You are on page 1of 12

ANALISIS PENGARUH UKURAN BUTIRAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN

WARNA DAN KROM (CR) PADA AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

Andi Fariz Permana[1]


D 121 09 264
Dr. Ir. Johannes Patanduk, MS[2]
Ir. Achmad Zubair, MSc[3]
[1]
Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin Makassar
[2], [3]
Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar

Abstract

The most common problems experienced by the textile industry in Indonesia is still a high level of
color levels of waste that they dispose into the environment , as well as high levels of chromium
contained in the dye . One of the materials that can be used to reduce levels of color and chrome
contained in the waste is by using a zeolite, but in order to get the most need to know the size of
the zeolite. Therefore, we need an analysis to determine the effect of the grain size of the zeolite to
reduce levels of color and chrome are there in textile waste. In this study, researchers used a
treatment using zeolite filtration system with a diameter < 0.5 cm and > 0.5 cm to determine the
effect of grain size and grain size to get the most effective for treating the waste. From the study it
was found that zeolite diameter < 0.5 cm is more effective in lowering the levels of color and
chrome in the waste than the diameter of zeolite > 0.5 cm.

Keywords: Zeolite, textile waste, processing, levels of color and chrome

PENDAHULUAN tersebut mengandung krom walaupun dalam


jumlah yang sedikit, tetapi jika dilepaskan
Latar Belakang ke lingkungan tanpa pengolahan maka akan
Salah satu industri yang berkembang menimbulkan penumpukan Krom pada
pesat di Indonesia adalah tekstil. Dalam badan air di sekitar pabrik.
kegiatan produksinya, industri tekstil Dalam dosis yang berlebihan Krom
menggunakan serangkaian proses untuk sangat berbahaya bagi lingkungan dan
mengolah bahan baku menjadi bahan baku manusia. Umumnya, Cr dalam konsentrasi
yang siap jual. Dalam setiap prosesnya, tidak rendah, misalnya di dalam tanah, dapat
semua bahan dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan bagi tanaman,
terdapat pula sisa proses yang tidak dapat sedangkan dalam konsentrasi tinggi dapat
digunakan kembali. Sisa proses ini bersifat toksik.
kemudian menjadi limbah, diantara semua Salah satu bahan yang dapat
jenis yang limbah yang ada, limbah cair digunakan untuk mengurangi kadar warna
merupakan jenis limbah yang paling banyak dan Krom adalah zeolit. Penelitian tentang
dihasilnya dihasilkan oleh industri tekstil penggunaan zeolt sebagai adsorben limbah
terutama dari proses pencelupan. telah banyak dilaporkan mengingat
Industri tekstil di Makassar keberadaan zeolit alam yang tersedia
merupakan industri skala kecil yang tidak melimpah dan harganya murah. Selain itu
memperhatikan kualitas air limvah yang sifat fisika dan kimia dari zeolit sangat unik,
dilepas ke lingkungan. Salah satu contohnya sehingga dalam dasawarsa ini, zeolit oleh
adalah Istinana Batik yang terletak di Jln. para peneliti dijadikan sebagai mineral serba
Pengayoman Komplek Mawar No. A/20. guna. Sifat-sifat unik tersebut melipti
Industri ini menyebabkan drainase di sekitar adsorben, penyaring molekul, katalisator,
pabrik menjadi berwarna dan juga dan penukar ion.
mengakibatkan air tanah di sekitarnya
menjadi tercemar. Industri ini menggunakan Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk
zat warna seperti : Grey Lanaset G, naftol, melakukan penelitian tentang Analisis
indigosol, prosion serta rapid. Zat warna Pengaruh Ukuran Diameter Zeolit terhadap

1
Penurunan Warna dan Krom (Cr) pada Air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-
Buangan Industri Tekstil. hari. Masyarakat yang tinggal di pinggiran
sungai pun juga menggunakan air sungai
Berdasarkan latar belakang di atas untuk mandi, mencuci bahkan untuk
tentang pentingnya menurunkan kadar warna memasak.
dan krom pada limbah industri tekstil, maka Air sungai yang ada saat ini tidak
dirumuskan permasalahan yaitu Apakah bersih seperti air sungai zaman dahulu. Air
ukuran butiran zeolit berpengaruh terhadap sungai zaman dahulu belum tercemar
kemampuan untuk menurunkan kadar warna dengan apapun, namun air sungai yang ada
dan krom (Cr) pada limbah industri tekstil. saat ini tentu sudah banyak tercemar.
Serta berapa besarkah tingkat efesiensi Pencemaran itu disebabkan oleh
penurunan kadar warna dan krom (Cr) pada pembuangan limbah pabrik ke sungai.
limbah industri tekstil dengan menggunakan limbah pabrik yang sering dibuang ke sungai
zeolit. contohnya adalah limbah pabrik tekstil.

