You are on page 1of 22

Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)

Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PENGISI DAN SODIUM


TRIPOLYPHOSPHATE (Na5P3O10) TERHADAP KARAKTERISTIK
SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
Linda Yani *),
Prof. Dr. Ir. H. M. Iyan Sofyan, M.Si. **), dan Dr. Ir. Yusep Ikrawan M.ENG.***)
*)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung
**)
Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping

ABSTRACT
The purpose of the research is to determine the effect of the concentration of filler
material and concentration sodium tripolyphosphate to the characteristics of white oyster
mushrooms sausage. The research method consists of preliminary research and primary
research. The preliminary research conducted to determine the type of filler material to
be used in the main research. The primary research is to determine of the varying
concentration of filler material and sodium tripolyphosphate concentration.
The Experimental design that used in this research is a Randomized Block Design
with factorial pattern of 3x3 in followed by Duncan test. . The first factor of the primary
research is the concentration of filler material (a) that is 8.00% (a1), 8.25% (a2), 8.50%
(a3) and 8.75% (a4). The second factor of the primary research is the concentration of
sodium tripolyphosphate (b) that is 12% (b1), 13% (b2), 14% (b3), and 15%
(b4). Observation parameter conducted to physical analysis covering hardness level by
using penetrometer appliance. Organoleptic test that covering color, aroma, texture, and
flavor. and also chemical analysis of selected samples covering protein rate, fiber rate,
and ash content rate.
The results of research showed that the chosen sample a3b1 treatment with (filler
material concentration (a) 15%, and sodium tripolyphosphate (b) 0.24%). has a hardness
level of 7.80 mm / sec, protein content of 4.9%, ash content of 0, 95% and fiber content
of 6.86%. based on organoleptics test show that the value of a favorite on the attributes of
color, flavor, taste and texture are 4.62, 2.30, 4.65, 4.44 respectively.
I PENDAHULUAN yang dibuat dari bahan dasar hewani,
seperti misalnya masyarakat yang
1.1. Latar Belakang menerapkan pola makan vegetarian.
Sosis merupakan salah satu Kelompok vegetarian hanya
produk olahan daging baik daging sapi, mengkonsumsi sumber makanan yang
ikan maupun daging ayam yang sangat berasal dari tumbuhan atau nabati.
digemari masyarakat Indonesia sejak Bahan baku utama alternatif yang
tahun 1980an. Sosis dibuat dari daging akan digunakan dalam pelitian ini
atau ikan yang telah dicincang kemudian adalah jamur tiram putih. Secara proses
dihaluskan, diberi bumbu, dimasukan produk olahan sosis selain bahan baku
kedalam selongsong bulat panjang utama juga digunakan bahan penunjang
simetris (Effendi, 2009). seperti bahan pengisi, bahan pengikat,
Sosis dengan bahan baku utama lemak, air, garam, dan bumbu-bumbu.
daging merupakan produk olahan yang Jamur tiram merupakan jenis
digemari oleh banyak masyarakat jamur kayu yang tumbuh secara alami
memiliki sumber protein yang dibatang-batang kayu dihutan dan pada
diperlukan tubuh, tetapi tidak semua tahun 1935 mulai dibudidayakan. Jamur
masyarakat dapat mengkonsumsi sosis tiram dapat dijadikan sebagai bahan

1
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

baku alternatif pengganti daging dan Salah satu jamur tiram yang
memiliki khasiat untuk kesehatan banyak dibudidayaan dan dikonsumsi
manusia sebagai protein nabati yang adalah jamur tiram putih karena
tidak mengandung kolesterol. memiliki spora yang tidak berwarna
Jamur tiram mengandung protein sehingga mudah diolah menjadi
nabati yang cukup tinggi (10-30%) dan berbagai macam jenis olahan seperti
asam-asam amino esensial yang tinggi nugget, jamur suwir, dan sosis
dibandingkan dengan jenis sayuran Sosis yang bermutu baik adalah
lainnya. Dalam bobot 100 gram jamur produk sosis yang telah memenuhi
tiram kering protein (10,5-30.4 %), standar mutu secara kimia dan
karbohidrat (57,6-81,8%), lemak (1,6- organoleptik sosis harus kompak, kenyal
2,2%), dan asam amino. Selain itu, (bertekstur empuk) serta rasa dan aroma
jamur tiram juga mengandung mineral- yang baik sesuai dengan bahan baku
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, yang digunakan (Hadiwiyoto 1983).
seperti zat besi (Fe), fosfor (P), kalium Bahan baku penunjang yang
(K), zink (Zn), natrium (Na), dan sering digunakan dalam pembuatan
kalsium (Ca) ( Piryadi, 2013). olahan daging dan mempengaruhi
Produksi jamur tiram terlihat terhadap tekstur, kekenyalan salah
adanya naik turun antara tahun 2009- satunya adalah bahan pengisi dan
2013 dan sangat melonjak pada tahun sodium tripolyphosphate (STPP).
2009 ke 2010 dari 38,46 ton menjadi Penambahan bahan pengisi pada
61,38 ton, sedangkan pada tahun 2011 produk daging dilakukan untuk
mengalami penurunan yaitu 45,85 ton meningkatkan stabilitas, daya ikat air,
begitu pun pada tahun 2012 produksi flavor dan karakteristik irisan produk,
jamur tiramnya yaitu 40,89 dan pada serta untuk mengurangi biaya formulasi.
tahun 2013 yaitu 39,68 ton. Produksi Sedangkan sodium tripolyphospate
jamur tiram semakin menurun (STTP) umunya digunakan pada
disebabkan berkurangnya luas panen pengolahan daging untuk meningkatkan
jamur tiram di Indonesia. (Badan Pusat pH daging, kestabilan emulsi dan
Statistika, 2013) kemampuan emulsi.
Berdasarkan data Jawa Barat
Berdasarkan hal-hal tersebut
(Daerah Karawang, Bandung, Bogor,
diatas, maka dalam penelitian ini akan
dan Sukabumi) memproduksi 10 ton
dilakukan pengolahan sosis dari jamur
jamur tiram setiap harinya dan
tiram putih dengan konsentrasi bahan
mayoritas dipasarkan dalam bentuk
pengisi dan Sodium Tripolyphosphate
segar dengan tujuan pemasaran ke
(STPP)
pasar-pasar Jakarta
(Chazali dan Pratiwi 2009). 1.2. Identifikasi Masalah
Jamur tiram terbagi kedalam Berdasarkan uraian yang terdapat
beberapa jenis yang dibedakan menurut pada latar belakang, maka masalah yang
warna tubuh buahnya yaitu Pleurotus dapat diidentifikasia dalah sebagai
ostreatus (berwarna putih kekuning- berikut
kuningan), Pleurotus flabellatus 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi
(berwarna merah jambu), Pleurotus bahan pengisi terhadap karakteristik
florida (berwarna putih bersih atau sosis dari jamur tiram.
shimeji white), Pleurotus sajor caju 2. Bagaimana pengaruh konsentrasi
(berwarna kelabu atau shimeji grey), Sodium Tripolyphosphate (STPP)
Pleurotus cystidiyosus (berwarna abalon terhadap karakteristik sosis dari
atau kecoklatan) (Pasaribu, 2002). jamur tiram.

