You are on page 1of 7

Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 10 No.

2, Juni 2013: 65-71


ISSN: 1829-6327 Terakreditasi
No.: 482/AU2/P2MI-LIPI/08/2012

DAMPAK PERUBAHAN FISIOLOGI DAN BIOKIMIA


BENIH EBONI (Diospyros celebica Bakh.) SELAMA PENYIMPANAN

(The Impact of Physiological and Biochemical Changes of Eboni


(Diospyros celebica Bakh.) Seeds During Storage)
1)
Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah
1)
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
Jl. Pakuan Ciheuleut PO.Box 105 Bogor
Telp./Fax. (0251) 8327768
email : naningbtp@yahoo.co.id

Naskah masuk : 28 Mei 2012; Naskah diterima : 30 Mei 2013

ABSTRACT

The research was objected to determine the impact on biochemical and physiological changes of eboni (Diospyros
celebica Bakh.) seeds during storage. Completely randomized design was used in this trial with two treatments, i.e
storage room condition and storage periods. The results showed that physiological changes of the seeds during
storage decreased their germination percentage and seed moisture content. Biochemical changes as indicated by the
increase of fat and protein contents, as well as reduction of carbohydrat content following the period of drying and
storage were observed. Storing the seeds in an Air-Conditioned room could keep germination percentages at 61,94%
with the moisture content at 46,69% for as long as 8 weeks. Based on physiological and biochemical responses, eboni
seeds could be classified as recalcitrant type.
Keywords: Seed, biochemistry, physiology, storage, viability

ABSTRAK

Eboni (Diospyros celebica Bakh.) merupakan jenis tanaman yang potensial untuk dikembangkan pada
pembangunan hutan tanaman. Benih bermutu tinggi diperlukan dalam program pengembangan jenis ini dan
penyimpanan benih tidak dapat dihindari berkaitan dengan penyediaan benih. Penyimpanan benih eboni ditujukan
untuk mempertahankan viabilitas benih agar tetap tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak
perubahan kandungan biokimia dan fisiologis benih eboni selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial dengan perlakuan faktor ruang
simpan dan periode penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan fisiologis benih eboni selama
penyimpanan mengakibatkan adanya penurunan nilai daya berkecambah dan kadar air benih ; perubahan biokimia
benih eboni selama penyimpanan menunjukkan adanya peningkatan kandungan lemak dan protein serta penurunan
kandungan karbohidrat seiring dengan lamanya pengeringan dan penyimpanan ; penyimpanan benih eboni di ruang
simpan AC dapat mempertahankan viabilitas benih selama 8 minggu, dengan daya berkecambahnya hingga 61,94%
dengan kadar air 46,69 %. Berdasarkan reaksi fisiologis dan biokimia yang terjadi, maka benih eboni dapat
dikatagorikan sebagai benih rekalsitran.
Kata kunci : Benih, biokimia, fisiologi, penyimpanan, viabilitas

I. PENDAHULUAN Eboni (Diospyros celebica Bakh.) adalah satu


jenis pohon hutan yang mempunyai nilai eko-
Peningkatan jumlah dan mutu benih perlu di- nomi tinggi mengingat kayunya yang sangat baik
perhatikan untuk menjamin pengadaan bahan untuk mebel mewah, perpatungan, ukiran, kipas,
tanaman dalam program penanaman. Peningkat- barang bubutan, alat-alat dekoratif, badan sikat,
an tersebut diantaranya adalah melalui waktu venire mewah, alat musik tiup dan lain-lain.
yang tepat dalam pengumpulan benih, penangan- Pengembangan jenis ini perlu ditingkatkan me-
an benih yang baik dan benar serta penyimpanan ngingat potensi dan manfaat yang dimilikinya.
yang aman. Apabila langkah-langkah ini diikuti Secara alami benih eboni mengalami kemun-
maka program penanaman akan lebih berhasil. duran dengan bertambahnya waktu. Dengan de-
mikian penyimpanan jenis benih tersebut secara