Kajian Tentang Kadar Warna


TINJAUAN PUSTAKA Molekul zat warna merupakan
gabungan dari zat organik tidak jenuh
Pengertian Pencemaran dan Air Limbah dengan kromofor sebagai pembawa warna
Pencemaran adalah masuk atau dan auksokrom sebagai pengikat warna
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dengan serat. zat organik tidak jenuh yang
dan/ atau komponen lain ke dalam air atau dijumpai dalam pembentukan zat warna
udara. Pencemaran juga bisa berarti adalah senyawa aromatik antara lain
berubahnya tatanan (komposisi) air atau senyawa hidrokarbon aromatik dan
udara oleh kegiatan manusia dan proses turunannya, fenol dan turunannya serta
alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon yang
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai mengandung nitrogen. Gugus kromofor
dengan peruntukkannya (Undang-undang adalah gugus yang menyebabkan molekul
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 menjadi berwarna (Manurung, dkk. 2004).
Tahun 1982).
Untuk mencegah terjadinya 1. Zat Warna Naftol
pencemaran terhadap lingkungan oleh Naftol termasuk dalam zat pewarna
berbagai aktivitas industri dan aktivitas yang tidak larut dalam air. Untuk
manusia, maka diperlukan pengendalian melarutkannya diperlukan zat pembantu
terhadap pencemaran lingkungan dengan kostik soda. Zat pewarna naftol memiliki
menetapkan baku mutu lingkungan. daya serap yang baik. Dalam pewarna naftol
Pencemaran terhadap lingkungan terdapat senyawa alizarin, alizarin atau
dapat terjadi dimana saja dengan laju yang dihydroxyanthraquinone adalah senyawa
sangat cepat, dan beban pencemaran yang organik dengan rumus Cr14H8O4 yang telah
semakin berat akibat limbah industri dari digunakan sepanjang sejarah sebagai
berbagai bahan kimia termasuk logam berat. pewarna merah yang menonjol, terutama
untuk pencelupan kain tekstil. Senyawa
Dampak Air Limbah Tekstil historis itu berasal dari akar tanaman dari
Seiring dengan kemajuan pesat genus merah (Sagara, 2003).
industri di Indonesia juga menimbulkan Pada tahun 1869, alizarin menjadi
dampak yang berbahaya bagi masyarakat pigmen alami pertama yang digandakan
Indonesia sendiri. Dampak berbahaya itu secara sintesis. Alizarin merupakan bahan
berasal dari kelalaian para pendiri industri utama untuk pembuatan pigmen yang
dalam membuang limbah dengan serta merta dikenal sebagai pelukis Rose merah dan
ke sungai atau selokan. Alizarin merah. Alizarin dalam penggunaan
Air sungai untuk saat ini banyak paling umum dari istilah tersebut warna
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar merah tua, tetapi istilah ini juga merupakan
mengingat sulitnya mendapatkan air yang bagain dari nama beberapa pewarna non-red
bersih di era modern ini. Apalagi bagi terkait, seperti Alizarine cyanine Hijau dan
masyarakat yang tidak mampu membeli air Alizarine Briliant Blue. Sebuah penggunaan
bersih, tentu akan menggunakan air sungai

2
terkemuka alizarin di zaman modern adalah mineral ini mempunyai sifat mendidih atau
sebagai agen pewarnaan dalam penelitian mengembang apabila dipanaskan. Zeolit
biologi karena noda kalsium bebas dan merupakan batuan atau mineral alam seara
senyawa kalsium tertentu warna ungu merah kimiawi termasuk golongan mineral silika
atau cahaya. Alizarin terus digunakan secara dan dinyatakan sebagai alumina silikat
komersial sebagai pewarna tekstil merah, tetrahidrasi, berbentuk halus, dan merupakan
tapi pada tingkat lebih rendah dari 100 tahun hasil produk sekunder yang stabil pada
yang lalu (Sagara, 2003). kondisi permukaan karena berasal dari
proses sedimentasi, pelapukan maupun
2. Zat Warna Grey Lanaset aktivitas hidrotermal (Sutarti, 1994).
Grey Lanaset termasuk dalam Zeolit mempunyai beberapa sifat
golongan cat warna bejana yang mudah larut diantaranya adalah (Amelia, 2003) :
dalam air. Zat warna ini banyak digunakan, a. Dehidrasi
baik untuk pencelupan ataupun pencoletan. Dehidrasi adalah proses yang
Warna lanaset ini akan bereaksi apabila bertujuan untuk melepaskan molekul-
dijemur langsung di bawah terik matahari molekul air dari kisi kristal sehingga
atau dilarutkan dengan larutan asam/HCL terbentuk suatau rongga dengan permukaan
(air keras). yang lebih besar dan tidak lagi terlindungi
Zat warna Grey Lanaset merupakan oleh sesuatu yang berpengaruh terhadap
zat warna serbaguna dan komprehensif proses adsorpsi. Proses dehidrasi
untuk pencelupan dan pencetakan tekstil, mempunyai fungsi utama melepas molekul
poliamida dan sutra. Grey Lanaset terdiri air dari keragka zeolit sehingga
dari tinctorially kuat kompleks logam 01:02, mempertinggi keaktifan zeolit. Jumlah
asam dan pewarna reaktif dengan tinggi molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori
basah dan cahaya lumpur. Pewarna atau volume yang hampa yang akan
mencakup spektrum warna sistematis. terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut
Hampir semua warna busana dapat dipanaskan. Dehidrasi molekul air dapat
diproduksi secara ekonomis menggunakan terjadi karena proses pemanasan zeolit
kombinasi sederhana dari pewarna tersebut. sampai 350 0C sehingga memungkinkan
Sifat pencelupan hampir identik dan hasil adsorbsi reversible molekul-molekul yang
yang tinggi dalam kompatibilitas yang lebih kecil dari garis tegak saluran itu
sangat baik dan reproduktifitas (Huntsman, b. Adsorpsi
2007). Pada keadaan normal, ruang hampa
dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air
Kajian Tentang Krom bebas yang berada di sekitar kation. Bila
Logam krom merupakan salah satu kristal zeolit dipanaskan pada suhu sekitar
logam sangat beracun yaitu dapat 300-400 oC air tersebut akan keluar sehingga
mengakibatkan kematian atau gangguan zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas
kesehatan yang tidak pulih dalamjangka atau cairan. Dehidrasi menyebabkan zeolit
waktu singkat (Nina,2007:36). mempunyai struktur pori yang sangat
Zat warna adalah salah satu sumber terbuka, dan mempunyai luas permukaan
pembawa krom. Zat warna merupakan internal yang luas sehingga mampu
senyawa yang dipergunakan pada suatu mengadsorpsi sejumlah besar substansi
bahan sehingga berwarna, dan warnanya selain air dan mampu memisahkan molekul
tidak hilang/melekat pada saat pencucian, zat berdasarkan ukuran molekul dan
penggosokan. Molekul zat warna merupakan kepolarannya.
gabungan dari zat organik yang tidak jenuh, c. Penukar Ion
kromofor sebagai pembawa warna dan Penukar ion di dalam zeolit adalah
auksokromsebagai pengikat antara warna proses dimana ion asli yang terdapat dalam
dengan serat. (Ahmad M.M, 2008: 13). intra kristalin diganti dengan kation lain dari
larutan. Zeolit mempunyai struktur angka
Kajian Tentang Zeolit tiga dimensi yang terdiri dari tetrahedral
Nama zeolit berasal dari kata zein SiO2 dan AlO4, trivalent Al3+ dalam posisi
yang berarti mendidih dan lithos yang tetrahedralnya membutuhkan adanya
artinya batuan, disebut demikian karena penambahan muatan listrik biasanya