2
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

3. Bagaimana interaksi antara Berdasarkan penelitian Daniati


konsentrasi bahan pengisi dan (2005) mengenai baso ikan cucut
konsentrasi Sodium dengan penambahan beberapa jenis
Tripolyphosphate (STPP) terhadap pengisi (pati, tapioka, pati sagu, dan
karakteristik sosis dari jamur tiram. tepung terigu) diketahui bahwa
penambahan bahan pengisi
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
mempengaruhi tingkat penerimaan
Maksud dari penelitian ini adalah
masyrakat terhadap produk baso ikan
untuk melakukan penganekaragaman
cucut. Dimana penerimaan masyarakat
produk yang berbahan dasar jamur tiram
terhadap pati sagu sebagai bahan pengisi
dan untuk memberi aternatif bagi
lebih baik bila dibandingkan dengan
masyarakat vegetarian agar dapat
tapioka, dan tepung terigu. M
mengkonsumsi produk sosis yang
menggandung protein sebagai pengganti Menurut penelitian Tiana (1998)
sumber protein hewani. diketahui bahwa penambahan tepung
tapioka sebanyak 15% pada pembuatan
Tujuan dari penelitian ini adalah
sosis jamur kayu menghasikan produk
untuk mengetahui konsentrasi bahan
yang paling disukai oleh konsumen.
pengisi dan konsentrasi Sodium
Sedangkan pada penelitian Sofyan
Tripolyphosphate (STPP) terhadap
(2000) dalam Elly (2006), diketahui
karakteristik sosis dari jamur tiram.
bahwa produk sosis jamur tiram yang
Sehingga didapatkan jenis sosis yang
paling disukai oleh konsumen adalah
disukai oleh parah konsumen.
produk dengan jumlah tapioka sebesar
1.4. Manfaat Penelitian 20%.
Manfaat yang diharapkan dari
Penelitian lain yang dilakukan
penelitian ini adalah didapat suatu
oleh Ginting dan Umar (2005) tentang
informasi mengenai konsentrasi bahan
penggunaan berbagai jenis bahan
pengisi dan konsentrasi Sodium
pengisi pada nugget itik air. Diketahui
Tripolyphosphate (STPP) yang tepat
bahwa nugget itik air yang ditambahkan
untuk digunakan dalam pembuatan sosis
tepung sagu mempunyai penerimaan
dari jamur tiram agar menghasilkan
rasa yang paling baik dibandingkan
karakteristik yang disukai oleh
dengan penambahan tepung lainnya
konsumen. Dan informasi ini
yaitu, tepung jagung, tepung beras, dan
selanjutnya dapat digunakan sebagai
tepung terigu
acuan dalam menentukan formulasi
yang tepat dalam pengolahan sosis dari Penelitian yang diakukan oleh
bahan baku jamur tiram. Muliani, (1996) mengenai sosis ikan
cunang dengan penambahan bahan
1.5. Kerangka Pemikiran
pengisi kombinasi antara pati tapioka
Adonan sosis merupakan emulsi dan tepung terigu dengan perbandingan
minyak dalam air yang terbentuk dari 100 : 0,75 : 25, 50 : 50,25 : 75, dan 0 :
campuran lemak dan air dalam suatu 100. Menunjukan adanya pengaruh
fase koloid dengan protein sebagai penambahan bahan pengisi pati tapioka
emulsifier, maka fase protein air dalam dan tepung terigu terhadap karakteristik
campuran daging akan membentuk sosis ikan cunang pada konsentrasi
matriks yang menyelubungi lemak dan antara 10-20%.
membentuk emulsi yang stabil. Maka
Berdasarkan penelitian Purwosari,
dari itu penambahan konsentrasi lemak
(2016) tentang pengaruh penggunaan
sangat berpengruh terhadap struktur
jenis dan jumlah bahan pengisi terhadap
sosis (Marliyati, 1992).
hasil jadi sosis ikan gabus. Diketahui

3
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

bahwa jenis bahan pengisi tidak mengikat air, kekerasan dan kekenyalan
berpengaruh terhadap warna, aroma, objektif.
rasa, tekstur dan kekenyalan pada sosis
Sodium Tripolyphosphate (STPP)
ikan gabus, sedangkan jumlah bahan
yang ditambahkan kedalam adonan
pengisi berpengaruh pada tekstur,
bakso dapat mencegah terbentuknya
kekenyalan dan kesukaan tetapi tidak
permukaan kasar dan rekahan pada
berpengaruh terhadap warna, aroma, dan
bakso. Penggunaan polifosfat sebanyak
rasa pada sosis ikan gabus.
0,75% dari berat daging dan
Penelitian yang dilakukan oleh penambahan garam dapur sebanyak
Maryani (2006) mengenai jumlah 2,0% memberikan nilai penerimaan
tapioka dan jenis lemak sosis rumput konsumen yang sangat baik. Penambaan
laut. Diketahui penambahan tapioka polifostat yang lebih tinggi dapat
25% dengan minyak goreng dan menyebabkan rasa pahit. (Effendi,
margarin (1;1) merupakan sampel 2009).
terbaik yang paling disukai oleh panelis
Penelitian lain yang dilakukan
terhadap kenampakan, warna, aroma,
oleh Ridawati, (2012) mengenai tomiri
rasa dan tekstur.
daging ayam. Diketahui bahwa tomiri
Menurut Rena (2010) mengenai daging ayam memiliki kualitas terbaik
pengaruh jenis tepung dengan level terdapat pada tomiri dengan penggunaan
berbeda pada bakso itik afkir. Diketahui STPP 0,5 % dibandingkan dengan
bahwa beberapa jenis tepung dengan penggunaan STPP 0,3% dan 0,4%.
level berbeda berpengaruh terhadap
Sosis harus mengandung daging
kadar protein, dan lemak, serta
minimal 75% atau 50% daging tanpa
berpengaruh terhadap nilai organoleptik
lemak, pati maksimal 6% (SNI NO. 01-
baso itik afkir. Pemakaian tepung
3820-1995). Jumlah tersebut bertujuan
tapioka dan jagung dengan level 10%
untuk mencukupi kebutuhan lemak dan
menghasilkan bakso itik afkir dengan
protein dalam pembentukan emulsi.
nilai gizi terbaik dan pemakaian tepung
jagung dengan level 30% menghasilkan
III METODE PENELITIAN
bakso itik afkir dengan nilai
organoleptik terbaik. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian
Suhu gelatinisasi dari masing 3.1.1 Bahan yang Digunakan
masing tepung berbeda, misalnya pada Bahan yang digunakan dalam
tepung jagung 67 - 70C, tepung beras penelitian ini adalah jamur tiram putih
68 - 78C, tepung gandum 54,5 64C, yang didapatkan dari Pasar Antri
tepung kentang 58 - 66C, dan tapioka Cimahi, bahan pengisi (tepung tapioka,
52 - 64C (Priyandono, 1997). tepung sagu dan tepung terigu) lemak
nabati, putih telur, garam, merica,
Menurut penelitian yang
bawang putih, bawang merah, pala, es
dilakukan oleh Ulupi, dkk (2005)
batu, STPP dan casing yang dibeli di
mengenai evaluasi penggunaan garam
Badranaya Bandung.
dan STPP terhadap sifat sifik bakso sapi.
Bahan yang digunakan untuk
Diketahui bahwa penggunaan STPP
analisis kimia antara kadar protein lain
dalam pembuatan baso berpengaruh
Asam Oxalat di-hidrat p.a, indicator
sangat nyata terhadap pH adonan,
phenopthalien, asam sulfat pekat
rendemen berdasarkan berat daging dan
(H2SO4), katalisator HgO / Na2SO4
berat adonan. Penggunaan STPP
(0,7gram/5 gram), natrium tiosulfat
berpengaruh nyata terhadap daya
(Na2S2O3) , granul seng, larutan NaOH
0,1 N dan larutan baku HCL 0,1 N.

4
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

untuk analisis serat kasar bahan yang pembuatan sosis jamur tiram putih dapat
digunakan adalah CHCl3, larutan H2SO4 dilihat pada tabel 12.
0,2255 N, NaOH 0,313 N, dan alkohol Tabel 12. Modifikasi Formula
95% didapatkan dari Labolatorium Sosis Jamur Tiram pada Penelitian
Teknologi Pangan Unpas. Pendahuluan

3.1.2 Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam
pembuatan sosis jamur tiram adalah
Food Processor, pisau, baskom plastik,
timbangan analitik, alat icing, sendok,
thermometer, benang kasur, dan kompor
gas.
Alat yang digunakan untuk
analisis kimia dan fisik terdiri dari Keterangan : Basis 200 gram
cawan krus, Timbangan, eksikator,
tanur, labu erlenmeyer, spatula, kertas 3.2.2 Penelitian Utama
saring, labu Kjedahl, kondensor, adafter, Penelitian utama merupakan
pipet, gelas piala, dan batang pengaduk. penelitian kelanjutan dari penelitian
pendahuluan yang berjutuan untuk
3.2. Metode Penelitian menentukan konsentrasi bahan pengisi
3.2.1. Penelitian Pendahuluan dan sodium tripolyphospat (STPP)
Penelitian pendahuluan untuk terhadap karakteristik sosis jamur tiram.
mengetahui pengaruh jenis bahan Selanjutnya dilakukan uji organoleptik
pengisi terhadap karakteristis sosis (uji hedonik) dengan 30 panelis dan
jamur tiram. Kriteria penilaian yang penentuan kadar protein, kadar abu dan
digunakan pada penelitian pendahuluan kadar serat.
ini yaitu dengan uji organoleptik
terhadap produk sosis jamur tiram. 3.2.2.1 Rancangan Percobaan
Penilaian dilakukan terhadap aroma, Rancangan perlakuan pada
tekstur,warna dan rasa. Metode penelitian utama terdiri dari dua faktor
pengujiannya menggunakan uji hedonik yaitu, konsentrasi bahan pengisi terpilih
yang dilakukan oleh 30 panelis. Formula (A) terdiri dari 3 taraf yaitu a1 =10% a2=
bumbu dalam pembuatan sosis 15% a3= 20%, dan konsentrasi sodium
tercantum pada tabel 11. tripoliphosphat (B) terdiri dari 3 taraf
Tabel 11. Formulasi Sosis Daging yaitu b1= 0,24%, b2= 0,34%, dan b3=
Bahan Formulasi 0,44%.
Daging ayam 58,66% Berdasarkan rancangan diatas maka
Minyak nabati 5,66% rancangan percobaan yang digunakan
Es batu 11,17% dalam penelitian ini adalah Rancangan
Tapioka 15% Acak Kelompok (RAK) yang disusun
menurut pola factorial 3 x 3 dengan 3
Putih Telur 2,83%
kali ulangan hingga diperoleh 27 satuan
STTP 0,34%
percobaan. Desain percobaan rancangan
Bumbu 6,34%
acak kelompok (RAK). Model
Berdasarkan formulasi sosis matematika untuk rancangan acak
diatas makan dalam pembuatan sosis kelompok (RAK) factorial dengan 3 x 3
jamur tiram bahan baku daging dengan 3 kali ulangan sebagai berikut :
digantikan dengan jamur tiram putih,
dan digunakan berbagai jenis bahan
pengisi. Modifikasi formula dalam Yijk = + Kk + Ai + Bj + (AB)ij + ijk

