Professional Documents
Culture Documents
1
Akademi Kebidanan Yogyakarta
Jl. Parangtritis Km.6 Sewon Bantul
2
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Jl. Humaniora no.1 Yogyakarta
kiky_kurniasari@rocketmail.com
Abstract
Nowadays, employees are more aware with the quality of life issue than before. Consequently, quality of work
life (QWL) also becomes an important issue in the management of human resources in an organization. Higher
QWL in workplace brings positive implication to the organizational performance. This study aims to investigate
the role of work satisfaction and perceived work performance towards QWL on civil servants (PNS). This study
used a survey method; it was conducted in the Bantul municipality, Yogyakarta. The population of civil servants
in this municipality is 600 employees. This study comprised 150 employees as study sample that was approached
using purposive sampling method. Three instruments were used to collect data: Quality of Work Life (QWL)
scale (20 items; = 0,867); Work Satisfaction scale (22 items; = 0,837); and Perceived Work Performance
scale (20 items; = 0,904). Multiple regressions was used to analyze the data. The results showed work
satisfaction and perceived work performance had significant affects towards QWL ( F = 17,852; p < 0,001).
Keywords: quality of work life (QWL), work satisfaction, work performance, civil servant, Bantul
Abstrak
Seiring perkembangan jaman, saat ini karyawan cenderung lebih memperhatikan kualitas hidup (quality of life)
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Konsekuensi dari perubahan tersebut adalah isu-isu mengenai kualitas
kehidupan kerja (quality of work life/QWL) menjadi persoalan penting bagi pengembangan sumber daya manusia
dalam organisasi. QWL yang tinggi di tempat kerja berimplikasi positif kepada organisasi. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki peran kepuasan kerja dan persepsi terhadap kinerja terhadap peningkatan QWL.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan populasi PNS Pemerintah Kabupaten Bantul berjumlah 600
orang. Sampel penelitian ini sejumlah 150 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah Skala Kualitas Kehidupan Kerja (20 aitem; = 0,867); Skala Kepuasan Kerja
(22 aitem; = 0,837); dan Skala Persepsi terhadap Kinerja (20 aitem; = 0,904). Analisis data dilakukan dengan
analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan
persepsi terhadap kinerja terhadap QWL ( F = 17,852; p < 0,001).
Kata kunci: kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja, kinerja, PNS, Pemda Bantul
42
Kualitas kehidupan kerja ditinjau dari kepuasan kerja dan persepsi terhadap kinerja 43
berupa perasaan dan sikap positif akan puan, usaha dan kesempatan yang dapat
pekerjaannya. Lebih lanjut dijelaskan diukur dari akibat yang dihasilkan. Oleh
bahwa kepuasan kerja secara umum karena itu kinerja dapat didefinisikan
merupakan sikap terhadap pekerjaan yang sebagai perilaku-perilaku atau tindakan-
didasarkan pada evaluasi terhadap aspek- tindakan yang relevan terhadap tercapainya
aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap tujuan organisasi. Gibson, Ivancevich, dan
seseorang terhadap pekerjaannya tersebut Donelly (1997) menjelaskan bahwa kinerja
mengambarkan pengalaman-pengalaman adalah hasil kerja yang terkait dengan
menyenangkan atau tidak menyenangkan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi,
dalam pekerjaan dan harapan-harapan dan kriteria keefektifan lain yang dicapai
mengenai pengalaman mendatang. selama periode tertentu melalui usaha yang
membutuhkan kemampuan dan keteram-
Mengacu pada beberapa pendapat ahli pilan serta pengalaman.
seperti Luthans (2006), serta King dan
Hautaluoma (2001), Skala Kepuasan Kerja Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik
dalam penelitian ini dikembangkan ber- kesimpulan bahwa persepsi kinerja
dasarkan aspek-aspek kepuasan terhadap merupakan proses mental seseorang untuk
pekerjaan, kepuasan terhadap imbalan, mengenali stimulus atau memahami
kepuasan terhadap kesempatan promosi, informasi tentang hasil kerja yang dapat
kepuasan terhadap atasan dan kepuasan dicapai yaitu berupa perilaku-perilaku atau
terhadap rekan kerja. tindakan-tindakan yang relevan terhadap
tercapainya tujuan organisasi. Hasil kerja
Robbins (2003) menyatakan bahwa terdapat tersebut dicapai melalui usaha dengan
beberapa faktor yang menimbulkan kemampuan dan keterampilan serta
kepuasan kerja, yaitu kerja yang secara pengalaman yang dapat diukur dalam
mental menantang, ganjaran yang pantas, periode waktu tertentu.
kondisi yang mendukung, rekan sekerja
yang mendukung, kesesuaian antara Persepsi kinerja pada penelitian ini
kepribadian dan pekerjaan. Pendapat lain mengacu pada aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Wexley and Yukl (1977), dikemukakan oleh Dwiyanto yang dikutip
bahwa kepuasan kerja ditentukan atau oleh Saraswati (2006) yaitu terdiri tiga
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu aspek yaitu (1) aspek responsivitas, (2)
karakteristik individu, variabel situasional, aspek responsibilitas, dan (3) aspek
dan karakteristik pekerjaan. akuntabilitas.
Lian, W., Lin, M., & Wu, K. (2007). Job Team Quality of Work Life Survey. (2007).
stress, job satisfaction and life European foundation for the
satisfaction between managerial and improvement of living and working
conditions: Finnish quality of work life
technical is personnel. Proceedings of surveys. Diambil dari
Business and Information, 4, 1-17. www.eurofound.europa.eu
Luthans, F. (2006). Organizational
Tim. (2009). Data laporan evaluasi tahunan
behavior: Perilaku organisasi.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Yogyakarta: Andi offset.
Kebupaten Bantul. Arsip (Tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Pemerintah
Robbins, S. P. (2003). Organization theory:
Daerah Kabupaten Bantul.
Structure, design, and applications.
Alih bahasa; Jusuf Udaya. Jakarta:
VandeWalle, D., Heslin, P. A., & Latham, G.
Arcan.
P. (2005). The effect of implicit person
theory on performance appraisals.
Rose, R. C., Beh, L., Uli, J. & Idris, K.
Journal Applied Psychologhy, 5(90),
(2006). Quality of work life:
842-856.
implications of career dimensions.
Journal of Social Sciences, 2(2), 61-67.
Werther, W. B. & Davis, Jr. K. (1989).
Human resources and personnel
Saraswati, B, (2006). Hubungan antara
management. Singapore: McGraw-Hill.
quality of work life (QWL) dengan
komitmen karyawan pada PT. Aseli
Wexley, K. N. & Yukl, L. A. (1988).
Dagadu Djogja. Skripsi (tidak
Organizational behavior and personnel
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
psychology. Boston: Richad D. Irwin,
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Inc.
Sirgy, M. J., Efraty, D., Siegel, P. & Lee, D.
White, A. G. (2007). A global projection of
J. (2001). A new measure of quality of
subjective well-being: A challenge to
work life (QWL) based on need
positive psychology? Psychtalk, 56, 17-
satisfaction and spillover theories.
20.
Social Indicators Research, 55(3), 241-
302.
Zin, R. M. (2004). Perception of
professional engineers toward of work
Soeprapto, H. R., Ribawanto, H., & Hanafi,
life and organizational commitment: A
I. (2000). Pengembangan sumber daya
case study. Gadjah Mada Internasional
aparatur daerah di era reformasi. Jurnal
Journal of Business,6(3), 323-334.
Administrasi Negara, I (1), 46 57.