You are on page 1of 16

PENEMPATAN PEGAWAI, BUDAYA ORGANISASI,

BEBAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN


KERJA PEGAWAI NON APARATUR SIPIL NEGARA

Abstrak
Di Pemerintahan Provinsi Bali menurut data BKPSDM jumlah tenaga Non ASN keadaan pada bulan
desember 2021 sebanyak 9.261 orang dan keadaan pada bulan juli 2022 sebanyak 8.944 orang. Dari data
tersebut terlihat terjadi penurunan jumlah pegawai. Ada banyak alasan untuk penurunan ini, termasuk
kepuasan kerja yang dirasakan karyawan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti penempatan
karyawan, budaya organisasi, dan beban kerja yang dirasakan pegawai. Pada penelitian ini data
dikumpulkan melalui 100 orang responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SEM-PLS.
Hasil riset menunjukkan bahwa penempatan kerja, budaya organisasi, dan beban kerja berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja. Begitu juga dengan Motivasi kerja mampu memediasi penempatan kerja,
budaya organisasi dan beban kerja terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini mendukung
Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) dimana pegawai merasa puas jika jika tidak ada selisih
antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Begitu juga dengan Teori
Keadilan (Equity Theory), kepuasan kerja tergantung pada apakah ia merasakan keadilan atau tidak atas
situasi yang dirasakan. Hasil peneltian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi mengenai kepuasan
pegawai Non ASN masih perlu diperhatikan oleh pihak instansi di lingkungan pemerintah Provinsi Bali.

Kata Kunci: Kepuasan Kerja; Motivasi Kerja; Penempatan Kerja; Budaya Organiasi; Beban Kerja

Abstract
In the Provincial Government of Bali, according to BKPSDM data, the number of non-ASN workers in
December 2021 was 9,261 people and in July 2022 there were 8,944 people. From these data it can be
seen that there has been a decrease in the number of employees. There are many reasons for this
decline, including employee job satisfaction caused by various factors such as staffing, organizational
culture, and perceived workload of employees. In this study, data was collected through 100 respondents.
Data analysis was performed using SEM-PLS. The research results show that work placement,
organizational culture, and workload have a positive effect on job satisfaction. Likewise, work motivation is
able to mediate work placement, organizational culture and workload on job satisfaction. Based on the
results of this study, it supports the Discrepancy Theory where employees feel satisfied if there is no
difference between the desired conditions and the actual conditions that occur. Likewise with the Theory of
Justice (Equity Theory), job satisfaction depends on whether he feels justice or not for the situation he
feels. The results of this research can be material for evaluating non-ASN employee satisfaction, which
still needs to be considered by agencies within the Bali Provincial government.

Keywords: Job Satisfaction; Work motivation; Work Placement; Organizational Culture; Workload

PENDAHULUAN mendukung kemajuan organisasi.


