You are on page 1of 11

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)

YANG DIRAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN


TAHUN 2012

Panamotan Sidabutar1, Rasmaliah2, Hiswani2


1
Mahasiswa Peminatan Epidemiologi FKM USU
2
Staf Pengajar Departemen Epidemiologi FKM USU
Jl. Universitas No.21 USU Medan, 20155

Abstract

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a disease characterized by continuous


and progressive airflow resistance and is usually associated with increased chronic inflammatory
response to noxious particles and gases in the respiratory tract. The high proportion of smokers in
Indonesia is 65.9% of the male population aged and 4.2% of women above 15 years old and the use
of cigarettes are too early to describe COPD.

To determine the characteristics of patients with COPD who are hospitalized in H. Adam Malik
Hospital Medan, conducted research by using a case series design. Population and the samples
were 110 patients in 2012, were recorded in hospital medical records. Univariate data was
analyzed descriptively while bivariate data was analyzed by using Chi-square test, Mann-Whitney
and Kruskal Wallis with 95% CI.

Based on socio-demographic, the highest proportions were in the age group 60 years (64.5%),
male gender (86.5%), 56.4% Protestant religion, level of education high school / equivalent
(61.8%), retired job (36.4%), and the outsider of Medan city (67.3%). Highest proportion based on
the medical conditions were shortness of breath (100%), mild severity stage (50%), the last type of
disease and hypertension pulmonary TB (28.4%), exacerbation of complications (63.1%), and
history of smoking (70, 9%). The length Maintainability was on average 7.44 days, it was not their
own cost but it was cost source (84.5%), while the condition by outpatient treatment (77.3%).

There is a significant difference between the cost of a long treatment with source (p = 0.001) and
the condition after going out of being hospitalized (p = 0.001). There is no significant difference
between smoking history based on complications and duration of treatment based on complications.

The hospital are expected to complete the registration card status and continuing education
programs for the patients and the families of patients, and to the patients are expected to reduce
exposure to COPD risk factors.

Keywords: COPD, patient characteristics

Pendahuluan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2010


Pada awalnya Penyakit Tidak Menular angka mortalitas tinggi karena PTM,
(PTM) ini hanya menyerang usia lanjut diantaranya penyakit jantung koroner 48%,
sehingga disebut juga penyakit degeneratif. kanker 21%, penyakit pernapasan kronis 12%,
Akan tetapi saat ini sudah banyak menyerang dan diabetes 3%. Pada tahun 2008 proporsi
usia produktif. Berdasarkan laporan Badan kematian karena PTM di Indonesia 63% dan
7% diantaranya disebabkan penyakit respirasi di Indonesia. Sebanyak 10% penduduk usia
kronik.(1) 40 tahun keatas menderita PPOK.(8)
Penyakit Paru Obstruksi Kronis Berdasarkan penelitian Manik (2004)
(PPOK) adalah penyakit yang ditandai oleh di RS Haji Medan pada tahun 20002002
hambatan aliran udara yang terus menerus terdapat sebanyak 132 orang penderita PPOK
dan bersifat progresif dan biasanya ber- dengan proporsi penderita laki-laki sebanyak
hubungan dengan peningkatan respon infla- 100 orang (75,8%) dan 32 orang (24,2%)
masi kronis terhadap partikel dan gas berjenis kelamin perempuan dengan Case
berbahaya pada saluran udara napas. Fatality Rate (CFR) 10,61%.(9) Berdasarkan
Pada tahun 2002 jumlah penderi- penelitian Rahmatika (2009) di RSUD Aceh
ta PPOK sedang hingga berat di negara Tamiang terdapat 58 orang penderita pada
negara Asia Pasifik memiliki angka prevalens tahun 2007 dan terjadi peningkatan jumlah
6,3%. Angka prevalens bagi masing-masing kasus pada tahun 2008 sebanyak 81 orang.
negara berkisar 3,5-6,7%. Negara dengan Dari 139 kasus proporsi penderita laki-laki
prevalensi terkecil adalah Hongkong dan sebanyak 100 orang (72%)dan 39 orang
Singapura 3,5%, sedangkan negara dengan (28%) penderita perempuan.(10) Berdasarkan
prevalensi terbesar adalah Vietnam 6,7%. hasil survei pendahuluan yang dilakukan di
Indonesia memiliki angka prevalens 5,6%.(2) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Pada tahun 2008 Amerika memiliki angka (RSUP HAM) Medan diperoleh data pen-
prevalens bronkitis 4,3% dan prevalens derita PPOK sebanyak 110 kasus selama
emfisema 1,68%.(3) PPOK menjadi salah satu periode JanuariDesember 2012.
penyakit dengan angka morbiditas yang tinggi
di Selandia Baru pada tahun 2012 dengan Perumusan Masalah
proporsi 14% penduduk usia 40 tahun ke atas Perumusan masalah dalam penelitian ini
dan pada tahun berikutnya diperkirakan akan adalah belum diketahui karakteristik penderita
mengalami kenaikan.(4) PPOK di RSUP HAM Medan tahun 2012.