5
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Keterangan : 3.2.2.2 Rancangan Analisi


i = 1,2,3 (banyaknya variasi
konsentrasi bahan pengisi a1, a2, Berdasarkan rancangan diatas
a3) maka dapat dibuat analisis variansi
j = 1,2,3 (banyaknya variasi sodium untuk mendapatkan kesimpulan
tripolyphosphate b1, b2, b3) mengenai pengaruh perlakuan, hipotesis
k = 1,2,3 (banyaknya ulangan) variansi percobaan faktorial dengan
Yijk = nilai respon pada pengamatan ke- RAK dapat dilihat pada tabel.
k dari perlakuan konsentrasi
bahan pengisi ke-i dan
konsentrasi sodium tripliphospat
STPP ke-j
= nilai pengaruh rata-rata
sebenarnya
Kk = pengaruh adiktif dari perlakuan
ke-k Berdasarkan tabel ANAVA
Ai = pengaruh perlakuan konsentrasi diatas, maka dapat ditentukan daerah
bahan pengisi (A) taraf ke-i yaitu penolakan hipotesis yaitu:
10%, 15%, dan 20%. 1. Hipotesis ditolak, jika F hitung < F
Bj = Pengaruh perlakuan konsentrasi tabel pada taraf 5%, maka
sodium tripoliphospat (STPP) konsentrasi bahan pengisi dan
yaitu 0,24%, 0,34% dan 0,44% konsentrasi sodium tripolyphospate
ABij = pengaruh interaksi taraf ke-i (STPP) tidak berpengaruh terhadap
faktor konsentrasi bahan pengisi karakteristik sosis jamur tiram.
(A) dan taraf ke-j faktor 2. Hipotesis diterima, jika F hitung F
konsentrasi sodium tabel pada taraf 5%, maka
tripoliphosphat (B) konsentrasi bahan pengisi dan
ijk = pengaruh galat sebenarnya pada konsentrasi berpengaruh terhadap
kelompok ke-k yang mempunyai karakteristik sosis jamur tiram dan
taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j selanjutnya dilakukan uji jarak
faktor B berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 13. Model Penelitian RAK Pola 3.2.2.3. Rancangan Respon


Factorial 3 x 3 dengan 3 Kali
Ulangan Respon Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan
berdasarkan uji kesukaan (hedonik)
dengan parameter tekstur, aroma, warna
dan rasa.

Respon Fisik
Respon fisik yang dilakukan pada
penelitian ini adalah Uji Kekerasan pada
sosis dengan menggunakan alat
Berdasarkan rancangan di atas penetrometer.
dapat dibuat denah (lay out) percobaan
faktorial one-way dengan 3 kali ulangan
yang dapat dilihat pada Tabel 14.

6
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Analisis Kimia Sampel Terpilih tekstur lunak dan diduga


Analisis kimia yang akan diuji menyebabkan kehilangan zat gizi
sampel terpilih pada penelitian meliputi
: 5. Penirisan
1. Analisis Kadar Protein metode Penirisan dilakukan untuk
Kjehdahl mengurangi jumlah air pada jamur.
2. Analisis Kadar Abu metode 6. Penggilingan
Gravimetri Pada tahap ini Jamur yang telah
3. Analisis Kadar Serat Kasar metode ditiriskan selanjutnya digiling
Gravimetr dengan menggunakan food
processor yang bertujuan untuk
3.3 Deskripsi Penelitian menghaluskan atau melembutkan
jamur, sehingga memudahkan
Deskripsi percobaan yang pencamburan bahan-bahan lain
dilakukan pada penelitian adalah untuk membentuk adonan. Pada
1. Persiapan bahan proses ini akan timbul panas akibat
Bahan baku yang harus dipersiapkan gerekan antara bahan dengan alat
yaitu jamur tiram putih, bahan giling, sehingga mengakibatkan
pengisi (Tepung tapioca, tepung denaturasi dari aktomiosin, oleh
sagu dan tepung terigu) lemak sebab itu suhu tidak boleh melebihi
nabati, putih telur, garam, merica, 20
bawang putih, bawang merah, pala, 7. Pencampuran
sodium tripolyphosphate, es batu Pada tahap ini jamur yang telah
dan selongsong digiling dilakukan pencampuran
2. Penimbangan dengan bahan-bahan penunjang
Bahan baku yang telah disiapkan lainnya seperti bahan pengisi, lemak
nabati, garam dan lain-lain.
dilakukan penimbangan sesuai
8. Penggisian dan Pengikatan
dengan formulasi yang dibutuhkan. Adonan yang telah didapat
3. Pencucian dimasukan kedalam selongsong
Pencucian bertujuan untuk dengan menggunakan mesing
menghilangkan kotoran dan bahan pengisi sosis (Filling Sosis). Setelah
asing yang melekat pada jamur dimasukan kedalam selongsong
seperti jerami, kerikil, bebu, tanah, diikat dengan benang menjadi
fungisida dan insektisida. Selain itu bentuk yang kecil dan seragam.
pencucian juga dilakukan untuk Kurang lebih 10-15cm.
mengurangi jumlah mikroorganisme 9. Perebusan
yang ada pada jamur. Pada penelitian ini suhu perebusan
4. Blanching yang digunakan adalah 100C
Tujuan blansing adalah dengan waktu 45 menit. Menurut
menonaktifkan enzim, Chayadi, 2010. Kebanyakan protein
menghilangkan kotoran yang pangan terdenaturasi jika
melekat, mengurangi jumlah dipanaskan pada suhu yang moderat
mikroorganisme, dan untuk (60-90) selama 1 jam.
melenturkan jaringan. proses ini
dilakukan dengan suhu 90-98C
selama 8 menit. Biasanya blanching
terhadap jamur cukup 8 menit
apabila terlalu lama dapat
menyebabkan kerusakan bahan yaitu

7
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan ini
bertujuan untuk menentukan jenis bahan
pengisi terpilih yang akan digunakan
pada penelitian utama, bahan pengisi
yang digunakan antara lain tepung
tapioka (F01), tepung sagu (F02),
tepung terigu (F03), perbandingan (1:1)
tepung tapioka : tepung terigu (F04) dan
perbandingan (1:1) tepung sagu : tepung
terigu (F05).
Penentuan sampel terpilih
dilakukan dengan uji organoleptik yaitu
uji hedonik. Uji hedonik (uji kesukaan)
pada dasarnya merupakan penilaian
yang panelisnya mengemukakan respon
senang tidaknya terhadap sifat yang
diuji. Pada pengujian ini digunakan
panelis yang tidak terlatih untuk
mengemukakan pendapatnya secara
spontan tanpa membandingkan dengan
sampel standar.
Pelaksanaan penilaian subyektif
menggunakan uji hedonik (uji kesukaan)
dengan skala hedonik, dimana panelis
memberikan penilaian pada setiap
sampel berdasarkan kesan yang didapat,
semakin tinggi skor/nilai maka semakin
tinggi nilai kesukaannya
4.1.1 Penilaian Organoleptik
Hasil pengamatan uji
organoleptik produk sosis jamur tiram
putih yang terpilih pada uji ini adalah
sampel dengan kode F05 dengan bahan
pengisi yaitu perbandingan (1:1) tepung
sagu : tepung terigu. Hasil uji
organoleptik dengan metode hedonik
dapat dilihat pada tabel 16.

