You are on page 1of 12

Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.

1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN


TRANSPARANSI KEUANGAN TERHADAP KINERJA
PENYUSUNAN ANGGARAN PADA PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN

Asrida1*)
1 Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen, Aceh
*) asr@yahoo.co.id

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

This study aims to obtain the empirical evidence of implementation of accountability and financial
transparency principles which affect performance of budget arrangement in the District of Bireuen
Government. Research has been conducted on all the institutions / government agencies in Bireuen
District, with the multiple regression method. Sample selection is done by using the method of purposively
sampling which is analyzed with the qualitative and quantitative descriptive method. Results of research
indicate that implementation of the accountability and transparency have not affected the performance of
the government budget in the Bireuen District. The better implementation both accountability and
transparency principles, the is not better performance of the budget on the government. Partially, the
principle of accountability has only influenced over the performance budget. Laws and government
policies have created the government apparatus in the region must have prepared a budget plan for each
job correctly and responsibly. Some obstacles that have been founded that there were respondents with less
due to old patterns which not socialized. Permendagri Number 13 in 2006 and completion of Permendagri
number 59 in 2007. The local government has not taken some attentions to performance indicators both at
the time of budget arrangement and realization of budget to the community. In addition, providing the
government accounting system and financial accounting local have been considered weakly.

Keywords : Accountability, transparency budgeting

__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan programnya. Kebijakan pemerintah pusat ini di


satu sisi dapat memberikan kedewasaan dan
Secara nasional pemerintah pusat bertanggung kemandirian kepada pemerintah daerah. Akan
jawab melakukan pembangunan, namun di tingkat tetapi keberadaan otonomi daerah juga telah
daerah pemerintah daerah pula yang melaksana- menciptakan permasalahan baru. Otonomi daerah
kannya secara berkesinambungan. Setiap tahun yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendekat-
pemerintah daerah selalu menyusun perencanaan kan pemerintah sebagai pemberi pelayanan dengan
dan program pembagunan. Pihak eksekutif beserta masyarakat sebagai pihak yang dilayani, justru
jajarannya menyusun anggaran pembangunan yang melahirkan banyak oportunist yang lebih memen-
diorientasikan pada pemenuhan kesejahteraan tingkan diri sendiri dan kelompoknya daripada
rakyat (public welfere). kepentingan publik/rakyat (Syukriy, 2004).
Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, Seperti biasanya bahwa setiap rencana pelaksa-
pemerintah di daerah-daerah diberi peluang untuk naan pembangunan daerah tergambar dalam
menentukan dan melaksanakan sendiri program- Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 29
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Daerah (RAPBD). Pos-pos pendapatan, belanja, kan oleh daerah dalam segala aktivitas keuangan-
dan pembiayaan disusun setahun sekali. Pihak nya sejak tahun 2003 (Kepmendagri No 29/2002).
eksekutif menyusun RAPBD kemudian mengaju- Semenjak tahun 2003 pemerintah daerah harus
kannya kepada pihak legislatif untuk mendapatkan konsisten memperhatikan prinsip-prinsip tersebut
pengesahan dan legalitas penggunaan dana dalam segala hal aktivitas keuangannya.
(Penjelasan pasal 8 PP58/2005). Sebelum RAPBD
Pada dasarnya penerapan prinsip akuntabilitas dan
dirancang, terlebih dahulu setiap SKPD di
transparansi keuangan sangat membantu penyu-
Kabupaten berkewajiban mengajukan rencana
sunan anggaran pemerintah daerah (RAPBD) yang
anggaran tahunannya yang dituang dalam Rencana
objektif dan berkualitas. Prinsip akuntabilitas dan
Kegiatan Anggaran (RKA). Pemerintah daerah
transparansi keuangan diyakini dapat mendukung
berhak mengajukan taksiran pembiayaan me-
usaha mewujudkan pilar-pilar penyelenggaraan
nyangkut dengan kebutuhannya selama setahun.
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Jika
Kebijakan umum anggaran yang disusun oleh
pemerintah daerah mampu menerapkan prinsip
kepala daerah dibantu oleh TAPD, disampaikan
tersebut dalam setiap aktivitas penyusunan
oleh sekretaris daerah kepada kepala daerah yang
anggarannya, maka kinerja penyusunan anggaran
selanjutnya rancangan KUA disampaikan oleh
yang berkualitas akan tercapai dengan semestinya.
kepala daerah kepada DPRD untuk dibahas
bersama antara TAPD dan Panitia Anggaran Setiap daerah dengan semestinya sudah harus
DPRD. KUA yang telah dibahas dan disepakati memperlihatkan prinsip transparansi keuangan
ditetapkan paling lambat minggu pertama bulan secara kongkrit dalam penyusunan anggaran.
Juli tahun Anggaran berjalan. Konsistensi penerapan akuntabilitas dan transpa-
ransi keuangan tersebut tidak hanya pada saat
Untuk mewujudkan cita-cita penyelenggaraan
rencana anggaran disusun, tetapi juga saat impli-
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa,
mentasi dan pengawasan anggaran di lapangan.
konsistensi penerapan prinsip transparansi mutlak
Masing-masing SKPD selaku pemegang agency
diperlukan. Adanya prosedur dan mekanisme
publik harus memperlihatkan itikad yang sunguh-
akuntabilitas dan transparansi keuangan yang jelas
sungguh dalam mengelola dana publik seraya
yang dilakukan setiap SKPD akan menciptakan
memberikan informasi yang akurat dan benar
kondisi anggaran yang kapabelitas. Dalam
kepada pihak pihak yang memerlukan. Dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
demikian SKPD yang berada dibawah pemerintah
keuangan Negara Pasal 19 ayat (1) dan (2)
daerah sudah dapat dievaluasi tentang prestasi,
menyebutkan bahwa, dalam rangka penyusunan
kegagalan, kemampuan, dan loyalitasnya sebagai
RAPBD Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku
penilaian kinerja aparatur pemerintah yang bersih.
pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan
anggaran dengan pendekatan berdasarkan prestasi Penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi
kerja yang akan dicapai. Untuk dapat menyusun keuangan sudah dimulai sejak satuan kerja perang-
RAPBD berdasarkan prestasi kerja atau anggaran kat daerah pertama melaksanakan musyawarah
berbasis kinerja diperlukan sumber daya manusia perencanaan pembangunan. Kegiatan penyusunan
yang mampu melaksanakannya. anggaran yang jelas akan memotivasi para
pelaksana bekerja lebih baik. Diperlukan kejelasan
Setiap perencanaan dan perancangan anggaran
sasaran anggaran dan kejelasan tugas guna men-
harus berdasarkan pada kinerja manajemen.
capai tujuan anggaran yang positif dan mem-
Penekanan pada pertanggungjawabannya tidak
berikan kepuasan bagi karyawan (Basri, 2003).
sekedar pada input, juga pada output dan outcome.
Penyusunan dan penggunaan anggaran oleh
Norma dan prinsip anggaran tersebut meliputi
masing-masing SKPD harus transparan. Tidak ada
transparansi anggaran, disiplin anggaran, keadilan
yang ditutup-tutupi. Hal ini karena RAPBD atau
anggaran, efesiensi dan efektivitas anggaran, dan
APBD merupakan anggaran milik publik. Publik
format anggaran (Loina : 2003)
yang berkepentingan memiliki hak untuk menge-
Secara eksplisit di dalam Permendagri Nomor 13 tahui bagaimana pemerintah telah menyusun dan
tahun 2006 yang telah diperbaharui dengan melaksanakan program dengan menggunakan
Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang anggaran tersebut.
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dinyata-
Konsistensi penerapan prinsip transparansi
kan bahwa setiap penyelenggaraan dan pengelo-
keuangan memiliki ketetatapan hukum yang
laan keuangan daerah harus memenuhi prinsip
berlaku. Pemerintah daerah harus melaksanakan-
akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi publik.
nya secara sungguh-sungguh dan bertanggung
Prinsip ini sebenarnya berlaku dan harus diterap-
jawab. Pemerintah tidak hanya sebatas memuncul-

