Professional Documents
Culture Documents
Artikel
Artikel
ABSTRACT
The purpose of the research is to determine the effect of the concentration of filler
material and concentration sodium tripolyphosphate to the characteristics of white oyster
mushrooms sausage. The research method consists of preliminary research and primary
research. The preliminary research conducted to determine the type of filler material to
be used in the main research. The primary research is to determine of the varying
concentration of filler material and sodium tripolyphosphate concentration.
The Experimental design that used in this research is a Randomized Block Design
with factorial pattern of 3x3 in followed by Duncan test. . The first factor of the primary
research is the concentration of filler material (a) that is 8.00% (a1), 8.25% (a2), 8.50%
(a3) and 8.75% (a4). The second factor of the primary research is the concentration of
sodium tripolyphosphate (b) that is 12% (b1), 13% (b2), 14% (b3), and 15%
(b4). Observation parameter conducted to physical analysis covering hardness level by
using penetrometer appliance. Organoleptic test that covering color, aroma, texture, and
flavor. and also chemical analysis of selected samples covering protein rate, fiber rate,
and ash content rate.
The results of research showed that the chosen sample a3b1 treatment with (filler
material concentration (a) 15%, and sodium tripolyphosphate (b) 0.24%). has a hardness
level of 7.80 mm / sec, protein content of 4.9%, ash content of 0, 95% and fiber content
of 6.86%. based on organoleptics test show that the value of a favorite on the attributes of
color, flavor, taste and texture are 4.62, 2.30, 4.65, 4.44 respectively.
I PENDAHULUAN yang dibuat dari bahan dasar hewani,
seperti misalnya masyarakat yang
1.1. Latar Belakang menerapkan pola makan vegetarian.
Sosis merupakan salah satu Kelompok vegetarian hanya
produk olahan daging baik daging sapi, mengkonsumsi sumber makanan yang
ikan maupun daging ayam yang sangat berasal dari tumbuhan atau nabati.
digemari masyarakat Indonesia sejak Bahan baku utama alternatif yang
tahun 1980an. Sosis dibuat dari daging akan digunakan dalam pelitian ini
atau ikan yang telah dicincang kemudian adalah jamur tiram putih. Secara proses
dihaluskan, diberi bumbu, dimasukan produk olahan sosis selain bahan baku
kedalam selongsong bulat panjang utama juga digunakan bahan penunjang
simetris (Effendi, 2009). seperti bahan pengisi, bahan pengikat,
Sosis dengan bahan baku utama lemak, air, garam, dan bumbu-bumbu.
daging merupakan produk olahan yang Jamur tiram merupakan jenis
digemari oleh banyak masyarakat jamur kayu yang tumbuh secara alami
memiliki sumber protein yang dibatang-batang kayu dihutan dan pada
diperlukan tubuh, tetapi tidak semua tahun 1935 mulai dibudidayakan. Jamur
masyarakat dapat mengkonsumsi sosis tiram dapat dijadikan sebagai bahan
1
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
baku alternatif pengganti daging dan Salah satu jamur tiram yang
memiliki khasiat untuk kesehatan banyak dibudidayaan dan dikonsumsi
manusia sebagai protein nabati yang adalah jamur tiram putih karena
tidak mengandung kolesterol. memiliki spora yang tidak berwarna
Jamur tiram mengandung protein sehingga mudah diolah menjadi
nabati yang cukup tinggi (10-30%) dan berbagai macam jenis olahan seperti
asam-asam amino esensial yang tinggi nugget, jamur suwir, dan sosis
dibandingkan dengan jenis sayuran Sosis yang bermutu baik adalah
lainnya. Dalam bobot 100 gram jamur produk sosis yang telah memenuhi
tiram kering protein (10,5-30.4 %), standar mutu secara kimia dan
karbohidrat (57,6-81,8%), lemak (1,6- organoleptik sosis harus kompak, kenyal
2,2%), dan asam amino. Selain itu, (bertekstur empuk) serta rasa dan aroma
jamur tiram juga mengandung mineral- yang baik sesuai dengan bahan baku
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, yang digunakan (Hadiwiyoto 1983).
seperti zat besi (Fe), fosfor (P), kalium Bahan baku penunjang yang
(K), zink (Zn), natrium (Na), dan sering digunakan dalam pembuatan
kalsium (Ca) ( Piryadi, 2013). olahan daging dan mempengaruhi
Produksi jamur tiram terlihat terhadap tekstur, kekenyalan salah
adanya naik turun antara tahun 2009- satunya adalah bahan pengisi dan
2013 dan sangat melonjak pada tahun sodium tripolyphosphate (STPP).