65
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.10 No.2, Juni 2013, 65 - 71

aman ditujukan untuk mempertahankan viabili- kan, sehingga viabilitas benih dapat dipertahan-
tas benih tetap tinggi hingga saat benih digunakan kan hingga saat penanaman.
untuk pertanaman. Menurut Sadjad (1977), dua Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-
hal yang berkaitan dengan proses kemunduran tahui dampak perubahan kandungan fisiologis
benih selama periode penyimpanan adalah ke- dan biokimia benih eboni (Diospyros celebica
munduran yang bersifat kronologis yang ber- Bakh.) selama penyimpanan.
kaitan dengan unsur waktu dan kemunduran
fisiologis yang disebabkan oleh berbagai faktor
lingkungan. Selanjutnya Sadjad (1999) menge- II. METODE PENELITIAN
mukakan bahwa kemunduran benih adalah mun-
durnya mutu fisiologis benih yang dapat menye- A. Lokasi dan Waktu Penelitian
babkan perubahan menyeluruh di dalam benih
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ba-
baik fisik, fisiologis maupun kimiawi yang me-
lai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Per-
ngakibatkan menurunnya viabilitas benih.
Kemunduran benih rekalsitran akibat faktor benihan dan Laboratorium Ekofisiologi Balai
internal maupun eksternal ditandai dengan per- Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
kecambahan dan vigor bibit yang rendah.
(Sadjad, 1977). Indikasi biokimia dalam benih B. Bahan danAlat
yang mengalami kemunduran adalah terjadinya Bahan dan alat yang digunakan dalam pene-
perubahan aktivitas enzim, perubahan laju respi- litian ini adalah benih eboni yang dikumpulkan
rasi, perubahan dalam cadangan makanan, per- dari KHDT Cikampek, Badan Litbang Kehu-
ubahan di dalam membran, kerusakan khromosom tanan di Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek,
dan akumulasi bahan toksin (Baki & Anderson, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, me-
1970). dia perkecambahan, gelas ukur, bak kecambah,
Temperatur dan kelembaban yang tinggi di peralatan pengujian kadar air, pengukur suhu
daerah tropika menyebabkan benih mengalami dan kelembaban, peralatan analisa biokimia,
kemunduran yang cepat selama penyimpanan. ruang penyimpanan (refrigerator, suhu kamar,
Dengan demikian, penyimpanan merupakan as-
AC), wadah kantong plastik, label, dan alat tulis.
pek yang penting bagi benih rekalsitran untuk
dapat mempertahankan viabilitasnya dalam ku-
C. Prosedur Kerja
run waktu tertentu. Beberapa faktor yang mem-
pengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan Kegiatan penelitian ini terdiri dari beberapa
antara lain suhu, kadar air benih, kelembaban tahapan kegiatan yang meliputi :
relatif dan gas oksigen. Perubahan kondisi se- 1. Pencarian sumber benih dan pengumpulan
lama penyimpanan dapat menyebabkan perubah- buah
an laju respirasi. Laju respirasi terus meningkat Pencarian sumber benih ditujukan pada loka-
bila suhu lingkungan meningkat sampai suatu si yang ada tegakan eboni. Buah dikumpul-
saat lajunya dihambat karena terjadinya hal se- kan dari pohon induk terpilih dengan cara :
perti inaktivasi enzim, kehabisan cadangan nu- (1) Memanjat dengan menggunakan tangga,
trisi atau oksigen atau karena karbondioksida buah dipetik langsung atau memotong dahan
terakumulasi, hingga mencapai tingkat yang yang berbuah menggunakan galah berkait
menghambat. Selama penyimpanan, benih yang dan (2) Mengumpulkan dari bawah dengan
mengandung banyak lemak lebih cepat rusak menggunakan galah terutama untuk pohon
dibandingkan dengan benih yang banyak me- yang tidak terlalu tinggi.
ngandung pati atau protein (Sudjindro, 1994).
Dengan mengetahui kandungan biokimia ter- 2. Penentuan masak fisiologis dan ekstraksi
sebut, maka potensi benih dapat diprediksi se- benih
hingga teknik penyimpanan atau pengujian yang Buah yang telah mencapai masak fisiologis
tepat dapat ditetapkan bagi benih tersebut. ditandai dari warna buah dan bentuk buah.
Sehubungan dengan kenyataan di atas maka Buah eboni masak dicirikan dengan kulit
perlu dilakukan penelitian mengenai dampak pe- buah berwarna hijau kecoklatan berbintik-
rubahan fisiologi dan biokimia yang terjadi pada bintik kuning (Kurniaty, 2001). Ekstraksi be-
benih tanaman hutan khususnya eboni untuk da- nih dilakukan dengan cara manual, yaitu buah
pat menentukan kualitas benih tersebut sehu- dibelah pakai tangan karena buah yang telah
bungan dengan teknik penyimpanan yang dilaku- masak kulitnya sangat lunak.