Menurut Yuananda (2022), kepuasan Kepuasan kerja merupakan salah satu nilai
kerja didefinisikan sebagai sikap umum positif yang dialami karyawan dalam
seseorang terhadap pekerjaan. Kepuasan pekerjaannya. Kepuasan adalah ukuran
kerja mempengaruhi kualitas kerja dan subyektif apakah hasil kerja memadai atau
produktivitas dan karenanya merupakan dibenarkan, dan kesimpulan ditarik tentang
salah satu faktor terpenting yang apa yang dirasakan dan diharapkan
karyawan dari pekerjaan yang dilakukan. lebih bahagia dan lebih puas dalam
Setiap karyawan dapat secara subyektif pekerjaan mereka. (Pramuditha, 2020).
menyatakan bahwa dia menyukai Budaya organisasi juga merupakan
pekerjaannya. Seperti pada teori faktor yang mempengaruhi kepuasan
ketidaksesuaian (discrepancy theory), karyawan, dimana persepsi budaya dapat
dimana kepuasan dapat dirasakan ketika mempengaruhi cara karyawan bekerja dan
perbedaan antara apa yang dia inginkan berperilaku dalam organisasi. Budaya yang
dan apa yang dia dapatkan tidak terlalu ada dalam organisasi didasarkan pada
besar. Sebagai investasi bagi karyawan, faktor eksternal dan internal berupa sikap
karyawan merasa puas ketika dan perilaku orang terhadap orang lain atau
mendapatkan term yang sesuai dengan di dalam organisasi. Budaya organisasi
kualifikasinya. Ada juga teori keadilan juga merupakan identitas organisasi,
(equality theory) dimana kepuasan dimana setiap organisasi memiliki
seseorang dirasakan ketika merasakan karakteristik yang berbeda. Budaya
keadilan dalam situasi tersebut. Seperti organisasi berperan dalam membimbing
beban kerja dalam suatu organisasi, perilaku, memberikan pemahaman tentang
karyawan merasa puas ketika melihat tujuan organisasi, dan mendorong anggota
kondisi beban kerja yang sama dengan untuk berpikir positif tentang organisasi.
pekerja lain dengan pekerjaan yang sama, Menurut Hamid (2014, Yuananda,
dan sebaliknya ketika melihat pekerja lain 2022), jumlah pekerjaan yang tidak
dalam posisi yang sama dengan beban proporsional memberikan pengaruh negatif
kerja yang sangat berbeda, karyawan yaitu ketidakpuasan karyawan terhadap
merasa tidak nyaman. puas Begitu pula pekerjaannya. Beban kerja karyawan dapat
dengan budaya dalam suatu organisasi bersifat mental dan fisik. Beban kerja
dimana budaya berperan dalam mental berkaitan dengan psikologi
mengarahkan perilaku para pegawai di manusia, sehingga beban kerja ini tidak
dalam organisasi tersebut, jika terlihat dapat dilihat secara kasat mata. Maka
adanya perbedaan dalam pelaksanaan diperlukan pendekatan khusus antara
organisasi maka pegawai tersebut tidak karyawan dan manajer atau antara
puas dengan keadaan tersebut. Jadi Anda karyawan dan manajer untuk mengetahui
harus memiliki motivasi sendiri untuk apa penyebab dari tekanan psikologis
mencapai kepuasan tersebut. Tidak tersebut sehingga dapat diatasi. Jika stres
merasakan perbedaan dan ketidakadilan fisik, misalnya kelelahan karyawan,
untuk mendapatkan kepuasan. mengurangi kinerja karyawan, kesalahan
Penempatan yang diberikan dan hal-hal lain terjadi yang langsung
merupakan salah satu faktor kepuasan terlihat sebagai efek dari stres. Setiap
karyawan. Penempatan pegawai harus kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
berdasarkan uraian tugas dan uraian tugas diarahkan oleh kekuatan dalam diri orang
yang berpedoman pada prinsip “the right tersebut untuk mencapai kepuasan yang
man in the right place and the right man in diinginkan. Kekuatan ini disebut motivasi.
the right job”, yang berarti menempatkan Motivasi manusia muncul dari kebutuhan,
orang yang tepat pada pekerjaan dan keinginan dan dorongan untuk bertindak
jabatan yang tepat. (Hasibuan, 2016). untuk itu. Hasibuan (2016) menyatakan
penempatan pada orang yang tepat, tidak bahwa motivasi kerja adalah keadaan atau
hanya menguntungkan organisasi tetapi energi yang menggerakkan karyawan yang
juga karyawan itu sendiri. Ketika karyawan selaras atau bergantung pada pencapaian
cocok dalam hal pendidikan, keterampilan, tujuan organisasi bisnis. Keadaan
dan pengalaman kerja, mereka merasa karyawan yang berpikir positif tentang
situasi kerja, yang memperkuat motivasi
mereka untuk bekerja untuk mencapai dari pegawai Non-ASN di lingkungan
kepuasan tertentu. Pemerintahan Provinsi Bali.
Data primer dalam penelitian ini
METODE adalah hasil jawaban responden atas
Lokasi penelitian dilakukan di kantor kuesioner penelitian yang diberikan terkait
instansi dibawah naungan Permerintah variabel yang diteliti. Survey kuesioner
Provinsi Bali. Terdapat 36 intansi terkait dibuat dalam bentuk google form.
yang dapat dilihat dalam tabel 2. Lokasi ini Pengumpulan data dengan survei
dipilih karena Pemerintah Provinsi Bali lapangan dilakukan dengan mengamati
secara terbuka menyampaikan keadaan lokasi survei. Teknik pengumpulan data
pegawai perbulannya melalui situs website yang digunakan adalah Survey Kuesioner.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Survey kuesioner yaitu pengumpulan data
Sumber Daya Manusia (BKPSDM). melalui penyebaran kuisioner yang
Populasi dalam penelitian ini adalah dibagikan kepada responden oleh pegawai
seluruh pegawai non ASN pada kantor Non ASN di lingkungan instansi di bawah
dibawah naungan Pemerintah Provinsi Bali. naungan pemerintah provinsi Bali.
Metode pengambilan sampel yang Teknik analisis inferensial digunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji model empiris dan hipotesis
secara non probabilitas yaitu convenience yang disusulkan dalam penelitian ini.
sampling. Pengambilan sampel dengan Teknik analisis yang digunakan adalah
convenience sampling adalah pengambilan model persamaan struktural (Structural
sampel yang dilakukan dengan memilih Equation Modeling – SEM) berbasis
sampel secara bebas sekehendak peneliti. variance atau component-based SEM, yang
Metode pengambilan sampel ini dipilih dikenal dengan Partial Least Square (PLS).
untuk memudahkan pelaksanaan
pengambilan data dengan alasan bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
populasi tenaga non ASN di lingkungan
Pemerintahan Provinsi Bali sangat banyak Pada pengukuran ouler model,
mencapai 8.944 orang per Juli 2022. dilakukan uji convergent validity,
Pemilihan metode convenience sampling discriminant validity dan reliability.
diambil berdasarkan ketersediaan elemen Convergent validity terdiri dari outer loading
dan kemudahan untuk mendapatkannya, dan Average Variance Extracted (AVE).
dengan kata lain sampel diambil karena Discriminant Validity terdiri dari
sampel tersebut ada pada tempat dan membandingkan nilai outer loading dengan
waktu yang tepat. Berdasarkan rumus nilai cross loading dan akar AVE lebih
slovin dapat ditentukan jumlah sampel besar daripada korelasi antar variabel.
sebanyak 98.89 orang yang dibulatkan Untuk uji Reliability, digunakan composite
mendekati menjadi 100 orang responden realibility, dan Alpha Cronbach (Utama,
2018:237).
Gambar 1. Outer Model (Uji PLS Algorithm)

Convergent validity merupakan indikator Indikator individu dianggap valid apabila


refleksif yang dapat dilihat dari korelasi memiliki nilai outer loading > 0,7 dan
antara skor indikator dengan skor memiliki nilai Average Variance Extracted >
variabelnya. Uji Convergent validity dapat 0,4. Hasil korelasi antara dimensi dengan
dilihat dari nilai outer loading dan juga Nilai variabelnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Average Variance Extracted (AVE).