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 30
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

kan ide-ide tetapi benar-benar mewujudkannya akan terjadi dalam suatu periode di masa depan,
sekaligus memberikan punishment bagi pihak yang serta dari pengeluaran dan penerimaan yang
melanggarnya (Maryanti: 2004). Aparatur peme- sungguh-sungguh terjadi dimasa kini dan masa
rintah harus menjamin akses atau kebebasan bagi lalu. Pada prinsipnya Anggaran Pendapatan dan
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran
penyelenggaraan pemerintahan. Dalam menyusun Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN)
anggaran setiap tahunnya tim anggaran eksekutif merupakan kebijakan pemerintah yang dinyatakan
(Tim Anggaran Pemerintah Daerah) menerima dengan uang yang dikelola oleh daerah atau
input dari setiap SKPD. Selanjutnya usulan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
tersebut dirumuskan kembali oleh Tim Anggaran Anggaran merupakan alat penting untuk melihat
Pemerintah Daerah (TAPD) untuk menyusun kebijakan dan oreintasi pemerintah dalam
RAPBD. Sejak dari unit satuan kerja penggunaan menjalankan mandatnya. APBD merupakan peren-
prinsip akuntabilitas sangat penting diperhatikan. canaan strategis yang menghasilkan ukuran-ukuran
Penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi kinerja untuk melihat kesesuaian kinerja Pemda
keuangan sangat diperlukan agar kualitas anggaran daerah dengan ketentuan yang telah disepakati.
yang dihasilkan benar-benar tercapai sesuai
Menurut Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 58
dengan tujuan sasaran yang telah ditetapkan
Tahun 2005, Anggaran berbasis kinerja adalah
sebelumnya. Konsistensi penerapan prinsip
anggaran yang bertumpu kemampuan sumber daya
akuntabilitas dan transparansi keuangan akan
daerah dan upaya pemenuhan kebutuhan masyara-
memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan
kat. Anggaran tersebut disusun berdasarkan tingkat
kinerja pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan
kebutuhan yang ril dan terukur dengan mem-
good governance di mata publik.
perhatikan tingkat kemampuan pembiayaan/dana
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang tersedia. Dengan demikian anggaran berbasis
penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi kinerja adalah suatu sistem anggaran yang meng-
keuangan terhadap kinerja penyusunan anggaran utamakan upaya pencapaian hasil kerja (output)
pada Pemerintah Kabupaten Bireuen. dari perencanaan alokasi biaya input yang ditetap-
kan (Pasal 8 PP 58/2005).
2. Tinjauan Pustaka Anggaran kinerja meru-pakan kombinasi
operasional dan pertanggung-jawaban keuangan.
Pengertian Anggaran dan Anggaran Kinerja Pertanggungjawaban keuangan dilaksanakan
Secara umum anggaran dapat didefinisikan sebuah berkaitan dengan ekonomi dan dimensi efektivitas
rencana keuangan yang mencerminkan pilihan dari pelayanan publik. Kinerja setiap pelaksanaan
kebijakan suatu lembaga untuk kurun waktu kegiatan dapat diukur dan dievaluasi secara
tertentu. Di dalam struktur organisasi pemerin- periodik maupun insidentil, yaitu apakah 1) sudah
tahan anggaran terbagi dua yakni anggaran daerah sesuai dengan rencana kegiatan anggaran, 2) tidak
dan anggaran negara. Penggunaan anggaran menyimpang dari peraturan per-undangan, dan 3)
tersebut lebih berorientasi pada pelayanan publik sudah dilaksanakan secara efe-sien dan efektif
dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. berdasarkan pembanding yang sejenis. Karateristik
Menurut National Commitee on Govermental anggaran yang baik harus berdasarkan program.
Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Berdasarkan pusat pertang-gungjawaban (pusat
Govermental Accounting Standards Board(GASB) biaya, pusat pendapatan, dan pusat investasi),
dalam Indra Bastian (2006:164) mendefinisikan pemerintah semestinya dapat menjadikan hal itu
anggaran adalah ...rencana operasi keuangan, sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusul-
kan, dan sumber pendapatan yang diharapkan Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran
untuk membiayai dalam periode tertetu. Ada beberapa pendekatan yang lazim dilakukan
Menurut Abedian dan Samuel dalam Miswar untuk menyusun anggaran. Masing-masing pende-
Fuady (2004:26) Anggaran adalah alat untuk katan sebenarnya memiliki kelebihan dan kekura-
mencapai tujuan dalam rangka memberikan ngannya. Pendekatan penyusunan anggaran terten-
pelayanan kepada masyarakat / rakyat yang tu dipilih karena alasan kesederhanaan penyusu-
orientasinya tidak lain adalah kearah peningkatan nannya, kemampuan mencerminkan hubungan
kesejahteraan rakyat. Selanjutnya Due dan Baswir antara input dengan output kegiatan yang di-
dalam Miswar Fuadi (2007:26) menjelaskan anggarkannya maupun alasan fleksibilitas peru-
Anggaran Negara adalah suatu pernyataan bahan. Menurut Maryanti (2004:3), pendekatan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan penyusunan anggaran adalah:

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 31
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

