dilakukan oleh Jusmiati
HIV/AIDS, dan didapatkan penurunan (2012) tentang efektifitas pendidikan
rata-rata pengetahuan siswa/i yaitu kesehatan menggunakan media
sebanyak 0,07 poin. audiovisual terhadap tingkat pengetahuan
Hasil statistik uji mann whitney dan kemampuan ibu merawat bayi baru
yang digunakan untuk membandingkan lahir di ruang Camar 1 RSUD Arifin
mean pengetahuan siswa/i mengenai Achmad. Didapatkan hasil bahwa
HIV/AIDS antara kelompok pendidikan kesehatan dapat merubah
eksperimen dan kelompok kontrol pengetahuan dan kemampuan dengan
sesudah pemberian promosi kesehatan dengan taraf signifikan p value
melalui media audiovisual tentang (0,000) < (0,05). Sehingga dapat
HIV/AIDS, hasilnya menunjukkan p disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
value (0,000) < (0,05). Hal ini berarti tentang merawat bayi baru lahir dengan
terdapat pengaruh yang signifikan menggunakan media audiovisual efektif
antara rata-rata pengetahuan siswa/i terhadap peningkatan pengetahuan dan
mengenai HIV/AIDS pada kelompok kemampuan merawat bayi baru lahir.
eksperimen dan kelompok kontrol
7