You are on page 1of 12

KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI BEBAN KERJA KARYAWAN

YANG BERLATARBELAKANG PENDIDIKAN TIDAK SESUAI


DENGAN PEKERJAAN
Zuraida
Dosen Program Studi Psikologi
Universitas Potensi Utama
Jalan K.L. Yos Sudarso Km. 6.5 No. 3 A Tanjung Mulia Medan
Surel : zuraidazura1988@gmail.com
_____________________________________________________________________________

Abstract : Employees who are placed in positions that are not in accordance with
educational backgrounds will experience a high workload so that they will feel dissatisfied
at work. This study aims to examine the relationship between job satisfaction in terms of the
workload of employees whose educational background is not appropriate for their work. Job
satisfaction and workload variables are measured using a scale. The subjects of this study
were 50 employees who work not according to educational background, with the
determination of the sample based on accidental sampling. The analysis technique used in
this research is quantitative analysis using Karl Pearson's product moment with the SPSS
version 20 for Windows program. Based on the research results, it is known that job
satisfaction has a negative relationship with the workload of employees with educational
backgrounds that are not suitable for their work. There is a significant negative correlation
(r-0.769 with sig <0.05) between the variable job satisfaction and the workload of
employees whose educational background is not in accordance with their work, namely
0.000 and the significance value is below / smaller 0.05, this means that the lower the job
satisfaction, then the higher the workload and vice versa, the higher the job satisfaction, the
lower the workload. . Job satisfaction has the most low categories with a contribution of
56% and the workload at most has a high level category with a contribution of 58%.

Keywords: Workload, Job Satisfaction, Employees with No Educational


Background In accordance with the work

Abstrak : Karyawan yang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan akan mengalami beban kerja yang tinggi sehingga akan merasakan
ketidakpuasan dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kepuasan
kerja ditinjau dari beban kerja karyawan yang berlatarbelakang pendidikan tidak sesuai
dengan pekerjaannya. Variabel kepuasan kerja dan beban kerja diukur dengan menggunakan
skala. Subjek penelitian ini berjumlah 50 karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan
latarbelakang pendidikan, dengan penentuan sampel berdasarkan accidental sampling.
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian adalah analisis kuantitatif dengan
menggunakan product moment karl pearson dengan program SPSS Versi 20 for Windows.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan negatif
dengan beban kerja pada karyawan berlatarbelakang pendidikan tidak sesuai dengan
pekerjaannya. Ada korelasi negatif yang signifikan (r-0.769 dengan sig < 0.05) antara
variabel kepuasan kerja dengan beban kerja pada karyawan yang latar belakang pendidikan
tidak sesuai dengan pekerjaannya yaitu 0.000 dan nilai signifikansinya dibawah/lebih kecil
0.05, ini berarti bahwa semakin rendah kepuasan kerja maka semakin tinggi beban kerja
begitu sebaliknya semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin rendah beban kerjanya. Pada
kepuasan kerja memiliki kategori paling banyak pada tingkat rendah dengan kontribusi 56%
dan beban kerja paling banyak memiliki kategori tingkat tinggi dengan kontribusi 58%.

Kata Kunci : Beban Kerja, Kepuasan Kerja, Karyawan yang Latar Belakang Pendidikan
Tidak Sesuai dengan Pekerjaan
__________________________________________________________________________

Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan ……………………..…( Zuraida) 71


1. PENDAHULUAN diyakini, misalnya jumlah penghargaan yang
Dalam sebuah organisasi Sumber diterima berbeda dengan jumlah penghargaan
Daya Manusia merupakan aspek terpenting yang diyakini seharusnya diterima.
dalam kemajuan organisasi itu sendiri. Menurut Kreitner dan Kinicki (2001)
Sumber Daya Manusia menentukan berhasil ada lima faktor yang mempengaruhi
atau tidaknya organisasi untuk mencapai kepuasan kerja yaitu; (1) Adanya pemenuhan
tujuan. kebutuhan (Need fulfillment) dimana
Dalam mencapai tujuan organisasi, kepuasan berdasarkan tingkat karakteristik
diperlukan karyawan yang memiliki dari suatu pekerjaan yang dapat memenuhi
kemampuan atau skill dibidangnya untuk itu kebutuhan karyawan tersebut; (2) Perbedaan
dalam merekrut karyawan, harus sesuai (Discrepancies), dimana kepuasan dapat
dengan kompetensinya agar karyawan terjadi karena memenuhi harapan dari
tersebut lebih mudah untuk mengerjakan karyawan tersebut. Apabila harapan lebih
pekerjaannya. besar dari yang diterima maka karyawan
Namun saat ini masih banyak tersebut merasa tidak puas begitu juga
perusahaan menempatkan karyawan yang sebalikanya, karyawan akan merasa puas
latar belakang pendidikannya tidak sesuai apabila menerimaa sesuai dengan harapannya;
dengan pekerjaannya, sehingga karyawannya (3) Pencapaian nilai (Value attainment)
tersebut mengalami kesulitan untuk dimana kepuasan karyawan dapat terjadi
mengerjakan tugas pekerjaannya sehingga karena adanya persepsi yang memberikan
bisa mengalami ketidakpuasan dalam bekerja manfaat atau nilai yang penting; (4) Keadilan
(Ardana, 2012) (Equity) dimana kepuasan karyawan
Menurut Rivai, 2008 menyatakan diperlakukan adil ditempat kerjanya; (5)
bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian Komponen genetik (Genetic components),
individu atas perasaan puas atau tidak puas kepuasan kerja merupakan faktor genetik
dalam bekerja. Selanjutnya menurut Kreitner yang membedaan pada masing-masing sifat
dan Kinicki (2001) menyatakan bahwa individu.
kepuasan kerja merupakan respon perasaan Adapun faktor-faktor penentu
terhadap aspek pekerjaan. Robbins, 2003 kepuasan kerja menurut Hariandja (2002)
menyatakan bahwa kepuasan kerja yaitu; (1) Pekerjaan itu sendiri (work it self)
merupakan sikap seseorang terhadap suatu dimana pekerjaan membutuhkan keahlian
pekerjaan yang adanya perbedaan terhadap sesuai dengan bidangnya masing-masing.
harapan yang

