Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL
Oleh :
Kiki Isma Agniati
12.302.0391
Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Eng., Ir. Hj. Ina Siti Nurminabari, MP.,
Kiki Isma Agniati
12.302.0391
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the effect of the type of coating and drying
temperatures on the chemical and physical properties in strawberry fruit during storage.The model of
experimental design methods used in the research is a randomized block design (RAK) with two (2) factors.
The first factor is consisted of a type of coating that is beeswax 4% ,chitosan crab 2,5 % and composite of
chitosan crab 2,5 % and beeswax 4% and the drying temperature as a second factor of 25 0 C, 300 C and 350
C. Response conducted on strawberries are determining the weight loss, pH, and total dissolved solids (%
brix) as a response to the physical as well as the determination of water content and the levels of vitamin C
as a chemical response.The research result indicated that type of coating and drying temperature affect the
water content and fruit weight loss, but does not affect the pH, otal dissolved solids and levels of vit. C fruit.
The best treatment on the 6th day of storage were obtained, namely in treatment a1b1 (using 4% beeswax
coating and drying temperature of 25 ° C) with a water content of 92.49%, pH of 3.47, TSS 4.1% Brix and
Vitamin C content of 54.63%
PENDAHULUAN
Stroberi (Fragraria sp) merupakan hanya saja tumbuhnya buah stroberi dipengaruhi
salah satu komoditas buah-buahan hortikultura oleh cuaca atau musim (Direktorat Gizi Depkes
yang tumbuh di iklim subtropis. Berkembangnya 1981 dalam Rukmana, 1998).
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Pada saat musim panas hasil panen
stroberi dapat tumbuh di iklim tropis. Buah stroberi melimpah namun karena kurangnya
stroberi pun di Indonesia dapat tumbuh dengan penanganan saat pasca panen membuat hasil
dibudidayakan di daerah dataran tinggi seperti budidaya stroberi banyak mengalami kerusakan
daerah Lembang, Ciwidey (Bandung), Batu disebabkan karena penanganan pasca panen,
(Malang), Tabanan, Bedugul (Bali), Karang proses pengangkutan serta pengemasan yang
Mulya (Garut) dan Berastagi (Sumatra Utara) menggunakan kemasan plastik pada suhu
(Zainuri Hanif,2013). ruang.Kerusakan hasil budidaya stroberi yaitu
Di daerah Jawa Barat hasil budidaya penurunan kualitas stroberi salah satunya yang
stroberi sangat melimpah yang menurut hasil disebabkan oleh proses respirasi.
statistik produk holtikultura stroberi Kementrian Respirasi merupakan proses yang
Pertanian tahun 2014 menghasilkan 57.150 ton terjadi pada mahluk hidup karena terjadi
stroberi lebih besar dibandingkan dengan daerah pembakaran karbohidrat (gula) oleh oksigen
lainnya, hal tersebut dapat menjadi keuntungan sehingga menghasilkan energi, atau dapat juga
bagi para petani selain itu buah stroberi pun merupakan sebuah proses pengambilan oksigen
memiliki banyak kelebihan. untuk memecah senyawa-senyawa organik
Kelebihan buah stroberi selain memiliki menjadi CO2, H2O dan energi (senyawa
rasa yang manis dan segar serta warna buah yang anorganik).
merah terang, buah stroberi mempunyai Kerusakan stroberi oleh adanya proses
kandungan gizi yang tinggi dan komposisi gizi respirasi ini mempengaruhi sifat fisika buah
yang cukup lengkap. Kalori sebanyak 37,00 kal, stroberi seperti berkurangnya kesegaran pada
protein 0,80 g, lemak 0,50 g, karbohidrat 8,30 g, buah stroberi, terjadi penyusutan massa karena
kalsium 28,00 mg, fosfor 27,00 g, zat besi berkurangnya air pada stroberi oleh proses
0,80mg, vitamin A 60,00 SI, vitamin B1 0,03 mg, respirasi dan mempengaruhi sifat kimia buah
vitamin C 60,00 mg, air 89,90 g, bagian yang stroberi seperti hilangnya nutrisi pada buah
dapat dimakan 96,00%. Hal tersebut membuat stroberi. Selain itu tingkat kerusakan buah karena
stroberi banyak disukai oleh semua kalangan, adanya difusi gas ke dalam dan luar buah yang
1
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
terjadi melalui lentisel yang tersebar di 1. Apakah penggunaan jenis pelapis kitosan dan
permukaan buah. Difusi gas tersebut secara alami emulsi lilin lebah berpengaruh terhadap sifat
dihambat dengan lapisan kulit yang mudah kimia dan fisika buah stroberi selama
membusuk. Oleh karena itu diperlukan upaya penyimpanan ?
untuk menambah bahan pelapis yang dapat 2. Apakah suhu pengeringan berpengaruh
mengurangi difusi gas yang dapat terhadap sifat kimia dan fisika buah stroberi
mempertahankan kesegaran buah stroberi. selama penyimpanan ?