3
menggunakan Na+, K+, Mg2+, atau Ca2+. METODE PENELITIAN
Dalam struktur rangka zeolit, kation-kation
tersebut tidak terikat pada posisi yang tepat, Jenis Penelitian
tapi dapat bergerak bebas dalam rangka Jenis penelitian yang dilakukan
zeolit dan bertindak sebagai counter ion adalah penelitian eksperimen yang
yang dapat dipertukarkan dengan kation- dilanjutkan dengan analisis sampel di
kation lain. Laboratorium untuk mengetahui pengaruh
d. Katalisator ukuran butiran zeolit terhadap penurunan
Zeolit merupakan katalisator yang kadar warna dan krom (Cr) pada limbah
baik karena mempunyai pori-pori yang besar industri tekstil Istinana Batik
dengan permukaan yang luas dan juga Penelitian ini akan dilakukan selama
memiliki sifat aktif. Dengan adanya rongga 4 bulan mulai bulan Juli sampai bulan
intrakristalin, zeolit dapat digunakan sebagai Oktober tahun 2013, yang meliputi
katalis. Reaksi katalitik dipengaruhi oleh persiapan pembuatan alat pengolahan yang
ukuran mulut rongga dan sistem alur, karena dilakukan di Politeknik Kesehatan Makassar
reaksi ini tergantung pada digusi pereaksi Jurusan Kesehatan Lingkungan. Penelitian
dan hasil reaksi dan Analisis akan dilakukan di
e. Penyaring/Pemisah Laboratorium Politeknik Kesehatan
Zeolit mampu memisahkan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan,
berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk dan sedangkan sampel air limbah akan diambil
polaritas dari molekul yang disaring. Zeolit di industri tekstil batik Istinana Batik yang
dapat memisahkan molekul gas atau zat dari beralamat di Jln. Pengayoman Komplek
suatu campuran tertentu karena mempunyai Mawar No. A/20 dengan alasan industri ini
rongga yang cukup besar dengan garis terletak di dalam kompleks yang padat
tengah yang bermacam-macam volume dan peduduk dan melepaskan air limbahnya
ukuran garis tengah ruang kosong dalam langsung ke drainase tanpa melalui
kristal-kristal ini menjadi dasar kemampuan pengolahan terlebih dahulu
zeolit untuk bertindak sebagai penyaring
molekul. Molekul yang berukuran lebih Alat dan Bahan
kecil dapat masuk ke dalam pori, sedangkan Alat yang digunakan untuk
molekul yang berukuran lebih besar dari pori membuat bak pengolahan ini adalah pipa
akan tertahan. PVC diameter 4 inci, kran air 0,5 inci, ember
plastik, meteran, balok kayu. Sedangkan
Penyisihan Zat Pencemar bahannya adalah air limbah zat warna tekstil
Perhitungan penyisihan zat dan zeolit.
pencemar dapat dilakukan dengan Untuk alat yang digunakan di
menggunakan rumus sebagai berikut : Laboratorium untuk menganalisis yaitu :
[][]
Pemeriksaan warna : spektrofotometer, dan
= []
100%...............(1) Tabung reaksi yang seragam bentuk dan
ukurannya. Pemeriksaan krom : SSA, lampu
dimana : halow katoda Cr, gelas piala 250 ml, pipa
(%) = persentase penyisihan ukur 2 ml, 5, 10, 20, 30, 40, 50 ml, labu ukur
[C]in = konsentrasi zat pencemar pada 100ml, corong gelas, erlenmeyer, pemanas
influen listrik, kertas saring whatman 40 dengan
[C]ef = konsentrasi zat pencemar pada ukuran pori 0,42 m, dan labu semprot
efluen Kemudian untuk bahannya adalah
Pemeriksaan warna : Larutan induk skala
Perhitungan efisiensi penyisihan zat warna 500 mg/L PtCo, Larutan baku kerja
pencemar didasarkan atas perbandingan dengan skala wara 5, 10,15, 20, 25, 30, 35,
pengurangan konsentrasi zat pencemar pada 40, 45, 50, 60, dan 70, Kertas saring berpori
titik influen dan efluen terhadap konsentrasi 0,45 m, aquades. Pemeriksaan krom : air
zat pencemar pada titik influen (Said, 2002). suling, asam nitrat, NH03, Larutan standar
logam krom, Cr, dan Gas asetilen, C2H2.