Tingginya proporsi perokok di Indo- Tujuan Penelitian


nesia yaitu 65,9% dari penduduk laki-laki Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-
berusia 15 tahun keatas dan 4,2% wanita tahui karakteristik penderita PPOK di RSUP
berusia 15 tahun keatas serta pemakaian HAM Medan tahun 2012. Tujuan khusus
rokok yang terlalu dini dapat menggambarkan penelitian ini adalah:
PTM yang disebabkan rokok, salah satunya a. Mengetahui distribusi proporsi penderita
PPOK.(5) Namun tidak ada data nasional yang berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis
menjelaskan prevalensi penderita PPOK di kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
Indonesia. Pada tahun 2000 di RS Persa- dan tempat tinggal).
habatan Jakarta PPOK menduduki peringkat b. Mengetahui distribusi proporsi penderita
ke-5 dari seluruh penderita yang dirawat jalan PPOK berdasarkan keadaan medis
dan peringkat ke-4 dari seluruh penderita (keluhan, tingkat keparahan, jenis penya-
yang dirawat. Pada tahun 2007 terjadi kit sebelumnya, jenis komplikasi, dan
peningkatan jumlah penderita 3 kali lebih riwayat merokok).
besar dari tahun 2000.(6) Hasil survei penyakit c. Mengetahui lama rawatan rata-rata pen-
tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM derita PPOK.
& PL di 5 rumah sakit propinsi di Indonesia d. Mengetahui distribusi proporsi penderita
(Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, PPOK berdasarkan sumber pembiayaan.
Lampung, dan Sumatera Selatan) pada tahun e. Mengetahui distribusi proporsi penderita
2004 menunjukkan PPOK berada di urutan PPOK berdasarkan keadaan sewaktu
pertama dengan proporsi 35%, diikuti asma pulang.
bronkial (33%), kanker paru (30%) dan f. Mengetahui distribusi proporsi jenis ke-
lainnya (2%).(7) Pada tahun 2010 Dinas lamin penderita PPOK berdasarkan
Kesehatan Yogyakarta menyatakan PPOK riwayat penyakit sebelumnya.
menduduki peringkat ke-4 penyebab kematian
g. Mengetahui distribusi proporsi pekerjaan Data dalam penelitian ini adalah data
penderita PPOK berdasarkan riwayat sekunder yaitu data yang tercatat pada kartu
penyakit sebelumnya. status penderita PPOK rawat inap yang
h. Mengetahui distribusi proporsi kompli- berasal dari rekam medik RSUP H. Adam
kasi penderita PPOK berdasarkan riwayat Malik Medan tahun 2012. Cara pengumpulan
penyakit sebelumnya. data adalah dengan mencatat semua variabel
i. Mengetahui distribusi proporsi riwayat yang akan diteliti kemudian dilakukan tabu-
merokok penderita PPOK berdasarkan lasi data.
komplikasi. Data univariat dianalisis secara deskrip-
j. Mengetahui distribusi proporsi lama ra- tif sedangkan data bivariat dengan chi-square,
watan penderita PPOK berdasarkan kom- Mann-whitney, dan Kruskal Wallis.
plikasi.
k. Mengetahui distribusi proporsi lama Hasil dan Pembahasan
rawatan penderita PPOK berdasarkan Deskriptif
sumber biaya. Distribusi proporsi umur dan jenis
l. Mengetahui distribusi lama rawatan pen- kelamin penderita PPOK di RSUP H. Adam
derita PPOK berdasarkan keadaan Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada
sewaktu pulang.
tabel berikut ini :
m. Mengetahui distribusi kejadian kompli-
kasi penderita PPOK berdasarkan kea- Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita
daan sewaktu pulang. PPOK berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: Jenis Kelamin
a. Dapat digunakan sebagai informasi atau Umur Jumlah
Pria Wanita
masukan dalam meningkatkan pelayanan (Tahun)
f % f % f %
khususnya pada program perencanaan < 40 2 1,8 0 0 2 1,8
pelayanan kesehatan yang berkaitan 40 49 2 1,8 0 0 2 1,8
dengan PPOK di RSUP HAM Medan. 50 59 20 18,3 2 1,8 22 20,1
b. Dapat digunakan sebagai sumber 60 71 64,5 13 11,8 84 76,4
informasi atau referensi untuk melakukan Total 95 86,4 15 13,6 110 100
penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan penulis Mengacu pada tabel 1 dapat dilihat
di FKM USU Medan. bahwa dari 110 penderita PPOK, sebesar
c. Sebagai sarana meningkatkan wawasan 86,4% (95 orang) berjenis kelamin laki-laki
dan pengetahuan penulis mengenai dan 13,6% (15 orang) berjenis kelamin
PPOK dan sebagai salah satu syarat perempuan dengan sex ratio 635%. Proporsi
menyelesaikan studi di Fakultas Kese- kelompok umur tertinggi pada jenis kelamin
hatan Masyarakat (FKM) USU Medan. laki-laki adalah 60 tahun sebesar 64,5% (71
orang) dan terendah pada kelompok umur< 40
Metode Penelitian tahun dan 4049 tahun masing-masing
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan sebesar 1,8%. Sementara itu proporsi tertinggi
menggunakan desain case series. Penelitian pada jenis kelamin perempuan terbanyak pada
ini dilaksanakan di RSUP. Adam Malik kelompok umur yang sama sebesar 11,8% dan
Medan dilakukan pada bulan Februari tidak ada penderita pada kelompok umur <