66
Dampak Perubahan Fisiologi dan Biokimia
Benih Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Selama Penyimpanan
Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah

3. Pengukuran kadar air Ulangan yang digunakan adalah sebanyak


Kadar air benih diukur dengan metoda oven 3 kali. Setiap unit perlakuan terdiri dari 50
dan dihitung berdasarkan berat basah (ISTA, benih. Data yang diperoleh dianalisa keraga-
1996). mannya dan diuji perbedaannya dengan uji
4. Perlakuan
Tempat dan waktu penyimpanan benih me-
BNT (Beda Nyata Terkecil).
Respon yang diamati untuk reaksi fisiologi
rupakan perlakuan dalam penelitian ini. Be-
yaitu:
nih disimpan secara konvensional pada ruang
1. Daya berkecambah (DB)
kamar, refrigerator dan ruang AC dengan
Yaitu banyaknya persentase kecambah nor-
interval penyimpanan setiap 4 minggu se-
mal pada pengamatan selama 30 hari setelah
lama 8 minggu. Sebelum benih disimpan da-
tanam (hst), dengan persamaan sebagai be-
lam ruang simpan, benih dimasukkan dalam
rikut :
kantong plastik dengan ditambah satu macam
media simpan yaitu serbuk sabut kelapa se- Jumlah kecambah normal
bagai osmoconditioning (Tompsett ,1992). DB = x 100 %
Jumlah benih yang ditanam .... (2)
5. Pengujian benih
Pengujian benih diperlukan untuk menilai 2. KadarAir Benih
mutu fisiologis dan biokimia benih yang di- Benih seberat 10 gr masing-masing diiris ke-
teliti, metoda yang digunakan untuk uji fisio- cil, kemudian ditimbang setelah itu dikering-
logis adalah pengujian di bedeng perkecam- kan dalam oven 103 0C selama 17 jam (ISTA,
bahan dengan menggunakan media campur- 1985). Kadar air dihitung berdasarkan berat
an pasir dan tanah (v : v = 1:1). basah benih.
6. Rancangan Penelitian 3. Parameter untuk reaksi biokimia (awal dan
Rancangan penelitian yang digunakan dalam akhir penelitian) yaitu :
penelitian ini adalah Rancangan Acak Leng- a. Kandungan lemak
kap (RAL) yang disusun secara faktorial, Lemak benih ditentukan dengan cara eks-
dengan menggunakan faktor ruang simpan traksi soxhlet dan asam lemak bebas di-
dan faktor lama penyimpanan sebagai be- tentukan dengan cara titrasi (Apriyantono
rikut: et al., 1989).
A = Faktor ruang simpan b. Kandungan karbohidrat
A1 : suhu kamar (28 290C), Kandungan pati ditentukan dengan cara
A2 : suhu refrigerator (6 70C), absorban (Apriyantono et al., 1989).
A3 : suhu ruangAC (18 20 0C). c. Kandungan total protein
B = Faktor lama penyimpanan Total protein ditentukan dengan metode
B1 : 0 minggu (kontrol), Stocheck (1990).
B2 : 4 minggu,
B3 : 8 minggu.
Model linier yang digunakan adalah sebagai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut :
Yijk = +Ai + Bj +AB ij +eijk ...................... (1)
A. Hasil Penelitian
1. Pengaruh penyimpanan terhadap peruba-
Keterangan :
han fisiologis (Kadar Air dan Daya Berke-
Yijk = Nilai hasil pengamatan akibat peng-
cambah)
aruh ruang simpan ke-i, lama penyim-
Nilai rata-rata kadar air dan daya berkecam-
panan ke-j, dan ulangan ke-k
bah benih eboni sebelum disimpan (0 minggu/
= Nilai rata-rata umum
Ai = Pengaruh ruang simpan ke-i kontrol) adalah kadar air 74,32% dan daya ber-
Bj = Pengaruh lama penyimpanan ke-k kecambah 94,67%. Ringkasan Hasil sidik ragam
ABij = Nilai akibat pengaruh interaksi ruang pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap kadar
simpan ke-i dan lama penyimpanan air dan daya berkecambah benih eboni disajikan
ke-j, di Tabel 1.
eijk = Kesalahan percobaan akibat penga-ruh Pada Tabel 1 terlihat bahwa interaksi antara
interaksi ruang simpan ke-i, lama ruang simpan dan lama penyimpanan menunjuk-
penyimpanan ke-j, dan ulangan ke k kan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar air