4
Cara Pelaksanaan Eksperimen pengulangan akan dilakukan
1. Tahap Persiapan Perencanaan Bak sampel untuk bak zeolit
Pengolahan berdiameter <0,5 cm dan >0,5 cm
- Bak penampungan air limbah sebanyak 5 kali tiap 1 jam.
sebelum proses pengolahan dengan - Untuk mengetahui kemampuan
kapasitas 40 liter. media filtrasi, maka sampel air
- Bak kontrol dengan volume efektif yang mengandung kadar warna dan
8,1 liter krom yang tinggi di filtrasi dengan
- Bak berisi zeolit berdiameter > 0,5 menggunakan zeolit dengan
cm kapasitas 6,156 liter, dengan ketebalan 50 cm. Ketebalan zeolit
porositas 76% 50 cm ini didasari oleh penelitian
- Bak berisi zeolit berdiameter < 0,5 sebelumnya oleh Faried
cm kapasitas 5,751 liter, dengan Makmurmahasiswa Politeknik
porositas 71%. Kesehatan Makassar Jurusan
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Kesehatan Lingkungan yang
- Sebelum sampel di filtrasi dengan menggunakan zeolit dengan
menggunakan zeolit, terlebih ketebalan 20 cm untuk menurunkan
dahulu diperiksa kadar warna dan kadar Fe pada sumur gali sekitar
Krom (Cr) di Laboratorium. 60%, oleh karena itu diharapkan
- Setelah itu zeolit ditapis dengan dengan ketebalan zeolit 50 cm
menggunakan saringan agar diperoleh penurunan yang lebih
mendapatkan zeolit dengan efektif.
diameter <0,5 cm dan >0,5 cm - Kemudian air yang keluar dari
- Setelah itu zeolit diaktivasi dengan masing-masing tabung pipa (media
cara dipanaskan di dalam oven filtrasi), diambil secukupnya untuk
bersuhu 300-400 oC selama 3 jam diperiksa di Laboratorium.
untuk menghilangkan air yang - Penelitian ini diulang sebanyak 3
terdapat di dalam zeolit sehingga kali. Setiap pengulangan, air limbah
membuat pori-pori semakin besar dan zeolit yang berada dalam pipa
yang membuat efektifitas adsorpsi diganti dengan zeolit baru yang
dan pertukaran ion semakin efektif. telah diaktivasi sebelumnya
- Masukkan sampel air ke dalam bak 3. Analisis Laboratorium
penampungan dengan ukuran 40 Sampel air limbah sebelum dan
liter, kemudian krannya dibuka setelah proses pengolahan dianalisis di
sesuai dengan kecepatan aliran laboratorium untuk mengetahui
yang diinginkan (terlampir) dan kandungan konsentrasi warna dan krom
dilewatkan melalui media filtrasi yang terdapat dalam air limbah zat
zeolit. Berdasarkan pada hasil warna tekstil.
penelitian terdahulu oleh Thamzil
las, Hendrawati, Amsiri HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatakan bahwa zeolit akan
mulai jenuh pada waktu 2 - 4 jam Gambaran Umum dan Karakteristik Zeolit
setelah proses berjalan, oleh karena Yang Digunakan
itu digunakan waktu pengaliran Penelitian ini menggunaan sistem
selama 2 jam untuk menghindari filtrasi menggunakan zeolit sebagai media
waktu jenuh zeolit sehingga dapat filtrasi dengan diameter yang berbeda
diketahui besarnya tingkat ukuran untuk mengetahui pengaruh diameter
penurunan yang efektif dengan zeolit terhadap penurunan kadar warna dan
perbandingan diameter tersebut. krom, untuk mendapatkan zeolit yang sesuai
- Dalam penelitian ini pengulangan dengan ukuran yang diinginkan terlebih
dilakukan sebanyak 4 kali dengan 2 dahulu dilakukan analisa saringan terhadap
konsentrasi berbeda tiap zat warna, zeolit, sehingga didapatkan ukuran zeolit
dimana zat warna yang diteliti dengan diameter <0,5 cm dan >0,5 cm.
adalah zat warna naftol dan zat Setelah itu zeolit diaktivasi dengan
warna grey lanaset, tiap cara dipanaskan di dalam oven bersuhu 300-

5
400 oC selama 3 jam untuk menghilangkan No. 69 Tahun 2010 kadar warna tidak diatur,
air yang terdapat di dalam zeolit sehingga tetapi dapat dilihat dari foto sampel awal
membuat pori-pori semakin besar yang yang menunjukkan kadar warna sangat
membuat efektifitas adsorpsi dan pertukaran tinggi sehingga berpotensi mencemari
ion semakin efektif lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengolahan untuk menurunkan konsentrasi
Tabel 1. Karakteristik Zeolit Yang Digunakan
pencemar dari parameter tersebut
Zeolit
No Karakteristik
<0,5 cm >0,5 cm Analisis Hasil Penelitian
1 Warna Fisik Biru Biru
Kehijauan Kehijauan
1. Hasil Pengolahan Pada Zat Warna
2 Berat Jenis 1,26 1,84
3 Penyerapan 13,59% 9,70% Naftol
(absorpsi) a. Konsentrasi 1
4 Berat 40 kg 36 kg 1) Hasil Pengolahan Kadar Warna
5 Porositas 71% 76% Menggunakan Zeolit <0,5 cm
6 Kecepatan 96 102 dan Zeolit >0,5 cm
Aliran ml/menit ml/menit
7 Volume 5,751 liter 6,156 liter Hasil analisis terhadap konsentrasi
Efektif kadar warna pada air limbah tekstil sebelum
dan sesudah pengolahan yang dilakukan
Dalam penelitian ini air limbah yang setiap 1 jam waktu operasi, serta persentase
dianalisis adalah air limbah dari zat warna penyisihan kadar warna ditampilkan pada
yang diambil langsung dari Industri Tekstil tabel 3 dan gambar 1 dan gambar 2.
Batik Instinana. Di bawah ini adalah hasil
analisis air limbah tahu sebelum proses Tabel 3. Konsentrasi Kadar Warna
pengolahan. Sebelum dan Sesudah Pengolahan
Dengan Menggunakan Zeolit < 0,5 cm
Tabel 2. Limbah Zat Warna Tekstil dan >0,5 cm (Zat Warna Naftol,
Sebelum Proses Pengolahan Konsentrasi I)
Kons Waktu Kadar Warna
Zat Parame Satua Hasil Baku
No entra Zeolit Tinggal (PtCo) Selisih
Warna ter n Analisis Mutu (%)
si (jam) Sebelum Sesudah
Warna PtCo 2875 - 0 2875 - - -
I
Krom mg/l 1,0816 1,0 1 2875 1202 1673 58,19
1. Naftol
Warna PtCo 2918 - <0,5 2 2875 343 2532 88,07
II
Krom mg/l 1,3122 1,0 cm 3 2875 350 2525 87,83
Warna PtCo 2781 - 4 2875 355 2520 87,65
I
Grey Krom mg/l 1,124 1,0 5 2875 359 2516 87,51
2.
Lanaset Warna PtCo 2854 - 0 2875 - - -
II
Krom mg/l 1,401 1,0 1 2875 1323 1552 53,98
(Sumber : Hasil analisis Lab. Poltekkes >0,5 2 2875 601 2274 79,10
Makassar, 2013) cm 3 2875 575 2300 80,00
4 2875 579 2296 79,86
5 2875 584 2291 79,69
Dari hasil pemeriksaan sampel awal (Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
air limbah tekstil diperoleh untuk zat warna Politeknik Kesehatan Makassar, 2013).
naftol pada konsentrasi I diperoleh warna Dari hasil analisis terlihat bahwa
sebesar 2875 PtCo dan krom sebesar 1,0816 pada percobaan dengan menggunakan zeolit
mg/l, untuk konsentrasi II diperoleh warna berdiameter < 0,5 cm persentase penurunan
sebesar 2918 PtCo dan krom sebesar 1,3122 tertinggi terjadi pada jam ke-2 yakni 343
mg/l. sedangkan untuk zat warna grey PtCo atau sebesar 88,07% dan terendah
lanaset pada konsentrasi I diperoleh warna terjadi pada jam ke-1 yaitu 1202 PtCo atau
sebesar 2781 PtCo dan krom sebesar 1,124 sebesar 58,19%. Sedangkan dengan
mg/l, untuk konsentrasi II diperoleh warna menggunakan zeolit berdiameter > 0,5 cm
sebesar 2854 PtCo dan krom sebesar 1,401 persentase penurunan tertinggi terjadi pada
mg/l, hal ini memberikan gambaran bahwa jam ke-3 yakni 575 PtCo atau sebesar
air limbah tekstil telah melampui standar 80,00% dan terendah terjadi pada jam ke-1
baku mutu yang diatur dalam SK Gub. Sul- yaitu 1323 PtCo atau sebesar 53,98%.
Sel No. 69 Tahun 2010 yakni 1,0 mg/l. Konsentrasi kadar warna sebelum dan
walaupun dalam praturan SK Gub Sul-Sel