Oktober 2013 40 tahun dan 4049 tahun.
Populasi penelitian ini adalah semua PPOK merupakan penyakit yang
data penderita PPOK rawat inap di RSUP H. muncul setelah terpapar dalam waktu yang
Adam Malik Medan pada tahun 2012 lama dengan bahan-bahan iritan. Gejala
sebanyak 110 penderita. Populasi merupakan PPOK lebih sering muncul pada usia di atas
sampel (total sampling). 50 tahun.(11) Pada usia di atas 60 tahun juga
daya tahan tubuh akan semakin menurun.
Sex ratio penderita PPOK sebesar 15,5%, tamat SD/sederajat sebesar 11,8%,
635% artinya proporsi penderita laki-laki Akademi/PT sebesar 7,3%,dan terendah
lebih tinggi dibanding penderita perempuan. adalah tidak sekolah/tidak tamat SD sebesar
Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan merokok 3,6%.
yang lebih tinggi pada laki-laki dibanding Dalam hal ini bukan berarti agama,
perempuan. Berdasarkan hasil Riskesdas pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal
tahun 2009 diperoleh prevalensi perokok laki- memiliki keterkaitan dengan kejadian PPOK
laki di atas 15 tahun sebanyak 65,9%. Hal ini tetapi hanya menunjukkan jumlah kunjungan
sangat berbeda jauh dengan prevalensi mayoritas penderita PPOK di RSUP H. Adam
perokok perempuan yaitu 4,2%.(5) Malik Medan Tahun 2012.
Distribusi proporsi berdasarkan sosio- Pendidikan berkaitan dengan penderita
demografi penderita PPOK di RSUP H. PPOK yang berobat ke RSUP HAM Medan
Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat lebih tinggi berpendidikan SMA/Sederajat.
Hasil ini menunjukkan bahwa dengan
pada tabel berikut ini :
pendidikan yang tinggi juga kesadaran untuk
Tabel 2. Distribusi Proporsi Sosiodemografi mencegah faktor risiko dari PPOK masih
Penderita PPOK di RSUP H. kurang.
Adam Malik Medan Tahun 2012 PPOK merupakan penyakit yang
Jumlah bersifat progresif, artinya semakin lama akan
Karakteristik semakin memburuk dan sifatnya ire-
f (%)
1. Agama versibel.(11) Kemungkinan penderita sudah
Islam 39 35,4 menderita PPOK semasa bekerja. Namun
Protestan 62 56,4 karena gejalanya masih ringan penderita
Katolik 9 8,2 masih berobat di rumah sakit daerah. Hal ini
Total 110 100,0 juga dikaitkan dengan RSUP HAM Medan
Pendidikan merupakan rumah sakit rujukan dan
Tidak sekolah 4 3,6 menerima pengguna jaminan kesehatan askes.
SD/Sederajat 13 11,8
Sehingga penderita yang memiliki kartu askes
SMP/Sederajat 17 15,5
SMA/Sederajat 68 61,8 langsung dirujuk ke RSUP HAM Medan.
Akademi/PT 8 7,3
Banyaknya penderita yang berasal dari
Total 110 100,0
luar Kota Medan disebabkan RSUP HAM
2. Pekerjaan
Pegawai Negeri 12 10,9 Medan merupakan rumah sakit rujukan dari
Pegawai Swasta 2 1,8 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setiap
Pensiunan 40 36,4 kabupaten di Sumatera Utara dan beberapa
Petani/Pekerja Lepas 15 13,6 provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
Wiraswasta 27 24,5 Sumatera Barat, dan Riau. Selain itu juga
Ibu Rumah Tangga 10 9,1 kemungkinan disebabkan tersedianya pelaya-
Tidak Bekerja 4 3,6 nan kesehatan lain di wilayah Kota Medan
Total 110 100,0 sehingga perilaku pengobatan masyarakat
3. Tempat Tinggal Kota Medan bervariasi.
Medan 36 32,7
Luar Kota Medan 74 67,3 Tabel 3. Distribusi Proporsi Keluhan
Total 110 100,0 Berdasarkan Penderita PPOK
di RSUP HAM Medan Tahun
Proporsi penderita berdasarkan agama, 2012
penderita terbanyak adalah beragama Protes-
tan yaitu 56,4% (62 orang), kemudian agama Keluhan (n=110) f %
Islam yaitu 35,5% (39 orang), dan terendah Sesak napas 110 100,0
adalah agama Katolik sebesar 8,2% (9 orang). Batuk 97 88,2
Berdasarkan tingkat pendidikan, terbanyak Produksi sputum 87 79,1
adalah tamat SMA/sederajat yaitu 61,8% (68 Lain-lain 87 79,1
orang), diikuti tamat SMP/sederajat sebesar Mengi 47 42,7
penderita sehingga tidak mewakili keselu-
Proporsi keluhan tertinggi yang ruhan data.
dialami penderita yaitu sesak napas (100%),
kemudian disusul batuk (88,2%), produksi Distribusi proporsi penderita PPOK berda-
sarkan riwayat penyakit sebelumnya di RSUP
sputum dan lain-lain (79,1%), dan keluhan
HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada
yang paling sedikit adalah mengi (napas tabel berikut.
berbunyi) sebanyak 47 orang (42,7%).
Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita
Sesak napas merupakan keluhan uta- PPOK Berdasarkan Riwayat
ma penderita PPOK. Terjadinya penyempitan Penyakit Sebelumnya di RSUP
aliran napas menyulitkan penderita untuk HAM Medan Tahun 2012
bernapas. Batuk terjadi karena adanya
peningkatan reaktivitas terhadap sel-sel yang Riwayat Penyakit f %
sudah mati yang akan dikeluarkan dan Sebelumnya
meningkatnya produksi sputum. Gejala lain Tercatat 67 60,9
juga akan menyertai gejala ini, akan tetapi Tidak Tercatat 43 39,1
gejala yang paling sering muncul adalah sesak Jumlah 110 100,0