67
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.10 No.2, Juni 2013, 65 - 71

Tabel (Table) 1. Ringkasan analisa sidik ragam pengaruh terhadap nilai kadar air dan daya berkecambah
benih eboni (Summary of analysis of variance effect on moisture content and seed
germination eboni)
Kuadrat Tengah
F-Hitung (F-Calculation)
Derajat (Mean of Square)
Sumber keragaman bebas Daya Daya
Kadar air Kadar air
(Source of Variance) (Degree of berkecambah berkecambah
(Moisture (Moisture
freedom) (Germination (Germination
content) content)
percentage) percentage)
Perlakuan
(Treatment)
Ruang Simpan 2 180,59 3.600,00 60,20** 675,42**
(Room of Storage) (A)
Lama Penyimpanan 2 10,11 900,00 3,77* 168,86**
(Long of Storage) (B)
Interaksi (Interaction) 4 98,60 2.550,00 32,87** 478,42**
A&B
Sisa (Residual) 18 3,00 5,33
Jumlah (Total) 26
Keterangan (Remarks) : ** = Nyata pada taraf 1% (Significant at 1% level)
* = Nyata pada taraf 5% (Significant at 5% level)
tn = Tidak berpengaruh nyata (No significant effect)

Tabel (Table) 2. Nilai rata-rata kadar air dan daya berkecambah benih eboni selama penyimpanan
(The average value of moisture content and eboni seed germination during storage)
Lama penyimpanan
Ruang simpan Kadar air (%) Daya berkecambah (%)
(Storage period)
(Room of storage) (Moisture content) (Percentage of germination)
Minggu (Week)
Suhu Kamar 60,89 e 74,58 d
4 Suhu Refrigerator 54,37 d 64,88 c
Suhu AC 66,51 f 71,48 e
Suhu Kamar 40,67 a 54,75 b
8 Suhu Refrigerator 45,19 b 34,97 a
Suhu AC 46,69 c 61,94 d
Keterangan (Remarks) : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata pada
tingkat kepercayaan 95% (The figures followed by the same letter indicates no significant difference at
95% confidence level)

dan daya berkecambah benih eboni. Uji beda B. Pembahasan


nyata terkecil (BNT) dilakukan untuk melihat
1. Pengaruh penyimpanan terhadap peruba-
perbedaan perlakuan (Tabel 2).
han fisiologis (Kadar Air dan Daya Berke-
2. Pengaruh penyimpanan terhadap per- cambah)
ubahan kandungan biokimia (lemak, Pada Tabel 2 terlihat bahwa lama penyimpa-
protein, dan karbohidrat) nan benih mulai dari 0 minggu hingga 8 minggu
Hasil kandungan biokimia yang meliputi pro- cenderung menurunkan kadar air benih dan daya
tein, lemak dan karbohidrat selama penyimpanan berkecambah. Dari Tabel diatas terlihat bahwa
dapat dilihat pada Tabel 3. secara keseluruhan penyimpanan pada kondisi

68
Dampak Perubahan Fisiologi dan Biokimia
Benih Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Selama Penyimpanan
Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah

Tabel (Table) 3. Nilai rata-rata kandungan lemak, protein dan pati pada benih eboni selama penyimpanan
(The average value of fat, protein and starch in the seed during storage eboni)
Lama Ruang simpan
penyimpanan (Room of storage)
(Storage Suhu kamar
Refrigerator AC
period) (Room temperatur)
Karbo Karbohi Karbo
Lemak hidrat Lemak drat Lemak hidrat
Minggu Protein Protein Protein
(Fat) (Carbo (Fat) (Carbohy (Fat) (Carbohy
(Week) (%) (%) (%)
(%) hydrate) (%) drate) (%) drate)
(%) (%) (%)
0 0,24 2,44 12,55 0,24 2,44 12,55 0,24 2,44 12,55
4 0,30 5,23 6,03 0,35 6,17 9,58 0,33 6,14 8,40
8 1,44 6,53 5,65 0,49 7,41 7,65 0,69 7,38 7,31

ruang simpan AC memberikan nilai kadar air dan 2. Pengaruh penyimpanan terhadap peru-
daya berkecambah yang lebih tinggi dibanding- bahan kandungan biokimia (lemak, pro-
kan dengan kondisi ruang simpan kamar dan re- tein, dan karbohidrat)
frigerator selama penyimpanan 4 dan 8 minggu. Dari Tabel 3 terlihat bahwa selama penyim-
Salah satu indikasi yang dipakai untuk meng- panan benih mulai dari 0 minggu hingga 8 ming-
golongkan jenis benih tertentu adalah dengan gu mengakibatkan kandungan lemak dan protein
melihat kadar air awalnya. Benih eboni mempu- cenderung meningkat. Tetapi dilihat dari kan-
nyai kadar air awal sebesar 74,32%. Tingginya dungan karbohidrat terlihat terjadi penurunan.
kadar air awal jenis ini memperkuat dugaan ma- Peningkatan kandungan lemak dan protein pada
suknya jenis eboni kedalam tipe jenis rekalsitran. benih eboni diduga merupakan mekanisme per-
Daya berkecambah benih eboni cenderung tahanan benih selama penyimpanan. Sedangkan
menurun seiring dengan lamanya pengeringan penurunan kandungan karbohidrat mengindika-
selama 24 jam. Kemunduran benih yang disebab- sikan penurunan pertahanan benih yang meng-
kan penurunan kadar air menurut Sadjad (1999) akibatkan terjadinya penurunan viabilitas benih.
diindikasikan secara fisiologi dengan adanya Pada Tabel 3 juga terlihat bahwa selama penyim-
perubahan warna benih, tertundanya perkecam- panan kandungan lemak, protein dan karbohidrat
bahan, menurunnya pertumbuhan berkecambah yang terdapat di ruang simpan AC memiliki nilai
dan meningkatnya pertumbuhan kecambah yang lebih tinggi apabila dibandingkan di ruang
abnormal. simpan kamar dan refrigerator.
Dilihat dari viabilitas benih eboni selama pe- Peningkatan kandungan lemak dan protein
nyimpanan 8 minggu, kadar air dan daya ber- pada benih eboni diduga merupakan mekanisme
kecambah benih eboni paling optimal dimiliki pertahanan benih selama penyimpanan. Sedang-
benih yang disimpan dalam ruang AC, yaitu be- kan penurunan kandungan karbohidrat meng-
nih eboni dapat mempertahankan daya berke- indikasikan penurunan pertahanan benih yang
cambahnya hingga 61,94% dengan kadar air mengakibatkan terjadinya penurunan viabilitas
46,69 %. Sifat benih eboni selama penyimpanan benih.
menunjukkan karakteristik rekalsitran dimana Ditinjau dari kandungan biokimia yang di-
suhu penyimpanan yang dapat mempertahankan ukur seperti lemak, protein dan karbohidrat maka
viabilitas benih adalah pada suhu ruang AC yaitu benih eboni pada penelitian ini juga menunjuk-
antara 20 - 22 OC. Sedangkan pada suhu kamar kan gejala kemunduran benih seiring dengan
(29 - 30 OC), dan suhu refrigerator (7 OC) benih berjalannya waktu (kemunduran kronologis).
kurang tahan disimpan. Karakteristik ini sesuai Menurut Justice and Bass (1990) kematian
dengan batasan yang dikemukakan oleh Roberts benih sering disertai dengan terbentuknya asam
(1973) yaitu suhu penyimpanan benih rekalsitran lemak seperti terjadi pada benih gandum. Asam
umumnya hanya sesuai pada 16 - 20 OC. lemak biasanya menyebabkan kerusakan pada