6
sesudah pengolahan dengan menggunakan Dari hasil analisis terlihat bahwa
zeolit berdiameter <0,5 cm dan >0,5 cm pada percobaan dengan menggunakan zeolit
ditunjukkan pada gambar 9 dan gambar 10 berdiameter < 0,5 cm persentase penurunan
di bawah ini. krom total tertinggi terjadi pada jam ke-2
3500
yakni 0,054 mg/l atau sebesar 95,01% dan
Konsentrasi Warna

3000
2500
terendah terjadi pada jam ke-1 yaitu 0,432
2000 mg/l atau sebesar 60,06%. Sedangkan
1500
1000 dengan menggunakan zeolit berdiameter >
500
0 0,5 cm persentase penurunan tertinggi terjadi
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 pada jam ke-3 yakni 0,101 mg/l atau sebesar
Zeolit <0,5 2875 1202 343 350 355 359 90,66% dan terendah terjadi pada jam ke-1
Zeolit >0,5 2875 1323 601 575 579 584
yaitu 0,553 mg/l atau sebesar 48,87%.
Gambar 1. Konsentrasi penurunan kadar warna
Konsentrasi penurunan krom total sebelum
(Naftol Konsentrasi I) dan sesudah pengolahan dengan
menggunakan zeolit berdiameter <0,5 cm
Persentase Penurunan
dan >0,5 cm ditunjukkan pada gambar 3 dan
110 gambar 4 di bawah ini.
90
(%)

70
50
1.2
30

Konsentrasi Krom (Cr)


Jam Jam Jam Jam Jam 1
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 0.8
Zeolit <0,5 58.19 88.07 87.83 87.65 87.51 0.6
Zeolit >0,5 53.98 79.1 80 79.86 79.69 0.4
0.2
0
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
Gambar 2. Persentase penurunan kadar ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
warna (Naftol Konsentrasi I) Zeolit <0,5 1.0816 0.432 0.054 0.059 0.063 0.068
Zeolit >0,5 1.0816 0.553 0.166 0.101 0.106 0.110
2) Hasil Pengolahan Krom Total
Menggunakan Zeolit <0,5 cm dan Gambar 3. Konsentrasi penurunan krom total
Zeolit >0,5 cm
(Naftol Konsentrasi I)

Persentase Penurunan

Untuk Hasil analisis terhadap


100
konsentrasi krom total pada air limbah 90
80
tekstil sebelum dan sesudah pengolahan
(%)

70
60
menggunakan zeolit berdiameter <0,5 cm 50
40
dan >0,5 cm serta penurunan konsentrasi 30
Jam Jam Jam Jam Jam
ditampilkan pada tabel 4 gambar 3 dan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit <0,5 60.06 95.01 94.55 94.18 93.71
gambar 4. Zeolit >0,5 48.87 84.65 90.66 90.2 89.830

Tabel 4. Konsentrasi Krom Total Sebelum dan Gambar 4. Persentase penurunan krom total
Sesudah Pengolahan Dengan Menggunakan (Naftol Konsentrasi I)
Zeolit < 0,5 cm dan >0,5 cm
(Zat Warna Naftol, Konsentrasi I) b. Konsentrasi II
Waktu Krom Total 1) Hasil Pengolahan Kadar Warna

Zeolit Tinggal (mg/l) Selisih
(jam) Sebelum Sesudah
(%) Menggunakan Zeolit <0,5 cm dan
0 1,0816 - - - Zeolit >0,5 cm
1 1,0816 0,432 0,6496 60,06
<0,5 2 1,0816 0,054 1,0276 95,01
cm 3 1,0816 0,059 1,0226 94,55 Hasil analisis terhadap konsentrasi
4 1,0816 0,063 1,0186 94,18 kadar warna pada air limbah tekstil sebelum
5 1,0816 0,068 1,0136 93,71 dan sesudah pengolahan yang dilakukan
0 1,0816 - - -
1 1,0816 0,553 0,5286 48,87 setiap 1 jam waktu operasi, serta efisiensi
>0,5 2 1,0816 0,166 0,9156 84,65 penyisihan kadar warna ditampilkan pada
cm 3 1,0816 0,101 0,9806 90,66
4 1,0816 0,106 0,9756 90,20
tabel 5 dan gambar 5 dan gambar 6.
5 1,0816 0,110 0,9716 89,83
(Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Politeknik Kesehatan Makassar, 2013)