8
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Tabel 16. Hasil Uji Hedonik sampel kose F01 dengan bahan pengisi
Pada Penelitian Pendahuluan tapioka memiliki nilai rata-rata terendah
Atribut
yaitu 4.00.
kode
Juml rata
samp War Aro Tekst Ras
el
ah rata Jenis bahan pengisi yang
na ma ur a
3.7 14.8 3.7
digunakan tidak mempengaruhi terhadap
F01 3.83 4.00 3.27 warna sehingga memiliki nilai kesukaan
0 0 0
F02 4.50 4.53 4.00
4.3 17.4 4.3 yang tidak jauh berbeda hal ini dapat
7 0 5 disebabkan karena pati yang terkandung
4.2 17.0 4.2
F03 4.10 4.40 4.33
0 3 6
dalam bahan pengisi memiliki sifat yang
4.3 16.6 4.1 netral sehingga tidak mempengaruhi
F04 4.43 4.47 3.37
3 0 5 aroma pada produk sosis jamur tiram.
4.4 17.7 4.4
F05 4.30 4.50 4.50
7 7 4* Aroma sosis jamur tiram
disebabkan oleh penambahan bumbu-
bumbu seperti, garam, merica, pala,
4.1.1.1. Warna bawang merah bawang putih. Bumbu-
bumbu ini kemudian larut dalam air.
Warna merupakan suatu faktor Proses pencampuran yang sempurna dan
yang menentukan penerimaan konsumen perebusan akan menyebar keseluruh
terhadap suatu bahan makanan. Ada adonan sehingga menghasilkan aroma
beberapa faktor yang dapat menentukan yang khas dari sosis yang dihasilkan.
mutu suatru bahan pangan diantaranya 4.1.1.3 Tekstur
adalah tekstur, warna, cita rasa dan nilai
gizinya (Winarno, 1997). Berdasarkan uji organoleptik
dalam atribut tekstur kode sampel F05
Berdasarkan uji organoleptik dengan bahan pengisi perbandingan
dalam atribut warna kode sampel F02 (1:1) sagu : terigu memiliki nilai rata-
dengan bahan pengisi sagu memiliki rata tertinggi yaitu 4.50, dan sampel
nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.50 dan kose F01 dengan bahan pengisi tapioka
sampel kode F01 dengan bahan pengisi memiliki nilai rata-rata terendah yaitu
tapioka memiliki nilai rata-rata terendah 3.27.
yaitu 3.83.
Penggunaan jenis bahan pengisi
Jenis bahan pengisi yang dapat mempengaruhi tekstur, sehingga
digunakan dapat mempengaruhi warna memiliki nilai kesukaan yang cukup
akhir produk sehingga memiliki nilai berbeda, hal ini dapat terjadi
kesukaan yang berbeda. ini dikarenakan dikarenakan jenis bahan pengisi
setiap jenis bahan pengisi memiliki memiliki kandungan pati yang berbeda
tingkat kejernihan yang berbeda seperti terutama dalam kandungan amilopektin
halnya tepung tapioka dan tepung sagu dan amilosanya. Hal ini didukung oleh
memiliki tingkat kejernihan yang tinggi pendapat Matz (1962) pati yang
dibandingkan dengan tepung terigu kandungan amilopektinnya tinggi akan
sehingga dapat mempengaruhi warna membentuk gel yang tidak kaku
produk akhir. sebaliknya pati yang kandungan
4.1.1.2 Aroma amilopektinnya rendah akan membentuk
gel yang kaku. Sedangkan menurut
Berdasarkan uji organoleptik Tjokroadikoesoemmo (1986),
dalam atribut aroma kode sampel F02 penambahan tapioka akan
dengan bahan pengisi sagu memiliki mempengaruhi komposisi kimia dan
nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.53 dan sifat organoleptik rasa, Semakin besar

9
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

kandungan amilopektin atau semakin 4.2. Hasil Penelitian Utama


rendah kandungan amilosa, semakin
lekat produk olahannya. Penelitian utama dilakukan
untuk mempelajari pengaruh konsentrasi
Jenis bahan pengisi yang bahan pengisi dan konsentrasi sodium
digunakan dalam penelitian tripoliphospate terhadap karakteristik
pendahuluan yaitu tepung tapioka, sagu, sosis jamur tiram. Penelitian ini
terigu, perbandingan (1:1) tapioka : berdasarkan hasil terbaik pada penelitian
terigu dan perbandingan (1:1) pendahuluam dimana didapatkan bahwa
sagu:terigu. Kandungan amilopektin sampel dengan kode F05. Pada penelitin
pada bahan pengisi yaitu tepung tapioka ini konsentrasi bahan pengisi yang
83%, sagu 73%, dan terigu 74-81%, digunakan adalah 10% (a1), 15% (b2),
sehingga dapat mempengaruhi tekstur dan 20% (a3). Sedangkan konsentrasi
pada sosis jamur tiram putih. sodium tripoliposphate yang digunakan
adalah 0,24 % (b1), 0,34 (b2), dan 0,44
Sampel kode F01 dengan bahan (b3).
pengisi tapioka memiliki nilai rata-rata
terendah karena produk akhir menjadi Respon yang digunakan pada
lekat dan kenyal yang disebabkan penelitian utama ini adalah respon
tingginya kandungan amilopektin pada organoleptik yang meliputi tekstur,
tepung tapioka. Sedangkan sampel F05 warna, aroma, dan rasa. Respon fisik
dengan bahan pengisi perbandingan yaitu kekerasan dan perlakuan sampel
(1:1) sagu : terigu memiliki rata-rata terpilih dengan uji kadar protei, kadar
tertinggi karena memiliki produk akhir serat dan kadar abu.
yang kenyal dan tidak lengket.
4.2.1 Respon Organoleptik
4.1.1.4 Rasa
4.2.1.1. Warna
Berdasarkan uji organoleptik
dalam atribut rasa kode sampel F05 Hasil pengamatan uji organoleptik pada
dengan bahan pengisi perbandingan rasa sosis jamur tiram putih menunjukan
(1:1) sagu : terigu memiliki nilai rata- nilai rata-rata tertinggi atau yang paling
rata tertinggi yaitu 4.47, dan sampel disukai terdapat pada perlakuan a3b1
kode F01 dengan bahan pengisi tapioka dengan bahan pengisi (a) 20% dan
memiliki nilai rata-rata terendah yaitu sodium trypholiphosphate (b) 0.24%
3.70. dengan nilai rata-rata yaitu sebesar 4.62
sedangkan nilai rata-rata terendah atau
Rasa muncul setelah produk yang tidak disukai terdapat pada
digoreng, hal ini diakibatkan adanya perlakuan a1b3 dengan konsentrasi
reaksi maillard yang terjadi, yaitu antara bahan pengisi (a) 10% dan sodium
gula pereduksi dan asam amino dalam tripolyphosphate (b) 0.44 % dengan nilai
bahan pengisi. Kataren (1986) rata-rata yaitu sebesar 4.22
menyatakan bahwa selama proses
penggorengan berlangsung sebagian
masuk kebagian kerak dan luar sehingga
lapisan luar mengisi ruang yang kosong
yang pada mulanya diisi oleh air, yang
berfungsi membasahi bahan pangan
goreng sehingga menambah rasa lezat
dan gurih.

10
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

penambahan konsentrasi bahan pengisi


20%, sedanganlan penambahan
konsentrasi bahan pengisi 20% tidak
berbeda nyata dengan penambahan
konsentrasi bahan pengisi 15% tetapi
berbeda nyata dengan penambahan
bahan pengisi dengan konsentrasi 10%.
Warna sosis jamur juga
dipengaruhi oleh waktu dan suhu
penggorengan. Menurut Sucipto, 2002.
waktu dan suhu penggorengan yang
Gambar 6. Pengaruh konsentrasi Bahan digunakan agar menghasilkan warna
Pengisi dan Sodium Ttipolyphospat sosis jamur yang kuning keemasan
terhadap Tingkat Kesukaan Warna Sosis adalah 2 menit dengan suhu 190C
Jamur Tiram Putih. 192C.

Hasil perhitungan analisis variasi Perubahan warna sosis jamur


(ANAVA), menunjukan bahwa tiram berhubungan dengan reaksi
perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a) pencoklatan yang terjadi selama
berpengaruh terhadap warna sosis jamur penggorengan. Reaksi non enzimatis
tiram putih sehingga perlu dilakukan uji yang terjadi berdampak langsung
lanjut Duncan. sedangkan konsentrasi terhadap warna sosis yang dihasilkan,
sodium tripolyphosphate (b) dan warna yang ditimbulkan oleh reaksi
interaksi antara perlakuan (ab) tidak antara gula dan asam amino yang
berpengaruh nyata terhadap warna sosis dikenal dengan reaksi maillard. Hasil
dari jamur tiram putih, Sehingga tidak reaksi tersebut menghasilkan bahan
perlu dilanjutkan uji lanjut Duncan berwarna coklat, yang sering
dikehendaki atau menjadi tanda
Tabel 17. Pengaruh Konsentrasi Bahan penurunan mutu (Winarno, 1997).
Pengisi (A) Terhadap warna sosis jamur
tiram Jenis bahan pengisi sagu
memiliki tingkat kejernihan yang tinggi
Konsentrasi Bahan dan hal ini dapat memperbaiki warna
Warna
Pengisi (A) produk akhir. Proses pengukusan juga
10% (a1) 2.176 a dapat mempengaruhi warna produk. Hal
ini disebabkan karena pengukusan akan
15% (a2) 2.236 b
menyebabkan pati mengalami proses
gelatinisasi, jika suhu pengukusan
digunakan rendah dari suhu gelatinisasi,
20% (a3) 2.256 b
maka gel yang terbentuk adalah gel yang
Ketarangan : Rata-rata perlakuan yang keruh yang mungkin akan
diikuti oleh huruf yang sama tidak mempengaruhi warna sosis yang
menunujukan perbedaan yang nyata dihasilkan, sedangkan suhu pati
menurut Uji Duncan pada taraf 5 %. gelatinisasi yang digunakan adalah pati
sagu 70,5C 73,5C dan tepung terigu
Berdasarkan uji lanjut Duncan 45,5C 64C. Suhu pengukusan yang
penambahan konsentrasi bahan pengisi dilakukan lebih dari suhu gelatinisasi,
10% berbeda nyata dengan penambahan sehingga diperkirakan gel terbentuk
konsentrasi bahan pengisi 15%, dan tidak terlalu keruh sehingga
20%. Penambahan konsentrasi bahan
pengisi 15% tidak berbeda nyata dengan