69
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.10 No.2, Juni 2013, 65 - 71

membran karena kemampuan beraksi sebagai nih gaharu. Demikian halnya pada benih antok
deterjen (Priestley, 1986). Pada beberapa kasus (Podocarpus sp). Kandungan biokimia yang di-
ditemukan bahwa meningkatnya kandungan ukur seperti protein, lemak dan karbohidrat me-
lemak karena adanya jamur selama penyimpanan ngalami perubahan setelah penyimpanan yang
dalam kondisi lembab seperti terjadi pada benih mengindikasikan kemunduran benih antok
padi (Priestley, 1986), dan kacang (Agrawal and (Syamsuwida danAam, 2005).
Siddiqui, 1973).
Kandungan asam lemak yang tinggi di dalam
benih juga merupakan indikasi terjadinya proses IV. KESIMPULAN
respirasi yang tinggi yang menyebabkan benih
kehilangan energi untuk perkecambahan. Salah A. Kesimpulan
satu ciri benih rekalsitran menurut Sudjindro 1. Perubahan fisiologis benih eboni selama pe-
(1994) dalam Suzanna (1999) adalah tingginya nyimpanan mengakibatkan adanya penurun-
kadar lemak yang dikandung, sehingga benih an nilai daya berkecambah dan kadar air benih.
cepat rusak selama penyimpanan. 2. Perubahan biokimia benih eboni selama pe-
Selama penyimpanan kandungan protein pada nyimpanan menunjukkan adanya peningkat-
benih eboni juga cenderung meningkat sejalan an kandungan lemak dan protein serta penu-
dengan menurunnya kadar air dan daya berke- runan kandungan karbohidrat seiring dengan
cambah. Perubahan intensitas dan jenis protein lamanya penyimpanan.
dikontrol oleh DNA yang menyesuaikan dengan 3. Penyimpanan benih eboni di ruang simpan
aktivitas di dalam benih itu sendiri. Peningkatan AC dapat mempertahankan viabilitas benih
kandungan protein ini diduga merupakan meka- selama 8 minggu, yaitu dapat mempertahan-
nisme pertahanan benih terhadap penurunan ka- kan daya berkecambahnya hingga 61,94%
dar air dan lama penyimpanan. dengan kadar air 46,69 %.
Pada kondisi ruang simpan AC dimana benih 4. Berdasarkan reaksi fisiologis dan biokimia
menunjukkan perkecambahan yang paling baik, yang terjadi, yaitu dari kadar air awal, kan-
ternyata benih memiliki kandungan protein yang dungan biokimia dan sifat penyimpanannya
lebih tinggi dibandingkan kondisi ruang simpan maka benih eboni dapat dikatagorikan sebagai
lainnya. Hal ini juga mengindikasikan adanya benih rekalsitran.
pertahanan benih pada kondisi yang optimal. Se-
lain itu, sintesa protein yang spesifik diperlukan B. Saran
untuk mempertahankan dormansi embrio Untuk memperkaya hasil penelitian biokimia
(Gifford, 1993). benih eboni disarankan menambah jumlah para-
Kandungan karbohidrat pada benih eboni me- meter diantaranya lemak jenuh untuk mengetahui
nurun selama penyimpanan. Keberadaan karbo- lebih jauh penurunan mutu benih berkaitan de-
hidrat dalam benih yang terdiri dari komponen ngan kandungan minyak
gula (sukrosa) sebagai substrat pembentuk kar-
bohidrat, menunjukkan adanya pertahanan ter-
hadap pengeringan seperti halnya protein. Ter- DAFTAR PUSTAKA
jadinya penurunan kandungan karbohidrat meng-
indikasikan penurunan pertahanan benih artinya Agrawal, P.K and Siddiqui. 1973. Influence of Storage
Temperature and Seed Moisture on Germi-
terjadi penurunan viabilitas benih. Hal ini ditun-
nation, Free Fatty acid Content and Leaching
jukkan dengan menurunnya daya berkecambah of Sugar of Soybean Seed During Storage.
benih eboni selama penyimpanan. Seed Res. (New Delhi). 1:75-82.
Penelitian mengenai pengaruh penyimpanan
Apriyantono, A; D.Fardiaz, N.L Puspitasari;
terhadap perubahan biokimia benih untuk bebe- Sedarnawati dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk
rapa jenis tanaman telah dilakukan. Menurut Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press.
Syamsuwida, et al. (2007) bahwa perubahan bio- Bogor.
kimia benih gaharu selama penyimpanan me-
Baki, A.A.A and J.D Anderson. 1970. Viability and
nunjukkan adanya peningkatan kandungan kar- leaching of sugar from germinating Barley.
bohidrat, protein dan daya hantar listrik (DHL) Crop Science, 10: 31 - 34.
serta penurunan kandungan lemak. Hal ini meng-
Gifford, D.J. 1993. Loblolly Pine Seed Dormancy;
indikasikan terjadinya kemunduran kualitas be- The Relationship Between Protein, Synthesis