1) Peanggaran berorientasi pada item atau objek Akuntabilitas


pengeluaran (Line Item Budgeting), Akuntabilitas menjadi kunci semua prinsip good
2) Penganggaran berbasis kinerja (Performance governance. Menurut Loina (2005 : 7) prinsip
Based Budgeting), akuntabilitas menuntut dua hal yaitu (1) kemam-
3) Penganggaran berbasis nol (Zero Based puan menjawab (answerability), dan (2) konseku-
Budgeting), dan ensi (consequences). Komponen pertama adalah
4) Sistim perencanaan, pemprograman dan peng- berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat
anggaran (Planning, Programming, Budgeting untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan
System) atau sering disingkat dengan PPBS. yang berhubungan dengan bagaimana mereka
menggunakan wewenang mereka, kemana sumber
Line Item Budgeting (LIB) adalah penyusunan daya telah dipergunakan, dan apa yang telah di-
anggaran yang didasarkan pada dan dari mana capai dengan menggunakan sumber daya tersebut.
dana berasal (pos penerimaan) dan untuk apa dana
Budiharjo (Loina, 2005 : 3) mendefinisikan
tersebut digunakan (pos pengeluaran). Jenis
akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban pihak
anggaran ini sangat populer dan mudah untuk
yang diberi mandat untuk memerintahkan kepada
dilaksanakan (Wildavsky, 2000). Tujuan utamanya
mereka yang memberi mandat itu. Akuntabilitas
adalah untuk melakukan kontrol keuangan dan
juga bermakna pertanggungjawaban dengan
sangat berorientasi pada input organisasi.
menciptakan pengawasan melalui distribusi
Incremental budgeting (IB) merupakan sistem kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah
anggaran belanja dan pendapatan yang memung- sehingga mengurangi penumpukan kekuasaan dan
kinkan revisi selama tahun berjalan. Meskipun menciptakan kondisi saling mengawasi (checks
dapat mengatasi rumitnya proses penyusunan and balances system). Setiap pengelolaan kegiatan
anggaran, tidak memerlukan pengetahuan terlalu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
rumit untuk memahami program baru, dan dapat masyarakat setempat maupun kepada semua pihak
mengurangi konflik, tetapi model ini juga memliki yang berkompeten sesuai dengan peraturan dan
kelemahan sama dengan line item budgeting. ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati.
Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan jawaban Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
atas rasionalisasi proses pembuatan anggaran. pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
Dalam praktiknya, ZBB membutuhkan banyak menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/
sekali paper work, data, serta menuntut adanya badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi
penerapan sistem management informasi yang kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan
cukup canggih. Hal ini dianggab sebagai hambatan untuk meminta keterangan atau pertanggung-
utama penerapan zero based budgeting. jawaban (LAN : 1999). Akuntabilitas publik
adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
Saat ini seluruh pemerintah daerah di Indonesia
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyaji-
menggunakan metode anggaran berbasis kinerja
kan, melaporkan, dan mengungkapkan segala akti-
(Performance Based Budgeting). Metode menggan-
vitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab-
tikan metode anggaran berimbang ((Zero Based
nya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki
Budgeting) yang dinilai terdapat banyak keter-
hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung-
batasan. Anggaran yang berorientasi pada kinerja
jawaban tersebut (Mardiasmo, 2002).
adalah sistem penganggaran yang berorien-tasi
pada output organisiasi dan berkaitan sangat erat Kristiadi (2000:3) menyatakan akuntabilitas suatu
dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. perwujudan kewajiban untuk mempertanggung-
Performance budgeting mengalokasikan sumber jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
daya pada program, bukan pada unit organisasi misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan
semata dan memakai output measurement seba- sasaran yang telah ditetapkan. Guy Peter (Loina,
gai indikator kinerja organisasi. Meskipun memi- 2005:8) menyebutkan adanya tiga tipe akuntabi-
liki keunggulan, sistem penganggaran Perfor- litas; (1) akuntabilitas keuangan, (2) akuntabilitas
mance budgeting juga memiliki kelemahan. administratif, dan (3) akuntabilitas kebijakan
publik. Pemerintah bertanggung gugat baik dari
Menurut Indra Bastian (2006:172) kelemahan
segi penggunaan keuangan maupun sumber daya
sistem Performance budgeting adalah a.Tidak
publik dan juga akan hasil, akuntabilitas internal
semua kegiatan dapat distandarisasikan, b.Tidak
harus dilengkapi dengan akuntabilitas eksternal
semua hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif,
melaui umpan balik dari para pemakai jasa
c.Tidak jelas mengenai siapa pengambil keputusan
pelayanan maupun dari masyarakat.
dan siapa yang menanggung beban atas keputusan.

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 32
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Transparansi Kinerja
Transparansi merupakan salah satu prinsip dari Kata kinerja merupakan merupakan istilah yang
good governance. Menurut Loina (2005 : 7) sudah lazim diberikan untuk kata Performance
transparansi adalah prinsip yang menjamin akses yang berarti pekerjaan dan perbuatan. Dalam
atau kebebasan bagi setiap orang untuk pengertian yang lebih luas kata-kata performance
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan selalu dipergunakan dengan kata-kata seperti job
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan performance atau work performance yang berarti
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil- hasil kerja atau prestasi kerja (Rubin, 1993 : 167).
hasil yang dicapai. Prinsip ini memiliki dua aspek Kemudian Prawiro (1999:2) menyatakan bahwa
yaitu komunikasi publik oleh pemerintah, dan hak Prestasi kerja atau produktivitas merupakan hasil
masyarakat terhadap informasi akses informasi. kerja yang dapat dicapai dalam sebuah organisasi
Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang
pemerintah tidak menangani dengan baik kinerja- yang diembannya. Dalam keputusan ketua LAN
nya. Seluruh proses pemerintahan, lembaga- No. 589/IX/6Y/1999 Tanggal 20 September 1999
lembaga dan informasi dapat diakses oleh pihak- tentang Pedoman penyusunan Pelaporan Akunta-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang bilitas Kinerja Instansi Pemerintah menyatakan
tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
dipantau. pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program /
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran dan
Transparansi per defenisi artinya cukup jelas,
tujuan organisasi.
terbuka, dapat dilihat dan dapat diakses (Menpan :
No. 81 Tahun 1993). Dalam bidang pelayanan Selanjutnya kinerja adalah gambaran mengenai
publik/masyarakat transparansi berarti masyarakat tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
dapat mengetahui, memahami dan mengakui program/kebijaksanaan dalam mewujudkan
adanya hak dan kewajiban masyarakat atas sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (LAN :
pelayanan yang diperlukannya. 1999). Kinerja merupakan suatu prestasi yang
ditunjukkan oleh menejer dan unit organisasi yang
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan
dipimpinnya, dalam hal ini adalah kinerja menejer
memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan
sektor publik. Kinerja seorang menejer diukur
dengan kepentingan publik secara langsung dapat
menilai akuntabilitas menejer dan organisasi
diperoleh oleh mereka yang membutuhkan, ......
dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih
(Miswar Fuady, 2004). Transparansi terdapat juga
baik. Akuntabilitas, transparansi, serta partisipasi
dalam beberapa undang-undang dan peraturan
bukan sekedar kemampuan menunjukkan bahwa
pemerintah yang lain, diantaranya :
uang publik tersebut telah dibelanjakan secara
1. Pasal 4 PP No. 58 Tahun 2005 menyebutkan ekonomis, efektif, dan efesien, tetapi juga berperan
bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar
secara tertib, taat pada peraturan perundang- untuk menilai kinerja.
undangan yang berlaku, efesien, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas Anggaran Kinerja
keadilan dan kepatutan. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
2. Pasal 23 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara Pasal 19 ayat (1) dan (2)
menyebutkan pengelolaan keuangan daerah menyebutkan bahwa, dalam rangka penyusunan
dilakukan secara efesien, efektif, transparan, RAPBD Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku
akuntabel, tertib, adil, patuh dan taat pada pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan
peraturan perundang-undangan. anggaran dengan pendekatan berdasarkan prestasi
kerja yang akan dicapai. Untuk dapat menyusun
Prinsip transparansi paling tidak dapat diukur RAPBD berdasarkan prestasi kerja atau anggaran
melalui sejumlah indikator seperti akses yang berbasis kinerja diperlukan sumber daya manusia
menjamin sistem keterbukaan dari semua proses yang mampu melaksanakannya.
pelayanan publik. Selanjutnya mekanisme yang
memfasilitasi pertanyaan publik tentang berbagai Anggaran berbasis kinerja merupakan anggaran
kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses- yang bertumpu kemampuan sumber daya daerah
proses di dalam sektor publik. Kemudian dan upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
mekanisme yang mempasilitasi pelaporan maupun Anggaran tersebut disusun berdasarkan tingkat
penyebaran informasi maupun penyimpangan kebutuhan yang ril dan terukur dengan memper-
tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani. hatikan tingkat kemampuan pembiayaan/ dana

