Professional Documents
Culture Documents
net/publication/320060721
MODEL PERANAN WORK LIFE BALANCE, STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA
PADA KARYAWAN
CITATIONS READS
0 1,361
2 authors, including:
Annisaa Miranty
Universitas Islam Indonesia
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Annisaa Miranty on 10 February 2018.
Abstract
The purpose of this study is to measure the empirical model of work life balance, job stress
and job satisfaction. Participants in this study were 119 employees who work on some
hotels in Yogyakarta. Job satisfaction was measured using job satisfaction scale that was
developed based on Luthans, b) work life balance was measured using work life balance
scale that was developed based on Hudson and 3) job stress scale based on Beehr and
Newman was used to measure job stress. Simple mediation analysis using Sobel test by
Preacher and Hayes was used to analyze the data. Result showed that work life balance
affected job satisfaction and mediated by job stress. Discussions and recommendations
are discussed further.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris model peranan keseimbangan
kehidupan-kerja dan stres kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini melibatkan 119
karyawan yang bekerja di bidang perhotelan di Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah keseimbangan kehidupan-kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja dengan
dimediasi oleh stres kerja. Penelitan ini menggunakan skala kepuasan kerja berdasarkan
aspek-aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Luthans, skala keseimbangan
kehidupan-kerja berdasarkan aspek-aspek keseimbangan kehidupan-kerja menurut Hudson
dan skala stres kerja berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Beehr dan Newman.
Data dianalisis dengan menggunakan Sobel Test dari Preacher dan Hayes. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja mempengaruhi kepuasan kerja
dengan dimediasi oleh stres kerja. Keseimbangan kehidupan kerja yang rendah dapat
meningkatkan stres kerja terlebih dahulu sebelum menurunkan stres kerja pada karyawan.
itu, dapat diketahui bahwa sebagian besar prosedur untuk menguji efek variabel
karyawan yang yang menjadi responden mediator pada hubungan antara variabel
penelitian ini sebagian besar memiliki bebas dan tergantung, dalam uji Sobel,
masa kerja selama 1-2 tahun dengan jumlah selain keempat tahapan tersebut juga
48,7%. dilakukan uji efek tidak langsung (indirect
Hasil perhitungan data penelitian effect) untuk melihat efek mediasi dari
yang diperoleh dari alat ukur yang berupa variabel M atau peranan dari X ke Y melalui
skala, diperoleh fungsi-fungsi statistik dasar M. Dikatakan terdapat efek mediasi apabila
yang berupa data penelitian mengenai skor nilai z efek tidak langsung adalah signifikan.
hipotetik dan skor empirik yang meliputi Berikut adalah hasil uji hipotesis dengan
skor maksimal, rerata dan standar deviasi menggunakan uji Sobel sebagaimana
pada masing-masing skala. Deskripsi data dijelaskan di atas:
penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini. Tabel 3 Hasil Uji Direct dan Total Effect
Variabel Koefisien (R) Sig.
semakin tinggi stress kerja maka kepuasan Dengan demikian 4 hipotesis yang diajukan
kerja akan semakin rendah. Sebaliknya, oleh peneliti didukung oleh hasil analisis
semakin rendah stres kerja maka kepuasan data dalam penelitian ini.
kerja akan semakin tinggi. Dengan demikian Berdasarkan hasil tersebut, work
hipotesis 3 terbukti. life balance nampak dapat mempengaruhi
kepuasan kerja pada karyawan karena
Tabel 4. Hasil Uji Indirect Effect karyawan yang sudah menikah membutuhkan
Variabel Z Sig. keseimbangan baik pada kehidupan
WLB*Stres Kerja* 3,9670 0,0001 kerjanya maupun kehidupan non-kerjanya.