Untuk mempertahankan kesegaran buah 3. Adakah interaksi jenis pelapis kitosan dan
stroberi yang merupakan produk hortikultura emulsi lilin lebah serta suhu pengeringan
dengan cara menghambat laju respirasi untuk berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisika
mencegah degradasi –degradasi nutrisi di buah stroberi selama penyimpanan?
dalamnya. Maka dilakukan penggunaan suhu
rendah pada penyimpanan, pelapisan lilin dan Maksud Dan Tujuan Penelitian
pelapisan pada permukaan luar buah (coating) Maksud dan tujuan penelitian ini adalah
ataupun edible coating. untuk mengetahui pengaruh jenis lilin yang
Edible coating adalah suatu lapisan berbeda dan suhu pengeringan terhadap sifat
tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, kima dan fisika pada buah stroberi selama
dibentuk untuk melapisi makanan (coating), atau penyimpanan
diletakkan di antara komponen makanan (film)
yang berfungsi sebagai penghalang perpindahan Manfaat Penelitian
massa serta untuk meningkatkan penanganan Dari penelitian ini diharapkan dapat
suatu makanan. Edible coating yang dapat mengurangi limbah kepiting dan memanfaatkan
digunakan pada buah salah satunya yaitu kitosan kulit kepiting menjadi pelapis kitosan, memberi
dari kulit kepiting yang berfungsi untuk informasi bahwa buah stroberi dapat diawetkan
menghambat proses respirasi serta menjadi dengan kitosan serta lilin lebah, memberikan
pengawet pada buah tersebut. Selain itu lilin peluang usaha bagi petani maupun distributor
alami yang sering digunakan untuk pelapisan karena stroberi dapat lebih tahan lama, dan
buah yaitu lilin lebah. Lilin lebah merupakan mengkaji cara pelilinan yang optimal untuk buah
jenis lilin yang berasal dari hewan (beeswax) stroberi.
dimana lilin ini memiliki sifat kimia yang stabil
dan mampu mencegah respirasi pada buah Kerangka Pemikiran
tersebut. Menurut Pantastico (1986) dalam
Kedua pelapis tersebut (kitosan dari Usman dkk (2014), pelapisan lilin merupakan
kulit kepiting dan lilin lebah) diharapkan dapat usaha penundaan kematangan yang bertujuan
memperpanjang umur simpan dan menjaga sifat untuk memperpanjang umur simpan produk
kimia dan fisika buah stroberi pada suhu kamar. hortikultura. Pemberian lapisan lilin ini penting
Sehingga dengan pelapis tersebut diharapkan juga untuk menutupi luka-luka goresan kecil pada
dapat menggantikan penyimpanan pada suhu buah. Keuntungan lainnya yang diberikan lapisan
rendah. lilin ini pada buah adalah dapat memberikan
Pada proses pelilinan buah stroberi penampilan yang lebih menarik karena
lapisan edible coating tersebut membutuhkan memberikan kesan mengkilat pada buah dan
waktu yang lama untuk proses pengeringan, pada menjadikan produk dapat lebih lama diterima
penelitian- penelitian sebelumnya banyak yang oleh konsumen. Lapisan lilin berfungsi sebagai
menggunakan mesin pengering untuk proses lapisan pelindung terhadap kehilangan air yang
pengeringan lapisan tersebut. Oleh karena itu terlalu banyak dari komoditas akibat penguapan
dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji suhu dan mengatur kebutuhan oksigen untuk respirasi,
yang tepat untuk mengeringkan lapisan tersebut sehingga dapat mengurangi kerusakan buah yang
dengan menggunakan suhu di bawah suhu kritis telah dipanen akibat proses respirasi. Dengan
buah stroberi yang berkisar antara 36 – 38o C. demikian, lapisan lilin dapat menekankan
Selain itu penelitian ini juga untuk respirasi dan transpirasi yang terlalu cepat dari
mengkaji aplikasi pelapisan dengan kitosan dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
kulit kepiting dan lilin lebah pada konsentrasi Menurut Ghaouth dkk (1991) dalam
yang optimal serta kombinasinya sehingga Ramadhan (2010) kitosan adalah salah satu bahan
pelapisan tersebut diharapkan dapat yang bisa digunakan untuk pelapisan buah, yang
mempertahankan sifat kimia dan fisika dari buah merupakan polisakarida berasal dari limbah kulit
stroberi. udang, kepiting, dan yang termasuk ke dalam
Crustaceae.