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 33
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

yang tersedia. Atas dasar itu, anggaran berbasis 2) Penilaian kinerja dengan menghubungkan
kinerja adalah suatu sistem anggaran yang meng- kinerja individu dan kinerja organisasi dalam
utamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output aspek manajemen personalia sekaligus memoti-
dari perencanaan alokasi biaya input yang vasi pegawai pemerintahan,
ditetapkan (penjelasan pasal 8 PP 58/2005).
3) Akuntabilitas, dengan membantu pimpinan
Kombinasi operasional dan pertanggungjawaban
dalam memberikan pertanggungjawaban.
keuangan dilaksanakan berkaitan dengan ekonomi
dan dimensi efektivitas dari pelayanan publik. 4) Pemberian pelayanan, dengan peningkatan
Efektivitas pelayanan dimaksud merupakan bagian kinerja layanan publik
dari penilaian kinerja. Kinerja manajemen merupa-
5) Partisipasi publik dapat ditingkatkan dengan
kan pendekatan pada pertanggungjawaban opera-
adanya laporan yang jelas atas ukuran kinerja.
sional yang menggunakan sistem informasi untuk
memonitor pelayanan ekonomi dan efektivitas Masyarakat akan terdorong untuk memberi-kan
tersebut. perhatian lebih besar sekaligus membe-rikan
motivasi atas pelayanan publik agar dapat
Menurut Janet (2003:12) untuk dapat memper-
memberikan jasa layanan yang lebih
baiki kualitas pelayanan kepada publik perlu
berkualitas dengan biaya yang rasional,
dilakukan :
6) Perbaikan penanganan masalah masyarakat
1) Anggaran kinerja dapat ditambah dengan
dimensi informasi pada budget deliberations. dengan jalan memberikan pertimbangan
kepada masyarakat guna memberikan jasa
2) Anggaran kinerja dapat memotivasi pekerjaan layanan yang lebih nyata dan spesifik.
manager dan pegawai mencatat kemajuan dan
Penilaian kinerja dapat dilakukan apabila dapat
menentukan arah pelayanan guna menyam-
diidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor yang
paikan tujuan.
mempengaruhi kinerja. Secara umum ada lima
3) Anggaran kinerja dapat membantu mempe- faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai
ragakan kepada negara, pelayanan publik dalam suatu organisasi.
yang mementingkan kualitas pelayanan.
Menurut Rubin (1996 : 342) terdapat beberapa
Setiap alokasi dana harus dapat diukur dengan indikasi yang dapat mempengaruhi kinerja
hasil yang handal yang dicapai dari penetatapan karyawan, yakni : Disiplin kerja, Pendidikan dan
input yang jelas. Keberhasilan pelaksanaan pelatihan, Lingkungan kerja, Penghayatan atas
anggaran berdasarkan pencapaian target kerja juga Maksud dan Makna Pekerjaan, Kesejahteraan
dapat terukur. Pegawai. Jika dikaitkan dengan kinerja keuangan
dalam konteks penyusunan anggaran pemerintah
daerah, maka yang paling penting diperhatikan
Penilaian dan Peningkatan Kinerja
adalah bagaimana aparatur pemerintah dapat
Penyusunan Anggaran
mengidentifikasi dan merealisa-sikan semua
Dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
indikator kinerja penyusunan anggaran kedalam
berkualitas diperlukan suatu usaha antara lain
aktivitas penyusunan RAPBD. Perencanaan
adanya standar penilaian kinerja pegawai dalam
anggaran pembangunan publik harus tepat sasaran
suatu organisasi. Dengan adanya penilaian tersebut
dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas.
diharapkan pegawai merasa diperhatikan dan
Hal ini baru dapat dilihat kalau semua jenis
dihargai sehingga memberikan motivasi guna
indaktor kinerja tersebut dapat terpenuhi. Indikator
meningkatkan prestasi kerja. Rubin (1993 : 173)
kinerja penyusunan anggaran merupakan tolok
menjelaskan bahwa penilaian kinerja meliputi
ukur keberhasilan dalam menyusun dan
identifikasi faktor pengukuran kriteria, pengukuran
mengimplementasikan anggaran.
kinerja, pelatihan tingkat kinerja secara individu
maupun pengembangan kinerja mendatang.
Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja Indikator Kinerja Penyusunan Anggaran
(Revisi) yang disusun tim BPKP pusat (2005 : 9) Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan
menjelaskan beberapa manfaat penilaian kinerja Keuangan Daerah Direktorat Pengawasan
dalam organisasi publik adalah sebagai berikut : Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3
menjelaskan dalam Loina (2005:10) menyebutkan
1) Pengambilan keputusan yang lebih baik yaitu
indikator-indikator kinerja penyusunan RAPBD
dengan menyediakan informasi kepada pimpi-
suatu Daerah :
nan dalam melaksanakan fungsi pengendalian.

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 34
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