napas dan batuk.(12) Tercatat f %
TB Paru 19 28,4
Distribusi proporsi penderita PPOK berda-
Hipertensi 19 28,4
sarkan tingkat keparahan di RSUP HAM
Bronkitis kronis 14 20,9
Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di
Asma bronkial 9 13,4
bawah ini:
Lebih dari satu penyakit 6 9,0
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Jumlah 67 100,0
Berdasarkan Tingkat Keparahan
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat
Tingkat Keparahan f %
bahwa dari 67 data penyakit sebelumnya yang
Tidak Tercatat 82 25,5
Tercatat 28 74,5 tercatat, penyakit sebelumnya yang terbanyak
Jumlah 110 100,0 adalah TB Paru dan Hipertensi sebanyak 19
Tercatat f % orang (28,4%), dan yang terendah adalah
Ringan 14 50,0 lebih dari satu penyakit yaitu 6 orang (9,0%).
Sedang 7 25,0
Berat 4 14,3 Penderita yang pernah mengalami TB
Sangat Berat 3 10,7
Paru akan mengalami penurunan fungsi faal
Jumlah 28 100,0 paru lebih besar sejalan dengan waktu
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat daripada orang yang memiliki paru yang
diketahui bahwa dari 28 data tingkat normal sehingga lebih berisiko terhadap
keparahan yang tercatat sebanyak 14 orang berkembangnya PPOK.(13) Hipertensi
(50%) berada pada stadium ringan, dan merupakan penyakit penyerta.
terendah pada stadium sangat berat yaitu 3 Bahan alergen yang masuk ke dalam
orang (10,7%). sistem pernapasan penderita asma bronkial
Pada stadium ringan gejala sudah ada akan merangsang pembentukan IgE. Ikatan
namun muncul pada aktivitas sedang. Pada antara IgE dengan antigen dan sel mast akan
saat penderita sudah mengalami gejala PPOK, menyebabkan degranulasi sel mast sehingga
mereka sudah memeriksakan diri ke rumah keluarlah mediator. Mediator tersebut akan
sakit. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan memproduksi elastase, dan merangsang
penderita yang kebanyakan adalah pensiunan. pembentukan prostaglandin, tromboksan,
Tingkat pengetahuan dan kesadaran untuk lekotriena, dan anion superoksida. Hal ini
memeriksakan diri sudah lebih baik. Data menunjukkan keseimbangan protease dan
tingkat keparahan yang tersedia hanya 28 antiprotease akan terganggu. Apabila hal ini
terjadi maka akan terjadi destruksi jaringan Lama Merokok Tercatat (tahun) f %
paru.(12) 1-10 1 1,7
11-20 8 13,8
Distribusi proporsi penderita berdasarkan 21-30 13 22,4
>30 36 62,1
jenis komplikasi di RSUP HAM Medan tahun Jumlah 58 100,0
2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat
Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita
Berdasarkan Jenis Komplikasi bahwa sebesar 70,9% (78 orang) merupakan
di RSUP HAM Medan Tahun perokok aktif maupun pernah merokok
2012 sebelumnya tetapi sudah berhenti. Dari tabel
Komplikasi f % tersebut juga dapat dilihat dari 58 data lama
Ada komplikasi 65 59,1 merokok yang tercatat, proporsi lama
Tidak ada komplikasi 45 40,9 merokok tertinggi yaitu diatas 30 tahun
Jumlah 110 100,0 sebanyak 62,1% dan terendah yaitu 1-10
Eksaserbasi 41 63,1
tahun sebesar 1,7%.
Kor Pulmonal 18 27,7
Lain-lain 6 9,2 Zat-zat yang terkandung di dalam
Jumlah 65 100,0 rokok merupakan bahan iritan sehingga
menyebabkan peradangan pada aliran napas
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat maupun alveoli. Hal ini juga berkaitan dengan
bahwa dari 110 penderita terdapat 59,1% (65 jumlah rokok yang dikonsumsi dan lama
orang) yang mengalami komplikasi. Proporsi merokok. Semakin banyak rokok yang
komplikasi tertinggi adalah eksaserbasi yaitu dikonsumsi dan semakin lama penderita
63,1% (41 orang). merokok maka akan semakin berisiko untuk
menderita PPOK.(11) Hal ini juga kemung-
Eksaserbasi merupakan peningkatan
kinan berkaitan dengan faktor usia harapan
respon inflamasi pada saluran pernapasan
oleh bahan-bahan iritan dan zat kimia. Hal ini hidup, mengingat penderita yang memiliki
juga dipicu oleh adanya infeksi bakteri atau riwayat mengonsumsi rokok lebih tinggi pada
virus.13 Terdapatnya sputum yang purulen usia di atas 50 tahun.
pada saluran pernapasan penderita menjadi
tempat berkoloni bakteri maupun virus Lama rawatan rata-rata penderita PPOK di
sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat
infeksi pada jalan napas.
pada tabel berikut ini:
Distribusi proporsi penderita PPOK
berdasarkan riwayat merokok di RSUP HAM
Tabel 8. Lama Rawatan Rata-Rata di
Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
RSUP HAM Medan Tahun
berikut:
2012
Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita
PPOK Berdasarkan Riwayat Lama Rawatan Rata-rata (hari)
Merokok di RSUP HAM Medan
Mean 7,44
Tahun 2012
Riwayat Merokok f % Standar Deviasi (SD) 4,605
Merokok/pernah merokok 78 70,9
95% Confidence Interval 6,57-8,31
Tidak merokok 32 29,1 Nilai Maksimum 23
Jumlah 110 100,0 Nilai Minimum 2

