Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Cashew nut production have a high strategis value economically. The study aimed to
determine the level of agroclimate suitability and the potential land area for cashew nut
development in South Konawe District, South-East Sulawesi Province. Application of
geographic information systems (GIS) was conducted in processing geo-referenced spatial data.
Level of agro-climate suitability was determined by climate parameters such as rainfall,
temperature and humidity, while potential land area was determined by climate parameters,
forest utilization and status of forest areas. The results showed that majority of the agro-
climaticland suitability for cashew nut development was classified as conform by an area of
234,589.41ha, however one third of the areas classified as not conform by an area of
155,500.12 ha. Furthermore, potential land area for cashew nut development had an area of
153,878.24ha. We conclude that South Konawe District have potential location for cashew nut
development. Therefore, in order to implement it, it is important to consider other factors, such
as the selection of the leading commodity in an area of development, the potential for regional
resources including land, labor, facilities andsocio-economic infrastructures, social conditions
economic and cultural community.
ton dari 575.841 ha (Dirjen Perkebunan RI, Beberapa hasil penelitian merekomendasikan
2013). Menurut Purwanto (2008), secara bahwa setiap wilayah memiliki kondisi iklim
nasional Sulawesi Tenggara (Sultra) yang spesifik dan tanaman yang diusahakan
menempati posisi pertama penghasil mete juga spesifik sehingga setiap wilayah
(35 % produksi nasional), disusul Sulsel (25 pengembangan tanaman diperlukan adaptasi
%), Lombok, Flores dan Sumbawa (30 %) sebagai salah satu upaya mengantisipasi
serta Jawa-Madura (10 %). Di Sultra, terjadinya perubahan iklim (Grades, 2008;
khususnya di Kabupaten Konawe Selatan Gopacumar, 2011; Laderach, 2011).
(Konsel) produksi jambu mete mencapai Daerah yang sesusi untuk
4.472 tonseluas 18.226 ha, menempati pengembangan jambu mete, : ketinggian
peringkat kedua setelah tanaman kakao yang tempat 0 - 700 m dpl, memiliki curah hujan
produksinya mencapai 8.465 ton dengan luas tahunan 1.000-2.000 mm dengan 4-6 BK;
19.376 ha, sementara lahan tidur yang belum suhu udara 25 - 35oC dengan optimum 27oC;
dimanfaatkan masih cukup luas yakni 60.252 kelembaban nisbi 70-80%, namun masih
hadari total luas lahan 480.179,34 ha (BPS dapat bertoleransi pada tingkat kelembaban
Konawe Selatan, 2011; BPS Sultra, 2011). 60-70% (Prihatman, 2000; Setiawan, 2000;
Banyak faktor yang menentukan Cahyono, 2001). Pendapat tersebut relevan
pengembangan dan produktivitas tanaman, dengan pernyataan Tolla (2004) bahwa
namun yang menjadi pertimbangan penting jambu mete akan berproduksi dengan baik
antara lain adalah kesesuaian iklim dan pada wilayah yang berkelembaban rendah
keragaman sifat lahan karena setiap jenis yang didukung dengan pemupukan.
tanaman membutuhkan persyaratan iklim Berdasarkan persyaratan iklim, daerah
dan sifat lahan yang spesifik untuk dapat pengembangan jambu mete dibedakan atas
tumbuh dan berproduksi secara optimal, empat katagori, yaitu sangat sesuai(SS),
sangat menentukan jenis komoditas yang sesuai (S), agak sesuai (AS) dan tidak sesuai
dapat diusahakan dan tingkat (TS), disajikan pada Tabel 1.
produktivitasnya (Djaenudin et al., 2011).