Tabel 1. Hasil Pengujian Convergent Validity


X1 (Penempatan X2 (Budaya X3 (Beban Y1 (Motivasi Y2 (Kepuasan
  Pegawai) organisasi) Kerja) Kerja) Kerja)
BK1     0.786    
BK2     0.799    
BK3     0.863    
BK4     0.794    
BK5     0.854    
BO1   0.791      
BO2   0.796      
X1 (Penempatan X2 (Budaya X3 (Beban Y1 (Motivasi Y2 (Kepuasan
  Pegawai) organisasi) Kerja) Kerja) Kerja)
BO3   0.818      
BO4   0.795      
BO5   0.768      
BO6   0.868      
BO7   0.797      
KK1         0.816
KK2         0.844
KK3         0.821
KK4         0.709
KK5         0.703
MK1       0.829  
MK2       0.739  
MK3       0.874  
MK4       0.821  
MK5       0.839  
PP1 0.806        
PP2 0.844        
PP3 0.838        
PP4 0.794        
PP5 0.780        

Hasil pengujian convergent validity pada Dengan demikian, dapat disimpulkan


Tabel 1, menunjukkan bahwa seluruh nilai bahwa seluruh indikator telah memenuhi
outer loading indikator variabel memiliki persyaratan convergent validity dan dapat
nilai lebih besar dari 0,70 dengan nilai p dinyatakan bahwa data dalam penelitian
value sebesar 0,000 kurang dari 0,04. valid.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Convergent AVE


  Average Variance Extracted (AVE)
X1 (Penempatan Pegawai) 0.661
X2 (Budaya organisasi) 0.648
X3 (Beban Kerja) 0.673
Y1 (Motivasi Kerja) 0.675
Y2 (Kepuasan Kerja) 0.610

Berdasarkan tabel di atas dapat demikian dapat dinyatakan bahwa data


dilihat bahwa semua nilai average variance dalam penelitian valid.
extracted (AVE) lebih dari 0.4. Dengan Analisis discriminant validity di
jabarkan dengan melihat nilai outer loading
yang harus lebih besar dibandingkan lebih besar daripada korelasi antar variabel
dengan nilai cross loading dan akar AVE yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Discriminant Validity (Cross Loading)


X1 (Penempatan X2 (Budaya X3 (Beban Y1 (Motivasi Y2 (Kepuasan
  Pegawai) organisasi) Kerja) Kerja) Kerja)
BK1 0.538 0.540 0.786 0.596 0.712
BK2 0.478 0.452 0.799 0.601 0.543
BK3 0.537 0.469 0.863 0.556 0.561
BK4 0.507 0.500 0.794 0.557 0.526
BK5 0.516 0.514 0.854 0.533 0.625
BO1 0.637 0.791 0.403 0.585 0.665
BO2 0.608 0.796 0.299 0.566 0.600
BO3 0.663 0.818 0.496 0.602 0.706
BO4 0.688 0.795 0.595 0.628 0.766
BO5 0.755 0.768 0.565 0.740 0.660
BO6 0.680 0.868 0.477 0.680 0.821
BO7 0.673 0.797 0.551 0.618 0.678
KK1 0.798 0.680 0.593 0.648 0.816
KK2 0.824 0.771 0.599 0.669 0.844
KK3 0.675 0.856 0.468 0.666 0.821
KK4 0.521 0.518 0.743 0.565 0.709
KK5 0.546 0.540 0.473 0.713 0.703
MK1 0.713 0.654 0.616 0.829 0.733
MK2 0.521 0.544 0.478 0.739 0.569
MK3 0.633 0.613 0.655 0.874 0.690
MK4 0.679 0.717 0.568 0.821 0.685
MK5 0.662 0.692 0.530 0.839 0.722
PP2 0.844 0.777 0.622 0.686 0.838
PP3 0.838 0.687 0.430 0.617 0.673
PP4 0.794 0.640 0.459 0.684 0.610
PP5 0.780 0.571 0.382 0.546 0.580
PP1 0.806 0.699 0.622 0.645 0.803

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Metode lain untuk menilai


bahwa semua nilai outer loading lebih discriminant validity adalah dengan
besar dari nilai cross loading lainnya. membandingkan akar kuadrat dari average
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa variance extracted (√ AVE ) untuk setiap
data dalam penelitian valid. variabel dengan korelasi antara variabel
dengan variabel lainnya dalam model.
Model mempunyai discriminant validity setiap variabel lebih besar daripada
yang cukup jika akar kuadrat AVE untuk korelasi antar variabel lainnya dalam model
.
Tabel 4. Hasil Perbandingan Akar AVE
  Average Variance Extracted (AVE)
X1 (Penempatan Pegawai) 0.661
X2 (Budaya organisasi) 0.648
X3 (Beban Kerja) 0.673
Y1 (Motivasi Kerja) 0.675
Y2 (Kepuasan Kerja) 0.610

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan Disamping uji validitas, juga dilakukan


bahwa nilai akar AVE seluruh variabel lebih uji reliabilitas variabel yang diukur dengan
besar dari 0,70 dan korelasi variabel laten dua kriteria yaitu composite reliability dan
pada masing – masing variabel lebih besar cronbachs alpha dari blok indikator yang
dibandingkan dengan korelasinya dengan mengukur variabel. Variabel dinyatakan
variabel lain, sehingga model dapat reliabel jika nilai composite reliability
dikatakan valid. maupun cronbachs alpha diatas 0,70. Hasil
output dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Penelitian Reliabilitas Instrumen