7
Tabel 5. Konsentrasi Kadar Warna Sebelum 2) Hasil Pengolahan Krom Total
dan Sesudah Pengolahan Dengan Menggunakan Zeolit <0,5 cm dan
Menggunakan Zeolit < 0,5 cm dan >0,5 cm Zeolit >0,5 cm
(Zat Warna Naftol, Konsentrasi II)
Waktu Kadar Warna

Untuk Hasil analisis terhadap
Zeolit Tinggal (PtCo) Selisih
(jam)
(%) konsentrasi krom total pada air limbah
Sebelum Sesudah
0 2918 - - - tekstil sebelum dan sesudah pengolahan
1 2918 1320 1598 54,76 menggunakan zeolit berdiameter <0,5 cm
<0,5 2 2918 399 2519 86,33
dan >0,5 cm serta penurunan konsentrasi
cm 3 2918 420 2498 85,61
4 2918 426 2492 85,48 ditampilkan pada tabel 6 gambar 7 dan
5 2918 430 2488 85,26 gambar 8.
0 2918 - - -
1 2918 1598 1320 45,24
>0,5 2 2918 655 2263 77,55 Tabel 6. Konsentrasi Krom Total Sebelum dan
cm 3 2918 632 2286 78,34 Sesudah Pengolahan Dengan Menggunakan
4 2918 638 2280 78,14 Zeolit < 0,5 cm dan >0,5 cm
5 2918 642 2276 78,00
(Zat Warna Naftol, Konsentrasi II)
(Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Politeknik Kesehatan Makassar, 2013) Waktu Krom Total

Zeolit Tinggal (mg/l) Selisih
(%)
(jam) Sebelum Sesudah
Dari hasil analisis terlihat bahwa 0 1,3122 - - -
1 1,3122 0,498 0,8142 62,05
pada percobaan dengan menggunakan zeolit
<0,5 2 1,3122 0,091 1,2212 93,07
berdiameter < 0,5 cm persentase penurunan cm 3 1,3122 0,099 1,2132 92,46
kadar warna tertinggi terjadi pada jam ke-2 4 1,3122 0,104 1,2082 92,07
5 1,3122 0,108 1,2042 91,77
yakni 399 PtCo atau sebesar 86,33% dan 0 1,3122 - - -
terendah terjadi pada jam ke-1 yaitu 1320 1 1,3122 0,601 0,7112 54,20
PtCo atau sebesar 54,76%. Sedangkan >0,5 2 1,3122 0,187 1,1252 85,75
cm 3 1,3122 0,121 1,1912 90,78
dengan menggunakan zeolit berdiameter > 4 1,3122 0,126 1,1862 90,40
0,5 cm persentase penurunan tertinggi terjadi 5 1,3122 0,131 1,1812 90,02
pada jam ke-3 yakni 632 PtCo atau sebesar
78,34% dan terendah terjadi pada jam ke-1 1.4
Konsentrasi Krom (Cr)

1.2
yaitu 1598 PtCo atau sebesar 45,24%.
1
Konsentrasi kadar warna sebelum dan 0.8
sesudah pengolahan dengan menggunakan 0.6
zeolit berdiameter <0,5 cm dan >0,5 cm 0.4

ditunjukkan pada gambar 5 dan gambar 6 di 0.2


0
bawah ini Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit <0,5 1.3122 0.498 0.091 0.099 0.104 0.108
3500 Zeolit >0,5 1.3122 0.601 0.187 0.121 0.126 0.131
3000
Konsentrasi Warna

2500 Gambar 7. Konsentrasi Penurunan Krom


2000
1500
Total (Naftol Konsentrasi II)
1000
500
Persentase Penurunan
0
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 100
Zeolit <0,5 2918 1320 399 420 426 430 90
80
Zeolit >0,5 2918 1598 655 632 638 642
(%)

70
60
50
Gambar 5. Konsentrasi Penurunan Kadar Warna 40
(Naftol Konsentrasi II) 30
20
Jam Jam Jam Jam Jam
Persentase Penurunan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit <0,5 62.05 93.07 92.46 92.07 91.77
100 Zeolit >0,5 54.20 85.75 90.78 90.4 90.020
80
(%)

60
40
20 Gambar 8. Persentase Penurunan Krom
0
Jam Jam Jam Jam Jam Total (Naftol Konsentrasi II)
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit <0,5 54.76 86.33 85.61 85.48 85.26
Zeolit >0,5 45.24 77.55 78.34 78.14 78.00

Gambar 6. Persentase Penurunan Kadar


Warna (Naftol Konsentrasi II)

8
2. Hasil Pengolahan Pada Zat Warna 2) Hasil Pengolahan Krom Total
Grey Lanaset Menggunakan Zeolit <0,5 cm dan
a. Kosentrasi I Zeolit >0,5 cm
1) Hasil Pengolahan Kadar Warna Untuk Hasil analisis terhadap
Menggunakan Zeolit <0,5 cm konsentrasi krom total pada air limbah
dan Zeolit >0,5 cm tekstil sebelum dan sesudah pengolahan
Hasil analisis terhadap konsentrasi menggunakan zeolit berdiameter <0,5 cm
kadar warna pada air limbah tekstil sebelum dan >0,5 cm serta penurunan konsentrasi
dan sesudah pengolahan yang dilakukan ditampilkan pada tabel 8 gambar 11 dan
setiap 1 jam waktu operasi, serta efisiensi gambar 12.
penyisihan kadar warna ditampilkan pada Tabel 8. Konsentrasi Krom Total Sebelum dan
tabel 7 dan gambar 9 gambar 10 Sesudah Pengolahan Dengan Menggunakan
Tabel 7. Konsentrasi Kadar Warna Sebelum Zeolit < 0,5 cm dan >0,5 cm
dan Sesudah Pengolahan Dengan (Zat Warna Grey Lanaset, Konsentrasi I)
Menggunakan Zeolit < 0,5 cm dan > 0,5 cm Waktu Krom Total