Identifikasi Masalah No et al. (2007) menggunakan kitosan
Berdasarkan latar belakang yang telah pada penelitiannya sebagai bahan pengawet dan
diuraikan, dapat diidentifikasi masalah dalam edible coating sehingga efektif untuk mencegah
penelitian ini sebagai berikut :
2
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
kerusakan kualitas dan memperpanjang umur berpengaruh terhadap permukaan bahan (Julianti
simpan produk pangan tersebut. dan Nurminah, 2006). Metode pencelupan
Swastawati (2008) juga menggunakan (dipping) merupakan metode yang paling banyak
kitosan dari limbah kulit udang menjadi edible digunakan terutama pada sayuran, buah, daging,
coating pada pindang ikan layang. Penggunaan dan ikan, dimana produk dicelupkan ke dalam
edible coating kitosan tersebut diketahui dapat larutan yang digunakan sebagai bahan coating.
menghambat laju pertumbuhan bakteri dan Leni Marlina dkk (2014) menggunakan
menambah daya awet produk perikanan. kombinasi lilin lebah dan kitosan sebagai pelapis
Menurut Ar-roufi dkk (2012) kadar pada buah salak pondoh dimana teknik
kitosan 2,5% merupakan kadar yang optimal pencelupan yang digunakan adalah dengan
memperpanjang umur simpan dan menjaga mutu mencelupkan ke dalam lilin lebah terdahulu
buah stroberi. Kitosan tidak mempengaruhi kemudian dilanjutkan dengan pencelupan pada
kandungan vitamin C didalam buah. kitosan.
Bahan yang dapat digunakan untuk Hasil penelitian Chotimah (2008)
pelapisan buah selain kitosan adalah lilin lebah. menyatakan bahwa perlakuan pemanasan dengan
Persiapan bahan dilakukan dimulai dengan pelilinan 4% merupakan perlakuan yang terbaik
pembuatan emulsi lilin standar, dilakukan dengan dalam mempertahankan mutu alpukat
cara memanaskan 120 mL lilin lebah dalam panci berdasarkan parameter susut bobot, kekerasan,
(suhu 90-95°C), tambahkan asam oleat sebanyak total padatan terlarut, kadar air, dan mampu
20 mL ke dalam cairan lilin dengan menuangkan bertahan terhadap serangan penyakit sampai akhir
secara perlahan dan diaduk sehingga merata (bila penyimpanan.
menggunakan stirrer kecepatan 20-100 rpm). Ke Menurut Sudaryanto, dkk (2010)
dalam campuran tersebut ditambahkan menyatakan bahwa perlakuan yang dianjurkan
trietanolamin sebanyak 40 mL dan terus diaduk untuk pelilinan buah stroberi adalah konsentrasi
dengan suhu dipertahankan tetap stabil. Setelah 4% dan suhu penyimpanan 10o C.
tercampur dengan merata, air (suhu 90-95°C) Menurut Harianingsih (2010) suhu
dimasukkan kedalam campuran lilin secara kritis penyimpanan stroberi pada suhu 36 – 38oC.
perlahan sambil terus diaduk. Campuran yang Kerusakan buah stroberi pada suhu kritis ini
telah terbentuk dihomogenkan selama 10 menit berupa pelunakan, benyek dan busuk. Dari
dan didinginkan. Kemudian ditambahkan air pengamatan suhu 10oC dan 30oC masuk ke dalam
sehingga campuran mencapai volume sebesar 1 kategori aman untuk penyimpanan stroberi
liter. (Batubara, 2001 dalam Sinaga, 2011). sedangkan untuk suhu 45oC sudah melewati suhu
Emulsi lilin yang dapat digunakan kritis stroberi.
sebagai bahan pelapisan lilin harus memenuhi Menurut Balitjestro (2015) buah
beberapa persyaratan, yaitu tidak memengaruhi stroberi pada suhu ruang normal rusak setelah 3-4
bau dan rasa yang akan dilapisi, mudah kering hari panen dan varietas tertentu justru ada yang
dan jika kering tidak lengket, tidak mudah pecah, hanya bertahan 1 hari saja, sedangkan menurut
mengkilat dan licin, tidak menghasilkan Ar-roufi dkk (2012) saat buah stroberi yang tidak
permukaan yang tebal, mudah diperoleh, murah dilapisi masak optimum dapat dilihat bahwa buah
harganya, dan yang terpenting tidak bersifat stroberi yang dilapisi kitosan memiliki umur
racun. Tebal lapisan lilin harus seoptimal simpan yang lebih panjang yaitu 3 hari lebih lama
mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka usaha dari buah stroberi yang tidak dilapisi kitosan.