  Cronbach's Alpha Composite Reliability
X1 (Penempatan Pegawai) 0.872 0.907
X2 (Budaya organisasi) 0.909 0.928
X3 (Beban Kerja) 0.878 0.911
Y1 (Motivasi Kerja) 0.879 0.912
Y2 (Kepuasan Kerja) 0.838 0.886
Hasil output composite reliability dan prosentase varian yang dijelaskan yaitu
cronbachs alpha variabel penempatan dengan melihat R2 (R-Square variabel
pegawai, budaya organisasi, beban kerja, eksogen) untuk konstruk laten dependen
motivasi kerja, dan kepuasan kerja dengan menggunakan ukuran Stone-
semuanya diatas 0,70. Dengan demikian, Geisser Q Square test dan juga melihat
dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel besarnya koefisien jalur strukturalnya.
memiliki reliabilitas yang baik. Mediasi potensial akan dikonfirmasi setelah
Pada pengukuran inner model, analisis mediasi lebih lanjut menggunakan
dilakukan uji pengaruh langsung (direct metode bootstrap (Adelekan et al., 2018).
effect) dan uji pengaruh tidak langsung Dalam model struktural ini, terdapat
(indirect effect) serta menguji besar dua variabel terikat, yaitu: Motivasi kerja
pengaruh dengan analisis koefisien (Y1) dan Kepuasan kerja (Y2). Adapun
determinasi (R-Square), menganalisis F- koefisien determinasi (R2) dari masing-
Square dan Q-square (Sarwono, masing variabel terikat dapat disajikan
2018:237). Model structural atau inner dalam Tabel 6.
model dievaluasi dengan melihat

Tabel 6. Nilai R-square Variabel Terikat


Variabel R-square R-square Adjusted
Motivasi kerja (Y1) 0,721 0,713
Kepuasan kerja (Y2) 0,872 0,867
= 1-(1 – 0,721) (1 – 0,872)
Berdasarkan Tabel 6, model pengaruh = 1-(0,279) (0,128)
penempatan pegawai, budaya organisasi = 1-0,036
dan beban kerja terhadap motivasi kerja = 0,964
memberikan nilai R-square sebesar 0,721
yang dapat diinterpretasikan bahwa Nilai Q2 memiliki nilai dengan rentang
variabilitas variabel motivasi kerja dapat 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1
dijelaskan oleh variabilitas variabel berarti model semakin baik. Hasil
penempatan pegawai, budaya organisasi perhitungan tersebut didapat nilai Q 2 adalah
dan beban kerja sebesar 72,1 persen, sebesar 0,964 sehingga dapat disimpulkan
sedangkan 27,9 persen dijelaskan oleh bahwa model memiliki predictive relevance
variabel lain diluar yang diteliti. Selanjutnya, yang baik. Dengan demikian, dapat
model pengaruh penempatan pegawai, dijelaskan bahwa 96,4 persen variasi pada
budaya organisasi, beban kerja dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja penempatan pegawai, budaya organisasi,
memberikan nilai R-square sebesar 0,872 beban kerja dan motivasi kerja, sedangkan
yang dapat diinterpretasikan bahwa 3,6 persen sisanya dipengaruhi oleh
variabilitas variabel kepuasan kerja dapat variabel lain yang tidak diteliti dalam
dijelaskan oleh variabilitas variabel penelitian ini.
penempatan pegawai, budaya organisasi, Penelitian ini menggunakan
beban kerja dan motivasi kerja sebesar pendekatan analisis Partial Least Square
87,2 persen, sedangkan 12,8 persen (PLS) untuk melakukan uji terhadap
dijelaskan oleh variabel lain diluar yang hipotesis penelitian yang telah
diteliti. dikemukakan sebelumnya. Hasil analisis
Untuk mengukur seberapa baik nilai model empiris penelitian dengan
observasi dihasilkan oleh model dan juga menggunakan analisis Partial Least Square
estimasi parameternya, maka perlu (PLS) ini dapat dilihat dalam Gambar 1
menghitung Q-square sebagai berikut: berikut.
Q2 = 1-(1 – (R1)2 ) (1 – (R2)2 )
Gambar 2. Model Bootstrapping

Tabel 7. Hasil Pengujian Efek Langsung (Path Coefficient)


Koefisien T P
No. Hubungan Antar Variabel Keterangan
Jalur Statistic Value
1 Penempatan Pegawai (X1) → Motivasi
0.307 3.290 0.001 Signifikan
kerja (Y1)
2 Penempatan Pegawai (X1) → Kepuasan
0.329 3.977 0.000 Signifikan
kerja (Y2)
3 Budaya organisasi (X2) → Motivasi kerja
0.358 3.227 0.001 Signifikan
(Y1)
4 Budaya organisasi (X2) → Kepuasan
0.357 4.113 0.000 Signifikan
kerja (Y2)
5 Beban kerja (X3) → Motivasi kerja (Y3) 0.286 3.923 0.000 Signifikan
6 Beban kerja (X3) → Kepuasan kerja (Y2) 0.201 3.214 0.001 Signifikan
7 Motivasi kerja (Y1) → Kepuasan kerja
0.152 2.020 0.044 Signifikan
(Y2)