11
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

mempengaruhi produk akhir yang sodium tripolyphosphate (b) dan


dihasilkan. interaksi antara perlkuan (ab) tidak
berpengaruh nyata terhadap aroma sosis
Pada penelitian terlihat dari jamur tiram putih, sehingga tidak
konsentrasi sodium tripolyohosphate perlu dilanjutkan uji lanjut Duncan.
tidak berpengaruh nyata terhadap warna
sosis jamur tiram putih. Hal ini dapat Tabel 18. Pengaruh Konsentrasi
terjadi dikarenakan sodium Bahan Pengisi (A) Terhadap Aroma
tripolyphosphat juga memiliki sifat yang Sosis Jamur Tiram
netral, dan tidak berwarna sehingga
konsentrasi yang digunakan tidak Konsentrasi
Aroma
Bahan Pengisi (A)
berpengaruh terhadap warna sosis.
4.2.1.2. Aroma 20% (a3) 2.198 a

Hasil pengamatan uji 15% (a2) 2.212 a


organoleptik pada aroma sosis jamur
tiram putih, menunjukan nilai rata-rata 10% (a1) 2.253 a
tertinggi atau yang paling disukai
terdapat pada pada perlakuan a1b1 Ketarangan : Rata-rata
dengan konsentrasi bahan (a) pengisi perlakuan yang diikuti oleh huruf yang
10% dan sodium tripolyphosphate (b) sama tidak menunujukan perbedaan
0,24% dengan nilai rata-rata yaitu yang nyata menurut Uji Duncan pada
sebesar 4.69 sedangkan nilai rata-rata taraf 5 %.
terendah atau yang tidak disukai
terdapat pada perlakuan a3b2 dengan Berdasarkan hasil uji lanjut
bahan pengisi (a) 15% sodium Duncan penambahan konsentrasi bahan
tripolyphosphate (b) 0,34% dengan nilai pengisi dengan konsentrasi 10%, 15%,
rata-rata yaitu sebesar 4.25 dan 20% tidak berbeda nyata.
Pada penelitian sodium
tripolyphosphat tidak perpengaruh nyata
terhadap aroma sosis jamur tiram putih
ini dapat dapat terjadi dikarenakan
sodium tripolyphosphate memiliki sifat
tidak berbau dan larut dalam air
sehingga tidak mempengaruhi daya
terima dari aroma sosis jamur tiram
putih. Sedangkan penambahan
konsentrasi bahan pengisi berpengaruh
terhadap kesukaan panelis dimana
Gambar 7. Pengaruh konsentrasi Bahan semakin sedikit konsentrasi bahan
Pengisi dan Sodium Tripolyphospat pengisi yang digunakan semakin disukai
terhadap Tingkat Kesukaan Aroma Sosis oleh panelis hal ini dapat terjadi
Jamur Tiram Putih dikarenakan aroma sosis jamur tiram
juga dipengaruhi oleh bahan baku yaitu
Hasil perhitungan analisis jamur tiram dimana semakin sedikit
variasi (ANAVA), menunjukan bahwa konsentrasi bahan pengisi yang
perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a) digunakan maka aroma dari jamur akan
berpengaruh nyata terhadap aroma sosis mendominasi dan menjadi aroma yang
jamur tiram putih maka perlu dilakukan khas.
uji lanjut duncan, sedangkan konsentrasi

12
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Manusia dapat mencium bau terhadap Tingkat Kesukaan Tekstur


yang keluar dari makanan karena adanya Sosis Jamur Tiram Putih.
sel-sel epitel olfaktori dibagian dinding
atas dalam rongga hidung yang peka Hasil perhitungan analisis
terhadap komponen-komponen bau. variasi (ANAVA), menunjukan bahwa
Senyawa yang menghasilkan bau harus perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a),
dapat menguap dan molekul-molekul konsentrasi sodium tripolyphosphate (b)
senyawa tersebut mengadakan kontak dan interaksi antara perlakuan (ab)
dengan reseptor pada sel olfaktori berpengaruh nyata terhadap tekstur sosis
(Winarno, 1997). jamur tiram sehingga perlu dilakukan uji
lanjut berganda Duncan,. Hasil
Selain itu aroma pada sosis perhitungan Uji lanjut Duncan dapat
jamur tiram disebabkan oleh dilihat pada Tabel 19.
penambahan bumbu-bumbu seperti,
garam, merica, pala, bawang merah Tabel 19. Pengaruh Konsentrasi
bawang putih. Bumbu-bumbu ini Bahan Pengisi dan Sodium
kemudian larut dalam air. Proses Tripolyphosphate Terhadap Tekstur
pencampuran yang sempurna dan Sosis Jamur Tiram
perebusan akan menyebar keseluruh Konsentrasi Konsentrasi Sodium
adonan sehingga menghasilkan aroma Bahan Tripolyphosphate
yang khas dari sosis yang dihasilkan. Pengisi B1 B2 B3
4.2.1.3. Tekstur
A1 1.9 2.00 A 2.10
Hasil pengamatan uji A a B
organoleptik pada tekstur sosis jamur A a
tiram putih, menunjukan nilai rata-rata A2 2.213 2.123 2.163
tertinggi atau yang paling disukai A A A
terdapat pada perlakuan a3b1 dengan B a a
konsentrasi bahan pengisi (a) 15% dan A3 2.26 2.12 2.15
sodium trupolyphosphate (b) 0.24% C A A
dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu B a a
sebesar 4.65 sedangkan nilai rata-rata Keterangan: Notasi huruf besar
terendah atau yang tidak disukai dibaca vertical, dan huruf kecil dibaca
terdapat pada perlakuan a1b1 dengan horizontal. Nilai rata-rata yang ditaandai
bahan pengisi (a) 10% dan sodium dengan huruf yang sama menunjukan
tripolyphosphate (b) 0,24% dengan nilai tidak berbeda nyata pada taraf %
rata-rata yaitu sebesar 3.78. menurut uji jarak berganda Duncan.
Menurut meilgaard (2000),
faktor tekstur diantranya adalah rabaan
oleh tangan, keempukan, kemudahan
dikunyah serta kerenyahan makanan.
Untuk itu cara pemasakan bahan
makanan dapat mempengaruhi kualitas
tekstur makanan yang dihasilkan,
pembentukan tekstur yang kenyal pada
sosis juga disebabkan oleh peranan
amilosa dan amilopektin pada tepung
sagu dan terigu.
Gambar 8. Pengaruh konsentrasi Bahan
Pengisi dan Sodium Tripolyphospat

13
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Kandungan karbohidrat
terutama pati sangat penting dalam
pengolahan sosis, dimana pati akan
mengikat air selama proses pengadonan
dan selama pengukusan pati akan
tergelatinisasi sehingga terjadi
pembengkakan granula pati yang
membentuk tekstur yang kompak. Hal
ini didukung oleh pendapat Winarno
(1997), pati dari tepung akan menyerap
air dari adonan sehingga granula patinya
membengkak dan pada saat penamanasa
air yang terserap oleh granula pati akan Gambar 9. Pengaruh konsentrasi
berperan untuk menggelatinisasi pati. Bahan Pengisi dan Sodium
Tripolyphospat terhadap Tingkat
Daya mengikat air produk akan Kesukaan Rasa Sosis Jamur Tiram Putih
mempengaruhi tekstur produk, apabila
jumlah air yang terikat tinggi dalam Hasil perhitungan analisis
produk akan membuat produk lebih variasi (ANAVA), menunjukan bahwa
lembek. Penambahan sodium perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a),
tripolyphosphate dapat mempengaruhi konsentrasi sodium tripolyphosphate (b)
tekstur sosis jamr tiram. Apabila dan interaksi antara perlakuan (ab) tidak
konsentrasi sodium tripolyphosphate berpengaruh nyata terhadap rasa sosis
ditingkatkan maka daya mengikat air dari jamur tiram putih, sehingga tidak
juga akan meningkat sehingga perlu dilanjutkan uji lanjut Duncan.
berpengaruh terhadap tekstur.
Rasa merupakan salah satu
faktor yang penting dari suatu makanan.
Penilaian terhadap cita rasa menunjukan
4.2.1.4. Rasa penerimaan konsumen terhadap suatu
Hasil pengamatan uji bahan makanan. Cita rasa dipengaruhi
organoleptik pada rasa sosis jamur tiram oleh falvor yang dapat memberikan
putih menunjukan nilai rata-rata rangsangan pada indera penerimaan
tertinggi atau yang paling disukai pada saat mengecap dan kesan yang
terdapat pada perlakuan a2b3 dengan ditinggalkan pada indera perasa setelah
bahan pengisi (a) 15% sodium seseorang menelan suatu produk
tripolyphosphate (b) 0.44% dengan nilai makanan (winarno,1997).
rata-rata 4.71 sedangkan nilai rata-rata Rasa pada bahan makanan tidak hanya
terendah atau yang tidak disukai terdiri dari suatu rasa saja, tetapi juga
terdapat pada perlakuan a1b1 bahan berasal dari gabungan berbagai macam
pengisi (a) 10%, sodium rasa yang terpadu sehingga
tripolyphosphate (b) 0. 24% dengan nilai menimbulkan cita rasa makanan yang
rata-rata yaitu sebesar 3.85. utuh (Kartika, dan Supartono, W.,
1987).
Perbedaan konsentrasi bahan
pengisi dan sodium tripolyphosphate
tidak mempengaruhi daya terima rasa
sosis jamur tiram, hal ini bias terjadi
disebabkan karena gel pada bahan
pengisi tepung sagu dan terigu memiliki