2009 ke 2010 dari 38,46 ton menjadi Penambahan bahan pengisi pada
61,38 ton, sedangkan pada tahun 2011 produk daging dilakukan untuk
mengalami penurunan yaitu 45,85 ton meningkatkan stabilitas, daya ikat air,
begitu pun pada tahun 2012 produksi flavor dan karakteristik irisan produk,
jamur tiramnya yaitu 40,89 dan pada serta untuk mengurangi biaya formulasi.
tahun 2013 yaitu 39,68 ton. Produksi Sedangkan sodium tripolyphospate
jamur tiram semakin menurun (STTP) umunya digunakan pada
disebabkan berkurangnya luas panen pengolahan daging untuk meningkatkan
jamur tiram di Indonesia. (Badan Pusat pH daging, kestabilan emulsi dan
Statistika, 2013) kemampuan emulsi.
Berdasarkan data Jawa Barat
Berdasarkan hal-hal tersebut
(Daerah Karawang, Bandung, Bogor,
diatas, maka dalam penelitian ini akan
dan Sukabumi) memproduksi 10 ton
dilakukan pengolahan sosis dari jamur
jamur tiram setiap harinya dan
tiram putih dengan konsentrasi bahan
mayoritas dipasarkan dalam bentuk
pengisi dan Sodium Tripolyphosphate
segar dengan tujuan pemasaran ke
(STPP)
pasar-pasar Jakarta
(Chazali dan Pratiwi 2009). 1.2. Identifikasi Masalah
Jamur tiram terbagi kedalam Berdasarkan uraian yang terdapat
beberapa jenis yang dibedakan menurut pada latar belakang, maka masalah yang
warna tubuh buahnya yaitu Pleurotus dapat diidentifikasia dalah sebagai
ostreatus (berwarna putih kekuning- berikut
kuningan), Pleurotus flabellatus 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi
(berwarna merah jambu), Pleurotus bahan pengisi terhadap karakteristik
florida (berwarna putih bersih atau sosis dari jamur tiram.
shimeji white), Pleurotus sajor caju 2. Bagaimana pengaruh konsentrasi
(berwarna kelabu atau shimeji grey), Sodium Tripolyphosphate (STPP)
Pleurotus cystidiyosus (berwarna abalon terhadap karakteristik sosis dari
atau kecoklatan) (Pasaribu, 2002). jamur tiram.
2
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
3
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
bahwa jenis bahan pengisi tidak mengikat air, kekerasan dan kekenyalan
berpengaruh terhadap warna, aroma, objektif.
rasa, tekstur dan kekenyalan pada sosis
Sodium Tripolyphosphate (STPP)
ikan gabus, sedangkan jumlah bahan
yang ditambahkan kedalam adonan
pengisi berpengaruh pada tekstur,
bakso dapat mencegah terbentuknya
kekenyalan dan kesukaan tetapi tidak
permukaan kasar dan rekahan pada
berpengaruh terhadap warna, aroma, dan
bakso. Penggunaan polifosfat sebanyak
rasa pada sosis ikan gabus.
0,75% dari berat daging dan
Penelitian yang dilakukan oleh penambahan garam dapur sebanyak
Maryani (2006) mengenai jumlah 2,0% memberikan nilai penerimaan
tapioka dan jenis lemak sosis rumput konsumen yang sangat baik. Penambaan
laut. Diketahui penambahan tapioka polifostat yang lebih tinggi dapat
25% dengan minyak goreng dan menyebabkan rasa pahit. (Effendi,
margarin (1;1) merupakan sampel 2009).
terbaik yang paling disukai oleh panelis
Penelitian lain yang dilakukan
terhadap kenampakan, warna, aroma,
oleh Ridawati, (2012) mengenai tomiri
rasa dan tekstur.
daging ayam. Diketahui bahwa tomiri
Menurut Rena (2010) mengenai daging ayam memiliki kualitas terbaik
pengaruh jenis tepung dengan level terdapat pada tomiri dengan penggunaan
berbeda pada bakso itik afkir. Diketahui STPP 0,5 % dibandingkan dengan
bahwa beberapa jenis tepung dengan penggunaan STPP 0,3% dan 0,4%.
level berbeda berpengaruh terhadap
Sosis harus mengandung daging
kadar protein, dan lemak, serta
minimal 75% atau 50% daging tanpa
berpengaruh terhadap nilai organoleptik
lemak, pati maksimal 6% (SNI NO. 01-
baso itik afkir. Pemakaian tepung
3820-1995). Jumlah tersebut bertujuan
tapioka dan jagung dengan level 10%
untuk mencukupi kebutuhan lemak dan
menghasilkan bakso itik afkir dengan
protein dalam pembentukan emulsi.