1
2
2
2
0
'
1
2
2
4
0
'
T
$
ro
#
Lambuya 4 0 4 Miles
# Tl. Kendari #
Kaputeok a
KAB. S. Eha
#
KAB. KONAWE #
Bek abeka
KOLAKA Puas ana
#
Andapo
Wundumopok o
#
Alojay a #
S. Waitusa Watuwatu
#
G. AHUWAWALI Sabulak oa #
#
Opaas i #
RA NOME ET O
#
# Tg.t iram
Tanjung Tiram P. Hari
Puwehuko 2 Sukadami
#
# # #
Matabondu
Aemea #
T
$
#
NDO BAO # #
T
$ RAN OME TO
Amokuni
Kuduk udu
Iwoimenda
Onewi la
Andini
Ek abudi
Tutuana
Puwehuko Kampungbugis
#
#
#
Nangananga
Labolabolaj aya
Tg. Gommo
Babo
Tg. Pemali
#
Tg. Nan #
#
#
#
#
# #
#
Legenda:
Jat ibali S. Mowila S. Wanggu
Iwoiwanggu
Labuanberopa #
#
S
#
# #
Mek arsari # #
Putrabali
Sumberurip Boroboro Duduria
Sukamuly a Pinesala # CDK /K PH KE NDA RI Tatehak Tg.a Opa # # #
Jalan
# # #
Mek arjayLa
Lak omea
A NDON O
#
MOWI LA
#
T
$
# # # #
Ram buram bu Ram buram bu Masai ra
LANDON O Tambeanga #
S. Kembangm
Landonoert a PurwodadiMombot udu Puunggalumba P. Lara Lal onduasi
# # # # # #
Lam olori
AndinirRapawuhoi
a KONDA
Mowila Suk ary a Labuant oon e #
#
#
Repe S. Boroboro #
Purworejo Muly asari
#
T E LU K S T A R I N G Puudonggala #
# # #
Sungai
# # # # #
Suk amaju
RAN OME TO BARAT
# #
Waw osanggula #
Lol ilu # #
#
#
# Tandosari # Ul oa Rajawali Suk asari #
#
S. Aopa Usausange # #
Mataiwoi S. Kunikuni P. Wawos unggu # # #
Mawar
Ahuandomek ongga
# Matabubu
#
Ranopemat a ora
MORAMO U TARA Wawosunggu P. Gala
# # #
Tasi
Batas Kecamatan
# # #
#
#
Lam omat e #
Puundedao P. I nt an
# # #
Koropua
Lam or eko Mataiwoi
#
Moramo
#
#
#
# #
#
Kolaro #
#
G. PUDAHOWA #
AmoholKoloha
a Tambosupa P. Campe #
#
Batas Kabupaten
# #
AN GAT
Tetewenuko
A #
Lapabet a S. Mowila T
$ #
Li dipoLabut u
Mataiwoi S. Laonti
T
$ T
$ #
#
#
#
#
Koringga Cam #
# # #
#
S. Ror aya Ranom olua
#
Putem ata
#
Lol undawe
# S. Adayu T
$ S. Andina S. MoramoMORAMO G. WAWUNGGOTA
Pausee #
Ram buram bu
Lam okul aLakomea
#
#
#
S.Samat
Aoma T
$
#
uru # #
LAONTI
#
#
S. Benua Bosolo #
Kondono Ul us awah
#
#
#
Mataiwoi
#
Tamans ari Anggolopur o #
#
#
#
Amoi to Hegarmanah Mulyasari Wiawia
Napolua S. Aosole G. AMBEOKAHA S. Laonti # # #
BAI T O
# #
#
Puos u
WOLAS I S. Aoma Muly orejo Purwasari Tg. Watunggilala # #
#
T
$ #
#
#
4
1
5
'
4
1
5
'
Alom bo Tolihe
# Tg. Watunggi lala
B (basah)
# #
Sambahule #
D (sedang)
# #
PU NGGA LUK U
HT I S. AnggatuSieala Waliandu #
#
#
#
#
#
# #
S. Anese Alenggeagung
Mek arjay a
# G. KOLONO Mondoe Awunio
Kalesua
#
# #
# #
#
Malaringgi# #
Tolihe
Alengge
# Ahunggulur i
Anggaliwa
Tg. Merah #
T
$ #
Ranooha KOLO NO
# Waturembe #
Labot a #
Andolo Onembute
E (agak kering)
#
Waw onggura Daw idaw i Lam one #
#
#
Kambowuk u #
Andinet e # # #
#
Mataupe
#
#
Apolu
At ak u PA LANGGA
#
#
#
Tobimeit a
S. Windo
#
Andanggabu
#
#
#
#
1
2
2
0
0
'
1
2
3
0
0
'
AN DOLO Kondawajaya
Anggorobot i S. Kaindi
Lal onggom buTetegole
Anggalia
Puuroda G. TAWATAWARO #
#
# #
Puupi
LAEYA Ram buram bu Oloa
T
$
1
2
1
1
2
2
1
2
3
# # # #
# S. Parasi Panganria
S. Rar a Pur ui Watum T E LU K K O LO N O #
# # #
#
Manggari a Matabubu # #
Labokeo Matabondu
#
#
# #
#
LALEMBU
#
3
3
0
'
#
Bolongit a Gers amat a Rum barumPesoa
ba #
# # #
Anggesio KalandueKalandue Molinos aidah
# # #
S. MooloTg.Palot
Lang Larok o
gomeu Tg. Labokeo # # #
#
S. T olutu awo #
#
#
#
#
Tg. Amolengo
TI NANGG EA
#
Tg. Lakidi #
# #
oWatum elewe
Titang Kalok alo
-
4
#
Wadongg
4
0
0
'
0
0
'
# #
# #
#
Manggabut u
#
#
Tg. Tengah Minas ajaya
S. Laea
#
#
Tl. Kalokalo
Polewali #
#
#
S. Ror aya #
G. LAKA
# S. Laea #
Sl. Tobea
Sl.Sl.