a. Masukan (input) yaitu tolok ukur kinerja a. Ringkasan APBD


berdasarkan tingkat atau besaran sumber-sumber b. Ringkasan APBD menurut urusan pemerin-
dana, SDM, material, waktu, teknologi dan tahan daerah dan organisasi
sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan c. Rincian APBD menurut urusan pemerintahan
program dan atau kegiatan. daerah, organisasi, pendapatan, belanja dan
b. Keluaran (output) yaitu tolok ukur kinerja pembiayaan;
berdasarkan produk (barang atau jasa) yang d. Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerin-
dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai tahan daerah, organisasi, program dan kegiatan;
dengan masukan yang digunakan. e. Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan
c. Efisiensi. Ukuran efisiensi biaya berkaitan dan keterpaduan urusan pemerintah daerah dan
dengan biaya setiap kegiatan / aktivitas dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan
menjadi alat dalam membuat ASB serta Negara;
menentukan standar biayanya. Ukuran efisiensi f. Daftar jumlah pegawai per golongan dan per
merupakan fungsi dari biaya satuan (unit cost) jabatan;
yang membutuhkan alat pembanding dalam g. Daftar piutang daerah
mengukurnya. h. Daftar penyertaan modal (investasi) daerah
d. Kualitas (Quality). Ukuran kualitas digunakan i. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan
untuk menentukan apakah harapan konsumen asset tetap daerah;
sudah dipenuhi. Bentuk harapan tersebut dapat j. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan
diklasifikasikan dengan: akurasi, memenuhi asset lain-lain
aturan yang ditentukan, ketepatan waktu, dan k. Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebe-
kenyamanan. lumnya yang belum diselesaikan dan dianggar-
e. Hasil (Outcome) yaitu tolok ukur kinerja kan kembali dalam tahun anggaran ini
berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat l. Daftar dana cadangan daerah; dan
dicapai berdasarkan keluaran program atau m. Daftar pinjaman daerah.
kegiatan yang sudah dilaksanakan. Indikator ini
menggambarkan hasil nyata dari keluaran RAPBD yang telah disusun oleh PPKD disampai-
(output) suatu kegiatan. kan kepada kepala daerah. Sebelum disampaikan
Selain beberapa jenis indikator tersebut di atas, kepada DPRD untuk diproses menjadi APBD,
indikator lain seperti dampak dan manfaat juga pemerintah daerah berkewajiban mensosialisasi-
perlu diperhatikan. Dampak (impact) dan manfaat kan terlebih dahulu RAPBD tersebut kepada
(benefit) merupakan tolok ukur kinerja berdasar- masyarakat. Tahapan proses penyusunan anggaran
kan dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
dicapai. Sementara manfaat (benefit) yaitu tolok
ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan Tabel 2.1 Tahapan Penyusunan APBD
yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi
masyarakat dan pemerintah daerah dan hasil. Tahap Bulan Input Output
I Mei dan 1. Arahan dan pembina- Arah dan
Juli an dari Pemda kebijakan
Proses Penyusunan RAPBD 2. Ranstrada umum
Berdasarkan Peraturan Mendagri No.13/2006 3. Kinerja masa lalu APBD
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 4. Pokok pikiran DPRD
pasal 78 sampai dengan 103 proses penyusunan 5. Aspirasi masyarakat
II Agustus 1. Arah kebijakan umum Strategi dan
RAPBD adalah sebagai berikut : APBD Perioritas
1). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2. Aspirasi masyarakat APBD
2). Kebijakan Umum APBD (KUA) III September 1. Arah kebijakan umum Pernyataan
3). Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Anggaran
4). Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Oktober 2. Aspirasi masyarakat
3. Strategi perioritas
5). Rancangan Anggaran Pendapatan dan daerah
Belanja Daerah (RAPBD) 4. Surat edaran
Usulan RKA-SKPD yang telah lengkap akan IV November 1. Arah kebijakan umum Pra RAPBD
dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan 2. Strategi dan perioritas dan APBD
daerah
peraturan daerah tentang APBD dan rancangan 3. Surat edaran
peraturan kepala daerah tentang penjabaran 4. Renstra unit kerja
APBD. Rancangan peraturan daerah tentang 5. Pernyataan anggaran
APBD (RAPBD) harus dilengkapi dokumen V Desember Klarifikasi dan ratifikasi Perda APBD
seperti: Sumber : (Indra Bastian, 2006:189)

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 35
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Proses penyusunan anggaran pemerintah biasanya Tabel 3.1 Daftar Nama Dinas dan Badan yang
selalu berpedoman kepada aturan yang dikeluar- Mengajukan RKA-SKPD Kab. Bireuen
kan oleh Depdagri RI. Menurut Indra Bastian Nomor Unit Satuan Kerja
(2006:190) langkah-langkah penyusunan APBD 1. Dinas P dan K
adalah sebagai berikut : 2. Dinas Tenaga Kerja dan Catatan Sipil
1. Pembentukan tim anggaran yang beranggotakan 3. Disperindagkop
4. Dinas Pertanian
tiga bidang diketuai oleh sekretaris wilayah, 5. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
yaitu : 6. Dinas perikanan dan Kelautan
a. Pendapatan, diketuai oleh kepala dinas 7. Dinas Sosial dan Kesbang
pendapatan daerah. 8. Dinas Perhubungan
b. Pembangunan, diketuai oleh ketua Bappeda 9. Dinas Pekerjaan Umum
c. Rutin, diketuai oleh kepala biro keuangan. 10. Dinas Syariat Islam
2. Persiapan penyusunan anggaran meliputi per- 11. Dinas Kesehatan
mintaan usulan rencana anggaran pendapatan 12. Dinas Peternakan
dan biaya unit kerja dalam bentuk Daftar 13. Dinas Pendapatan Daerah
14. BLU RSD Dr. Fauziah
Usulan kerja (DUK) untuk rutin dan Daftar 15. BAPPEDA
Usulan Program (DUP) untuk pembangunan. 16. BAWASDA
3. Berdasarkan informasi nomor 2, disusun 17. BPM
Rencana Anggaran dan Belanja Daerah 18. Kantor Keluarga Sejahtera
(RAPBD) oleh tim anggaran 19. Kantor Pertambangan
4. Penyusunan anggaran pembangunan dilakukan 20. Kantor Kebersihan
koordinasi antar Bappeda Propinsi, satuan Sumber: Kantor Bupati Bireuen, 2008
organisasi lainnya dalam lingkungan pemerintah
daerah, instansi-instansi sektoral, daerah-daerah Selanjutnya penentuan sampel dalam penelitian ini
propinsi serta badan-badan lainnya yang berada dilakukan secara purposive sampling yakni
dalam wilayah propinsi. populasi yang akan dijadikan sampel penelitian
adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel
3. Metode Penelitian tertentu sesuai dengan kaedah-kaedah penelitian
yang berlaku. Misalnya responden yang
Lokasi dan Objek Penelitian diharapkan adalah responden yang terlibat
Penelitian dilaksanakan di Satuan Kerja Perangkat langsung dalam proses penyusunan RKA - SKPD.
Daerah (SKPD) Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Oleh karena jumlah populasi sampel sangat
(Nanggroe Aceh Darussalam) dengan objek terbatas, maka seluruh populasi penelitian akan
penelitian adalah proses penyusunan Rencana diambil untuk dijadikan sampel penelitian. Setiap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. instansi diambil tiga orang responden yang
mewakili SKPD-nya masing-masing.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh SKPD yang Variabel Penelitian (Operasional Variabel)
dilibatkan dalam penyusunan anggaran dari Variabel penelitan (operasional variabel) yang
seluruh kantor pemerintah, sedangkan penentuan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebagai
sampel penelitiannya adalah pegawai yang terlibat berikut:
dalam penyusunan RKA-SKPD. Pegawai yang a. Variabel Independen.
dimaksud adalah pegawai yang memiliki hak Yang menjadi variabel independen (X) sebagai
kewenangan penuh dalam mengatur dan mengen- faktor mempengaruhi kinerja penyusunan ang-
dalikan penggunaan anggaran dari masing masing garan pemerintah daerah adalah akuntabilitas
unit satuan kerja SKPD di pemerintah Kebupaten (X1), dan Transparansi keuangan (X2). Variabel
Bireuen. Tabel 3.1 menunjukkan daftar nama dinas akuntabilitas dan variabel transparansi tersebut
dan badan yang menyusun dan mengajukan RKA merupakan hasil pengembangan penelitian
SKPD pemerintah Kabupaten Bireuen. yang telah dilakukan oleh Harriet Fletcher,
Jumlah populasi penelitian adalah 20 SKPD. Pihak Martin Minogue, Evelyn Levy (2001), Asian
pihak yang terlibat dalam menyusun RKA SKPD Development Bank, (1999), dan Nikhil Dey
masing-masing SKPD antara lain kepala SKPD, (2001) dalam Loina (2003 : 17).
kepala bagian keuangan, dan pengendali kegiatan. b. Variabel Dependen
Dengan demikian jumlah populasi penelitian Variabel dependen /variabel tidak bebas (Y)
adalah sebanyak 60 orang. dalam penelitian ini adalah kinerja penyusunan
anggaran Pemda di Kabupaten Bireuen.