dalam menghambatkan respirasi dan transirasi Muliansyah (2004) menyatakan bahwa
kurang efektif. Jika lapisan terlalu tebal maka buah yang tidak dilapisi (kontrol) memiliki kadar
kemungkinan hampir semua pori-pori komoditi air yang lebih rendah dibandingkan dengan buah
akan tertutup. Pemberian lapisan lilin dapat yang dilapisi dengan lilin lebah.
dilakukan dengan penghembusan, penyemprotan, Riza (2004) menyatakan bahwa
pencelupan (30 detik) atau pengolesan (Pantastico pelilinan pada buah manggis mampu mengurangi
1986 dalam Usman dkk 2014). kehilangan air dan memperbaiki penampakan
Cara-cara pelapisan untuk edible buah selama pasca panen.
coating adalah pencelupan, penyemprotan atau Menurut Garnida (2009) dalam Linda
penuangan. Metode pencelupan dilakukan dengan (2011) interaksi antara edible coating dan lama
cara mencelupkan bahan makanan ke dalam penyimpanan berpengaruh terhadap susut bobot,
edible coating. Metode penyemprotan dilakukan kadar oksigen, kadar karbondioksida, kadar air,
dengan cara menyemprokan edible coating pada kekerasan, kadar gula total, kadar vitamin C, total
bahan pangan pada satu sisinya, sehingga bakteri dan penilaian organoleptik, namun tidak
hasilnya lebih seragam dan praktis dibandingkan berpengaruh terhadap derajat keasaman (pH),
cara pencelupan. Metode penuangan dilakukan total asam, total kapang dan total khamir.
dengan cara menuang edible coating ke bahan Menurut Marlianita (2007) dalam Linda
yang akan dilapis. Teknik ini menghasilkan (2011), stroberi yang dilapisi edible coating lebih
bahan yang lembut dan permukaan yang datar, tahan terhadap pertumbuhan jamur. Perlakuan
tetapi ketebalannya harus diperhatikan karena perbedaan pelapisan dan kondisi penyimpanan
3
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
4
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
5
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
buahan terutama pada buah beri. Antosianin proses transpirasi dalam bahan, transpirasi adalah
merupakan senyawa alami yang tergolong dalam peristiwa penguapan air pada bahan, oleh karena
senyawa fenolik (Chandra,2014). Jenis antosianin itu proses respirasi pun mempengaruhi susut
yang terdapat pada buah stroberi adalah bobot dari hari ke-0 sampai ke-4 semakin
pelargonidin 3-glicoside. menurun.
Data Tabel 5 memperlihatkan bahwa Kandungan vitamin C pada buah
rata-rata kadar air buah sttroberi yang digunakan stroberi selama penyimpanan mengalami
sebagai sampel sebelum dilakukan penyimpanan penurunan selama penyimpanan karena vitamin C
sebesar 93,36 %. Kadar air buah stroberi yang dalam buah mudah terdegradasi baik oleh
digunakan sebagai sampel ini lebih tinggi temperatur, cahaya maupun udara sekitar. Tingkat
daripada yang dilaporkan oleh Chandra (2014) keasaman (pH) pada buah selama penyimpanan
yaitu sebesar 91,33 % berdasarkan ketetapan semakin menurun hal ini diduga karena adanya
Departemen Kesehatan RI yaitu minimal sebesar kaitan dengan aktivitas mikroba yang
89,9 %. Perbedaan kadar air buah stroberi dengan menghasilkan asam, hal ini pun berkaitan dengan
kultivar yang sama karena berbedanya daerah total padatan terlarut pada buah stroberi selama
penanaman, kesuburan tanah, ketersediaan air penyimpanan yang menurun hal tersebut
tanah, dan jenis tanah. menunjukkan kadar gula buah pada stroberi
Buah stroberi yang digunakan sebagai berkurang.
sampel untuk disimpan adalah grade A. Chandra
(2014) menjelaskan bahwa menurut Kementrian Peneletian Utama
Riset dan Teknologi Indonesia pemerintah
mempublikasikan modul tentang budidaya Susut Bobot
stroberi dan membagi klasifikasi mutu stroberi Berdasarkan hasil penelitian dan
berdasarkan berat per buah dalam empat kelas analisis statistik menunjukkan Faktor A, B dan
dengan kelas AA berat buah stroberi lebih dari 20 interaksinya (AB) memberikan pengaruh
gram per buah, kelas A dengan berat 12-20 gram terhadap susut bobot buah stroberi pada hari ke-6.