72 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82


Seseorang akan mengalami kepuasan kerja kondisi kesehatan karyawan dan umur; (c)
apabila pekerjaannya sesuai dengan Aspek sosial, hal ini berhubungan dengan
bidangnya; (2) Hubungan dengan atasan interaksi antara sesama karyawan, atasan
(supervision), kepuasan kerja akan terjadi maupun hubungan dengan anggota keluarga;
apabila karyawan memiliki hubungan yang (d) aspek finansial, hal ini berhubungan
baik dengan atasannya. Pemimpin yang dengan kesejahteraan karyawan seperti gaji,
memiliki ciri transformasional dapat jaminan sosial, promosi, jaminan sosial
meningkatkan motivasi kerja karyawan dan maupun fasilitas yang didapatkan.
karyawan memiliki kepuasan kerja dengan Adapun jenis-jenis kepuasan kerja
pekerjaannya; (3) Teman sekerja (workers), menurut Hasibuan (2000) terdiri dari; (a)
kepuasan kerja dapat terjadi apabila Kepuasan kerja di dalam pekerjaan, hal ini
karyawan memiliki hubungan yang baik merupakan kepuasan kerja yang diperoleh
dengan teman kerjanya; (4) Pomosi dari pujian hasil kerja, perlakuan,
(promotion), karyawan akan mengalami penempatan serta suasana lingkungan kerja
kepuasan kerja apabila diberi kesempatan yang baik; (b) Kepuasan kerja di luar
untuk memperoleh peningkatan karir; (5) pekerjaan, hal ini karyawan mendapatkan
Gaji atau upah, karyawan akan mengalami besarnya balas jasa yang diterima dari hasil
kepuasan kerja apabila gajinya dapat kerja di luar dari pekerjaannya, ini digunakan
memenuhi kehidupan karyawan tersebut dan untuk mencukupi kebutuhannya; (c)
(6) Lingkungan kerja, seperti lingkungan Kepuasan kerja dalam dan luar pekerjaan,
psikologis dan lingkungan fisik. adanya keseimbangan antara balas jasa
Menurut Jewell dan Siegall (dalam dengan pelaksanaan kerjanya.
Prestawan, 2010) aspek-aspek kepuasan kerja Menurut Robbins (2003), ada empat
terdiri dari; (a) Aspek psikologis, hal ini respon karyawan ketika mengalami
menyangkut kejiwaan karyawan yang terdiri ketidakpuasan kerja yaitu; (1) Exit, karyawan
dari sikap kerja, minat, bakat dan meninggalkan organisasi, mencari posisi baru
keterampilan karyawan; (b) Aspek fisik, hal atau mengundurkan diri; (2) Voice, karyawan
ini berhubungan dengan kondisi fisik menunjukkan sikap pasif, tetapi optimis
lingkungan kerja seperti keadaan ruangan, menunggu manajemen melakukan suatu yang
suhu udara, penerangan dan pertukaran udara. benar; (3) Kesetiaan (loyalty), karyawan
Selain itu kondisi fisik karyawan yang terdiri menunggu secara pasif sampai kondisi
dari pengaturan waktu kerja, pengaturan perusahaan menjadi lebih baik serta membela
waktu istirahat dan
Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan …………… …( Zuraida) 73
perusahaan dari kritikan di luar; (4) Neglect, dari; (1) Beban kerja fisik, yang merupakan
karyawan menunjukkan sikap pasif dan performans kerja tergantung kepada manusia
membiarkan kondisi perusahaan semakin sebagai sumber tenaga. Kelelahan merupakan
buruk, mengurangi usaha dan tingkat penurunan kapasitas kerja yang berbeda pada
kesalahan meningkat. masing-masing individu (Steuerwald et al.,
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh 2000); (2) Beban Kerja Mental, pekerjaan
beban kerja pada karyawan, ketidakpuasan bersifat mental sulit diukur aktivitas fisik.
kerja pada karyawan akan menimbulkan Aktivitas mental seperti persepsi, interpretasi,
dampak negatif seperti motivasi kerja yang pengambilan keputusan dan proses
rendah (Hamid, 2014). Berdasarkan mengingat informasi (Grandjean & Kroemer,
penelitian Mustapha dan Ghee dalam Dhania 1997).
(2010) menyatakan bahwa kepuasan kerja Kerja mental yang tidak baik bisa
dipengaruhi oleh beban kerja. Karyawan menyebabkan efek buruk seperti perasaan
akan mengalami kepuasan kerja ketika bosan, lelah dan kurangnya hati-hati dalam
mereka diberikan beban kerja yang rendah. melakukan suatu pekerjaan. Hal ini akan
Selanjutnya menurut Hasibuan (2014) faktor berdampak pada penurunan kinerja (Hock &
yang mempengaruhi kepuasan kerja Joseph, 2019).
karyawan yaitu beban kerja. Beban kerja Menurut Hancock & Meshkati, 1988
merupakan kesanggupan karyawan dalam menyatakan bahwa ada beberapa dampak
melakukan pekerjaan. dari beban kerja berlebihan yaitu; (1) Gejala
Menurut Irwandy (2007), beban kerja Fisik, seperti: sakit perut, gangguan pola
merupakan kegiatan pada suatu pekerjaan tidur, sakit kepala, nafsu makan menurun,
dalam jangka waktu tertentu. Selanjutnya lesu dll; (2) Gejala Mental, seperti: sulit
beban kerja merupakan perbedaan antara konsentrasi, mudah marah, putus asa, mudah
kemampuan pekerja dengan tuntutan tersinggung, gelisah dan mudah lupa; (3)
pekerjaan (Hancock & Meshkati, 1988). Gejala Sosial Perilaku, seperti : menarik diri,
Selain itu Permendagri No. 12/2008 menghindar, banyak merokok dan minum
menyatakan bahwa beban kerja pada suatu alkohol.
organisasi yang mempertimbangkan faktor- Adapun faktor-faktor yang
faktor jam kerja, jenis pekerjaan maupun mempengaruhi beban kerja menurut B.
latar pendidikan karyawan. Tarwaka (2004) sebagai berikut; (1) Faktor
Adapun jenis-jenis beban kerja terdiri Eksternal, hal ini disebut sebagai stressor