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 36
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Operasionalisasi Variabel Penelitian Teknik Analisis Data


Variabel Akuntabilitas (X1) Dalam menganalisa data digunakan pendekatan
Definisi: Akuntabilitas adalah pertanggungjawab- secara kuantitatif dan kualitatif melalui program
an pihak yang diberi mandat untuk memerintahkan Statistical Product and Service Solution (SPSS).
kepada mereka pemberi mandat. (Loina, 2003 : 3) Model penelitian pada pengujian hipotesis
Indikator: Kesesuaian, otorisasi, ketepatan waktu, menggunakan pengujian parametrik. Pengujian ini
validitas, keseragaman, verifiabilitas, kompetensi, menggunakan model persamaan multiple regresi
kewajaran, pertanggungjawaban sebagai berikut :
Variabel Transparansi (X2) Y = + 1X1 + 2X2 + ei
Definisi: Transparansi adalah prinsip yang Keterangan :
menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang Y = Kinerja penyusunan anggaran pemerintah daerah
untuk memperoleh informasi tentang penyeleng- = Konstanta
garaan pemerintahan (Loina, 2003 : 7) 1 = Koefisien regresi X1
Indikator: Komunikasi, keterbukaan, transparansi, 2 = Koefisien regreasi X2
X1 = Akuntabilitas
beralasan, aksesabilitas, informasi, pertanggung- X2 = Transparansi keuangan
jawaban, publikasi, time lines, pengaduan, dan ei = error\
partisipasi
Variabel Kinerja Penyusunan Anggaran (Y) 4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
(input, output, efesiensi, kualitas, dan hasil)
Definisi: Tanggapan Responden terhadap Akuntabilitas
Input adalah tolok ukur kinerja berdasarkan Prinsip akuntabilitas memberikan kejelasan dan
tingkat atau besaran sumber-sumber dana. (Deputi tanggung jawab masing-masing bidang terhadap
pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan, pekerjaannya. Dari penelitian yang dilakukan, se-
2005 : 10) cara rata-rata responden telah memahami prinsip
Indikator: Perencanaan, waktu, kewajaran, akuntabilitas dan setuju prinsip-prinsip dalam
kapabelitas, job discription, dan sasaran. akuntabilitas tersebut diterapkan dalam setiap
penyusunan RKA SKPD. Tingkat kesukaan res-
Output tolok ukur kinerja berdasarkan produk ponden menunjukkan bahwa pemahaman akun-
(barang atau jasa) yang dihasilkan dari program tabilitas sudah baik. Sebanyak 42 orang responden
atau kegiatan sesuai dengan masukan yang setuju bahwa segala informasi rancangan anggaran
digunakan. Deputi Pengawasan Bidang Penyeleng- diperoleh dari data yang terkendali dan lengkap
garaan Keuangan, 2005 : 10) serta dapat diverifikasi. Responden juga setuju
Indikator: Target, identifikasi, dan measurement. kalau penyusunan RKA SKPD harus dilakukan
oleh fungsi terkait atau orang yang berkompeten
Efesiensi adalah biaya setiap kegiatan / aktivitas dalam bidangnya. Perhitungan biaya (nilai) atas
dan menjadi alat dalam membuat ASB serta program/kegiatan yang diusulkan disajikan
menentukan standar biayanya. (Deputi Pengawas- memenuhi prinsip kewajaran antara anggaran
an Bidang Penyelenggaraan Keuangan, 2005 : 10) dengan target kerja (40). Selain itu responden
Indikator:Standar biaya, comperative, partisipasi sangat apresiatif bila pimpinan mereka memberi
publik, dan akurasi biaya. laporan pertanggung-jawaban pada setiap akhir
periode anggaran. Hal ini berguna untuk melihat
Kualitas adalah harapan konsumen sudah dan menilai kinerja atas aktivitas yang selama ini
dipenuhi. Bentuk harapan tersebut dapat diklasi- mereka kerjakan.
fikasikan dengan: akurasi, memenuhi aturan yang
ditentukan, ketepatan waktu, dan kenyamanan. Tanggapan Responden Terhadap Transparansi
(Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Transparansi dapat didefinisikan sebagai keterbu-
Keuangan, 2005 :10) kaan dalam pengelolaan pemerintah dan pengelo-
Indikator: Service effort, time lines, informasi, laan ekonomi. Transparansi dibangun atas dasar
akurasi biaya, dan standar pelayanan. arus reformasi yang perlu diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dan informasi yang tersedia
Hasil adalah tolok ukur kinerja berdasarkan harus memadai agar dapat dipahami dan diawasi.
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai berdasar- Transparasi dilihat dari persepsi responden
kan keluaran program atau kegiatan yang sudah terhadap tingkat kesetujuannya instrumen itu pada
dilaksanakan. (Deputi Pengawasan Bidang SKPD tempat mereka bekerja. Hasil penyataan
Penyelenggaraan Keuangan, 2005 :10) responden bahwa penerapan prinsip transparansi
Indikator: Benefit dan impact sedikit memadai dilaksanakan di jajaran Pemda