per buah, kelas B dengan 7-11 gram per buah, Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu
dan kelas C dengan berat 7-11 gram per buah. Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah
Buah stroberi yang digunakan pada penelitian ini stroberi pada penyimpanan hari ke-0 dapat dilihat
termasuk dalam kelas A dengan berat berkisar 12- pada Tabel 2, Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis
20 gram per buah. (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap susut
Perubahan sifat fisika dan kimia buah bobot buah stroberi pada penyimpanan hari ke-2
stroberi selama penyimpanan karena adanya dapat dilihat pada Tabel 3, Interaksi Pengaruh
proses respirasi dan transpirasi, dapat dilihat dari Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B)
Tabel 5 kadar air buah stroberi sedikit meningkat terhadap susut bobot buah stroberi pada
pada hari ke-2 karena adanya penguraian penyimpanan hari ke-4 dapat dilihat pada Tabel 4
senyawa kompleks menjadi lebih sederhana oleh serta Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan
enzim, dalam buah terdapat air bebas dan air Suhu Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah
terikat pada saat proses penguraian air yang stroberi pada penyimpanan hari ke-6 dapat dilihat
terikat dalam bahan ikut dalam air bebas sehingga pada Tabel 5.
kadar air dalam bahan meningkat sedangkan hari
ke-4 kadar air dalam buah menurun karena ada
Tabel 2. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-0
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
0 A 0 A 0 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
0 A 0 A 0 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
0 A 0 A 0 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
6
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Tabel 3. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-2
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
0,29 A 0,91 A 0,57 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
0,88 A 0,94 A 0,75 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
0,44 A 1,40 A 0,97 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 4. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-4
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
0,55 A 0,62 A 1,62 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
0,93 A 0,88 A 0,95 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
1,11 A 1,88 A 1,23 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 5. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap susut bobot buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-6
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
0,66 A 0,56 A 1,89 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a b
0,75 AB 1,29 B 1,46 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a ab b
1,31 B 1,80 B 1,87 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Keterangan : - Huruf kecil dibaca horizontal, huruf besar dibaca vertikal
- Setiap huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang berbeda nyata pada ganda
pada taraf 5%.
Berdasarkan Tabel 2 pada hari ke-0 yang dipakai maka semakin besar kehilangan
setiap perlakuan belum mengalami perubahan jumlah air pada bahan. Dari Tabel 5 nilai susut
susut bobot, pada Tabel 3 seluruh perlakuan bobot terkecil ditunjukkan oleh perlakuan a1b2
mengalami penyusutan bobot pada hari ke-2 hal ini disebabkan sifat dari lilin lebah yang
semakin tinggi suhu yang digunakan untuk memiliki sifat hidrofobik sehingga dapat
pengeringan cenderung semakin besar susut menahan kehilangan air pada bahan. Kurva susut
bobot buah tersebut, hal yang sama ditunjukkan bobot buah stroberi selama penyimpanan dapat
pada Tabel 4 yang menunjukkan interaksi susut dilihat pada Gambar 1.
buah stroberi pada hari ke-4 semakin tinggi suhu
yang digunakan untuk pengeringan cenderung
semakin besar susut bobot buah Susut Bobot
tersebut.Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan 4,00 a1b1
Susut Bobot (%)
7
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
. Kehilangan air oleh proses respirasi melalui pori-pori permukaan buah. Laju
dan tranpirasi pada buah merupakan penyebab perpindahan uap air dipengaruhi oleh perbedaan
utama proses deteriorasi karena berpengaruh tekanan uap air bahan dan sekelilingnya yang
secara kualitatif maupun kuantitatif pada umur disebabkan oleh temperatur dan RH.
simpan buah. Pengaruh secara kuantitatif yaitu
susut bobot. Pada kurva semakin lama pH (Tingkat Keasaman)
penyimpanan maka semakin besar susut bobot Berdasarkan hasil penelitian dan
buah stroberi hal ini sama dengan yang analisis statististik menunjukkan Faktor A, B dan
disampaikan Kader 1999 dalam Chandra 2014 interaksinya (AB) tidak memberikan pengaruh
susut bobot buah semakin meningkat dengan nyata pada hari ke-0,ke-2, ke-4 dan ke-6.