74 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82


seperti; (a) tugas-tugas, tugas ada yang effort; (3)Performansi dimana beban kerja
bersifat fisik (sarana kerja, kondisi kerja, mempunyai performansi yang akan dicapai.
sikap kerja dan tata ruang kerja), tugas Selanjutnya aspek-aspek beban kerja
bersifat mental (tanggung jawab pada menurut Ambar (dalam Apriani dkk, 2013)
pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan), (b) terdiri dari; (a) aspek tugas-tugas, tugas yang
organisasi kerja (lamanya waktu istirahat, dikerjakan apakah sesuai dengan
lamanya waktu kerja, sistem pengupahan, kemampuan dan kompetensi dasar yang
tugas dan wewenang, (c) Lingkungan Kerja dimiliki karyawan. Apabila tidak sesuai
yang terdiri dari lingkungan kerja fisik dengan kemampuan karyawan tersebut maka
(kebisingan, penerangan, mekanis dan akan kesulitan dalam mengerjakan tugas; (b)
getaran), lingkungan kerja kimiawi Aspek seorang atau sekelompok orang
(pencemaran udara, gas dan debu), mengerjakan tugas-tugas, apakah dalam
lingkungan kerja biologis (parasit, bakteri mengerjakan tugas mendapatkan dukungan
dan virus) dan lingkungan kerja psikologis dan fasilitas dari lingkungan dengan baik.
(penempatan tenaga kerja); (2) Faktor Apabila mendapatkan dukungan, maka akan
Internal, faktor ini berasal dari dalam tubuh mendapatkan hasil yang maksimal dalam
sebagai reaksi dari faktor beban kerja bekerja; (c) Aspek waktu, apakah waktu
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor diberikan dalam menyelesaikan tugas, sesuai
somatis ( umur, ukuran tubuh, jenis kelamin, dengan bobot pekerjaannya. Apabila adanya
kondisi kesehatan dan status gizi) dan faktor ketidaksesuaian antara waktu yang diberikan
psikis ( kepercayaan, kepuasan, persepsi dengan bobot pekerjaan maka karyawan
motivasi dan keinginan). tersebut akan mengalami stress kerja; (d)
Beban kerja dapat diukur dengan Aspek keadaan atau kondisi normal, tugas
beberapa indikator (Hart dan Staveland yang dibebankan kepada karyawan apakah
dalam Astianto, 2014) sebagai berikut; (1) sudah sesuai dengan prosedur kerja.
Faktor tuntutan tugas (task demands) Berdasarkan wawancara dari beberapa
merupakan beban kerja yang berdasarkan karyawan yang ditempatkan tidak sesuai
analisis tugas yang dilakukan oleh tenaga dengan latar belakang pendidikannya rata-
kerja. Perbedaan individu harus rata mereka mengalami ketidakpuasan dalam
diperhitungkan; (2) Usaha atau tenaga (effort), bekerja hal ini dikarenakan tidak sesuai
ketika terjadinya peningkatan tuntutan tugas, dengan kemampuan dan keahliannya
karyawan mungkin tidak dapat meningkatkan sehingga mereka cepat bosan, mudah lelah,

Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan …………… …( Zuraida) 75


kurang termotivasi untuk bekerja, sering n yang dihadapi.
salah ketika mengerjakan tugas dan niat 3. Populasi dan Sampel
mengundurkan diri dari pekerjaannya. Populasi pada penelitian ini yaitu
Permasalahan yang terjadi di atas karyawan yang bekerja tidak sesuai
menyebabkan peneliti menjadi tertarik untuk dengan latar belakang pendidikannya.
melakukan penelitian dengan judul : Adapun sampel penelitian ini berjumlah
Kepuasan Kerja Ditinjau dari Beban Kerja 50 karyawan yang bekerja tidak sesuai
Karyawan yang Berlatar Belakang dengan latar belakang pendidikannya di
Pendidikan Tidak Sesuai dengan kota Medan. Teknik penentuan sampel
Pekerjaannya. menggunakan accidental sampling.
Menurut Sugiyono (2014) menyatakan
2. METODOLOGI PENELITIAN bahwa accidental sampling merupakan
ggunakan metode penelitian yang bersifar teknik pengambilan sampel berdasarkan
kuantitatif dengan teknik korelatif yaitu kebetulan yang ditemui peneliti dan sesuai
mencari serta menetapkan adanya korelasi dengan sumber data.
antara variable-variabel penelitian. Dalam hal 4. Metode Pengumpulan Data
ini variable penelitian yang dimaksud adalah Metode pengumpulan data pada penelitian
kepuasan kerja dengan beban kerja. ini yaitu dengan metode skala. Skala
1. Identifikasi Variabel kepuasan kerja, yang terdiri dari empat
Dalam penelitian yang mempelajari aspek menurut Jewell dan Siegall (dalam
hubungan, terdapat variable bebas yang Prestawan, 2010) yaitu; (1). Aspek
biasanya ditandai dengan symbol (X) dan psikologis; (2) Aspek fisik; (3) Aspek
variable terikat biasa ditandai dengan Sosial; (4) Aspek Finansial. Skala beban
symbol (Y) (Azwar, 2004). Adapun kerja terdiri dari empat aspek menurut
variable-variabel yang diteliti adalah: Ambar (dalam Apriani dkk, 2013) yaitu;
a. Variabel bebas : Kepuasan Kerja (1) Aspek tugas-tugas; (2) Aspek seorang
b. Variabel terikat : Beban Kerja atau sekelompok orang yang mengerjakan
2. Definisi Opreasional tugas; (3) Aspek waktu; (4) Aspek
a. Kepuasan Kerja adalah perasaan yang keadaan atau kondisi normal.
dimiliki individu terhadap pekerjaannya 5. Metode Analisis Data
b. Beban Kerja adalah Perbedaan antara Penelitian ini menggunakan analisis
kemampuan pekerja dengan tuntutan statistik kuantitatif dengan tujuan untuk
pekerjaa

76 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82


melihat hubungan kepuasan kerja ditinjau dinyatakan tidak valid/gugur. Item yang
dari beban kerja karyawan yang berlatar valid mempunyai nilai r hitung lebih besar
belakang pendidikan tidak sesuai dengan daripada nilai r table yaitu yaitu (0,3).
pekerjaan. Analisis data yang digunakan Dari hasil penghitungan reliabilitas
adalah korelasi produk momen dari Karl skala kepuasan kerja diperoleh dengan
Pearson. Produk momen Karl Pearson skor alpha sebesar 0,785. Sedangkan
digunakan untuk melihat hubungan antara reliabilitas skala beban kerja diperoleh
dua gejala dengan skala interval (dalam dengan skor alpha sebesar 0.824. Butir-
Sugiyono, 2014). Keseluruhan proses butir angket dikatakan reliabel apabila
analisis data penelitian ini menggunakan nilai alpha dari setiap item lebih besar dari
bantuan SPSS 20.0 for windows. r table (0,3). Oleh karena itu dari skor
yang didapat dari keduanya dapat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dikatakan sudah memenuhi standar
reliabilitas keduanya dianggap reliable
1. Validitas dan Reliabitas Kepuasan Kerja denga taraf signifikan yang diambil 0.05.
Pengukuran reliabilitas juga
Setelah dilakukan uji validitas menggunakan bantuan komputasi SPSS
untuk kepuasan kerja dengan computer 20.00 for windows program uji keandalan
SPSS 20.0 dari 40 item terdapat 33 item dengan menggunakan teknik alpha
yang dinyatakan valid dan 7 item cronbanch.

Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja


No Variabel Alpha R tabel Ket. Kriteria
1. Kepuasan Kerja 0,785 0.3 Sig< 0,05 Reliabel
2. Beban Kerja 0,824 0.3 Sig<0,05 Reliabel

Dari tabel diatas diketahui bahwa semua 2. Pengujian Hipotesis


variable pernyataan adalah reliabel karena Uji hipotesis menggunakan metode analisis
mempunyai nilai alpha lebih besar dari R statistik Product Momen Karl Pearson
tabel (0,3). rumus:

Tabel 2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Beban Kerja Correlations


X Y
X Pearson Correlation 1.000 -769**
Sig (2-tailed) - .000
N 50 50

Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan …………… …( Zuraida) 77


Y Pearson Correlation .-769** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 -
N 50 120
**Correlation is significant at the 0.01 level

Hipotesis dan nilai signifikansinya dibawah/lebih kecil


Ho = Tidak ada hubungan (korelasi)
dari 0,05/0,01 (nilai adalah 0,000).
antara dua variable
Ha = Ada hubungan (korelasi) antara dua
Variabel
3. Standar Deviasi Kepuasan Kerja
Ada korelasi negatif yang signifikan (r-0.769; Setelah diolah dengan komputer
dengan sig < 0.05) antara variable kepuasan program SPSS 20.0 for windows. Maka
kerja dengan variable beban kerja yaitu 0,000 dapat diketahui standar deviasi kepuasan
kerja seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3. Nilai rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Kepuasan Kerja dan Beban Kerja
X Y
N Valid 50 50
Missing 0 0
Mean 115.34 109.72
Std. Deviation 16.94 12.32
Sumber data : SPSS setelah diolah

Tabel 4. Proporsi Tingkat Kepuasan Kerja


Frekuensi %
>128.73 9 18
116.69<x<128.73 13 26
>116.69 28 56
50 100
Sumber data : SPSS setelah diolah

Dari tabel 4 dapat diketahui dari 50 nilai yang lebih besar dibandingkan
responden yang berpartisipasi terdapat 9 dengan dua kategori lainnya yang
karyawan atau 18% mempunyai tingkat mendapat 18% untuk kategori tinggi dan
kepuasan kerja yang tinggi, 13 karyawan 26% untuk kategori sedang.
atau 26% mempunyai tingkat kepuasan
kerja sedang dan 28 karyawan atau 56% 4. Standar Deviasi Beban Kerja
mempunyai tingkat kepuasan kerja yang Setelah data diolah dengan komputer
rendah. Hal ini ditunjukkan dengan skor program SPSS 20.0 for windows. Maka
56% terbesar, dimana skor ini memiliki dapat diketahui Standar Deviasi Y seperti
tabel di bawah ini:

78 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82


Tabel 5. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi
Variabel Kepuasan Kerja dan Beban Kerja
X Y
N Valid 50 50
Missing 0 0
Mean 115.34 109.72
Std. Deviation 16.94 12.32
Sumber data : SPSS setelah diolah