Penempatan pegawai terbukti hipotesis 1 (H1) dapat dibuktikan. Hasil


berpengaruh positif dan signifikan terhadap yang diperoleh dapat dimaknai bahwa
motivasi kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh semakin baik penempatan pegawai, maka
koefisien jalur yang bernilai positif sebesar semakin meningkatkan motivasi kerja
0,307 dengan t-statistic sebesar 3,290 (t- pegawai.
statistic > 1,96), dengan demikian, maka
Budaya organisasi terbukti Budaya organisasi terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh kepuasan kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh
koefisien jalur yang bernilai positif sebesar koefisien jalur yang bernilai positif sebesar
0,358 dengan t-statistic sebesar 3,227 (t- 0,357 dengan t-statistic sebesar 4,113 (t-
statistic > 1,96), dengan demikian, maka statistic > 1,96), dengan demikian, maka
hipotesis 2 (H2) dapat dibuktikan. Hasil hipotesis 5 (H5) dapat dibuktikan. Hasil
yang diperoleh dapat dimaknai bahwa yang diperoleh dapat dimaknai bahwa
semakin menarik budaya organisasi yang semakin menarik budaya organisasi yang
diberikan, maka semakin meningkatkan diberikan, maka kepuasan kerja akan
motivasi kerja pegawai. semakin meningkat.
Beban kerja terbukti berpengaruh Beban kerja terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien
jalur yang bernilai positif sebesar 0,286 jalur yang bernilai positif sebesar 0,201
dengan t-statistic sebesar 3,923 (t-statistic dengan t-statistic sebesar 3,214 (t-statistic
> 1,96), dengan demikian, maka hipotesis 3 > 1,96), dengan demikian, maka hipotesis 6
(H3) dapat dibuktikan. Hasil yang diperoleh (H6) dapat dibuktikan. Hasil yang diperoleh
dapat dimaknai bahwa semakin baik beban dapat dimaknai bahwa semakin baik
kerja, maka motivasi kerja akan semakin penerapan beban kerja maka semakin
meningkat. meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Penempatan pegawai terbukti Motivasi kerja terbukti berpengaruh
berpengaruh positif dan signifikan terhadap positif dan signifikan terhadap kepuasan
kepuasan kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh koefisien
koefisien jalur yang bernilai positif sebesar jalur yang bernilai positif sebesar 0,152
0,329 dengan t-statistic sebesar 3,977 (t- dengan t-statistic sebesar 2,020 (t-statistic
statistic > 1,96), dengan demikian, maka > 1,96), dengan demikian, maka hipotesis 7
hipotesis 4 (H4) dapat dibuktikan. Hasil (H7) dapat dibuktikan. Hasil yang diperoleh
yang diperoleh dapat dimaknai bahwa dapat dimaknai bahwa semakin tinggi
semakin baik penempatan pegawai, maka tingkat motivasi kerja, maka kepuasan kerja
kepuasan kerja akan semakin meningkat. tersebut akan semakin meningkat.

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengujian Variabel Mediasi


Efek Total Effect Keterangan
Mediasi Variabel
(A) (B) (C) (D)
Penempatan Pegawai
0,047
(X1) → Motivasi kerja 0,329 0,307 0,152 0,375 Full
(Non
(Y1) → Kepuasan kerja (Sig.) (Sig.) (Sig.) (Sig.) Mediation
Sig.)
(Y2)
Budaya organisasi (X2) 0,054
0,357 0,358 0,152 0,412 Full
→ Motivasi kerja (Y1) → (Non
(Sig.) (Sig.) (Sig.) (Sig.) Mediation
Kepuasan kerja (Y2) Sig.)
Beban kerja (X3) → 0,043
0,201 0,286 0,152 0,244 Full
Motivasi kerja (Y1) → (Non
(Sig.) (Sig.) (Sig.) (Sig.) Mediation
Kepuasan kerja (Y2) Sig.)
Motivasi kerja mampu memediasi ditunjukkan dari pengujian mediasi yang
secara positif pada pengaruh tidak dilakukan yaitu tampak efek B; C; dan D
langsung persepsi penempatan pegawai memiliki nilai positif yang signifikan,
terhadap kepuasan kerja. Hasil ini sedangkan efek A yang merupakan
pengaruh tidak langsung variabel bebas mediated) pada pengaruh budaya
(penempatan pegawai) terhadap variabel organisasi terhadap kepuasan kerja.
terikat (kepuasan kerja) dengan melibatkan Berdasarkan hasil tersebut dapat dimaknai
variabel mediasi memiliki nilai yang tidak bahwa kepuasan kerja akan semakin
signifikan. Dengan demikian maka motivasi meningkat apabila kondisi budaya
kerja mampu memediasi secara penuh (full organisasi semakin baik dan pegawai
mediated) pada pengaruh penempatan memiliki rasa kepuasan yang tinggi.
pegawai terhadap kepuasan kerja. Motivasi kerja mampu memediasi
Berdasarkan hasil tersebut dapat dimaknai secara positif pada pengaruh tidak
bahwa kepuasan kerja dapat semakin langsung persepsi beban kerja terhadap
meningkat apabila penempatan pegawai Kepuasan kerja. Hasil ini ditunjukkan dari
semakin baik dan pegawai memiliki rasa pengujian mediasi yang dilakukan yaitu
kepuasan yang tinggi. tampak efek B; C; dan D memiliki nilai
Motivasi kerja mampu memediasi positif yang signifikan, sedangkan efek A
secara positif pada pengaruh tidak yang merupakan pengaruh langsung
langsung persepsi budaya organisasi variabel bebas (beban kerja) terhadap
terhadap Kepuasan kerja. Hasil ini variabel terikat (kepuasan kerja) dengan
ditunjukkan dari pengujian mediasi yang melibatkan variabel mediasi memiliki nilai
dilakukan yaitu tampak efek B; C; dan D yang tidak signifikan. Dengan demikian
memiliki nilai positif yang signifikan, maka motivasi kerja mampu memediasi
sedangkan efek A yang merupakan secara penuh (full mediated) pada
pengaruh langsung variabel bebas (budaya pengaruh beban kerja terhadap kepuasan
organisasi) terhadap variabel terikat kerja. Berdasarkan hasil tersebut dapat
(kepuasan kerja) dengan melibatkan dimaknai bahwa kepuasan kerja dapat
variabel mediasi memiliki nilai yang tidak semakin meningkat apabila kondisi beban
signifikan. Dengan demikian maka motivasi kerja semakin baik dan pegawai memiliki
kerja mampu memediasi secara penuh (full rasa kepuasan yang tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN


Penempatan pegawai berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai non ASN di
motivasi kerja. Artinya semakin baik lingkungan pemerintah Bali.
penempatan pegawai di lingkungan Pemprov Budaya organisasi mempengaruhi kepuasan
Bali, maka semakin tinggi pula motivasi kerja kerja. Artinya semakin baik budaya
yang akan dibentuk di kalangan pegawai organisasi diterapkan maka semakin tinggi
non-ASN di lingkungan pemerintah Bali. pula kepuasan kerja pegawai non ASN di
Budaya organisasi berpengaruh terhadap lingkungan Pemprov Bali.
motivasi kerja. Artinya, semakin baik budaya Beban kerja mempengaruhi kepuasan kerja.
organisasi diterapkan, semakin Motivasi Artinya, semakin tinggi beban kerja pegawai
pegawai non-ASN di lingkungan Pemprov non-ASN di lingkungan Pemprov Bali, maka
Bali untuk bekerja. Beban kerja berpengaruh semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai
terhadap motivasi kerja. Artinya semakin di lingkungan Pemprov Bali.
tinggi beban kerja pemerintah Bali maka Motivasi kerja berpengaruh terhadap
semakin tinggi pula motivasi kerja kepuasan kerja. Artinya semakin tinggi
pemerintah Bali. motivasi kerja pegawai non-ASN di
Penempatan pekerja mempengaruhi lingkungan Pemerintah Provinsi Bali maka
kepuasan kerja. Artinya semakin baik dan kepuasan kerja pegawai semakin baik.
baik penempatan pegawai di lingkungan Motivasi kerja secara positif mampu
pemerintah Bali, maka semakin tinggi pula memediasi pengaruh penempatan pegawai
terhadap kepuasan kerja. Hal ini disebabkan
semakin tepat dan sesuai distribusi mampu menempatkan pegawainya sesuai
penempatan pegawai di lingkungan Pemprov dengan pengalaman dan kualifiyang dimiliki.
Bali, maka semakin tinggi pula kepuasan Bagi instansi di lingkungan Pemerintahan
kerja pegawai non-ASN di lingkungan Pemda Provinsi Bali untuk selalu mengevaluasi hasil
yang didukung dengan motivasi kerja yang kerja pegawainya dan selalu memperhatikan
tinggi. proses kerja untuk mencapai hasil yang
Motivasi kerja secara positif mampu optimal.
memediasi pengaruh budaya organisasi Disarankan bagi pegawai Non ASN pada
terhadap kepuasan kerja. Artinya pegawai instansi di lingkungan Pemerintahan Provinsi
non ASN di lingkungan Pemprov Bali akan Bali untuk dapat berlatih membagi waktu
lebih puas dengan pekerjaannya jika budaya kerja, sehingga pada saat memperoleh
organisasi diterapkan dengan lebih baik dan pekerjaan yang kompleks tidak akan
didukung dengan motivasi kerja yang tinggi membuat pegawai sulit membagi waktu dan
di lingkungan Pemprov Bali. tidak akan menimbulkan stres kerja.
Motivasi kerja dapat menyampaikan Disarankan bagi pegawai Non ASN pada
pengaruh beban kerja terhadap kepuasan instansi di lingkungan Pemerintahan Provinsi
kerja. Artinya, pelaksanaan beban kerja di Bali untuk mengikuti pelatihan kerja agar
lingkungan Pemprov Bali semakin baik dan secara merata dapat mengerjakan suatu
ditopang oleh motivasi kerja yang tinggi, pekerjaan dengan cara yang lebih mudah
serta kepuasan kerja pegawai non-ASN di Disarankan bagi pimpinan instansi di
lingkungan Pemprov Bali terus meningkat. lingkungan Pemerintahan Provinsi Bali untuk
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat meningkatkan ikatan kerjasama antar
pembahasan dan kesimpulan terdapat pegawai dan atasan dengan cara rajin
beberapa saran yang dapat dipergunakan berkomunikasi, menghargai perbedaan
sebagai bahan pertimbangan dalam pendapatan, dan melakukan aktivitas
menentukan kebijakan terkait motivasi kerja kerjasama tim diluar kantor bersama.
dan kepuasan kerja pada pegawai Non ASN Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali peneliti mampu menambah variabel yang
dimasa mendatang, antara lain: mempengaruhi motivasi kerja dan kepuasan
Bagi instansi di lingkungan Pemerintahan kerja, misalnya dengan menambahkan
Provinsi Bali untuk selalu mengevaluasi dan variabel disiplin kerja, kompensasi finansial,
lingkungan kerja ataupun variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. S. (2019). Pengaruh Budaya Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Organisasi Terhadap Kinerja Guru Di Sekolah Menengah Atas
Aparatur Sipil Negara Di Sekretariat Negeri (SMAN) Kecamatan Koto
Dprd Kabupaten Mamuju Provinsi Tangah Kota Padang.  HIJRI, Jurnal
Sulawesi Barat. Kajian Ilmiah Manajemen Pendidikan Dan
Mahasiswa Administrasi Publik, Keislaman, 8(1), 107-123.
Volume 2, Nomor 3, Juni. Farazdah. (2016). Hubungan Antara
Agustini, F. (2019). Penempatan Karyawan Kepuasan Kerja dengan Work Life
Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Balance Pada Wanita Karir di Uin
Kerja Karyawan Pada Pt. Jamsostek Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.
Medan. Niagawan, 8(2), 95. Hal. 20.
https://doi.org/10.24114/niaga.v8i2.1 Firanti, D. A., Sulistiani, I., & Sary, M. P.
4257 (2021). Pengaruh Budaya Organisasi
Agustriyana, D. (2015). Analisis Faktor- Terhadap Motivasi Kerja Anggota