Lama Merokok f % Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat


Tercatat 58 74,4
Tidak Tercatat 20 25,6 lama rawatan rata-rata penderita adalah 7,44
hari (7 hari) dengan Standard Deviasi (SD)
Jumlah 78 100
4,605. Lama rawatan paling singkat adalah 2
hari dan lama rawatan paling lama adalah 23 kesehatan pemerintah. Sehingga penderita
hari. Dari Confidence Interval dapat yang memiliki kartu jaminan kesehatan lebih
disimpulkan bahwa 95% diyakini lama memilih berobat ke RSUP HAM Medan
rawatan rata-rata penderita PPOK adalah 6,57 untuk mengurangi biaya.
8,31 hari. Karakteristik penderita dengan Distribusi penderita PPOK berdasar-
lama rawatan paling lama adalah laki-laki kan keadaan sewaktu pulang di RSUP HAM
berusia 53 tahun, bekerja sebagai petani dan Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
tinggal di luar Kota Medan. Sumber biaya
berikut.
penderita yaitu askes. Keluhan yang dirasakan
adalah sesak napas, batuk, napas berbunyi Tabel 10 Distribusi Proporsi Penderita
(mengi), nyeri dada, dan menghasilkan Berdasarkan Keadaan Sewaktu
sputum. Penderita memiliki riwayat merokok Pulang di RSUP HAM Medan
selama 35 tahun sebanyak 30 batang per hari, Tahun 2012
memiliki riwayat penyakit TB Paru, dengan Keadaan Sewaktu f %
stadium berat. Penderita mengalami PPOK Pulang
eksaserbasi dan pulang dengan berobat jalan. PBJ 85 77,3
PAPS 13 11,8
Proporsi penderita PPOK berdasarkan sumber Meninggal Dunia 12 10,9
biaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jumlah 110 100,0
Proporsi penderita PPOK berdasarkan
Tabel 9 Distribusi Proporsi Penderita keadaan sewaktu pulang terbanyak adalah
Berdasarkan Sumber Biaya di pulang berobat jalan sebesar 77,3% (85
RSUP HAM Medan Tahun orang), kemudian pulang atas permintaan
2012
sendiri sebesar 11,8% (13 orang), dan
Sumber Pembiayaan f % meninggal 10,9% (12 orang).
Bukan Biaya Sendiri 93 84,5
Biaya Sendiri 17 15,5 Penderita yang diperbolehkan untuk
Jumlah 110 100,0 dirawat jalan adalah penderita yang sudah
Bukan Biaya Sendiri f % memungkinkan untuk dirawat di rumah, akan
Askes 66 70,9 tetapi harus melakukan kontrol kembali ke
SKTM 13 14,0 rumah sakit. Penderita yang pulang atas
JPKMS 6 6,4 permintaan sendiri yaitu penderita dengan
Jamkesmas 5 5,4
alasan tidak ada yang menjaga di rumah sakit
PT.KAI 2 2,2
JKA 1 1,1 dan penderita yang memilih untuk dirawat di
Jumlah 93 100,0 pelayanan kesehatan lain.