Kepuasan Kerja Work life balance pada karyawan dapat
membantu karyawan untuk menghadapi
Hasil uji indirect effect sebagaimana dua atau lebih tuntutan yang harus dipenuhi
terlihat pada table 4, menujukkan bahwa karyawan serta mampu membantu karyawan
peranan work life balance terhadap kepuasan mempertahankan perasaan menyenangkan
kerja dapat melalui stres kerja (z= 3,9670, dan positif yang dimiliki karyawan
p<0,01). Hal ini berarti work life balance terhadap pekerjaannya yang kemudian akan
dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan berpengaruh positif pula terhadap kepuasan
cara menurunkan stres kerja terlebih dahulu, kerja karyawan. Hasil penelitian ini sesuai
atau sebaliknya, work life balance yang dengan hasil penelitian Saif, Malik, dan
rendah dapat menurunkan kepuasan kerja Awan (2011) tentang kepuasan kerja dan
karena dapat meningkatlan stres kerja. work life balance yang menunjukkan
Dengan demikian hipotesis 4 juga terbukti bahwa ada hubungan yang positif namun
dalam penelitian ini. tidak signifikan antara kepuasan kerja dan
Penelitian ini bertujuan untuk work life balance. Penelitian lain yang
mengetahui bagaimana model peranan mendukung hasil penelitian tersebut adalah
keseimbangan kehidupan-kerja dan stres penelitian Arif dan Farooqi (2014) tentang
kerja yang terhadap kepuasan kerja. work life balance, kepuasan kerja dan
Berdasarkan hasil analisis simple mediation komitmen organisasi yang membuktikan
dengan menggunakan uji Sobel, diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif
bahwa Work life balance mampu menjadi dan signifikan antara work life balance
prediktor bagi kepuasan kerja (p<0,01). dan kepuasan kerja. Azeem dan Akhtar
Selain itu, work life balance mampu menjadi (2014) melakukan penelitian yang sama
prediktor bagi variabel stres kerja (p<0,01). tentang work life balance, kepuasan kerja
Stres kerja mampu menjadi prediktor bagi dan komitmen organisasi pada karyawan
variabel kepuasan kerja (p<001). Dengan layanan kesehatan. Hasil penelitiannya
menggunakan uji sobel, diketahui peranan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
work life balance terhadap kepuasan kerja yang positif dan signifikan antara work life
dapat melalui stres kerja (z= 3,9670, balance, kepuasan kerja dan komitmen
p<0,01). Hal ini berarti work life balance organisasi.
dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan Menurut Williams (2007) kepuasan
cara menurunkan stres kerja terlebih dahulu, kerja sangat penting untuk mengkaji work
dan sebaliknya work life balance yang life balance, karena peran seorang karyawan
rendah dapat menurunkan kepuasan kerja di pekerjaannya merupakan aspek yang
karena dapat meningkatkan stres kerja. sangat penting bagi kehidupan pribadi
90
Shujat, S., Cheema, F. E. & Bhutto, F. Wijono, S. (2010). Psikologi industri dan
(2011). Impact of work life balance organisasi: Dalam suatu bidang gerak
on employee job satisfaction in private psikologi sumber daya manusia.
banking sector of Karachi. Journal of Jakarta: Kencana
Management and Social Sciences, 7
Williams, T. S. (2007). Stratified roles: The
(02), 8-15
implications of work-life balance on
Suhanto, E. (2009). Pengaruh stres kerja male executives. Disertasi Doktor
dan iklim organisasi terhadap turnover Filsafat Psikologi: (tidak diterbitkan).
intention dengan kepuasan kerja
Minnesota: Walden University
sebagai variabel intervening
(studi
Yadav, R. K. & Dabhade, N. (2014). Work
di Bank Internasional Indonesia).
life balance and job satisfaction
Tesis (tidak diterbitkan). Semarang:
among the working women of banking
Universitas Diponegoro
and education sector – A comparative
Tangkilisan, H. N. S. (2007). Manajemen study. International Letters of Social
Publik. Jakarta: PT Grasindo and Humanistic Sciences. 21, 181-201
Tukimin. (2014). Pengaruh stres kerja Yadav, R. K. & Yadav, S. S. (2014). Impact
terhadap kepuasan kerja pada dinas of work life balance and stress
pertanian Sumatera Utara. Kultura. management on job satisfaction
15(01), 4189-4197 among the working women in public
sector banks. International Letters of
Tunjungsari, P. (2011). Pengaruh stres
Social and Humanistic Sciences,
kerja terhadap kepuasan kerja
26, 6370.
karyawan
pada Kantor Pusat PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung. Jurnal
Universitas Komputer Indonesia,
1(01), 1-14