14
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

flavor yang netral, dan sodium Tabel 20. Pengaruh Konsentrasi


tripolyphosphate memili sifat tidak Bahan Pengisi dan Sodium
berbau dan larut dalam air. Rasa sosis Tripolyphosphate Terhadap Kekerasan
jamur tiram juga disebabkan dengan Sosis Jamur Tiram.
adanya penambahan bumbu-bumbu
pada saat proses pembuatan seperti Konsentrasi Konsentrasi Sodium
garam, merica, bawang merah, bawang Bahan Tripolyphosphate
putih, dan pala. Pengisi B1 B2 B3
A1 9.64 9.06 8.64
Bumbu-bumbu yang B A A
ditambahkan pada pembuatan sosis, B a a
merupakan komponen paling dominan A2 8.97 9.07 9.19
dalam membentuk rasa yang A A A
ditimbulkan pada produk sosis. adanya b a b
penambahan rempah-rempah juga dapat A3 7.80 8.31 6.84
meningkatkan cita rasa pada produk A b A
sosis (Supriatna, 2007). A a b
4.2.2 Respon Fisik Keterangan: Notasi huruf besar
dibaca vertical, dan huruf kecil dibaca
4.2.2.1. Kekerasan horizontal. Nilai rata-rata yang ditaandai
dengan huruf yang sama menunjukan
Kekerasan merupakan salah satu
tidak berbeda nyata pada taraf %
parameter mutu kekerasan sosis.
menurut uji jarak berganda Duncan.
Menurut Ranggana (1986), kekerasan
didefinisikan sebagai gaya yang Konsentrasi bahan pengisi yang
dibutuhkan untuk menekan suatu bahan digunakan berpengaruh terhadap
atau produk sehingga terjadi perubahan karakteristik sosis jamur tiram dimana
produk yang diinginkan. semakin banyak bahan pengisi yang
ditambahkan tekstur sosis jamur tiram
Hasil perhitungan analisis
semakin keras, ini dapat terjadi
variasi (ANAVA), menunjukan bahwa
dikarenakan dikarenakan pati pada
perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a),
bahan pengisi berfungsi untuk mengisi
konsentrasi sodium tripolyphosphate (b)
bagian-bagian yang kosong diantara
dan interaksi antara perlakuan (ab)
globula-globula lemak sehingga emulsi
berpengaruh nyata terhadap kekerasan
lemak dan air menjadi lebih stabil dan
sosis jamur tiram sehingga perlu
mantap. Ini menjadikan semakin bahan
dilakukan uji lanjut berganda Duncan.
konsentrasi bahan pengisi semakin padat
Pengukuran tingkat kekerasan tekstur sosis jamur tiram.
sosis dilakuan dengan menggunakan alat
Tekstur merupakan sifat yang
Penetrometer dimana jika nilai
penting dalam menentukan kualitas dari
penetrometer semakin tinggi maka
suatu makanan. Sosis mempunyai
tekstur yang dihasilkan semakin lembek.
tekstur yang kenyal, tekstur sosis yang
terbentuk merupakan hasil dari
emulsifikasi antara air, lemak dan
protein sebagai bahan pengikat atau
emulsifier. Kemampuan bahan pengisi
untuk mengikat air sangat berperan
dalam terbentuknya suatu emulsi yang
stabil. Karena pati yang terdapat pada
bahan pengisi dapat melakukan proses

15
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

gelatinisasi atau proses penyerapan air tripolyphosphate menjadi pendek


sehingga terjadi pembengkakan pada sehingga reaktivitas rantai sodium
granula pati tetapi bersifat tidak bisa tripolyphosphate yang berikatan menjadi
kembali lagi pad kondis semula (Olii, kuat mengikat air dan lemak sehingga
2010). mempengaruhi kekerasan sosis jamur
tiram.
Konsentrasi bahan pengisi
memberikan pengaruh terhadap 4.2.3. Perlakuan Sampel Terpilih
kekerasan tekstur sosis jamur tiram,
dimana jumlah penambahan konsentrasi Produk Sosis jamur tiram
bahan pengisi cenderung banyak maka terpilih dapat dilihat dari nilai tertinggi
tekstur sosis jamur tiram akan dari setiap perlakuan sosis dengan
cenderung padat dan keras. Ini interaksi antara penggunaan jumlah
menunjukan bahwa jumlah penambahan bahan pengisi 10%, 15%, dan 20%
pati yang banyak akan memberikan dengan penggunaan konsentrasi sodium
pengaruh terhadap tekstur menjadi lebih ntripolyphosphate 0,24%, 0,34% dan
padat dan keras. Hal ini terbukti dalam 0,44%.
penelitian Surawan, (2007) menyatakan Dari respon oganoleptik yang
bahwa fish nugget yang memiliki tekstur telah dilakukan selanjutnya dilakukan
sensoris paling lunak adalah perlakuan sampel terpilih yang dilakukan dengan
dengan penambahan tepung 10%. interval kelas melalui metode skoring.
Sedangkan yang paling keras secara hasil sampel terpilih dapat dilihat pada
sensoris adalah perlakuan dengan tepung tabel 21.
50 %.
Tabel 21. Hasil Sampel Terpilih
Bahan pengisi yang digunakan dengan Menggunakan Skala Skoring
menggunakan perbandingan sagu :
tepung terigu dimana tepung terigu Kode
Warna aroma tekstur rasa skor
memiliki kadar protein yang cukup sampel
tinggi yang akan membantu menyerap a1b1 1 5 1 1 8
air dalam adonan. Menurut Elviera a1b2 1 4 1 1 7
(1988), banyaknya air yang hilang a1b3 1 2 1 1 5
dipengaruhi oleh pengikatan air dengan a2b1 3 2 4 2 11
protein (daya mengikat air). Semakin a2b2 4 2 2 3 11
banyak sodium tripolyphosphate yang a2b3 4 2 3 5 14
digunakan akan meningkatkan daya a3b1 5 2 5 4 16
mengikat air sehingga produk yang a3b2 4 1 3 4 12
dihasilkan lebih keras dibandingkan a3b3 4 3 4 4 15
tanpa menggunakan Sodium
tripolyphsphate.
Berdasarkan tabel diatas
Menurut Kramlich, 1971 menunjukan bahwa sampel terpilih yaitu
kekerasa bakso dipengaruhi kadar air, sampel kode a3b1 dengan penggunaan
lemak dan protein. Sedangkan menurut konsentrasi bahan pengisi 20% dan
Pandisurya jumlah dan jenis tepung konsentrasi sodium tripolyphosphate
yang digunakan. 0,24%. Produk terpilih ini selanjutnya
Kekerasan pada produk sosis akan diuji kandungan kimianya yang
jamur tiram disebabkan oleh faktor suhu peliputi kadar protein, kadar serat, dan
lingkungan selama pemasakan yaitu kadar abu di Labolatorium Penelitian
dengan perebusan. Proses pemanasan Unpas Bandung.
mengakibatkan rantai polimer sodium