Tobea
#
Tobea #
Toko
#
Toko
KAB. BOMBANA Sl. Tobea
4
3
0
'
4
3
0
'
S. Jawijawi
#
G. LAKALIMU
S. Wal ue #
S. Umenda
usu # Tiga #
S. Laea
4
3
0
'
4
3
0
'
S. Lampopala
# KAB. BUTON
G. PAN ULAEA
#
1
2
1
1
2
2
1
2
3
gkow ala S. La
#
T
$
1 2
2
2 0
1
2
1
0
0
'
1
2
2
0
0
'
1
2
3
0
0
'
Sum ber:
0
'
1
2
2
2
0
'
1
2
2
4
0
'
3. Karakteristik Iklim untuk Kesesuaian yaitu musim hujan dan kemarau yang tajam
Jambu Mete dan masing-masing berlangsung selama
kurang lebih enam bulan. Kelembaban
Karakteristik Curah Hujan dan udara rata-rata bulanan berkisar antara 71 -
Kelembaban Udara serta Tingkat 87%, tertinggi bulan Juni dan terendah
Kesesuaian Jambu Mete. Hasil analisis bulan Oktober. Kelembaban udara ideal
karakteristik curah hujan dan kelembaban untuk tanaman jambu mete berkisar
udara di Kabupaten Konsel disajikan pada 70% - 80%, namun pada kelembaban
Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa 65%-70% masih dapat tumbuh baik dan
curah hujan bulanan di wilayah penelitian sehat. Tingkat kesesuaian jambu mete
memiliki variasi cukup besar dengan kisaran berdasarkan curah hujan di Kabupaten
40-210 mm, tertinggi bulan Juni dan Konsel disajikan pada Tabel 3.
terendah bulan September. Distribusi pola
hujan di wilayah ini termasuk tipe ekuatorial
Gambar 2. Fluktuasi Curah Hujan (%) dan Kelembaban Udara (%) Rata-Rata Bulanan di Konawe
Selatan
Tabel3. Kelas Kesesuaian jambu mete berdasarkan Curah Hujan Bulanan di Kab. Konsel
Kelas Kesesuaian Luas
Curah Hujan (ha) (%)
Sangat Sesuai (SS) 4.732,70 1,05
Sesuai (S) 295.714,71 65,49
Agak Sesuai (AS) 50.291,31 11,14
Tidak Sesuai (TS) 100.780,71 22,20
Sumber : Hasil Analisis GIS, 2011
udara di Kabupaten Konsel disajikan pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa kelas
kesesuaian curah hujan di Kabupaten Konsel kesesuaian jambu mete berdasarkan
didominasi oleh kelas kesesuaian Sesuai (S) kelembaban udara di wilayah penelitian
dengan luas wilayah sebesar 295.714,71 ha didominasi kelas Sangat Sesuai (SS) yakni
atau 65.49%, sedangkan terendah yakni kelas 400.970,79 ha atau 88.80%, sedangkan
Sangat Sesuai (SS) hanya mencapai 1.05% yang terkecil luasannya yakni kelas Tidak
atau sebesar 4.732,7 ha. Tingkat kesesuaian Sesuai (TS) yakni 50,549.27 ha atau
jambu mete berdasarkan nilai kelembaban 11.20%.
Gambar 3, menunjukkan bahwa pada Stasiun berlangsung lebih kurang 6 (enam) bulan
Tinanggea dan Lamoso terjadi periode (pertengahan Juli Desember). Pada Stasiun
surplus (kelebihan air) selama kurang lebih Wolter Monginsidi terjadi periode surplus
enam bulan (Januari - pertengahan Juli), (kelebihan air) selama kurang lebih 11
sedangkan periode defisit (kekurangan air) bulan, sedangkan periode defisit (kekurangan
air) berlangsung pada pertengahan bulan wilayah penelitian didominasi oleh kelas
Septamber. Sesuai (S) dengan luas 234.589,41 ha atau
51,96%, terendah yakni Agak Sesuai (AS)
4.Tingkat Kesesuaian Iklim Jambu Mete seluas 61.430,53 ha atau 13,61%.
Pembagian tingkat kesesuaian tersebut secara
Hasil overlay unsur iklim (curah hujan visual disajikan pada Gambar 4.
rata-rata, suhu udara rata-rata, kelembaban Gambar 4 menunjukkan bahwa
udara rata-rata, jumlah bulan kering dan wilayah penelitian pada umumnya memiliki
jumlah bulan basah) untuk mengetahui kondisiyang optimum untuk pertumbuhan
tingkat kesesuaian pengembangan jambu dan perkembangan jambu mete, yang kondisi
mete di Kabupaten Konsel disajikan pada agroklimatnya sesuai seluas 234.589,41 ha
Tabel 5. atau 51,96% dan yang tidak sesuai seluas
Tabel 5 menunjukkan bahwa kelas 155.500,12 ha atau 34,44%.
kesesuaian agroklimat jambu mete di
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Agroklimat dan Potensi Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan
Jambu Mete di Kabupaten Konsel
Kelas Kesesuaian Luas Potensi
Agroklimat (ha) (%) Pengembangan
Sesuai 114.632,26 25,39 Berpotensi
Agak Sesuai 39.245,98 8,69 Berpotensi
Tidak Sesuai 102.318,34 22,66 Tidak Berpotensi
Lahan terpakai 195.323,48 43,26 Tidak berpotensi
Sumber : Hasil Analisis SIG, 2011