Proporsi penderita berdasarkan sum- Case Fatality Rate (CFR) penderita


ber pembiayaan lebih tinggi yang menggu- PPOK di RSUP HAM Medan sebesar 10,9%.
nakan bukan biaya sendiri yaitu 84,5% (93 Penderita yang meninggal adalah penderita
orang) dibandingkan dengan menggunakan yang datang ke rumah sakit sudah dalam
biaya sendiri yaitu 17 orang (15,5%). keadaan stadium berat, tidak sadarkan diri dan
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat mengalami komplikasi kor pulmonal.
bahwa proporsi terbanyak yaitu pengguna Analisa Statistik
Askes sebanyak 66 orang (70,9%) dan Distribusi proporsi jenis kelamin penderita
terendah yaitu menggunakan JKA (Jaminan PPOK berdasarkan riwayat penyakit sebe-
Kesehatan Aceh) yaitu 1,1% (1 orang). lumnya di RSUP HAM Medan tahun 2012
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
RSUP HAM Medan merupakan rumah
sakit yang menerima layanan jaminan
Tabel 11. Distribusi Jenis Kelamin Pende-
rita PPOK Berdasarkan Riwa- Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat
yat Penyakit Sebelumnya di bahwa proporsi penyakit bronkitis kronis dan
RSUP H. Adam Malik Medan asma bronkial tertinggi pada penderita yang
Tahun 2012
Riwayat Jenis Kelamin Jumlah
tidak bekerja. Sementara itu, penyakit TB
Penyakit Laki-laki Peremp Paru, hipertensi, dan lebih dari satu penyakit
Sebelumnya uan
f % f % f %
tertinggi pada penderita yang bekerja.
Bronkitis Kronis 8 57,1 6 42,9 14 100
Asma Bronkhial 7 77,8 2 22,2 9 100
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan
TB Paru 18 94,7 1 5,3 19 100 menggunakan uji Chi square 4 sel (40%)
Hipertensi 16 84,2 3 15,8 19 100
Lebih dari satu 6 100,0 0 0 6 100 yang nilai harapannya kurang dari 5 sehingga
penyakit uji ini tidak dapat digunakan.

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat Riwayat penyakit sebelumnya bisa


bahwa semua jenis penyakit sebelumnya terjadi ketika penderita masih berstatus
bekerja. Akan tetapi menderita PPOK setelah
tertinggi pada jenis kelamin laki-laki.
tidak bekerja. Penyakit ini bisa menjadi
Sementara itu, penderita yang mengalami PPOK dalam jangka waktu yang lama dan
jenis penyakit sebelumnya yang lebih dari disebabkan terjadinya infeksi yang berulang-
satu hanya ada pada laki-laki. ulang.

Kejadian penyakit sebelumnya bisa terjadi Distribusi proporsi komplikasi penderita


karena paparan dengan faktor risiko seperti PPOK berdasarkan riwayat penyakit sebe-
rokok, bahan kimia, dan bahan alergen. Laki- lumnya di RSUP HAM Medan tahun 2012
laki lebih sering terpapar terhadap faktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini
risiko tersebut.
Tabel 13. Distribusi Komplikasi Penderita
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan PPOK Berdasarkan Riwayat
menggunakan uji Chi square terdapat 6 sel Penyakit Sebelumnya di RSUP H.
(60%) yang nilai harapannya kurang dari 5 Adam Malik Medan Tahun 2012

sehingga uji ini tidak dapat digunakan. Riwayat Komplikasi Jumlah


Penyakit Ada Tidak
Distribusi proporsi pekerjaan pende- Sebelumnya Komplikasi ada
komplik
rita PPOK berdasarkan riwayat penyakit asi
sebelumnya di RSUP HAM Medan tahun f % f % f %