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 37
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Kabupaten Bireuen. Sebanyak 39 orang menyata- yang terlibat adalah pegawai yang cakap, terlatih
kan sangat setuju bila dana yang masih tersisa dan telah mendapat pendidikan khusus.
sampai akhir tahun lalu dikembalikan lagi dan
dilaporkan secara proporsional. 31 responden me- Analisis Masalah
nyatakan sangat setuju bila perincian/perhitungan Hubungan antar variabel kinerja dengan
anggaran biaya yang diusulkan sebelumnya selalu akuntabilitas yang dihitung dengan koefisien
dikomunikasikan antar bagian dalam unit kerja. korelasi adalah cukup besar yaitu 0,346 dengan
tingkat signifikansi 0,003 sedangkan hubungan
Meskipun pada prinsipnya responden sebanyak 29
antar variabel kinerja dengan transparansi adalah -
orang setuju bila masyarakat bisa memperoleh
0,206 dengan tingkat signifikansi 0,057.
informasi tentang tata cara dan penyusunan RKA
Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa
SKPD, setiap kantor sebaiknya menyediakan
variabel akuntabilitas lebih berpengaruh terhadap
kotak masukan/pengaduan masyarakat, namun ada
kinerja bila dibandingkan dengan variabel tranpa-
juga responden (5 orang) sangat tidak setuju bila
ransi keuangan. Variabel akuntabilitas merupakan
masyarakat diberikan akses yang sangat mudah
variabel yang sangat kuat pengaruhnya, sedangkan
dan bebas dalam memperoleh semua informasi
korelasi antar variabel kinerja dengan transparansi
tentang RKA SKPD. Kurang setuju bila penyu-
terlihat sangat nyata. Berdasarkan Uji ANOVA
sunan RKA SKPD dapat diakses secara terbuka
(F test), di dapat F hitung ternyata adalah 4.940
oleh masyarakat yang membutuhkan. Hal ini
dengan tingkat signifikansi 0,011. Oleh karena
karena RKA SKPD merupakan sebuah proses
0,011 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa
berupa usulan anggaran dimana rencana anggaran
dipakai untuk memprediksi kinerja penyusunan
tersebut belum tentu dapat terwujud semuanya.
RAPBD. Atas dasar itu pengujian untuk melihat
Memberikan informasi secara terbuka dan terlalu
uji pengaruh (regresi) variabel akuntabilitas dan
awal kepada masyarakat dikuatirkan dapat
transparansi keuangan dengan variabel kinerja
menimbulkan salah persepsi masyarakat terhadap
penyusunan anggaran, dilakukan dengan pende-
kredibilitas aparatur pemerintah.
katan analisis regresi berganda.
Untuk melihat adanya pengaruh (R2) terlebih
Tanggapan Tentang Kinerja Penyusunan RAPBD
dahulu harus diketahui hubungan (R) antar
Faktor kinerja penyusunan RAPBD ditinjau dari 5
variabel. Nilai koefisien korelasi (R) antara
faktor, yaitu input, output, efisiensi, kualitas, dan
predictor dengan dependent variabel diperoleh
faktor hasil. Secara rata-rata responden setuju bila
sebesar 0,384. Jika nilai ini dibandingkan dengan
penerimaan Surat Edaran dari Kepala Daerah
nilai korelasi untuk masing-masing predictor yaitu
tentang Pernyataan Anggaran (PA) akan
akuntabilitas (0,346), dan transparansi (-0,206),
memberikan waktu lebih leluasa dalam menyusun
maka nilai tersebut memiliki arah yang positif
dan mengevaluasi rencangan anggaran yang akan
untuk predictor akuntabilitas, sedangkan untuk
diajukan. Responden menganggab bahwa penyu-
predictor transparansi memiliki arah yang negatif.
sunan RKA SKPD yang dilakukannya selama ini
Semakin besar nilai predictor maka semakin besar
selalu sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.
pula nilai kinerja penyusunan anggaran.
Responden juga lebih banyak memilih setuju kalau
Sebaliknya semakin kecilnya nilai koefisien
pengusulan beban kerja langsung dan beban kerja
determinasi (R2) maka semakin lemah hubungan
tidak langsung disusun dengan mempertimbang-
antara predictor dengan dependent variabel.
kan jumlah kebutuhan yang ril, sumber dana, dan
sumber daya manusia. Oleh karenanya responden Dari hasil olahan diperoleh persamaan regresi
menggangab bahwa hampir seluruhnya realisasi untuk hubungan variabel penelitian, yakni:
program-program yang diusulkan pada pada RKA Kinerja = 3.098 + 0.363 Akuntabilitas
SKPD sebelumnya telah berhasil sesuai dengan - 0.164 Transparansi
target yang perencanaan semula. Secara umum Berdasarkan analisis statistik, transparansi tidak
responden memberikan pernyataan setuju untuk berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
penyataan yang berhubungan dengan keterlibatan penyusunan RAPBD, sedangkan akuntabilitas
masyarakat dalam memberi masukan dan penga- secara parsial mempengaruhi kinerja penyusunan
wasan atas realisasi penggunaan dana. Responden RAPBD Kabupaten Bireuen. Tanggung jawab
juga setuju bila dalam penyusunan RKA SKPD Pemda Kabupaten Bireuen terhadap pelaksanaan
harus diperhatikan penyaluran aspirasi, partisipasi, transparansi yang melibatkan masyarakat belum
atau pengaduan dari masyarakat, dan organisasi begitu nampak. Hal ini disebabkan karena
non pemerintahan. Selain itu untuk penyusunan responden masih belum begitu mengerti prinsip-
RKA SKPD, responden setuju bahwa pegawai prinsip penyelenggaraan penyelenggaraan angga-

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 38
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

ran seperti yang telah dicantumkan dalam Artinya, taksiran dana yang disusulkan sering
Permendagri No.59 tahun 2007. dimentahkan oleh tim penyusunan anggaran
daerah pada saat menyusun RAPBD secara
Pembahasan keseluruhan dengan alasan berbagai faktor.
Secara umum prinsip akuntabilitas dan Akibatnya banyak program tidak berjalan
transparansi sudah dipahami oleh sejumlah maksimal. Hasilnya pun tidak begitu terasa bagi
responden dalam menyusun rencana anggaran masyarakat. Ironinya justru ada lembaga atau
daerah. Setiap unit satuan kerja menganggap dinas lain yang ditambah lagi pagu anggaran dari
bahwa prestasi kerja merupakan hal yang penting anggaran yang diusulkan sebelumnya. Tendensi
diperhatikan dalam pengajuan anggaran. Anggaran ini mengisyaratkan bahwa pihak legislatif lebih
berbasis kinerja (Performance Based Budgeting) concern terhadap kegiatan yang mengarah pada
merupakan format terbaru yang diterapkan oleh aktivitas pembanguan pisik sarana dan prasarana.
pemerintah Kabupaten Bireuen. Dalam menyusun,
Untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan
melaksanakan, dan melaporkan realisiasi ang-
efektivitas penggunaan anggaran, diperlukan
garan, pemerintah kabupaten Bireuen memperhati-
perencanaan yang efektif terhadap anggaran. Ada
kan prosedur penyusunan anggaran sesuai dengan
dua hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah
peraturan perundangan yang ada di daerah.
daerah dalam menyusun dan mengajukan rencana
Pada prinsipnya kegiatan penyusunan anggaran kerja dan anggaran (RKA) yaitu pertama; tujuan,
tahun berjalan terlebih dahulu dilakukan peng- sasaran, hasil, manfaat, serta indikator kinerja
evaluasian secara cermat. Dana yang telah yang ingin dicapai. Kedua; penetapan prioritas
digunakan dianalisa kembali dengan melihat kegiatan dan penghitungan beban kerja, penetapan
pencapaian program tahun lalu. Persentase harga satuan yang rasional. Dengan begitu
keterserapan dana dan pencapaian indikator ketatnya proses penyusunan dan pengendalian
kinerja anggaran merupakan salah satu syarat anggaran tersebut, peluang terjadinya penyimpa-
utama pemenuhan kinerja anggaran pemerintah ngan anggaran dapat diperkecil.
daerah. Indikator itu tentunya mewajibkan
Beberapa faktor penghambat seperti adanya rasa
pimpinan satker untuk selalu berkompetisi
ketakutan berlebihan dan kekuatiran terhadap
menunjukkan prestasi kerja terbaik kehadapan
pelaksanaan suatu kegiatan (project) akan
owners / publik. Disatu sisi kompetisi kinerja antar
menimbulkan penyimpangan (kriminal). Akibat-
lembaga dan dinas pemerintah sangat mengun-
nya banyak kegiatan yang semestinya berdampak
tungkan semua pihak. Masyarakat akan di-
positif (impact) bagi rakyat namun tidak jadi
suguhkan prestasi terbaik oleh aparatur
dilaksanakan. Banyaknya sisa lebih penggunaan
pemerintah. Persaingan kompetitif ini diharapkan
anggaran bukanlah barometer keberhasilan kinerja
terus dievaluasi dan akan lebih bermakna jika
keuangan pemerintah daerah. Penggunaan dana
pimpinan atau publik mampu membaca orientasi
yang aman namun persentase tingkat keterserapan
anggaran dan tingkah laku (behaviour) dari
dana rendah, hal itu juga dianggap sebagai
masing-masing unit satuan kerja. Akuntabilitas
penurunan prestasi kerja. Begitupun, masih banyak
dan transparansi sangat penting diperhatikan,
aparatur pemerintah daerah diberikan tunjangan
namun tidak dalam semua aspek prinsip tersebut
prestasi kerja. Fenomena ini masih lazim
diterapkan. Beberapa kendala selalu muncul sejak
dipraktikkan oleh sejumlah unit satuan kerja
di tingkat bawah. Hal tersebut menandakan masih
pemerintah daerah.
banyak permasalahan mendasar yang harus
diperhatikan segera oleh pemerintah Kabupaten
Bireuen. Mulai sumber daya manusia, sinergisitas 5. Simpulan Dan Saran
antara eksekutif dan legislatif, sampai perlibatan
publik sebagai mitra kerja dalam pembangunan. Simpulan
Terdapat beberapa hal yang dianggab sebagai Hubungan antar variabel kinerja dengan akunta-
hambatan dalam usaha meningkatkan kinerja bilitas yang dihitung dengan koefisien korelasi
penyusunan anggaran RAPBD. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas
wawancara dengan beberapa responden menun- lebih berpengaruh terhadap kinerja bila di-
jukan adanya reaksi pesimis terhadap realisasi bandingkan dengan variabel tranparansi keuangan.
RAPBD Pemda Bireuen. Beberapa dinas dan Koefisien untuk variabel akuntabilitas (0.363)
badan-badan tertentu dalam menginventarisasi sebagai X1, dan Koefisien untuk variabel
kebutuhan dan taksiran anggarannya hampir setiap transparansi (-0.164) sebagai X2. Sedangkan nilai
tahun tidak tercapai seperti yang diharapkan. konstansta adalah 3.098. Nilai probabilitas untuk