bertambahnya waktu penyimpanan. Pengaruh Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu
secara kualitatif adalah penampilan buah yang Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
menurun karena layu, perubahan tekstur buah penyimpanan hari ke-0 dapat dilihat pada Tabel
yang menjadi lunak, hilangnya kerenyahan dan 6, Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu
kandungan air. Susut bobot pada buah stroberi Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
yang tidak dilapisi lebih besar dibandingkan buah penyimpanan hari ke-2 dapat dilihat pada Tabel
stroberi yang diberi pelapisan hal ini disebabkan 7, Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu
proses transpirasi dan respirasi dapat ditahan oleh Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
lapisan tersebut. penyimpanan hari ke-4 dapat dilihat pada Tabel 8
Chandra (2014) menyatakan kehilangan serta Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan
air sebagai hasil gradien uap air antara kejenuhan Suhu Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi
atmosfir internal dengan kejenuhan yang rendah pada penyimpanan hari ke-6 dapat dilihat pada
pada atmosfir disekelilingnya. Uap air pindah Tabel 9.
secara langsung ke konsentrasi yang rendah
Tabel 6. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
penyimpanan hari ke-0
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
3,93 A 3,70 A 3,83 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
3,73 A 3,83 A 3,77 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
3,83 A 3,80 A 3,90 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 7.Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
penyimpanan hari ke-2
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
3,73 A 3,63 A 3,63 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
3,70 A 3,73 A 3,70 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
3,67 A 3,60 A 3,77 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 8. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
penyimpanan hari ke-4
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
3,63 A 3,40 A 3,50 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
3,47 A 3,60 A 3,60 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
3,50 A 3,53 A 3,63 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
8
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Tabel 9. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap pH buah stroberi pada
penyimpanan hari ke-6
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
3,47 A 3,43 A 3,40 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
3,33 A 3,43 A 3,33 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
3,30 A 3,30 A 3,43 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Kurva perubahan pH buah stroberi akibat dari aktivitas mikroba yang menghasilkan
selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar asam. Penurunan pH juga dipengaruhi oleh lama
2. penyimpanan, reaksi enzimatis, dan perubahan
pH mikrobia.
4,10 a1b1
3,90 a1b2 Total Padatan Terlarut (% Brix)
3,70 a1b3 Berdasarkan hasil penelitian dan
a2b1 analisis statistik menunjukkan Faktor A, B dan
3,50
interaksinya (AB) tidak memberikan pengaruh
pH
Tabel 10. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap total padatan terlarut buah
stroberi pada penyimpanan hari ke-0
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
5,4 A 6,1 A 5,1 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
5,7 A 5,4 A 5,2 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
5,5 A 5,2 A 4,9 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
9
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Tabel 11. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap total padatan terlarut buah
stroberi pada penyimpanan hari ke-2
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
5,2 A 5,1 A 4,7 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
5,2 A 4,7 A 4,7 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
4,9 A 5,0 A 5,1 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 12. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap total padatan terlarut buah
stroberi pada penyimpanan hari ke-4
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
4,3 A 5,0 A 4,1 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
4,7 A 4,5 A 4,7 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
4,7 A 4,9 A 4,8 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 13. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap total padatan terlarut
buah stroberi pada penyimpanan hari ke-6
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
4,1 A 3,9 A 3,9 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
4,7 A 3,7 A 4,1 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
4,1 A 4,9 A 4,7 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Kurva perubahan total padatan terlarut Kandungan nilai total padatan terlarut
buah stroberi selama penyimpanan dapat dilihat buah stroberi setelah hari pengamatan
pada Gambar 3. memperlihatkan penurunan nilai total padatan
terlarut yang tidak signifikan pada seluruh hari
Total Padatan Terlarut pengamatan. Hal ini disebabkan karena pelapisan
a1b1 dapat menghambat perombakan karbohidrat,
6,50 sehingga kandungan total padatan terlarut juga
6,00 a1b2 tidak mengalami peningkatan. Lubis (2008)
5,50 a1b3 menyatakan komposisi kandungan nilai total
5,00 padatan terlarut buah yang tinggi pada awal
a2b1 pengamatan menunjukkan bahwa buah telah
% Brix
10
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Tabel 14. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap kadar air buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-0
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
93,35 A 92,94 A 92,37 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
93,13 A 91,70 A 93,02 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
92,75 A 93,01 A 91,85 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 15.Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap kadar air buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-2
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
93,74 A 93,14 AB 93,16 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
93,45 A 92,14 A 91,49 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
b ab a
93,30 A 94,21 B 92,16 AB
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
ab a b
Tabel 16.Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap kadar air buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-4
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
92,89 AB 93,82 B 92,40 AB
a1 (Lilin lebah 4%)
ab b a
93,52 B 91,83 A 91,76 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
b a a
92,31 A 94,21 B 93,20 B
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a b ab
Tabel 17. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap kadar air buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-6
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
92,49 B 91,86 A 91,61 B
a1 (Lilin lebah 4%)
b ab a
91,49 A 91,57 A 90,27 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
b b a
91,21 A 92,99 B 90,29 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
b c a
11
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Dari Tabel 15 menunjukkan perlakuan mengalami penurunan yang terjadi karena adanya
b1 terhadap jenis pelapis tidak berbeda nyata proses transpirasi. Transpirasi merupakan proses
sedangkan pada Tabel 16 dan Tabel 17 perlakuan hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk
a1b1 dengan a1b3 berbeda nyata, hal ini karena uap air. Sehingga selama penyimpanan kadar air
a1b3 menggunakan dua pelapis yaitu kitosan stroberi menurun (Pantastico,1997).