nilai gizi terbaik dan pemakaian tepung
jagung dengan level 30% menghasilkan
III METODE PENELITIAN
bakso itik afkir dengan nilai
organoleptik terbaik. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian
Suhu gelatinisasi dari masing 3.1.1 Bahan yang Digunakan
masing tepung berbeda, misalnya pada Bahan yang digunakan dalam
tepung jagung 67 - 70C, tepung beras penelitian ini adalah jamur tiram putih
68 - 78C, tepung gandum 54,5 64C, yang didapatkan dari Pasar Antri
tepung kentang 58 - 66C, dan tapioka Cimahi, bahan pengisi (tepung tapioka,
52 - 64C (Priyandono, 1997). tepung sagu dan tepung terigu) lemak
nabati, putih telur, garam, merica,
Menurut penelitian yang
bawang putih, bawang merah, pala, es
dilakukan oleh Ulupi, dkk (2005)
batu, STPP dan casing yang dibeli di
mengenai evaluasi penggunaan garam
Badranaya Bandung.
dan STPP terhadap sifat sifik bakso sapi.
Bahan yang digunakan untuk
Diketahui bahwa penggunaan STPP
analisis kimia antara kadar protein lain
dalam pembuatan baso berpengaruh
Asam Oxalat di-hidrat p.a, indicator
sangat nyata terhadap pH adonan,
phenopthalien, asam sulfat pekat
rendemen berdasarkan berat daging dan
(H2SO4), katalisator HgO / Na2SO4
berat adonan. Penggunaan STPP
(0,7gram/5 gram), natrium tiosulfat
berpengaruh nyata terhadap daya
(Na2S2O3) , granul seng, larutan NaOH
0,1 N dan larutan baku HCL 0,1 N.
4
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
untuk analisis serat kasar bahan yang pembuatan sosis jamur tiram putih dapat
digunakan adalah CHCl3, larutan H2SO4 dilihat pada tabel 12.
0,2255 N, NaOH 0,313 N, dan alkohol Tabel 12. Modifikasi Formula
95% didapatkan dari Labolatorium Sosis Jamur Tiram pada Penelitian
Teknologi Pangan Unpas. Pendahuluan
5
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Respon Fisik
Respon fisik yang dilakukan pada
penelitian ini adalah Uji Kekerasan pada
sosis dengan menggunakan alat
Berdasarkan rancangan di atas penetrometer.
dapat dibuat denah (lay out) percobaan
faktorial one-way dengan 3 kali ulangan
yang dapat dilihat pada Tabel 14.
6
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
7
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
8
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Tabel 16. Hasil Uji Hedonik sampel kose F01 dengan bahan pengisi
Pada Penelitian Pendahuluan tapioka memiliki nilai rata-rata terendah
Atribut
yaitu 4.00.
kode
Juml rata
samp War Aro Tekst Ras
el
ah rata Jenis bahan pengisi yang
na ma ur a
3.7 14.8 3.7
digunakan tidak mempengaruhi terhadap
F01 3.83 4.00 3.27 warna sehingga memiliki nilai kesukaan
0 0 0
F02 4.50 4.53 4.00
4.3 17.4 4.3 yang tidak jauh berbeda hal ini dapat
7 0 5 disebabkan karena pati yang terkandung
4.2 17.0 4.2
F03 4.10 4.40 4.33
0 3 6
dalam bahan pengisi memiliki sifat yang
4.3 16.6 4.1 netral sehingga tidak mempengaruhi
F04 4.43 4.47 3.37
3 0 5 aroma pada produk sosis jamur tiram.
4.4 17.7 4.4
F05 4.30 4.50 4.50
7 7 4* Aroma sosis jamur tiram
disebabkan oleh penambahan bumbu-
bumbu seperti, garam, merica, pala,
4.1.1.1. Warna bawang merah bawang putih. Bumbu-
bumbu ini kemudian larut dalam air.