16
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

4.3.1. Kadar Protein protein dalam jamur akan mengubah


bentuk sel koloidal benjadi bentuk gel
Protein adalah polipeptida yang yang menyebabkan serabut-serabut
memiliki berat molekul lebih dari 5.000 protein mengkerut, semakin tinggi suhu
makromolekul ini berbeda beda sifat dan semakin lama dipanaskan, maka
fisiknya mulai dari enzim yang larut akan terjadi koagulasi protein dan jamur
dalam air sampai keratin yang tak larut akan tampak lebih sedikit.
seperti rambut dan tanduk. Protein Kemungkinan besar protein yang
memiliki beberapa fungsi bilogis terkandung dalam jamur mengalai
diantaranya katalis enzim, transport dan penurunan akibat proses pemanasan,
penyimpanan, fungsi mekanik, protein produk cenderung turun
pergerakan, pelindung, dan proses kadarnya dibandingkan protein awal
informasi (Ngili, 2013 ). bahan baku.
Berdasarkan penentuaan uji Protein dari jamur bertindak
scoring untuk menentukan sampel sebagai pengemulsi dan sodium
terpilih pada analisis kadar protein yang tripolyphospahte sebagai pengemulsi
menggunakan metode kjehdahl didapat yang bukan sesungguhnya dengan
sampel a2b1 sebagai sampel terpilih. membungkus atau menyelimuti semua
Hasil kadar protein pada perlakuan partikel yang terdispersi. Protein-protein
pengaruh konsentrasi bahan pengisi dan ini mempunyai afinitas baik terhadap air
sodium tripolyphosphate dapat dilihat yaitu porsi molekul hidrofilik.
pada tabel 22.
Jika dibandingkan dengan hasil
Tabel 22. Hasil analisis kadar kadar protein menggunakan neraca
protein sosis jamur tiram putih bahan sosis jamur tiram memiliki
Sosis Sosis daging Neraca kandungan protein yang lebih tinggi, hal
jamur kombinasi Bahan ini dapat disebabkan dikarenakan
tiram SNI komponen bahan baku merujuk pada
putih literature yang telah ada, pada saat
4,8% Min 8 %(b/b) 3,86 % pengolahan pembuatan sosis jamur tiram
Berdasarkan hasil analisi kadar dimungkinkan komponen baha baku
protein sosis jamur tiram didapatkan yang digunakan memiliki kandungan
hasil 4,8%. Hasil analisis kadar protein protein yang lebih tinggi jika
sosis jamur tiram cukup rendah bila dibandingkan dengan literature yang
dibandingkan dengan SNI sosis daging digunakan. Selain itu metode yang
kombinasi yaitu min 8%. Hal ini dapat digunakan adalah metode kjeldahl
terjadi dikarenakan bahan baku jamur adalah penentuan protein kasar,
tiram putih memiliki kandungan protein sehingga jumlah N yang bukan protein
sekitar 3.4-4% berat basah, sedangkan juga dapat terhitung.
sosis dengan bahan baku daging atau 4.3.2. Kadar Abu
menggunakan kombinasi daging
memiliki kandungan protein yang lebih Abu adalah zat anorganik sisa
tinggi. hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kadar abu merupakan campuran dari
Protein jamur dalam keadaan komponen anorganik atau mineral yang
mentah banyak mengandung air, seperti terdapat pada suatu bahan pangan.
halnya protein dalam myosin, protein Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
tersebut juga dapat terdenaturasi dan anorganik dan air, sedangkan sisanya
terkoagulasi oleh panas. Protein yang merupakan unsur-unsur mineral. Kadar
terkoagulasi khususnya serabut-serabut abu tersebut dapat menunjukan total

17
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

mineral dalam suatu bahan pangan. anorganik antara lain dala bentuk garam
Bahan-bahan organik dalam proses posfat, karbonat, sulfat, nitrat
pembakaran akan terbakar tetapi (Sudarmadji, 2010).
komponen anorganiknya tidak, karena
itulah disebut sebagai kadar abu. Produk 4.3.2. Kadar Serat
perikanan memiliki kadar abu yang Serat pangan, dikenal juga
berbeda-beda (Winarno, 1997). sebagai serat diet atau dietary fiber,
Tabel 23. Hasil analisis kadar merupakan komponen dari jaringan
Abu sosis jamur tiram putih tanaman yang tahan terhadap proses
Sosis Sosis Neraca hidrasi oleh enzim dalam lambung dan
jamur daging bahan usus kecil. Serat-serat tersebut banyak
tiram SNI berasal dari dinding sel berbagai sayuran
putih dan buah-buahan. Secara kimia dinding
sel tersebut terdiri dari beberapa jenis
0,95 % Mak. 3 0,31%
karbohidrat seperti selulosa,
Kadar abu yang didapatkan
hemiselulosa, pectin, dan non
dapat menunjukan total mineral dalam
karbohidrat seperti polimer lignin,
suatu bahan pangan, apabila dalam suatu
beberapa gumi, dan mucilage. Karena
bahan pangan memiliki total mineral
itu dietery fiber pada umumnya
yang tinggi maka kualitas bahan pangan
merupakan karbohidrat atau
tersebut tidak baik, dan sebaliknya
polisakarida.(Winarno, 1997).
apabila memiliki nilai kadar abu yang
sedikit maka bahan pangan tersebut Berdasarkan hasil analisis kadar
aman untuk digunakan. Semakin tinggi Serat Kasar pada sosis jamur tiram putih
konsentrasi yang digunakan maka nilai sampel terpilih pada perlakuan pengaruh
kadar abu akan semakin kecil, karena konsentrasi bahan pengisi 15% dan
konsentrasi tersebut berpengaruh sodium tripolyphosphate 0,24% dapat
terhadap kadar abu. dilihat pada tabel 24.
Abu dan mineral dalam bahan Tabel 24. Hasil analisis kadar
pangan umumnya berasal dari bahan Serat sosis jamur tiram putih
pangan itu sendiri, tetapi ada beberapa
mineral yang ditambahkan ke dalam Sosis Neraca
bahan pangan, secara disengaja maupun jamur tiram putih Bahan
tidak disengaja. Kadar abu suatu bahan 6,86 % 0,81%
ditetapkan pula secara gravimetri.
Analisis gravimetri merupakan bagian Kadar serat kasar pada sosis
analisis kuantitatif untuk menentukan dipengaruhi oleh kandungan serat kasar
jumlah zat berdasarkan pada dalam jamur tiram putih. Dengan
penimbangan dari hasil reaksi setelah demikian semakin banyak presentase
bahan/analit yang dihasilkan penggunaan jamur tiram putih maka
diperlakukan terhadap pereaksi tertentu kadar serat kasar sosis semakin tinggi.
(Puspitasari, 1991). Hal ini didukung oleh penelitian
Permadi, dkk (2014) Mengenai nugget
Kadar abu berhubungan dengan ayam yang disubtitusi dengan jamu
mineral suatu bahan. Mineral yang tiram putih dengan presentase 20%,
terdapat dalam suatu bahan dapat 30%, 40% dan 50% menghasilkan kadar
merupakan dua macam garam yaitu serat kasar berturut-turut adalah 6,31%,
garam organik dan anorganik. Garam 5,228%, 6,93% dan 6,62%.
organik diantaranya adalah asam malat,
aksalat, asetat, pektat sedangkan

18
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Sedangkan pada penelitian yang 5. Perlakuan terpilih dari penelitian


dilakukan Nurmalia, (2011) mengenai utama adalah perlakuan a3b1
sosis jamur tiram putih, pada presentase dengan konsentrasi bahan pengisi
jamur 70%, 80% dan 90% menghasilkan 15% dan sodium tripolyphosphate
kadar serat berturut-turut 7,92 18,88%, 0,24%.
8,21 14,38% dan 8,41 14, 73%.
6. Hasil analisis kimia sampel terpilih
Perbedaan kadar serat kasar memiliki kadar protein 4,9%, kadar
hasil analisis dengan neraca bahan dan abu 0,95% dan kadar serat 6,86%.
juga litelatur ini disebabkan oleh
kandungan masing-masing jamur yang 5.2 Saran
berbeda antara satu dengan yang lainnya Berdasarkan hasil evaluasi
serta akibat proses pengolahan. terhadap penelitian yang telah
V KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan, saran-saran yang dapat
diberikan :
5.1 Kesimpulan
1. Penulis menyarankan sebaiknya
Berdasarkan atas hasil penelitian, maka penelitian tentang pengaruh
dapat diambil kesimpulan : konsentrasi bahan pengisi dan
sodium tripolyphosphate terhadap
1. Jenis bahan pengisi terpilih dari karakteristik sosis jamur tiram ini
penelitian utama adalah dilakukan pengujian lebih lanjut
perbandingan (1:1) tepung sagu : tentang umur simpan dari produk
terigu. sosis jamur tiram putih.
2. Hasil pada penelitian utama, 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
didapat konsentrasi bahan pengisi lanjut terhadap perbandingan
10%, 15%, 20% berpengaruh nyata konsentrasi bahan pengisi yang
terhadap Warna, aroma, tekstur dan digunakan karena diduga
kekerasan sosis jamur tiram putih perbandingan bahan pengisi dengan
tetapi tidak berpengaruh nyata menggunakan tepung yang berbeda
terhadap rasa sosis jamur tiram. berpengaruh terhadap karakteristik
sosis jamur tiram putih.
3. Hasil pada penelitian utama, 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
didapat konsentrasi sodium lanjut terhadap konsentrasi
tripolyphosphate 0,24%, 0,34%, penambahan lemak atau minyak
0,44% memberikan pengaruh nyata yang ditambahkan karena diduga
terhadap tekstur dan kekerasan berpengaruh terhadap karakteristik
sosis jamur tiram putih tetapi tidak sosis jamur tiram. Hal ini
berpengaruh nyata terhadap warna, disebabkan karena terdapat
aroma, dan rasa sosis jamur tiram. perbedaan karakteristik antara bahan
baku daging dengan jamur tiram
4. Hasil pada penelitian utama,
pada sosis jamur tiram, sehingga
didapat interaksi konsentrasi bahan
berpengaruh pula terhadap kadar
pengisi 10%, 15%, 20% dan
lemak atau minyak yang harus
sodium tripolyphosphate 0,24%,
ditambahkan.
0,34%, 0,44% berpengaruh nyata
terhadap tekstur dan kekerasan
sosis jamur tiram putih tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap warna,
aroma, dan rasa sosis jamur tiram.