Tabel 6. Proporsi Tingkat Beban Kerja


Frekuensi %
>86.70 29 58
71<x<86.70 14 28
<71 7 14

50 100
Sumber data : SPSS setelah diolah

Dari tabel 6 dapat dilihat dari 50 Dalam mencapai tujuan organisasi,


responden yang bertisipasi terdapat 29 diperlukan karyawan yang memiliki
karyawan atau 58% kategori beban kerja kemampuan atau skill dibidangnya untuk itu
tinggi, 14 karyawan atau 28% kategori dalam merekrut karyawan, harus sesuai
beban kerja sedang dan 7 karyawan atau dengan kompetensinya agar karyawan
14% kategori beban kerja rendah. tersebut lebih mudah untuk mengerjakan
Sehingga dari hasil diatas dapat diketahui pekerjaannya.
tingkat beban kerja ada pada kategori Saat ini masih banyak perusahaan
tinggi maka rata-rata karyawan yang menempatkan tidak sesuai dengan
memiliki latar belakang pendidikan tidak latarbelakang pendidikannya sehingga
sesuai dengan pekerjaannya ada pada karyawannya tersebut mengalami kesulitan
beban kerja tinggi dengan skor 58% untuk mengerjakan tugas pekerjaannya dan
terbesar, dimana skor ini memiliki nilai mengalami ketidakpuasan dalam bekerja
yang lebih besar dibandingkan dua (Ardana, 2012).
kategori lainnya yang mendapat 28% Berdasarkan pendapat para ahli
untuk kategori sedang dan 14% untuk menyatakan bahwa kepuasan kerja
kategori rendah. merupakan perasaan yang dimiliki individu
terhadap pekerjaannya

Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan …………… …( Zuraida) 79


Adapun dampak ketidakpuasan kerja latar pendidikan karyawan.
menurut Kurniawati, 2006 seperti Berdasarkan hasil analisis data,
produktivitas menurun, sering tidak hadir, menunjukkan dari 50 karyawan yang
dan keluarnya tenaga kerja (turn over) memiliki latar belakang pendidikan berbeda
Berdasarkan hasil analisis data, dengan pekerjaannya rata-rata memiliki
bahwa dari 50 karyawan yang latar belakang kategori beban kerja yang tinggi. Seperti
pendidikan tidak sesuai dengan pekerjaannya dilihat dari hasil analisis data ada 29
rata-rata mengalami ketidakpuasan kerja. Hal karyawan atau 58% yang memiliki beban
ini bisa dilihat, ada 28 karyawan atau 56% kerja yang tinggi, ada 14 karyawan atau 28%
yang memiliki kepuasan kerja yang rendah, yang memiliki beban kerja yang sedang da
13 karyawan atau 26% memiliki kepuasan nada 7 karyawan atau 14% yang memiliki
kerja yang sedang dan ada 9 karyawan atau beban kerja yang rendah.
18% mengalami kepuasan kerja yang tinggi. Hasil korelasi kepuasan kerja dengan
Sehingga dari data bisa dilihat bahwa lebih beban kerja menunjukkan sebesar -0.769
banyak karyawan yang mengalami dengan p = 0.000 hal ini berarti bahwa
ketidakpuasan dalam bekerja karena hubungan antara keduanya adalah negatif dan
pekerjannya tidak sesuai dengan latar signifikan karena p < 0.050 dikatakan negatif
belakang pendidikan. karena hubungan antara kedua variabel yaitu
Berdasarkan penelitian Mustapha dan jika variable X-nya rendah maka variabel Y-
Gee dalam Dhania (2010) bahwa kepuasan nya tinggi, dalam hal ini jika diketahui nilai
kerja dipengaruhi oleh beban kerja. kepuasan kerjanya rendah maka beban
Selanjutnya faktor-faktor yang kerjanya tinggi, dan hasil tersebut diketahui
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan koefisien determinasinya sebesar r2 = 0.7692
yaitu beban kerja (Hasibuan, 2014). = 0.5913 yang artinya ada sumbangan efektif
Beberapa pendapat para ahli 59.1% variabel kepuasan kerja terhadap
menyatakan bahwa beban kerja merupakan beban kerja. Jadi hasil capaian kepuasan
perbedaan antara kemampuan pekerja dengan kerja dengan beban kerja pada karyawan
tuntutan pekerjaan yang dihadapi. yang berlatarbelakang pendidikan tidak
Permendagri No. 12/2008 sesuai dengan pekerjaan tersebut dipengaruhi
menyatakan bahwa beban kerja pada suatu sebesar 59.13% sedang sisanya ditentukan
organisasi yanag mempertimbangkan faktor- oleh faktor-faktor lain.
faktor jam kerja, jenis pekerjaan maupun Berdasarkan uraian di atas