Warna merupakan suatu faktor Proses pencampuran yang sempurna dan
yang menentukan penerimaan konsumen perebusan akan menyebar keseluruh
terhadap suatu bahan makanan. Ada adonan sehingga menghasilkan aroma
beberapa faktor yang dapat menentukan yang khas dari sosis yang dihasilkan.
mutu suatru bahan pangan diantaranya 4.1.1.3 Tekstur
adalah tekstur, warna, cita rasa dan nilai
gizinya (Winarno, 1997). Berdasarkan uji organoleptik
dalam atribut tekstur kode sampel F05
Berdasarkan uji organoleptik dengan bahan pengisi perbandingan
dalam atribut warna kode sampel F02 (1:1) sagu : terigu memiliki nilai rata-
dengan bahan pengisi sagu memiliki rata tertinggi yaitu 4.50, dan sampel
nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.50 dan kose F01 dengan bahan pengisi tapioka
sampel kode F01 dengan bahan pengisi memiliki nilai rata-rata terendah yaitu
tapioka memiliki nilai rata-rata terendah 3.27.
yaitu 3.83.
Penggunaan jenis bahan pengisi
Jenis bahan pengisi yang dapat mempengaruhi tekstur, sehingga
digunakan dapat mempengaruhi warna memiliki nilai kesukaan yang cukup
akhir produk sehingga memiliki nilai berbeda, hal ini dapat terjadi
kesukaan yang berbeda. ini dikarenakan dikarenakan jenis bahan pengisi
setiap jenis bahan pengisi memiliki memiliki kandungan pati yang berbeda
tingkat kejernihan yang berbeda seperti terutama dalam kandungan amilopektin
halnya tepung tapioka dan tepung sagu dan amilosanya. Hal ini didukung oleh
memiliki tingkat kejernihan yang tinggi pendapat Matz (1962) pati yang
dibandingkan dengan tepung terigu kandungan amilopektinnya tinggi akan
sehingga dapat mempengaruhi warna membentuk gel yang tidak kaku
produk akhir. sebaliknya pati yang kandungan
4.1.1.2 Aroma amilopektinnya rendah akan membentuk
gel yang kaku. Sedangkan menurut
Berdasarkan uji organoleptik Tjokroadikoesoemmo (1986),
dalam atribut aroma kode sampel F02 penambahan tapioka akan
dengan bahan pengisi sagu memiliki mempengaruhi komposisi kimia dan
nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.53 dan sifat organoleptik rasa, Semakin besar
9
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
10
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
11
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
12
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
13
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Kandungan karbohidrat
terutama pati sangat penting dalam
pengolahan sosis, dimana pati akan
mengikat air selama proses pengadonan
dan selama pengukusan pati akan
tergelatinisasi sehingga terjadi
pembengkakan granula pati yang
membentuk tekstur yang kompak. Hal
ini didukung oleh pendapat Winarno
(1997), pati dari tepung akan menyerap
air dari adonan sehingga granula patinya
membengkak dan pada saat penamanasa
air yang terserap oleh granula pati akan Gambar 9. Pengaruh konsentrasi
berperan untuk menggelatinisasi pati. Bahan Pengisi dan Sodium
Tripolyphospat terhadap Tingkat
Daya mengikat air produk akan Kesukaan Rasa Sosis Jamur Tiram Putih
mempengaruhi tekstur produk, apabila
jumlah air yang terikat tinggi dalam Hasil perhitungan analisis
produk akan membuat produk lebih variasi (ANAVA), menunjukan bahwa
lembek. Penambahan sodium perlakuan konsentrasi bahan pengisi (a),
tripolyphosphate dapat mempengaruhi konsentrasi sodium tripolyphosphate (b)
tekstur sosis jamr tiram. Apabila dan interaksi antara perlakuan (ab) tidak
konsentrasi sodium tripolyphosphate berpengaruh nyata terhadap rasa sosis
ditingkatkan maka daya mengikat air dari jamur tiram putih, sehingga tidak
juga akan meningkat sehingga perlu dilanjutkan uji lanjut Duncan.
berpengaruh terhadap tekstur.
Rasa merupakan salah satu
faktor yang penting dari suatu makanan.
Penilaian terhadap cita rasa menunjukan
4.2.1.4. Rasa penerimaan konsumen terhadap suatu
Hasil pengamatan uji bahan makanan. Cita rasa dipengaruhi
organoleptik pada rasa sosis jamur tiram oleh falvor yang dapat memberikan
putih menunjukan nilai rata-rata rangsangan pada indera penerimaan
tertinggi atau yang paling disukai pada saat mengecap dan kesan yang
terdapat pada perlakuan a2b3 dengan ditinggalkan pada indera perasa setelah
bahan pengisi (a) 15% sodium seseorang menelan suatu produk
tripolyphosphate (b) 0.44% dengan nilai makanan (winarno,1997).
rata-rata 4.71 sedangkan nilai rata-rata Rasa pada bahan makanan tidak hanya
terendah atau yang tidak disukai terdiri dari suatu rasa saja, tetapi juga
terdapat pada perlakuan a1b1 bahan berasal dari gabungan berbagai macam
pengisi (a) 10%, sodium rasa yang terpadu sehingga
tripolyphosphate (b) 0. 24% dengan nilai menimbulkan cita rasa makanan yang
rata-rata yaitu sebesar 3.85. utuh (Kartika, dan Supartono, W.,
1987).