19
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

DAFTAR PUSTAKA Fellows. 1992. Food Processing


Tecnology. Princiciples and Practie,
Badan Standard Nasional. (2015) . Sosis Ellis Horwood Limited, England.
Daging. SNI 3820:2015.
Ginting dan Umar, (2005), Penggunaan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Berbagai Bahan Pengisi pada Nugget
(2013).Batas Maksimum Penggunaan Itik Air. Departemen Peternakan
Bahan Tambahan Pangan Penstabil. Fakultas Pertanian, USU Medan.
BOPM RI No. 24
Hadiwiyoto S. (1983), Susu, Daging,
Badan Pusat Statistik, (2013). Produksi Telur dan Hasil Olahannya. Liberty
Jamur Tiram Putih. Jakarta Pusat : Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik.
Kartika, B., Hastuti, P.,dan Supartono,
Chang, ST & PG miles. (1997), W., (1987), Pedoman Uji Indrawi
Mushroom Biology. London: World Bahan Pangan, Universsitas Gajah
Scientific Publishing Mada, Yogyakarta
Chazali dan Pratiwi, (2009), Usaha Kerry, J. J dan D. Ledward, (2002),
Jamur Tiram Skala Rumah Tangga. Meat Processing; Improving Quality,
Penerbit Niaga Suadaya. CRC Press, Woodhead pulp, Limited.
Cross, H R,. dan A, J,,. Overby (1998), Cambridge England.
Meat Science, Milk Science and Kramlich, W.E.,(1971), Sausage
Tecnology, Elsevier Sci, Publ,. B. V. Product, The Science of Meat and
Amsterdam. Meat Product, Second Edition, W., H.,
Daniati, (2005), Pembuatan Bakso Ikan Freeman and co.,Ins.,Watport, Can San
Cucut dengan Bahan Tambahan Jenis Fransisco.
Tepung Yang Berbeda. Jurusan Ulupi, N,. Komariah, Utami, S. (2005),
Tataboga dan Produksi Universitas Evaluasi Penggunaan Garam dan
Negri Semarang. Sodium Tripolyphosphate Terhadap
Dziezak, J.D.1990. Phosphates Sifat Fisik Baso Sapi, Fakultas
Improve Many Food. Indonesia Peternakan Instuti Pertanian Bogor.
University Press. Jakarta Matz, (1962), Food texture, The Avi
Efendi, (2009), Teknologi Pengolahan Publising Co, New York
dan Pengawetan Pangan. Penerbit Muliani, S, (1996), Mempelajari
Alfabeta Bandung. faktor-faktor yang Mempengaruhi
Elviera, G. (1988), Pengaruh Pelayuan Elastisitas Sosis Ikan Cunang, Jurusan
Daging Sapi Terhadap Mutu Bakso Teknologi Pangan, Universitas
Daging Sapi, Fakultas Teknologi Pasundan Bandung.
Pertanian, Institusi Pertanian, Bogor. Ngili, Y. 2013. Protein dan Enzim.
Elly, M S. N., (2006) Mempelajari Rekayasa Sains. Bandung.
Pengaruh Jmulah Tapioka dan Jenis Nurmalia, (2011), Nugget Jamur
Lemak Terhadap Karakteristik Sosis Tiram (Pleurotus ostreatus) Sebagai
Rumput Laut (Eucheuman cottoni), Alternatif Makanan Siap Saji Rendah
Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Lemak dan Protein Serta Tinggi
Pasundan Bandung. Serat. Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro.

20
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Olii, R., (2005), Pengaruh Konsentrasi Second Edition. Departement of Food


Bahan Pengisi Dan Isolat Protein Science and Human Nutrition.
Kedelai Terhadap Karakteristik Sosis Washington University. Academic
Analog Dari Tempe, Tugas Akhir, Press, Inc. Washington.
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
Teknink, UNPAS, Bandung. Priyadi,U.T., (2003), Bisnis Jamur
Tilam Investasi Sekali Untung
Pasaribu, Tahir., Permana, Djuhawan., Berkali-kali. Penerbit PT. Agrumedia
Alda, Eisrin R, (2002), Aneka Jamur Pustaka .
Unggulan yang Menembus Pasar.
Penerbit PT. Gramedia Widia Sarana Rena dkk., (2010), Karakteristik Baso
Indonesia, Jakarta. Itik Afkir dengan Subtitusi Beberapa
Jenis Tepung dengan Jumlah yang
Peraturan Mentri Perdagangan, 2011. Berbeda. Fakultas Peternakan Andalas
Ketentuan Import Sodium Padang.
Tripolyphosphate. PERMENDAG
NO.41/M-DAG/PER/12/2011, LL Rizali, (2012), Teknik Pengolahan
KEMENDAG, 6 HLM. Daging. Laporan Praktikum Teknologi
Peternakan, Fakultas Peternakan IPB.
Permadi, S. N, Mulyani S, dan Hintono,
A, (2014) Kadar Serat, Sifat Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan
Organoleptik, dan Rendemen Nugget Makanan dan Pertanian. Liberty
Ayam yang Disubtitudi dengan Jamur Yogyakarta. Yogyakarta.
Tiram Putih (Plerotus ostreatus), Sumarmi, (2006), Botani dan Tinjauan
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 1 Gizi Jamur Tiram Putih. Jurnal
No. 4. Inovasi Pertanian.Vol.4 No.2.
Puspasari K, (2007). Aplikasi Supriatna, (2007), Pengaruh
Teknologi dan Bahan Tambahan Penambahan Lemak Sapi dengan
Pangan untuk Meningkatkan Umur Perbandingan Campuran Daging
Simpan Mie Basah Matang. Fakultas Sapi dan Tepung Kacang Merah pada
Teknologi Pertanian. Bogor. Pembuatan Sosis, Tugas Akhir, Jurusan
Puspitasari. 1991. Teknik Penelitian Teknologi Pangan, Fakultas Teknik,
Mineral Pangan. Bogor. Institut UNPAS, Bandung.
Pertanian Bogor. Surawan, dan Fitri E, D, (2007),
Purnomawati, I, Hadayati,. D, dan Penggunaan Tepung Terigu, Tepung
Saparinto, C, (2008), Aneka Kudapan Beras, Tepung Tapioka dan Tepung
Berbahan Ikan. Penerbit Kanisius. Maizena terhadap Tekstur dan Sifat
Sensoris Fish Nugget Ikan Tuna,
Purwosari, G. A,. (2016), Pengaruh jurnal ISSN 1978 3000, diakses di
Penggunaan Jenis dan Jumlah Bahan http://repository.unib.ac.id/167/
Pengisi Terhadap Hasil Jadi Sosis
Ikan Gabus (Channa striata). Soeparno, (1992), Ilmu dan Teknologi
Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Daging. Penerbit Universitas Gajah
Universitas Negri Surabaya. Mada,Yogyakarta.

Putra, S. F., (2005), Cara Praktis Tien, M, Sugiyono, (1992), Ilmu


Pembuatan Pempek Palembang. Pengetahuan Bahan Pangan. Intitusi
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Pertanian Bogor, Bogor.

Pomeranz Y. 1991. Functional Tauber, (1985), Sausage. di dalam


Properties of Food Components. Distro Iser Nw (Ed) Element of Food

21
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Technology Westport. The AUI


Publishing Co.,Conectical.
Tejopranoto,S., (1988), Sifat-Sifat
Analog Sosis dari Tempe. Skirpsi
Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Tjokroadikoesoemo, P., (1986) HFS
dan Industri Ubi Kayu Lainnya,
Penerbit PT. Dramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Tiana, K. G (1998), Pengaruh
Penambahan Tepung Tapioka dan
Margarin terhada Mutu Sosis Jamur
Kayu. Jurusan Teknologi Pangan,
Universitas Pasundan Bandung.
Winarno, F.G., (1997), Kimia Pangan
dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Umum,
Cetakan ke 8, Jakarta.

22

You might also like