dengan lilin lebah, karena semakin rapat pelapis Menurut Winarno (1991), semua bahan
yang digunakan maka dapat menahan kandungan makanan mengandung air dalam jumlah yang
air yang ada di dalam buah. Hasil penelitian Riza berbeda-beda, baik itu makanan nabati maupun
(2004) menurunnya kadar air disebabkan oleh hewani. Kandungan air dalam bahan makanan
metabolisme produk, selama penyimpanan cairan dapat mengurangi daya tahan makanan terhadap
dalam sel dan antar sel akan keluar. serangan mikroorganisme yang dinyatakan
Pengaruh suhu pengeringan yang sebagai aktivitas air yaitu jumlah air bebas yang
berbeda pada jenis pelapis yang sama bahwa dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
semakin tinggi suhu mengurangi kadar air pada pertumbuhannya.
buah stroberi, sehingga nilai kadar air pada Air merupakan kandungan penting
perlakuan b3 lebih rendah dibandingkan dengan dalam makanan. Kadar air merupakan komponen
perlakuan b1 dan b2, karena suhu b3 hampir yang sangat penting dalam bahan pangan, karena
mendekati suhu kritis pada buah stroberi yaitu dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan
400 C. Kurva perubahan kadar air buah stroberi cita rasa. Kandungan air dalam bahan pangan
selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar menentukan daya terima, kesegaran, dan umur
4. simpan suatu bahan (Winarno,1991).
Kadar Air a1b1 Vitamin C
95,00 a1b2 Berdasarkan hasil penelitian dan
94,00 a1b3 analisis statistik menunjukkan Faktor A, B dan
Kadar Air (%)
Tabel 18. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap vitamin C buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-0
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
58,22 A 58,17 A 58,13 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
58,20 A 58,15 A 58,02 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
58,20 A 58,16 A 58,04 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
12
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Tabel 19.Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap vitamin C buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-2
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
57,68 A 57,67 A 57,62 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
57,60 A 57,57 A 57,49 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
57,69 A 57,63 A 57,50 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 20. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap vitamin C buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-4
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
56,77 A 56,73 A 56,72 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
56,74 A 56,66 A 56,62 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
56,75 A 56,71 A 56,70 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
Tabel 21. Interaksi Pengaruh Jenis Pelapis (A) dan Suhu Pengeringan (B) terhadap vitamin C buah stroberi
pada penyimpanan hari ke-6
Suhu Pengeringan
Jenis Pelapis
b1 (T= 25o C) b2 (T=30o C) b3(T= 35o C)
54,63 A 54,62 A 54,58 A
a1 (Lilin lebah 4%)
a a a
54,61 A 54,54 A 54,51 A
a2 (Kitosan 2,5 %)
a a a
54,60 A 54,59 A 54,57 A
a3 (Lilin lebah 4% +Kitosan 2,5 %
a a a
58,00
Kadar Vit.C
13
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
14
Artikel Buah Stroberi Dengan Penambahan Pelapis (Coater) Dan Suhu Pengeringan Selama Penyimpanan
Terhadap Sifat Fisik Emulsi Lilin Sarang Agronomi dan Hortikultura Institut
Lebah.Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. Bogor.
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Ornum, J.U. 1992. Shrimp Waste Must be It
Medan Wasted. Infodish.6. 48-51.
Kurita, K. 2001. Controlled Functionalization Pangestuti, R., A. Sugiyatno. 2004 .Pelilinan
of Polysaccharide Chitin. Journal of Pada Buah Jeruk (Waxing). Loka
Polimer Science.26,1921-71. Penelitian Tanaman Jeruk dan Holtikultura.