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 39
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

akuntabilitas dibawah batas nilai signifikansi 0,05. APBD Berbasis Kinerja (Revisi). Jakarta.
Sedangkan nilai probabilitas transparansi jauh Hayaturrahmi. 2006. Pengaruh Transparansi dan
diatas nilai signifikansi 0,05. Artinya prinsip Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi
transparansi belum begitu jelas dilaksanakan Pemerintah pada Dinas-Dinas dan Badan
dalam penyelenggaraan pengajuan anggaran Pemerintahan di Kota Banda Aceh.
RAPBD kabupaten Bireuen. Faktor transparansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
tidak mempengaruhi kinerja pegawai dalam Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik
menyusun RKA SKPD. Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Jack R. Meredith and Samuel J. Mantel, Jr. 1989.
Saran Project Management A Managerial
Prinsip akuntabilitas dan transparansi masih Approach. Second Edition. New York: John
lemah, karena itu perlu perhatian dan perbaikan Wiley & Sons
berkelanjutan. Penyusunan rencana anggaran Janet M. Kelly, William C. Rivenbark. 2003.
daerah menggunakan pendekatan performance Performance Budgeting for State and Local
based budgeting, memang sangat tepat, namun Government. NewYork: M.E. Sharpe Armo.
pemerintah daerah sendiri harus memiliki sumber Kenis, Izzettin. Effects of Budgetary Goal
daya manusia yang andal. Para pegawai hendak- Characteristics on Managerial Attitudes and
nya diberikan kesempatan untuk meningkatkan Performance. The Accounting Review. Vol.
kemampuannya misalnya melalui training secara LIV, No. 4, October 1979.
intensif dan berkelanjutan. Setiap adanya aturan- LAN dan BPKP. 1999. Akuntabilitas dan Good
aturan baru dari deregulasi pemerintah hendak- Governance, Jakarta: LAN
nya dengan segera dapat disosialisasikan ke setiap Loina Lalolo Krina P. 2005. Indikator & Alat
aktivitas kerja. Ukur Prinsip Akuntanbilitas, Transparansi
& Partisipasi. Jakarta : Sekretariat Good
Daftar Pustaka Public Governance Bappenas.
Mardiasmo. 2002. Autonomi dan Manajemen
Abdul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Keuangan Daerah. Yogya: Penerbit Andi.
Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat. Menpan, No.81/1993 tentang Pedoman Tata-
Atik Heru Maryanti. 2004. Paradigma Baru dalam laksana Pelayanan Umum.
Sistem Penganggaran Daerah di Indonesia Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, 2007.
dan Aplikasinya pada Dinas Kesehatan. Permendagri No 59 Tahun 2007 Tentang
Volume II/01/2004. Info Kesehatan : Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
www.desentralisasi-kesehatan.net. Miswar Fuadi. 2007. Pendidikan Politik Anggaran
Arja Sardjito. 2002. Akuntabilitas dan Pengukuran Bagi Masyarakat. Banda Aceh : Solidaritas
Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi & Gerakan Anti Korupsi.
Keuangan Vol 2, No. 2 Nopember 2000. Rubin, Irene S. 1993. The Politics of Public
Basri Zein. 1993. Pengaruh Kualitas Anggaran Budgeting: Getting and Spending, Borrow-
Proyek terhadap Efektivitas Pengendalian ing and Balancing. Second edition. Chatam,
Proyek-Proyek Konstruksi pada Perusahaan NJ: Chatham House Publishers, Inc.
Jasa Konstruksi di Provinsi Daerah Sharp Rhonda. 2003. Budgeting for Equity:
Istimewa Aceh. Thesis. Yogyakarta : Gender Budget Initiatives within a Frame-
Program Pasca Sarjana UGM23. work of Performance Oriented Budgeting.
Dasmi Husin. 2006. Pengaruh Penerapan Prinsip www.unifem.org
Good Governance terhadap Kinerja Supriati. 2000. Transparansi dan Akuntabilitas
Penyusunan RAPBD Provinsi Nanggroe Kinerja Sektor Publik. Jurnal Ekonomi
Aceh Darussalam. Thesis. Banda Aceh : Bisnis dan Akuntansi, Vol 4 No.1 / 2000.
Program Pasca Sarjana Unsyiah. Syukri Abdullah. 2004. Perilaku Oportunistik
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Legislatif dalam Penganggaran Daerah:
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Pendekatan Principal-Agent Theory. Jurnal
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan SNA Tahun 2004
Keuangan Daerah tahun 2006. UU Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Penyeleng-
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan garaan Keuangan Daerah. Jakarta.
Keuangan Daerah Direktorat Pengawasan Wildavsky, Aaron. 2000. Budgeting and Gover-
Penyelenggaraan Keuangan Daerah ning. New Jersey: Transaction Publishers.
Wilayah 3. 2005. Pedoman Penyusunan

Asrida| Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran 40

You might also like