80 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82


menunjukkan kepuasan kerja memiliki dengan menambahkan aspek-aspek lain dari
hubungan terhadap beban kerja. Jadi variabel lain dan faktor-faktor lain yang
keduanya mempunyai korelasi yang artinya mempengaruhi ketidakpuasan kerja.
jika kepuasan kerja rendah maka beban kerja
tinggi dan jika kepuasan kerja tinggi maka DAFTAR RUJUKAN
beban kerja rendah. Anang Prestawan. 2010. Hubungan Kepuasan
Kerja dan Disiplin Kerja dengan
Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan
4. SIMPULAN Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
Surakarta. Skipsi Yang Dipublikasikan,
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
Program Studi Psikologi Fakultas
disimpulkan bahwa hipotesis diterima Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
dimana adanya hubungan negatif antara
Anggit Astianto dkk. 2014. Pengaruh Stres
kepuasan kerja dengan beban kerja pada Kerja dan Beban Kerja terhadap
Kinerja Karyawan PDAM Surabaya.
karyawan yang latar belakang pendidikan
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
tidak sesuai dengan pekerjaannya. Artinya,
Apriani, D. Nurazi,R & Praningrum. 2013.
semakin rendah kepuasan kerja maka
Analisis Karakteristik Individu,
semakin tinggi beban kerja, dan sebaliknya Komitmen, Organisasi Beban Kerja dan
Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan
semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin Nasional Provinsi Bengkulu. The
rendah beban kerja. Adapun beberapa saran Manager Review Jurnal Ilmiah
Manajemen.
yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil
penelitian yaitu: Bagi perusahaan, sebaiknya Ardana, 2012, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
merekrut karyawan sesuai dengan kualifikasi
pendidikan pada bidang yang dibutuhkan, Azwar, Saifuddin, Penyusunan Skala
Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
menempatkan karyawan sesuai dengan 2004
keahlian atau kemampuannya agar lebih
Departemen Dalam Negeri, PerMen DamNeg
mudah mengerjakan pekerjaannya. Bagi No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman
subjek penelitian, hasil penelitian ini dapat Analisa Beban Kerja di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan
memberikan pengetahuan tentang adanya Pemerintah Daerah Jakarta (2008)
hubungan kepuasan kerja dengan beban kerja
Dhania, D.R. (2010). Pengaruh Stres Kerja,
sehingga subjek penelitian dapat mengatasi Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja.
ketidakpuasan kerja akibat beban kerja yang Jurnal Psikologi Universitas Muria
Kudus. Vol. 1, No. 1,
tinggi. Selanjutnya bagi peneliti berikutnya,
diharapkan dapat mengembangkan penelitian Grandjean, E., Kroemer, 2000. Fitting the
Task to the Human. A textbook of

Kepuasan Kerja ditinjau dari Beban Kerja Karyawan …………… …( Zuraida) 81


Occupational Ergonomics. 5 th edition. Tarwaka, Bakri, S. H .A., & Sudiajeng, L.
Piladelphie: Taylor & Francis. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan,
Keselamatan Kerja & Produktivitas.
Hamid, S. (2014). Manajemen Sumber Daya Surakarta: Uniba Press
Manusia Lanjutan. Yogyakarta:
Deepublish
Hancock, P.A & Meshkati, N. 1988. “Human
Mental Workload”. Elsevier Science
Publisher B.V : Netherlands.

Hariandja, MT, Efendi, 2002. Manajemen


Sumber Daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian,
dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.
Grasindo, Jakarta.

Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Jakarta: PT. BUMI
AKSARA

_____________2014. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Irwandy. 2007. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Beban Kerja
Perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi
Makassar Tahun 2005. Magister
Administrasi Rumah Sakit. Program
Pascasarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Makasar: Universitas
Hasanuddin

Kreitner, Robert. Kinicki, Angelo. 2001.


Organizational Behavior. New York:
McGraw-Hill Companies, Inc

Rivai, Veithzal dan Ella Juavani Sagala. 2008.


Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta

Robbins, Stephen. P. 2006, Perilaku


Organisasi. Jakarta: Gramedia

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

82 Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol. 14 No. 2 Desember 2020 : 71 - 82

You might also like