Faktor Penempatan Karyawan Club K Universitas Negeri Jakarta.
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Jurnal Niara, 14(2), 15–25.
Di PT. Yuniko Asia Prima Di Kota https://doi.org/10.31849/niara.v14i2.5
Bandung. Jurnal Ekonomi, Bisnis & 810
Entrepreneurship, 8 No. 2(2), 161. Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis kinerja
Ajimat, Nur. A., & Saksono, B. (2020). pegawai (Edisi 8). Cetakan ke VIII.
Pengaruh Kompensasi Dan Beban Semarang : Badan Penerbit
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Universitas Diponegoro.
Karyawan Pada Pt Dana Mandiri Hajani, N & Kurniati W. A. (2020).
Sejahtera Cabang Sepatan. Jurnal Pengaruh Budaya Organisasi dan
Disrupsi Bisnis, Vol. 3, No. 3, (1-10). Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
Al-Jihad. M, & Jaenab. (2021). Pengaruh Karyawan PT Pacific Multindo
Motivasi Kerja Dan Beban Kerja Permai. Jurnal Manajerial dan
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kewirausahaan, Volume II No.
Badan Pengelolaan Keuangan Dan 4/2020 Hal: 1051-1059.
Aset Daerah (Bpkad) Kota Bima. Hakim, M. F., Anhar, M., & Sampurna, D.
Journal Scientific Of Mandalika S. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja,
(Jsm), Vol. 2 No. 6 Juni Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja
Asmadin, M.A.,(2021). Kepuasan Kerja terhadap Kepuasan Kerja (Studi
sebagai Variabel Intervening Pada Kasus pada Karyawan PT. Bank BRI
Pengaruh Work-Life Balance dan Syariah Tbk KC Jakarta Wahid
Stres Kerja Terhadap Turnover Hasyim). Sekolah Tinggi Ilmu
Intention. Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi Indonesia, April, 1–18.
Dan Bisnis. Vol 20, No.1 Hasibuan, M. S. P. (2016). Manajemen
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/mbi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
snis/article/view/2987/3146 Bumi Aksara Hasibuan, Malayu S.P.
Dede., K. I. (2017). Pengaruh Kepuasan (2006). Manajemen Sumber Daya
Kerja Terhadap Disiplin Kerja dan Manusia Edisi Revisi. Cetakan
Komitmen organisasional. Jurnal Kedelapan Jakarta: PT Bumi Aksara
Adminitrasi Bisnis (JAB). Vol. 44, No. Hermingsih, A., & Purwanti, D. (2020).
1. Hal.34 Pengaruh Kompensasi Dan Beban
Ermita. (2019). Kontribusi Gaya Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Kepemimpinan Kepala sekolah Dan Dengan Motivasi Kerja Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Kabupaten Badung. Jurnal KRISNA:
Dimensi, 9(3), 574–597. Kumpulan Riset Akuntansi.
Koesomowidjojo, S.M. (2017). Analisis Melati, P., Yo, P., Bagus, I., & Surya, K.
Beban Kerja. Jakarta: Raih Asa (2015). Putu Melati Purbaningrat Yo
Sukses. 1 Fakultas Ekonomi Universitas
Kuncorowati, H. (2018). Analisis Pengaruh Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia.
Penempatan, Motivasi Dan Stress E-Jurnal Manajemen Unud, 4(5),
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 1149–1165.
Pegawai RS. TK. III. 04.06.03. Dr. Mirasantika, & Firmansyah K. (2020).
Soetarto Yogyakarta. EFEKTIF Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Volume 9, Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan
No.1, 63-72. Kerja Pegawai Pada Kantor Camat
Malino, D. S. D., Jusuf, R., & Herman, S., Hu’u Kabupaten Dompu. Jurnal
(2020). Pengaruh Beban Kerja Ekonomi Bisnis Vol 19 No 1 : 21 – 28
Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Murni, Y. T. (2019). Pengaruh Budaya
Burnout Sebagai Intervening Pada Organisasi Dan Motivasi Terhadap
Kantor Pos Indonesia Cabang Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan
Makassar. Niagawan, 9(2), 94. Kerja Pada PT. Pln (Persero)
https://doi.org/10.24114/niaga.v9i2.1 Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau
9034 Kantor Wilayah. JOM Fekon, Vol 4
Mappamiring, M. (2020). Motivasi dan No. 1.
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Nulandari, V. G. (2015) Analisis Faktor-
Kerja Karyawan PT. Faktor Yang Mempengaruhi
Telelekomunikasi Indonesia Kepuasan Kerja Pada Mekanik
(Persero) Tbk Pusat Makassar. Bengkel X Tahun
Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 2015. Undergraduate thesis,
10(2), 86–92. Diponegoro University.
Marlinah, H., & Azwina, D. (2020). Prabowo, G. A. (2015). Pengaruh
Pengaruh Kompensasi Dan Budaya Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kepuasan Karyawan Terhadap Kinerja
Kerja Karyawan ( Studi SMK Karyawan Pt.Kusuma Sandang
Muhammadiyah Parakan Kota Mekarjaya Sleman Yogyakarta.
Tangerang Selatan. Jurnal Disrupsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Bisnis : Jurnal Ilmiah Prodi Negeri Yogyakarta.
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Pramuditha, P. (2020). Analisis
Universitas Pamulang, 3(2), 89. Penempatan dan Karakteristik
https://doi.org/10.32493/drb.v3i2.629 Pekerjaan Terhadap Kepuasan
8 Kerja. Tirtayasa Ekonomika, 15(1),
Martanto, A. T. (2016). Pengaruh 134.