(Zat Warna Grey Lanaset, Konsentrasi I) Zeolit Tinggal (mg/l) Selisih
(%)
(jam) Sebelum Sesudah
Waktu Kadar Warna
0 1,124 - - -
Zeolit Tinggal (PtCo) Selisih
(%) 1 1,124 0,421 0,703 62,54
(jam) Sebelum Sesudah
0 2781 - - - <0,5 2 1,124 0,059 1,065 94,75
1 2781 1109 1672 60,12 cm 3 1,124 0,069 1,055 93,86
<0,5 2 2781 332 2449 88,06 4 1,124 0,073 1,051 93,51
cm 3 2781 360 2421 87,06 5 1,124 0,077 1,047 93,15
4 2781 369 2412 86,73 0 1,124 - - -
5 2781 373 2408 86,59 1 1,124 0,562 0,562 50,00
0 2781 - - - >0,5 2 1,124 0,186 0,938 83,45
1 2781 1320 1461 52,54 cm 3 1,124 0,105 1,019 90,66
>0,5 2 2781 610 2171 78,07 4 1,124 0,109 1,015 90,30
cm 3 2781 570 2211 79,50 5 1,124 0,113 1,011 89,95
4 2781 578 2203 79,22 (Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
5 2781 583 2198 79,04 Politeknik Kesehatan Makassar, 2013)
(Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Politeknik Kesehatan Makassar, 2013) 1.2
Konsentrsai Krom (Cr)

1
3000 0.8
0.6
Konsentrasi Warna

2500
0.4
2000
0.2
1500
0
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
1000 ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
500 Zeolit <0,5 1.124 0.421 0.059 0.069 0.073 0.077
Zeolit >0,5 1.124 0.562 0.186 0.105 0.109 0.113
0
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit <0,5 2781 1109 332 360 369 373
Gambar 11. Konsentrasi Penurunan Krom Total
Zeolit >0,5 2781 1320 610 570 578 583
(Grey L. Konsentrasi I)

Gambar 9. Konsentrasi Penurunan Kadar


Warna (Grey L. Konsentrasi I) Persentase Penurunan

100
Persentase Penurunan
90
80
(%)

100
70
90
60
80
(%)

50
70
40
60
50 30
Jam Jam Jam Jam Jam
40 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke-
1 2 3 4 5 Zeolit <0,5 62.54 94.75 93.86 93.51 93.15
Zeolit <0,5 60.12 88.06 87.06 86.73 86.59 Zeolit >0,5 50 83.45 90.66 90.30 89.95
Zeolit >0,5 52.54 78.07 79.50 79.22 79.04
Gambar 12. Persentase Penurunan Krom Total
(Grey L. Konsentrasi I)
Gambar 10. Persentase Penurunan Kadar
Warna (Grey L. Konsentrasi I)

9
b. Konsentrasi II 2) Hasil Pengolahan Krom Total
1) Hasil Pengolahan Kadar Warna Menggunakan Zeolit <0,5 cm dan
Menggunakan Zeolit <0,5 cm Zeolit >0,5 cm
dan Zeolit >0,5 cm

Hasil analisis terhadap konsentrasi Untuk hasil analisis terhadap


kadar warna pada air limbah tekstil sebelum konsentrasi krom total pada air limbah
dan sesudah pengolahan yang dilakukan tekstil sebelum dan sesudah pengolahan
setiap 1 jam waktu operasi, serta efisiensi menggunakan zeolit berdiameter <0,5 cm
penyisihan kadar warna ditampilkan pada dan >0,5 cm serta penurunan konsentrasi
tabel 9 dan gambar 13 dan gambar 14. ditampilkan pada tabel 15 gambar 16 dan
gambar 20
Tabel 9. Konsentrasi Kadar Warna Sebelum
dan Sesudah Pengolahan Dengan Tabel 10. Konsentrasi Krom Total Sebelum
Menggunakan Zeolit < 0,5 cm dan > 0,5 cm dan Sesudah Pengolahan Dengan
(Zat Warna Grey Lanaset, Konsentrasi II) Menggunakan Zeolit < 0,5 cm dan >0,5 cm
Waktu Kadar Warna
(Zat Warna Grey Lanaset, Konsentrasi II)
Zeolit Tinggal (PtCo) Selisih
(%) Waktu Krom Total
(jam) Sebelum Sesudah
Zeolit Tinggal (mg/l) Selisih
0 2854 - - - (%)
(jam) Sebelum Sesudah
1 2854 1609 1245 43,62
0 1,401 - - -
<0,5 2 2854 412 2442 85,56
1 1,401 0,497 0,904 64,53
cm 3 2854 454 2400 84,09
<0,5 2 1,401 0,096 1,305 93,15
4 2854 469 2385 83,57
cm 3 1,401 0,102 1,299 92,72
5 2854 473 2381 83,43
4 1,401 0,109 1,292 92,22
0 2854 - - -
5 1,401 0,115 1,286 91,79
1 2854 1890 964 33,78
0 1,401 - - -
>0,5 2 2854 664 2190 76,73
1 1,401 0,588 0,813 58,03
cm 3 2854 637 2217 77,68
>0,5 2 1,401 0,191 1,210 86,37
4 2854 643 2211 77,47
cm 3 1,401 0,115 1,286 91,79
5 2854 655 2199 77,05
4 1,401 0,121 1,280 91,36
(Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium 5 1,401 0,142 1,259 89,86
Politeknik Kesehatan Makassar, 2013) (Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Politeknik Kesehatan Makassar, 2013)
3000 1.6000
Konsentrasi Warna