2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Bronkitis Kronis 8 57,1 6 42,6 14 100
Asma Bronkhial 5 55,6 4 44,4 9 100
TB Paru 13 68,4 6 31,6 19 100
Tabel 12. Distribusi Pekerjaan Penderita Hipertensi 11 57,9 8 42,1 19 100
PPOK Berdasarkan Riwayat Lebih dari satu 4 66,7 2 33,3 6 100
penyakit
Penyakit Sebelumnya di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun
2012 Berdasarkan Tabel 13 di atas dapat
Riwayat Pekerjaan Jumlah dilihat bahwa proporsi penderita yang menga-
Penyakit Bekerja Tidak lami komplikasi pada semua jenis penyakit
Sebelumnya Bekerja
f % f % f % sebelumnya lebih tinggi disbanding-kan
Bronkitis Kronis 4 28,6 10 71,4 14 100 dengan yang tidak mengalami komplikasi.
Asma Bronkhial 3 33,3 6 66,7 9 100
TB Paru 13 68,4 6 31,6 19 100
Hipertensi 10 52,6 9 42,4 19 100
Berdasarkan hasil analisa statistik
Lebih dari satu 4 66,7 2 33,3 6 100 dengan menggunakan uji Chi square terdapat
penyakit
3 sel (30%) yang nilai harapannya kurang dari Distribusi proporsi lama rawatan rata-
5 sehingga uji ini tidak dapat digunakan. rata penderita PPOK berdasarkan komplikasi
di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat
Proporsi TB Paru lebih tinggi terkena dilihat pada tabel di bawah ini:
komplikasi. Hal ini dikaitkan dengan fungsi
faal paru yang semakin menurun ketika Tabel 15. Distribusi Lama Rawatan Rata-
terjadi penyakit sebelumnya. Sehingga memu- rata Penderita PPOK berdasarkan
dahkan untuk terjadi komplikasi.16 Adanya Komplikasi di RSUP H. Adam
infeksi bakteri pada saluran pernapasan akan Malik Medan Tahun 2012
membentuk antibodi, antiprotease, fagosi-
tosis, dan proteolisis yang selanjutnya akan Komplikasi Lama Rawatan Rata-rata
terjadi komplikasi yang serius. Proses f Mean SD
Ada komplikasi 65 7,82 4,96
proteolisis pada saat daya tahan tubuh
Tidak ada 45 6,89 4,01
menurun atau kadar inhibitor protease yang komplikasi
rendah akan mempercepat perusakan jari-
ngan.17 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat
bahwa lama rawatan rata-rata penderita yang
Distribusi proporsi riwayat merokok mengalami komplikasi adalah 7,82 hari dan
penderita PPOK berdasarkan komplikasi di lama rawatan rata-rata penderita yang tidak
RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat mengalami komplikasi yaitu 6,89 hari.
pada tabel berikut ini: Penderita yang mengalami komplikasi perlu
Tabel 4.14 Distribusi Riwayat Merokok mendapat perawatan yang lebih lama untuk
Penderita PPOK berdasarkan memulihkan komplikasi yang dialami
Komplikasi di RSUP H. Adam penderita.
Malik Medan Tahun 2012 Berdasarkan hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Mann-Whitney
Komplikasi Riwayat merokok diperoleh nilai p>0,05 (p=0,454)artinya tidak
Jumlah
Merokok/ Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama
bekas merokok
merokok
rawatan rata-rata dengan komplikasi.
f % f % f %
Ada 49 75,4 16 24,6 65 100 Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata
Komplikasi 29 64,4 16 35,6 45 100 berdasarkan sumber biaya penderita PPOK di
Tidak Ada RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat
Komplikasi
pada tabel di bawah berkut ini:
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat
Tabel 16. Distribusi Lama Rawatan
dilihat bahwa proporsi penderita yang
Rata-rata Penderita PPOK
mengalami komplikasi lebih tinggi pada
berdasarkan Sumber Biaya di
perokok maupun yang pernah merokok yaitu
RSUP H. Adam Malik Medan
49 orang (75,4%) dibanding yang tidak
Tahun 2012
merokok yaitu 16 orang (24,6%). Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-rata
Hasil analisa statistik dengan menggu- f Mean SD
nakan uji Chi Square diperoleh nilai Biaya Sendiri 17 4,59 3,483
(p=0,214)>0,05 artinya tidak ada perbedaan Bukan Biaya Sendiri 93 7,96 4,608
proporsi yang bermakna riwayat merokok
berdasarkan komplikasi. Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa
Kandungan zat yang terdapat di dalam lama rawatan rata-rata yang menggunakan
rokok merupakan bahan iritan terhadap paru biaya sendiri adalah 4,59 hari, dan lama
sehingga memudahkan untuk terkena kompli- rawatan rata-rata penderita yang menggu-
kasi.(11) nakan bukan biaya sendiri adalah 7,96 hari (8
hari).
Berdasarkan hasil analisa statistik umur 60 tahun sebesar 64,5%, jenis
dengan menggunakan uji Mann-Whitney kelamin laki-laki 86,5%, agama Protestan
diperoleh nilai p<0,05 (0,001) artinya ada 56,4%, pendidikan tamat SMA/sederajat
perbedaan yang bermakna antara lama 61,8%, pekerjaan pensiunan 36,4%, dan
rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. tempat tinggal di luar kota Medan 67,3%.
Pengobatan PPOK membutuhkan biaya yang b. Berdasarkan keadaan medis, keluhan
besar sehingga penderita yang menggunakan tertinggi adalah sesak napas dengan