Lamar, L.P., R.M. Marks., R.J.Amen. 1976. Batu.
Dalam M.A.Rozaq.2011.Pengaruh Pantastico, B. 1997 .Fisiologi Pasca Panen,
Konsentrasi Lilin dan Lama Pemberian Penanganan dan Pemanfaatan Buah-
Tekanan Terhadap Sifat Fisik Emulsi buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan
Lilin Sarang Lebah.Skripsi Fakultas Subtropika. Penerjemah oleh Kamariyani.
Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Utara. Medan Riza, I. D. 2004. Kajian Pelilinan Dalam
Linda. 2011. Pemanfaatan Edible Coating Penyimpanan Manggis Segar (Garcinia
Cacao Pods (Theobroma Cacao) sebagai mangostana l.). Skripsi. Fakultas
Upaya Mempertahankan Kualitas Buah Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Stroberi Selama Penyimpanan. Skripsi Bogor. Bogor.
Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Rukmana. 1998. Membudidayakan Buah
Universitas Pasundan. Bandung. Stroberi. PPM. Jakarta.
Lopez, A. 1975 dalam Sarwono, B. 2001. Lebah madu: kiat mengatasi
M.A.Rozaq.2011.Pengaruh Konsentrasi masalah praklinis. Agro Media Pustaka,
Lilin dan Lama Pemberian Tekanan Jakarta.
Terhadap Sifat Fisik Emulsi Lilin Sarang Shahidi. 1999. Aplication of Chitin and
Lebah.Skripsi Fakultas Teknologi Chitosan. Trends in Food Science and
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Technology. vol 10, no 2
Medan Sihombing,D.T.H.1992. Ilmu Ternak Lebah
Lubis, L.M. 2008. Pelapisan Lilin Lebah Untuk Madu. UGM Press.Yogyakarta.
Mempertahankan Mutu Buah Selama Sinaga, D. T. 2011. Pembuatan Pelapis
Penyimpanan Pada Suhu Kamar. Skripsi. Campuran Larutan Kitosan dengan
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Emulsi Lilin Lebah. Skripsi. Departemen
Sumatera utara. Medan. Teknolgi Pertanian. Universitas Sumatera
Mapson dan Robinson,1966 dalam Harianingsih. Utara. Medan.
2010. Pemanfaatan Limbah Cangkang Sukmawati,C.2014. Kajian Pengaruh
Kepiting Menjadi Kitosan Sebagai Konsentrasi Larutan KMnO4 dan
Bahan Pelapis (Coater) pada Buah Larutan NaCl dan Jenis Kemasan
Stroberi. Tesis. Program Magister Teknik Terhadap Umur Simpan Buah
Kimia. Universitas Diponegoro. Semarang. Strawberry. Skripsi Jurusan Teknologi
Marlina, L., Y.A. Pangan Fakultas Teknik Universitas
Purwanto.,U.Ahmad.2014.Aplikasi Pasundan. Bandung.
Pelapisan Kitosan dan Lilin Lebah untuk Swastawati,F., I. Wijayanti., E. Susanto. 2008.
Meningkatkan Umur Simpan Salak Pemanfaatan Limbah Kulit Udang
Pondoh.Jurnal Keteknikan Pertanian, Menjadi Edible Coating untuk
Vol.2, No.1 Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
Muliansyah. 2004. Kajian Penyimpanan Buah Jurusan Perikanan Universitas Diponegoro,
Manggis (Garcinia mangostana L) Vol.4, No 4. Semarang
Terolah Minimal Dalam Kemasan Warisno.1996. Budidaya Lebah Madu.
Atmosfer Termodifikasi. Tesis. Fakultas Kanisius. Yogyakarta.
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Wibowo, S. 2006. Produksi Kitin Kitosan
Bogor. Bogor. Secara Komersial. Prosiding seminar
Muzzarelli, R.A.A., R. Rochetti. 1985 dalam nasional Kitin-Kitosan. DTHP, Institut
Harianingsih. 2010. Pemanfaatan Limbah Pertanian Bogor.
Cangkang Kepiting Menjadi Kitosan Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Sebagai Bahan Pelapis (Coater) pada PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Buah Stroberi. Tesis. Program Magister
Teknik Kimia. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Novaliana, N. 2008. Pengaruh Pelapisan dan
Suhu Simpan Terhadap Kualitas dan
Daya Simpan Buah Nenas (Ananas
Comosus L Merr). Skripsi. Departemen
15