2500 1.4000
Konsentrasi Krom (Cr)

2000 1.2000
1500 1.0000
0.8000
1000
0.6000
500
0.4000
0 0.2000
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 0.0000
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
Zeolit <0,5 2854 1609 412 454 469 473 ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Zeolit >0,5 2854 1890 664 637 643 655 Zeolit <0,5 1.4010 0.497 0.096 0.102 0.109 0.115
Zeolit >0,5 1.4010 0.588 0.191 0.115 0.121 0.142
Gambar 13. Konsentrasi Penurunan Kadar
Warna (Grey L. Konsentrasi II) Gambar 15. Konsentrasi Penurunan
Persentase Penurunan
Krom Total (Grey L. Konsentrasi II)

90 Persentase Penurunan
80
70 100
(%)

60
50 90
40
(%)

80
30
20 70
10 60
Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke-
1 2 3 4 5 50

Zeolit <0,5 43.62 85.56 84.09 83.57 83.43 40


30
Zeolit >0,5 33.78 76.73 77.68 77.47 77.05 Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5
Zeolit <0,5 64.53 93.15 92.72 92.22 91.79

Gambar14. Persentase Penurunan Kadar Zeolit >0,5 58.03 86.37 91.79 91.36 89.860
Warna (Grey L. Konsentrasi II)
Gambar 16. Persentase Penurunan
Krom Total (Grey L. Konsentrasi II)

10
Pembahasan KESIMPULAN

Kadar Warna Berdasarkan hasil penelitian yan telah


Pada grafik di atas dapat dilihat dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa zeolit berdiameter <0,5 cm dan >0,5 sebagai berikut :
cm dapat menurunkan kadar warna dari 1. Dari hasil penelitian terlihat bahwa ada
limbah tekstil, namun dari grafik di atas pengaruh ukuran diameter zeolit
dapat pula dilihat kecenderungan bahwa terhadap penurunan kadar warna dan
semakin kecil diameter butir zeolit, maka krom, bahwa ukuran diameter zeolit
nilai adsorpsi yang dihasilkan akan semakin berbanding terbalik dengan efektifitas
besar. Kecenderungan tersebut menunjukkan penurunan, semakin kecil ukuran
bahwa kemampuan zeolit sebagai adsorben diameter zeolit maka semakin besar
akan meningkat bila diameter butirnya penurunan yang kita dapat, sedangkan
semakin kecil. semakin besar ukuran diameter zeolit
Semakin besar luas permukaan, maka semakin kecil penurunan yang
semakin efektif kontak. Jadi ukuran diameter kita dapatkan.
zeolit yang paling efektif yang digunakan 2. Untuk penurunan kadar warna setelah
dalam penelitian ini adalah diameter <0,5 dilakukan pengolahan dengan
cm. Pada penelitian ini, semakin kecil menggunakan zeolit berdiameter <0,5
diameter butir maka semakin besar luas cm kadar warna mengalami penurunan
permukaan kontak, sehingga waktu yang dengan efektifitas penurunan rata-rata
dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi sebesar 85,4%. Sedangkan pengolahan
standar semakin lama. dengan menggunakan zeolit berdiameter
>0,5 cm kadar warna mengalami
Krom Total penurunan dengan efektifitas penurunan
Dari grafik di atas dapat dilihat rata-rata sebesar 77,6%.
bahwa zeolit dapat menurunkan Khrom 3. Untuk parameter krom total setelah
Total pada limbah tekstil, kedua bak yang dilakukan pengolahan dengan
berisi zeolit dapat menurunkan khrom menggunakan zeolit berdiameter <0,5
hingga memenuhi standar baku mutu yang cm krom total mengalami penurunan
ditetapkan oleh SK Gub. Sul-Sel No. 69 dengan efektifitas penurunan rata-rata
Tahun 2010. Tetapi bak yang berisi zeolit sebesar 92,2 %. Sedangkan pengolahan
dengan diameter <0,5 cm lebih efektif dalam dengan menggunakan zeolit berdiameter
menurunkan krom total, hal ini terlihat dari >0,5 cm krom total mengalami
rata-rata persentase penurunan yang penurunan dengan efektifitas penurunan
mencapai 93,21% pada percobaan pertama. sebesar 86,65%.
Sedangkan pada bak berisi zeolit dengan
diameter >0,5 cm juga berhasil menurunkan DAFTAR PUSTAKA
khrom dibawah nilai maksimum yang
ditetapkan yakni rata-rata tertinggi sebesar Amelia, 2003. Skripsi Optimasi Zeolit Alam
87,66% pada percobaan keempat. Untuk Dehumudifikasi. Universitas
Dalam proses penurunan kadar Dipenogoro, Semarang.
khrom total ini zeolit sangat berperan,
karena zeolit mempunyai kemampuan untuk Huntsman. 2007. Textile Effects LANASET
menurunkan khrom yang ada pada air dyes. USA
limbah tersebut. Zeolit merupakan bahan
berpori yang mempunyai sifat sorpsi dan Nina, Khairun, dkk. 2007. Penentuan
pertukaran ion yang baik sehingga dapat Kandungan unsur krom dalam Limbah
dimanfaatkan untuk bermacam proses Tekstil dengan metode analisis
pemisahan. pengaktifan neutron. Yogyakarta:
Universitas Dipenogoro.

Said, Nusa Idaman. 2002. Kualitas Air


Minum Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan. Jakarta: Pusat Pengkajian

11
Dan Penerapan Teknologi Lingkungan
(P3TL)

Sagara, 2003. Zat Warna Kompleks Logam,


Blog. Yogyakarta.

Sutarti. 1994. Pemanfaatan Mineral Zeolit


Alam Untuk Mendukung Kelestarian
Lingkungan. BATAN: Prossiding
Seminar Teknologi Pengolahan
Limbah II.

Undang-Undang Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.

12

You might also like