biaya sendiri akan pulang apabila sudah proporsi 100%, stadium ringan 50%,
memungkinkan untuk pulang walaupun tidak riwayat penyakit terdahulu TB Paru dan
sepenuhnya pulih. Hipertensi masing-masing 28,4%, kom-
plikasi eksaserbasi 63,1%, dan riwayat
Distribusi proporsi kejadian komplikasi pen- penderita yang merokok 70,9%.
derita PPOK berdasarkan keadaan sewaktu c. Lama rawatan rata-rata adalah 7,44 hari.
pulang di RSUP HAM Medan tahun 2012 d. Proporsi penderita berdasarkan keadaan
dapat dilihat pada tabel berikut. sewaktu pulang tertinggi adalah pulang
berobat jalan yaitu 77,3%.
Tabel 17. Distribusi Komplikasi Penderita e. Uji Chi Square tidak dapat dilakukan
PPOK Berdasarkan Keadaan untuk melihat perbedaan jenis kelamin,
Sewaktu Pulang di RSUP H. pekerjaan, komplikasi berdasarkan riwa-
Adam Malik Medan Tahun 2012 yat penyakit sebelumnya, riwayat mero-
Keadaan Sewaktu Kejadian Komplikasi Jumlah
Pulang kok berdasarkan keadaan sewaktu
Ada Tidak
komplikasi Ada pulang.
Komplika f. Tidak ada perbedaan yang bermakna
si antara riwayat merokok berdasarkan
f % f % f %
PBJ 45 52,9 40 47,1 85 100 komplikasi (p=0,214).
PAPS 8 61,5 5 38,5 13 100 g. Tidak ada perbedaan yang bermakna
Meninggal Dunia 12 100,0 0 0 12 100 antara lama rawatan berdasarkan kom-
Berdasarkan Tabel 17 di atas dapat plikasi (p=0,454)
dilihat bahwa dari 85 penderita yang pulang h. Ada perbedaan yang bermakna antara
dengan berobat jalan terdapat 45 penderita lama rawatan rata-rata berdasarkan
(52,9%) mengalami komplikasi, dari 13 sumber biaya (p=0,001).
penderita dengan pulang atas permintaan i. Ada perbedaan yang bermakna antara
kejadian komplikasi berdasarkan keadaan
sendiri 8 orang diantaranya mengalami
sewaktu pulang (p=0,008)
komplikasi, dan penderita yang meninggal
seluruhnya adalah penderita yang mengalami 2. Saran
komplikasi. a. Diharapkan kepada pihak RSUP HAM
Medan untuk melengkapi pencatatan
Berdasarkan hasil analisa statistik kartu status seperti tingkat keparahan,
dengan menggunakan uji Chi square lama merokok dan jumlah rokok yang
diperoleh nilai p = 0,008 artinya ada dikonsumsi, dan jenis penyakit
perbedaan yang bermakna antara komplikasi sebelumnya sehingga memudahkan ana-
dengan keadaan sewaktu pulang. lisis data.
b. Diharapkan kepada pihak RSUP HAM
Medan untuk melanjutkan program
Kesimpulan dan Saran Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1. Kesimpulan Rumah Sakit (PKMRS) secara berkala
dan penyakit yang lebih spesifik khu-
a. Berdasarkan karakteristik sosiodemografi susnya PPOK untuk memaparkan
diperoleh bahwa proporsi penderita penanganan dini dan pencegahan kepada
PPOK yang dirawat inap di RSUP HAM keluarga penderita.
Medan tertinggi yaitu pada kelompok
c. Diharapkan kepada penderita yang masih 10. Rahmatika, Anita. 2009. Karakteristik
merokok untuk tidak merokok sehingga Penderita Penyakit Paru Obs-
memperlambat progresivitas PPOK dan truksi Kronik yang dirawat
penderita yang masih terpapar dengan Inap di RSUD Aceh Tamiang
bahan allergen agar mengurangi paparan. Tahun 2007- 2008. Skripsi, FKM
USU.
Daftar Pustaka
1. WHO.2011. noncommunicable Diseases 11.Djojodibroto, R Darmanto. 2009.
Country Profile 2010. Respirologi ( Respiratory Medi-
cine). Jakarta: EGC
2. Regional COPD Working Group. COPD 12. Amin, Muhammad. 1996. Penyakit Paru
prevalence in 12 Asia-Pasific Obstruksi Menahun Polusi
countries and regions: projec-ti- Udara, rokok, dan alfa-1-
ons based on the COPD preva- antitripsin. Surabaya: Airlangga
lence estimation model. Respi- University Press.
rology 2003;8:192-8. 13. Barnett, Margaret. 2006. Chronic
3. Advisory comitte. 2011. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Obstructive Pulmonary Disease. in Primary
Guidelines and protocols. Care. Chichester: John Wiley &
4. WHO.2013.World COPD Day in Your Sons, Ltd.
Country.http://www.goldcopd.or
g/wcd in yourcountry.html? coun-
try_id=55&submit=Go. Diakses
tanggal 2 Maret 2013.
5. DEPKES. 2010. Prevalensi perokok di
Indonesia. Riskesdas 2010.

6. Wiyono HW. Penyakit paru obstruktif


kronik. Tantangan dan peluang.
Pidato Pada Upacara Pengukuhan
Sebagai Guru Besar Tetap Dalam
Bidang Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi Pada Fakul-
tas Kedokteran Universitas Indo-
nesia. Jakarta, 28 Februari 2009.
7.Kemenkes RI 2008. Pedoman Pengen-
dalian Paru Obstruktif Kronik
Menteri Kesehatan RI 2008.
Jakarta.
8.Simposium dan Workshop PPOK tanggal
11 April 2012. http://www.idi
belitung.org Diakses tanggal 1
Maret 2013
9. Manik, Crysti. 2004. Karakteristik Pende-
rita Penyakit Paru Obs-truksi
Kronik (PPOK) yang dirawat
Inap di RS Haji tahun 2000
2002 . Skripsi, FKM USU.

You might also like