Kepuasan, Motivasi Kerja, Dan https://doi.org/10.35448/jte.v15i1.783
Komitmen Organisasional Terhadap 6
Kinerja Karyawan ( Studi Kasus UD. Primasheila, D., Hanafi, A., & Bakri, S. A.
Rekayasa Wangdi W ). (2014). Pengaruh Budaya Organisasi
http://repository.upy.ac.id/id/eprint/12 Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
17 PT. Telkom Kantor Wilayah
Martini, N. P. R. (2017). Pengaruh Palembang Debitri Primasheila 1 ,
Penempatan Sumber Daya Manusia Agustina Hanafi 2 , & Supardi A.
Padakinerja Karyawan Di Pemerintah Bakri 3. JEMBATAN (Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis Dan Terapan), 1, Kinerja Pegawai pada Pemerintah
25–32. Kota Makassar. 15-21.
Rananda, A. (2018) Pengaruh Kompensasi Siagian, S. (2007). Fungsi-fungsi
Dan Motivasi Terhadap Kinerja manajerial edisi revisi. Jakarta. Bumi
Karyawan Di Pt Sumber Trada Motor Aksara.
Bandar Lampung. Skripsi Thesis, Iib Siswanto, E. (2020). Persepsi Kesesuaian
Darmajaya. Penempatan Pegawai Dalam
Rohim, N., & Umam, K. (2020). Pengaruh Menunjang Peningkatan Kinerja
Penempatan dan Motivasi Kerja BBPK Ciloto Tahun 2020. JARTIKA
terhadap Kepuasan Kerja dan Jurnal Riset Teknologi Dan Inovasi
Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Se- Pendidikan, 3(2), 312–321.
Kabupaten Jember. JIEMAN: Journal https://doi.org/10.36765/jartika.v3i2.2
of Islamic Educational Management, 69
2(2), 105–116. Sugiyono, P. D. (2018). Metode Penelitian
https://doi.org/10.35719/jieman.v2i2. Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Cv
21 Alfabeta.
Runtuwene, P., Bernhard, T., & Christoffel, Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber
M. (2016). Pengaruh Penempatan Daya Manusia. Cetakan Kedelapan.
Kerja, Mutasi Dan Beban Kerja Jakarta: Prenadamedia Group
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Sutoro, S. (2020). Pengaruh Budaya
PT. Bank Sulutgo Manado. Jurusan Organisasi terhadap Motivasi Kerja
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Pegawai BPSDM Provinsi Jambi.
Bisnis,Universitas Sam Ratulangi, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Jambi, 20(1), 104.
Efisiensi Volume 16 No. 01. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i1.86
Saptarini, A. (2018). Pengaruh Motivasi 3
dan Disiplin Kerja Terhadap Suwarto. (2014). Pengaruh Stres Kerja Dan
Kepuasan Kerja Pegawai Pada Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan
Dinas Pasar, Kebersihan dan Kerja Karyawan Pt. Sorini Agro Asia
Pertamanan Kabupaten Pesawaran. Corporindo Tbk, Cabang Lampung.
Jurnal Media Wahana Ekonomika, DERIVATIF Vol. 8 No. 2, 117-132.
15(1), 1. Triananda, R., Hendriani, S., & Machasin.
https://doi.org/10.31851/jmwe.v15i1.2 (2021). Pengaruh Karakteristik
256 Pekerjaan dan Beban Kerja terhadap
Sekarini, T. (2017). Pengaruh Budaya Motivasi dan Kinerja Pegawai BPJS
Organisasi Terhadap KepuasanKerja Kesehatan Cabang Pekanbaru.
Pegawai di Kantor Kementerian Jurnal Daya Saing, 7(3), 271–280.
Agama Kabupaten Ciamis Thesa https://ejournal.kompetif.com/index.p
Sekarini Abstrak. Ekonomi, 331–339. hp/dayasaing/article/view/729/548
Setiawan, N. R. & Krismayani, I. (2019). Tumbelaka, S. S. X., Taher, A., & Umar, N.
Pengaruh Pemberian Motivasi Kerja (2016). Pengaruh Budaya Organisasi
Kepala Dinas Terhadap Tenaga Terhadap Kepuasan Kerja,
Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Komitmen Organisasional Dan
Perpustakaan Kota Pekalongan. Intention To Leave. Jurnal Bisnis Dan
Jurnal Ilmu Perpustakaan, vol. 8, no. Manajemen Vol. 3 No.1, Januari.
4, pp. 161-170 Wijaya, A. (2017). Pengaruh Beban Kerja
Shaliha. (2017). Pengaruh Budaya Terhadap Kepuasan Kerja Dengan
Organisasi dan Pelatihan terhadap Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi
Pada Pekerja Di Hotel Maxone Di
Kota Malang. Parsimonia ISSN
2355-5483, 4(3), 278–288.
Wijaya, I. M. B. G, & Suana, I. W. (2017).
Pengaruh Penempatan Dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Karyawan. E-
Jurnal Manajemen Universitas
Udayana.
Wijaya, Y. (2020). Pengaruh Work Life
Balance dan Beban Kerja Terhadap
Motivasi Kerja (Studi pada PT
Mayora Indah). Agora, 8(1), 1–6.
Wulandari, A. (2017). Pengaruh Beban
Kerja, Kompensasi, Dan Motivasi
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai. Perpustakaan Universitas
Esa Unggul.
Https://Digilib.Esaunggul.Ac.Id/Penga
ruh-Beban-Kerja-Kompensasi-Dan-
Motivasi-Kerja-Terhadap-Kepuasan-
Kerja-Pegawai-8911.Html
Yuananda, R., & Indriati, I. H. (2022).
Pengaruh Kompensasi , Beban Kerja
, Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Manna
Kampus (Mirota Kampus) C.
Simanjuntak Yogyakarta. 19(2), 205–
214.
https://doi.org/10.29264/jkin.v19i2.10
924.
Yudanegara, A. (2015). Pengaruh
Kompensasi Dan Penempatan
Pegawai Terhadap Motivasi Kerja
Serta Implikasinya Pada Kepuasan
Kerja Pegawai Dinas Pendidikan
Kota Bandung. Vol 14 No 3 (2015):
Jurnal Indonesia Membangun.

You might also like