70
Dampak Perubahan Fisiologi dan Biokimia
Benih Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Selama Penyimpanan
Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah

in The Embryo and Mega Gametophyte and Stocheck, C.M. 1990. Quantitation of protein. In
The Loss of Seed Dormancy, In Edward DGW Deutscher, M.P (eds). Methods in Enzymolo-
(ed). Dormancy and Barriers to Germination. gy. Guide to Protein Purification. Vol. 182.
Proc. Int'l Symp. Of IUFRO Proj. Group Academic Press, Inc. San Diego, California.
P2.04.00 (Seed Problems).
Suzana, E. 1999. Pengaruh penurunan kadar air dan
ISTA. 1996. Internasional Rules for seed testing. Proc. penyimpanan terhadap perubahan fisiologis
Int. Seed Testing Association. 31 (10. dan biokimia benih karet (Hevea brasilliensis).
Wageningen. Tesis, Program Pasca sarjana. IPB-Bogor.
Unpublished.
Justice, OL and Bass L.N. 1990. Prinsip Praktek
Penyimpanan Benih. Rajawali Press. Jakarta. Sudjindro. 1994. Indikasi kemunduran viabilitas oleh
446 hal. dampak guncangan pada benih kenaf
(Hibiscus cannabinus L.). Disertasi Program
Kurniaty, R. 2001. Eboni (Diospyros celebica Bakh).
Pasca Sarjana. IPB.
Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid II.
Publikasi Khusus Vol. 2 No. 6. Balai Teknologi Syamsuwida, D. dan Aam, A. 2005. Dampak Penge-
Perbenihan. Bogor. ringan dan Penyimpanan terhadap Perubahan
Fisiologi dan Biokimia Benih Antok. Jurnal
Priestley, A. 1986. Seed Aging : Implications for
Penelitian Hutan Tanaman Vol.2 Suplemen
Seed Storage and Persistence In The Soil -
No. 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hu-
Cornell University.
tan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengem-
Roberts, E.H. 1973. Predicting the srorage life of seed. bangan Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Seed Science and Technology 1:499-541. Yogyakarta.
Sadjad, S. 1977. Penyimpanan benih-benih tanaman Syamsuwida, D. dan Aam, A. 2007. Perubahan Kan-
pangan. Bahan kuliah Latihan Pola Pertanam- dungan Lemak, Protein, Pati dan Daya Hantar
an LP3-IRRI. Departemen Agronomi IPB. Listrik pada Benih Gaharu ( Aquillaria
Bogor. malaccensis). Jurnal Manajemen Hutan Tro-
pika. Volume XIII, No.2. IPB. Bogor.
Sadjad, S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih
dari Komparatif Ke Simulatif. Grasindo. Tompsett, P.B. 1992. A review of the literature on sto-
Jakarta. rage of dipterocarp seeds. Seed Sci. Technol.
20: 251-267.

71

You might also like