Perbedaan konsentrasi bahan
pengisi dan sodium tripolyphosphate
tidak mempengaruhi daya terima rasa
sosis jamur tiram, hal ini bias terjadi
disebabkan karena gel pada bahan
pengisi tepung sagu dan terigu memiliki
14
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
15
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
16
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
17
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
mineral dalam suatu bahan pangan. anorganik antara lain dala bentuk garam
Bahan-bahan organik dalam proses posfat, karbonat, sulfat, nitrat
pembakaran akan terbakar tetapi (Sudarmadji, 2010).
komponen anorganiknya tidak, karena
itulah disebut sebagai kadar abu. Produk 4.3.2. Kadar Serat
perikanan memiliki kadar abu yang Serat pangan, dikenal juga
berbeda-beda (Winarno, 1997). sebagai serat diet atau dietary fiber,
Tabel 23. Hasil analisis kadar merupakan komponen dari jaringan
Abu sosis jamur tiram putih tanaman yang tahan terhadap proses
Sosis Sosis Neraca hidrasi oleh enzim dalam lambung dan
jamur daging bahan usus kecil. Serat-serat tersebut banyak
tiram SNI berasal dari dinding sel berbagai sayuran
putih dan buah-buahan. Secara kimia dinding
sel tersebut terdiri dari beberapa jenis
0,95 % Mak. 3 0,31%
karbohidrat seperti selulosa,
Kadar abu yang didapatkan
hemiselulosa, pectin, dan non
dapat menunjukan total mineral dalam
karbohidrat seperti polimer lignin,
suatu bahan pangan, apabila dalam suatu
beberapa gumi, dan mucilage. Karena
bahan pangan memiliki total mineral
itu dietery fiber pada umumnya
yang tinggi maka kualitas bahan pangan
merupakan karbohidrat atau
tersebut tidak baik, dan sebaliknya
polisakarida.(Winarno, 1997).
apabila memiliki nilai kadar abu yang
sedikit maka bahan pangan tersebut Berdasarkan hasil analisis kadar
aman untuk digunakan. Semakin tinggi Serat Kasar pada sosis jamur tiram putih
konsentrasi yang digunakan maka nilai sampel terpilih pada perlakuan pengaruh
kadar abu akan semakin kecil, karena konsentrasi bahan pengisi 15% dan
konsentrasi tersebut berpengaruh sodium tripolyphosphate 0,24% dapat
terhadap kadar abu. dilihat pada tabel 24.
Abu dan mineral dalam bahan Tabel 24. Hasil analisis kadar
pangan umumnya berasal dari bahan Serat sosis jamur tiram putih
pangan itu sendiri, tetapi ada beberapa
mineral yang ditambahkan ke dalam Sosis Neraca
bahan pangan, secara disengaja maupun jamur tiram putih Bahan
tidak disengaja. Kadar abu suatu bahan 6,86 % 0,81%
ditetapkan pula secara gravimetri.
Analisis gravimetri merupakan bagian Kadar serat kasar pada sosis
analisis kuantitatif untuk menentukan dipengaruhi oleh kandungan serat kasar
jumlah zat berdasarkan pada dalam jamur tiram putih. Dengan
penimbangan dari hasil reaksi setelah demikian semakin banyak presentase
bahan/analit yang dihasilkan penggunaan jamur tiram putih maka
diperlakukan terhadap pereaksi tertentu kadar serat kasar sosis semakin tinggi.
(Puspitasari, 1991). Hal ini didukung oleh penelitian
Permadi, dkk (2014) Mengenai nugget
Kadar abu berhubungan dengan ayam yang disubtitusi dengan jamu
mineral suatu bahan. Mineral yang tiram putih dengan presentase 20%,
terdapat dalam suatu bahan dapat 30%, 40% dan 50% menghasilkan kadar
merupakan dua macam garam yaitu serat kasar berturut-turut adalah 6,31%,
garam organik dan anorganik. Garam 5,228%, 6,93% dan 6,62%.
organik diantaranya adalah asam malat,
aksalat, asetat, pektat sedangkan
18
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
19
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
20
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
21
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi Dan Sodium Tripolyphosphate (Na5p3o10)
Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
22